MODUL KIMIA KELAS X TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

MODUL KIMIA KELAS X TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan 1. Menentukan nama senyawa kimia biner logam – organik sederhana serta persamaan reaksinya.

nonlogam

2. Menentukan nama senyawa kimia biner nonlogam – nonlogam

3. Menentukan nama senyawa kimia poliatomik

sederhana

4. Memberi nama senyawa-senyawa kimia sederhana menurut aturan IUPAC

5. Menyetarakan persamaan reaksi

A. Tata Nama Senyawa Sederhana

Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa. Dengan mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya dalam suatu persamaan reaksi.

Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry atau organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa kimia meliputi senyawa – senyawa biner, poliatomik, dan ionik.

1. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam

Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut senyawa biner . Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam.

a. Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner) menggunakan akhiran –ida.

b. Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur nonlogam (anion).

c. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa. Contoh:  KCl = kalium klorida  NaCl = natrium klorida

 MgI 2 = magnesium iodida  MgO = magnesium oksida  Na 2 S = natrium sulfida

d. Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih dari satu, maka Di belakang nama logam (dalam bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam diberi akhiran –ida. Contoh:

 FeCl 2 = besi (II) klorida  FeCl 3 = besi (III) klorida

 CuO = Tembaga (II) oksida

2. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Nonlogam dan Nonlogam

Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa kovalen biner. Cara penamaan senyawa kovalen biner adalah sama seperti senyawa ion, yaitu diberi akhiran "ida". Jika pasangan unsur hanya membentuk satu jenis senyawa, angka indeks (jumlah atom) tidak perlu disebutkan. Contoh:

6 = heksa HCl = hidrogen klorida

1 = mono

7 = hepta Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari satu senyawa

2 = di

8 = okta biner. Penamaan senyawa harus disebutkan jumlah atomnya dalam angka

3 = tri

9 = nona latin dengan indeks dalam bahasa Yunani, sebagai berikut:

4 = tetra

5 = penta

10 = deka

Indeks angka satu untuk unsur pertama umumnya tidak pernah disebutkan. Contoh: CO

= karbon monoksida CO 2 = karbon dioksida N 2 O 3 = dinitrogen trioksida N 2 O 5 = dinitrogen pentoksida

HBr = hidrogen bromida HF = hidrogen fluorida CS 2 = karbon disulfida

Soal Latihan!

1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!

a. LiCl

e. Al 2 O 3 h. SnCl 2

c. CaCl 2 f. NaF

i. MnO

2. Tuliskan rumus senyawa ion yang mempunyai nama berikut!

a. Natrium sulfida

f. Tembaga (II) klorida

b. Magnesium oksida

g. Tembaga (I) oksida

c. Aluminium sulfida

h. Seng (II) iodida

d. Stronsium klorida

i. Kromium (II) oksida

e. Magnesium nitrida

j. Timah (II) oksida

3. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.

e. SiCl 4 j. ClF 3

4. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut.

a. Fosforus triklorida

f. Diklorin heptaoksida

b. Karbon disulfida

g. Silikon dioksida

c. Karbon tetraklorida

h. Sulfur trioksida

d. Difosforus trioksida

i. Diklorin trioksida

e. Dinitrogen trioksida

j. Diarsen trioksida

3. Tata Nama Senyawa Poliatomik

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion poliatomik. Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama, umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam.

Tabel 4.1 Rumus dan Nama Ion – ion Poliatomik

Ion

Nama Ion

Ion

Nama Ion

NH 2-

4 Ammonium

CO 3 Karbonat

OH - Hidroksida HCO

3 Bikarbonat

CN 2- Sianida SO

HSO 3 Bisulfit

NO 2-

3 Nitrat

SO 4 Sulfat

ClO - Hipoklorit SCN

S 2 O 3 Tiosulfat

ClO 2-

3 Klorat

CrO 4 Kromat

ClO 2-

4 Perklorat

Cr 2 O 7 Dikromat

MnO 3-

4 Permanganat

PO 4 Fosfat

CH 3-

3 COO Asetat

PO 3 Fosfit

C 2-

2 O 4 Oksalat

HPO 4 Hidrogen fosfat

H 2 PO 4 Dihidrogen fosfat

Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan nama kation, nama anion dan angka indeks tidak disebutkan. Senyawa ion bersifat netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Contoh:  NaClO

= natrium hipoklorit  KMnO 4 = kalium permanganat  CaCO 3 = kalsium karbonat  KNO 3 = kalium nitrat

4. Tata Nama Senyawa Asam

Asam adalah senyawa kovalen yang terdiri atas ion H + (sebagai kation) dan suatu anion. Penamaan asam didahului dengan kata asam yang diikuti nama anion.

Contoh: HBr

= asam bromida

H 2 SO 4 = asam sulfat HNO 3 = asam nitrat

5. Tata Nama Senyawa Basa

Pada umumnya basa adalah senyawa ion dari logam dengan ion OH – . Penamaannya diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan hidroksida. Contoh: KOH = kalium hidroksida

Mg(OH) 2 = magnesium hidroksida Fe(OH) 2 = besi (II) hidroksida

Soal Latihan!

