PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG.
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU
MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
Oleh
Rindianti Amanda Permitasari NIM 1103169
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU
MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Oleh
Rindianti Amanda Permitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rindianti Amanda Permitasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
RINDIANTI AMANDA PERMITASARI NIM 1103169
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU
MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd (NIP. 19620612198703 1 002)
Pembimbing II
Rosita, SS., MA. (NIP.19781019 200604 2 001)
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
Fitri Rahmafitria, SP. M,Si. (NIP. 19741018 200812 2 001)
(4)
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI
KABUPATEN BANDUNG Rindianti Amanda Permitasari
1103169
ABSTRAK
Kampung Batu Malakasari mengalami jumlah penurunan wisatawan yang signifikan pada tahun 2014. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kurangnya keberagaman aktifitas untuk orang dewasa dan kurangnya kebersihan di Kampung Batu Malakasari. Daya tarik wisata merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke suatu tempat wisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata dan keputusan berkunjung wisatawan yang ada di Kampung Batu Malakasari. Penelitian dilakukan di Kampung Batu Malakasari dengan mengambil sampel sebanyak 100 orang responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey asosiatif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan teknik analisis Regresi Linier Sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk pada kategori cukup baik dan keputusan berkunjung wisatawan berada pada kategori cukup tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari sebesar 62,8%. Dengan persamaan linier Ŷ = 1,963 + 0,561X. Persamaan tersebut mempunyai hubungan positif yang artinya jika tidak ada daya tarik wisata, maka nilai keputusan berkunjung sebesar 1,963. Semakin baik daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari maka akan semakin tinggi pula keputusan berkunjung wisatawan yang datang ke Kampung Batu Malakasari. Sebagai upaya peningkatan keputusan berkunjung, kebersihan yang ada harus lebih diperhatikan, inovasi ragam aktifitas untuk orang dewasa, dan kualitas pelayanan yang harus lebih ditingkatkan lagi.
(5)
THE INFLUENCE OF TOURIST ATTRACTION TO
TOURIST’S VISITING DECISION AT KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Rindianti Amanda Permitasari 1103169
ABSTRACT
There was a significant decreased of visitors at Kampung Batu Malakasari in 2014. One of the factors that influence it is the lack of diversity of activities for adults and the lack of cleanliness in Kampung Batu Malakasari. Tourist attraction is one factor that could influence tourist’s visiting decision to a destination. This research was conducted to identify the condition of a tourist attraction and tourist’s visiting decision in Kampung Batu Malakasari. The research was conducted in Kampung Batu Malakasari by taking a sample of 100 respondents. This research uses survey research methods associative with quantitative approach using Simple Linear Regression analysis techniques. Based on this research, a tourist attraction in Kampung Batu Malakasari included in good enough category and the visitors visiting decision also are in high enough category. A significant difference between a tourist attraction to visitors visiting decision in Kampung Batu Malakasari is 62.8%. With the linear equation Ŷ = 1.963 + 0,561X. The equation has a positive correlation that means if there is not a tourist attraction, the value of the decision to visit at 1.963. The better tourist attraction in Kampung Batu Malakasari the higher tourist’s visiting decision who come to Kampung Batu Malakasari. In effort to increase the decision to visit, the cleanliness should be more increased, innovation variety of activities for adults, and the quality of service that should be further enhanced.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRACT ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Wisatawan ... 8
B. Profil Wisatawan ... 9
C. Produk Wisata ... 10
D. Daya Tarik Wisata ... 13
E. Keputusan Berkunjung ... 21
F. Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung ... 29
G. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30
H. Kerangka Pemikiran ... 31
I. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 33
(7)
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Definisi Operasional ... 36
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Instrumen Penelitian ... 40
H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 43
I. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 54
B. Produk dan Jasa yang ditawarkan Kampung Batu Malakasari ... 57
C. Segmentasi Profil Pengunjung Kampung Batu Malakasari ... 67
D. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Wisata ... 78
E. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung ... 87
F. Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung ... 94
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 98
B. Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN ... 102
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bandung ... 2
1.2 Jenis Wahana dan Aktifitas di Kampung Batu Malakasari ... 3
1.3 Data Tingkat Kunjungan di Kampung Batu Malakasari ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 30
3.1 Jumlah Kunjungan di Kampung Batu Malakasari ... 35
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 37
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 39
3.4 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 41
3.5 Hasil Uji Validitas ... 44
3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 47
3.7 Hasil Uji Normalitas ... 49
3.8 Hasil Uji Linieritas ... 50
3.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51
3.10 Interval Koefisien Tingkat Pengaruh ... 53
4.1 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
4.2 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Usia ... 69
4.3 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Kota Asal ... 71
4.4 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 73
4.5 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pekerjaan ... 74
4.6 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 76
4.7 Pemilihan Keputusan Berkunjung berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 78
4.8 Tanggapan Responden Mengenai Keaslian ... 79
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Keberagaman ... 80
4.10 Tanggapan Responden Mengenai Keunikan ... 81
4.11 Tanggapan Responden Mengenai Kemenarikan ... 82
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kebersihan ... 83
4.13 Tanggapan Responden Mengenai Keamanan ... 85
4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Wisata ... 86
(9)
4.16 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Merek ... 89
4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Saluran Pembelian ... 90
4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Waktu Berkunjung ... 91
4.19 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Berkunjung ... 92
4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung .... 93
4.21 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 95
4.22 Hasil Uji T ... 96
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Faktor yang mempengaruhi Keputusan Berkunjung ... 22
2.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 25
2.3 Kerangka Pemikiran ... 31
3.1 Peta Lokasi Kampung Batu Malakasari ... 33
3.2 Presentasi dalam Garis Kontinum ... 42
4.1 Logo Kampung Batu Malakasari ... 55
4.2 Struktur Organisasi Kampung Batu Malakasari ... 56
4.3 Tampak dalam&luar Bale Teatrikal ... 57
4.4 Wahana Danau & Bukit Batu ... 58
4.5 Panorama Pesawahan ... 59
4.6 Wahana Perkebunan ... 59
4.7 Hewan yang ada di Wahana Peternakan ... 60
4.8 Kegiatan di Wahana Perikanan ... 60
4.9 Anjungan Rumah Adat Sunda ... 61
4.10 Wahana Outbound ... 61
4.11 Kegiatan Fun Games ... 62
4.12 Penangkaran Rusa Totol KBM ... 62
4.13 Tektona Waterpark ... 63
4.14 Wahana Teater Film ... 64
4.15 Daftar Paket yang ditawarkan KBM ... 64
4.16 Saung Tradisional sekitar Wahana ... 65
4.17 Masjid di KBM ... 65
4.18 Kondisi Toilet di KBM ... 66
4.19 Area Parkir di KBM ... 66
4.20 Kantin KBM ... 67
4.21 Segmentasi Profil berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.22 Segmentasi Profil berdasarkan Usia ... 69
4.23 Segmentasi Profil berdasarkan Kota Asal ... 71
(11)
4.25 Segmentasi Profil berdasarkan Pekerjaan ... 74
4.26 Segmentasi Profil berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 75
4.27 Segmentasi Profil berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 77
4.28 Garis Kontinum Keaslian ... 79
4.29 Garis Kontinum Keberagaman ... 80
4.30 Garis Kontinum Keunikan ... 82
4.31 Garis Kontinum Kemenarikan ... 83
4.32 Garis Kontinum Kebersihan ... 84
4.33 Garis Kontinum Keamanan ... 85
4.34 Garis Kontinum Daya Tarik Wisata ... 86
4.35 Garis Kontinum Pemilihan Produk ... 88
4.36 Garis Kontinum Pemilihan Merek ... 89
4.37 Garis Kontinum Pemilihan Saluran Pembelian ... 90
4.38 Garis Kontinum Pemilihan Waktu Berkunjung ... 91
4.39 Garis Kontinum Frekuensi Berkunjung ... 92
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 102
2 Surat Izin Penelitian ... 106
3 Kuesioner ... 107
4 Coding Data ... 111
5 Coding MSI ... 114
6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas X ... 120
7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Y ... 121
8 Kesimpulan Penelitian Ariny (2012) ... 122
9 Buku Catatan Bimbingan ... 124
10 Foto Penelitian ... 126
11 Guest Comment Wisatawan Kampung Batu Malakasari ... 127
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam perekonomian negara Indonesia. Ini dibuktikan dengan adanya pariwisata bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar destinasi tersebut yang nantinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan sektor pariwisata dewasa ini berkembang pesat selaras dengan perkembangan ekonomi, teknologi, sosial budaya, transportasi yang semakin maju, dan lainnya. Hal ini didukung pula oleh sumber daya Indonesia yang terkenal akan keindahan alamnya, keanekaragaman budaya, serta keramahan penduduknya. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.” Sedangkan Pariwisata menurut
Spillane (1997) dalam Pitana (2005, hlm 43 )
mendefinisikan “Pariwisata sebagai sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok dan sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian, atau kebahagian dengan
lingkungan hidup dalam dimensi, budaya, alam, dan ilmu.”
