PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA INDONESIA MEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN
MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR
SISWA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA
INDONESIA MEMBANGUN MEDAN
TAHUN AJARAN 2013/ 2014

Oleh:
Teddy Alfra Siagian
NIM. 409111083
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Metode Penemuan
Terbimbing dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPA SMA Swasta

Indonesia

Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. Nerli
Khairani, M.Si, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih
juga kepada Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan
memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Bapak Drs. Antonius Simbolon dan
seluruh

Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMA Swasta Indonesia


v

Membangun Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang
tersayang Drs. A. Siagian, Ibunda tercinta Alm. Dra. D. Br. Simanjuntak dan N.
Br. Lumbantoruan, S.H. yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa,
dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Serta Kakak
tersayang Rina Engelin Siagian, S.E. yang begitu banyak memberikan do’a dan
motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa,
dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan
studi.
Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu
Vran Siska, Fretty, Ardianto, Suprianto, Tessi, Desi, Fransisca, Wes dan semua
teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam
suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada temanteman PPLT Unimed 2012 di SMA Swasta YP HKBP 1 Pematangsiantar yang
selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis
berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis

September 2013

Teddy Alfra Siagian
NIM. 409111083

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembaran Pengesahan


i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar


x

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah


6

1.3. Batasan Masalah

6

1.4. Rumusan Masalah

7

1.5. Tujuan Penelitian

7

1.6. Manfaat Penelitian

8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


9

2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran Matematika

12

2.1.3. Kesulitan Belajar Matematika

13

2.1.4. Minat Belajar


14

2.1.4.1. Pengertian Minat Belajar

14

2.1.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

16

2.1.4.3. Indikator Minat Belajar

21

2.1.4.4. Upaya Meningkatkan Minat Belajar

23

2.1.5. Hasil Belajar


25

vii

2.1.6. Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar

27

2.1.7. Metode Mengajar

28

2.1.8. Metode Penemuan Terbimbing

29

2.1.8.1. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan
Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing


32

2.1.8.2. Kelebihan dan kelemahan Metode
Penemuan Terbimbing
2.1.8.3. Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing
2.1.9. Multimedia Interaktif sebagai Media Pembelajaran

35
37
39

2.1.9.1. Pengertian Media Pembelajaran

39

2.1.9.2. Fungsi Media Pembelajaran

40

2.1.9.3. Multimedia Interaktif

41

2.1.9.4. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

42

2.1.9.5. Karakteristik Media dalam Multimedia Interaktif

43

2.1.9.6. Format Multimedia Interaktif

44

2.1.10. Materi Persamaan Lingkaran

46

2.1.10.1. Persamaan Lingkaran

46

2.1.10.2. Posisi Suatu Titik terhadap Lingkaran

49

2.1.10.3. Kedudukan Garis terhadap Lingkaran

49

2.1.10.4. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

50

2.1.11. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada
Materi Persamaan Lingkaran