1. Tuliskan nama asam dengan rumus kimia sebagai berikut.

f. CH 3 COOH

2. Tuliskan rumus kimia asam-asam berikut.

a. Asam sulfat

c. Asam oksalat

e. Asam perklorat

b. Asam klorat

d. Asam fosfat

f. Asam nitrit

3. Tuliskan nama dari basa berikut ini.

a. Fe(OH) 2 c. Cr(OH) 3 e. Au(OH) 3

b. Zn(OH) 2 d. KOH

f. Sn(OH) 2

4. Tuliskan rumus kimia dari basa berikut ini.

a. Natrium hidroksida

d. Nikel (II) hidroksida

b. Tembaga (II) hidroksida

e. Kalsium hidroksida

c. Aluminium hidroksida

f. Raksa (I) hidroksida

5. Tentukan massa molekul relatif dari senyawa berikut.

a. CaCO 3 d. KNO 3

b. Na 2 HPO 4 e. MgSO 4

c. NaHCO 3 f. K 2 MnO 4

6. Tuliskan rumus kimia dan bentuk ion-ion yang terdapat dalam senyawa berikut:

a. Amonium fosfat

b. Natrium sulfida

c. Natrium dihidrogen fosfat

d. Barium sulfat

e. Besi (II) nitrat

f. Tembaga (I) asetat

7. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut, serta beri nama senyawa yang terbentuk!

Kation 3- Cl NO

Anion K +

B. Persamaan Reaksi

Kita mengenal perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh perubahan kimia yang dapat diamati di lingkungan kita yaitu kayu dibakar menjadi arang dan besi berkarat.

Reaksi kimia dapat diamati karena adanya perubahan dari warna zat mula-mula. Selain perubahan warna, ada gejala lain yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia, yaitu perubahan wujud, suhu, adanya gas, atau terbentuknya endapan.

Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia . Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia. Contoh: Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan reaksinya adalah: Magnesium + klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus kimia menjadi:

Mg + Cl 2 → MgCl 2 Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri tanda panah dan zat- zat hasil reaksi (produk) di sebelah kanan tanda panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau “bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).

Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.

Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.

Pereaksi atau reaktan Hasil reaksi/produk

2H 2 (g) + O 2 (g)

→ 2H 2 O(l)

koefisien H 2 = 2 koefisien O 2 = 1 koefisien H 2 O=2

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H 2 O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena dapat memberi pengertian seolah – olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah. Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut:

1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang wujudnya.

2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan jumlah atom ruas kanan.

C. Penyetaraan Reaksi

Suatu persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya .

Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut:

1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama dengan 1.

2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.

3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi diberi koefisien 1.

4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir. Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar sesuai dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa:

“dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Maka, tidak ada atom unsur yang terhilang atau tercipta setelah reaksi kimia berlangsung. Jadi, dalam reaksi kimia hanya terjadi penataulangan atom – atom pereaksi membentuk zat baru sebagai hasil reaksi. Sehingga, suatu persamaan reaksi memiliki jumlah atom yang sama pada sebelum dan sesudah reaksi.

Contoh Soal!

1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH 4 ) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Penyelesaian : Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi

CH 4 (g) +O 2 (g) → CO 2 (g) +H 2 O(l)

Langkah 2: Penyetaraan

 Tetapkan koefisien CH 4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf. 1CH 4 (g) + aO 2 (g) → bCO 2 (g) + cH 2 O(l)

 Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan

Jumlah Atom

Jumlah Atom

∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan

Ruas Kiri

ruas Kanan

4 = 2c maka c = 2

Persamaan reaksi setaranya menjadi:

1CH 4 (g) + 2O 2 (g) → 1CO 2 (g) + 2H 2 O(l)

Koefisien 1 tidak perlu ditulis, sehingga persamaan reaksi menjadi:

CH 4 (g) + 2O 2 (g) → CO 2 (g) + 2H 2 O(l)

2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan klorida membentuk larutan aluminium klorida dan gas hidrogen. Penyelesaian : Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi

Al(s) + HCl(aq) → AlCl 3 (aq) +H 2 (g)

Langkah 2: Penyetaraan

 Tetapkan koefisien AlCl 3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf. aAl(s) + bHCl(aq) → 1AlCl 3 (aq) + cH 2 (g)

 Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan

Jumlah Atom

Jumlah Atom

∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan

Ruas Kiri

ruas Kanan

3 = 2c maka c = 3/2

Persamaan reaksi setaranya menjadi:

1Al(s) + 3HCl(aq) → 1AlCl 3 (aq) + 3/2H 2 (g)

Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka semua koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:

2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl 3 (aq) + 3H 2 (g)

Soal Latihan!

a. Setarakanlah persamaan reaksi berikut!