Pariwisata di suatu daerah dapat terangkat namanya tentu karena memiliki daya tarik tersendiri. Maka keberadaan objek wisata berperan penting dalam mendatangkan wisatawan. Inskeep (1991, hlm 38) menyatakan :
The attraction features of a country or region provide the basis for developing tourism; they form the most essential element of the tourism product. Without subtantial attraction features, pleasure-oriented, tourism would not be possible to develop...
Pernyataan tersebut memperkuat bahwa daya tarik dan letak geografis suatu objek wisata berperan penting dalam perkembangan pariwisata di suatu daerah, sebagai contohnya di Indonesia kegiatan pariwisata masih terfokus di wilayah pulau Jawa dan Bali. Sedangkan menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, “Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
(14)
2
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan
wisatawan.” Sejalan dengan itu semua, saat ini potensi beragam yang dimiliki
Indonesia tersebut menjadikan acuan bagi para stakeholder untuk terus berkreasi menciptakan berbagai tempat wisata yang menarik bagi wisatawan.
Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang saat ini sudah tidak diragukan lagi potensi pariwisatanya. Berbagai macam kegiatan pariwisata jelas disaksikan khususnya pada akhir pekan atau musim liburan dimana sering terjadi kemacetan dan peningkatan jumlah kendaraan di titik-titik tertentu. Kota Bandung terkenal dengan wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, dan lainnya. Selain ditunjang dengan berbagai potensi wisata, kemudahan aksesibilitas menuju ke Kota Bandung pun mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung, namun kegiatan pariwisata yang ada tidak hanya terpusat di wilayah kota saja, namun wilayah kabupaten pun berperan penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bandung Tahun 2010 – 2013
Tahun Jumlah Wisatawan
2010 4.021.239
2011 5.124.142
2012 5.645.569
2013 6.234.555
Sumber: www.bandungkab.go.id
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bandung dari tahun 2010 hingga 2013 terus mengalami peningkatan. Salah satu wilayah yang menjadi pilihan favorit berlibur di Kabupaten Bandung ialah wilayah Bandung Selatan salah satunya yakni Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah yang terletak di Jalan Raya Banjaran (Rencong), Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Adapun konsep yang disuguhkan oleh Kampung Batu Malakasari yaitu Smart&Fun Outbound.
Menurut Suwardjoko P Warpani (2007, hlm 61) Wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata karena tertarik pada suatu objek yang menjadi daya
(15)
3
tarik wisata suatu destinasi berupa lingkungan yang indah, cuaca yang menarik, atau bentang alam yang menantang, penginggalan sejarah yang merangsang keingintahuan, atau budaya yang unik, peristiwa khusus, dan lain-lain. Tanpa daya tarik wisata, tak dapat diharapkan para wisatawan berkunjung di suatu destinasi. Adapun daya tarik yang dimiliki oleh Kampung Batu yakni meliputi wahana yang terdiri dari berbagai macam aktivitas wisata. Berikut merupakan daya tarik yang ada di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari :
Tabel 1.2
Jenis Wahana dan Aktifitas di Kampung Batu Malakasari
Jenis wahana Aktifitas yang dilakukan
Wahana Danau Berperahu, memancing
Wahana Bukit Batu Jelajah gunung batu
Wahana Peternakan Sapi, Domba, Kambing, Kelinci, dan Penangkaran Rusa Totol
Ngangon meri, memerah susu sapi, memberi makan kambing, menangkap kelinci, membuat kompos, membuat telur asin, memberi makan rusa.
Wahana Persawahan Membajak sawah dengan kerbau,
menanam padi, merawat padi.
Wahana Perikanan Menangkap ikan atau belut, bola
lumpur. Wahana Perkebunan
Pengamatan proses pembibitan, mencangkul, menanam, mencangkok, stek
Wahana Theater Film 4 Dimensi Menonton film dengan efek 4 dimensi Gedung Teatrikal (Bale Seni Budaya) Pengarahan peserta, pengenalan
kaulinan sunda Anjungan Rumah Adat Sunda
Pengenalan budaya sunda dan alat-alat tradisional yang digunakan masyarakat sunda
Wahana Outbound dan Flying Fox
Rumah pohon, Burma bridge, loop bridge, jaring laba-laba (cargo net), panjat dinding, kukuyaan, jembatan goyang
Tektona Waterpark Berenang, berseluncur, bermain air
Sumber : Olahan Peneliti (2015)
Dapat dilihat dari tabel 1.2 yaitu mengenai jenis wahana dan aktifitas yang dapat dilakukan di Kampung Batu Malakasari, sayangnya yang terjadi saat ini ialah penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Kampung Batu Malakasari. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa daya tarik wisata sangat berperan penting dalam mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke suatu
(16)
4
destinasi. Keputusan berkunjung merupakan salah satu perilaku konsumen dalam memilih, membeli, dan memutuskan produk atau jasa yang yang akan dibeli oleh setiap orang. Adapun keterkaitan antara daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari dengan keputusan berkunjung, hal ini diperkuat dengan adanya penurunan jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Batu Malakasari. Berikut tabel data pengunjung di Kampung Batu Malakasari :
Tabel 1.3
Data Tingkat Kunjungan di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari
TAHUN
KATEGORI PENGUNJUNG
JUMLAH
UMUM BOOKINGAN STUDY
TOUR TEKTONA
2011 45.043 18.080 7.960 318 71.392
2012 40.189 1.200 16.142 9.001 66.532
2013 49.904 21.607 29.366 67.716 168.593
2014 44.487 23.955 22.464 68.182 159.088
Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari
Berdasarkan tabel 1.3 terlihat tingkat kunjungan yang masih fluktuatif, dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 4.860, kemudian naik pada tahun 2013, dan terjadi penurunan kembali pada tahun 2014 yang cukup signifikan sebesar 9.505 dari angka 168.593 merosot ke angka 159.088.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pihak dari Manajemen Kampung Batu Malaksasari yakni Bu Nina Yulianti selaku Tele Marketing, penurunan ini salah satunya disebabkan oleh adanya musibah banjir pada tahun 2014 lalu yang sempat melanda wilayah Bandung Selatan khususnya daerah Dayeuh Kolot dan Baleendah yang notabene merupakan salah satu jalur yang bisa dilalui pengunjung atau wisatawan untuk bisa sampai di kawasan wisata ini, meskipun sudah bukan hal yang biasa lagi bahwa wilayah Dayeuh kolot, Baleendah, dan sekitarnya sudah menjadi langganan banjir setiap musim penghujan tiba. Sehingga pengunjung yang tadinya sudah melakukan booking di Kawasan Wisata Kampung Batu menunda kegiatan wisatanya yang diganti ke bulan lainnya atau bahkan membatalkan booking annya.
