PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF SMART EDUMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANGGULANOM KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG.

(1)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANGGULANOM KECAMATAN SELOPAMPANG

KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Ardi Kurniawan NIM 10105244016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF SMART EDUMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

NEGERI 1 TANGGULANOM KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Ardi Kurniawan NIM 10105244016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

MOTTO

“Ilmu itu diperoleh dari lidah yang gemar bertanya serta akal yang suka berpikir”. (Abdullah bin Abbas)


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, makalah tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

1. Ibu Mona Arsih, Bapak Sukidi, yang senantiasa memberikan semangat,

motivasi, bimbingan, nasehat, dan do’a disetiap langkahku. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.


(8)

PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF SMART EDUMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

NEGERI 1 TANGGULANOM KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG

Oleh: Ardi Kurniawan NIM 10105244016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran CD Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom sebanyak 19 siswa. Penelitian terdiri dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus terdiri atas 2 pertemuan, siklus pertama terdiri atas 2 pertemuan, dan siklus kedua terdiri atas 2 pertemuan. Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes tertulis. Validitas menggunakan validitas isi, konstruk, dan butir soal dengan rumus korelasi produk momen, sedangkan reliabilitasnya menggunakan rumus cronbach alpha. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran CD Interaktif mampu meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Hal tersebut ditunjukkan dari terjadinya peningkatan ketuntasan belajar siswa pada keadaan awal siswa sebanyak 4 siswa (21,05%), pada siklus I sebanyak 14 siswa (73,68%), dan pada siklus II sebanyak 19 siswa (100,00%).

Kata kunci: Hasil Belajar, Materi Bangun Datar, Matematika, Media CD Interaktif


(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan Akademik Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat langsung, mengimplementasikan hal-hal yang sudah di dapat dalam perkuliahan ke dalam sebuah penelitian dalam bentuk skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak bantuan, bimbingan dan dukungan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kebijakan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Ketua Jurusan Fakultas Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ijin dan fasilitas dalam melancarkan proses penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Christina Ismaniati, M. Pd. dan Isniatun Munawaroh, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing, memotivasi, memberikan arahan, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa SD Negeri 1 Tanggulanom Selopampang Temanggung, Jawa Tengah yang telah meluangkan waktu untuk dapat membantu terlaksananya penelitian ini.

6. Bapak, ibu, adik dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa yang tiada henti hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku Lol, Kunthun, Pim, Handi, Aa, Pukon, Monyet, Mbah edo, Aji, Boncel, Pambajeng, Pak Black, dan semuanya yang tidak dapat saya


(10)

(11)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian... 10

G. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Matematika Pada Materi Bangun Datar ... 13

1. Pengertian Hasil Belajar ... 13

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

3. Karakteristik Belajar dan Pembelajaran Siswa Kelas II SD ... 17

a. Perkembangan Fisik dan Kognitif ... 19

b. Perkembangan Emosional Siswa Sekolah Dasar ... 19

c. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 22


(12)

a. Pengertian Bangun Datar... 24

b. Macam-Macam Bangun Datar ... 25

B. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar... 28

1. Pengertian Pembelajaran ... 28

2. Pengertian Matematika ... 29

3. Pengertian Pembelajaran Matematika... 31

4. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 33

5. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 34

C. Media CD Interaktif Materi Bangun Datar ... 35

1. Pengertian CD Interaktif ... 35

2. Karakteristik Media CD Interaktif ... 36

3. Manfaat Media CD Interaktif dalam Pembelajaran ... 38

D. Pembelajaran Matematika Menggunakan Media CD Interaktif... 39

1. Penggunaan CD Interaktif Dalam Pembelajaran ... 39

2. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan CD Interaktif ... 41

E. Landasan Teoritik penggunaan Media CD Interaktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar ... 42

F. Kedudukan Pemanfaatan CD Interaktif Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan 44 G. Kerangka Berpikir ... 47

H. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 49

B. Setting Penelitian ... 53

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 57

1. Observasi ... 58

2. Wawancara ... 58

3. Tes ... 59


(13)

F. Uji Validitas Instrumen ……… ... 62

1. Validitas ... 62

2. Reliabilitas ... 64

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……… ... 65

G. Teknik Analisis Data ... 67

H. Indikator Keberhasilan ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71

1. Pra Siklus... 71

2. Siklus I ... 78

3. Siklus II ... 91

B. Pembahasan ... 102

C. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(14)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara ... 59

Tabel 2. Kisi-Kisi Siswa ... 60

Tabel 3. Aspek Pengamatan Penggunaan Media CD Interaktif Bagi Guru... 61

Tabel 4. Aspek Pengamatan Penggunaan Media CD Interaktif Bagi Siswa ... 62

Tabel 5. Hasil Uji Validitas ... 66

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas ... 66

Tabel 7. Kriteria Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa ... 69

Tabel 8. Data Prasiklus ... 77

Tabel 9. Frekuensi Data Prasiklus Hasil Belajar Siswa... 78

Tabel 10. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 85

Tabel 11. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I ... 86

Tabel 12. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 88

Tabel 13. Kategori Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus 1 ... 89

Tabel 14. Hasil Observasi Guru Pada Siklus II ... 94

Tabel 15. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II ... 95

Tabel 16. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 96

Tabel 17. Kategori Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 97

Tabel 18. Peningkatan Ketuntasan Siswa ... 99


(15)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 2. Model Penelitian ... 50

Gambar 3. Diagram Batang Prasiklus Siswa ... 72

Gambar 4. Prasiklus Siswa ... 78

Gambar 5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 89

Gambar 6. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 97

Gambar 7. Peningkatan Ketuntasan Siswa... 100


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Lembar Observasi ... 114

Lampiran 2. Silabus ... 115

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 116

Lampiran 4. Hasil Olah Data ... 124

Lampiran 5. Dokumentasi ... 148

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 148

Lampiran 6. Screenshot Media CD Interaktif ... 150


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan sekolah di Indonesia mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah. Hal ini dikarenakan matematika merupakan ilmu dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (Depdiknas, 2006: 13). Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan maka matematika perlu dikuasai dan dipahami oleh siswa.