1. Na 2 O+H 2 O → NaOH

2. Fe + O 2 → Fe 2 O 3

3. P 4 +O 2 →P 2 O 5

4. KClO 3 → KCl + O 2

5. N 2 O 3 → NO + O 2

6. N 2 O 5 +H 2 O → HNO 3

7. Al 2 O 3 +H 2 O → Al(OH) 3

8. Zn + H 2 SO 4 → ZnSO 4 +H 2

9. H 3 PO 4 + Ca(OH) 2 → Ca 3 (PO4) 2 +H 2 O

10. Al + HCl → AlCl 3 +H 2

11. Fe 2 O 3 + HBr → FeBr 3 +H 2 O

12. Pb(NO 3 ) 2 + NaCl → PbCl 2 + NaNO 3

18. Cu + HNO 3 → Cu(NO 3 ) 2 + NO + H 2 O

19. I 2 + NaOH → NaI + NaIO 3 +H 2 O

20. NaOH + H 2 SO 4 → Na 2 SO 4 +H 2 O

b. Tuliskan persamaan reaksi berikut, kemudian setarakan!

1. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk amonia.

2. Gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air.

3. Logam aluminium bereaksi dengan gas oksigen membentuk aluminium oksida padat.

4. Kalsium oksida padat bereaksi dengan air membentuk larutan kalsium hidroksida.

5. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium sulfat dan air.

6. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk larutan magnesium klorida dan air.

7. Butana terbakar sempurna membentuk gas karbon dioksida dan air.

8. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk larutan magnesium fosfat dan larutan natrium nitrat.

9. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi (III) klorida dan gas hidrogen.

10. Karbon dioksida dan amonia bereaksi membentuk urea dan air.

Uji Kompetensi

1. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC 2 adalah . . . .

a. kalsium karbonat

d. kalsium karbohidrat

b. kalsium karbida

e. kalsium dikarbonat

c. kalsium dikarbon

2. Nama yang tepat untuk NaClO adalah . . . .

a. natrium hipoklorit

c. natrium klorit

e. natrium klorida

b. natrium klorat

d. natrium perklorat

3. Nama yang tepat untuk senyawa KCN adalah . . . .

a. kalium nitrat

c. kalium karbon

e. kalium karbonat

b. kalium nitrida

d. kalium sianida

4. Rumus kimia untuk kalsium karbonat adalah . . . .

a. CaC 2 b. Ca(OH) 2 c. CaH 2 d. Ca 2 CO 3 e. CaCO 3

5. Rumus kimia yang benar untuk natrium dihidrogen fosfat adalah . . . .

a. Na 3 PO 4 b. Na(PO 4 ) 3 c. Na 2 HPO 4 d. Na 3 PO 3 e. NaH 2 PO 4

6. Massa molekul relatif (Mr) dari C 2 H 4 O 2 adalah . . . . Diketahui Ar C = 12, H = 1, O = 16

a. 29 b. 60 c. 32 d. 75 e. 44

7. Massa satuan rumus (Mr) dari Na 2 S 2 O 3 adalah . . . . Diketahui Ar Na = 23, S = 32, O = 16

8. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.

X + Pb(NO 3 ) 2 (aq) → PbCl 2 (s) + NaNO 3 (aq) Senyawa X adalah . . . .

a. HNO 3 b. HCl

c. NaNO 3 d. NaCl 2 e. NaCl

9. Gas metana terbakar sempurna menghasilkan gas CO 2 dan H 2 O. Persamaan yang tepat untuk menyatakan reaksi tersebut adalah . . . .

a. CH 4 (g) + O 2 (g) → CO 2 (g) + 4H 2 O(g)

b. CH 4 (g) + O 2 (g) → CO 2 (g) + 2H 2 O(g)

c. CH 4 (g) + 2O 2 (g) → CO 2 (g) + 2H 2 O(g)

d. CH 4 (g) + H 2 (g) → CH 2 (g) + 2H 2 (g)

e. CH 4 (g) + N 2 (g) → CN 2 (g) + 2H 2 (g)

10. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.

X + 2HCl(aq ) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) Senyawa X adalah . . . .

a. NaNO 3 b. NaOH

c. Na 2 CO 3 d. Na 2 S 2 O 3 e. Na 2 SO 4

11. Pembakaran sempurna gas etana menghasilkan CO2 dan H2O seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.

C 2 H 6 (g) + O 2 (g) → CO 2 (g) + H 2 O(l) Pada persamaan ini, perbandingan koefisien reaksi CO 2 terhadap H 2 O adalah . . . .

12. Ca(OH) 2 (aq) + H 3 PO 4 (aq ) → Ca 3 (PO 4 ) 2 (s) + H 2 O(l)

Koefisien reaksi pada persamaan di atas adalah . . . .

a. 1-2-3-6

b. 2-1-3-6

c. 2-3-1-6

d. 3-2-1-6

e. 3-6-1-2

13. Di antara persamaan molekuler berikut, reaksi yang sudah setara adalah . . .

a. 2CuO(s) + 2C(s) → Cu(s) + 4CO 2 (g)

b. SO 2 (g) + 2O 2 (g ) → SO 3 (g)

c. H 2 S(g) + O 2 (g) → H 2 O(l) + SO 2 (g)

d. P 4 O 10 (g) + 10C(s) → P 4 (g) + 10CO(g)

e. 2NO(g) + O 2 (g) → 2NO 2 (g)

14. Jumlah atom nitrogen terbanyak dalam senyawa . . . .

a. KNO 3 b. Fe(NO 3 ) 3 c. CO(NH 2 ) 2 d. Ca(NO 2 ) 2 e. N 2 O 5

15. Koefisien reaksi yang tepat untuk reaksi:

K(s) + H 2 O(l) → KOH(aq) + H 2 (g) berturut-turut adalah . . . .