Selain bencana banjir yang sempat melanda, berdasarkan data guest comment yang peneliti dapatkan dari pihak manajemen Kampung Batu Malakasari, banyak pengunjung yang menyatakan bahwa pihak Kampung Batu masih harus
(17)
5
menambah daya tariknya baik dari segi kebersihan, ragam makanan dan minuman, wahana, aktivitas atau program wisata, fasilitas, maupun promosi masih harus ditingkatkan. Guest Comment tersebut selalu di berikan oleh pihak Manajemen Kampung Batu Malakasari kepada pengunjung yang datang khususnya kategori booking an. Banyak dari isi guest comment tersebut menyatakan bahwa masih kurangnya aktivitas yang bisa dilakukan untuk pengantar dan orang dewasa. Komentar - komentar tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Ariny Dwi Damayanti (2012) yang menyimpulkan bahwa fasilitas serta atraksi yang ada di Kawasan Wisata Kampung Batu masih harus dikembangkan.
Tentunya menjadi suatu pertanyaan bagaimana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari ini mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung. Melihat pentingnya daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung, maka perlu diketahui sejauh mana daya tarik wisata dapat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari. Sehingga pihak pengelola dapat membuat dan mengembangkan produk wisata yang tepat untuk menarik pengunjung. Karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh
Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari Kabupaten Bandung”
B. Identifikasi Masalah
Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari mengalami tingkat kunjungan yang fluktuatif setiap tahunnya, namun terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2014. Faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut diantaranya: musibah banjir parah pada tahun 2014 yang cukup lama sehingga menghambat akses menuju kawasan wisata tersebut, selanjutnya guest comment yang diberikan pengunjung menyatakan bahwa pihak pengelola masih harus memperbaiki kondisi kebersihan, menambah wahana, aktivitas, serta permainan untuk menarik pengunjung. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariny (2012) menunjukan persepsi pengunjung terhadap fasilitas dan atraksi masih harus dikembangkan. Dari beberapa penjelasan tersebut, daya tarik merupakan salah satu faktor yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu perlu diketahui sejauh
(18)
6
mana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Pada uraian sebelumnya menjelaskan bahwa permasalahan penting dalam penelitian Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kawasan Kampung Batu Malakasari ialah sejauh mana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari tersebut berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Maka hal yang paling mendasar dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari?
2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan ke Kampung Batu Malakasari? 3. Bagaimana pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di
Kampung Batu Malakasari?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari.
2. Menganalisis keputusan berkunjung wisatawan ke Kampung Batu Malakasari.
3. Menganalisis pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung ke Kampung Batu Malakasari.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian pariwisata terutama dalam hal pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari upaya mengetahui pengaruh daya tarik wisata yang dimiliki Kampung Batu Malakasari terhadap
(19)
7
keputusan berkunjung wisatawan di Kampung Batu Malakasari. Kemudian sebagai masukan dalam melakukan kegiatan pengembangan daya tarik wisata yang dapat mempengaruhi keputusan pengunjung untuk mencapai tujuan perusahaan jasa pariwisata.
3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang berkaitan pada daya tarik wisata dan keputusan berkunjung di suatu objek wisata.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia, berikut sistematika yang digunakan :
BAB I – PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi penelitian.
BAB II – KAJIAN TEORI
Berisi seputar teori yang digunakan selama penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III – METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijabarkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan seperti lokasi, desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
BAB IV – TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini semua hasil temuan selama penelitian akan dijelaskan kemudian hasil temuan tersebut dibahas berdasarkan teori yang berlaku. BAB V – KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari. Beralamat di Jalan Raya Banjaran (Rencong) Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dengan jarak tempuh + 30 menit dari gerbang tol buah batu, dan + 25 menit dari pintu gerbang tol Moh.Toha. berikut peta lokasi Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari :
Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari
Gambar 3.1
Peta Lokasi Kampung Batu Malakasari
Dengan luas area 5 hektar, Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari yang tadinya merupakan lokasi penambangan batu alam yang sudah di eksploitasi secara tradisional oleh masyarakat setempat, direklamasi menjadi kawasan wisata yang memiliki berbagai wahana yang menarik seperti :
1. Wahana danau dan bukit batu
2. Wahana peternakan sapi, domba, kambing, kelinci, dan penangkaran rusa totol
3. Wahana aneka hewan unggas 4. Wahana perikanan
5. Wahana perkebunan 6. Wahana persawahan
(21)
34
8. Anjungan rumah adat sunda 9. Wahana outbound dan flying fox 10. Tektona waterpark
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif yakni penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1989 hlm 3). Adapun berdasarkan tingkat eksplanasinya menurut Sugiyono (2013, hlm 6) penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, kemudian analisis data menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
C. Populasi dan Sampel
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan subyek penelitian kedalam dua golongan yakni sebagai berikut :
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013, hlm 389) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian, maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah Kabupaten Bandung.
(22)
35
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.” Dalam sebuah penelitian yang populasinya besar, maka tidak mungkin seluruh populasinya diteliti. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan waktu yang tersedia. Sampel dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Batu Malakasari. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti maka digunakan rumus Slovin, yaitu :
Keterangan :
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10%
Tabel 3.1
Jumlah Kunjungan di Kampung Batu Malakasari TAHUN
KATEGORI PENGUNJUNG
JUMLAH
UMUM BOOKINGAN STUDY
TOUR TEKTONA
2011 45.043 18.080 7.960 318 71.392
2012 40.189 1.200 16.142 9.001 66.532
2013 49.904 21.607 29.366 67.716 168.593
2014 44.487 23.955 22.464 68.182 159.088
Sumber : Manajemen Kampung Batu Malakasari
Jumlah dari populasi yang digunakan untuk penentuan ukuran sampel adalah sebanyak 159.088 orang. Sementara tingkat kelonggarannya adalah sebesar 10% (0,1) dan tingkat keakuratannya sebesar 90% (0,9). Maka perhitungan jumlah dari sampel berdasarkan rumus Slovin adalah sebagai berikut :
n = 99,937 = dibulatkan menjadi 100
Berdasarkan dari hasil perhitungan, jumlah wisatawan yang representatif untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Dengan metode simple random sampling yakni pengambilan anggota sampel dari populasi
(23)
36
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2013 hlm 118).
