PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANNYA PADA KELAS IV SD NEGERI TANGGULANOM TEMANGGUNG.

(1)

i

PENGA R UH PEM A NFA A T A N M EDIA CD INT ER A K T IF T ER HA DA P HA SIL BEL A JA R IPA M A T ER I BENT UK ENER GI DA N

PENGGUNA A NNY A PA DA K EL A S IV SD NEGER I T A NGGUL A NOM T EM A NGGUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sholeh Ismail Wais Kurniawan NIM 10105241030

PR OGR A M ST UDI T EK NOL OGI PENDIDIK A N JUR USA N K UR IK UL UM DA N T EK NOL OGI PENDIDIK A N

FA K UL T A S IL M U PENDIDIK A N UNIV ER SIT A S NEGER I Y OGY A K A R T A


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Kegagalan hanya terjadi apabila kita menyerah

“G.E Lessing”

Semangat dalam segala hal positif merupakan suatu energi yang dapat mewujudkan harapan menjadi kenyataan


(6)

vi 1. Ayah dan Ibu

2. Universitas Negeri Yogyakarta 3. Nusa dan Bangsa


(7)

vii

T A NGGUL A NOM T EM A NGGUNG Oleh

Sholeh Ismail Wais Kurniawan NIM 10105241030

A BST R A K

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan CD Interaktif pada mata pelajaran IPA materi bentuk energi dan penggunaannya terhadap hasil belajar siswa pada kelas IV SD Negeri 1 dan 2 Tanggulanom Temanggung.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment, dengan variabel bebas pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif, serta variabel terikat hasil belajar siswa. Desain penelitian yaitu pretest-posttest control group design. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas IV SD Negeri 1 dan 2 Tanggulanom Temanggung. 16 siswa kelas IV SD Negeri 2 Tanggulanom sebagai kelas eksperimen dan 16 siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanggulanom sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik uji-t (t-test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan media CD Interaktif lebih berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut berdasarkan analisis uji-t kedua kelompok, diperoleh yaitu 2,126 yang mana lebih besar dari (2,042) dan memperoleh nilai signifikansi 0,042 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif lebih signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa. Kata kunci: CD interaktif, hasil belajar, IPA, kelas IV SD


(8)

viii

skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANNYA PADA KELAS IV SD NEGERI TANGGULANOM TEMANGGUNG” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan banyak ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan penulis menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin penelitian dalam proses menyelesaikan skripsi.

3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, bapak Dr. Sugeng Bayu Wahyono yang telah memberi rekomendasi perizinan pendidikan.

4. Bapak M. Djauhar Siddiq, M. Pd. selaku pembimbing I dan Ibu Suyantiningsih, M. Ed. selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

6. Seluruh warga SD Negeri 1 Tanggulanom dan SD Negeri 2 Tanggulanom yang telah membantu dalam proses penelitian.


(9)

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BA B I PENDA HUL UA N A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Batasan Istilah ... 9

BA B II K A JIA N T EOR I A. Kajian Tentang Media Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 10

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 11

3. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran ... 14


(11)

xi

3. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif ... 22

4. Model Multimedia Interaktif ... 25

C. Kajian Tentang CD (Compact Disk) Interaktif ... 28

1. Pengertian CD Interaktif ... 28

2. CD Interaktif Kubixa Kelas 4 ... 30

3. Kelebihan CD Interaktif ... 32

4. Pemanfaatan CD Interaktif dalam Pembelajaran IPA ... 33

D. Kajian Tentang Hasil Belajar ... 36

1. Pengertian Hasil Belajar ... 36

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 39

E. Kajian Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 42

1. Ilmu Pengetahuan Alam ... 42

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPA ... 43

3. Tujuan dan Manfaat IPA ... 44

4. Materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya ... 46

F. Kerangka Berfikir ... 48

G. Hipotesis Penelitian ... 50

BA B III M ET ODE PENEL IT IA N A. Jenis Penelitian ... 51

B. Subyek Penelitian ... 53

C. Populasi dan Sampel ... 53

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

E. Variabel Penelitian ... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 55

G. Prosedur Penelitian... 57

H. Instrumen Penelitian ... 67

1. Uji Validitas ... 67


(12)

xii BA B IV PEM BA HA SA N

A. Deskripsi Umum Subyek Penelitian ... 73

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

1. Data Kelas Eksperimen ... 76

2. Data Kelas Kontrol ... 79

3. Uji Pretest Antar Kelas ... 82

4. Uji Normalitas ... 83

C. Pengujian Hipotesis ... 84

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

E. keterbatasan Penelitian ... 89

BA B V K ESIM PUL A N DA N SA R A N A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(13)

xiii

Tabel 1. Desain Penelitian... 52

Tabel 2. Data Usia Siswa ... 58

Tabel 3. Data Jenis Kelamin Siswa ... 58

Tabel 4. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa ... 59

Tabel 5. Data Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Siswa ... 59

Tabel 6. Data Minat Siswa ... 60

Tabel 7. Matching Data Sekunder ... 61

Tabel 8. Matching Data Primer ... 61

Tabel 9. Interpretasi Reliabilitas ... 70

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas ... 70

Tabel 11. Validasi Butir Soal ... 75

Tabel 12. Statistik Eksperimen ... 76

Tabel 13. Data Skor Pretes Eksperimen ... 77

Tabel 14. Statistik Eksperimen ... 78

Tabel 15. Data Skor Posttes Eksperimen ... 78

Tabel 16. Statistik Kontrol ... 79

Tabel 17. Data Skor Pretes Kontrol ... 80

Tabel 18. Statistik Kontrol ... 81

Tabel 19. Data Skor Posttes Kontrol ... 82

Tabel 20. Rangkuman Skor Pretes dan Posttes ... 82

Tabel 21. Hasil Uji Pretes Kedua Kelas ... 83

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas ... 84

Tabel 23. Hasil Uji Posttes Kedua Kelas ... 85


(14)

xiv


(15)

xv

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal ... 96

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ... 100

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Pretes dan Posttes Kedua Kelas ... 101

Lampiran 4. Pengontrolan Usia Siswa ... 103

Lampiran 5. Pengontrolan Jenis Kelamin Siswa ... 104

Lampiran 6. Pengontrolan Pekerjaan Orang Tua Siswa ... 105

Lampiran 7. Pengontrolan Pendidikan Orang Tua Siswa ... 106

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Normalitas ... 107

Lampiran 9. Hasil Perhitungan Uji-t ... 108

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Bobot Keefektifan ... 110

Lampiran 11. Validasi Lembar Soal ... 111

Lampiran 12. Lembar Pengontrolan Subyek Penelitian ... 112

Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen ... 113

Lampiran 14. RPP Kelas Kontrol ... 120

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian ... 127

Lampiran 16. Daftar Nama Siswa ... 129

Lampiran 17. Daftar Nilai Siswa ... 130

Lampiran 18. Daftar Nilai Pretes dan Posttes Siswa ... 131

Lampiran 19. Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 132

Lampiran 20. Surat Izin Penelitian FIP ... 133

Lampiran 21. Surat Izin Penelitian Kesbangpol Yogyakarta ... 134

Lampiran 22. Surat Izin Penelitian BPMD Jawa Tengah ... 135

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian Kesbangpol Temanggung ... 137


(16)

1 BA B I PENDA HUL UA N

A . L atar Belak ang M asalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat kognitif, psikomotor, dan afektif (Arief Sadiman, 2014:2). Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan.

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor salah satunya faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Dalam proses pembelajaran, guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif.


(17)

2

Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat mengembangkan pengetahuan konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Salah satu materi Ilmu Pengetahuan Alam yang dipelajari oleh siswa kelas IV di Sekolah Dasar adalah “Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya” dengan salah satu kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi yang ada di lingkungan. Energi merupakan suatu konsep yang sulit untuk dimengerti, karena tidak memiliki bentuk fisik akan tetapi akibatnya dapat kita lihat dan kita rasakan. Peneliti memilih topik Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya karena berdasarkan observasi awal nilai yang terendah ada pada materi tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas IV SD Negeri I dan II Tanggulanom, Temanggung, didapatkan hasil bahwa siswa mengalami kendala dalam pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA khususnya dalam materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya. Hasil belajar IPA yang didapatkan masih rendah, hal ini ditunjukan pada nilai UAS yang sebagian siswa masih belum mancapai standar ketuntasan minimal


(18)

3

(KKM), nilai dapat dilihat pada lampiran 17. Batas nilai KKM IPA yang telah ditentukan adalah 7,5. Rendahnya hasil belajar IPA disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, motivasi belajar siswa masih rendah, kondisi lingkungan yang kurang mendukung siswa dalam belajar, kurangnya penggunaan media pembelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran IPA berlangsung didominasi dengan ceramah dan penugasan. Dengan metode ceramah yang guru terapkan menjadikan proses pembelajaran dalam penyampaian materi hanya satu arah, yang mana siswa medapatkan informasi dari guru saja. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran IPA berlangsung secara monoton atau kurang bervariasi. Pembelajaran yang berlangsung secara monoton akan membuat siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan.

Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas masih bersifat konvensional. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran, baik individu maupun kelompok, hanya beberapa siswa yang terlihat berperan aktif dalam pembelajaran, mayoritas siswa kurang menguasai materi yang dipelajari. Sumber belajar utama siswa adalah buku dan guru, dengan guru menggunakan metode pembelajaran yang konvensional mengakibatkan penyerapan materi dari siswa kurang maksimal. Guru dalam menyampaikan materi hanya berpatokan pada buku pelajaran yang tersedia dan menyampaikan materi


(19)

4

dengan metode ceramah, sehingga metode yang digunakan kurang variatif. Peran siswa dalam pembelajaran hanya mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Guru belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam proses menyampaikan materi ke siswa dan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA guru belum dapat memaksimalkan potensi siswa dan keaktifan siswa.

Lingkungan sosial siswa terutama lingkungan rumah kurang mendukung siswa dalam belajar. Perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa juga kurang. Jarang sekali orang tua yang melakukan pengecekan atau bertanya tentang proses pembelajaran di sekolah maupun prestasi belajar yang diperoleh siswa saat ulangan harian. Kondisi lingkungan mayoritas siswa yang keseharian orang tua siswa bercocok tanam dan bukan tidak mungkin pada saat musim panen tiba siswa diminta untuk membantu orang tua sehingga siswa ketika berada di rumah tidak pasti dalam memperdalam materi. Kenyataan ini membuat siswa untuk belajar maupun meningkatkan prestasi belajar sangat kurang.

Sebagai seorang guru sekolah dasar tentunya harus dapat menentukan media apa yang paling tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu yang ingin dicapai, sesuai dengan kondisi belajar peserta didik dan untuk penggunaan strategi/metode yang telah dipilih. Berbagai jenis media pembelajaran itu penting untuk diketahui guru dan tentu saja akan lebih baik lagi jika guru-guru telah memiliki kemampuan untuk memanfaatkan media dengan baik dan membuat suatu media pembelajaran yang dibutuhkannya. Meningkatkan


(20)

5

pemahaman siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal diperlukan strategi serta program pembelajaran yang lebih efektif dan efisien termasuk di dalamnya sarana dan prasarana belajar guna menunjang proses pembelajaran yang positif terhadap hasil belajar siswa.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat membantu kesuksesan pembelajaran. Melalui media siswa dapat menggunakan seluruh indera yang dimiliki. Semakin banyak alat indera yang digunakan siswa maka sesuatu yang dipelajari akan semakin mudah diterima dan diingat. Menurut Brown (dalam Dina Indriana, 2011: 15) media yang digunakan dengan baik oleh guru atau siswa dapat mempengaruhi efektivitas program belajar dan mengajar. Sebagai contoh, seorang guru memanfaatkan teknologi komputer berupa CD interaktif untuk mengajarkan materi. Dengan CD interaktif, siswa dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, sedangkan guru bertugas mengamati dan mengulas penguasaan materi siswa.

Penggunaan suatu media dalam kegiatan belajar mengajar bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Media merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang sukses. Bahan pembelajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media pembelajaran dapat menjadikan anak belajar sambil bermain. Dengan digunakannya suatu media dalam belajar akan lebih menyenangkan siswa dan pembelajaran akan menjadi bermakna.

Salah satu media yang dapat mempermudah siswa dalam memvisualisasikan energi dan dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa


(21)

6

audio, visual, dan kinestetis yaitu, CD interaktif. Penggunaan media CD interaktif merupakan salah satu usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, sekaligus memperbaiki, memperbaharui, dan membantu siswa dalam memvisualisasikan konsep-konsep IPA yang bersifat abstrak. Dengan media CD interaktif tercipta pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman yang baik bagi siswa karena dalam CD interaktif terdapat interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran akan semakin lebih bermakna guna meningkatkan pemahaman materi dipelajari. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, video, dan animasi menjadi satu kesatuan penyajian (multimedia), sehingga dapat mengakomodasikan siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetis. Peneliti memilih media CD interaktif karena media ini sebelumnya belum pernah digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan tersedia fasilitas seperti LCD dan Projektor yang memungkinkan pembelajaran menggunakan CD Interaktif.

Berdasarkan hasil observasi di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dengan pemanfaatan CD pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Pengaruh pemanfaatan media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam materi bentuk energi dan penggunaannya pada kelas IV SD Negeri Tanggulanom, Selompampang, Temanggung”.


(22)

7 B. Identifik asi M asalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah kekurangan-kekurangan proses pembelajaran IPA. Hasil refleksi tersebut terungkap masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran saat proses pembelajaran.

2. Metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran oleh guru.

3. Sarana atau media yang tersedia di sekolah belum digunakan secara maksimal.

4. Hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA masih rendah.

5. Fasilitas di SD Negeri Tanggulanom memungkinkan menggunakan media CD interaktif.

6. Media CD interaktif sebelumnya belum pernah digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Tanggulanom.

C. Batasan M asalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada pengaruh media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tanggulanom, kecamatan Selopampang, kabupaten Temanggung.