16. Reaksi yang sudah setara adalah . . . .

a. CH 4 (g) + O 2 (g) → CO 2 (g) + 2H 2 O(l)

b. CaO(s) + 2HCl(aq) → CaCl 2 (aq) + 2 H 2 O(l)

c. Fe 2 O 3 (s) + C(s) → 2Fe(s) + 3CO(g)

d. C 2 H 6 (g) + 3O 2 (g) → 2CO 2 (g) + H 2 O(l)

e. 2H 2 (g) + 3SO 2 (g) → 2H 2 O(l) + 2SO 2 (g)

17. Pada reaksi: xC 2 H 6 (g) + yO 2 (g) → zCO 2 (g) + H 2 O(g) x, y, dan z berturut-turut yang benar adalah . . . .

18. Nama senyawa K 2 O adalah . . . .

a. dikalium oksida

c. kalium oksida

e. dikalsium oksida

b. kalium dioksida

d. kalsium oksida

19. Rumus senyawa aluminium klorida adalah . . . .

a. AlCl

b. Al 3 Cl

c. AlCl 2 d. Al 2 Cl

e. AlCl 3

20. Nama senyawa CuS adalah . . . .

a. tembaga sulfur

c. tembaga(II) sulfida

e. tembaga sulfit

b. tembaga(I) sulfida

d. tembaga sulfat

21. Nama yang benar P 2 O 3 adalah . . . .

a. fosfor oksida

c. fosfor trioksida

e. fosfor trioksigen

b. difosfor trioksida

d. difosfor trioksigen

22. Senyawa dinitrogen tetraoksida memiliki rumus . . . .

a. NO 4 b. Ni 2 O 4 c. N 2 O 4 d. Ni 2 O

e. N 4 O 2

23. Rumus garam yang benar apabila ion kalsium bergabung dengan anion sulfat . . . .

a. CaSO 4 b. Ca 2 (SO 4 ) 2 c. Ca 2 SO 4 d. Ca 2 (SO 3 ) 2 e. CaSO 3

24. Rumus senyawa yang mungkin berdasarkan tabel kation dan anion berikut: 24. Rumus senyawa yang mungkin berdasarkan tabel kation dan anion berikut:

a. KCO 3 b. K 2 NO 3 c. MgNO 3 d. Mg 2 (PO 4 ) 3 e. AlPO 4

25. Berikut ini tata nama yang benar, kecuali . . . .

a. NaClO = natrium hipoklorit

d. KClO 4 = kalium perklorat

b. NaClO 3 = natrium klorat

e. Mg(ClO 2 ) 2 =

magnesium klorat

c. KClO 2 = kalium klorit

26. Rumus asam fosfat yang tepat adalah . . . .

a. H 2 PO 4 b. H 3 PO 3 c. H 2 PO 3 d. H 3 PO 4 e. HPO 4

27. – Jika ion-ion Zn Ba , dan Al membentuk basa bergabung dengan ion hidroksida (OH ), rumus basa yang benar adalah . . . .

a. ZnOH

b. Ba 2 OH

c. BaOH

d. Zn 2 OH

e. Al(OH) 3

28. Persamaan reaksi berikut yang setara adalah . . . .

a. Fe(s) + HCl(aq)→ FeCl 2 (aq) + H 2 (g)

b. SO 2 (g) + O 2 (g )→ SO 3 (g)

c. CuO(s) + 2H 2 (g )→ Cu(s) + H 2 O(g)

d. Na(s) + H 2 O(l )→ NaOH(aq) + H 2 (g)

e. Zn(s) + H 2 SO4(aq )→ ZnSO 4 (aq) + H2(g)

29. Reaksi pembakaran pirit adalah sebagai berikut.

2FeS 2 + aO 2 → 2FeO + bSO 2 Koefisien untuk a dan b adalah . . . .

30. Reaksi pembakaran gas asetilen adalah 2C 2 H 2 + aO 2 → bCO 2 + cH 2 O. Koefisien untuk a, b, dan c adalah . . . .

31. aCu + bHNO 3 → cCu(NO 3 ) 2 + dH 2

Koefisien a, b, c, dan d agar reaksi tersebut setara adalah . . . .

32. Reaksi amonium fosfat dengan kalium hidroksida membentuk kalium fosfat dan amonium hidroksida. Reaksi yang benar adalah . . . .

a. (NH 3 ) 4 (aq) + PO 4 (aq) + KOH(aq )→K 4 (PO 4 ) 3 (aq) + NH 4 OH(aq)

b. (NH 4 ) 3 PO 4 (aq) + 3KOH(aq) → 3NH 4 OH(aq) + 3 KPO 4 (aq)

c. (NH 4 ) 3 PO 4 (aq) + 3KOH(aq) → 3NH 4 OH(aq) + K 3 PO4(aq)

d. K 3 PO 4 (aq) + 3 KOH(aq) →K 3 PO 4 (aq) + 3 NH 4 OH(aq)

e. K 3 PO 4 (aq) + KOH(aq) →K 4 (PO 4 ) 3 (aq) + NH 4 OH(aq)

REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta

penerapannya.

A. Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi

Di sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep reaksi redoks. Contohnya proses pembakaran bahan bakar, bahan makanan menjadi basi karena teroksidasi oleh udara, penggunaan baterai sebagai sumber listrik, penyepuhan logam, dan perkaratan.

Gambar 1. Contoh reaksi redoks

1. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan pengikatan atau pelepasan senyawa atau unsur dengan oksigen.

Oksidasi adalah pengikatan oksigen. Reduksi adalah pelepasan oksigen.

a. Contoh reaksi oksidasi: 1. Perkaratan logam, misalnya:

4Fe(s) + 3O 2 (g ) → 2Fe 2 O 3 (s)

2. Pembakaran, misalnya reaksi pembakaran metana:

CH 4 (g) + 2O 2 (g ) → CO 2 (g) + 2H 2 O(g)

b. Contoh reaksi reduksi:

1. 2CuO(s) → 2Cu(s) + O 2 (g) 2. 2PbO 2 (s ) → 2PbO(s) + O 2 (g)

2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron

Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu adanya serah terima elektron. Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen. Contoh 1: 2Mg(s) + O 2 (g ) → 2MgO(s)

Mg → Mg + 2e (oksidasi)

O 2-

2 + 4e → 2O (reduksi)

Oksidasi adalah pelepasan elektron Reduksi adalah penerimaan elektron

Contoh oksidasi:

Contoh reduksi:

Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena itu, reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi redoks. Misal:

Oksidasi: - Ca → Ca + 2e

Reduksi: - Cl

2 + 2e → 2Cl

reaksi keseluruhan: Ca + Cl 2 → CaCl 2

Latihan 1

1. Sebutkan perbedaan oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen dan pengikatan dan pelepasan elektron!

2. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen!

a. C(s) + O 2 (g) ⎯→ CO 2 (g)

b. CO(g) + H 2 (g) ⎯→ C(s) + H 2 O(g) c. 2SO 2 (g) + O 2 (g) ⎯→2SO 3 (g) d. CH 4 (g) + 2O 2 (g) ⎯→ CO 2 (s) + 2H 2 O(g) e. C 6 H 12 O 6 (s) + 6O 2 (g ) → 6CO 2 (g) + 6H 2 O(l)

f. 4Al(s) + 3O 2 (g) → 2Al 2 O 3 (s)

g. 2SO 3 (g ) → 2SO 2 (g) + O 2 (g) h. 6CO 2 (g) + 6H 2 O(l) →C 6 H 12 O 6 (s) + 6O 2 (g)

i. H 2 O(l) →H 2 (g) + O 2 (g) j. CaO + CO 2 → CaCO 3

3. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron!

2+( a. aq

Ca – ) + 2e

2+ → Ca(s) –

b. Cu(s) 2- → Cu (aq) + 2e – c. C 2 O 4 (aq) → 2CO 2 (g) + 2e -

d. 2H 2 O(l) + 2e (aq) + H 2 2+ (g) → 2OH -

B. Konsep Bilangan Oksidasi 1. Pengertian Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain atau dalam keadaan bebas. Dengan kata lain, bilangan oksidasi merupakan suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain atau dalam keadaan bebas. Dengan kata lain, bilangan oksidasi merupakan suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu

Nilai bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dapat ditentukan melalui aturan berikut: a. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0. b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1

Contoh: - Bilangan oksidasi H dalam H 2 O, HCl, dan NH 3 adalah +1 - Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH 2 adalah –1 c. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1 Contoh: - Bilangan oksidasi O dalam H 2 O, CaO, dan Na 2 O adalah –2 - Bilangan oksidasi O dalam H 2 O 2 , Na 2 O 2 adalah –1

d. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1. e. Unsur golongan IA, IIA, IIIA berturut – turut mempunyai bilangan oksidasi = +1, +2, dan +3.

f. Bilangan oksidasi ion monoatomik = muatannya. g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.

Latihan 2

2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Contoh:

1. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut: a. H 2 O 2 b. CH 4 c. SO 4 2-

Penyelesaian: a. H 2 O 2 (2 x b.o H) + (2 x b.o O) = 0 (2 x (+1)) + (2 x b.o O) = 0 Maka, b.o O = -1

b. CH 4 (b.o C) + (4 x b.o H) = 0 (b.o C) + (4 x (+1)) = 0 Maka, b.o C = -4

c. SO 4 2- (b.o S) + (4 x b.o O) = -2 (b.o S) + (4 x (-2)) = -2 b.o S + (-8) = -2 maka, b.o S = +6

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut: a. NH 4 + b. H 3 PO 4

c. Cu(NO 3 ) 2 d. NH 4 NO 2 e. MnO 4 – f. HNO 3 g. Ag 2 O h. CuCl 2 i. Mg 3 (PO 4 ) 2 j. CaCO 3 k. Na 2 S 2 O 3

l. H 2 S m. K 2 Cr 2 O 7 n. FeCl 3 o. KMnO 4

Suatu reaksi tergolong reaksi redoks jika disertai perubahan bilangan oksidasi. Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang

mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

Berikut beberapa contoh reaksi redoks:

