PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P. 2012/2013.

(1)

PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU

(TWO STAY TWO STRAY) DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA

SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P 2012/2013

Oleh :

Tuti Miniarti NIM 409341050

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan Model Konvensional Pada Materi Sistem Indra Di Kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan T.P 2012/2013” ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Mtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan yang begitu besar kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS, M.Sc, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis guna kebaikan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku ketua Jurusan Biologi dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Biologi yang telah bersedia membagikan ilmunya kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sutrisno selaku Kepala SMA Dharmawangsa Medan, Ibu Dra. Evita Muliani selaku guru bidang studi Biologi yang telah banyak membantu penulis sewaktu melaksanakan penelitian.


(4)

vi

Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan tak terhingga untuk kedua orang tua tersayang, Ayahanda Sutiadi dan Ibunda Tumini, yang sudah dengan setia memberikan kasih sayang, doa, semangat serta dukungan yang tak henti-hentinya kepada penulis. Kepada abang serta adik-adik tersayang, M. Hariadi, Tri Sutrisno dan Budi Santoso, serta seluruh keluarga besar yang sudah banyak memberikan sumbangsi moril maupun materil kepada penulis.

Terima kasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada para sahabat terbaik, Putri Silviani, Hafni Mei Linda, dan Yuliana. Kepada teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi Eks’09 yang selalu ada untuk memberikan doa dan semangatnya. Kalian semua adalah teman-teman terbaik yang sudah Tuhan perkenalkan kepada saya, terima kasih untuk persahabatan dan kekeluargaan yang indah ini. Untuk teman-teman semasa PPL di SMP N 1 Tanjung Pura yang juga dengan setia memberikan dukungannya, serta untuk semua pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan

Medan, 26 Juli 2013 Penulis

Tuti Miniarti NIM. 409341050


(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 7 2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 8

2.1.3. Aktivitas Belajar 8

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 10 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay

Two Stray) 15

2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 18 2.1.7. Sistem Indera Manusia 18

2.1.8.1. Mata 19

2.1.8.2. Telinga 21

2.1.8.3. Kulit 23

2.1.8.4. Hidung 25

2.1.8.5. Lidah 26

2.2. Kerangka Berfikir 28

2.3. Hipotesis Penelitian 29

2.3.1. Hipotesis Verbal 29

2.3.2. Hipotesis Statistik 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 31

3.1.1. Lokasi Penelitian 31

3.1.2. Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi Dan Sampel 31

3.2.1. Populasi 31


(6)

viii

3.3. Variabel Penelitian 31

3.3.1. Variabel Bebas (X) 32

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 32

3.4. Instrumen Penelitian 32

3.4.1. Tes 32

3.4.1.1. Uji Validitas Tes 34 3.4.1.2. Uji Reliabiltas Tes 34 3.4.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 35

3.4.1.4. Daya Pembeda Tes 36

3.4.2. Observasi 37

3.5. Jenis Dan Desain Penelitian 37

3.6 .Prosedur Penelitian 38

3.7. Teknik Analisis Data 42

3.7.1. Uji Persyaratan Data 42

3.7.1.1. Uji Normalitas 42

3.7.1.2. Uji Homogenitas 42

3.7.2. Analisis Data 43

3.7.2.1. Analisis Hasil Belajar Siswa 43 3.7.2.2. Analisis Aktivitas Siswa 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 45

4.1.1. Hasil Uji Prasyarat Data 45 4.1.2. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Dan Aktvitas Siswa 45

4.2. Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan

kelompok konvensional 13

Tabel 2.2. Langkah –langkah model pembelajaran kooperatif 14 Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar pada materi pokok sistem

indera 33


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Prosedur perpindahan siswa 16

Gambar 2.2. Struktur mata 20

Gambar 2.3. Struktur telinga 22

Gambar 2.4. Struktur kulit dan reseptor yang terdapat di dalamnya 24

Gambar 2.5. Proses pengenalan bau yang berupa gas hingga menjadi

impuls sampai ke otak 25

Gambar 2.6 Struktur lidah 27

Gambar 2.7. Respon papil pengecap terhadap rasa 28

Gambar 3.1. Skema proses pelaksanaan penelitian 41

Gambar 4.1. Perbedaan nilai pretes dan postes kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II 47

Gambar 4.2. Perbedaan aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen I dan kelas