D. Definisi Operasional
Sugiyono (2013, hlm 59) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen, berikut penjelasannya :
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Daya Tarik Wisata yang ada di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari yang diberi simbol (X). Menurut Warpani, Suwardjoko P (2007, hlm 46 ) Daya tarik wisata (tourist attractions) adalah segala sesuatu yang menjadi pemicu kunjungan wisatawan. Potensi daerah tujuan wisata atau DTW sangat berpengaruh terhadap pilihan wisatawan untuk berkunjung sesuai dengan minat atau maksud kunjungannya, namun masih tergantung pada kondisi daya tarik potensi objek wisata itu sendiri. Faktor daya tarik yang menarik wisatawan diantaranya keaslian, keberagaman atau variasi, keunikan, kemenarikan, kebersihan, dan keamanan objek wisata. selanjutnya faktor atau sifat tersebut disesuaikan dengan berbagai macam daya tarik yang ada di Kampung Batu Malakasari, baik dari wisata alam nya yang meliputi pemandangan, flora dan fauna, berbagai wahana yang ada seperti area persawahan, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Selanjutnya aktivitas yang ada di Kampung Batu Malakasari meliputi berbagai paket dari program yang tersedia seperti ekowisata (berbasis lingkungan), agrowisata (berbasis pertanian), atau geowisata (berbasis pada kondisi geografis), atau aktivitas outbound dan fun games, dan masih banyak lagi.
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Berkunjung wisatawan ke Kampung Batu Malakasari yang diberi simbol (Y). teori yang digunakan sebenarnya teori keputusan pembelian, namun dalam penelitian ini disamakan dengan keputusan berkunjung, karena pada saat wisatawan datang ke sebuah tempat wisata atau destinasi, wisatawan atau pengunjung tersebut sedang
(24)
37
membeli produk ataupun jasa yang ada di tempat wisata tersebut atau dalam penelitian ini ialah Kampung Batu Malakasari. Menurut Kotler dan Keller (2012, hlm 166) setiap keputusan pembelian atau dalam penelitian ini berarti keputusan berkunjung mempunyai struktur sebanyak lima komponen. Komponen – komponen tersebut antara lain: pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan penyalur, pemilihan waktu kunjungan, dan jumlah pembelian. Komponen tersebut kemudian di aplikasikan pada apa yang ada di Kampung Batu Malakasari, pemilihan produk oleh wisatawan di Kampung Batu Malakasari meliputi keunggulan Kampung Batu sendiri akan panorama bukit batu bekas peninggalan pertambangan batu pada dahulunya, kemudian keunggulan pada wisata buatanya yakni program-program yang menekankan pada pengenalan lingkungan. Pemilihan merek akan nama Kampung Batu, pilihan penyalur secara langsung atau perantara. dan lain sebagainya.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasional variabel merupakan penjelasan secara rinci mengenai variabel konsep variabel, indikator variabel, dan skala pengukuran dengan tujuan untuk memperoleh nilai variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item Daya Tarik Wisata (X) Daya tarik wisata (tourist attraction) adalah segala sesuatu yang menjadi pemicu kunjungan wisatawan. Warpani, Suwardjoko P (2007, hlm 46)
Keaslian
Tingkat keaslian panorama
bentang alam Ordinal A.1
Tingkat keaslian flora dan
fauna Ordinal A.2
Keberagaman/ variasi
Tingkat keberagaman flora
dan fauna Ordinal A.3
Tingkat keberagaman
fasilitas Ordinal A.4
Tingkat keberagaman paket
wisata Ordinal A.5
Tingkat keberagaman
makanan&minuman Ordinal A.6 Tingkat keberagaman
wahana di Tektona waterpark
(25)
38
Keunikan
Tingkat keunikan panorama
bentang alam Ordinal A.8
Tingkat keunikan konsep
yang diusung lokasi Ordinal A.9 Tingkat keunikan paket
wisata Ordinal A.10
Kemenarikan
Tingkat kemenarikan
panorama bentang alam Ordinal A.11 Tingkat kemenarikan
anjungan rumah adat sunda Ordinal A.12 Tingkat kemenarikan bale
teatrikal Ordinal A.13
Tingkat kemenarikan paket
wisata Ordinal A.14
Kebersihan
Tingkat kebersihan
lingkungan Ordinal A.15
Tingkat kebersihan fasilitas
umum Ordinal A.16
Keamanan
Tingkat keamanan lokasi Ordinal A.17 Tingkat keamanan wahana
aktivitas wisata Ordinal A.18
Keputusan Berkunjung (Y) Tahapan dalam proses pengambilan keputusan berkunjung sampai dimana seseorang datang berkunjung. Kotler dan Keller (2012, hlm 166) Pemilihan produk
Tingkat kualitas pelayanan Ordinal B.1 Tingkat keragaman fasilitas Ordinal B.2
Tingkat keunggulan daya
tarik wisata Ordinal B.3
Tingkat kenyamanan suasana Ordinal B.4
Pemilihan merek
Tingkat citra Kampung Batu Malakasari dimata
pengunjung
Ordinal B.5 Tingkat pengalaman terhadap
merek Ordinal B.6
Pemilihan saluran pembelian
Tingkat pemilihan
berkunjung secara langsung Ordinal B.7 Tingkat pemilihan
berkunjung melalui travel agent
Ordinal B.8
Pemilihan waktu berkunjung
Tingkat melakukan
kunjungan saat weekday Ordinal B.9 Tingkat melakukan
kunjungan saat weekend Ordinal B.10 Tingkat kunjungan
berdasarkan waktu luang Ordinal B.11
Jumlah kunjungan
Frekuensi kunjungan
wisatawan Ordinal B.12
(26)
39
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dalam penelitian berjudul “Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari”
ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan sumber dan berdasarkan caranya. 1. Berdasarkan sumbernya, penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu primer
dan sekunder, berikut penjelasannya:
a. Data Primer, menurut Sugiyono (2013, hlm 402) “Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
b. Data Sekunder, menurut Sugiyono (2013, hlm 402) mendefinisikan “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.” Tabel 3.3
Jenis Data dan Sumber Data
NO Nama Data Jenis Data Sumber Data
1 Profil wisatawan yang datang berkunjung
ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Primer
Kuesioner yang peneliti sebar pada wisatawan 2
Persepsi wisatawan mengenai daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Primer Kuesioner yang peneliti sebar pada wisatawan 3
Persepsi wisatawan mengenai keputusan berkunjung ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah.