(23)

8 D. R um usan M asalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tanggulanom, kecamatan Selopampang, kabupaten Temanggung.

E. T ujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tanggulanom, kecamatan Selopampang, kabupaten Temanggung.

F. M anfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada pembelajaran IPA dan diharapkan dapat memperoleh informasi dan menambah wawasan dengan penggunaan media CD interaktif.

2. Secara Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa.

2) Mengikuti proses pembelajaran dengan motivasi tinggi dan perasaan senang serta melibatkan panca indera.


(24)

9

3) Dapat mengaplikasikan kreativitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

b. Bagi Guru

1) Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang penggunaan media CD interaktif dalam proses pembelajaran IPA. 2) Sarana latihan mendeteksi permasalahan pembelajaran di dalam kelas

sekaligus mencari solusi atau pemecahan yang tepat. c. Bagi Sekolah

1) Penelitian ini diharapakan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.

G. Batasan Istilah

1. Media CD interaktif adalah media pembelajaran yang berupa media elektronik yang mampu menghasilkan gambar dan suara (audio visual) yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dalam pembelajaran IPA.

2. Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan seseorang sebagai bukti keberhasilan usaha berupa penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku serta penguasaan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk prestasi.


(25)

10 BA B II K A JIA N T EOR I

A . K A JIA N T ENT A NG M EDIA PEM BEL A JA R A N 1. Pengertian M edia Pem belajaran

Daryanto (2010: 162) menyatakan sarana pendidikan sebagai media pendidikan harus mampu membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan serta penciuman. Untuk itu seorang pendidik perlu memiliki media pembelajaran yang memadai. Azhar Arsyad (2007: 3), mengemukakan media pembelajaran berasal dari dua kata dasar yaitu media dan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 120), media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Gerlach dan Ely (Azhar Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan dan menjadi sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh


(26)

11

sumber pesan kepada penerima pesan dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan tepat sesuai tujuannya.

Dalam proses pembelajaran guru tidaklah dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga dalam pembelajaran guru harus mampu merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan uraian beberapa ahli di atas, yang dimaksud media pembelajaran adalah alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat menimbulkan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif, efisien dan menyerap materi dengan optimal. Media pembelajaran sebagai suatu alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.

2. Fungsi dan M anfaat M edia Pem belajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu sangat mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun terdapat aspek lain yang harus diperhatikan, seperti tujuan pembelajaran, materi


(27)

12

pelajaran dan sebagainya. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru, (Azhar Arsyad 2007: 15).

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi fungsi dari penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002: 24):

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.

b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit).

c. Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).

d. Semua indera siswa dapat diaktifkan.

Manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) sebagai berikut:

a. Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap mata pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain..


(28)

13

Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran oleh Yusufhadi Miarso (2004: 458-460) sebagai berikut:

a. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal.

b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan pengalaman yang dimiliki. Ketersediaan buku dan bacaan lain kesempatan bepergian dan sebagainya adalah faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak. Jika dalam mengkrongkritkan suatu materi ajar, siswa tidak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari maka objek yang dibawa ke siswa melalui media.

c. Media dapat melampaui batas ruang kelas.

d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.

e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan bias bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

h. Media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak.

i. Media memberikan kesempatan untuk belajar mandiri, pada tempat, waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

j. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan dan lambang yang tampak, baik yang dialami maupun buatan manusia yang terdapat dalam lingkungan.

k. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar.

l. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri siswa maupun guru. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan media memiliki fungsi yang jelas yaitu dapat memperjelas, memudahkan, dan menarik pesan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi untuk


(29)

14

belajar dan materi yang diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.

3. K lasifik asi dan M acam -m acam M edia Pem belajaran

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 13-21), pengelompokan atas media dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk penyajian, yang meliputi:

a. Media grafis, bahan cetak, dan gambar diam

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, symbol. Contoh media grafis misalnya: poster, grafik, diagram.

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing. Contoh media bahan cetak misalnya: buku teks, modul, dan sebagainya.

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi.

b. Media proyeksi diam

Media proyeksi diam yaitu media visual yang diproyeksikan atau nedia yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau sedikit unsur gerakan. Contoh media ini misalnya: OHP, slide, filmstrip, dan sebagainya.


(30)

15

Media audio yaitu media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect. Contoh dari media ini adalah program kaset suara dan program radio.

d. Media audio visual diam

Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit unsur gerak.

e. Televisi

Televisi yaitu media yang dapat menyampaikan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media ini adalah televisi terbuka, televisi siaran terbatas, dan Video Cassette Recorder (VCR). f. Multimedia (Media Berbasis Komputer)

Multimedia adalah suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear dan multimedia interaktif.

Ariani dan Haryanto (2009: 25) menyampaikan bahwa multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan berurutan, contohnya: TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah


(31)

16

suatu multimedia yang dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan sebagainya.

4. L andasan Penggunaan M edia Pem belajaran

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

a. Landasan Filosofis

Dengan adanya berbagai media pembelajaran siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain, siswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar yang sesuai dengan kemampuannya. Bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran juga penting, Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.


(32)

17

Dengan memperhatikan proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif.

c. Landasan Teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.


(33)

18 d. Landasan Empiris

Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.

B. M ultim edia Interak tif dalam Pem belajaran 1. Pengertian M ultim edia Interak tif

Munir (2012: 2) mengemukakan bahwa multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Gayeski (Munir, 2012: 2) mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, menghantarkan, dan menerima informasi dalam bentuk teks,


(34)

19

grafik, audio, video, dan sebagainya. Multimedia interaktif menurut Munir (2012: 110) adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya.

Sedangkan menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 5), “multimedia Interaktif merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.”

Multimedia bisa digunakan sebagai media pendidikan yang dapat diandalkan dibandingkan dengan media-media lain. Hal ini karena, multimedia mempunyai berbagai kelebihan, yaitu mampu merangkum berbagai jenis media, seperti teks, suara, gambar, grafik, dan animasi dalam satu kajian digital. Multimedia juga memiliki akses interaktif dengan pengguna, sehingga keberadaan multimedia dalam pendidikan telah menunjukkan suatu perkembangan baru yang diharapkan mampu membantu dunia pendidikan menjadi lebih bermakna melalui pembelajaran.

Multimedia dianggap sebagai media pembelajaran yang menarik berdasarkan upaya yang menyentuh berbagai panca indera: penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Menurut Schade (Munir, 2012: 109-110) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa daya ingat bagi orang yang membaca sendiri adalah yang terendah (1%). Daya ingat ini bisa ditingkatkan hingga (25%-30%) dengan adanya bantuan alat pembelajaran, seperti televisi.


(35)

20

Metode pembelajaran bias menjadi lebih menarik dan memberikan rangsangan hingga 60% apabila menggunakan media tiga dimensi. Multimedia memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D dengan menarik, setidaknya kurikulum pembelajaran dapat dirancang secara sistematik, komunikatif, dan interaktif sepanjang proses pembelajaran.

Multimedia interaktif dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang perhatian, perasaan, dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar itu terjadi, bertujuan, dan terkendali. Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi pendidik dan peserta didik. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah pembelajaran lebih menarik, lebik interaktif, lebih efektif, dan lebih efisien.

Berdasarkan pengertian multimedia dan interaktif tersebut, maka dapat disimpulkan multimedia interaktif adalah media yang mengkombinasikan


(36)

21

beberapa media audio, video, dan teks yang memiliki hubungan timbal balik antara pengguna dengan program sehingga dapat mengendalikan suatu perintah yang diinginkan.

2. K arak teristik M ultim edia Interak tif

Niken Ariani dan Dany Haryanto (2009: 27) menjelaskan penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi dan efektivitas hasil belajar bagi penggunaannya. Oleh karena itu, dalam pengembangan multimedia interaktif maka harus memperhatikan karakteristik multimedia interaktif yang diantaranya sebagai berikut:

a. Memiliki lebih dari satu media konvergen

Materi harus dikemas secara multimedia yang didalamnya terdapat teks, animasi, sound dan video sesuai tuntutan materi. Dengan menggabungkan unsur audio dan visual, materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sulit terjangkau, berbahaya apabila langsung dipraktekkan, dan memiliki tingkat keakurasian tinggi akan menjadi lebih efektif dalam proses pembelajaran.

b. Bersifat interaktif

Media yang dikemas harus bersifat interaktif, maksudnya didesain agar dapat melakukan perintah balik kepada pengguna untuk melakukan suatu aktivitas sehingga pengguna terlibat interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari. Adanya interaktivitas tersebut merupakan ciri paling menonjol dari program multimedia. Tingkat


(37)

22

interaktivitas ini merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai kualitas program multimedia interaktif.

c. Bersifat mandiri

Media harus memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan dari orang lain serta memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari materi. Pembelajaran interaktif dapat digunakan oleh siswa secara individual, tidak hanya dalam sekolah, tetapi juga dirumah. Materi dapat diulang-ulang sesuai kehendak siswa.

Media yang digunakan dalam penelitian ini mengakomodasi ketiga karakteristik multimedia di atas dimana terdapat unsur audio, video serta animasi. Media berisi materi yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran. Pengguna dapat menjalankan dengan mandiri serta melakukan interaksi dengan media tanpa bimbingan dari orang lain.

3. K elebihan Dan K ek urangan M ultim edia Interak tif

Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan dan juga membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajarinya. Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berkembang dengan baik, sehingga membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif.


(38)

23

Kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran menurut Munir (2012: 113) diantaranya:

a. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

b. Pendidikan akan selalu kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran.

c. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, music, animasi gambar atau video dalam satu kesan kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.

d. Menambah motivasi siswa selama proses belajar mengajar sehingga didapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

e. Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga konvensional.

f. Melatih siswa lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Kelebihan lain multimedia interaktif menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 129-130) dari pembelajaran menggunakan multimedia, diantaranya sebagai berikut:

a. Daya coba tinggi

Melalui penggunaan multimedia interaktif, memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan interaktif dengan software, yang dapat menumbuhkan sifat keingintahuan siswa melalui kegiatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu untuk mempelajarinya lebih lanjut.


(39)

24

b. Visualisasi informasi atau proses yang bersifat abstrak

Rancangan isi dan desain multimedia interaktif merupakan informasi yang cenderung abstrak (tidak kasat mata), jika ditampilkan melalui multimedia interaktif, akan lebih memudahkan siswa memahaminya. c. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

d. Ada stimulus dan respon e. Meningkatkan motivasi belajar f. Visualisasi relevan dengan materi

Selain keunggulan yang dimiliki, proses pembelajaran komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan, hal tersebut sejalan dengan Benny A. Pribadi (Rusman dkk 2012: 110-111), diantaranya sebagai berikut:

a. Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk pembelajaran. Disamping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan biaya dan manfaat perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan.

b. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak computer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama.


(40)

25

Disamping kedua hal di atas, merancang dan memproduksi program pembelajaran berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Niken Ariani dan Dany Haryanto (2009: 6) menjelaskan, memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu cukup lama dan membutuhkan suatu keahlian serta memerlukan adanya tim yang profesional. Harus diingat bahwa teknologi multimedia hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu bagi guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru. Namun masih terdapat kekeliruan pandangan dalam konsep pembelajaran multimedia, diantaranya sebagian besar pengguna teknologi multimedia mashi menganggap teknologi multimedia hanya sebagai alat penampil suatu materi yang akan disampaikan. Multimedia dipandang sebagai wahana yang selalu memberikan dampak positif pada pembelajaran. Padahal bisa jadi tidak, jika materi yang disiapkan tidak mengena dengan mata pelajaran yang ingin disampaikan.

4. M odel m ultim edia interak tif

Rusman (2012: 148-149) menyampaikan beberapa model multimedia interaktif, diantaranya:

a. Model Drill

Model Drill dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar pada diri siswa memlalui penyediaan latihan-latihan


(41)

26

soal untuk menguji siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal yang disediakan olah program.

Meskipun kemasan model ini menyajikan soal-soal, namun bukan bertujuan untuk mengevaluasi hasil akhir belajar siswa, namun tes tersebut pada dasarnya merupakan sajian-sajian materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk latihan soal. Semakin sering siswa menjawab dan berlatih untuk mengerjakan soal maka akan semakin menguasai materi pembelajaran.

b. Model Tutorial

Model tutorial adalah pembelajaran melalui komputer dimana siswa dikondisikan untuk mengikuti alur pembelajaran yang sudah terprogram dengan penyajian materi dan latihan soal. Tutorial dalam pembelajaran komputer ditujukan sebagai pengganti tutor yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, suara, video dan animasi yang juga menyediakan poin-poin pertanyaan dan permasalahan, jika respon siswa salah maka komputer akan mengulangi materi sebelumnya. Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

c. Model Simulasi

Model simulasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.


(42)

27 d. Model Games

Model games adalah model pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan format permainan yang bertujuan untuk menyediakan suasana atau lingkungan yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa. Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas pembelajaran menyenangkan, di mana siswa akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan CD Interaktif dengan model penyajian tutorial dan simulasi. Hal ini dikarenakan, pada model tutorial materi pembelajaran lebih mudah disajikan. Selain itu, keunggulan dari model tutorial adalah kemampuannya menyajikan informasi dalam bentuk bercabang. Bentuk ini memberikan kebebasan bagi siswa untuk mempelajari bahan ajar yang lebih disukai dulu. Sementara itu, model simulasi berguna memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret terhadap materi yang bersifat abstrak melalui suatu penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya tanpa resiko yang nyata.


(43)

28

CD interaktif merupakan salah satu hasil implementasi dari multimedia, dimana hampir semua konten multimedia terdapat di dalam satu keping CD, yaitu berupa teks, gambar, audio dan video. CD interaktif merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang berbasis komputer dan digunkan sebagai bahan ajar interaktif yang memiliki berbagai bentuk variasi.