(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. RPP Kelas Ekperimen I 59 Lampiran 3. RPP Kelas Ekperimen II 68 Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Beajar 75 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes 80 Lampiran 6. Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa 81 Lampiran 7. Tabel Validitas Instrumen Penelitian 83 Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 84 Lampiran 9. Tabel Reliabilitas Tes 87 Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes 88 Lampiran 11. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 89 Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 90 Lampiran 13. Tabel Daya Pembeda Tes 92 Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal 93 Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa 95 Lampiran 16. Data Aktivtas Belajar Siswa 99 Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata Dan Standar Deviasi 103 Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas Data 107 Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas Data 113 Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis 115 Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian 120 Lampiran 22. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 127 Lampiran 23. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors 128 Lampiran 24. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 129 Lampiran 25. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 130 Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil Untuk Uji t 132


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.

Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain (Trianto, 2009).

Sujarwo dan Delnitawati (2012) berpendapat sama, bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan


(11)

2

pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Beberapa faktor diantaranya yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan metode-metode yang tepat, dan cara yang disukai peserta didik pada saat belajar.

Ketidaksesuaian beberapa faktor di atas dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa penguasaan siswa terhadap kompetensi mata pelajaran yang dibelajarkan masih rendah. Faktor-faktor yang dimaksud di atas diantaranya adalah seperti kurangnya pemahaman, penguasaan materi pelajaran, cara penyajian pelajaran yang kurang/tidak sesuai, siswa yang kurang menyukai pelajaran itu sendiri serta daya intelegensi yang rendah.

Problematika dalam proses pembelajaran yang dijelaskan dalam Sagala (2009) menunjukkan bahwa pada beberapa sekolah model pengajarannya mengkondisikan muridnya dengan kegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku, menceritakan hal-hal yang tidak perlu, dan sebagainya. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dengan murid yang tidak dimanfaatkan secara baik, guru lebih suka memaksakan kehendak dalam belajar muridnya agar sesuai keinginannya.

Masalah yang sama masih ditemui peneliti ketika melakukan observasi dan wawancara dengan salah satu guru bidang studi Biologi di SMA Dharmawangsa Medan. Dari hasil observasi serta wawancara yang dilakukan peneliti pada awal semester genap diketahui bahwa, ternyata nilai-nilai siswa masih belum seluruhnya mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah yakni 70. Adapun rentang nilai biologi siswa berkisar antara 60-69, rendahnya nilai hasil belajar ini tentu mengindikasi rendahnya daya serap anak didik pada mata pelajaran biologi.

Aktivitas serta antusias siswa dalam merespon pengajaran juga rendah, dimana siswa cenderung pasif selama kegiatan pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah apalagi untuk materi-materi yang sulit dan banyak, dengan alasan memikirkan efisiensi waktu dan pengelolaan kelas yang lebih mudah dilakukan. Namun demikian, sebenarnya guru pernah menerapkan model


(12)

3

pembelajaran lain seperti jigsaw, role playing dan make a match pada materi-materi tertentu sebagai upaya mengatasi masalah tersebut.

Pemilihan strategi atau model pembelajaran yang kurang tepat dirasa sebagai alih-alih penyebab rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya minat belajar siswa, serta kurangnya keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut maka sudah barang tentu diperlukan model pembelajaran lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, membuat siswa lebih aktif dan mampu memberikan pengalaman informasi bagi dirinya sendiri. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara memberlakukan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi, saling bertukar pikiran, siswa aktif dalam pembelajaran, dan bekerjasama dalam kelompok.

Mengingat bahwa sebelumnya guru bidang studi Biologi belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray), maka untuk itu model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) kemudian dipilih sebagai salah satu alternatif untuk dapat menangani permasalahan yang ada di sekolah tersebut. Salah satu model pembelajaran kooperatif tersebut cukup baik untuk diterapkan dikelas karena akan membuat kegiatan belajar siswa lebih bermakna dan membuat siswa lebih aktif. Model pembelajaran tersebut juga dapat melatih siswa untuk mengerjakan sesuatu dengan tanggungjawab penuh yang diberikan kepadanya dimana setiap siswa dituntut untuk mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada temannya.

Kebaikan model pembelajaran Two Stay Two Stray sudah dapat dibuktikan mampu memberikan dampak positif bagi hasil belajar siswa dalam pembelajaran, seperti penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2011) dimana hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

Two Stay Two Stray lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model SQ3R yakni dengan perbandingan nilai rata-rata 75,28 : 69,33.