Primer
Kuesioner yang peneliti sebar pada wisatawan 4 Jumlah kunjungan wisatawan yang datang
ke Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Sekunder
Manajemen Kampung Batu Malakasari 5
Guest Comment (kritik dan saran) wisatawan terhadap Kampung Batu Malakasari
Sekunder
Manajemen Kampung Batu Malakasari 6 Sejarah, profil, dan struktur organisasi
Kampung Batu Malakasari, Baleendah. Sekunder
Manajemen Kampung Batu Malakasari Sumber: olahan peneliti (2015)
2. Berdasarkan cara
Teknik pengumpulan data berdasarkan cara dalam penelitian ini terdiri dari tiga yaitu:
a. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebar daftar pertanyaan untuk diisi oleh sejumlah responden. Untuk mendapatkan data yang diperoleh
(27)
40
bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah kuisioner.
b. Metode Pengamatan (Observasi).
Observasi yaitu cara pengambilan data secara langsung terhadap masalah yang diteliti, dengan maksud untuk membandingkan keterangan-keterangan yang diperoleh dengan kenyataan.
c. Metode Wawancara
Wawancara yaitu cara yang dilakukan langsung melalui tanya jawab antara peneliti dengan petugas yang berwenang (manajemen Kampung Batu Malakasari) yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam melakukan pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013, hlm 147) jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti, dikemukakan definisi variable dan operasionalisasi variabelnya. Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat pengumpul data yang paling utama ialah angket atau kuesioner yang isinya sudah dijelaskan pada sub bab definisi variabel yang terdiri dari daya tarik wisata sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjungg sebagai variabel terikat. Kemudian operasionalisasi variabel penelitian yang berisi konsep, indikator, dan skala pengukuran. Adapun bentuk instrumen yang peneliti gunakan pada kuesioner ini yaitu check list baik untuk variabel daya tarik wisata maupun variabel keputusan berkunjung. Dalam pengukuran instrumen tersebut tentunya membutuhkan berbagai skala pengukuran diantanya:
1. Skala Likert
Menurut Sugiyono (2013, hlm 132) “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial atau disebut sebagai variabel penelitian” dalam penelitian ini berarti peneliti
mengukur pendapat atau persepsi wisatawan yang datang ke Kampung Batu Malakasari tentang daya tarik wisata dan keputusan berkunjung. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item
(28)
41
instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap instrumen mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan rentang skor dibawah ini:
Tabel 3.4
Kriteria bobot nilai alternatif
Jawaban Nilai / skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2013, hlm 133)
Namun hasil dari data diatas masih berupa data mentah yang menggunakan skala ordinal, sedangkan analisis regresi membutuhkan data interval sehingga data ordinal tersebut harus di naikan menjadi data interval melalui alat Method Successive Interval (MSI).
2. Metode Method of Successive Interval (MSI)
Transformasi yang dilakukan dari data berskala ordinal ke data berskala interval melalui tahapan sebagai berikut seperti yang dipaparkan oleh Sambas Ali Muhidin (2011):
a. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.
b. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatf jawaban responden tersebut.
c. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.
d. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.
e. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).
SV = (Density at lower limit) – ( Density at upper limit) (Area under upper limit) - (Area under lower limit)
(29)
42
f. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus: Y= SVi + [SVmin]. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
3. Garis Kontinum
Garis kontinum adalah garis yang digunakan untuk menganalisa, mengukur, dan menunjukan seberapa besar tingkat kekuatan variabel yang sedang diteliti, sesuai instrumen yang digunakan. Model garis kontinum ini menggunakan perhitungan skor yang dijelaskan pada rumus berikut:
Penentuan skor =
Perhitungan skor total untuk masing-masing indikator variabel adalah sebagai berikut:
a. Skor total= (jumlah responden yang menjawab sangat setuju x 5) + (jumlah responden yang menjawab setuju x 4) + (jumlah responden yang menjawab ragu-ragu x 3) + (jumlah responden yang menjawab tidak setuju x 2) + (jumlah responden yang menjawab sangat tidak setuju x 1).
b. Jumlah responden sebanyak 100 responden dan nilai skala pengukuran terbesar= 5, sedangkan nilai skala pengukuran= 1. Sehingga diperoleh jumlah nilai kumulatif sebesar, 100 x 5= 500, dan jumlah nilai kumulatif terkecil, 100 x 1= 100.
c. Adapun nilai presentasi terkecil adalah:
Nilai rentang, 100% - 20% = 80%, dan jika dibagi dengan lima skala pengukuran didapat nilai interval presentase sebesar 16%. Sehingga diperoleh klasifikasi kriteria penilaian presentasi sebagai berikut:
Sumber: Riduwan (2007, hlm 88)
Gambar 3.2
(30)
43
4. Software IBM SPSS Statistics Versi 20.0
SPSS atau Statistical Product and Service Solution adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Peneliti menggunakan software IBM SPSS Statistics Versi 20.0 dalam membantu pengolahan data.
H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2013, hlm 172) hasil penelitian yang valid ialah bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang di teliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r = Koefisien korelasi uji validitas
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Maka sebelum peneliti menyebarkan kuesioner pada sampel responden yang telah di tentukan berdasarkan rumus Slovin, instrumen yang berupa kuesioner ini harus diuji validitasnya dengan cara pengujian validitas pada 30 responden pertama untuk menguji keabsahan dari instrumen penelitian, sebelum instrumen penelitian ini disebarkan kepada seluruh sampel penelitian yang sebenarnya. Menurut Misbahuddin (2013, hlm 308) penentuan valid atau tidak validnya setiap
(31)
44
butir instrumen, nilai-nilai koefisien korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai standar indeks validitas yakni penentuan r tabel pada taraf nyata 5% dengan db = 30 – 2 = 28. Yang menghasilkan nilai r tabel sebesar 0,361. Keputusan pengujian validitas responden menggunakan keriteria sebagai berikut:
a. Item pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar
atau sama dengan rtabel(rhitung ≥ rtabel).
b. Item pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih
kecil dari rtabel(rhitung ≤ rtabel).
