ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT: Survei dilakukan terhadap wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat.
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK
WISATA PUNCAK DARAJAT
(Survei dilakukan terhadap wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh Firda Nurdiana
1103812
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
vii
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 10
2.1.1.1 Klasifikasi Jenis Wisata ... 12
2.1.1.2 Daya Tarik Wisata Alam ... 14
2.1.1.3 Kawasan Wisata ... 15
2.1.2 Motivasi Bagian dari Perilaku Wisatawan ... 17
2.1.2.1 Konsep Tentang Motivasi ... 19
2.1.2.2 Teori Motivasi ... 21
2.1.2.3 Motivasi Wisatawan ... 24
2.1.2.4 Dimensi Motivasi Wisatawan ... 27
2.1.3 Konsep Keputusan Berkunjung ... 30
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 30
(3)
viii
2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 42
2.2 Kerangka Pemikiran ... 44
2.3 Hipotesis ... 49
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 51
3.1 Objek Penelitian ... 51
3.2 Metodologi Penelitian... 51
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 51
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 56
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 58
3.2.4.1 Populasi ... 58
3.2.4.2 Sampel ... 58
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 59
3.2.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 60
3.2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 61
3.2.5.1 Hasil Pengujian Validitas ... 61
3.2.5.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65
3.2.6 Rancangan Analisis Data ... 67
3.2.6.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 67
3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 67
3.2.7 Pengujian Sub Hipotesis ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Wisatawan ... 75
4.1.1 Profil Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 75
4.1.1.1 Identitas Objek ... 75
4.1.1.2 Sejarah Singkat Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 76
(4)
ix
4.1.2.2 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah ... 77 4.1.2.3 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 78 4.1.2.4 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan
Pendapatan ... 79 4.1.2.5 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pengalaman ... 80 4.2 Gambaran Motivasi Wisatawan di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 83
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Nature di Daya Tarik Wisata
Puncak Darajat ... 83 4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Activities di Daya Tarik Wisata
Puncak Darajat ... 84 4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Attraction di Daya Tarik Wisata
Puncak Darajat ... 86 4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Novelty di Daya Tarik Wisata
Puncak Darajat ... 87 4.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Escape from routine di Daya Tarik
Wisata Puncak Darajat ... 89 4.2.6 Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Motivasi Wisatawan
pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 90 4.3 Gambaran Keputusan Berkunjung di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 93
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk di Daya Tarik
Wisata Puncak Darajat ... 93 4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Merek di Daya Tarik
Wisata Puncak Darajat ... 94 4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Kunjungan di
Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 95 4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Kunjungan di Daya Tarik
Wisata Puncak Darajat ... 97 4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kunjungan di Daya Tarik
(5)
x
4.4 Pengujian Hipotesis ... 101
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 101
4.4.1.1 Uji Normalitas ... 101
4.4.1.2 Uji Heterokedatisitas ... 103
4.4.1.3 Uji Linieritas Data ... 104
4.4.1.4 Uji Autokorelasi ... 105
4.4.1.5 Uji Multikolinearitas ... 105
4.4.2 Hasil Pengujian Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 106
4.4.2.1 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ... 107
4.4.2.2 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji T) ... 108
4.4.2.3 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung ... 109
4.5 Implikasi Hasil Penelitian ... 110
4.5.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 110
4.5.1.1 Temuan Bersifat Teoritik ... 110
4.5.1.2 Temuan Bersifat Empirik ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 113
5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Rekomendasi ... 115
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
xi
Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Jumlah dan Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke
Indonesia Menurut Pintu Masuk ... 2
1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Garut ... 3
1.3 Data Pengunjung Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 5
2.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli ... 17
2.2 Beberapa Teori Motivasi Rata-Rata... 23
2.3 Pengertian Keputusan Berkunjung yang Diadaptasi dari Keputusan Pembelian Menurut Para Ahli ... 31
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 42
3.1 Operasionalisasi Variabel... 53
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 57
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Dikaitkan Dengan Tujuan Penelitian ... 61
3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62
3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 63
3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 66
4.1 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 77
4.2 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah ... 78
4.3 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 78
4.4 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan ... 79
4.5 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Alasan Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 80
4.6 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Moda Transportasi Yang Digunakan Untuk Berkunjung dan Rekan Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 81
4.7 Pengalaman Berdasarkan Kegiatan Yang Dilakukan dan Lama Kunjungan di Daya tarik wisata Puncak Darajat ... 82
(7)
xii
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Activities Di Daya Tarik Wisata
Puncak Darajat ... 85
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Attraction Di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 86
4.12 Tanggapan Responden Terhadap Novelty Di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 87
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Escape From Routine Di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 89
4.14 Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan terhadap Motivasi Wisatawan pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 91
4.15 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk Dalam Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 93
4.16 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Merek Dalam Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 94
4.17 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Kunjungan Dalam Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 96
4.18 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Kunjungan Dalam Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 97
4.19 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kunjungan Dalam Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 98
4.20 Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung Pada Daya tarik wisata Puncak Darajat ... 100
4.21 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas Menggunakan Kolmogrov-Smirnov .... 103
4.22 Hasil Pengujian Asumsi Linearitas ... 104
4.23 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ... 105
4.24 Hasil Pengujian Asumsi Multikoliearitas ... 106
4.25 Koefisien Determinasi ... 107
(8)
(9)
xiv
Gambar Judul Gambar Hal
2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 22
2.2 Pengaruh Utama Dalam Perilaku Konsumen ... 34
2.3 Model Perilaku Konsumen ... 36
2.4 Lima Tahap Proses Pengambilan Keputusan ... 38
2.5 Kerangka Pemikiran Motivasi Wisatawan dalam Meningkatkan Keputusan Berkunjung di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 48
2.6 Paradigma Penelitian Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung ... 49
3.1 Regresi Berganda ... 71
4.1 Garis Kontinum Pengaruh Motivasi Wisatawan Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 92
4.2 Garis Kontinum Keputusan Berkunjung Pada Daya Tarik Wisata Puncak Darajat ... 101
4.3 Histogram Variabel Terikat Keputusan Berkunjung ... 102
4.4 Normal Probability Plot ... 102
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan pesat di dunia. Secara global mengalami pertumbuhan yang signifikan dan memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian dunia. Hal ini terbukti dari beberapa negara yang menempatkan sektor pariwisata diurutan paling atas sebagai sektor yang banyak menyumbangkan devisa untuk negaranya. Undang-Undang RI No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan pengertian wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
The World Tourism Organization (UNWTO) adalah badan PBB yang bertanggung jawab untuk promosi pariwisata yang berkelanjutan dan diakses secara universal. UNWTO memiliki tujuan pokok untuk meningkatkan dan membangun pariwisata sebagai kontributor bagi pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kemakmuran universal, HAM dan kebebasan dasar untuk semua tanpa memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa dan agama. UNWTO telah membantu para anggotanya dalam industri pariwisata dunia, yang diyakini merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, menyediakan insentif untuk melindungi lingkungan dan warisan sejarah, serta mempromosikan perdamaian dan saling pengertian antar-negara.