Pengertian menurut Tim Medikomp (1994) menyebutkan bahwa CD interaktif adalah sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia yang dapat dikemas dalam sebuah CD dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. Makna interaktif berarti terdapat komunikasi secara langsung atau interaksi secara langsung antara penerima pesan (pengguna) dengan aplikasi dalam CD. Sementara itu, menurut Guidelines for Bibliographic Description Of Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004); dalam Prabowo (2012: 329) bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa CD interaktif adalah media pembelajaran berbasis komputer yang dibuat untuk menyampaikan informasi dan didukung oleh tampilan berupa teks, gambar, grafik, video, dan kombinasi suara yang dapat dikendalikan oleh penggunanya melalui tombol navigasi dan terdapat unsur interaktif di dalamnya dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa yang berimbas pada hasil belajar siswa. Dengan menggunakan CD interaktif pengguna C. K A JIA N T ENT A NG CD (Compact Disc) INT ER A K T IF


(44)

29

dapat memilih materi yang dikehendaki, khususnya dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran IPA. Selain itu, jika pengguna merasa perlu untuk mengulang materi, pengguna bias langsung membuka menu yang diinginkan kembali.

Penjelasan lebih lanjut mengenai unsur-unsur yang terdapat pada CD interaktif adalah sebagai berikut:

a. Teks

Teks memuat tulisan-tulisan yang mengandung informasi yang disampaikan dalam media. Selain untuk menyampaikan informasi, teks juga digunakan untuk memperjelas materi yang dianggap sulit untuk diterjemahkan secara langsung oleh pengguna.

b. Gambar

Gambar adalah tiruan barang atau tampilan dunia nyata, dapat berbentuk foto.

c. Grafik

Grafik merupakan gambar vektor yang bentuknya bermacam-macam, dapat berbentuk seperti garis, segitiga, kotak, dan lingkaran.

d. Animasi

Animasi merupakan gambaran suatu obyek yang bergerak. e. Suara

Suara dapat memberi kesan obyek yang ditampilkan seolah-olah hidup. Sehingga akan sangat mendukung tampilan. Suara dapat berupa music


(45)

30

sebagai pengiring maupun suara narrator sebagai penjelasan obyek yang ditampilkan.

Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teks dimana teks memuat penjelasan dari materi yang disampaikan, gambar sebagai pendukung dari penjelasan teks, animasi merupakan gambaran suatu obyek yang bergerak, dan suara yang mana dapat berupa music maupun suara narator sebagai penjelasan dari obyek yang ditampilkan.

2. CD Interak tif K ubixa K elas 4

Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kubixa kelas 4 yang dirancang oleh perusahaan yang khusus membuat media pembelajaran yaitu Smart Edumedia. Di dalam multimedia interaktif tersebut berisi tentang pembahasan 5 mata pelajaran utama yang dipelajari pada kelas 4 SD yaitu Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, PKN, dan IPA. Terdapat materi pelajaran IPA tentang Energi dan penggunaannya yang digunakan dalam penelitian ini. Multimedia pembelajaran yang berupa CD Interaktif tersebut dapat kita lihat pada gambar 1.


(46)

31

Gambar 1. Multimedia Pembelajaran CD interaktif Kubixa Kelas 4 SD

Multimedia interaktif ini dikemas dalam bentuk tampilan animasi visualisasi dan auditori. Siswa akan melihat visualisasi dari mata pelajaran tertentu serta mendapat penjelasan secara tertulis maupun naratif. CD interaktif akan sangat mudah untuk digunakan. Materi dalam CD pembelajaran ini telah disusun berdasarkan kurikulum pemerintah dan diolah oleh tim guru yang berkompeten di bidangnya. Materi dalam pelajaran IPA juga telah sesuai dengan silabus dan kurikulum, termasuk di dalamnya yaitu materi energi dan penggunaannya yang digunakan dalam penelitian ini.

Dalam CD interaktif juga terdapat buku sekolah elektronik yaitu berupa 20 buku paket sekolah dalam bentuk e-book dan dapat dicetak oleh siswa. Selain itu juga terdapat berbagai latihan soal dari setiap materi yang


(47)

32

digunakan untuk mengasah kemampuan siswa, dan di akhir pengerjaan soal terdapat penilaian secara otomatis sesuai dengan jawaban siswa. Selain soal latihan juga terdapat permainan edukasi untuk mengasah ingatan siswa. Terdapat kunci jawaban beserta pembahasannya yang digunakan untuk evaluasi belajar siswa.

3. K elebihan CD Interak tif

Yusufhadi Miarso (2004: 465) menjelaskan bahwa media interaktif membuat siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau obyek tetapi juga berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Media CD interaktif memberikan pembelajaran berupa pemecahan masalah dan berorientasi pada potensi dan memberikan pengalaman belajar serta merangsang minat belajar.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 109) kelebihan media CD interaktif adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistic, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar. b. Sifatnya audio visual sehingga memiliki daya tarik sendiri dan dapat

menjadi pemacu dan memotivasi pembelajar untuk belajar. c. Sangat baik untuk pencapaian pembelajaran psikomotor.

d. Dapat mengurangi kejenuhan belajar jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditanyakan.

e. Menambah daya tahan ingatan atau referensi obyek belajar yang dipelajari pembelajar.

f. Portable dan mudah didistribusikan

Dengan CD interaktif yang menyajikan objek secara konkret dalam bentuk audio visual sangat baik dalam pembelajaran dan mengurangi kejenuhan siswa dan manambah minat belajar siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran


(48)

33

Selain itu menurut para ahli yang lain yaitu Wina Sanjaya (2008: 222) mengemukakan kelebihan CD interaktif adalah:

a. Siswa dapat belajar mandiri tidak harus tergantung kepada guru atau instruktur.

b. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan berhenti sesuai dengan keinginannya.

c. Materi-materi yang diajarkan dalam CD dapat langsung dipraktekkan langsung oleh siswa.

d. Terdapat fungsi repeat yang bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.

CD interaktif merupakan multimedia yang dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan memadukan unsur teks, gambar, grafik, animasi, suara, dan video. CD interaktif yang digunakan dalam penelitian yaitu Kubixa kelas 4 SD.

4. Pem anfaatan CD Interak tif dalam Pem belajaran IPA

Di era teknologi sekarang ini strategi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi bisa di terapkan dalam kegiatan pembelajaran. Saat ini di sekolah-sekolah banyak yang sudah meningkatkan fasiitas dari sarana dan prasarana. Seperti adanya LCD dan proyektor di setiap kelas, karena sebelum teknologi di sekolah berkembang pesat layar LCD dan projector hanya ada di ruang multimedia dan digunakan secara bergantian dengan kelas yang lain. Dan pada saat ini alat untuk menunjang pembelajaran berbasis teknologi sudah disediakan di setiap kelas.

Dengan mendukungnya sarana prasarana di sekolah ini maka penggunaan media berbasis teknologi bisa digunakan sebagai alternatif


(49)

34

dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran di kelas. Menurut Sudjana (2005: 4) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya media dipilih atas dasar tujuan –tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat penting menggunakan media agar mudah dipahami siswa.

c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. d. Keterampilan guru dalam menggunakannya, artinya media tersebut

dapat menggunakan media dengan terampil.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, artinya media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa, artinya menyajikan media sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dipahami oleh siswa.

Dengan kriteria di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran, media mana yang dianggap tepat untuk membantu menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Dari kriteria yang dikemukakan Nana Sudjana, maka penulis memilih media CD interaktif, yang digunakan dalam penelitian ini. Kita juga harus memahami bahwa tidak semua mata pelajaran bisa efektif dan efisien menggunakan


(50)

35

media pembelajaran CD interaktif. Oleh karena itu maka penulis menentukan media CD interaktif yang akan digunakan dalam mata pelajaran IPA khususnya dalam materi bentuk energi dan penggunaannya dikelas IV SD Negeri Tanggulanom Temanggung.

Tahapan-tahapan dalam menggunakan media CD Interaktif dibagi menjadi 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

1. Tahap persiapan meliputi:

a. Meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk pemanfaatan

b. Memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan sarana penunjangnya c. Mempelajari isi program

d. Mengatur ruangan, tempat duduk siswa, dan peralatan penyaji

e. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai, topik yang akan dipelajari, dan kegiatan yang akan dilakukan di kelas

2. Tahap Pelaksanaan

a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media dan tidak berjalan ke sana kemari yang dapat mengganggu perhatian siswa

b. Memutar CD Interaktif dan mengatur volumenya

c. Memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai rancangan pembelajaran yang telah ditentukan

d. Bila perlu hentikan CD Interaktif dan beri kesmpatan siswa untuk bertanya

e. Hentikan CD Interaktif dan memberi kesempatan siswa mengerjakan tugas bila pada media tersebut terdapat tugas yang harus dikerjakan f. Bila perlu memutar ulang CD Interaktif pada bagian yang kurang


(51)

36 3. Tahap Tindak Lanjut

a. Mengajukan pertanyaan tentang materi SD Interaktif

b. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan pengayaan terhadap materi yang telah didengarkan

c. Jika perlu memutar kembali media audio pada bagian-bagian tertentu d. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan isi program

e. Memberikan tugas/latihan dan tes sesuai dengan topik f. Memeriksa jawaban siswa

Multimedia interaktif sangatlah cocok bagi anak usia sekolah dasar (SD) karena sesuai dengan tahapan perkembangan yang masih berada dalam tahap operasional konkret atau masih sulit menerima konsep yang bersifat abstrak.

D. K A JIA N T ENT A NG HA SIL BEL A JA R 1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Saripudin W (1989: 155) hasil belajar atau “learning

outcomes” merupakan komponen teknologi instruksional yang memberi

informasi tentang keberhasilan dari tujuan yang telah digariskan. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar yang akurat, diperlukan proses pengembangan alat evaluasi yang sahih dan memperhatikan kesesuaian tujuan dengan alat evaluasi yang dipakai. Dalam mempersiapkan evaluasi yang baik, media dapat digunakan untuk membantu para peserta didik memahami keseluruhan materi dalam proses belajar mengajar.


(52)

37

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi pendidik tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh pendidik untuk dijadikan ukuran atau kriteria pencapaian suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh hasil belajar yang optimal.

Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Nana Sudjana (2012: 16) prestasi atau hasil belajar adalah suatu hal yang paling diharapkan dalam proses pembelajaran. Namun demikian, prestasi atau hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari proses itu sendiri karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi atau hasil belajar merupakan hasil dari proses itu sendiri.

Winkel dalam (Purwanto, 2010: 45) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2011: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan-keterampilan yang menurut Gagne (1979)


(53)

38

dapat berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

Sementara itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.

Tingkat perkembangan mental terwujud pada pernyataan Benyamin S Bloom (1956) yang membagi menjadi tiga ranah, yaitu:

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluiasi. Keenam tujuan ini sifatnya hirearki, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Dari berbagai pendapat tersebut, didapatkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap, mental, dan perilaku seseorang yang meliputi berbagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diukur melalui proses penilaian setelah melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut senada dengan


(54)

39

Oemar Hamalik dalam Rusman (2012: 123) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku termasuk juga perbaikan perilaku. Guru harus dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku setelah dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh dari siswa setelah melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru dapat menentukan prestasi belajar siswanya.

2. Fak tor-fak tor yang M em pengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Menurut Nana Sudjana (2012: 26) hasil belajar yang dicapai dipengaruhi dua faktor utama, yakni factor dalam diri sendiri dan faktor yang dating dari luar diri atau faktor lingkungan. Faktor yang dating dari dalam diri terutama kemampuan yang dimiliki. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan yang dicapai.

Menurut Munadi dalam Rusman (2012: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal, meliputi: 1) Faktor fisiologis


(55)

40

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak lelah, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya itu akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi, misalnya ternyata kemampuan belajarnya dibawah siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab siswa yang kekurangan gizi pada umumnya akan cenderung cepat lelah, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.

2) Faktor psikologis

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Beberapa faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, sarte kognitif dan daya nalar.

b. Faktor eksternal, meliputi: 1) Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan social. Lingkungan social yang baik akan berpengaruh positif pada hasil belajar. Seringkali guru dan siswa yang sedang belajar akan merasa terganggu olah obrolan orang-orang yang berada di luar kelas.


(56)

41

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.

Slameto (2003: 54) juga mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dirinci sebagai berikut:

a. Faktor internal, meliputi:

1) Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor fisiologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kedisiplinan.

3) Faktor kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani.

b. Faktor eksternal, meliputi:

1) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaannya.

2) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas rumah.

3) Faktor kegiatan masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.


(57)

42

Sedangkan menurut Muhibbinsyah (2002: 139) selain faktor internal dan eksternal, juga terdapat faktor pendekatan belajar, yaitu “pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.”

E. K A JIA N T ENT A NG IL M U PENGET A HUA N A L A M (IPA ) 1. Ilm u Pengetahuan A lam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan manusia senantiasa tergantung dengan alam, termasuk materi yang terdapat di dalamnya sampai dengan gejala yang terjadi di alam. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, namun IPA juga merupakan suatu proses penemuan (Tim Pustaka Yustisia, 2007: 282).

Carin & Sund (Jumadi, 2003: 2) menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA mencakup tiga dimensi yakni proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah. Yang dimaksud dengan proses ilmiah (scientific process) tidak lain yaitu metode ilmiah. Dimensi kedua atau sikap ilmiah (scientific attitudes) mengandung makna sikap-sikap yang melandasi proses IPA, antara lain sikap ingin tahu, jujur, objektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti dan


(58)

43

sebagainya. Produk ilmiah (scientific product) sebagai dimensi ketiga dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan sebagainya.