Kemampuan siswa bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki kepribadian dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sudirman (2007: 56) mengemukakan bahwa:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika

merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola berhubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan


(18)

Gatot Muhsetyo (2011: 74) mengungkapkan bahwa matematika sebagai ilmu dasar dalam pembelajaran masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa dikarenakan matematika mempunyai obyek kajian yang abstrak. Selain itu, penyebab kesulitan lainnya yaitu cara penyajian yang monoton sehingga tidak membuat siswa senang belajar matematika. Matematika merupakan salah satu dari bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dapat dilihat dari segi waktu pembelajaran pada pelajaran matematika di sekolah memiliki waktu lebih banyak dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Matematika dipelajari sejak sekolah dasar, kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, hal ini menyebabkan siswa takut dan malas untuk mempelajari matematika.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 07 November 2015 diketahui bahwa dalam mengenali sisi dan sudut pada macam-macam bangun datar, siswa di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami banyak kesulitan. Berdasarkan hasil wawancara, guru pengampu mata pelajaran matematika menyatakan bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam mengenali sisi dan sudut pada macam-macam bangun datar terlihat dari hasil ulangan yaitu 21,05% siswa mendapat nilai di atas 70 dan 78,95% siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), adapun standar yang ditetapkan yaitu 70.


(19)

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah di kelas II dalam pembelajaran matematika diketahui bahwa guru pengampu mata pelajaran matematika masih menggunakan media yang sederhana seperti media yang terbuat dari kertas karton. Kelemahan dari media ini adalah siswa hanya terfokus kepada gambar yang terdapat pada karton tersebut, dengan kata lain tidak adanya audio yang dapat membuat ruangan kelas menjadi lebih hidup. Gambar yang terdapat pada karton dibuat dengan ukuran kecil sehingga siswa yang duduk di belakang tidak bisa melihat dengan jelas gambar tersebut. Media tersebut digunakan oleh guru dalam waktu yang relatif lama dan bersifat monoton, sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh dengan media yang guru gunakan dalam pembelajaran tersebut.

Hasil wawancara dengan guru kelas II di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menyatakan bahwa yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu dari diri siswa yang meliputi kemampuan berfikir, konsentrasi dan keantusiasan mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran siswa kurang memperhatikan, konsentrasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang melakukan aktivitas diluar pembelajaran seperti melamun, bermain sendiri, bercerita dengan teman sebangku, dan kurang aktif dalam pelajaran. Menyimpangnya aktivitas siswa disebabkan siswa bosan mengikuti pelajaran. Kebosanan siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berasal dari luar diri


(20)

siswa yaitu guru yang masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan media pembelajaran yang sederhana. Jika guru menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian, keantusiasan, dan rasa ingin tahu siswa, maka siswa dapat konsentrasi sehingga siswa mampu dan paham terhadap materi yang diajarkan dan hasil belajar dapat meningkat.

Sejalan dengan pengamatan dan wawancara ringan tersebut guru pengampu mata pelajaran matematika juga mengeluhkan bahwa anak didik tidak bersemangat bahkan kadang-kadang cenderung takut menghadapi pelajaran matematika, mereka tidak mampu mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil dalam proses, lemah dalam penguasaan teknik, apalagi dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan bernalar sehingga hasil belajar matematika siswa pun masih rendah.

Padahal, selain media yang digunakan oleh guru tersebut pihak sekolah juga mempunyai beberapa fasilitas yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Fasilitas tersebut diantaranya adalah laptop dan LCD proyektor, meskipun pada kenyataannya kurang dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik perhatian siswa pada materi bangun datar, guru seharusnya membuat media yang bervariasi dan interaktif dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Penggunaan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian materi, sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran.


(21)

Salah satu media pembelajaran yang menarik untuk memberikan suasana berbeda dalam pembelajaran yang dapat menggabungkan unsur pendidikan dan unsur hiburan, sehingga siswa tidak merasa jenuh adalah pemanfaatan media pembelajaran CD Interaktif. CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program dalam kepingan CD (Tim Medikomp, 1994: 12).

Penggunaan media pembelajaran CD Interaktif diharapkan dapat menjadi salah satu cara inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran. CD Interaktif memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) Penggunanya bisa berinteraksi dengan program computer, (2) Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah materi pelajaran yang disajikan CD Interaktif, dan (3) Tampilan audio visual yang menarik. Dengan menggunakan media pembelajaran CD Interaktif sebagai penyajiannya, materi pembelajaran dapat disampaikan lebih interaktif dan menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana belajar yang membantu siswa untuk memahami suatu kompetensi yang disampaikan. Penggunaan media pembelajaran tersebut sangat bermanfaat terhadap proses kegiatan belajar yaitu mempermudah kemampuan siswa untuk memahami suatu materi. Pemanfaatan media CD Interaktif dalam menyampaikan materi merupakan salah satu cara untuk perbaikan dalam sistem pembelajaran termasuk penyajian


(22)

materi. Tujuan digunakan media CD Interaktif supaya mampu memudahkan siswa dalam memahami suatu materi khusus dalam pembelajaran matematika. Hal ini dimaksudkan media CD Interaktif sebagai media yang sangat berarti dan dapat menunjang kelancaran pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam peningkatan kemampuan pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, dimana metode yang kurang tepat akan memperngaruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami dan mengerti materi pelajaran matematika. Tercapainya harapan tersebut tidak lepas dari semua komponen pendukung proses pembelajaran di kelas yaitu siswa, guru dan media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat ikut berpengaruh dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Nana Sudjana (2008: 22) menyebutkan bahwa kedudukan media pembelajaran dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi guru-siswa serta lingkungan belajarnya. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang


(23)

mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media pembelajaran, dengan demikian anak lebih mudah mencari bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran (Dina Indriana, 2011: 32).

Hal ini menjadi penting karena keadaan siswa yang sangat heterogen. Keheterogenan siswa ini dapat dijembatani bila guru menggunakan media pembelajaran dan berbagai sumber belajar. Hasil riset BAVA (British Audio Visual Aids) memaparkan bahwa hasil pembelajaran yang tidak menggunakan media hanya terserap 13% dari keseluruhan materi yang diberikan. Dengan menggunakan media pembelajaran perolehan bahan ajar yang terserap dapat ditingkatkan sampai 86% (Rusman, 2012: 22). Pada penelitian ini media pembelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah media CD interaktif. Media CD Interaktif yang digunakan adalah CD Interaktif yang berisi software pembelajaran yang mampu memberikan efek dan interaksi untuk pembelajaran yang bermutu, mudah, serta menyenangkan sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media CD

Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Datar Mata Pelajaran Matematika Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom


(24)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Siswa di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami banyak kesulitan dalam mengenali sisi dan sudut pada macam-macam bangun datar.