55

2.1.12. LKS Kecil untuk Penerapan Metode Penemuan
Terbimbing pada Subtopik Persamaan Lingkaran

58

2.2. Penelitian yang Relevan

63

2.2. Kerangka Konseptual

64

2.3 Hipotesis Tindakan

65

BAB III METODE PENELITIAN

66

3.1. Jenis Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

66

viii

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

66

3.3.1. Subjek Penelitian

66

3.3.2. Objek Penenlitian

66

3.4. Prosedur Penelitian

67

3.4.1. Prosedur Penelitian Siklus I

67

3.4.2. Prosedur Penelitian Siklus II

70

3.5. Alat Pengumpul Data

71

3.5.1. Tes

72

3.5.2. Teknik Non Tes

72

3.6. Teknik Analisis Data

75

3.6.1. Reduksi Data

75

3.6.2. Paparan Data

75

3.6.2.1. Menganalisis Proses Pembelajaran

76

3.6.2.2. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa

76

3.6.2.3. Analisis Data Angket Minat Belajar

78

3.6.3. Menarik Kesimpulan

79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

81

4.1. Hasil Penelitian

81

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I

81

4.1.1.1. Permasalahan I

81

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I

87

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I

88

4.1.1.4. Observasi I

89

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I

89

4.1.1.5.1. Analisis Tes Hasil Belajar I

89

4.1.1.5.2. Analisis Angket Belajar Siswa Siklus I

93

4.1.1.5.3. Analisis Hasil Observasi

96

4.1.1.6. Refleksi I

98

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II

100

4.1.2.1. Permasalahan II

100

ix

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II

101

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II

103

4.1.2.4. Observasi II

103

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II

105

4.1.2.5.1. Analisis Tes Hasil Belajar II

105

4.1.2.5.2. Analisis Angket Belajar Siswa Siklus II

107

4.1.2.5.3. Analisis Hasil Observasi

110

4.1.2.6. Refleksi II

112

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

119

5.1. Kesimpulan

119

5.2. Saran

120

DAFTAR PUSTAKA

121

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Halaman
38

Tabel 2.2. Pembelajaran dengan Metode Penemuan terbimbing

55

Tabel 3.1. Penskoran Butir Pernyataan

73

Tabel 3.2. Indikator Minat Belajar Siswa

74

Tabel 3.3. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran

76

Tabel 3.4. Tingkat Penguasaan Siswa

77

Tabel 3.5. Klasifikasi Persentase Skor Hasil Angket Minat Belajar

79

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal

81

Tabel 4.2. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal

82

Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal

83

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa

85

Tabel 4.5. Persentase Minat Belajar Siswa Awal Tiap Indikator

86

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I

90

Tabel 4.7. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

91

Tabel 4.8. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I

92

Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa Siklus I

94

Tabel 4.10. Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I Tiap Indikator

95

Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam
Melaksanakan Pembelajaran Siklus I

96

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II

105

Tabel 4.13. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

106

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Minat Belajar Siswa Siklus II

107

Tabel 4.15. Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II Tiap Indikator

109

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam
Melaksanakan Pembelajaran Siklus II

110

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.
Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin
pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di
negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses
pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas
pendidikan.
Matematika merupakan pelajaran di sekolah yang dipandang penting dan
dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah
lanjutan tingkat atas dan bahkan juga perguruan tinggi. Penyebab utama
pentingnya matematika adalah kemampuan siswa bermatematika merupakan
landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai
untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki
kepribadian dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas,
dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya”.
Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah pembelajaran matematika
selalu merupakan permasalahan yang sepertinya tidak kunjung terpecahkan.
Pemahaman matematika senantiasa dipandang atau dirasakan sukar, baik oleh
yang belajar dan tidak jarang juga oleh pengajarnya. Sehingga siswa tidak tertarik

2

untuk belajar matematika. Ini terjadi disetiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Guru mengeluhkan bahwa anak didik tidak bersemangat bahkan kadang-kadang
cenderung takut menghadapi pelajaran matematika, mereka tidak mampu
mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil dalam proses, lemah dalam
pengusaan teknik, apalagi dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan
kemampuan bernalar sehingga hasil belajar matematika siswa pun masih rendah.
Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia
berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang
menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari
hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for
Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran
matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand
dan Uruguay. (http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4467)
Data tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di
Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang
matematika mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar
matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan maupun penyelesaian
suatu masalah. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut adalah
sebagian siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak
menyenangkan. Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara kepada Bapak
Holong Siregar, S.Pd. yang merupakan salah seorang guru matematika kelas XI
IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan, mengatakan bahwa:
”Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka
menganggap bahwa matematika itu sangat susah. Di dalam kelas itu paling
banyak hanya 5 orang yang senang belajar matematika. Bila dilihat hasil
belajar siswa masih sangat rendah. Hanya beberapa siswa yang mendapat
nilai tuntas di atas KKM yaitu nilai 70. Selebihnya harus diadakan
remedial untuk menambah nilai siswa yang tidak tuntas tersebut.”
Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode
pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Pada umumnya, metode pembelajaran
yang dikembangkan oleh guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar
adalah metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan

3

ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan
pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa
memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang
tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif
dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar
yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170):
“kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang
yang serba tahu dan menetukan segala hal yang dianggap penting bagi
siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak
ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu
disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan
menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.
Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani
mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang
gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang
dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran
matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik,
siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, dan siswa
tidak mampu menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga
siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan
penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Swasta Indonesia
Membangun Medan dengan memberikan tes di kelas XI IPA yang berjumlah 39
orang siswa, diperoleh

hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan

berhubungan dengan materi persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran.
Alasan dipilih materi ini karena siswa masih sulit dalam menentukan persamaan
umum lingkaran serta persamaan garis singgung lingkaran. Dari lembar jawaban
tes tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum terlalu paham mengenai
persamaan garis singgung lingkaran. Hasil data menunjukkan dari 39 orang siswa,
ada 10 orang siswa atau 25,6% yang memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar
minimal dan 29 siswa atau 74,4% yang tidak tuntas. Ini menunjukkan