Menurut Fisher (Moh Amien, 1987: 4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu proses penemuan dengan cara mencari tahu secara ilmiah dan mendalam, baik teori maupun penemuan, melalui sikap-sikap yang melandasi proses IPA, antara lain sikap ingin tahu, jujur, objektif, kritis, terbuka, disiplin, dan teliti atas data yang diperoleh mengenai alam maupun gejala alam.

2. K arak teristik M ata Pelajaran IPA

Menurut Trianto (2012: 152) Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA, yaitu:(a) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (b) kemampuan untuk memprediksi terhadap apa yang diamati, dan


(59)

44

kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, serta (c) dikembangkanya sikap ilmiah.

Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA disekolah diharapkan dapat menjadikan wahana bagi peseta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapkanya di kehidupan sehari-hari. Melalui ketrampilan yang dikembangkan dalam pendidikan IPA yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahayul, kritis, tekun, cermat, peduli terhadap lingkungan, dan bekerja sama dengan orang lain.

3. T ujuan dan M anfaat IPA

Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak untuk mengkaji suatu informasi, mengambil keputusan, dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan pada dirinya. Menurut Usman (2006: 5-6) beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya:


(60)

45

a. Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran, anak telah memiliki beberapa konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pengetahuaan yang dibawa anak dalam pembelajaran akan sangat berdaya guna untuk membantu anak meraih pengetahuan untuk memperbaiki konsepsi mereka yang salah, kurang lengkap atau bahkan meningkatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Sesungguhnya apa yang dikemukakan anak merupakan cerminan bagaimana gagasan sebagai hasil berfikir dengan menggunakan penalaran dan pengetahuan yang telah dimilikinya.

b. Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Menurut Sri Sulistyorini (2006: 40) pembelajaran IPA tingkat SD/MI memiliki tujuan untuk menjadikan siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam ciptaanNYA.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

e. Memecahkan masalah dan membuat keputusan.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.


(61)

46

Pembelajaran IPA tingkat sekolah dasar secara umum bertujuan untuk memahami konsep, memiliki pengetahuan, memiliki keterampilan proses serta mampu untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam mencapai pengetahuan. Pembelajaran IPA tingkat sekolah dasar mengarahkan siswa untuk meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

4. M ateri Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya adalah salah satu pokok bahasan yang ada dalam pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar. Materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya berkaitan dengan interaksi siswa dengan energi dalam kehidupan sehari-hari, serta tergolong dalam pemahaman konsep tentang Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya yang berada di sekitar lingkungan siswa. Menurut silabus dari SD Negeri I Tanggulanom, maka Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya adalah sebagai berikut:

a. Standard Kompetensi

Siswa dapat memahami berbagai bentuk energi dan penggunaanya. b. Kompetensi Dasar

Membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.


(62)

47

1) Siswa dapat mengidentifikasi berbagai bentuk energi dan penggunaannya dalam kehidupan.

2) Siswa dapat menggolongkan berbagai alat yang ada di lingkungan siswa sebagai penghasil energi.

Menurut Poppy K. Devi Sri Anggraeni dkk (2008: 129-140) sumber energi yang berasal dari minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Sumber energi ini memiliki ketersediaan yang terbatas dan suatu saat akan habis. Saat ini untuk menggantikan sumber energi yang berasal dari minyak bumi dikembangkan sumber energi alternatif. Dalam bahasan berbagai bentuk energi dan penggunaannya, IPA kelas IV sekolah dasar membahas tentang:

a. Energi Panas

Energi panas dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber energi panas dapat diperoleh dari matahari, api, listrik, juga dari gesekan. Banyak pekerjaan sehari-hari yang memanfaatkan energi panas dari matahari, api, dan listrik.

b. Energi Bunyi

Pada dasarnya energi bunyi dihasilkan dari benda yang dapat menghasilkan bunyi. Bunyi dapat merambat dari berbagai benda baik benda padat maupun tidak padat, contohnya seperti merambat melalui udara. Sumber bunyi yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah alat music dan elektronik.


(63)

48

Gas dan minyak tanah adalah bahan bakar dari minyak bumi yang terbatas keberadaannya atau termasuk sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya, suatu saat akan habis dan harus mencari sumber energi lain atau sumber energi alternatif. Dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak sumber energi alternatif yang dimanfaatkan contohnya energi alternatif dari matahari yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

Komponen-komponen tersebut adalah untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran materi berbagai bentuk energi dan penggunaannya.

F. K ER A NGK A BER PIK IR

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)sebagai salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah tentunya sudah selaras dengan apa yang menjadi fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional. Pelajaran IPA sering dianggap siswa sebagai pelajaran yang sukar dipahami, hal ini disebabkan karena materi yang terdapat dalam pembelajaran bersifat abstrak. Dalam pembelajaran IPA banyak media pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. Untuk memahami kesulitan tersebut, media pembelajaran sangatlah diperlukan. Dengan demikian, diharapkan media CD Interaktif dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA sehingga dengan media CD Interaktif diduga akan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.


(64)

49

Media CD interaktif adalah media pembelajaran yang terdapat banyak unsur di dalamnya, antara lain yaitu teks, gambar, grafik, dan suara atau audio. Dengan berbagai unsur yang terdapat didalam media CD interaktif maka akan menambah daya tarik siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran maka diharapkan proses belajar mengajar akan berjalan lebih efektif, begitupun dalam pelajaran IPA.

Gambar 2. Kerangka Berfikir Penelitian

Pengaruh Media CD interaktif: Hasil Belajar Meningkat

Siswa Kelas IV SD Pembelajaran masih

menggunakan model pembelajaran konvensional

Kurangnya pemahaman siswa pada materi bentuk energi dan

penggunaannya Masalah yang timbul dalam

pembelajaran:

Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran saat proses pembelajaran

Metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran oleh guru

Hasil belajar masih dibawah nilai KKM yang sudah ditentukan

Media CD interaktif sebelumnya belum pernah digunakan

fasilitas memungkinkan menggunakan media CD interaktif

Pembelajaran dengan menggunakan media CD interaktif


(65)

50 G. HIPOT ESIS PENEL IT IA N

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh pemanfaatan media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa pada materi bentuk energi dan penggunaannya.


(66)

51 BA B III

M ET ODE PENEL IT IA N

A . Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2015: 109), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Suharsimi Arikunto (2006: 3) mengatakan bahwa eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan diteliti.

Jenis penelitian ini termasuk dalam quasi experiment dengan desain pretest posttest control group design. Quasi eksperiment didefinisikan sebagai ekperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran,dampak, unit ekperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Sugiono, 2015: 116). Penggunaan quasi ekperiment sangat disarankan mengingat kondisi objek penelitian yang seringkali tidak memungkinkan adanya penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok utuh, seperti kelompok siswa dalam satu kelas.


(67)

52

Kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah dalam quasi experiment tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah hasil pretest diketahui kemudian subyek diberi treatment yaitu pembelajaran dengan menggunakan media CD interaktif, treatment diberikan kepada kelompok eksperimen sedangkan untuk kelompok kontrol tidak menggunakan media CD interaktif. Setelah dikenai treatment, subyek diberi posttest untuk mengukur pengaruh treatment pada kedua kelompok tersebut. Instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian mengandung bobot yang sama. Perbedaan antara hasil pretest dengan posttest menunjukkan hasil dari perlakuan yang telah diberikan. Hasil posttest dari kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui pengaruh dari treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen terhadap kelompok kontrol.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan pada tabel 1 (Sugiyono, 2015:114).

Tabel 1. Desain Penelitian

K elom pok Pre tes Perlak uan Post test

KE Oı X0 O₂

KK Oı X1 O₂


(68)

53 KE : kelompok eksperimen KK : kelompok kontrol O1 : tes awal (pre test) O2 : tes akhir (post test)

X0 : perlakuan dengan CD interaktif

X1 : perlakuan dengan pembelajaran konvensional

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanggulanom dengan jumlah siswa 16 orang, dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Tanggulanom dengan jumlah siswa 16 orang.

C. Populasi dan Sam pel 1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sutrisno Hadi (2004: 70) adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi dari sampel-sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 sejumlah 16 siswa dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Tanggulanom sejumlah 16 siswa. Total semua populasi penelitian adalah 32 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2015: 120) menyatakan bahwa sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2015: 126), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai


(69)

54

sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 yang hanya terdiri dari 16 siswa di kelas IV dan SD Negeri 2 Tanggulanom yang juga terdiri dari 16 siswa di kelas IV.

Kelompok ekperimen adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Tanggulanom yang menggunakan Media CD pembelajaran, dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanggulanom sebagai kelompok kontrol tanpa menggunakan Media CD pembelajaran sebagai pembanding pengaruh hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan media CD pembelajaran.

D. T em pat dan W ak tu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 dan SD N 2 Tanggulanom, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung. Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2016 sampai 28 Mei 2016.

E. V ariable Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015: 63) dapat didefinisikan sebagai suatu atribut sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:


(70)

55

Variabel bebas yaitu, variabel yang bebas dari pengaruh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media CD interaktif. Media CD interaktif ini dijadikan perlakuan (treatment) bagi subyek penelitian pada kelompok eksperimen.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu, variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa, serta minat siswa terhadap mata pelajaran.

F. T ek nik Pengum pulan Data 1.Tes

Tes merupakan instrumen atau alat untuk mengukur perilaku atau kinerja (performance) seseorang. Alat ukur tersebut berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subjek yang menuntut pemenuhan tugas-tugas kognitif (Ibnu Hadjar 1996: 173). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda. Tes pilihan ganda


(71)

56

ini berfungsi untuk tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) digunakan untuk memperoleh kemampuan awal siswa dan tes akhir (posttest) digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Dengan tes ini dapat dinilai sampai dimana kemampuan siswa dalam memahami soal.

2.Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat, dan agenda (Suharsimi Arikunto, 2006: 274). Teknik dokumentasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, daftar nilai siswa, identitas siswa, sekolah, dan perangkat pembelajaran.

3.Wawancara

Terdapat dua metode wawancara, tersktruktur dan tidak terstruktur. Peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015:191)

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan. Wawancara dilakukan dengan siswa dan guru yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA.


(72)

57 G. Prosedur Penelitian

Sutrisno Hadi (2004: 468-469) menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen dilaksanakan melalui tiga langkah, yaitu: Pre Experiment Measurement (pengukuran sebelum eksperimen). Treatment (tindakan atau perlakuan), dan Post Experiment Measurement (pengukuran sesudah eksperimen).

1. Pre Experiment Measurement

Tahap ini digunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam eksperimen yaitu pembuatan instrument serta ujicoba instrumen. pada tahap ini juga peneliti berusaha mengoptimalkan kesempatan yang ada untuk menjalin hubungan yang lebih komunikatif dengan siswa dan guru. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan treatment (perlakuan) maupun tahap-tahap berikutnya terjalin hubungan yang lebih interaktif antara siswa dan peneliti.

Berikut ini penjelasan hal-hal yang dikontrol dalam penelitian sesuai dengan variabel kontrol yang terdiri dari:

a. Pengontrolan terhadap variabel usia siswa didasarkan pada data dokumentasi.


(73)

58

Tabel 2. Data Usia Subyek Penelitian No. K elom pok

Usia Jum lah

9 10 11

1. Eksperimen 5 6 5 16

2. Kontrol 5 8 3 16

Jumlah 10 14 8 32

Kelas ekperimen ada 16 siswa yang terdiri dari 5 siswa yang berumur 9 tahun, 6 siswa yang berumur 10 tahun, dan 5 siswa yang berumur 11 tahun. Kelas kontrol ada 16 siswa yang terdiri dari 5 siswa yang berumur 9 tahun, 8 siswa yang berumur 10 tahun, dan 3 siswa yang berumur 11 tahun.

b. Pengontrolan pada variabel jenis kelamin siswa didasarkan pada data dokumentasi.

Tabel 3. Data Jenis Kelamin Subyek Penelitian No. K elom pok

Jenis K elam in

Jum lah L ak i-lak i Perem puan

1. Eksperimen 5 11 16

2. Kontrol 9 7 16

Jumlah 14 18 32

Kelas ekperimen ada 16 siswa yang terdiri dari 5 siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan 11 siswa yang berjenis kelamin perempuan.


(74)

59

Kelas kontrol ada 16 siswa yang terdiri dari 9 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 7 siswa yang berjenis kelamin perempuan.

c. Pengontrolan terhadap variabel pekerjaan orang tua siswa didasarkan dari data hasil angket.

Tabel 4. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa

No. K elom pok

L atar Belak ang Pek erjaan Orang

T ua Siswa Jum lah

BUM N PNS T ani Swasta

1. Eksperimen 14 2 16

2. Kontrol 15 1 16

Jumlah 29 3 32

Kelas ekperimen ada 16 siswa yang terdiri dari 14 siswa yang pekerjaan orang tua sebagai Petani dan 2 siswa yang pekerjaan orang tua swasta. Kelas kontrol ada 16 siswa yang terdiri dari 15 siswa yang pekerjaan orang tua sebagai petani dan 1 siswa yang pekerjaan orang tua swasta.

d. Pengontrolan terhadap variabel latar belakang pendidikan orang tua siswa didasarkan dari data hasil angket.

Tabel 5. Data latar Belakang Pendidikan Orang Tua Siswa

No. K elom pok

L atar Belak ang Pendidik an

Orang T ua Siswa Jum lah SD SM P SM A S1


(75)

60

2. Kontrol 10 6 16

Jumlah 21 11 32

Kelas ekperimen terdapat 16 siswa yang terdiri dari 14 siswa yang latar belakang pendidikan orang tua lulusan SD dan 2 siswa yang latar belakang pendidikan orang tua lulusan SMP. Kelas kontrol terdapat 16 siswa yang terdiri dari 10 siswa yang latar belakang pendidikan orang tua lulusan SD dan 6 siswa yang latar belakang pendidikan orang tua lulusan SMP.

e. Pengontrolan variabel minat siswa terhadap mata pelajaran IPA didasarkan dari data hasil angket.