Pertumbuhan kedatangan turis internasional berdasarkan negara bagian terus bertambah tiap tahunnya. Asia and the Pasifik memimpin pertumbuhan kedatangan turis internasional di dunia dengan angka 6,2%, pada urutan kedua yaitu Africa dengan angka 6,1%, lalu pada urutan ketiga yaitu Middle East dengan angka 4,5%, sedangkan Europa dan America memperolehan angka yang sama yaitu sebesar 2,9%. Hal ini membuktikan bahwa persaingan pariwisata di beberapa negara bagian yang sangat tinggi. (sumber: World Tourism Organization (UNWTO).
(11)
ASEAN secara geografis masih satu kawasan dengan Asia Pasifik, negara di kawasan ASEAN memiliki potensi alam yang sangat mendukung bagi pengembangan dunia kepariwisataan. Perkembangan pariwisata ini tentunya dialami pula oleh negara-negara di ASEAN. Seperti Vietnam, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan negara lainnya yang memiliki jumlah kunjungan wisatawan internasional terus meningkat dari tahun ke tahun.
TABEL 1.1
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT PINTU MASUK
TAHUN 2012-2014
Tahun Total Persentase
Pertumbuhan 2012 8.044.462
9,4%
7,2% 2013 8.802.129
2014 9.435.411 Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS, 2015
Tabel 1.1 di atas menunjukkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 jumlah kedatangan wisatawan mancanegara menurut pintu masuk mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya. Namun jika dilihat dari persentase pertumbuhan adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya yaitu dari angka 9,4% menjadi 7,2%.
Indonesia memiliki banyak daerah yang memiliki potensi wisata sangat baik, selain itu daya tarik lain yakni atraksi wisata yang dapat menarik banyak wisatawan baik itu wisatawan nusantara atau mancanegara. Terdapat banyak potensi wisata yang ada di berbagai pulau yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, salah satu pulau yang memang memiliki potensi serta daya tarik wisata yang baik serta ditunjang oleh sumber daya manusia yang cukup adalah pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar di Indonesia, pulau Jawa terbagi ke dalam 6 provinsi yang menyebabkan potensi wisata yang ada tersebar ke dalam 6 provinsi tesebut. Jawa Barat merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah 34.669,11 km2.
Provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang sangat beranekaragam, provinsi Jawa Barat memiliki 360 objek wisata yang terdiri atas 214 objek wisata
(12)
alam, 73 wisata budaya, dan 73 daya tarik wisata khusus (Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, 2015). Potensi wisata ini harus dipelihara untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang berkunjung ke Indonesia pada umumnya dan provinsi Jawa Barat pada khususnya. Hal tersebut dikarenakan setiap daerah di provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang berbeda serta beranekaragam jenisnya yang sangat menarik bagi para wisatawan, salah satu daerah yang memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang baik yaitu Kabupaten Garut .
Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat karena memiliki banyak potensi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Dengan berbagai potensi yang ada di Kabupaten Garut seperti gunung, rimba, laut, pantai, seni dan budaya. Setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Garut mengalami peningkatan, tabel di bawah ini menunjukan data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014.
TABEL 1.2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN GARUT TAHUN 2010-2014
No Tahun
Kunjungan Wisman Wisnus Jumlah
1 2010 6.487 1.796.366 1.802.853
2 2011 6.631 1.981.984 1.988.615
3 2012 6.020 2.008.746 2.014.766
4 2013 6.344 2.247.939 2.254.283
5 2014 6.444 2.412.258 2.418.702
Sumber: Disbudpar Kabupaten Garut, 2015
Tabel 1.2 diatas menunjukan tingkat kunjungan wisatawan menuju Kabupaten Garut lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan yang baik. Kabupaten Garut memiliki potensi pariwisata yang baik guna untuk memberikan dampak yang positif, yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja dan peluang
(13)
usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan usaha milik pemerintah dan sebagainya.
Menurut undang-undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Pasal 14), yang dimaksud dengan yang dimaksud dengan Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Berdasarkan hal tersebut, yang dimaksud dengan usaha pariwisata adalah meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyediaan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, dan spa.
Kabupaten Garut terus melakukan strategi untuk melakukan peningkatan kunjungan dari tahun ke tahun. Melihat banyaknya potensi wisata yang ada di Kabupaten Garut, wisatawan memiliki banyak pilihan tempat wisata untuk dikunjungi. Kabupaten Garut memiliki kawasan wisata pemandian air panas yang menjadi tujuan utama wisatawan, terutama Kawasan Cipanas yang sudah unggul dan menjadi destinasi favorite wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut. Salah satu kawasan wisata baru yang berhasil dikembangkan oleh Pemerintah Garut dan mendatangkan banyak perusahaan swasta untuk menciptakan objek-objek wisata baru adalah kawasan wisata air panas Pasir Wangi (Darajat).
Kawasan wisata air panas Pasir Wangi (Darajat) merupakan destinasi wisata baru di Garut jika dibandingkan dengan destinasi wisata yang lain seperti kawasan Cipanas. Kawasan wisata air panas Pasir Wangi (Darajat) ini dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut. Kawasan wisata air panas Pasir Wangi (Darajat) juga merupakan pemandian air panas yang berasal dari mata air dekat Kawah Darajat yang mengandung belerang dengan kualitas baik, memiliki pemandangan alam yang indah dan dapat melihat pemandangan kota Garut dari ketinggian 1000 M diatas permukaan laut.
Dalam pengembangan suatu kawasan wisata tidak hanya pihak pemerintah saja yang berperan tapi perusahaan swasta pun memiliki peran yang
(14)
penting. Banyak perusahaan swasta yang menciptakan atraksi-atraksi wisata dengan yang konsep berbeda di kawasan ini, seperti pemandian air panas, hotel, penginapan, dan rumah makan. Salah satu objek wisata yang menonjol adalah Darajat Bukit Rejeng Indah, Puncak Darajat, Awit Sinar Alam Darajat, Tirta Darajat dan Darajat Pass.
Puncak Darajat merupakan salah satu daya tarik wisata pemandian air panas yang berada di Kawasan Wisata Air Panas Pasir Wangi (Darajat) dengan konsep water park dengan hot spring water pertama di kawasan tersebut yang menimbulkan kesan menyenangkan terlihat dari perpaduan warna yang cerah. Lingkungan tropis yang dikelilingi bukit-bukit dengan sistem pertanian vertikal, pemandangan hamparan pegunungan yang indah dengan perpaduan kabut karena memiliki suhu sekitar 18-20C, angin yang kencang dengan suasana pedesaan yang masih asri dan sangat peduli akan kelestarian alam disekitar. Adapun fasilitas yang ditawarkan oleh destinasi wisata kepada wisatawan diantaranya kolam renang biasa, kolam renang dengan berbagai wahana air, outbound, bercocok tanam, bungalow, restoran, dan gazebo.