+2 reduksi -4

CO(g) + 4H 2 (g ) → CH 4 (g) + 2H 2 O(g)

0 oksidasi +1

0 oksidasi +2

Zn + 2HCl → ZnCl 2 + H 2

+1 reduksi 0

Latihan 3

Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks atau bukan!

a. CaCO 3 + 2HCl → CaCl 2 + CO 2 + H 2 O b. 2KMnO 4 + 14HCl → 2MnCl 2 + 2KCl + 5Cl 2 + 7H 2 O c. CuO + 2HCl → CuCl 2 + H 2 O d. BaCl 2 + H 2 SO 4 → BaSO 4 + 2HCl e. Cl 2 + KOH → KCl + KClO + H 2 O f. Cu 2 O + CO → 2Cu + CO 2

3. Oksidator dan Reduktor

Pada reaksi oksidasi reduksi, zat yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi reduksi disebut reduktor. Sedangkan zat yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi oksidasi disebut oksidator.

Tabel 1. Perbedaan konsep reduktor dan oksidator

Reduktor

Oksidator

Menyebabkan zat lain

Menyebabkan zat lain

mengalami reduksi

mengalami oksidasi

Zat yang mengalami reaksi

Zat yang mengalami reaksi

oksidasi:

reduksi:

 Mengikat oksigen

 Melepas oksigen

 Melepas elektron

 Menangkap elektron

 Peningkatan bilangan

 Penurunan bilangan oksidasi

Zn + CuCl 2 → ZnCl 2 + Cu

+2 reduksi 0 Reduktor : Zn

hasil oksidasi: ZnCl 2 Oksidator : CuCl 2 hasil reduksi: Cu

4. Reaksi Disproporsionasi dan Konproporsionasi

Suatu reaksi disebut disproporsionasi atau atutoredoks jika terdapat satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi sekaligus, dengan kata lain, oksidator dan reduktornya adalah zat yang sama.

Contoh: 0 reduksi -1

Cl 2 +2 KOH → KCl + KClO + H 2 O

0 oksidasi +1 Reduktor: Cl 2

Hasil oksidasi: KClO

Oksidator: Cl 2

Hasil reduksi: KCl

Sedangkan, reaksi konproporsionasi apabila dalam suatu reaksi hasil reduksi dan hasil oksidasinya adalah zat yang sama. Contoh:

-2 oksidasi 0

2H 2 S + SO 2 → 3S + 2H 2 O

+4 reduksi 0 Reduktor: H 2 S

Hasil oksidasi: S

Oksidator: SO 2

Hasil reduksi: S

Latihan 4

Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks, bukan redoks, disproporsionasi, atau konproporsionasi! Kemudian tentukan reduktor, oksidator, hasil oksidasi dan hasil reduksinya!

a. 2NaOH + H 2 SO 4 → Na 2 SO 4 + 2H 2 O b. 2 Fe + 6HCl → 2FeCl 3 + 3H 2 c. Cl 2 + + SO 2 + 2H 2 O → 2HCl + H 2+ 2 SO 4 d. 4H + 2Cu 2 O → 2Cu + 2Cu +H 2 O

e. 2KOH + Br 2 → KBr + KBrO + H 2 O

+2 f. Pb - + 2Cl → PbCl

2+ g. Cu 2+ + Ni → Cu + Ni

h. 2Al 2 O 3 → 4Al + 3O 2

C. Tata Nama IUPAC

Pada bab sebelumnya, Anda telah belajar tata nama senyawa biner dan senyawa poliatom. Tata nama tersebut berlaku untuk zat molekuler atau senyawa ion yang mengandung kation hanya memiliki satu harga muatan atau biloks logam golongan IA, IIA dan IIIA.

Untuk kation-kation logam yang memiliki lebih dari satu harga biloks (khususnya unsur-unsur transisi), tata namanya ditambah angka romawi dalam tanda kurung yang menunjukkan harga biloks. Contoh: 1. FeCl 2 : besi (II) klorida 2. FeCl 3 : besi (III) klorida

3. CuSO 4 : tembaga (II) sulfat 4. Mn(NO 3 ) 2 : mangan (II) nitrat 5. SnCl 4 : timah (IV) klorida

Latihan 5

a. Tentukan nama senyawa berikut:

b. Tentukan rumus senyawa berikut: 1. AlBr 3 1. Litium nitrat

2. BaCl 2 2. Tembaga (II) karbonat 3. N 2 O 4 3. Kalsium hidroksida 4. PCl 5 9. Fe 2 (SO 4 ) 3 4. Kromium (III) sulfat

5. CaO

10. Cu(OH) 2 5. Tembaga (I) oksida

6. H 3 PO 4 11. Pb(SO 3 ) 2 6. Timah (II) kloridA 7. Na 2 SO 3 7. Magnesium fosfat

8. NaCN

D. Pengolahan Air Kotor

Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.

Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, salah satu tekniknya yaitu teknik lumpur aktif (activated sludge).

Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium , dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan – gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.