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Perhitungan validitas instrumen dilakukan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0. berikut merupakan hasil pengujian validitas dari masing-masing pernyataan:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
No. Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
Daya Tarik Wisata
1 Tingkat keaslian panorama
bentang alam 0,738 0,361 Valid
2 Tingkat keaslian flora dan fauna 0,412 0,361 Valid 3 Tingkat keberagaman flora dan
fauna 0,408 0,361 Valid
4 Tingkat keberagaman fasilitas 0,514 0,361 Valid 5 Tingkat keberagaman paket
wisata 0,680 0,361 Valid
6 Tingkat keberagaman
makanan&minuman 0,618 0,361 Valid
7 Tingkat keberagaman wahana di
Tektona waterpark 0,013 0,361 Tidak Valid
8 Tingkat keunikan panorama
bentang alam 0,680 0,361 Valid
9 Tingkat keunikan konsep yang
diusung lokasi 0,492 0,361 Valid
10 Tingkat keunikan paket wisata 0,240 0,361 Tidak Valid 11 Tingkat kemenarikan panorama
bentang alam 0,210 0,361 Tidak Valid
(32)
45
rumah adat sunda
13 Tingkat kemenarikan bale
teatrikal 0,433 0,361 Valid
14 Tingkat kemenarikan paket
wisata 0,525 0,361 Valid
15 Tingkat kebersihan lingkungan 0,563 0,361 Valid 16 Tingkat kebersihan fasilitas
umum 0,685 0,361 Valid
17 Tingkat keamanan lokasi 0,455 0,361 Valid
18 Tingkat keamanan wahana
aktivitas wisata 0,563 0,361 Valid
Tabel 3.5. lanjutan
Sumber: Olahan Peneliti (2015)
Berdasarkan tabel 3.5 nilai rhitung yang ada pada variabel Daya Tarik Wisata di
katakan valid bila bernilai lebih dari 0,361. Namun pada indikator 7,10, dan 11 bernilai kurang dari 0,361 begitu juga dengan rhitung yang ada pada variabel Keputusan Berkunjung, indikator nomor 5 dan 11 memiliki nilai rhitung dibawah 0,361. Maka peneliti menyisihkan lima indikator yang tidak valid tersebut karena
No. Pernyataan Nilai
rhitung Nilai rtabel Keterangan
Keputusan Berkunjung
1 Tingkat kualitas pelayanan 0,504 0,361 Valid
2 Tingkat keragaman fasilitas 0,738 0,361 Valid
3 Tingkat keunggulan daya tarik
wisata 0,620 0,361 Valid
4 Tingkat kenyamanan suasana 0,638 0,361 Valid
5 Tingkat citra Kampung Batu
Malakasari dimata pengunjung 0,310 0,361 Tidak Valid 6 Tingkat pengalaman terhadap
merek 0,399 0,361 Valid
7 Tingkat pemilihan berkunjung
secara langsung 0,685 0,361 Valid
8 Tingkat pemilihan berkunjung
melalui travel agent 0,651 0,361 Valid
9 Tingkat melakukan kunjungan
saat weekday 0,378 0,361 Valid
10 Tingkat melakukan kunjungan
saat weekend 0,651 0,361 Valid
11 Tingkat kunjungan berdasarkan
waktu luang 0,156 0,361 Tidak Valid
(33)
46
bernilai kurang dari 0,361 sedangkan indikator lainnya yang bernilai lebih besar dari 0,361 dinyatakan valid dan bisa digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabillitas
Menurut Misbahuddin (2013, hlm 298) Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi reliabilitas menunjukan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan terlebih melakukan pengujian validitas instrumen, butir-butir yang lolos dari pengujian validitas tersebut baru kemudian dilakukan pengujian reliabilitas, butir-butir instrumen yang tidak lolos validitas disisihkan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini peneliti menggunakan Reliabilitas Alpha Cronnbach, Koefisien alpha dikembangkan oleh Cronbach sebagai ukuran umum dari konsistensi internal skala multi-item, dengan rumus sebagai berikut :
Sumber: (Arikunto, 2009 hlm 109)
Keterangan :
Ca : Cronbanch Alpha (reabilitas instrumen) k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 : Jumlah varians butir
σt2 : Varians total
Robert M. Kaplan & Dennis P. (1993, hlm 126) menyatakan “it has been suggested that realibility estimates in the range of 0.7 to 0.8 are good enough for
most purposes in basic research” Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan reliabel jika koefisien realibilitasnya tidak lebih rendah dari 0.7. selanjutnya Menurut kriteria Guilford (1956, hlm 145), apabila koefisien realibilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa dilihat dari beberapa pembagian, yaitu : a. > 0.20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b. 0.20 - < 0.40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)
(34)
47
d. 0.70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
e. 0.90 – < 1.00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
Peneliti melakukan perhitungan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for Windows. Berikut tabel hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel N of
Item Alpha Titik Kritis Keterangan
Daya Tarik Wisata (X) 15 0,871 0,7 Reliabel
Keputusan Berkunjung (Y) 10 0,826 0,7 Reliabel
Sumber: Olahan Peneliti (2015)
Berdasarkan tabel 3.6 variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan berkunjung memperoleh angka diatas titik kritis yaitu 0,871 dan 0,826 yang artinya dua variabel tersebut memiliki hubungan yang erat atau reliabel. Maka berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen terhadap variabel daya tarik wisata dan keputusan berkunjung, instrumen ini bisa digunakan untuk penelitian.
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian berjudul Pengaruh Daya Tarik Wisata terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari, Baleendah Kabupaten Bandung terdapat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yakni Daya Tarik Wisata sebagai variabel X dan Keputusan Berkunjung sebagai variabel Y. Adapun dua macam statistik yang digunakan dalam teknik analisis data penelitian ini yaitu Statistik Deskriptif untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 dan 2. Menurut Sugiyono (2013, hlm 29) statistik deskriptif yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Peneliti mendeskripsikan gambaran mengenai variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan berkunjung yang sudah dihitung menggunakan skala Likert dan dimasukan ke dalam kategori melalui garis kontinum.
Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 yakni bagaimana pengaruh daya tarik wisata terhdap keputusan berkunjung di Kampung Batu
(35)
48
Malakasari, statistik yang digunakan ialah statistik inferensi. Menurut Misbahuddin (2013, hlm 2) statistik inferensi adalah bagian dari statistik yang berhubungan dengan pendugaan populasi dan pengujian hipotesis dari suatu data keadaan atau fenomena. Yang selanjutnya berdasarkan bentuk parameternya, penelitian ini termasuk dalam statistik parametrik yaitu bagian statistik yang parameter dari populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal dan memiliki varian yang homogen.
1. Analisis Uji Asumsi Klasik
Untuk menganalisis sebuah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang berasal dari sebuah populasi atau sampel, diperlukan prasyarat analisis agar data tersebut layak untuk dianalisis. Menurut Misbahuddin (2013, hlm 277) Prasyarat analisis data adalah sesuatu yang dikenakan pada sekelompok data hasil observasi atau penelitian untuk mengetahui layak atau tidak layaknya data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. dalam penelitian ini prasyarat analisis data tersebut termasuk ke dalam uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan sebelum analisis regresi linier. Berikut uji asumi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini:
a) Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 responden (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal atau biasa dikatakan sebagai sampel besar. Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas sebagai pembuktian.