Daya tarik wisata dan atraksi wisata disekitar menjadikan Puncak Darajat menjadi salah satu tujuan wisata yang digemari oleh wisatawan. Hal tersebut terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Puncak Darajat, seperti yang terlihat pada Tabel 1.3 berikut:
TABEL 1.3
DATA PENGUNJUNG DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
TAHUN 2010 – 2014
Tahun Jumlah Persentase
Pertumbuhan
2010 420.000 48%
-27% -22% -64%
2011 806.400
2012 633.600
2013 518.400
2014 316.800
(15)
Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa data pengunjung di Puncak Darajat dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami penurunan jumlah pengunjung tiap tahunnya. Selain itu persentase pertumbuhannya pun mengalami penurunan yang sangat signifikan, puncak penurunan terjadi dari tahun 2013 ke tahun 2014 dengan angka mencapai -64%. Data diatas menunjukan bahwa pada kenyataannya jauh sekali dengan harapan pihak Puncak Darajat, karena dari tahun 2011 sampai tahun 2014 terjadi penurunan yang sangat signifikan baik dari jumlah pengunjung dan persentase pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor, salah satunya faktor perilaku wisatawan. Puncak Darajat merupakan salah satu daya tarik wisata pertama dengan konsep hot spring water park di Kawasan wisata air panas Pasir Wangi (Darajat), memiliki potensi sebagai wisata unggulan dan dapat dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi wisatawan yang melakukan kunjungan wisata ke Garut terutama bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana yang berbeda atau yang sudah bosan dengan wisata hot spring di Kawasan Cipanas.
Untuk menarik wisatawan dan meningkatkan jumlah kunjungan pihak Puncak Darajat melakukan pendekatan mengenai perilaku wisatawan yaitu dengan mengidentifikasi motivasi wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata. Jika dilihat dari keunggulannya Puncak Darajat mampu menarik wisatawan untuk berkunjung, namun karena kurangnya pengetahuan pengelola terhadap motivasi wisatawan yang berkunjung ke Puncak Darajat mengakibatkan strategi pemasaran yang dilakukan tidak tepat, sehingga mengakibatkan menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung. Dengan mengetahui motivasi wisatawan dapat memberikan informasi bagi pihak Puncak Darajat dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan wisatawan. Selain itu memudahkan pihak Puncak Darajat untuk melakukan strategi pemasaran agar sesuai dan tidak salah sasaran, juga membantu pihak Puncak Darajat dalam meningkatkan fasilitas dan pelayanan seperti yang diinginkan oleh wisatawan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan ketika melakukan keputusan berkunjung diantaranya faktor budaya, faktor sosial, faktor personal, dan faktor psikologi (Kotler dan Amstrong, 2012:135). Pemilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi,
(16)
persepsi, pembelajaran atau pengetahuan, keyakinan dan sikap (Kotler dan Amstrong, 2012:147).Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan, maka dari itu motivasi menjadi salah satu faktor penting bagi wisatawan dalam mengambil keputusan mengenai daya tarik wisata yang akan dikunjungi.
Menurut Krippendorf (dalam Pitana dan Gayatri, 2005:61) mengemukakan bahwa:
Motivasi seorang wisatawan melakukan perjalanan sangat bervariasi, dan motivasi tersebut tidak selalu bersifat tunggal, melainkan kombinasi dari berbagai motivasi. Wisatawan dalam motivasi utama melakukan perjalanan wisata adalah rekuperasi dan generasi, kompensasi dan integrasi sosial, escape, komunikasi, memperluas pengalaman, kebebasan dan determinasi diri, realisasi diri, dan bersenang-senang.
Seseorang melakukan suatu kunjungan wisata biasanya dapat termotivasi oleh beberapa hal. Menurut Merwe dan Saayman, (2008) bahwa motivasi wisatawan dalam melakukan kunjungan dipengaruhi oleh nature, activities, attraction, novelty, escape from routine.
Nature adalah motivasi wisatawan untuk melihat pemandangan alam yang indah, melihat flora dan fauna, pemandangan alam sekitar, dan menikmati suasana atau keadaan pada suatu daya tarik wisata. Daya tarik wisata Puncak Darajat berada pada ketinggian 1000M diatas permukaan laut, memiliki pemandangan alam yang indah, suasana pedesaan yang asri, juga merupakan pemandian air panas yang berasal dari mata air dekat Kawah Darajat yang mengandung belerang dengan kualitas baik.
Activities adalah motivasi wisatawan untuk menikmati kegiatan di kawasan wisata atau di daya tarik wisata. Wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat dapat aktif melakukan berbagai kegiatan seperti melakukan permainan air dan menikmati fasilitas yang ditawarkan, juga dapat melakukan berbagai kegiatan lain seperti berfoto dan piknik bersama keluarga.
Attraction adalah motivasi wisatawan yang meliputi hiburan dan atraksi wisata yang ditawarkan, akomodasi di daya tarik wisata, merek dari sebuah daya tarik wisata. Atraksi wisata yang ditawarkan di daya tarik wisata Puncak Darajat yaitu kolam renang biasa, kolam renang dengan berbagai wahana air, waterboom, waterslide, outbound, bercocok tanam, gazebo, bungalow dengan pemandangan water park dan bungalow diatas bukit dengan pemandangan alam sekitar juga
(17)
pemandangan kota Garut, dan restoran dengan ciri khas makanan tradisional yakni masakan sunda.
Novelty adalah motivasi wisatawan untuk mencari sesuatu yang baru seperti mengunjungi daya tarik wisata yang berbeda dalam suatu perjalanan, mengeksplor daya tarik wisata baru, dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Wisatawan yang sudah merasa bosan mengunjungi kawasan wisata Cipanas mulai mencari dan mencoba tempat yang baru. Daya tarik wisata Puncak Darajat memberikan kesan berbeda terhadap wisatawan, yaitu wisatawan dapat berendam air panas dan melakukan aktivitas permainan air dengan suhu sekitar yang dingin juga pemandangan alam yang indah.
Escape from routine adalah motivasi wisatawan untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari, menghilangkan stress dan jenuh, mencari kesenangan dengan cara bersantai dan melakukan liburan. Pemandangan dan suasana alam, aktivitas dan atraksi juga daya tarik wisata yang baru yang ditawarkan oleh daya tarik wisata Puncak Darajat merupakan alasan bagi wisatawan untuk memberikan relaksasi fikiran bagi wisatawan dari rutinitas sehari-hari.
Pendekatan ini dinilai sangat efektif kerena motivasi wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata Puncak Darajat semakin kuat didukung oleh paparan dari kelima dimensi diatas, selain itu motivasi wisatawan juga dapat mempengaruhi wisatawan dalam melakukan keputusan berkunjung. Dengan mengetahui motivasi wisatawan dapat memberikan informasi bagi pihak Puncak Darajat dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan wisatawan. Selain itu memudahkan untuk melakukan strategi pemasaran agar sesuai dan tepat pada sasaran, juga dapat membantu dalam meningkatkan fasilitas dan pelayanan seperti yang diinginkan oleh wisatawan.
Berdasarkan pernyataan serta fenomena diatas, maka penulis perlu mengadakan penelitian dengan judul ”Analisis Motivasi Wisatawan Dalam Meningkatkan Keputusan Berkunjung di Daya Tarik Wisata Puncak Darajat” survei dilakukan terhadap wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat.
(18)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat.
2. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung di daya tarik wisata Puncak Darajat.