Uji Kompetensi Bab 7

1. Pernyataan berikut

peristiwa . . . a. penangkapan elektron

d. pengurangan muatan positif

b. kenaikan bilangan oksidasi

e. penambahan muatan negatif

c. pelepasan oksigen 2. Reaksi reduksi adalah .... a. reaksi melepaskan elektron

d. reaksi penggabungan oksigen

b. reaksi menerima proton

e. reaksi pelepasan hidrogen

c. reaksi pelepasan oksigen

3. Dalam reaksi berikut, zat yang mengalami oksidasi menurut konsep transfer elektron pada huruf yang ditebali adalah .... a. ZnO(s)+ 2HCl(s) ⎯→ ZnCl 2 (s)+ H 2 O(l)

b. – Cl

2 (g) + 2I (aq) ⎯→2Cl (aq) + I 2 (g)

c. BaCl 2 (s) + H 2 SO 4 (aq) ⎯→ BaSO 4 (s)+ 2HCl(aq) d. SO 2 (g) + H 2 O(l) ⎯→ H 2 SO 3 (aq) e. CO 2 (g) + 2H 2 O(l) ⎯→ CH 4 (aq)+ 2O 2 (g) 4. Pada reaksi: Cl 2 +2KOH → KCl + KClO +H 2 O Bilangan oksidasi klor berubah dari ....

a. –1 menjadi +1 dan 0

d. 0 menjadi –1 dan +1

b. –2 menjadi 0 dan +1

e. 0 menjadi –1 dan –2

c. +1 menjadi –1 dan 0 5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari reaksi oksidasi ....

a. 3+ Ag +e → Ag d. 2Al + 3Zn → 2Al + 3Zn

b. – KOH → K + OH e. 2NiO + C → 2Ni + CO

c. 2AgO → 2Ag +O 2

6. 2 Bilangan oksidasi P dalam HPO

7. Bilangan oksidasi klor dalam senyawa HClO 4 adalah . . . .

e. +3 8. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan

9. Unsur mangan yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan krom dalam K 2 Cr 2 O 7 adalah . . . .

a. KMnO 4 c. K 2 MnO 4 e. MnSO4 b. MnO

d. MnO 2

10. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +1 pada senyawa . . . .

c. N 2 O 4 d. NH 3 e. NO 11. Pada reaksi redoks: KMnO 4 + KI + H 2 SO 4 → MnSO 4 +I 2 +K 2 SO 4 +H 2 O bilangan oksidasi Mn berubah dari . . . . a. +14 menjadi +8

a. HNO 3 b. N 2 O

menjadi –4 b. –1 menjadi +2

c. +7 menjadi +2

e. +7

d. –2 menjadi +2

12. Pada reaksi redoks: 2CuSO 4 +4 KI → 2K 2 SO 4 + 2CuI 2 +I 2 hasil oksidasinya adalah . . . .

c. CuI 2 d. K 2 SO 4 e. I 2 13. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah … .

a. CuSO 4 b. KI

a. AgCl + 2NH 3 ⎯⎯→ Ag(NH 3 ) 2 Cl b. NaOH + CH 3 COOH ⎯⎯→ CH 3 COONa + H 2 O c. AgNO 3 + NaCl ⎯⎯→ AgCl + NaNO 3 d. OH – + Al(OH) 3 ⎯⎯→ AlO 2 – + 2H 2 O e. Hg(NO 3 ) 2 + Sn ⎯⎯→ Hg + Sn(NO 3 ) 2 14. Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl 2 (aq) + H 2 (g)

Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah. . . . a. logam magnesium

b. magnesium klorida

c. asam klorida c. asam klorida

e. asam klorida

13. Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat adalah .... a. –1

14. Nama yang tepat untuk senyawa FeSO 4 adalah ....

a. besi sulfat

e. feri sulfat b. besi (II) sulfat

c. besi (I) sulfat

d. besi (III) sulfat

15. Nama kimia untuk senyawa Cu 2 O adalah ....

a. tembaga oksida

e. tembaga (I) oksida b. tembaga (II) oksida

c. tembaga dioksida

d. tembaga monoksida 16. Perhatikan reaksi berikut: H 2 (g) +Cl 2 (g) → 2HCl(g)

Pada reaksi tersebut yang berperan sebagai oksidator adalah .... a. HCl

c. Cl 2 dan H 2 e. Cl 2 dan HCl

b. Cl 2 d. H 2

17. Zat berikut mengandung belerang. Di antara zat itu yang tidak dapat direduksi adalah .... 2 a. – SO

2 c. SO 3 e. H 2 SO 4

2 b. – S d. S

18. Nama senyawa dari Ba(OH) 2 adalah ....

a. barium hidrida

d. barium hidroksida

b. natrium hidroksida

e. barium dihidroksida

c. barium (II) hidroksida 19. Pada reaksi: MnO 2 (s) + 2H 2 SO 4 (aq) + 2NaI(aq) → MnSO 4 (aq) + Na 2 SO 4 (aq) + 2H 2 O(l) + I 2 (s), yang berperan sebagai reduktor adalah ....