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengenali sisi dan sudut pada macam-macam bangun datar terlihat dari hasil ulangan yaitu 21,05% siswa mendapat nilai di atas 70 dan 78,95% siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), adapun standar yang ditetapkan yaitu 70.

3. Guru pengampu mata pelajaran matematika di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah masih menggunakan media media yang terbuat dari kertas karton dalam waktu yang relatif lama dan bersifat monoton, sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh mengikuti pembelajaran matematika di kelas. 4. Sebagian siswa beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran

yang sulit, tidak menarik, dan membosankan.

5. Siswa kelas II di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tidak bersemangat bahkan kadang-kadang cenderung takut menghadapi pelajaran matematika.

6. Siswa kelas II di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tidak mampu mencerna konsep yang


(25)

diajarkan, tidak terampil dalam proses, lemah dalam penguasaan teknik, apalagi dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan bernalar dalam mata pelajaran matematika.

7. Belum pernah diterapkan penggunaan media CD interaktif untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun datar mata pelajaran matematika Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung.

C.Batasan Masalah

Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung. 2. Kegiatan belajar mata pelajaran matematika di sekolah dasar dengan

menggunakan media CD Interaktif.

3. Siswa belum mencapai batas KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah (> 70).

4. Peneliti memberikan batasan masalah pada poin nomor 7, karena peneliti ingin mengetahui penggunaan media CD Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun datar mata pelajaran matematika Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung.


(26)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan media pembelajaran CD Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran CD Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pengembangan keilmuan di bidang garapan Teknologi Pendidikan khususnya dalam penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Matematika di sekolah dasar.


(27)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Mengatasi kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika khususnya bangun datar.

2) Meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

3) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. b. Bagi Guru

1) Mendapat pengalaman tentang penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika.

2) Menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran.

3) Memotivasi kepada guru lain dalam meningkatkan kreativitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Mendapat pengalaman sehingga membuka wawasan untuk menyediakan dan memanfaatkan media pembelajaran CD Interaktif untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa, dan sekolah.

G. Definisi Operasional

1. Mata Pelajaran Matematika Dengan Tema Bangun Datar

Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Artinya


(28)

bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar siswa kelas II sekolah dasar diajarkan bagaimana mengenali dan mengetahui tentang bentuk-bentuk bangun datar. Salah satunya dengan melakukan tes kognitif evaluasi belajar setelah menggunakan media CD Interaktif.

2. Media Pembelajaran CD Interaktif

CD interaktif adalah program interaktif yang dibuat untuk menyampaikan informasi penting dimana di dalamnya telah dikemas sedemikian rupa agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas yang disimpan dalam kepingan CD. CD interaktif Smart Edumedia merupakan salah satu media penyimpanan yang diolah dengan bantuan komputer sehingga dikategorikan dalam multimedia.


(29)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar Matematika

1. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2008: 3) mendefinisikan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Menurut Ahmad Susanto (2013: 2) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Setelah memahami pengertian dari hasil belajar seperti yang telah diuraikan di atas, selanjutnya kita juga perlu memahami tentang pengertian matematika. Menurut Heruman (2012: 29) matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dan struktur, perubahan dan ruang. Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 252) menjelaskan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,


(30)

menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan menggunakan hubungan-hubungan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan, hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan selama proses belajar mengajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika dan kemampuannnya dalam memecahkan masalah-masalah matematika. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa kelas II SD Negeri 1 Tanggulanom pada mata pelajaran Matematika dengan materi bangun datar. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.


(31)

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Ahmad Susanto (2013: 2) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Faktor siswa diartikan sebagai kemampuan berpikir dan tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Faktor lingkungan berupa sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan sekitar.

Aunurrahman (2009: 36) menjelaskan bahwa hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ciri khas/karakteristik siswa, sikap belajar siswa, motivasi belajar, konsentrasi belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah:

a. Faktor guru, dalam ruang lingkupnya guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait denga tugas-tugas yang dilaksanakannya.

b. Faktor lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.


(32)

c. Kurikulum sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Sarana dan prasarana, merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media atau alat bantu belajar yang merupakan komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan belajar siswa

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa ciri khas/karakteristik siswa, sikap belajar siswa, motivasi belajar, konsentrasi belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal berupa faktor guru, lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, dan faktor sarana dan prasarana pembelajaran.

Pada penelitian ini faktor yang dianggap mempengaruhi hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Tanggulanom pada mata pelajaran Matematika dengan materi bangun datar adalah faktor eksternal khususnya pada faktor sarana dan prasarana pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru pengampu mata pelajaran matematika di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah masih menggunakan media yang terbuat dari kertas karton secara terus menerus dan bersifat monoton. Kondisi


(33)

ini menyebabkan siswa menjadi bosan dan jenuh, sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam mengenali sisi dan sudut pada macam-macam bangun datar. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai hasil ulangan dimana 21,05% siswa mendapat nilai di atas 70 dan 78,95% siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), adapun standar yang ditetapkan yaitu 70.

3. Karakteristik Belajar dan Pembelajaran Siswa Kelas II Sekolah Dasar Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Menurut Oemar Hamalik (2002: 144) perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya


(34)

dalam melakukan seriasi, mengelompokkan objek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Pada penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Siswa kelas II berada pada rentangan usia dini. Pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki siswa perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Salah potensi siswa yang perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar. Hasil belajar siswa tersebut dapat meningkat apabila didukung dengan media pembelajaran yang sesuai salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran CD Interaktif.

Media pembelajaran CD Interaktif merupakan media pembelajaran yang menarik dengan menggabungkan unsur pendidikan dan unsur hiburan, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan mengikuti pembelajaran. Media CD Interaktif memiliki kelebihan di antaranya penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer, menambah pengetahuan pada materi pelajaran yang disajikan melalui CD Interaktif, dan tampilan audio visual yang menarik. Penggunaan media pembelajaran CD Interaktif diharapkan dapat menjadi salah satu cara inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran, sehingga pembelajaran yang disampaikan lebih interaktif dan menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar.