3. Bagaimana pengaruh motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung di daya tarik wisata Puncak Darajat.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan tentang :
1. Untuk memperoleh temuan mengenai motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat.
2. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran keputusan berkunjung di daya tarik wisata Puncak Darajat.
3. Untuk memperoleh temuan mengenai seberapa besar pengaruh motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung di daya tarik wisata Puncak Darajat.
1.4. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis kegunaan dari penelitian diharapkan bisa bermanfaat secara teoritis untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang manajemen pemasaran mengenai motivasi wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata Puncak Darajat.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang baik kepada pihak Puncak Darajat dalam menganalisis motivasi wisatawan agar lebih baik agar dapat menjadi suatu kekuatan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat.
(19)
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisa tentang bagaimana pengaruh motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel merupakan suatu konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat dalam variabel tersebut dapat berupa angka dan kategori (Silalahi, 2012:115). Menurut Sugiyono (2013:59), variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Variabel independent (bebas) adalah motivasi wisatawan (X) yang memiliki lima indikator yaitu (X1) nature, (X2) activities, (X3) attraction, (X4) novelty, dan (X5) escape from routine. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor untuk menemukan jawaban atau solusi masalah. Variabel dependent (terikat) yaitu keputusan berkunjung (Y) yang memiliki lima indikator yang terdiri dari pemilihan produk, pilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, waktu kunjungan dan jumlah kunjungan.
Penelitian ini dilakukan di Puncak Darajat dengan unit analisis adalah wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata yang berada di Puncak Darajat. Berdasarkan objek penelitian tersebut, dianalisa mengenai analisis motivasi wisatawan dalam meningkatkan keputusan berkunjung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah motivasi wisatawan berpengaruh terhadap keputusan berkunjung di Puncak Darajat. Menurut pendapat Sugiyono (2013:35) penelitian deskriptif adalaha penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan/atau mencari hubungan variabel satu sama lain.
(20)
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.” Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Menurut Kellenger dalam Sugiyono (2013:7), bahwa yang dimaksud dengan metode survey sebagai berikut, Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Metode explanatory survey menurut Sugiyono (2013:7) adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Adapun penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun oleh karena itu metode yang digunakan adalah cross section method, yaitu metode yang dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu dalam satu waktu.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diteliti dalam peneitian ini dioperasionalisasikan dalam dua variabel utama yaitu Variabel independent (bebas) adalah motivasi wisatawan yang terdiri dari nature, activities, attraction, novelty, dan escape from routine. Sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, waktu kunjungan dan jumlah kunjungan. Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel ditunjukan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.
(21)
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Sub
Variabel
Konsep Variabel Dan Sub Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item Motivasi
Wisatawan (X)
Motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan dipengaruhi oleh beberapa faktor dan dapat termotivasi oleh lebih dari satu motif dalam satu waktu. Motivasi wisatawan memainkan peran yang sangat penting dalam proses perjalanan, liburan dan mengunjungi teman atau kerabat (Merwee dan Saayman, 2008).
Nature (X1)
Motivasi wisatawan untuk melihat
pemandangan alam yang indah, melihat flora dan fauna, mengambil foto pemandangan alam sekitar, dan menikmati suasana atau keadaan pada suatu daya tarik wisata.
(Merwe dan Saayman, 2008)
Keindahan alam
Tingkat keinginan wisatawan untuk melihat keindahan alam di daya tarik wisata
Ordinal 3.1
Suasana sekitar
Tingkat keinginan wisatawan untuk menikmati suasana pedesaan di daya tarik wisata
Ordinal 3.2
Pemandian air panas dengan sumber mata air yang berkualitas
Tingkat keinginan wisatawan untuk merasakan pemandian air panas dengan sumber mata air yang berkualitas
Ordinal 3.3
Activities (X2)
Motivasi wisatawan untuk menikmati kegiatan di kawasan wisata atau di daya tarik wisata.
(Merwe dan Saayman, 2008) Keberagaman aktivitas wisata Tingkat keinginan wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan di daya tarik wisata
Ordinal 3.4
Tingkat keinginan wisatawan untuk melakukan permainan air di daya tarik wisata
Ordinal 3.5
Tingkat keinginan wisatawan untuk menikmati fasilitas di daya tarik
(22)
Attraction (X3)
Motivasi wisatawan yang meliputi hiburan dan atraksi wisata yang ditawarkan, akomodasi di daya tarik wisata, merek dari sebuah daya tarik wisata.
(Merwe dan Saayman, 2008) Keberagaman atraksi wisata wisatawan untuk berenang/ berendam di kolam renang Tingkat keinginan wisatawan untuk mencoba wahana waterboom/ waterslide
Ordinal 3.8
Tingkat keinginan wisatawan untuk menginap di penginapan/bungal ow
Ordinal 3.9
Novelty (X4)
Motivasi wisatawan untuk mencari sesuatu yang baru seperti mengunjungi daya tarik wisata yang berbeda dalam suatu perjalanan, mengeksplor daya tarik wisata baru, dan
berinteraksi dengan masyarakat lokal. (Merwe dan Saayman, 2008) Pengalaman berbeda Tingkat keinginan wisatawan untuk berenang/ berendam air panas di dataran tinggi
Ordinal 3.10
Tingkat keinginan wisatawan untuk melakukan permainan air di air panas
Ordinal 3.11
Tingkat keinginan untuk mencoba atraksi baru (outbound, bercocok tanam)
Ordinal 3.12
Bertemu orang baru atau masyarakat lokal Tingkat keinginan untuk bertemu orang baru atau masyarakat lokal
Ordinal 3.13
Escape from routine
(X5)
Motivasi wisatawan untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari, Melepas diri dari rutinitas sehari-hari Tingkat keinginan wisatawan untuk keluar dari rutinitas sehari-hari
(23)
jenuh, mencari
kesenangan dengan cara bersantai dan melakukan liburan.
(Merwe dan Saayman, 2008) wisatawan untuk melepaskan diri dari tekanan kehidupan perkotaan Tingkat keinginan wisatawan untuk merelaksasi pikiran dan fisik dengan melakukan interaksi di daya tarik wisata
Ordinal 3.16
Keputusan Berkunjung (Y)
Keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Kotler dan Keller (2012:160)
Pemilihan Produk (Y1) Perusahaan harus
memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat untuk
mengunjungi daya tarik wisata yang mereka kelola serta alternatif yang mereka pertimbangkan Keunggulan produk Tingkat keunggulan daya tarik wisata
Ordinal 4.1
Keberagaman produk
Tingkat keberagaman produk di daya tarik wisata
Ordinal 4.2
Keunikan daya tarik wisata
Tingkat keunikan daya tarik wisata
Ordinal 4.3
Pemilihan merek (Y2) Setiap merek memiliki perbedaan tersendiri, sehingga wisatawan harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana wisatawan memilih sebuah merek. Kepopuleran merek Tingkat kepopuleran daya tarik wisata
Ordinal 4.4
Pilihan merek berdasarkan kualitas merek Tingkat pilihan merek berdasarkan kualitas merek
Ordinal 4.5
Pilihan merek berdasarkan kepercayaan terhadap merek Tingkat pilihan merek berdasarkan kepercayaan terhadap merek
Ordinal 4.6
Pemilihan Saluran Kunjungan (Y3)
Pada tahap ini konsumen harus mengambil
Lokasi daya tarik wisata
Tingkat lokasi yang strategis pada daya tarik wisata
(24)
Sumber: Modifikasi Peneliti dari Berbagai Literatur, 2015 3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.
penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap
konsumen berbeda-beda dalam menentukan penyalur dapat
dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah dan persediaan barang yang lengkap
Kemudahan transportasi menuju daya tarik wisata kemudahan transportasi menuju daya tarik wisata
Harga tiket masuk ke daya tarik wisata
Tingkat harga tiket masuk ke daya tarik wisata
Ordinal 4.9
Kemudahan pembelian tiket masuk ke daya tarik wisata
Tingkat
kemudahan dalam pembelian tiket masuk ke daya tarik wisata
Ordinal 4.10
Waktu Kunjungan (Y4) Keputusan berkunjung wisatawan bisa dilakukan dalam pemilihan waktu pembelian atau
kunjungan yang berbeda-beda, sesuai dengan kapan daya tarik wisata tersebut dibutuhkan. Waktu berkunjung saat weekday Tingkat waktu berkunjung saat weekday
Ordinal 4.11
Waktu berkunjung saat weekend Tingkat waktu berkunjung saat weekend
Ordinal 4.12
Jumlah Kunjungan (Y5)
Didasarkan pada seberapa besar kebutuhan atau keinginan konsumen berkunjung ke objek wisata tersebut.
Frekuensi kunjungan
Tingkat frekuensi berkunjung ke daya tarik wisata
Ordinal 4.13
Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali ke daya tarik wisata
(25)
dan data sekunder. Menurut Hermawan (2009:168) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Data Primer (Primary Data Source)
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi. 2. Data Sekunder (Secondary Data Source)
Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variable-variabel yang telah dikupulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sata sekunder. Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menuliskannya dalam Tabel 3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Penelitian Jenis Data Sumber Data
1 Pertumbuhan Kedatangan Turis International
Sekunder World Touris Organization(UNWTO) 2 Jumlah Dan Pertumbuhan Kunjungan
Wisatawan Ke Indonesia Menurut Pintu Masuk Tahun 2012-2014
Sekunder Pusdatin
Kemenparekraf & BPS 3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke
Kabupaten Garut Tahun 2005-2014
Sekunder Disbudpar Kabupaten Garut
4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Puncak Darajat
Tahun 2010-2014
Sekunder Pihak Perusahaan Puncak Darajat 5 Informasi Profil Perusahaan Puncak
Darajat
Primer Wawancara Terhadap Pihak Perusahaan
Puncak Darajat Sumber: Hasil pengolahan data dan referensi, 2015
(26)
3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Di dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi menurut Sugiyono (2013:119) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata yang berada di Puncak Darajat yaitu pada tahun 2014 berjumlah 130.647 wisatawan.
3.2.4.2 Sampel
Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti semua populasi. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti keterbatasan biaya dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti mengambil sebagian dari populasi yang disebut sampel. Menurut Sugiyono (2013:120), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dalam penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini disebabkan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan perijinan. Maka penelitian diperkenankan mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili bagian yang lain yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi akan tetapi diambil sampel yang representatif.
Menurut Husein Umar (2010:146), mengemukakan bahwa untuk menghitung besarnya ukuran sampel dapat dilakukan dengan menggunakan teknik slovin dengan rumus :
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
(27)
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0.1 atau 10%).
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
=
99,9 100Jadi dalam penelitian ini ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 100 responden. Untuk kepentingan dalam penelitian ini, maka sampel yang digunakan ditambah sebanyak 1 sampel sehingga ukuran sampelnya menjadi 100 orang responden.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013:62) “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Sedangkan menurut Uma Sekaran (2009:116) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Penarikan sampel merupakan suatu proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik elemen populasi.
Menurut Malhotra (2009:379) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probability dan probability”. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan sampel non probability kebalikan dari sampel probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.
Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu probability sampling yang meliputi systematic random sampling, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling
(28)
sampling (Sugiyono, 2013:62).
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik systematic random sampling. Sistematik sampling acak adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara acak, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
3.2.4.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara
Teknik komunikasi langsung dengan berbagai pihak di Puncak Darajat. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai profil perusahaan. Menurut Sugiyono (2013:197) yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Puncak Darajat mengenai motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung.
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman tamu terhadap motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung. Kuesioner ditujukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Puncak Darajat.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah variabel yang diteliti yang terdiri dari motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung.
(29)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATA DIKAITKAN DENGAN TUJUAN PENELITIAN
No. Teknik Pengumpulan Data Sumber Data
1. Wawancara Pihak perusahaan Puncak Darajat 2. Observasi Aktivitas dalam motivasi wisatawan
3. Kuesioner Wisatawan yang berkunjung ke
Puncak Darajat
4. Studi Literatur Motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung.
Sumber: Hasil pengolahan data 2015 3.2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.5.1 Hasil Pengujian Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:145), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang memiliki validitas rendah. Menurut Sugiyono (2013:172) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Arikunto (2008:146)
Dimana = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Keterangan:
= koefisien korelasi product moment
n = Jumlah sampel atau banyaknya responden X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑ = Kuadrat faktor variabel X
(30)
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut :
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
lebih besar atau sama dengan ( ).
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika
lebih kecil dari ( ).
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010:180) adalah sebagai berikut :
TABEL 3.4
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010:184)
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Rumus uji t digunakan sebagai berikut :
t = ; db = n-2
Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut: 1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf
signifikansi α = 0,05
2. Item yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel maupun nilai probabilitas
statistik < (level of significant 5% = 0,05).