Uji statistik normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Selanjutnya
(36)
49
penulis melakukan uji normalitas kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for Windows. Uji Kolmogorov– Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
a) Jika nilai probabilitas <0,05 maka distribusi normal. b) Jika nilai probabilitas >0,05 maka distribusi tidak normal
Berikut ini merupakan tabel yang akan menjelaskan hasil uji asumsi normalitas dengan uji Kolmogorov – Smirnov menggunakan Software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for Windows:
Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.84814840
Most Extreme Differences
Absolute .088
Positive .065
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .878
Asymp. Sig. (2-tailed) .424
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015) Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa pada hasil pengujian normalitas mendapatkan hasil signifikansi sebesar 0,424. Untuk dapat memenuhi uji normalitas signifikansi yang di dapatkan harus lebih besar dari 0,05. Maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan baik untuk dilakukan penelitian.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui pola data, apakah data berpola linear atau tidak secara signifikan. Istilah linier mengandung arti bahwa apakah kedua data atau variabel yang dihubungkan itu berbentuk garis lurus atau linearitas dapat juga diartikan sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya. Pengujian pada SPSS dengan
(37)
50
dikatakan mempunyai hubungan linier bila signifikansi kurang dari 0,05. Dalam
pengujian tersebut peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi
20.0 for Windows. Berikut merupakan hasil dari pengujian linieritas:
Tabel 3.8 Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Keputusan Berkunjung * Daya Tarik Wisata
Between Groups
(Combined) 1587.425 28 56.694 7.028 .000
Linearity 1357.107 1 1357.107 168.227 .000
Deviation from
Linearity 230.318 27 8.530 1.057 .412
Within Groups 572.765 71 8.067
Total 2160.190 99
Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015) Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa hasil pengujian linieritas antara dua variabel yakni antara variabel daya tarik wisata dan variabel keputusan berkunjung diperoleh hasil 0,000. Syarat pada pengujian ini adalah hasil linieritas harus lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa variabel daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung memiliki hubungan yang linier.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Karena salah satu syarat yang harus dilakukan sebelum melakukan regresi linier adalah bahwa data yang digunakan harus homogen atau tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Dalam model regresi maka residual yang digunakan harus memiliki kesamaan atau homogen. Data dapat dinyatakan homogen apabila signifikansinya bernilai lebih dari 0,05. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara Uji Glejser menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 for
(38)
51
Tabel 3.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .320 1.343 .238 .812
Daya Tarik Wisata .039 .029 .133 1.326 .188
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti menggunakan SPSS 20.0 (2015) Berdasarkan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa signifikansi dari data variabel daya tarik wisata dan keputusan berkunjung sebesar 0,812 dan 0,188. Angka tersebut mengindikasikan bahwa data yang dimiliki bersifat homogen karena bernilai lebih dari 0,05. Maka dalam data tersebut tidak terjadi pelanggaran asumsi heteroskedastisitas pada variabel yang diteliti.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel daya tarik wisata sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjung sebagai variabel terikat. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linier Sederhana. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau menurunnya variabel terikat (keputusan berkunjung) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel bebas (daya tarik wisata), atau untuk meningkatkan keadaan variabel keputusan berkunjung dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel daya tarik wisata. Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Keterangan:
Y = Subjek variabel yang diproyeksikan (Keputusan Berkunjung) X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan
(Daya Tarik Wisata)
(39)
52
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t tabel yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
t = distribusi student r = koefisien korelasi n = banyaknya data
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah: a) Jika t hitung > t tabel maha H0 ditolak dan H1 diterima
b) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
4.
Uji Koefisien DeterminasiUji Koefisien Determinasi ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar persentasi pengaruh variabel Daya Tarik Wisata (X) terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Koefisien determinasi ini juga berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi nilai variabel X yang didapatkan terhadap nilai variabel Y yang diberikan kepada Keputusan Berkunjung dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu:
KD = r2 ×100%
Keterangan :
kd = Koefisien determinasi r = koefisien korelasi
Koefesien determinasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Dalam regresi r2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai
(40)
53
data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut
menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Selanjutnya berikut pedoman interpretasi koefisienan determinasi:
Tabel 3.10
Interval Koefisienan Tingkat Pengaruh
0 % - 19,99 % Sangat lemah
20 % - 39,99 % Lemah
40 % - 59,99 % Sedang
60 % - 79,99 % Kuat
80 % - 100 % Sangat Kuat
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari Kabupaten Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Daya Tarik Wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk dalam
kategori cukup baik. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan responden terhadap kondisi daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari yang diukur dari indikator keaslian, keberagaman, keunikan, kemenarikan, kebersihan dan keamanan. Semua indikator daya tarik tersebut disesuaikan dengan panorama bentang alam, flora dan fauna, paket wisata, fasilitas wisata, dan wahana yang ada di Kampung Batu Malakasari.
2. Keputusan Berkunjung yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk dalam kategori cukup tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan responden mengenai pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, pemilihan waktu berkunjung, dan frekuensi berkunjung. Semua indikator keputusan berkunjung tersebut disesuaikan dengan pelayanan, keberagaman fasilitas, keunggulan wisata, dan lainnya yang ditawarkan oleh Kampung Batu Malakasari.
3. Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung di Kampung Batu Malakasari. Berdasarkan hasil yang didapatkan, daya tarik wisata memiliki pengaruh sebesar 62,8% terhadap keputusan berkunjung yang mengunjungi Kampung Batu Malakasari. Sedangkan 37,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan berkunjung. Artinya jika daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari baik, maka keputusan berkunjung pengunjung nya pun akan tinggi. Peningkatan daya tarik wisata maupun keputusan berkunjung
(42)
99
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
dilakukan dengan perbaikan terhadap kualitas indikator – indikator dari setiap variabel. Maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kondisi daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari harus lebih ditingkatkan kualitasnya, terutama indikator kebersihan dan keberagaman. Dari segi indikator kebersihan diantaranya: perbaikan pada toilet yang kotor dan rusak, pembersihan kandang yang tidak terpakai, pengadaan tempat sampah organik dan non organik, pengadaan loker di Wahana Tektona Waterpark. Sedangkan dari segi indikator keberagaman diantaranya: penambahan aktifitas wisata untuk orang dewasa contohnya sepeda air di Wahana Danau, spider net di Wahana Outbound. Kemudian kesediaan dari ragam makanan dan minuman pada saat hari biasa.
2. Keputusan berkunjung wisatawan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki indikator pemilihan produk seperti: kualitas pelayanan dengan menekankan pada Grooming, Greeting, dan Gesture. Dan untuk menambah kenyamanan suasana perlunya penanaman pohon atau penghijauan mengingat cuaca Kampung Batu Malakasari yang panas. Selanjutnya pelayanan fasilitas di Wahana Tektona Waterpark diperbaiki contohnya: pemilihan waktu pada saat maintenance kolam sebaiknya tidak dilakukan pada saat hari libur nasional atau high season. Dan permainan kolam juga sebaiknya bisa dinikmati dalam waktu yang bersamaan.
3. Karena terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kondisi daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan, maka pihak Manajemen perlu memperbaiki kerusakan dan menjaga serta merawat kebersihan yang ada. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi kunjungan pengunjung ke Kampung Batu Malakasari, pihak Manajemen bisa
memberlakukan “KBM ID” berupa kartu member yang di cap berdasarkan kunjungan, kemudian diberlakukan komplimen yang menarik seperti: potongan harga, wahana gratis, makanan atau minuman gratis. Sebagai Kawasan Wisata yang peduli pada kelestarian alam, kertas tiket masuk bisa diganti dengan pemberian cap. Selain mengehemat kertas, hal ini pasti akan berpengaruh pada kebersihan lingkungan sekitar tempat wisata.
(43)
100
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
(44)
DAFTAR PUSTAKA
A.J, Muljadi. (2010). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Raja Grafindo Akdon&Riduwan. (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, cet 2,
Bandung: Alfabeta
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.
Damayanti, Ariny Dwi (2012). Analisis Karakteristik Wisatawan dan Persepsi Wisatawan Mengenai Fasilitas Wisata di Kampung Batu Malakasari. Bandung : UPI
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. New York: Mc-Graw-Hill BookCo.Inc
Inskeep, Edward. (1991). Tourism Planning : An Integrated and Sustainable Development Approach. New York : Van Nostrand Reinhold.