(35)

a. Perkembangan Fisik dan Kognitif

Masa sekolah dasar berlangsung antara usia 6-12 tahun. Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik (Sugiyanto, 2010: 1). Pada fase ini pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan juga lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Pada masa ini juga perkembangan kemampuan berpikir anak bergerak secara sekuensial dari berpikir konkret ke berpikir abstrak. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada tahap operasi konkret ini anak sudah mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak. Dalam tahap ini anak mulai berkurang egosentrisnya dan lebih sosiosentris (mulai membentuk peer group). Akhirnya pada tahap operasi formal anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih kompleks.

b. Perkembangan Emosional Siswa Sekolah Dasar

Emosi menurut Goleman (2005: 7) pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Martin, 2003: 91) emosi didefinisikan sebagai (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi


(36)

terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Emosi adalah suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Agus Effendi, 2005: 176).

Selama periode masa kanak-kanak tengah (Usia SD) anak-anak mulai berhubungan dengan suatu kelompok sosial yang lebih luas dan memahami pengaruh sosial. Pada saat bersamaan, anak-anak mulai tumbuh secara kognitif dan mampu mengenali emosi mereka sendiri. Emotional self-regulation berkembang pesat pada masa kanak-kanak tengah seiring dengan berkembangnya berbagai cara yang digunakan oleh anak untuk mengatasi situasi-situasi yang memunculkan perasaan emosional. Anak-anak pada masa kanak-kanak tengah tidak hanya mampu memahami dan merespon perasaan mereka sendiri tetapi mereka juga sudah mampu memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Menurut Papalia (2007: 45) pada usia 8-10 tahun, anak sudah mampu mengintegrasikan rangkaian emosi positif dan negatif. Anak dapat memahami bahwa dirinya memiliki dua perasaan yang saling bertolak belakang pada saat yang bersamaan. Pada usia 11 tahun, anak sudah mampu mendeskripsikan perasaan yang dirasakannya (Papalia, 2007: 47). Menurut Gottman & DeClaire (1997: 56) orang tua memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan kecerdasan emosi anak dengan memberikan emotion coaching sejak dini. Emotion coaching sebaiknya diberikan pada masa kanak-kanak awal yaitu antara usia empat sampai tujuh tahun sebab pada masa ini anak mulai membentuk hubungan sosial dengan


(37)

teman sebayanya dan anak dapat mengembangkan ketrampilan mengatur emosinya ketika berinteraksi dengan teman sebayanya (Gottman & DeClaire, 1997: 58).

Anak-anak pada usia ini menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan oranglain. Mereka belajar tentang apa-apa yang membuat mereka marah, takut atau sedih, dan bagaimana orang lain bereaksi dalam menunjukkan emosi ini, dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi tersebut. Mereka juga belajar perbedaan antar emosi dan mengekspresikannya. Pada usia ini, sekolah mulai memenuhi kegiatan anak, maka perasaan terhadap sekolah dapat menjadikan sumber kebahagiaan bagi anak. Anak yang prestasi sekolahnya baik dan dapat menyesuaikan diri dengan guru dan teman-temannya serta menyukai hal-hal baru akan semakin merasa bahagia. Suasana rumah dan hubungan dengan anggota keluarga juga menjadi faktor yang sangat penting dalam kebahagiaan.

Begitu juga saat belajar matematika dengan tema bangun datar, sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa secara emosional siswa merasa bahwa belajar matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Pentingnya penggunaan media pembelajaran CD Interaktif pada mata pelajaran matematika dengan tema bangun datar diharapkan sebagai solusi praktis dalam menjembatani masalah yang dihadapi pada siswa.


(38)

c. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial (Syamsu Yusuf, 2007: 77). Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.

Menurut Syamsu Yusuf (2007: 88) semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia. Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak usia SD mulai terbentuk tingkah laku sosialnya. Bentuk tingkah laku sosialnya seperti bentuk tingkah laku melawan, perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal), suka berselisih (bertengkar), menggoda (teasing), persaingan


(39)

(rivaly), kerjasama (cooperation), memiliki sikap berkuasa, egois dan mementingkan diri sendiri, dan memiliki sikap simpati.

Mengacu pada point nomor 6, anak kelas II SD dalam penelitian ini memiliki sikap mau bekerjasama dengan orang lain. Hal ini dapat ditunjukkan dari respon dan reaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan tema bangun datar. Berbagai macam respon negatif yang ditemukan peneliti pada saat observasi berlangsung terkait dengan respon siswa pada pembelajaran matematika denga tema bangun datar seperti siswa memiliki ketakutan mengikuti pembelajaran, sebagian siswa beranggapan bahwa belajar matematika sulit, dan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar. Oleh karena itu, penggunaan media CD Interaktif dalam pembelajaran matematika dengan tema bangun datar diharapkan mampu menjembatani kesulitan siswa kelas II dalam belajar matematika di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Hal ini menjadi penting mengingat dalam penggunaan media CD Interaktif anak tidak hanya sedang belajar, akan tetapi juga sedang bermain karena mampu membayangkan yang dimaksud sisi dan sudut bangun datar seperti yang dimaksudkan oleh guru. Selain itu, siswa juga dapat melihat secara visual tampilan dari sisi dan sudut tersebut sehingga memudahkan siswa untuk mencerna konsep dan memudahkan dalam memahami materi tentang bangun datar.