3. Item yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel maupun nilai
probabilitas statistik > (level of significant 5% = 0,05). 2
1 2 r n r
(31)
IBM SPSS Statistics 20. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. Berdasarkan hasil dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20, diperoleh hasil pengujian validitas dari masing-masing item pertanyaan yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 berikut:
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MOTIVASI WISATAWAN (X)
Nature (X1)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1. Tingkat keinginan wisatawan untuk melihat
keindahan alam di daya tarik wisata 0,907 0,374 Valid
2. Tingkat keinginan wisatawan untuk
menikmati suasana pedesaan di daya tarik wisata
0,810 0,374 Valid
3. Tingkat keinginan wisatawan untuk
merasakan pemandian air panas dengan
sumber mata air yang berkualitas 0,569 0,374 Valid
Activities (X2)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
4. Tingkat keinginan wisatawan untuk
melakukan berbagai kegiatan di daya tarik
wisata 0,802 0,374 Valid
5. Tingkat keinginan wisatawan untuk
melakukan permainan air di daya tarik wisata 0,849 0,374 Valid
6. Tingkat keinginan wisatawan untuk
menikmati fasilitas di daya tarik wisata 0,642 0,374 Valid
Attraction (X3)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
7. Tingkat keinginan wisatawan untuk
berenang/ berendam di kolam renang 0,603 0,374 Valid
8. Tingkat keinginan wisatawan untuk mencoba wahana waterboom/ waterslide/ ember tumpah
0,785 0,374 Valid 9. Tingkat keinginan wisatawan untuk menginap
(32)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
10. Tingkat keinginan wisatawan untuk berenang/
berendam air panas di dataran tinggi 0,670 0,374 Valid
11. Tingkat keinginan wisatawan untuk melakukan permainan air di air panas
(waterboom,waterslide, ember tumpah) 0,500 0,374 Valid
12. Tingkat keinginan untuk mencoba atraksi
baru (outbound, bercocok tanam) 0,670 0,374 Valid
13. Tingkat keinginan untuk bertemu orang baru
atau masyarakat lokal 0,614 0,374 Valid
Escape from routine (X5)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
14. Tingkat keinginan wisatawan untuk keluar
dari rutinitas sehari-hari 0,954 0,374 Valid
15. Tingkat keinginan wisatawan untuk melepaskan diri dari tekanan kehidupan
perkotaan 0,516 0,374 Valid
16. Tingkat keinginan wisatawan untuk merelaksasi pikiran dan fisik dengan
melakukan interaksi di daya tarik wisata 0,833 0,374 Valid
KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Y) Pemilihan Produk (Y1)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
1. Tingkat keunggulan daya tarik wisata 0,863 0,374 Valid
2. Tingkat kemenarikan daya tarik wisata 0,725 0,374 Valid
3. Tingkat keberagaman produk di daya tarik wisata
0,868 0,374 Valid Pemilihan Merek (Y2)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
4. Tingkat kepopuleran daya tarik wisata
0,700 0,374 Valid 5. Tingkat pilihan merek berdasarkan kualitas
merek 0,684 0,374 Valid
6. Tingkat pilihan merek berdasarkan
(33)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
7. Tingkat lokasi daya tarik wisata yang strategis
0,682 0,374 Valid 8. Tingkat kemudahan transportasi menuju daya
tarik wisata 0,800 0,374 Valid
9. Tingkat harga tiket masuk ke daya tarik
wisata 0,749 0,374 Valid
10. Tingkat kemudahan dalam pembelian tiket
masuk ke daya tarik wisata 0,791 0,374 Valid
Waktu Kunjungan (Y4)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
11. Tingkat waktu berkunjung saat weekday
0,794 0,374 Valid 12. Tingkat waktu berkunjung saat weekend
0,852 0,374 Valid Jumlah Kunjungan (Y5)
No. Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan
13. Tingkat frekuensi berkunjung ke daya tarik
wisata 0,923 0,374 Valid
14. Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali
ke daya tarik wisata 0,880 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015 3.2.5.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013:173) reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic, suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.
Pegujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu
=
[
] [
∑]
Sumber : (Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi Arikunto, 2008:171) Keterangan :
= Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
= Varians total
(34)
kemudian jumlahkan seperti berikut ini :
∑ ∑
(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi, 2008:171)
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika koefisien internal seluruh item ( ) ≥ dengan tingkat signifikansi
5% maka item pertanyaan dikatakan reliable.
2. Jika koefisien internal seluruh item ( ) < dengan tingkat signifikansi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliable.
Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product for Service Solution) versi 20. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Apabila angka Alpha Croncbach mendekati 1, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 20 for window sebagai berikut: 1) Memasukkan data variabel X dan Y setiap item jawaban responden atas
nomor item pada data view.
2) Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan variabel-variabel penelitian (misalnya X, Y) width, decimal, label (isi dengan nama-nama atas variabel penelitian), coloum, align, (left, center, right, justify) dan isi juga kolom measure (skala: ordinal).
3) Kembali ke data view, lalu klik analyze pada toolbar pilih Reliability Analyze
4) Pindahkan variabel yang akan diuji atau klik Alpha, OK.
5) Akan dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel atau tidak dengan membandingkan data hitung dengan data tabel.
Berdasarkan hasil dengan menggunakan SPSS Statistics 20, diperoleh hasil pengujian reliabilitas yang ditunjukkan pada Tabel 3.6 berikut.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No. Variabel Cα hitung Cα minimal Kesimpulan
1. Motivasi Wisatawan 0,811 0,700 Reliabel
2. Keputusan Berkunjung 0,845 0,700 Reliabel
(35)
signifikansi 10%, maka keseluruhan item pertanyaan dapat dikatakan reliabel dikarenakan nilai Cαhitung≥ Cαminimal yaitu sebesar 0,700. Tabel 3.7 menunjukkan
bahwa nilai Cα hitung untuk variabel motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung
lebih besar dibandingkan nilai Cαminimal.
3.2.6 Rancangan Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data yang tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis seta jawaban masalah yang telah diajukan. Terdapat dua jenis analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu analisis deskriptif yang biasa digunakan untuk data kualitatif dan pengujian hipoteses yang telah dirumuskan dengan menggunakan perhitungan uji statistik. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuisioner. Kuisioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Variabel tersebut yaitu mengenai motivasi wisatawan dan keputusan berkunjung.
3.2.6.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang diteliti yaitu:
1. Analisis deskriptif mengenai motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat yang terdiri dari nature, activities, attraction, novelty dan escape from routine.
2. Analisis deskriptif mengenai keputusan berkunjung di daya tarik wisata Puncak Darajat yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, pemilihan waktu kunjungan, dan jumlah kunjungan.
3.2.6.2 Pengujian Hipotesis
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) yaitu motivasi wisatawan yang terdiri dari nature (X1),
(36)
Terhadap variabel dependen (Y) yaitu keputusan berkunjung.
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval. Pengujiain hipotesis dilaukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun data
Kegiatan seleksi data ditujukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi data
a. Memberi skor pada setiap item b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking pada setiap variabel penelitian 3. Menganalisis data
Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.
4. Pengujian
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Berganda (multiple linier regression). Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) motivasi wisatawan terhadap variabel terikat (Y) keputusan berkunjung untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara dua variabel bebas atau lebih.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skala ordinal (ordinal scale), Menurut Sugiyono (2013:60) skala ordinal adalah pengukuran yang mana skala digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal adalah skala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang terendah atau sebaliknya. Skala ordinal ini perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI).
(37)
berikut:
1) Method of Succesive Internal (MSI)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal scale yaitu skala yang berbentuk peringkat yang menunjukkan suatu urutan preferensi/penilaian. Skala ordinal ini perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut:
Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit) Scale Value =
(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variable independent dengan variable dependent serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
2) Teknik Analisis Linear Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda (multiple linear regression). Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data
(38)
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + bX5 (2005:8) dilakukan sebagai berikut:
a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variable view dalam kolom label berilah nama masing-masing variabel.
b. Klik analyze, regression linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai variabel bergantung ke kolom dependent serta variabel X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5, sebagai variabel bebas ke kolom independent. Klik method pilih enter. Abaikan yang lain kemudian klik OK.
Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2010:275) regresi berganda digunakan oleh peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent, bila dua atau lebih variabel dependent sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel dependent nya minimal dua.
Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalu menaikan dan menurunkan keadaan variabel independen atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen dan sebaliknya (Sugiyono, 2013:204).