Kaplan, Robert M, dan Denis P Sacuzo. (1993). Phsycological Testing(Principles, Aplication, and Issue). California: Cole Publishing Company
Kotler dan Keller. (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition Pearson Prentice Hall
Kotler, Philip dan Garry Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasara Jilid I. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia
Lips. Hilary M. (1993). Sex and Gender: An Introduction. London: Myfield Publishing Company
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. (2013). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Muhidin, Sambas Ali. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
Nugroho, J Setiadi. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
(45)
101
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA
Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Poerwanto. (1998). Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jember: Universitas Jember
Riduwan. (2007). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta Sammeng, Andi Mappi. (2001). Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofin. (1989). Metode Penelitian Survey .
Jakarta : LP3ES
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta : Gava Media
Suwantoro,Gamal. 2009. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : Pradnya Paramita
Yoeti, Oka A. (2008). Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Aplikasi. Jakarta : Kompas
Warpani, Suwardjoko P & Warpani, Indira P. (2007). Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB
Peraturan Perundangan:
Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Sumber Online :
Zoeldhan. (2012). Pengertian Keputusan Pembelian.[Online]. Tersedia di
http://zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/pengertian-keputusan-pembelian.html. diakses pada 28 Maret 2015
Lainya :
(1)
53
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Selanjutnya berikut pedoman interpretasi koefisienan determinasi:
Tabel 3.10
Interval Koefisienan Tingkat Pengaruh 0 % - 19,99 % Sangat lemah
20 % - 39,99 % Lemah
40 % - 59,99 % Sedang
60 % - 79,99 % Kuat
80 % - 100 % Sangat Kuat
(2)
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari Kabupaten Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Daya Tarik Wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk dalam
kategori cukup baik. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan responden terhadap kondisi daya tarik wisata di Kampung Batu Malakasari yang diukur dari indikator keaslian, keberagaman, keunikan, kemenarikan, kebersihan dan keamanan. Semua indikator daya tarik tersebut disesuaikan dengan panorama bentang alam, flora dan fauna, paket wisata, fasilitas wisata, dan wahana yang ada di Kampung Batu Malakasari.
2. Keputusan Berkunjung yang ada di Kampung Batu Malakasari termasuk dalam kategori cukup tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui tanggapan responden mengenai pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, pemilihan waktu berkunjung, dan frekuensi berkunjung. Semua indikator keputusan berkunjung tersebut disesuaikan dengan pelayanan, keberagaman fasilitas, keunggulan wisata, dan lainnya yang ditawarkan oleh Kampung Batu Malakasari.
3. Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung di Kampung Batu Malakasari. Berdasarkan hasil yang didapatkan, daya tarik wisata memiliki pengaruh sebesar 62,8% terhadap keputusan berkunjung yang mengunjungi Kampung Batu Malakasari. Sedangkan 37,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, daya tarik wisata berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan berkunjung. Artinya jika daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari baik, maka keputusan berkunjung pengunjung nya pun akan tinggi. Peningkatan daya tarik wisata maupun keputusan berkunjung
(3)
99
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan dengan perbaikan terhadap kualitas indikator – indikator dari setiap variabel. Maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kondisi daya tarik wisata yang ada di Kampung Batu Malakasari harus lebih ditingkatkan kualitasnya, terutama indikator kebersihan dan keberagaman. Dari segi indikator kebersihan diantaranya: perbaikan pada toilet yang kotor dan rusak, pembersihan kandang yang tidak terpakai, pengadaan tempat sampah organik dan non organik, pengadaan loker di Wahana Tektona
Waterpark. Sedangkan dari segi indikator keberagaman diantaranya: penambahan aktifitas wisata untuk orang dewasa contohnya sepeda air di Wahana Danau, spider net di Wahana Outbound. Kemudian kesediaan dari ragam makanan dan minuman pada saat hari biasa.
2. Keputusan berkunjung wisatawan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki indikator pemilihan produk seperti: kualitas pelayanan dengan menekankan pada Grooming, Greeting, dan Gesture. Dan untuk menambah kenyamanan suasana perlunya penanaman pohon atau penghijauan mengingat cuaca Kampung Batu Malakasari yang panas. Selanjutnya pelayanan fasilitas di Wahana Tektona Waterpark diperbaiki contohnya: pemilihan waktu pada saat
maintenance kolam sebaiknya tidak dilakukan pada saat hari libur nasional atau high season. Dan permainan kolam juga sebaiknya bisa dinikmati dalam waktu yang bersamaan.
3. Karena terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kondisi daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan, maka pihak Manajemen perlu memperbaiki kerusakan dan menjaga serta merawat kebersihan yang ada. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi kunjungan pengunjung ke Kampung Batu Malakasari, pihak Manajemen bisa
memberlakukan “KBM ID” berupa kartu member yang di cap berdasarkan
kunjungan, kemudian diberlakukan komplimen yang menarik seperti: potongan harga, wahana gratis, makanan atau minuman gratis. Sebagai Kawasan Wisata yang peduli pada kelestarian alam, kertas tiket masuk bisa diganti dengan pemberian cap. Selain mengehemat kertas, hal ini pasti akan berpengaruh pada kebersihan lingkungan sekitar tempat wisata.
(4)
100
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
(5)
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
A.J, Muljadi. (2010). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Raja Grafindo Akdon&Riduwan. (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, cet 2,
Bandung: Alfabeta
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.
Damayanti, Ariny Dwi (2012). Analisis Karakteristik Wisatawan dan Persepsi Wisatawan Mengenai Fasilitas Wisata di Kampung Batu Malakasari. Bandung : UPI
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. New York: Mc-Graw-Hill BookCo.Inc
Inskeep, Edward. (1991). Tourism Planning : An Integrated and Sustainable Development Approach. New York : Van Nostrand Reinhold.
Kaplan, Robert M, dan Denis P Sacuzo. (1993). Phsycological Testing(Principles, Aplication, and Issue). California: Cole Publishing Company
Kotler dan Keller. (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition Pearson Prentice Hall
Kotler, Philip dan Garry Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasara Jilid I. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia
Lips. Hilary M. (1993). Sex and Gender: An Introduction. London: Myfield Publishing Company
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. (2013). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara
Muhidin, Sambas Ali. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
Nugroho, J Setiadi. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
(6)
101
Rindianti Amanda Permitasari, 2015
PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA KAMPUNG BATU MALAKASARI KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Poerwanto. (1998). Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jember: Universitas Jember
Riduwan. (2007). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta Sammeng, Andi Mappi. (2001). Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofin. (1989). Metode Penelitian Survey .
Jakarta : LP3ES
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta : Gava Media
Suwantoro,Gamal. 2009. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta : Pradnya Paramita
Yoeti, Oka A. (2008). Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Aplikasi. Jakarta : Kompas
Warpani, Suwardjoko P & Warpani, Indira P. (2007). Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB
Peraturan Perundangan:
Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Sumber Online :
Zoeldhan. (2012). Pengertian Keputusan Pembelian.[Online]. Tersedia di
http://zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/pengertian-keputusan-pembelian.html. diakses pada 28 Maret 2015 Lainya :