Tabel 6. Data Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA

No. K elom pok

M inat T erhadap M ata

Pelajaran Jum lah

Suk a T idak Suk a

1. Eksperimen 16 16

2. Kontrol 16 16

Jumlah 32 32

Kelas ekperimen terdiri dari 16 siswa dan semua memiliki minat terhadap mata pelajaran IPA. Kelas kontrol terdiri dari 16 siswa dan semua memiliki minat terhadap mata pelajaran IPA.

Untuk mengetahui hasil dari pengontrolan variabel - variabel di atas digunakan rumus independent samples t test. Hal ini dilakukan karena data tersebut masih memiliki perbedaan dan untuk mengetahui apakah


(76)

61

ada perbedaan atau tidak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut adalah hasil perhitungan menggunakan rumus independent samples t-test dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Matching Data Sekunder

Matching Sig (2-tailed) K esim pulan

Usia 0,705 Tidak Ada Perbedaan

Jenis Kelamin 0,164 Tidak Ada Perbedaan

Latar Belakang Pekerjaan Ortu

0,559

Tidak Ada Perbedaan

Latar Belakang Pendidikan Ortu

0,109

Tidak Ada Perbedaan

Minat Tidak Ada Perbedaan

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan dengan menggunakan soal pretest yang dihitung dengan rumus uji-t, sehingga dapat diketahui kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Matching Data Primer

Matching K esim pulan

Hasil Belajar Awal Kelompok

Eksperiment dan Kelompok Kontrol


(77)

62

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui hasil uji-t kedua kelompok adalah sebesar -0,082, dimana t-tabel adalah 2,042 yang berarti t-hitung lebih kecil dari t-tabel menjelaskan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam hal hasil belajar awal mata pelajaran IPA yang dimiliki siswa tidak ada perbedaan atau memiliki kemampuan awal yang sama.

Pengontrolan yang dipilih dalam variabel kontrol adalah usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa serta minat siswa terhadap mata pelajaran IPA. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari berbagai kemungkinan kesalahan yang mungkin dapat mempengaruhi proses dan hasil penelitian.

Hal tersebut juga sebagai matching atau penyepadanan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan berangkat dari titik tolak yang sama, sehingga apabila terjadi perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok tersebut karena pengaruh treatment atau perlakuan. 2. Treatment

Pada tahap ini merupakan tahap diberikannya treatment (perlakuan) dengan menggunakan media CD pembelajaran pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran konvensional.


(78)

63

Tahap persiapan eksperiman berfungsi untuk mempersiapkan perlengkapan, perencanaan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan eksperimen secara teknis seperti persiapan ruang, dan media yang akan digunakan, rancangan pembelajaran mata pelajaran IPA, serta waktu pembelajaran yang dibutuhkan.

b. Tahap pelaksanaan treatment

Tahap ini merupakan tahap pemberian treatment dengan menggunakan media CD interaktif pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setiap perlakuan membutuhkan waktu 40 menit (1 jam pelajaran). Jam pembelajaran disesuaikan dengan jam pelajaran pada kelas IV pada mata pelajaran IPA. Pelaksanaan treatment pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA masing-masing kelas. mengenai prosedur pembelajaran (perlakuan) yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1) Kelompok eksperimen a) Guru membuka pelajaran

b) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, yaitu guru mengucapkan salam, mengajak siswa mengawali KBM, menyiapkan pembelajaran dengan dibantu CD interaktif pembelajaran, menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan serta memahami kembali peta konsep tentang energi dan penggunaannya.


(79)

64

c) Guru menjelaskan materi bentuk energi dan penggunaannya yang akan diberikan pada pertemuan tersebut.

d) Guru melakukan eksplorasi yaitu guru mengoperasikan dan menjelaskan materi pelajaran energi dan penggunaannya menggunakan bantuan media CD interaktif, melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

e) Guru melakukan elaborasi yaitu guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas – tugas tertentu yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain – lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak, memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok serta mengerjakan uji kompetensi.

f) Guru melakukan konfirmasi yaitu guru menjelaskan kembali dan berinteraksi dengan siswa mengenai materi di media CD interaktif tersebut, guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa serta guru bersama siswa bertanya jawab


(80)

65

meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

g) Guru menutup pelajaran yaitu dengan memberikan penguatan terhadap kesimpulan materi yang telah diajarkan, siswa menulis rangkuman dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah serta guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar rajin belajar.

2) Kelompok kontrol

a) Guru membuka pelajaran

b) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, yaitu guru mengucapkan salam, mengajak siswa mengawali KBM, menyiapkan pembelajaran dengan buku pelajaran, menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan serta memahami kembali peta konsep tentang perubahan lingkungan.

c) Guru melakukan eksplorasi yaitu guru menerangkan materi pelajaran energi dan penggunaannya dengan ceramah (konvensional), melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

d) Guru melakukan elaborasi yaitu guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas – tugas tertentu yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain – lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi


(81)

66

kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok, serta mengerjakan uji kompetensi.

e) Guru melakukan konfirmasi yaitu guru menjelaskan kembali dan berinteraksi dengan siswa mengenai materi yang telah disampaikan dengan ceramah, guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa serta guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

f) Guru menutup pelajaran yaitu dengan memberikan penguatan terhadap kesimpulan materi yang telah diajarkan, siswa menulis rangkuman dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah serta guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar rajin belajar.

3. Post Eksperiment Measurement

Tahap ini adalah tahap pemberian posttest pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol setelah diberikan treatment. Bentuk soal posttest sama seperti yang sebelumnya diberikan pada pretest. Data hasil akhir dari pretest dan posttest masing-masing kelompok diolah dan dianalisa dengan menggunakan analisa statistik. Dari hasil analisis data dapat diketahui perbedaan pengaruh pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(82)

67 H. Instrum en Penelitian

Suharsimi Arikunto menyatakan (2002: 135) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Dalam penelitian ini instrumen digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA kelas IV materi bentuk energi dan penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes berupa tes objektif (pilihan ganda) dengan 4 alternatif jawaban, dan tiap jawaban dari soal hanya mempunyai satu jawaban yang paling benar. Penilaian dalam tes ini adalah apabila benar diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0.

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 167) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sedangkan menurut Sugiyono (2015: 168) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Vailiditas menunjukkan sejauh mana alat dapat mengukur apa yang diukur. Untuk menguji validitas tiap butir instrumen digunakan analisa butir. Uji validitas ini dianalisa dengan analisis kesahihan butir dengan


(83)

68

menggunakan rumus product moment Sugiyono (2015: 241) sebagai berikut:

√{ }{ }

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variable X dan Variabel Y

= jumlah seluruh siswa = skor pertanyaan tiap nomor = skor total pertanyaan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes, sehingga memerlukan validitas logis, yaitu dilakukan oleh ahli, yang kemudian diujicobakan kepada siswa (validitas empirik) dan kemudian dapat digunakan dalam penelitian. Validitas logis instrumen ini dilakukan oleh dosen ahli dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Instrumen tes ini kemudian di uji cobakan kepada 20 siswa kelas V SD Negeri 1 Tanggulanom . Uji coba dilakukan sebelum dilaksanakanya pretest pada subyek penelitian. Setelah diujicobakan instrumen tes divalidasi menggunakan uji validasi dengan bantuan program SPSS 18. Nilai

yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada

tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika > , maka item tes yang diujicobakan tersebut adalah valid.


(84)

69 2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2002: 154) mengungkapkan bahwa reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas tes adalah tes yang walaupun diberikan berulang-ulang hasilnya tetap sama. Suatu instrumen yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel apabila diulangi pada saat yang berbeda pada kelompok individu yang sama..

Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus persamaan Kuder-Richardson (KR-20), digunakan rumus ini karena skor instrumen merupakan skor 1 dan 0. Rumus KR-20 (Sugiyono, 2015: 180)sebagai berikut:

( ) ( )

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan

= proporsi subyek yang mendapat skor 1 = proporsi subyek yang mendapat skor 0 = varians skor total

Berdasarkan tinggi rendahnya nilai koefisien dapat menyimpulkan tinggi rendahnya reabilitas alat evaluasi. Adapun pedoman dalam menentukan tingkat reabilitas bisa dilihat pada tabel 9.


(85)

70

Tabel 9. Interpretasi Reliabilitas

S

ecara teknis, perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan komputer seri program statistik SPPS versi 18. Berikut hasil uji reliabilitas sesuai dengan lampiran di halaman.

Tabel 10. Hasil Uji Reabilitas Butir-Butir Soal Tes IPA

Berdasarkan hasil analisa di atas menunjukan bahwa harga koefisien alpha berada pada sekor 0,889. Maka dapat disimpulkan bahwa tes sebagai alat pengukur data bersifat reliabel tinggi.

I. T ek nik A nalisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan, meliputi:

Rentang Kriteria

0,00 - 0,19 Sangat Rendah

0,22 - 0,39 Rendah

0,40 - 0,59 Cukup

0,60 - 0,79 Tinggi

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

Reliability Statistics

,889 25

Cronbach's


(86)

71 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi dari variabel bersifat normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap tes awal atau pretest dan tes akhir posttest. Seluruh perhitungan diselesaikan dengan bantuan komputer program SPSS versi 18. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05.

2. Uji-t

Setelah data dalam penelitian terbukti berdistribusi normal, kemudian dilakukan teknik analisis uji-T. Uji-T digunakan untuk menguji perbedaan hasil belajar IPA antara kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan media CD interaktif dan kelas dengan pembelajaran konvensional. Perhitungan statistik uji t adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2015: 259):

Dimana:

Keterangan: = nilai t hitung


(87)

72

= rata-rata nilai kelompok pertama

= rata-rata nilai kelompok kedua = jumlah subyek kelompok pertama = jumlah subyek kelompok kedua

= varians kelompok pertama = varians kelompok kedua

= simpangan baku

J. K esim pulan Hasil Pengujian Data

Penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut:

dan diterima

Jika maka terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar dengan menggunakan media CD pembelajaran.

dan ditolak

Jika maka tidak terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar dengan menggunakan media CD pembelajaran.

Hasil dicocokkan dengan pada taraf signifikansi 0.05 dengan


(88)

73 BA B IV

HA SIL PENEL IT IA N DA N PEM BA HA SA N

Hasil penelitian dan pembahasan ini merupakan hasil studi lapangan yang dilaksanakan di SDN 1 Tanggulanom dan SDN 2 Tanggulanom yang dilaksanakan pada bulan mei 2016. Hasil penelitian ini merupakan hasil dari pengaruh penggunaan media CD pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam materi bentuk energi dan penggunaannya di kelas IV. Berikut ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah selesai dilaksanakan.

A . Desk ripsi Um um Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD N 1 Tanggulanom dan SDN 2 Tanggulanom pada mata pelajaran dan materi yang sama, tempat penelitian terletak di desa Tanggulanom, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Untuk siswa kelas IV SDN 1 Tanggulanom terdiri dari 16 siswa dan kelas IV SDN 2 Tanggulanom terdiri dari 16 siswa dengan jumlah total 32 siswa. Letak sekolah saling berhadapan yang hanya terpisah oleh jalan desa Tanggulanom. Posisi tempat duduk 1 meja untuk 1 siswa, dengan masing-masing ruangan yang cukup luas dan terang.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV khusunya pada mata pelajaran IPA siswa jarang sekali belajar dengan penyajian pembelajaran yang menarik. Guru masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah ditunjang dengan penggunaan media buku cetak untuk menjelaskan konsep materi-materi IPA. Sehingga siswa tidak maksimal dalam mengerti dan


(89)

74

memahami konsep-konsep IPA yang disampaikan dengan metode ceramah. Siswa sulit untuk membayangkan materi pelajaran IPA yang disampaikan dengan metode ceramah saja. Kesulitan dalam belajar tersebut membuat siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tes yang diberikan guru sehingga hasil belajar yang didapat siswa rendah. Selain itu minat belajar siswa menjadi menurun sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memilih kelas IV SDN 1 Tanggulanom dan SDN 2 Tanggulanom sebagai subyek penelitian dengan bahan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan media CD pembelajaran terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kedua SD tersebut.

B. Desk ripsi Data Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai deskripsi data yang meliputi kelompok eksperimen pada siswa kelas IV SDN 2 Tanggulanom yang mendapatkan perlakuan menggunakan media CD pembelajaran dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas IV SDN 1 Tanggulanom tanpa menggunakan media CD pembelajaran. Sebelum diberikan perlakuan baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa. Deskripsi data yang disajikan meliputi skor kemampuan belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanggulanom dan siswa kelas IV SDN 2 Tanggulanom yang diperoleh melalui soal pretest dan soal posttest, sehingga akan terlihat perbedaan (meningkat atau menurun) skor sebelum dan sesudah treatment (perlakuan) diberikan. Sebelum instrumen soal pretest


(90)

75

diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, soal tes tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh validator yaitu bapak Ikhlasul Ardi Nugroho selaku Dosen PGSD di UNY untuk validasi materi, selain itu validasi juga menggunakan perhitungan koefisien korelasi product moment yang menghasilkan butir valid sebagai berikut:

Tabel 11. Validasi Butir-Butir Soal Tes IPA

No. V ariabel ∑ Semula ∑ Item Valid ∑ Item T idak V alid 1. Ilmu Pengetahuan

Alam

25 (20)

1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 13; 14; 16; 17; 20; 22; 23; 24; 25

(5) 12; 15; 18; 19; 21

Tabel diatas menunjukan jumlah 20 butir soal telah valid sedangkan 5 lainya dikatakan tidak valid dengan rincian perhitungan tercantum pada lampiran. Butir-butir soal yang tidak valid kemudian digugurkan, sehingga total butir soal yang digunakan untuk treatmen adalah sebanyak 20 butir. Sedangkan berdasarkan dari perhitungan reabilitas diperoleh reliabilitas instrumen sebesar 0,889 yang dapat dikatakan dalam kategori reabilitas tinggi.

Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan postest. Kemudian data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan bantuan software olah data SPSS versi 18. Berikut Ini adalah deskripsi data dalam penelitian ini.


(91)

76 1. Desk ripsi Data K elas Ek sperim en

a. Data Pretest K elas Ek sperim en

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest kelas ekperimen dari penelitian ini seperti nilai rata-rata, median, modus, nilai terendah, dan nilai tertinggi dapat disajikan dalam bentuk data statistik pada tabel 12.

Tabel 12.Tabel Statistik Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan statistik kelompok eksperimen (SDN 2 Tanggulanom) pada saat pretest diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 65. Selanjutnya dengan bantuan SPSS versi 18 dapat diketahuai bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 53, nilai tengah (median) sebesar 50, nilai yang paliang banyak muncul (mode) sebesar 50, dan simpangan baku (standart deviasi) sebesar 7,6. Distribusi frekuensi data skor pretest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 13.

Statistics

16 16

0 0

53,4375 62,8125 50,0000 60,0000

50,00 60,00

7,68521 8,93845

40,00 45,00

65,00 80,00

855,00 1005,00 Valid

Missing N

Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum

Pretest Eksperimen

Posttest Eksperimen


(92)

77

Tabel 13.Distribusi Frekuensi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen materi Bentuk Energi dan Penggunaannya, peserta didik kelas eksperimen pada saat pretest paling banyak ada pada skor 50 dengan frekuensi 6 peserta didik atau 37,5%. Peserta didik yang mendapatkan hasil paling rendah berada pada skor 40 dengan frekuensi 1 peserta didik atau 6,3%. Peserta didik yang mendapatkan hasil tertinggi berada pada skor 65 dengan frekuensi 3 peserta didik atau 18,8%.

b. Data Posttest K elas Ek sperim en

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest kelas ekperimen dari penelitian ini seperti nilai rata-rata, median, modus, nilai terendah, dan nilai tertinggi dapat disajikan dalam bentuk data statistik pada tabel 14.

Pretest Eksperimen

1 6,3 6,3 6,3

2 12,5 12,5 18,8

6 37,5 37,5 56,3

2 12,5 12,5 68,8

2 12,5 12,5 81,3

3 18,8 18,8 100,0

16 100,0 100,0

40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(93)

78

Tabel 14.Tabel Statistik Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan statistik kelompok eksperimen (SDN 2 Tanggulanom) pada saat postest diperoleh nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 80. Selanjutnya dengan bantuan SPSS versi 18 dapat diketahuai bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 62,81, nilai tengah (median) sebesar 60, nilai yang paliang banyak muncul (mode) sebesar 60, dan simpangan baku (standart deviasi) sebesar 8,93. Distribusi frekuensi data skor postest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Data Skor Postest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil posttest materi Bentuk Energi dan Penggunaannya peserta didik kelas eksperimen (SDN 2 Tanggulanom) pada saat posttest paling banyak ada pada skor 60

Statistics 16 16 0 0 53,4375 62,8125 50,0000 60,0000 50,00 60,00 7,68521 8,93845 40,00 45,00 65,00 80,00 855,00 1005,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen Posttest Eksperimen

1 6,3 6,3 6,3

3 18,8 18,8 25,0

5 31,3 31,3 56,3

3 18,8 18,8 75,0

1 6,3 6,3 81,3

2 12,5 12,5 93,8

1 6,3 6,3 100,0

16 100,0 100,0

45,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(94)

79

dengan frekuensi 5 peserta didik atau 31,3%. Peserta didik yang mempunyai hasil belajar IPA paling sedikit berada pada skor 45,70, 80 dengan masing-masing frekuensi 1 peserta didik atau 6,3%. Peserta didik yang mendapatkan hasil tertinggi berada pada skor 80 dengan frekuensi 1 peserta didik atau 6,3%.

2. Desk ripsi Data K elas K ontrol a. Data Pretest K elas K ontrol

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest kelas kontrol dari penelitian ini seperti nilai rata-rata, median, modus, nilai terendah, dan nilai tertinggi dapat disajikan dalam bentuk data statistik pada tabel 16.

Tabel 16.Tabel Statistik Kelompok Kontrol

Dari hasil perhitungan nilai hasil belajar IPA peserta didik kelas kontrol (SDN 1 Tanggulanom) pada saat pretest diperoleh nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 75. Selanjutnya dengan bantuan SPSS versi 18 dapat diketahuai bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 53,75, nilai tengah (median) sebesar 55, nilai yang paliang banyak muncul (mode) sebesar

Statistics

16 16

0 0

537,5000 559,3750 550,0000 600,0000 550,00a 600,00 131,02163 93,48574 300,00 350,00 750,00 700,00 8600,00 8950,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretest Kontrol Posttest Kontrol

Multiple modes exis t. The smallest value is shown a.


(95)

80

55, dan simpangan baku (standart deviasi) sebesar 13,102 Distribusi frekuensi data skor pretest kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Data Skor Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest materi Bentuk Energi dan Penggunaannya, peserta didik kelas kontrol pada saat pretest paling banyak ada pada skor 55 dan 60 dengan masing-masing frekuensi 3 peserta didik atau 37,6%. Peserta didik yang mempunyai hasil belajar IPA paling sedikit berada pada skor 40, 50, 70, dan 75 dengan masing-masing frekuensi 1 peserta didik atau 6,3%. b. Data Posttest K elas K ontrol

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest kelas kontrol dari penelitian ini seperti nilai rata-rata, median, modus, nilai terendah, dan nilai tertinggi dapat disajikan dalam bentuk data statistik pada tabel 18.

Tabel 18.Tabel Statistik Kelompok Kontrol Pretest Kontrol

2 12,5 12,5 12,5

1 6,3 6,3 18,8

2 12,5 12,5 31,3

1 6,3 6,3 37,5

3 18,8 18,8 56,3

3 18,8 18,8 75,0

2 12,5 12,5 87,5

1 6,3 6,3 93,8

1 6,3 6,3 100,0

16 100,0 100,0

30,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(96)

81

Dari hasil perhitungan nilai hasil belajar IPA peserta didik kelas kontrol (SDN 1 Tanggulanom) pada saat posttest diperoleh nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 70. Selanjutnya dengan bantuan SPSS versi 18 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 55,93, nilai tengah (median) sebesar 60, nilai yang paling banyak muncul (mode) sebesar 60, dan simpangan baku (standart deviasi) sebesar 93,4. Distribusi frekuensi data skor posttest kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Data Skor Postest Kelas Kontrol Statistics

16 16

0 0

537,5000 559,3750 550,0000 600,0000 550,00a 600,00 131,02163 93,48574 300,00 350,00 750,00 700,00 8600,00 8950,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretest Kontrol Posttest Kontrol

Multiple modes exis t. The smallest value is shown a.

Posttest Kontrol

1 6,3 6,3 6,3

1 6,3 6,3 12,5

3 18,8 18,8 31,3

2 12,5 12,5 43,8

7 43,8 43,8 87,5

2 12,5 12,5 100,0

16 100,0 100,0

35,00 40,00 50,00 55,00 60,00 70,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(97)

82

Berdasarkan tabel 19 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA peserta didik kelas kontrol (SDN 1 Tanggulanom) pada saat posttest paling banyak ada pada skor 60 dengan frekuensi 7 peserta didik atau 43,8%. Peserta didik yang mempunyai hasil belajar IPA paling sedikit berada pada skor 35 dan 40 dengan masing-masing frekuensi 1 peserta didik atau 6,3%.

Untuk memudahkan pengamatan terhadap perbandingan statistik skor awal hasil belajar IPA kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Rangkuman Data Pretest dan Posttes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

K elas Nilai T erendah

Nilai

T ertinggi M ean M edian M odus

Sim pangan Bak u Pretest

Ek sperim en 40 65 53,4 50 50 7,68521

Pretest

K ontrol 30 75 53,7 55 55 13,10216

Posttest

Ek sperim en 45 80 62,8 60 60 8,93845

Posttest

K ontrol 35 70 55,9 60 60 93,48574

3. Uji T Pretest A ntar K elas

Setelah diberikannya pretest pada masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka hasil pretest dari kedua kelas tersebut diuji dengan uji-T. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum dilakukan treatment. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 21.


(98)

83

Tabel 21. Uji T Pretest Antar Kelas

Dari hasil perhitungan uji-T diperoleh nilai T hitung sebesar -0,082 dan nilai tabel sebesar 2,042 pada taraf signifikansi diatas 0,05, df sebesar 30. Karena T hitung lebih kecil daripada T tabel, maka hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan awal belajar IPA pada kedua kelas tersebut.

4. Uji Norm alitas Sebaran

Dari hasil penelitian yang diperoleh kemudian terlebih dahulu perlu dilakukan analisis persyaratan. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan uji One Sample Komolgorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS versi 18. Kriteria

Group Statistics

16 53,4375 7,68521 1,92130

16 53,7500 13,10216 3,27554

Kelas Eksperimen Kontrol Skor Pretest

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

3,363 ,077 -,082 30 ,935 -,31250 3,79744 -8,06791 7,44291

-,082 24,23 ,935 -,31250 3,79744 -8,14612 7,52112 Equal variances assumed Equal variances not assumed Skor Pretest F Sig. Levene's Test for

Equality of Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means


(99)

84

pengujian yaitu a) jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal, dan b) jika nilai signifikasi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengajian dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas

No. K elom pok Data Nilai Signifik ansi

(A sym Sig 2 tailed) K eterangan

1 Eksperimen Pretest 0,339 Berdistribusi

normal

Posttest 0,637 Berdistribusi

normal

2 Kontrol Pretest 0,789 Berdistribusi

normal

Posttest 0,363 Berdistribusi

normal

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi data Pretest dan Posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

C. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA peserta didik antara yang diberi perlakuan dengan menggunakan media CD pembelajaran dan yang diajar dengan media konvensional digunakan uji T atau T-test. Hipotesis ditolak (Ho) apabila t hitung > t tabel dengan df (n-2) pada taraf signifikansi a = 0,05. Hasil uji T dapat dilihat pada tabel 23:


(100)

85

Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji Posttest Antar kelas K elas R ata-R ata t-hitung tabel (a =

0,05) Df

Sig (2-tailed) Posttest

Kontrol 55,93

2,126 2,042 30 0,042

Posttest

Eksperimen 62,81

Berdasarkan hasil uji T diketahui rata-rata Posttest kontrol 55,93 sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen 62,81 dan didapatkan nilai T hitung sebesar 2,126 dengan taraf signifikansi 0,042. Nilai tabel dengan df = 30 pada taraf signifikansi (a) = 0,05 adalah 2,042 sesuai dengan rangkuman nilai di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,042 < 2,126.

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: Hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 1 dan 2 Tanggulanom antara yang diajar dengan media CD pembelajaran interaktif dengan yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional, ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 1 dan 2 Tanggulanom antara yang diajar dengan media CD pembelajaran interaktif dengan yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional, diterim a.

Kemudian untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan media video dalam pembelajaran IPA, maka dilakukan perhitungan bobot keefektifan. Hasil perhitungan bobot keefektifan dapat dilihat pada tabel 24:


(101)

86

Tabel 24. Perhitungan Bobot Keefektifan K elas Sk or

R ata-R ata

R ata-R ata

Bobot K eefek tifan Pretest Eksperimen 53,43

58,12

12,83% Posttest Eksperimen 62,81

Pretest Kontrol 53,75

54,84 Posttest Kontrol 55,93

Dari tabel diketahui bobot keefektifan sebesar 12,83%. Rata-rata (mean) pretest dan posttest mengalami kenaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 1 dan 2 Tanggulanom antara yang diajar dengan media CD pembelajaran interaktif dengan yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional, ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 1 dan 2 Tanggulanom antara yang diajar dengan media CD pembelajaran interaktif dengan yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional, diterim a.

D. Pem bahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen yang diajar menggunakan media CD interaktif dan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil analisis skor masing-masing kelas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar IPA bagi siswa. Dari data hasil kedua kelas tersebut maka dapat dihitung bobot


(102)

87

keefektifanya. Bobot keefektifanya diperoleh dari hasil pengurangan rata-rata posttest kedua kelas kemudian dibagi rata-rata pretest kedua kelas kemudian dikalikan 100%. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bobot keefektifan sebesar 12,83%. Dari bobot keefektifan tersebut menunjukan bahwa penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN 2 Tanggulanom lebih efektif daripada menggunakan bentuk pembelajaran konvensional.

Faktor-faktor lain sangat dibutuhkan untuk menunjang hasil belajar IPA diantaranya motivasi, minat, bakat, lingkungan belajar, fasilitas sekolah, serta guru sebagai fasilitator dan motivator dalam kelas. Karena faktor-faktor diatas saling berkaitan satu dengan yang lainya maka keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat mendukung dan membuktikan teori-teori tentang media seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik dengan bantuan software SPSS 18 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen adalam sama (homogen). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil pretest kedua kelas dan dibuktikan denga uji t untuk melihat persamaan dua rata-rata. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini wajar karena kedua kelas tersebut belum mendapatkan perlakuan dan materi belajar.