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu evaluasi nature (X1), activities (X2), attraction (X3),
novelty (X4) dan escape from routine (X5). Sedangkan variabel dependen adalah
keputusan berkunjung . Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Berdasarkan data tersebut peneliti harus menemukan persamaan regresi berganda melalui perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0
(39)
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Menurut Sugiyono (2013:277) analisis regresi berganda digunakan bila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA
Sebelum penggunaan alat analisis regresi untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data, maka biasanya untuk beberapa masalah yang muncul dan perlu terlebih dahulu diadakan pengujian asumsi klasik, sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
X1
X2
Y X3
X4
(40)
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, maupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah ststistik nonparametrik. Dalam Uji normalitas ini, dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 % atau 0,05, (Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov).
b. Uji Asumsi Heteroskedustisitas
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Dasar analisisnya adalah bahwa jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. Sebaliknya jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
c. Uji asumsi autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan
(41)
tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka perasamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan melakukan uji Watson (DW). Hasil perhitungan Durbin-Watson (DW) dibandingkan dengan nilai nilai dtabelpada α = 0,05.
d. Uji Multikolineritas
Multikolerasi adalah situasi adanya kolerasi yang kuat antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam analisis regresi. Dua parameter yang paling umum digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai Tolerance dan Nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu regresi dikatakan terdeteksi multikolinearitas apabila VIF menjauhi 1 atau nilai tolerance menjauhi 1. Untuk mengetahui terjadinya multikolinieritas dalam penelitian digunakan nilai VIF dengan bantuan SPSS 20 for window dilakukan sebagi berikut:
a. Masukan data yang akan di uji multikolinieritas di data view, sedangkan di variabel view beri nama data tersebut. Kemudian klik analyze, lalu klik regression, kemudian klik linier. Masukan variabel y pada kotak dependent, dan variabel x pada kotak independent. Setelah itu klik statistic pada regression coefisient.
b. Lalu aktifkan covariance matrix dan collinearity, nonaktifkan estimates dan model fit lalu klik continue.
c. Pada coefficents model dikatakan tidak terjadi multikolinier apabila nilai VIF < 5.
3.2.7 Pengujian Sub Hipotesis
Hipotesis yang akan di uji dalam rangka penerimaan dan penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi wisatwan
terhadap keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan motivasi wisatwan terhadap
(42)
sub hipotesi dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan nature terhadap
keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan nature terhadap keputusan
berkunjung
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan activities terhadap
keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan activities terhadap keputusan
berkunjung
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan attraction terhadap
keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan attraction terhadap keputusan
berkunjung
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan novelty terhadap
keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan novelty terhadap keputusan
berkunjung
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan escape from routine
terhadap keputusan berkunjung
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan escape from routine terhadap
(43)
113
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penguraian teori, hasil penelitian dengan penyebaran kuisioner, dan pengujian hipotesis yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi motivasi wisatawan yang dirasakan daya tarik wisata Puncak Darajat yang diindikasikan dalam nature, activities, attraction, novelty, dan escape from routine. Dimensi motivasi yang memiliki nilai paling tinggi adalah escape from routine. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman yang ditawarkan oleh Puncak Darajat membuat wisatawan dapat melepaskan diri dari kehidupan perkotaan yang penuh dengan pekerjaan, kemacetan, polusi udara, tingkat stress yang tinggi. Wisatawan berpendapat dengan mengunjungi Puncak Darajat dan menikmati suasana sekitar dengan pemandangan indah dapat melepaskan diri dari tekanan kehidupan perkotaan. Sedangkan yang memiliki nilai paling rendah adalah novelty, karena daya tarik wisata Puncak Darajat dengan produk atau jasa yang ditawarkan yaitu pemandian air panas banyak ditemukan wisatawan diberbagai daerah, meskipun daya tarik wisata Puncak Darajat menawarkan sesuatu yang baru seperti pemandian air panas dengan konsep waterpark kurang membuat kesan baru terhadap wisatawan.
2. Deskripsi keputusan berkunjung yang diindikasikan dalam pemilihan produk atau jasa, pemilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, waktu kunjungan, dan jumlah kunjungan. Hasil menunjukan nilai tertinggi yaitu jumlah kunjungan. Hal ini menunjukan bahwa wisatawan yang pernah berkunjung ingin kembali berkunjung untuk menikmati keindahan alam dan suasana yang nyaman yang ditawarkan dari pemandian air panas alami dan fasilitas lainnya. Sedangkan nilai terendah adalah pemilihan saluran kunjungan. Hal tersebut karena aksesibilitas menuju daya tarik
(1)
116
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memanfaatkan keindahan, suasana dan kualitas alam. Penulis merekomendasikan agar pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat selalu menjaga dan melestarikan keindahan, kebersihan, dan keasrian alam sekitar yang sangat menunjang bagi suatu daya tarik wisata. Dengan cara menanam tanaman ciri khas daerah sekitar di daya tarik wisata untuk lebih memberikan kesan nature bagi wisatawan, menambahkan tempat sampah sesuai dengan standar kebersihan, membuat papan peringatan untuk menjaga dan melestarikan alam disekitar daya tarik wisata. Selain itu tetap menjaga kualitas air panas alami pada pemandian air panas.
3. Sub variabel activities pada variabel motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat dinilai baik karena mampu menarik wisatawan untuk aktif melakukan kegiatan yang ditawarkan. Rekomendasi yang diberikan penulis kepada pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat agar memperbaiki dan menambah fasilitas penunjang, seperti menyiapkan loker penyimpanan barang, agar wisatawan yang berkunjung dapat melakukan aktifitas dengan rasa aman untuk meninggalkan barang-barangnya, tanpa takut kehilangan barang mereka. Kemudian menyediakan tempat penyewaan ban berenang, agar wisatawan yang yang tidak bisa berenang atau takut tenggelam akan berani mencoba dengan alat renang yang disediakan, dan pihak manajemen menyediakan tempat belanja oleh-oleh agar wisatawan dapat membeli buah tangan untuk keluarga atau rekan mereka.
4. Sub variabel attraction pada variabel motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat dinilai cukup baik. Penulis merekomendasikan agar pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat selalu menjaga kebersihan area kolam renang yang menjadi produk utama pada daya tarik wisata. Meningkatkan kualitas atraksi wisata lain seperti outbound dan bercocok tanam. Mengembangkan produk wisata lain agar lebih beragam tetapi tetap mengutamakan alam sekitar sesuai dengan apa yang diinginkan wisatawan. Selain itu pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat agar meningkatan fasilitas seperti penginapan dan
(2)
117
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bungalow baik dalam segi kualitas produk maupun dari segi service quality, juga memperhatikan kelayakan atau standarisasi dalam fasilitas yang ditawarkan kepada wisatawan.
5. Sub variabel novelty pada variabel motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat sudah cukup menarik dan memberikan kesan kebaruan. Dengan lokasi daya tarik wisata yang berada di dataran tinggi sudah cukup memberikan kesan kebaruan, pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat agar memberikan design yang berbeda dan unik seperti menambahkan aksen traditional seperti kayu dan bebatuan yang akan memberikan kesan kebaruan bagi wisatawan dan tidak ditemukan di daya tarik wisata lain. Hal tersebut dapat menjadi modal untuk bersaing dengan destinasi wisata lain yang sejenis baik disekitar Kawasan Air Panas Pasir Wangi (Darajat) maupun di daerah lain.