(40)

4. Karakteristik Materi Bangun Datar di Sekolah Dasar a. Pengertian Bangun Datar

Menurut Dewi Djuwita (2015: 59) Bangun datar adalah bangun yang memiliki ukuran panjang dan lebar (bangun dua dimensi). Menurut Anggit Prabowo (2013: 23) Bangun datar adalah bangun yang dapat dilukis pada bidang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal. Winarno (2010: 122) Bangun datar merupakan himpunan titik yang seluruhnya terletak pada satu bidang. Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Bentuk-bentuk

bangun datar tersebut misalnya bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis yang disebut bangun segitiga, bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis yang disebut bangun segiempat, dan bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis yang disebut bangun segilima dan seterusnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Peneliti memilih materi bangun datar pada pembelajaran matematika karena materi ini merupakan materi awal dalam mengenal matematika. Siswa kelas II dalam penelitian ini masih diajarkan bagaimana mengenali dan mengetahui tentang bentuk-bentuk


(41)

bangun datar. Hal ini menjadi penting supaya siswa tidak menjadi takut belajar matematika, dan siswa dapat mengenal macam-macam bentuk melalui pembelajaran matematika.

b. Macam-Macam Bangun Datar

Menurut Soenarjo (2008: 226) macam-macam bangun datar dipaparkan sebagai berikut:

1) Persegi Atau Bujur Sangkar

Persegi yang sering disebut dengan bujur sangkar merupakan bangun datar yang mempunyai empat buah sisi dan semua sisinya serta sudutnya sama panjang. Bangun datar persegi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a) Mempunyai empat ruas garis.

b) Keempat ruas garis tersebut sama panjang.

c) Mempunyai empat buah sudut sama besar yaitu 90°. 2) Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar yang berbentuk bujur sangkar dengan dua sisi yang berhadapan dan sama panjang dengan pasangannya masing-masing dimana sisi terpanjang disebut panjang dan sisi yang lebih pendek adalah lebar. Sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut;

a) Mempunyai 4 ruas garis.

b) Mempunyai dua macam ukuran garis yaitu panjang dan lebar. c) Mempunyai empat buah sudut sama besar 90°.


(42)

3) Segitiga

Secara umum segitiga merupakan bangun datar yang berbentuk dari tiga buah sisi dan tiga sudut. Berdasarkan besar sudut segitiga dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a) Segitiga siku-siku merupakan sebuah bangun sagitiga yang salah satu sudutnya adalah 90°.

b) Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya adalah lancip. c) Segitiga tumpul adalah sebuah bangun segitiga yang salah satu sudutnya

adalah sudut tumpul. 4) Trapesium

Trapesium merupakan bangun datar yang berbentuk segi empat dengan sepasang sisi berhadapan sejajajar. Sifat-sifat trapesium sebagai berikut:

a) Mempunyai empat ruas garis.

b) Garis tinggi adalah garis tegak lurus pada garis alas. c) Mempunyai dua macam ukuran, alas dan tinggi. d) Memiliki dua sudut lancip dan dua sudut tumpul. 5) Jajar Genjang

Pengertian jajar genjang yaitu bangun datar yang diperoleh dari segitiga dan bayangannya dengan cara memutar segitiga itu sebesar setengah putaran terhadap salah satu titik tengah sisinya. Bangun jajar genjang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:


(43)

b) Memiliki dua buah sudut lancip. c) Mempunyai dua buah sudut tumpul. 6) Lingkaran

Lingkaran memiliki unsur-unsur yaitu pusat lingkaran yang disebut titik tengah lingkaran, dimana jarak titik dengan titik manapun selalu tetap. Jari-jari merupakan garis yang menghubungkan pusat lingkaran dengan garis lingkaran. Diameter adalah garis yang membagi luas lingkaran menjadi dua bagian sama besar.

7) Layang-Layang

Layang-layang adalah sebuah bangun datar yang berbentuk dari dua buah segitiga sama sisi dengan saling menghubungkan alasnya. Sifat layang-layang yaitu ;

a) Memiliki empat garis ruas.

b) Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang. c) Mempunyai dua macam ukuran diagonal.

d) Memiliki dua buah sudut lancip dan dua sudut tumpul. 8) Belah Ketupat

Bangun datar belah ketupat merupakan bangun datar yang berbentuk dari segitiga sama kaki dengan mencerminkan alasnya. Bangun belah ketupat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ;

a) Memiliki empat ruas garis.

b) Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang. c) Mempunyai dua macam ukuran diagonal.


(44)

d) Mempunyai dua buah sudut lancip dan sudut tumpul.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa macam-macam bangun datar di antaranya adalah persegi atau bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajar genjang, lingkaran, layang-layang, dan belah ketupat. B. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Syaiful Sagala (2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Konsep pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi


(45)

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

2. Pengertian Matematika

Menurut Erman Suherman (2003: 16) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan, Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2003: 17) mengatakan bahwa bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logis. Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah


(46)

yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pola keteraturan dan struktur-struktur yang terorganisasikan. Matematika artinya “ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdiknas, 2000: 566). Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Erman Suherman (2003: 22). menyajikan beberapa definisi matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya sebagai berikut: 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematis.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Matematika merupakan suatu ilmu untuk mencari kebenaran, berbeda dengan ilmu lainnya. Sukarman (2002: 6) berpendapat bahwa metode mencari kebenaran dalam metematika adalah sebagai berikut:

1) Kebenaran matematika bersifat umum, yaitu bersifat benar untuk umum anggota dari semestanya.

2) Kebenaran metematika bersifat apriori, yakni kebenaran itu telah terkandung dari susunan kata-katanya.


(47)

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika yang berkenaan dengan simbol mengenai ide, struktur, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang diatur menurut urutan yang logis. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Matematika diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

3. Pengertian Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas bagian–bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada IPTEK (Erman Suherman, 2003: 54). Hal ini menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu objek kejadian yang abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten.

Menurut Marsigit (2013: 5) Matematika Sekolah atau School Mathematics didefinisikan sebagai kegiatan atau aktivitas siswa menemukan pola, melakukan investigasi, menyelesaikan masalah dan mengomunikasikan


(48)

hasil-hasilnya; dengan demikian sifatnya lebih konkret. Marsigit (2013: 3) menjelaskan bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Lebih lanjut Marsigit (2003: 2-3) memberikan definisi Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai berikut :

a. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

b. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan.

c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving). d. Matematika sebagai alat berkomunikasi.

Berdasarkan uraian diatas, matematika sekolah dasar merupakan kegiatan siswa dalam menemukan pola, melakukan investigasi, menyelesaikan masalah dan mengomunikasikan hasil-hasilnya yang berhubungan dengan materi matematika dasar yang diajarkan di SD. Pada penelitian ini pembelajaran matematika dengan materi bangun datar dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas II di SD Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dilakukan dengan menggunakan media CD Interaktif. Pemanfaatan media CD Interaktif dalam menyampaikan materi merupakan salah satu cara untuk perbaikan dalam sistem pembelajaran termasuk penyajian materi. Hal ini dimaksudkan media CD Interaktif sebagai media yang sangat berarti dan dapat menunjang kelancaran pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam peningkatan kemampuan pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar.