4

pengetahuan siswa kelas XI IPA di SMA Swasta Indonesia Membangun Medan
mengenai persamaan garis singgung lingkaran masih rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa,
yaitu faktor intern dan faktor ektern. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah minat belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya. Jadi dengan adanya minat, pelajaran akan lebih mudah
dipelajari dan dipahami. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto
(2010:57): “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.”
Untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika, peneliti
membagikan angket kepada 39 orang siswa kelas Kelas XI IPA SMA Swasta
Indonesia Membangun Medan. Dari 39 orang siswa yang mengisi angket
diperoleh bahwa rasa tertarik siswa belajar matematika sebesar 65% , perasaan
senang belajar matematika sebesar 67%, perhatian siswa sebesar 68%, sikap
semangat siswa sebesar 69%, keinginan siswa belajar matematika sebesar 67%.
Dari lima indikator minat yang ditentukan, maka rata – rata minat belajar siswa
secara klasikal sebesar 67,2%. Data ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa
di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan tergolong sedang.
Hal ini dapat dilihat dari pendapat siswa dimana sebagian besar siswa tidak
menyukai pelajaran matematika dan matematika dianggap pelajaran yang sulit.
Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan suatu
metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Pemilihan metode mengajar yang bervariasi akan membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan
seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010:65)
mengemukakan bahwa

5

“Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap
guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak
baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar”.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa adalah metode penemuan terbimbing. Menurut Encyclopedia of
Educatiaon Research (dalam Suryosubroto, 2009:178), metode penemuan
terbimbing merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru
dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan
memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Dengan metode penemuan terbimbing ini, para siswa diajarkan
untuk menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari
untuk menemukan pengetahuan baru dengan pengetahuan guru sebagai fasilitator.
Penerapan metode penemuan terbimbing ini diharapkan

dapat mengatasi

kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan
sendiri penyelesaian masalah didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan
termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan
gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Holong Siregar, S.Pd. guru
matematika kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan, bahwa
guru mencoba untuk memvariasikan metode pembelajaran matematika di kelas
dengan memilih menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Dari
tes yang diberikan guru, diperoleh hasil belajar siswa kurang memuaskan dimana
hasil belajar siswa masih rendah dan masih banyak siswa yang belum paham
tentang materi yang diajarkan. Selain itu kondisi pada saat pembelajaran
berlangsung juga kurang kondusif. Hal ini tidak sesuai dengan teori penemuan
terbimbing dimana dikatakan bahwa metode penemuan terbimbing merupakan
suatu metode pembelajaran suatu proses yang melibatkan siswa secara optimum
untuk berpartisipasi di dalam proses belajar dalam menemukan suatu prinsip dasar

6

sendiri dan akan memahami konsep lebih baik, sehingga hasil belajar siswa akan
meningkat. Dari paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan menerapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan media
pembelajaran yaitu multimedia interaktif sehingga dapat memperbaiki proses
belajar dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Selain menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga harus
menggunakan media pembelajaran yang baik dalam pembelajaran agar
pembelajaran yang terjadi di kelas bukan hanya pembelajaran matematika yang
konvensional. Dengan menggunakan media pembelajaran, materi yang tadinya
sulit dapat diterangkan secara lebih mudah dan jelas, sehingga siswa akan merasa
lebih senang dalam belajar matematika. Salah satu media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika adalah multimedia interaktif. Menurut Rusman
(2012:146), multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Multimedia interaktif ini dapat membantu menyampaikan pelajaran dengan lebih
baik dan dapat menarik perhatian siswa dan juga dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Pengajaran dengan menggunakan multimedia interaktif

akan

dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan,
karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan
bantuan multimedia interaktif konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan. Siswa
akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan
alam sekitar. Informasi pelajaran yang disajikan dengan multimedia interaktif
yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri
siswa. Dengan demikian, keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar
matematika sangat didukung oleh penggunaan multimedia interaktif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariani Lia pada tahun 2008
yang berjudul “Peningkatan minat belajar matematika melalui pelaksanaan
metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 1
Pleret kelas VIII A”, diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yaitu
rata-rata kuis kelas VIII A meningkat dari 53,97 menjadi 61,4, dan nilai rata-rata

7

post tes lebih baik dari rata-rata kuis yaitu 73,61. Selain itu berdasarkan angket
diketahui bahwa minat belajar matematika, rasa keingintahuan, rasa senang, dan
perhatian siswa cenderung naik. Dengan demikian metode penemuan terbimbing
diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dan didukung
dengan multimedia interaktif.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dengan
Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar Siswa Di Kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan
Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah,
2. Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah,
3. Siswa tidak tertarik belajar matematika,
4. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru
5. Metode penemuan terbimbing pernah diterapkan sebelumnya di SMA
Swasta Indonesia Membangun Medan akan tetapi hasil yang diperoleh
kurang baik.