6. Sub variabel escape from routine pada variabel motivasi wisatawan di daya tarik wisata Puncak Darajat dinilai sangat baik. Pengalaman yang ditawarkan oleh Puncak Darajat membuat wisatawan dapat melepaskan diri dari kehidupan perkotaan yang penuh dengan pekerjaan, kemacetan, polusi udara, tingkat stress yang tinggi. Wisatawan berpendapat dengan mengunjungi Puncak Darajat dan menikmati suasana sekitar dengan pemandangan indah dapat melepaskan diri dari tekanan kehidupan perkotaan. Pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat agar mempertahankan kualitas di daya tarik wisata dan untuk meningkatkan tingkat kunjungan penulis memberikan rekomendasi dengan cara menerapkan sapta pesona sebagai acuan untuk memberikan kesan dan citra yang baik bagi daya tarik wisata Puncak Darajat.
7. Berdasarkan hasil penelitian dan fakta di daya tarik wisata pada variabel keputusan berkunjung, sub variabel pemilihan saluran kunjungan mendapat nilai terendah dengan faktor yang paling menyebabkan yaitu aksesibilitas menuju daya tarik wisata kurang baik. Penulis memberikan rekomendasi agar pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat menjalin kerja sama yang baik dengan pihak pemerintahan khususnya
(3)
118
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti Disbudpar Kabupaten Garut agar dapat memperbaiki insfrastruktur jalan menuju daya tarik wisata Puncak Darajat. Selain itu diperlukan adanya variasi dan inovasi pada atraksi wisata serta aktivitas yang dilakukan agar wisatawan lebih tertarik untuk berkunjung. Pihak pengelola daya tarik wisata Puncak Darajat pun agar melakukan promosi secara teori promotional mix seperti memberikan voucher atau diskon, melakukan event untuk lebih menarik wisatawan, dan advertising baik melalui media elektronik, media cetak dan media sosial.
Rekomendasi penulis diatas diharapkan dapat menambah tingkat kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata Puncak Darajat. Sebagai bahan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian untuk mencari temuan mengenai pengaruh motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung dengan melakukan survey kepada wisatawan mancanegara, karena penulis menyadari keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya melakukan survey terhadap wisatawan nusantara yang berkunjung ke daya tarik wisata Puncak Darajat. Selain itu kepada peneliti selanjutnya dapat mencari permasalahan lain untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke daya tarik wisata Puncak Darajat karena merupakan salah satu destinasi yang memiliki potensi alam dan produk yang dapat dikembangkan lebih baik lagi.
(4)
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan. 2008. Marketing. Jakarta: PT. Buku Kita
Asep Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Buchari Alma. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta. Chaipnit, Witchu., and Phetvaroon, Kullada. 2011. Motivation and Behaviour of Thai
Outbound Tourist to Europe. Faculty of Hospitality and Tourism Prince of Songkla University. Thailand. Vol. 3 Issue 1, 99-109
Erna Ferrinadewi, dan Didit Darmawan. 2004. Perilaku Konsumen: Analisis Model Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Jogjakarta.
Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. . 2006. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.
Hasan, Husaen., Asdar, Muhamad, dan Husni. 2013. Factors That Influencing
Tourists’ Decisions In Performing Tourism Visits In City Of Tidore Archipelago.Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Tidore.
Hudson, Simon. 2008. Tourism and Hospitality Marketing: A Global Perspective. London : SAGE Publications Ltd.
Husein, Umar. 2010. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Persada.
Jang, S. C. and Wu, C. M. E. 2006. Senior’s Travel Motivation and The Influential Factors: An Examination Of Taiwanese Seniors. Tourism Management, 27(2), 306-316.
Jie Zhang and Carl Marcussen. 2007. Tourist Motivation, Market Segmentation and Marketing Strategies. Charleston, South Carolina, USA.
Kassean, H. 2013. Exploring Tourists Push And Pull Motivations To Visit Mauritius As A Tourist Destination. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 2(3).
Kennon, L., & Spears, D. 2012. Exploring Indian Tourists ’ Motivation and Percpeption of Bangkok. Tourismos: An International Multidisciplinary Journal of Tourism, 7(1), 61–79.
(5)
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kotler, Philip., Armstrong Gery. 2012. Principles of Marketing 14th Edition. Pearson Education Inc.
., Bowen, John, and Makens, James C. 2010. Marketing For Hospitality and Tourism. Pearson Education Inc.
__________., Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th Edition. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Mahika, E. 2011. Current Trends In Tourist Motivation. Cactus Tourism Journal, 2(2), 15–24.
Malhotra, Naresh, K. (2009). Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2009. Perilaku Konsumen, Bandung: Refika Aditama (Anggota IKAPI).
Morrisson, Alastair M. 2012. Hospitality and Travel Marketing. Delmar: Thomson Learning.
Nadra, Nyoman Mastiani. 2011. Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia Terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di Kuta. Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Oka A. Yoeti. 2006. Pariwisata Budaya: Masalah dan Solusinya. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
.2000. Guiding System. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Page, Stephen. 2008. Tourism and Hospitality Marketing. A Global Perspective. SAGE.
Pdr, L., & Sirisack, D. (2014). The Characteristics and Motivations of Foreign Tourists Who Visit Luang Prabang Department of Business Management. International Journal of Business and Social Science, 5(9), 262–275.
Pendit, S Nyoman. (2011). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Buku Kita
Pertiwi, Dara Indah. 2011. Motivasi Wisatawan Mancanegara Melakukan Kegiatan Wisata di Sumatera Barat. Universitas Andalas.
(6)
Firda Nurdiana, 2015
ANALISIS MOTIVASI WISATAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PUNCAK DARAJAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Phau, I., Lee, S & Quintal, V. (2013). An Investigation of Push and Pull Motivation of Visitors to Private Parks : The Case of Araluen Botanic Park. Journal of Vacation Marketing. Curtin Univeristy, Australia: SAGE Publications Ltd. Pitana, I Gede, dan Gayatri, Ir Putu. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Offset.
Saayman, M. (2008). Travel Motivation of Tourist Visiting Kruger National Park. African Protected Area Conservation and Science, 50(1), 154–159.
Sangadji, Etta Mamang., Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset Schiffman, Kanuk, & Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen, Edisi 7.
Jakarta: PT. Indeks.
Sciences, A. (2013). Destination Culture and Its Influence on Tourist Motivation and Tourist Satisfaction of Homestay Visit. Cankiri Karatekin University Journal of the Faculty of Economics and Administrative Sciences, 3, 199–222.
Songshan (Sam) Huang. 2010. Journal Marketing Tourism Motivation. Tourismos: An International Multidisciplinary Refered Journal of Tourism. University of North Texas.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ulber, Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Refika Aditama.
Undang-Undang Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No 10 Tentang Kepariwisataan. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. Woodside, A., Martin, D. 2008. Tourism Management Analysis, Behaviour and
Strategy. CAB International.