(49)

4. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah juga mempunyai tujuan, yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2000: 417), antara lain:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Menurut Erman Suherman (2003: 58), tujuan diberikannya pembelajaran matematika mulai dari sekolah dasar adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, dengan kata lain memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Selain itu, tujuan pembelajaran


(50)

matematika menggunakan media CD Interaktif supaya mampu memudahkan siswa dalam memahami suatu materi khusus dalam pembelajaran matematika. 5. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Heruman (2012: 1) siswa SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan (Trianto, 2009: 14), sebagai berikut:

a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) yaitu terbentuknya konsep “kepermanenan

obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke prilaku yang

mengarah kepada tujuan.

b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun) yaitu perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia.

c. Tahap Operasional konkret (7-11 tahun) yaitu perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun-dewasa) yaitu pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan.

Bruner (2006: 60) mengemukakan empat teorema dalam belajar matematika, diantaranya:

a. Teorema Konstruksi

Cara yang baik bagi seorang siswa untuk mulai belajar konsep, prinsip atau aturan di dalam matematika adalah dengan mengkonstruksikan sendiri ide-ide tersebut. Lebih baik jika siswa memanipulasi objek konkret dalam memahami ide-ide tersebut.

b. Teorema Notasi

Mengkonstruksikan ide-ide matematika dalam struktur kognitif, siswa akan lebih mudah mengerti jika menggunakan notasi yang cocok dengan tingkat perkembangan mentalnya.

c. Teorema Kekontrasan dan Variasi

Prosedur belajar konsep dari konkret-semi konkret ke abstrak harus disertai pertentangan (noncontoh) dan variasinya.

d. Teorema Konektivitas

Setiap konsep, prinsip dan keterampilan dalam matematika saling terkait dengan konsep, prinsip dan keterampilan yang lainnya.


(51)

Berdasarkan uraian di atas, siswa SD itu berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang masih bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa perlu alat bantu atau media dan alat peraga yang akan membantu memperjelas apa yang akan disampaikan guru. Salah satunya adalah dengan menggunakan media CD Interaktif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun datar. C. Media CD Interaktif

1. Pengertian CD Interaktif

CD interaktif adalah rekaman gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan, mempunyai fungsi memberi informasi, di dalamnya terdapat tombol-tombol yang bisa menuju ke fasilitas lainnya (Smaldino E. Sharon, 2005: 110). CD Interaktif adalah media informasi yang berbentuk CD (Compact Disk) yang di dalamnya terdapat menu-menu khusus yang dalam penggunaannya membutuhkan aksi dari user (pengguna), dimana user mengklik menu-menu tersebut, sehingga aplikasi memberikan reaksi berupa informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh user (Maroebeni, 2008: 35).

CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan


(52)

satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD, disini terlihat bahwa sistem interaktif yang dipakai CD Interaktif sama persis dengan sistem navigasi pada internet, hanya yang berbeda di sini adalah media yang dipakai keduanya. CD Interaktif memakai media off line berupa CD sementara Internet memakai media on line (Deni Darmawan, 2011: 33).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka disimpulkan bahwa CD interaktif adalah program interaktif yang dibuat untuk menyampaikan informasi penting dimana didalamnya telah dikemas sedemikian rupa agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas yang disimpan dalam kepingan CD. CD interaktif merupakan salah satu media penyimpanan yang diolah dengan bantuan komputer sehingga dikategorikan dalam multimedia. Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan media CD interaktif karena CD Interaktif mampu memberikan efek dan interaksi untuk pembelajaran yang bermutu, mudah, serta menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung.

2. Karakteristik Media CD Interaktif

Media pembelajaran interaktif yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Compact Disc (CD). Media ini disebut CD Interaktif. Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Karena itu, media ini berupa CD, maka dapat dikelompokkan


(53)

sebagai bahan ajar E-Learning. Salah satu ciri dari media ini ialah membawa pesan atau informasi kepada penerima. Sebagian diantaranya memproses pesan atau informasi yang diungkapkan oleh siswa.

Dengan demikian, media ini disebut media interaktif, yang terpenting adalah pesan dan informasi disiapkan untuk kebutuhan dan kemampuan untuk belajar seseorang serta dikembangkan agar siswa berpartisipasi dengan aktif selama proses belajar. Ringkasannya, dengan media tersebut terciptalah lingkungan pengajaran yang interaktif yang memberikan respon terhadap kebutuhan belajar siswa dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif guna menjamin terjadinya belajar.

Menurut Maroebeni (2008: 89) karakteristik media CD interaktif berdasarkan kelebihan dan kekurangannya antara lain:

1) Kelebihan CD Interaktif

a) Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer.

b) Menambah pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud adalah materi yang disajikan CD interaktif.

c) Tampilan audio visual yang menarik. 2) Kekurangan CD Interaktif

a) Medium yang digunakan hanya komputer.

b) Membatasi target audiensi karena hanya pemakai komputernya yang dapat mengakses.


(54)

3. Manfaat Media CD Interaktif Dalam Pembelajaran

Penggunaan media CD interaktif pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah CD Interaktif pada pembelajaran yaitu:

a. Media CD Interaktif Dalam Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar

Media pembelajaran sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Sebagai sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

b. Fungsi Semantic

Kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

c. Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif artinya kemampuan menghadirkan obyek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, mampu menyingkat waktu yang panjang, menghadirkan kembali obyek atau peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.


(55)

d. Media CD Interaktif Mampu Mengatasi Keterbatasan Indra

Hal ini dapat diartikan bahwa yakni memperbesar obyek yang terlalu kecil, membantu siswa dalam memahami obyek yang bergerak terlalu cepat atau lambat, membantu memahami obyek yang membutuhkan kejelasan suara, membantu siswa dalam memahami obyek yang terlalu komplek.

D.Pembelajaran Matematika Menggunakan Media CD Interaktif 1. Pembelajaran Menggunakan CD Interaktif

Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun alat paraga modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, maka suatu sistem pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan mutlak diperlukan. Oleh karena itu, tidak salah jika CD Interaktif merupakan salah satu alternatif media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Program pembelajaran interaktif berbasis komputer memiliki nilai yang lebih, dibanding bahan pembelajaran cetak biasa. Pembelajaran interaktif mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikanya pada sistem multimedia yang mampu menyuguhkan tampilan teks, gambar, video, suara, dan animasi (Deni Darmawan, 2011: 38).