(103)

88

Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan memberi perlakuan media pembelajaran CD interaktif pada kelas eksperimen dan perlakuan dengan media pembelajaran konvensional pada kelas kontrol menunjukkan bahwa hasil belajar akhir kedua kelompok mengalami perbedaan. Perbedaan hasil belajar ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas eksperimen 62,81 sedangkan pada kelas kontrol 55,93. Dari nilai rata-rata posttest terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Penggunaan media CD interaktif di kelas eksperimen sangat fungsional, menantang daya ingat, konsentrasi, dan yang terpenting peserta didik dapat mengerti dan menangkap materi yang disampaikan dengan lebih maksimal. Penggunaan media CD dalam pembelajaran IPA sangat menarik perhatian siswa karena terdapat animasi yang menggambarkan perubahan-perubahan energi secara langsung sehingga siswa tidak hanya membayangkan atau mengira-ngira. Dengan beragam manfaat media CD interaktif, maka penggunaan media CD interaktif sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA sehingga siswa tidak merasa jenuh dan pembelajaran berlangsung secara tidak monoton.

Setelah pengambilan data akhir kelas eksperimen, selanjutnya data diolah dengan bantuan olah data SPSS versi 18. Hasil perhitungan menunjukan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 53,43 kemudian menjadi 62,81. Hal itu berarti bahwa di kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 9,38. Untuk kelompok kontrol pada saat pretest sebesar 53,75 dan pada saat posttest sebesar 55,93. Berarti terjadi kenaikan sebesar 2,18. Meskipun kedua


(104)

89

kelas sama-sama mengalami kenaikan rata-rata, namun kenaikan rata-rata posttest pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan posttest kelas kontrol. Kesimpulanya adalah nilai hasil belajar IPA lebih tinggi dengan menggunakan media CD interaktif dibandingkan dengan menggunakan bentuk pembelajaran konvensional. Sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Tanggulanom yang diajar dengan media CD interaktif dan siswa kelas IV SDN 1 Tanggulanom yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

E. K eterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diupayakan semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil yang baik, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangannya yang disebabkan oleh keterbatasan, diantaranya:

1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi penelitian yang lain.

2. Waktu pelaksanaan penelitian yang relatif pendek


(105)

90 BA B V

K ESIM PUL A N DA N SA R A N

A . K esim pulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media CD interaktif terhadap hasil belajar siswa pada materi energi dan penggunaannya di SDN 2 Tanggulanom. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 62,81 dan kelas kontrol sebesar 55,93 menunjukkan kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata hasil belajar lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan sebesar 2,126 lebih besar dari sebesar 2,042 dengan df = 30 dan a = 0,05. Jadi lebih besar dari ( = 2,126 > = 2,042 ) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran IPA dengan menggunakan media CD interaktif.

Penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 2 Tanggulanom lebih efektif daripada dengan menggunakan bentuk pembelajaran konvensional pada SDN 1 Tanggulanom. Hal ini dibuktikan dengan bobot keefektifan sebesar 12,83%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat memberikan beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, sebagai berikut:


(106)

91

1. Sekolah dapat menyediakan fasilitas komputer baik software ataupun hardware sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar agar tercapai hasil belajar yang lebih baik.

2. Guru dapat menggunakan media CD interaktif sebagai alternatif pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif serta menarik sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3. Hendaknya guru membuat perencanaan yang matang dalam mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media CD interaktif sehingga waktu belajar lebih efektif.


(107)

92

DA FT A R PUST A K A

Agung Budi Prabowo. (2012). Pengembangan Compact Disc (CD) Interaktif Dalam Pemberian Layanan Klasikal tentang Gaya Belajar. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Andi Prastowo. (2011). Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Arief Sadiman dkk. (2014). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Asnawir dan M. Basyirudin Usman. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers

Azhar Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.

Hujair AH Sanaky. (2009). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Ibnu Hadjar. (1996). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jumadi. (2003). Wawasan Keilmuan IPA. Makalah Pelatihan PKG-C. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Provinsi DIY.

Muhibbinsyah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munir. (2012). Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Moh Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.


(108)

93

Nana Sudjana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Niken Ariani dan Dany Haryanto. (2009). Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Poppy K. Devi Sri Anggraeni, Rochman S. & Toto R. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Saifudin Azwar. (2007). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saripudin W. (1989). Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Sulistyorini. (2006). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: Tiara Wacana.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(109)

94

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pustaka Yustisia. (2007). Panduan Penyusunan KTSP Lengkap SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman Samatoa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Yudhi Munadi. (2010). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.


(110)

95


(111)

96


(112)

97 Correlations

1 ,644** ,601** ,473* ,491* ,593** ,558* ,561* ,601** ,641** ,641** ,002 ,005 ,035 ,028 ,006 ,011 ,010 ,005 ,002 ,002

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,644** 1 ,630** ,435 ,206 ,066 ,724** ,378 ,378 ,378 ,378 ,002 ,003 ,055 ,384 ,783 ,000 ,100 ,100 ,100 ,100

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,601** ,630** 1 ,545* ,061 ,174 ,406 ,467* ,200 ,200 ,200 ,005 ,003 ,013 ,800 ,463 ,076 ,038 ,398 ,398 ,398

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,473* ,435 ,545* 1 ,121 ,179 ,390 ,061 ,303 ,303 ,061 ,035 ,055 ,013 ,612 ,450 ,089 ,800 ,195 ,195 ,800

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,491* ,206 ,061 ,121 1 ,390 ,390 ,061 ,545* ,545* ,303 ,028 ,384 ,800 ,612 ,089 ,089 ,800 ,013 ,013 ,195

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,593** ,066 ,174 ,179 ,390 1 ,394 ,406 ,174 ,406 ,174 ,006 ,783 ,463 ,450 ,089 ,086 ,076 ,463 ,076 ,463

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,558* ,724** ,406 ,390 ,390 ,394 1 ,174 ,174 ,406 ,174 ,011 ,000 ,076 ,089 ,089 ,086 ,463 ,463 ,076 ,463

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,561* ,378 ,467* ,061 ,061 ,406 ,174 1 ,467* ,200 ,200 ,010 ,100 ,038 ,800 ,800 ,076 ,463 ,038 ,398 ,398

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,601** ,378 ,200 ,303 ,545* ,174 ,174 ,467* 1 ,467* ,467* ,005 ,100 ,398 ,195 ,013 ,463 ,463 ,038 ,038 ,038

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,641** ,378 ,200 ,303 ,545* ,406 ,406 ,200 ,467* 1 ,200 ,002 ,100 ,398 ,195 ,013 ,076 ,076 ,398 ,038 ,398

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,641** ,378 ,200 ,061 ,303 ,174 ,174 ,200 ,467* ,200 1 ,002 ,100 ,398 ,800 ,195 ,463 ,463 ,398 ,038 ,398

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Total p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Correlation is s ignific ant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is s ignific ant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(113)

98 Correlations

1 ,822** ,360 ,625** ,601** ,159 ,567** ,716** ,281 ,390 ,619** ,000 ,119 ,003 ,005 ,502 ,009 ,000 ,231 ,089 ,004

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,822** 1 ,378 ,378 ,467* ,236 ,471* ,577** ,200 ,577** ,545* ,000 ,100 ,100 ,038 ,317 ,036 ,008 ,398 ,008 ,013

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,360 ,378 1 ,048 -,126 -,312 -,089 ,218 ,126 ,218 ,206 ,119 ,100 ,842 ,597 ,181 ,709 ,355 ,597 ,355 ,384

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,625** ,378 ,048 1 ,378 ,356 ,356 ,491* -,126 ,218 ,206 ,003 ,100 ,842 ,100 ,123 ,123 ,028 ,597 ,355 ,384

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,601** ,467* -,126 ,378 1 ,471* ,236 ,577** ,200 ,000 ,303 ,005 ,038 ,597 ,100 ,036 ,317 ,008 ,398 1,000 ,195

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,159 ,236 -,312 ,356 ,471* 1 -,042 ,102 ,000 ,357 ,043 ,502 ,317 ,181 ,123 ,036 ,862 ,669 1,000 ,122 ,858

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,567** ,471* -,089 ,356 ,236 -,042 1 ,357 ,236 ,102 ,257 ,009 ,036 ,709 ,123 ,317 ,862 ,122 ,317 ,669 ,274

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,716** ,577** ,218 ,491* ,577** ,102 ,357 1 ,000 ,063 ,419 ,000 ,008 ,355 ,028 ,008 ,669 ,122 1,000 ,794 ,066

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,281 ,200 ,126 -,126 ,200 ,000 ,236 ,000 1 ,289 ,303 ,231 ,398 ,597 ,597 ,398 1,000 ,317 1,000 ,217 ,195

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,390 ,577** ,218 ,218 ,000 ,357 ,102 ,063 ,289 1 ,419 ,089 ,008 ,355 ,355 1,000 ,122 ,669 ,794 ,217 ,066

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

,619** ,545* ,206 ,206 ,303 ,043 ,257 ,419 ,303 ,419 1 ,004 ,013 ,384 ,384 ,195 ,858 ,274 ,066 ,195 ,066

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20

Total p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20

Correlation is s ignific ant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is s ignific ant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(114)

99

Correlations

1 -,065 ,486* ,641** ,579** ,541*

,785 ,030 ,002 ,008 ,014

20 20 20 20 20 20

-,065 1 -,210 -,289 -,167 -,289

,785 ,374 ,217 ,482 ,217

20 20 20 20 20 20

,486* -,210 1 ,404 -,140 ,081

,030 ,374 ,077 ,556 ,735

20 20 20 20 20 20

,641** -,289 ,404 1 ,192 ,200

,002 ,217 ,077 ,416 ,398

20 20 20 20 20 20

,579** -,167 -,140 ,192 1 ,577**

,008 ,482 ,556 ,416 ,008

20 20 20 20 20 20

,541* -,289 ,081 ,200 ,577** 1

,014 ,217 ,735 ,398 ,008

20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total p21 p22 p23 p24 p25

Total p21 p22 p23 p24 p25

Correlation is s ignific ant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is s ignific ant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(115)

100

Uji R eliabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 17,3000 31,589 ,594 ,882

p2 17,2500 31,987 ,550 ,883

p3 17,3500 32,450 ,405 ,887

p4 17,3500 32,345 ,425 ,886

p5 17,4500 31,629 ,533 ,883

p6 17,4500 31,839 ,494 ,884

p7 17,2500 32,197 ,506 ,884

p8 17,2500 31,987 ,550 ,883

p9 17,2500 31,776 ,594 ,882

p10 17,2500 31,776 ,594 ,882

p11 17,2500 30,829 ,795 ,877

p12 17,3000 33,168 ,288 ,889

p13 17,3000 31,695 ,573 ,882

p14 17,2500 31,987 ,550 ,883

p15 17,4000 34,253 ,075 ,895

p16 17,4000 31,832 ,505 ,884

p17 17,2000 31,642 ,679 ,880

p18 17,2500 33,671 ,209 ,891

p19 17,2000 33,221 ,329 ,888

p20 17,3500 31,608 ,563 ,882

p21 17,2000 35,432 -,134 ,898

p22 17,1500 32,976 ,437 ,886

p23 17,2500 31,776 ,594 ,882

p24 17,1000 32,937 ,542 ,884

p25 17,2500 32,303 ,485 ,885

Case Processing Summary

20 100,0 0 ,0 20 100,0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,889 25

Cronbach's

Alpha N of Items


(116)

101

1. Pretest dan Posttest K elom pok Ek sperim en

Statistics 16 16 0 0 53,4375 62,8125 50,0000 60,0000 50,00 60,00 7,68521 8,93845 40,00 45,00 65,00 80,00 855,00 1005,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen Pretest Eksperimen

1 6,3 6,3 6,3

2 12,5 12,5 18,8

6 37,5 37,5 56,3

2 12,5 12,5 68,8

2 12,5 12,5 81,3

3 18,8 18,8 100,0

16 100,0 100,0

40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Posttest Eksperimen

1 6,3 6,3 6,3

3 18,8 18,8 25,0

5 31,3 31,3 56,3

3 18,8 18,8 75,0

1 6,3 6,3 81,3

2 12,5 12,5 93,8

1 6,3 6,3 100,0

16 100,0 100,0

45,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(117)

102 2. Pretest dan Posttest K elom pok K ontrol

Statistics

16 16

0 0

537,5000 559,3750 550,0000 600,0000 550,00a 600,00 131,02163 93,48574 300,00 350,00 750,00 700,00 8600,00 8950,00 Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretest Kontrol Posttest Kontrol

Multiple modes exis t. The smallest value is shown a.