1.3.

Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dengan
Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar Siswa di Kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun
Ajaran 2013/2014.

8

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan metode penemuan terbimbing dengan
menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia
Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah diterapkan metode
penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif di
kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun
Ajaran 2013/2014?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode
penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif di
kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun
Ajaran 2013/2014?

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi penerapan metode penemuan
terbimbing

dengan

menggunakan

multimedia

interaktif

untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di kelas XI IPA SMA
Swasta Indonesia Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah
diterapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan
multimedia interaktif di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia
Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan
multimedia interaktif di kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia
Membangun Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

9

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1.

Bagi siswa, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar melalui metode
penemuan terbimbing dengan menggunakan multimedia interaktif.

2.

Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penerapan metode
penemuan terbimbing, sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam
mengajarkan materi persamaan lingkaran.

3.

Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.

4.

Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran matematika disekolah.

5.

Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis.

119

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi penerapan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan
multimedia interaktif adalah guru membentuk kelompok heterogen
berdasarkan hasil tes belajar I, guru semakin motivasi siswa agar berani
mengemukakan pendapat, guru lebih memfokuskan perhatian dalam
membimbing siswa yang memiliki kemampuan yang rendah, dan guru
memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok yang terbaik. Dari
hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan
pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada
siklus I sebesar 2,81 meningkat pada siklus II menjadi 3,37.
2. Minat

belajar

siswa

mengalami

peningkatan

selama

melakukan

pembelajaran melalui penerapan metode penemuan terbimbing dengan
menggunakan multimedia interaktif. Minat belajar siswa pada siklus I
diperoleh 70,04 yang termasuk dalam kategori minat sedang dan
meningkat pada siklus II menjadi 80,38 yang termasuk dalam kategori
minat tinggi.
3. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 2
dari 29 siswa (6,89%) dengan rata-rata 46,20. Pada siklus I setelah
dilakukan penerapan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan
multimedia interaktif, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar
yaitu 16 orang dari 29 siswa (55,18%) dengan nilai rata-rata 63,27. Pada
siklus II, seluruh siswa telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 29 siswa
(100%) dengan nilai rata-rata 75,51. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa sesuai dengan

kriteria ketuntasan belajar klasikal maka

120

pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal dan
dapat disimpulkan penelitian berhasil karena didalam kelas ini telah
terdapat 100% yang telah mencapai persentase hasil belajar ≥ 65%.
5.2. Saran
Adapun

saran-saran

yang diajukan

berdasarkan

hasil

penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika kelas XI IPA SMA Swasta Indonesia
Membangun diharapkan dapat menerapkan metode penemuan terbimbing
dengan menggunakan multimedia interaktif agar pembelajaran semakin
bervariasi serta dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa serta
dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi matematika.
2. Dalam

proses

pembelajaran,

guru

harus

memperhatikan

dan

mempertimbangkan kemampuan siswa yang bervariasi agar pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
semakin lebih baik.

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini, dkk. 2008.

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011.Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Frederick, http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4467, Diakses 20 Maret
2013.
Hamalik, Oemar. 2010, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudojo,

Herman.

2005.

Pengembangan

Kurikulum

dan

Pembelajaran

Matematika. Malang: UM Press.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Marsigit, dkk., (2008), Matematika SMA Kelas X, Quadra, Bogor.
Moh. Usman Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mukhtar, dan Rusmini. 2005. Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya
Dalam Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Nimas Multima.
Nurhadi, dkk., (2003), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press,
Malang.
Nurkencana, Wayan dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:
Penerbit Usaha Nasional.
Popham,W., Baker,E. 2003. Teknik Mengajar secara Sistematis. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.Alfabeta: Bandung.
Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar,
Rajawali Pers, Jakarta.

122

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Suara

Nurani

Guru.

2011.

Minat

dalam

Belajar

Siswa

(dalam

http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajarsiswa) diakses pada tanggal 23 Maret 2013.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidik. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rake Press.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi. Rineka
Cipta: Jakarta.
Tim penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendikan Nasional.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Winkel,W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia

Dokumen yang terkait

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V DI SDN MANGLI 01 T AHUN AJARAN 2010/2011

0 4 15

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK di Kelas X2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)

0 3 9

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PINANG JAYA BANDAR LAMPUNG

0 14 55

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

2 27 61

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN DAN TANPA DISKUSI KELOMPOK

0 0 9

PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 9

PENERAPAN METODE DEMOSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

1 7 13

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMAN 6 PEKANBARU TAHUN AJARAN 20122013 ASNIMAR

0 0 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 15