Hal senada juga diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Ratnasari (2012) tentang efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray


(13)

4

juga menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan model kooperatif TSTS lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional. Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yusuf (2012) dengan menerapkan metode pembelajaran model Two Stay Two Stray juga memperlihatkan peningkatan prestasi belajar siswa.

Sehingga jelas kiranya alasan mengapa kemudian peneliti memilih model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) untuk mengatasi masalah di sekolah tersebut. Peneliti percaya dan setuju dengan pendapat Arends dan pakar model pembelajaran lainnya yang dipaparkan dalam Trianto (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu.

Adapun materi yang dipilih untuk diajarkan dengan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) ini yaitu materi sistem indera. Materi sistem indera yang memiliki pembagian subbab yang cukup banyak sehingga cocok untuk diterapkan model pembelajaran kooperatif. Selain itu rata-rata ketuntasan kelas yang masih belum mencapai 75% mengindikasi masih terdapat masalah pada penguasaan siswa pada materi sistem indera. Keterbatasan waktu pertemuan yang sudah direncanakan dalam prota dan prosem untuk sistem indera yang hanya dua kali pertemuan mendorong guru untuk perlu merancang pembelajaran dengan model pembelajaran lain yang lebih efektif untuk mempelajarinya. Adapun waktu penelitian yang sudah dirancang peneliti memiliki kesesuaian dengan jadwal pembelajaran guru bidang studi Biologi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan Model Konvensional pada Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan T.P 2012/2013”.


(14)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas peneliti merasa perlu melakukan identifikasi masalah, dan adapun masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:

1. Nilai hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM.

2. Kurangnya minat belajar dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Pemilihan model pembelajaran yang masih belum tepat oleh guru.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ada, kemudian peneliti merasa harus memiliki batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu sampai pada aktivitas dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif serta penggunaan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013?

2. Apakah ada perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013?


(15)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi semua pihak yang membutuhkan, maupun sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. 4. Sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengasah


(16)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray (74,17) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional (70,08), dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.

2. Aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray (82,71) lebih tinggi dari pada aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model konvensional (65,48) dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu:

1. Bagi guru bidang studi, diharapkan dapat menjadikan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu alternatif dalam mengajarkan materi sistem indra.

2. Bagi guru yang hendak menerapkan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) ini diharapkan lebih efisien lagi dalam hal pengaturan waktu, yakni saat siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan saat siswa harus berkeliling ke kelompok lain.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih menyempurnakan penelitiannya sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini penting agar hasil penelitian ini nantinya lebih baik dan mampu memberikan inovasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model-model pembelajaran.


(17)

55

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, M.S., (2006), Biologi untuk SMA Kelas II (Kelas XI) Semester 1,

Grafindo Media Pratama, Bandung.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta. Jakarta.

Fajrin, H., (2011), Perbandingan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dan Metode Pembelajaran Konvensional pada Submateri Pokok Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Medan TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ginting, I. L., (2011), Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dan SQ3R di Kelas X Pada Submateri Pokok Pteridophyta di SMA Swasta GBKP Kabanjahe TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Hadiyanti,Y., (2010), http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/hidung-indera-penciuman.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)

Iksan, (2012), http://fungsi.info/fungsi-dan-struktur-lidah/(diakses tanggal 9 Februari 2013)

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kela, PT. Grasindo, Jakarta.

Margono, S., (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK,

Rineka Cipta, Jakarta.

Pearce, E.C, (2004), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Priadi, A., (2010), Biologi 2 SMA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.

Ratnasari., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay

Two Stray Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan

Matematika, Volume 1: 187-191.

Rhomianti, E., (2011), http://emmy-rhomianty.blogspot.com/2011/05/alat-indera-manusia.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung.

Silitonga, P. M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan.


(18)

56

Sudjana., (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sujarwo dan Delnitawati, (2012), Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya

Belajar Terhadap Hasil Belajar,

http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf.

Tambunan, B, C., (2010), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Koloid Di Kelas II Semester

2 SMA Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi. FMIPA.

UNIMED. Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

Ulfha, N.M., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan Model Konvensional pada Materi Sistem Ekskresi Manusia di SMP Swasta Sri Langkat TanjungPura T.P 2011/201, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Yusuf., (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan, Jurnal : Hal.1-13.


(1)

juga menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan model kooperatif TSTS lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional. Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yusuf (2012) dengan menerapkan metode pembelajaran model Two Stay Two Stray juga memperlihatkan peningkatan prestasi belajar siswa.