e. I 2 20. Berikut ini yang bukan syarat untuk terjadinya reaksi oksidasi adalah .... a. meningkatnya bilangan oksidasi

a. MnSO 4 b. MnO 2 c. H 2 SO 4 d. NaI

d. bertambahnya bilangan oksidasi

b. pelepasan elektron

e. penerimaan elektron

c. pengikatan oksigen

21. Bilangan oksidasi halogen pada senyawa asam klorit, asam klorat, dan asam perklorat berturut-turut adalah . . . .

22. Bilangan oksidasi hidrogen = –1 terdapat pada senyawa . . . .

23. Apabila suatu unsur menerima elektron, maka . . . .

a. bilangan oksidasinya akan turun

d. unsur tersebut mengalami oksidasi

b. bilangan oksidasinya akan naik

e. menghasilkan bilangan oksidasi positif

c. reaktivitasnya akan meningkat

24. Reaksi berikut adalah reaksi redoks, kecuali . . . .

a. KI + Cl 2 → KCl + I 2

b. Zn + H 2 SO 4 → ZnSO 4 +H 2

c. 2K 2 CrO 4 +H 2 SO 4 →K 2 Cr 2 O 7 +K 2 SO 4 +H 2 O

d. H 2 O 2 +H 2 S → 2H 2 O+S

e. 2NaOH + Cl 2 → NaCl + NaClO +H 2 O

25. Manakah senyawa klor yang bertindak sebagai reduktor?

2 d. Cl – 2 → 2ClO 3

26. Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl 2 (aq) + H 2 (g) Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah ....

a. logam magnesium

d. gas hidrogen

b. magnesium (I) klorida

e. magnesium klorida

c. asam klorida

27. Spesi berikut yang dapat berfungsi sebagai oksidator adalah . . . .

a. O 2 b. F –

c. I – d. NH 3 e. H 2 S

28. Pengolahan dari bijih logam menjadi logam murni dilakukan melalui proses

a. oksidasi

c. reduksi

e. hidrolisis

b. eliminasi

d. adisi

29. Bilangan oksidasi N=-2 terdapat pada senyawa . . . .

a. NO

b. N 2 O 3 c. KNO 3 d. N 2 H 4 e. NH 4 Cl

30. Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa . . .

a. Fe(BrO 2 ) 3 c. Ca(BrO) 2 e. HBrO 4

b. AlBr 3 d. PbBr 4

31. Salah satu contoh dari reaksi reduksi adalah . . . .

a. pernapasan

b. karat besi

c. fotosintesis

d. pembakaran

e. perubahan warna cokelat pada irisan buah apel ketika dibiarkan di udara

32. Reaksi oksidasi yang benar adalah . . . .

2+(

a. – Mg(s) + 2e → Mg aq ) d. Al(s) → Al aq ) + 3e

3+(

b. 2+( aq ) + 2e – 3+( e. aq ) + 3e Na(s) → Na – Ca(s) → Ca

c. 2+( Cu(s) + 2e → Cu aq )

33. Mangan yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat pada ion . . . .

2+

3+

a. 4+ Mn b. MnO4 c. Mn d. MnO4 e. Mn

34. 3+ Pada reaksi: 2Fe – (aq) + Cl

2+

2 (g) → 2Fe (aq) + 2Cl (aq)

yang bertindak sebagai oksidator adalah . . . .

35. Pada reaksi reduksi logam tembaga dan asam nitrat berikut:

3Cu + 8HNO 3 → 3Cu(NO 3 ) 2 + 4H 2 O + 2NO

Bila 1 mol tembaga bereaksi maka berapa mol gas NO yang terbentuk?

a. 0,2 mol

c. 0,3 mol

e. 0,66 mol

b. 1 mol

d. 1,5 mol

36. Di bawah ini tertulis nama senyawa berikut rumus kimianya . . . .

1. Tembaga (I) oksida, Cu 2 O

2. Kalsium sulfat, CaSO 4

3. Besi (III) karbonat, Fe 3 (CO 3 ) 2

4. Tembaga (I) nitrat, Cu(NO 3 ) 2

Nama senyawa yang sesuai dengan rumusnya adalah . . . .

37. Dalam reaksi antara asam sulfat pekat panas dan kalium iodida: 8I –

(aq) + H +

2 SO 4 (aq) + 8H (aq) ⎯⎯→4I 2 (g) + H 2 S(g) + 4H 2 O(l)

Pernyataan yang benar adalah . . . .

a. – I direduksi

d. H 2 SO 4 pengoksidasi

b. + H dioksidasi

e. H 2 S pereduksi

c. + H direduksi

38. Pada reaksi berikut:

2KMnO 4 ( aq) + 16HCl(a q ) → 5Cl 2 ( g) + 2MnCl 2 (s)+ 2KCl(s) + 8H 2 O (l)

Hasil reduksinya adalah . . .

a. Cl 2 b. KCl

c. MnCl 2 d. HCl

e. H 2 O

39. Nama kimia dari senyawa As 2 O 3 adalah . . . .

a. arsen dioksida

c. arsen (II) oksida

e. diarsen oksida

b. diarsen trioksida

d. arsen (III) oksida

40. Dalam reaksi berikut:

14CuO(s) + 4NH 3 (aq ) → 2N 2 O 4 (g) + 6H 2 O(l) + 14Cu(s)

Senyawa yang berperan sebagai oksidator adalah . . . .

a. CuO

b. H 2 O

c. NH 3 d. O 2 e. N 2 O 4