Pretest Kontrol

2 12,5 12,5 12,5

1 6,3 6,3 18,8

2 12,5 12,5 31,3

1 6,3 6,3 37,5

3 18,8 18,8 56,3

3 18,8 18,8 75,0

2 12,5 12,5 87,5

1 6,3 6,3 93,8

1 6,3 6,3 100,0

16 100,0 100,0

300,00 400,00 450,00 500,00 550,00 600,00 650,00 700,00 750,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Posttest Kontrol

1 6,3 6,3 6,3

1 6,3 6,3 12,5

3 18,8 18,8 31,3

2 12,5 12,5 43,8

7 43,8 43,8 87,5

2 12,5 12,5 100,0

16 100,0 100,0

350,00 400,00 500,00 550,00 600,00 700,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(118)

103

No. K elom pok Usia Jum lah

9 10 11

1. Eksperimen 6 5 6 16

2. Kontrol 5 8 2 16

Jumlah 11 13 8 32

Matching Sig (2-tailed) Kesimpulan

Usia 0,705 Tidak Ada Perbedaan

Group Statistics

16 10.0000 .81650 .20412

16 10.1250 1.02470 .25617

Kelas Eksperimen Kontrol Usia

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

.759 .391 -.382 30 .705 -.12500 .32755 -.79395 .54395

-.382 28.575 .706 -.12500 .32755 -.79536 .54536 Equal variances assumed Equal variances not assumed Usia F Sig. Levene's Test for Equality of

Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidenc e Interval of the

Difference t-test for Equality of Means


(119)

104

No. K elom pok Jenis K elam in Jum lah L ak i-lak i Perem puan

1. Eksperimen 5 11 16

2. Kontrol 9 7 16

Jumlah 14 18 32

Matching Sig (2-tailed) Kesimpulan

Jenis Kelamin 0,164 Tidak Ada Perbedaan Group Statistics

16 1.6875 .47871 .11968

16 1.4375 .51235 .12809

Kelas Eksperimen Kontrol Jenis Kelamin

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

1.720 .200 1.426 30 .164 .25000 .17530 -.10800 .60800

1.426 29.863 .164 .25000 .17530 -.10807 .60807

Equal variances assumed Equal variances not assumed Jenis Kelamin F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

L am piran 5. Hasil Perhitungan Untuk Pengontrolan Jenis K elam in Siswa


(120)

105 No. K elom pok

L atar Belak ang Pek erjaan Orang

T ua Siswa Jum lah

BUM N PNS T ani Swasta

1. Eksperimen 16 16

2. Kontrol 16 16

Jumlah 32 32

Matching Sig (2-tailed) Kesimpulan

Pekerjaan 0,559 Tidak Ada Perbedaan Group Statistics

16 1.1250 .34157 .08539

16 1.0625 .25000 .06250

Kelas Eksperimen Kontrol Pekerjaan Orang Tua

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

1.454 .237 .591 30 .559 .06250 .10582 -.15361 .27861

.591 27.488 .560 .06250 .10582 -.15445 .27945 Equal variances assumed Equal variances not assumed Pekerjaan Orang Tua F Sig. Levene's Test for Equality of Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

L am piran 6. Hasil Perhitungan Untuk Pengontrolan Pek erjaan Orang T ua Siswa


(121)

106 No. K elom pok

L atar Belak ang Pendidik an

Orang T ua Siswa Jum lah SD SM P SM A S1

1. Eksperimen 11 5 16

2. Kontrol 10 6 16

Jumlah 21 11 32

Matching Sig (2-tailed) Kesimpulan

Pendidikan 0,109 Tidak Ada Perbedaan Group Statistics

16 1.1250 .34157 .08539

16 1.3750 .50000 .12500

Kelas Eksperimen Kontrol Pendidikan Orang Tua

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Sample s Test

12.308 .001 -1.651 30 .109 -.25000 .15138 -.55916 .05916

-1.651 26.496 .110 -.25000 .15138 -.56089 .06089 Equal variances assumed Equal variances not assumed Pendidikan Orang Tua F Sig. Levene's Test for

Equality of Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

L am piran 7. Hasil Perhitungan Untuk Pengontrolan Pendidik an Orang T ua Siswa


(122)

107 1. Norm alitas Pretest Posttest Ek sperim en

2. Norm alitas Pretest Posttest K ontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

16 16 53.4375 62.8125 7.68521 8.93845 .235 .186 .235 .186 -.140 -.129 .941 .744 .339 .637 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Pretest Eksperimen

Posttes t Eksperimen

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

16 16 53.7500 55.9375 13.10216 9.34857 .163 .231 .090 .207 -.163 -.231 .652 .922 .789 .363 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Pretest Kontrol

Posttest Kontrol

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(123)

108 1. Uji-t Pretest dan Posttest A ntar K elas

Group Statistics

16 53,4375 7,68521 1,92130

16 53,7500 13,10216 3,27554

Kelas Eksperimen Kontrol Skor Pretest

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

3,363 ,077 -,082 30 ,935 -,31250 3,79744 -8,06791 7,44291

-,082 24,23 ,935 -,31250 3,79744 -8,14612 7,52112 Equal variances assumed Equal variances not assumed Skor Pretest F Sig. Levene's Test for

Equality of Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Group Statistics

16 62,8125 8,93845 2,23461

16 55,9375 9,34857 2,33714

Kelas Eksperimen Kontrol Skor Pos ttest

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

,006 ,938 2,126 30 ,042 6,87500 3,23353 ,27125 13,479

2,126 29,94 ,042 6,87500 3,23353 ,27069 13,479 Equal variances assumed Equal variances not assumed Skor Posttest F Sig. Levene's Test for Equality of

Variances t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means


(124)

109 2. Uji-t K elasEk sperim en

3. Uji-t K elasK ontrol

Paired Samples Statistics

62,8125 16 8,93845 2,23461

53,4375 16 7,68521 1,92130

Posttes t Eksperimen Pretest Eksperimen Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

16 ,917 ,000

Posttest Eksperimen & Pretest Eksperimen Pair

1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

9,37500 3,59398 ,89849 7,45991 11,2901 10,434 15 ,000 Posttest Eksperimen - Pretest Eksperimen Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Paired Samples Statistics

559,3750 16 93,48574 23,37143

537,5000 16 131,02163 32,75541

Posttest Kontrol Pretest Kontrol Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

16 ,963 ,000

Posttest Kontrol & Pretest Kontrol Pair

1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

21,87500 48,19665 12,049 -3,80718 47,5572 1,815 15 ,089 Posttest Kontrol -Pretest Kontrol Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidenc e

Interval of the Difference Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)


(125)

110

PER HIT UNGA N BOBOT K EEFEK T IFA N

Rata-Rata Pretest =

= = 53,59

Bobot Kefektifan =

x100%

=

x100%

=12,83%


(126)

(127)

(128)

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SD Negeri 2 Tanggulanom Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Energi dan Penggunaannya waktu : 8 x 45 menit (4 X pertemuan) Metode : Ceramah dan praktek

A. Standar Kompetensi :

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

C. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menyebutkan contoh energi panas - Lilin yang menyala menghasilkan panas

- Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. - Dua telapak tangan yang digesekan menghasilkan panas

o Siswa dapat Memahami pemantulan bunyi - Bunyi pantul

- Gaung atau Kerdam - Gema

o Siswa dapat Memahami penyerapan bunyi dan memberikan contoh benda yang dapat menyerap bunyi.

Karakter siswa yang diharapkan :

o Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

D. Materi Essensial

Energi dan penggunaannya

o Energi Panas


(129)

114

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan.

o Memahami peta konsep tentang Energi panas.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami istilah sumber energi panas.

 Menyebutkan contoh sumber energi panas - Lilin yang menyala menghasilkan panas

- Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. - Dua telapak tangan yang digesekan menghasilkan panas

 Memahami matahari sebagai sumber energi panas yang sangat besar dan tidak akan habis serta fungsinya bagi kehidupan di Bumi.

 Memahami bahwa panas dapat berpindah

 Menyebutkan cara perpindahan panas untuk kebutuhan.

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

(50 menit)


(130)

115

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa;

- Sumber energi panas terbesar adalah matahari - Panas dapat berpindah

(5 menit) 4. Pekerjaan Rumah

o Tugas .

Pertemuan ke-2

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menagih tugas 8.1

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami peta konsep tentang energi Bunyi.

 Memahami dan memberikan contoh bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar:

 Memahami istilah frekuensi, amplitodo dan nada.

 Memahami bunyi audiosonik, infrasonik dan ultrasonik.

 Memahami bahwa bunyi dapat merambat melalui - benda gas,

- benda cair - benda padat.

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

(50 menit)


(131)

116 lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dihasilkan oleh getaran (5 menit) 4. Pekerjaan Rumah

o -

Pertemuan ke-3

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya mengenai kegiatan 8.4.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami bahwa kecepatan perambatan bunyi melalaui berbagai jenis benda tidaklah sama.

 Memahami pemantulan bunyi - Bunyi pantul

- Gaung atau Kerdam - Gema

 Memahami penyerapan bunyi dan memberikan contoh benda yang dapat menyerap bunyi

(50 menit)


(132)

117 -

- Goni

- Kertas

-

- Spon

- Wol

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dapat dipantulkan dan diserap (5 menit) 4. Pekerjaan Rumah

o

Pertemuan ke-4

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapk

o an

(5 menit)


(133)

118

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya mengenai kegiatan 8.4.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Mengetahui bahwa semua jenis alat musik akustik dimainkan dengan mengetarkan sumber bunyi, seperti :

- Gitar - Biola - Piano

- Suling - Terompet - Gendang

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

(50 menit)

3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dapat dihasil oleh alat musik (5 menit)


(134)

(135)

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL

Sekolah : SD Negeri 1 Tanggulanom Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Energi dan Penggunaannya waktu : 8 x 45 menit (4 X pertemuan) Metode : Ceramah dan praktek

F. Standar Kompetensi :

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

G. Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

H. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menyebutkan contoh energi panas - Lilin yang menyala menghasilkan panas

- Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. - Dua telapak tangan yang digesekan menghasilkan panas

o Siswa dapat Memahami pemantulan bunyi - Bunyi pantul

- Gaung atau Kerdam - Gema

o Siswa dapat Memahami penyerapan bunyi dan memberikan contoh benda yang dapat menyerap bunyi.

Karakter siswa yang diharapkan :

o Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

I. Materi Essensial

Energi dan penggunaannya

o Energi Panas


(136)

121

J. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pertemuan ke-1

5. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan.

o Memahami peta konsep tentang Energi panas.

(5 menit)

6. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami istilah sumber energi panas.

 Menyebutkan contoh sumber energi panas - Lilin yang menyala menghasilkan panas

- Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. - Dua telapak tangan yang digesekan menghasilkan panas

 Memahami matahari sebagai sumber energi panas yang sangat besar dan tidak akan habis serta fungsinya bagi kehidupan di Bumi.

 Memahami bahwa panas dapat berpindah

 Menyebutkan cara perpindahan panas untuk kebutuhan.

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

(50 menit)


(137)

122

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 7. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa;

- Sumber energi panas terbesar adalah matahari - Panas dapat berpindah

(5 menit) 8. Pekerjaan Rumah

o Tugas .

Pertemuan ke-2

5. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menagih tugas 8.1

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya.

(5 menit)

6. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami peta konsep tentang energi Bunyi.

 Memahami dan memberikan contoh bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar:

 Memahami istilah frekuensi, amplitodo dan nada.

 Memahami bunyi audiosonik, infrasonik dan ultrasonik.

 Memahami bahwa bunyi dapat merambat melalui - benda gas,

- benda cair - benda padat.

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

(50 menit)


(138)

123

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 7. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dihasilkan oleh getaran (5 menit) 8. Pekerjaan Rumah

o -

Pertemuan ke-3

5. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya mengenai kegiatan 8.4.

(5 menit)

6. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memahami bahwa kecepatan perambatan bunyi melalaui berbagai jenis benda tidaklah sama.

 Memahami pemantulan bunyi

(50 menit)


(139)

124 - Bunyi pantul

- Gaung atau Kerdam - Gema

 Memahami penyerapan bunyi dan memberikan contoh benda yang dapat menyerap bunyi

- Karet

- Karpet

- Goni

- Kertas

- Kain

- Busa

- Spon

- Wol

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 7. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dapat dipantulkan dan diserap (5 menit) 8. Pekerjaan Rumah


(140)

125 5. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapk

o an

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya mengenai kegiatan 8.4.

(5 menit)

6. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Mengetahui bahwa semua jenis alat musik akustik dimainkan dengan mengetarkan sumber bunyi, seperti :

- Gitar - Biola - Piano

- Suling - Terompet - Gendang

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

(50 menit)


(141)

126

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 7. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa bunyi dapat dihasil oleh alat musik (5 menit) 8. Pekerjaan Rumah


(142)

127 Guru m enyam paik an m ateri dengan CD

Pem belajaran

Siswa m em perhatik an penjelasan guru

Guru m enyam paik an m ateri dengan CD Pem belajaran


(143)

128 K egiatan Pem belajaran K onvensional

Guru m enyam paik an m ateri dengan ceram ah

Siswa m em perhatik an penjelasan guru Guru m enyam paik an m ateri dengan

ceram ah


(144)

129

NO EK SPER IM ENT K ONT R OL

Nam a Jenis k elam in Nam a Jenis k elam in

1 ND L YAI L

2 IF L AYP L

3 NA L DU L

4 T P LE P

5 AW L R L

6 AD P IA P

7 DA P AEPS P

8 E P DKS P

9 RA P FYS P

10 TUW P I L

11 V P LA P

12 W P MMH L

13 A P MRM L

14 A P MNM L

15 EW P R P


(145)

130 L am piran 17. Daftar Nilai Siswa

NO Nilai

Rata-rata UH UTS UAS

1 85,6 80 80

2 82 70 45

3 75,6 75 80

4 77,2 80 75

5 82 70 70

6 93 70 70

7 92,3 70 65

8 91,6 75 80

9 89 55 65

10 93 80 60

11 93 90 80

12 95 65 60

13 72,5 70 60

14 74,8 80 80

15 70,5 55 75

16 85,5 80 80

17 83,3 60 70

18 95,3 85 75


(146)

131 No

Ek sperim en K ontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Sk or Sk or Sk or Sk or

1 60 70 30 35

2 60 65 55 55

3 50 60 45 50

4 50 65 65 60

5 65 75 70 70

6 50 60 60 60

7 45 55 65 60

8 55 60 40 50

9 50 60 55 60

10 50 65 30 40

11 55 60 50 55

12 40 45 60 60

13 50 55 55 60

14 65 75 60 60

15 45 55 45 50

16 65 80 75 70


(147)

(148)

(149)

(150)

(151)

(152)

(153)

(154)

(155)

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi dan penggunaannya melalui pendekatan konstruktivisme : Penelitan Tindakan Kelas Pada Sekolah MI.Al-Ma’arif Kalibaru Cilincing Jakarta Utara

0 37 212

Pengaruh Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi Index Csrd Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan.

0 31 197

Pengaruh Media CD Interaktif Savvy e-Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gerak Tumbuhan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)

0 3 234

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD KELAS V.

5 27 25

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVAS

0 0 19

Penggunaan Media CD Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD N Sayung 03 Demak.

0 0 1

PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF SMART EDUMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANGGULANOM KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 1 172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI BENTUK ENERGI KELAS IV DI SD 3 TUMPANGKRASAK KUDUS

0 0 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV MI AL-HUDA KEDUNGUMPUL KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 1 204

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV PADA MATERI BERBAGAI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MELALUI METODE EKSPERIMENDI SD N 1 WANGON

0 0 11