Pembelajaran interaktif berbasis komputer tidak sekedar memindahkan teks dalam buku atau modul menjadi pembelajaran interaktif, tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat pembelajaran interaktif. Misalnya, khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi,


(56)

demonstrasi, dan games, siswa tidak hanya membaca teks,tetapi juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya, sehingga mempermudah pemahaman dengan biaya yang reatif lebih rendah dibanding langsung pada objek yang nyata.

Menurut Maroebeni (2008: 55), kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna. Kemudian yang kedua adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan disini adalah materi pembelajaran yang dirancang kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna. Kelebihan ketiga adalah tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film TV, audio).

Dalam penelitian ini, CD Interaktif yang digunakan adalah CD Interaktif yang berisi software pembelajaran yang mampu memberikan efek dan interaksi untuk pembelajaran yang bermutu, mudah, serta menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika dengan tema bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung.


(57)

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan CD Interaktif

Pembelajaran menggunakan media CD interaktif adalah pembelajaran menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Guru seharusnya memperhatikan bahwa diantara siswa ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila siswa dianggap sama kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikanpun akan sama dengan kenyataan. CD (compact disk) merupakan media pembelajaran berbasis komputer yang berbentuk CD, menyajikan materi pembelajaran yang sangat komplek, saling berkaitan dan informasi tentang keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam CD interaktif siswa dan guru secara langsung dapat mengetahui hasil belajar dengan animasi yang terdapat pada CD. Langkah – langkah pembelajaran menggunakan CD Interaktif dalam penelitian ini meliputi:

a. Kegiatan awal

1) Siswa menjawab salam guru.

2) Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 3) Siswa dipresensi kehadirannya terlebih dahulu.

4) Siswa menjawab pertanyaan bergambar yang diberikan oleh guru melalui papan tulis tentang bangun datar sederhana.

5) Siswa memperoleh penjelasan tentang metode CD Interaktif oleh guru. b. Kegiatan Inti

1) Siswa menggunakan CD Interaktif dan mendapatkan penjelasan singkat tentang bangun datar sederhana dengan materi segitiga berdasarkan panjang sisi segitiga dan sudut segitiga.


(58)

2) Siswa menggunakan CD Interaktif dan mendapatkan penjelasan singkat tentang bangun datar sederhana dengan materi persegi dan sifat-sifat persegi.

3) Siswa menggunakan CD Interaktif dan mendapatkan penjelasan singkat tentang bangun datar sederhana dengan materi persegi panjang dan sifat-sifat persegi panjang.

4) Siswa menanyakan beberapa mengenai hal-hal yang belum jelas terkait materi maupun kegiatan pembelajaran.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa mendapatkan penguatan dalam bentuk lisan tentang keberhasilan siswa.

2) Siswa dan guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. 3) Siswa mendapatkan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari. 4) Siswa mendapatkan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. 5) Siswa bersama guru menutup pelajaran.

E.Landasan Teoritik Penggunaan CD Interaktif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar

Pemerolehan pengetahuan dan ketrampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Cecep Kustandi dan

Bambang Sutjipto (2013: 10) dalam Media Pembelajaran “ada 3 tingkatan

utama modus belajar, yaitu : pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic)”. Ketiga tingkatan pengalaman itu saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua


(59)

alat inderanya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan atau stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan baik dan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

Stimulus visual membuahkan hasil belajar lebih baik untuk tugas- tugas seperti mengingat, mengenali, dan menghubungkan-hubungkan fakta dan konsep. Stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan berurut-urutan. Oleh sebab itu, belajar dengan menggunakan indera ganda yaitu pandang dan dengar akan memberi keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak materi yang disajikan dengan stimulus pandang dan dengar (Azhar Arsyad, 2013: 3).

Gambaran di atas sejalan dengan gambaran yang dibuat oleh Edgar Dale. Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang sekitar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Para ahli menyimpulkan bahwa kurang lebih 90% dari hasil belajar melalui indera pandang, 5% diperoleh melalui indera dengar , dan 5% lagi dari indera lainnya (Azhar Arsyad, 2013: 13-14). Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang


(60)

terkandung dalam sebuah pengalaman melalui pembelajaran. Oleh karena itu pentingnya penggunaan CD interaktif dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar karena media ini dianggap mampu menjembatani kesulitan siswa dalam belajar bangun datar, mampu memberikan gambaran yang jelas dan konkrit, serta dalam pelaksanaannya media CD Interaktif menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran matematika materi bangun datar.

F. Kedudukan Pemanfaatan CD Interaktif Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan

Teknologi Pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi: 1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran; 2) produk seperti buku teks, program audio, program televisi, software komputer dan lain-lain; 3) suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan 4) merupakan bagian spesifik dari pendidikan (Bambang Warsita, 2008: 17).

Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran sebagai salah satu upaya terwujudnya berbagai ide dan pemikiran serta prosedur tindakan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan proses inovasi pada dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru baik itu berhubungan dengan ide, proses, prosedur, dan hasil yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan berbagai sumber belajar yang meliputi lingkungan, orang, alat, prosedur, konsep, teori, teknologi, metode,


(61)

media, dan serta sumber belajar lainnya (Deni Darmawan, 2012: 2-3). Teknologi pendidikan yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktik untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya (Januszewski & Molenda, 2008: 66). Definisi ini mengandung beberapa kata kunci di antaranya studi, etika praktek, fasilitasi, pembelajaran, peningkatan, penciptaan, pemanfaatan, pengelolaan, teknologi, proses, dan sumber daya.

Etichal Practice (etika praktik) mengacu pada standar etika praktis sebagaimana yang didefinisikan oleh Komite Etika AECT tentang apa saja yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan. Fasilitating

(fasilitasi) hadir sebagai akibat adanya pergeseran paradigma pembelajaran yang memberikan peran dan tanggung jawab lebih besar kepada peserta didik sehingga peran teknologi pendidikan berubah menjadi pemfasilitasi. Learning (pembelajaran) selain berkenaan dengan ingatan juga berkenaan dengan pemahaman. Tugas pembelajaran dapat dikategorikan berdasarkan pada berbagai taksonomi. Persoalan ini tidak mudah, karena meliputi semua unsur atau komponen terkait pada semua lapis kegiatan pembelajaran yang meliputi mutu proses, mutu komponen; guru dan bahan ajar, kesempatan akses, kesesuaian dan efisiensi pembelajaran (Deni Darmawan, 2012: 3-4).