Sehingga jelas kiranya alasan mengapa kemudian peneliti memilih model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) untuk mengatasi masalah di sekolah tersebut. Peneliti percaya dan setuju dengan pendapat Arends dan pakar model pembelajaran lainnya yang dipaparkan dalam Trianto (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu.

Adapun materi yang dipilih untuk diajarkan dengan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) ini yaitu materi sistem indera. Materi sistem indera yang memiliki pembagian subbab yang cukup banyak sehingga cocok untuk diterapkan model pembelajaran kooperatif. Selain itu rata-rata ketuntasan kelas yang masih belum mencapai 75% mengindikasi masih terdapat masalah pada penguasaan siswa pada materi sistem indera. Keterbatasan waktu pertemuan yang sudah direncanakan dalam prota dan prosem untuk sistem indera yang hanya dua kali pertemuan mendorong guru untuk perlu merancang pembelajaran dengan model pembelajaran lain yang lebih efektif untuk mempelajarinya. Adapun waktu penelitian yang sudah dirancang peneliti memiliki kesesuaian dengan jadwal pembelajaran guru bidang studi Biologi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan Model Konvensional pada Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan T.P 2012/2013”.


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas peneliti merasa perlu melakukan identifikasi masalah, dan adapun masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:

1. Nilai hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM.

2. Kurangnya minat belajar dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Pemilihan model pembelajaran yang masih belum tepat oleh guru.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ada, kemudian peneliti merasa harus memiliki batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu sampai pada aktivitas dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif serta penggunaan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013?

2. Apakah ada perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013?


(3)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan model kooperatif dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) dan model konvensional pada materi sistem indera di kelas XI IPA SMA Dharmawangsa Medan TP. 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi semua pihak yang membutuhkan, maupun sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. 4. Sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengasah


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray (74,17) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional (70,08), dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.

2. Aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model Two Stay Two Stray (82,71) lebih tinggi dari pada aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model konvensional (65,48) dan berbeda secara signifikan pada = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu:

1. Bagi guru bidang studi, diharapkan dapat menjadikan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu alternatif dalam mengajarkan materi sistem indra.

2. Bagi guru yang hendak menerapkan model pembelajaran dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) ini diharapkan lebih efisien lagi dalam hal pengaturan waktu, yakni saat siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan saat siswa harus berkeliling ke kelompok lain.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih menyempurnakan penelitiannya sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini penting agar hasil penelitian ini nantinya lebih baik dan mampu memberikan inovasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model-model pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, M.S., (2006), Biologi untuk SMA Kelas II (Kelas XI) Semester 1, Grafindo Media Pratama, Bandung.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta. Jakarta. Fajrin, H., (2011), Perbandingan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dan Metode Pembelajaran Konvensional pada Submateri Pokok Sistem Indera Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Medan TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ginting, I. L., (2011), Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dan SQ3R di Kelas X Pada Submateri Pokok Pteridophyta di SMA Swasta GBKP

Kabanjahe TP. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Hadiyanti,Y., (2010), http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/hidung-indera-penciuman.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)

Iksan, (2012), http://fungsi.info/fungsi-dan-struktur-lidah/(diakses tanggal 9 Februari 2013)

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kela, PT. Grasindo, Jakarta.

Margono, S., (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, Rineka Cipta, Jakarta.

Pearce, E.C, (2004), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Priadi, A., (2010), Biologi 2 SMA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.

Ratnasari., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1: 187-191.

Rhomianti, E., (2011), http://emmy-rhomianty.blogspot.com/2011/05/alat-indera-manusia.html (diakses tanggal 7 Februari 2013)

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung. Silitonga, P. M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan.


(6)

Sudjana., (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sujarwo dan Delnitawati, (2012), Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar, http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf.

Tambunan, B, C., (2010), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Koloid Di Kelas II Semester

2 SMA Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi. FMIPA.

UNIMED. Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

Ulfha, N.M., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan Model Konvensional pada Materi Sistem Ekskresi Manusia di SMP Swasta Sri Langkat TanjungPura

T.P 2011/201, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Yusuf., (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan, Jurnal: Hal.1-13.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 2 DAWARBLANDONG MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2013-2014

0 5 23

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN 04 METRO TIMUR T.P. 2013/2014

1 6 79

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV B SD NEGERI 4 METRO PUSAT

0 4 77

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 20142015 VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAC

0 0 6

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 1 10

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN PADA MATERI SEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 4 10