Association of Education Communication & Technology (AECT, 1994) mengemukakan definisi teknologi instruksional sebagai berikut: “instructional technology is the theory and practice of design, development, utilization,


(62)

management, and evaluation of process and resources for learning”. Teknologi Pendidikan mempunyai lima kawasan (domain) yang menjadi bidang garapannya berlandaskan definisi Januszewski & Molenda (2008: 28), yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar. Domain-domain tersebut meliputi:

a. Domain desain, meliputi desain sistem intruksional, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik. Merupakan pengklasifikasian kondisi untuk belajar dengan tujuan menciptakan strategi dan pendidikan pada level makro seperti program satuan pelajaran dan modul.

b. Domain pengembangan, meliputi teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu. Domain pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisiknya, mencakup berbagai variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran.

c. Domain pemanfaatan, meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi, serta peraturan dan kebijakan, arti dan tujuannya memilih wawasan yang paling utama dari domain-domain Teknologi Pendidikan.

d. Domain pengelolaan, meliputi manajemen proyek, manajemen sumber daya, manajemen penyampaian, dan manajemen sistem informasi. Domain manajemen merupakan keterampilan mengorganisasi program, supervisi personel, merencanakan dan mengadministrasikan dana serta fasilitas dan melaksanakan perubahan.

e. Domain evaluasi, meliputi evaluasi masalah, pengukuran kriteria patokan, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Tugas evaluasi adalah sebagai kegiatan manusia yang sudah lazim dilakukan sehari-hari, antara lain kegiatan atau peristiwa menurut sistem itu.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini lebih tepat masuk ke dalam domain using (pemanfaatan). Dengan pemanfaatan media CD Interaktif siswa lebih mudah menangkap dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk menangkap informasi dan memahami materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(63)

G. Kerangka Pikir

Pembelajaran Matematika

Materi Bangun Datar

Kondisi Awal

Guru menggunakan Media Karton Secara Terus-Menerus

Siswa Merasa Bosan Pada Pembelajaran Matematika Dengan Materi Bangun Datar

Hasil Belajar Siswa Rendah

Penggunaan Media CD Interaktif

Kondisi Akhir

Siswa Tertarik dan Bersemangat Mengikuti Pembelajaran Matematika

Dengan Materi Bangun Datar

Hasil Belajar Siswa Gambar 1. Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bawa pada pembelajaran matematika dengan materi bangun datar guru menggunakan media kertas


(64)

karton secara monoton dan terus menerus. Hal tersebut mengakibatkan siswa menggalami kejenuhan, kebosanan dalam mengikuti pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Tanggulanom, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung. Kondisi ini menyebabkan siswa menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika dan hasil belajarnya rendah. Maka dari itu, peneliti bermaksud menggunakan CD Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas maka hipotesis tindakan adalah penggunaan media pembelajaran CD Interaktif mampu meningkatkan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.


(65)

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah yang sudah ada dalam penelitian penggunaan media CD interaktif untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun datar mata pelajaran matematika Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, maka pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ermalinda dan Paizaluddin (2014: 6) mendefinisikan PTK diorientasikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada kelompok atau subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan yang secara disengaja diberikan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart (diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, 2010: 17), yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya.


(66)

Perencanaan

Pengamatan/ Tindakan

Siklus 1 Observasi

Refleksi

Perencanaan Tindakan

Refleksi

Siklus 2 Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc Taggart (diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, 2010: 17)

Berikut ini adalah penjelasan tentang perencanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan merupakan rancangan kegiatan dalam melakukan suatu tindakan yang akan dilakukan pada setiap siklus. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah pembelajaran. Sedangkan tindakan adalah melakukan kegiatan yang telah direncanakan. Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Observasi, yaitu merekam atau mengamati segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Refleksi menerangkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, serta menjajaki alternatif-alternatif solusi yang perlu dikaji,


(67)

sehingga dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Berikut penjelasannya:

1. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dirumuskan masalah dan tujuan yang akan dicapai kemudian membuat rencana tindakan yang termasuk di dalamnya instrumen penelitian. Pada tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan menggunakan media CD Interaktif dilakukan.

2. Tindakan (Action)

Tahap tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang berupa tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi melaksanakan tindakan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun datar mata pelajaran matematika Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung dengan menggunakan media CD Interaktif.

3. Pengamatan (Observing)

Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan penelitian yang dilakukan. Proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu tindakan berlangsung. Pengamatan ini bertujuan memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Pada tahap ini peneliti mengamati partisipasi siswa ketika diterapkannya media CD Interaktif dalam pembelajaran di kelas.


(1)

SCREENSHOT MEDIA CD INTERAKTIF

Gambar 3. Halaman Menu Materi Bangun Datar

Gambar 4. Halaman Evaluasi Latihan Materi Bangun Datar

151


(2)

SCREENSHOT MEDIA CD INTERAKTIF

Gambar 5. Halaman Penilaian Evaluasi Siswa


(3)

SURAT IJIN PENELITIAN


(4)

SURAT IJIN PENELITIAN


(5)

SURAT IJIN PENELITIAN


(6)

SURAT IJIN PENELITIAN


Dokumen yang terkait

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi pada Bilangan

2 58 209

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

2 8 284

PENGGUNAAN MEDIA MODEL BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG Penggunaan Media Model Bangun Datar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Konsep Bangun Datar Siswa Kelas V Semester Ii Tahun Ajaran 2010/2011 Sd Muhamm

0 1 14

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ALAT INDERA.

0 3 31

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Penggunaan Media Papan Berpaku untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatiwarno

0 0 15

PENDAHULUAN Penggunaan Media Papan Berpaku untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.

0 0 7

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR DI KELAS V SD NEGERI SARILAMPING KECAMATAN PASIRKUDA KABUPATEN CIANJUR.

0 1 28

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANNYA PADA KELAS IV SD NEGERI TANGGULANOM TEMANGGUNG.

0 0 155

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG.

1 4 176

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN DATAR SEDERHANA DI KELAS I SEKOLAH DASAR

0 0 8