UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi PJKR

Oleh

Dwi Abdul Fatah Arianto 0801440

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015


(2)

PENDEKATAN BERMAIN

Oleh

Dwi Abdul Fatah Arianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ikhwan Setiadi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Dwi Abdul Fatah Arianto

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing Pembimbing I

(Drs. M. Ru)hiat) NIP. 195602111985031001

Pembimbing II

(Didin Budiman, M. Pd) NIP. 197409072001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(Drs. Mudjihartono, M.Pd) NIP. 196508171990011001


(4)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Dwi Abdul Fatah Arianto (0801440). “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN”

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung Kelas VIII L Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani). Peneliti dibimbing oleh Drs. M. Ruhiat. Sebagai Pembinbing I. dan Didin Budiman, M. Pd. Sebagai Pembimbing II.

Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada siswa sekolah menengah pertama diperlukan metode mengajar yang tepat untuk diberikan kepada siswa. Salah satu metode mengajar yang tepat diterapkan adalah metode pendekatan bermain. Pendekatan bermain adalah pendekatan yang menerapkan permainan permainan dalam setiap pembelajaran yang banyak mengandung nilai afektif dan psikomotor yang berguna untuk pertumbuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain pada siswa sekolah menengah pertama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII L di SMP Negeri 29 Bandung yang berjumlah 37 siswa. Penelitian tindakan ini terfokus pada upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui implementasi pendekatan bermain. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, wawancara. Untuk mengetahui keabsahan dan kesahihan data yang diperoleh setelah penelitian dilaksanakan, pengolahan, analisis dan refleksi data dengan triangulasi antara peneliti,guru dan siswa. Pelaksanaan tindakan diawali dengan observasi awal. Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan masing masing siklus terdiri dari dua tindakan. Prosentasi rata-rata siswa yang termotivasi pada observasi awal 39%, pada siklus I mencapai 44%, pada siklus II mencapai 70% sehingga berada dalam katagori baik. Hasil ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan bermain, maka siswa termotivasi untuk belajar pendidikan jasmani.


(5)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Dwi Abdul Fatah Arianto (080144). "EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION THROUGH THE IMPLEMENTATION APPROACH TO PLAY" (Study of Classroom Action Research in SMP Negeri 29 Bandung Class VIII L On the Learning of Physical Education). Researchers led

by Drs. M. Ruhiat. As Pembinbing I. and Didier Budiman, M. Pd. As Supervisor II.

In an effort to increase students' motivation in junior high school students need appropriate teaching methods to be given to students. One of the teaching methods are applied is the method of approach play. Play approach is the approach that implements the game play in any learning that contains the value of the affective and psychomotor useful for growing children. This study aims to determine the increase in student motivation through play approach to the junior high school students. The method used in this research is the method of action research on L eighth grade students in Junior High School 29 Bandung, amounting to 37 students. This action research focused on improving student motivation through the implementation of the approach play. Research instrument used was a sheet of observation, field notes, interview. To determine the validity and validity of the data obtained after the research conducted, processing, analysis and reflection data by triangulation between researchers, teachers and students. Implementation of the action begins with the initial observation. The next step is to draft measures consisting of two cycles with each cycle consisting of two actions. The average percentage of students who are motivated in the initial observation of 39%, in the first cycle reaches 44%, in the second cycle of 70% so that it is in good category. These results indicate that the approach play, the students are motivated to study physical education.


(6)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA KATA MUTIARA ... ii

PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Pendidikan Jasmani... 7

B. Motivasi Belajar ... 9

1. Motivasi ... 9

2. Jenis-jenis Motivasi ... 11

a. Motivasi dilihat Dari Dasar Pembentukannya ... 11

1). Motif-motif Bawaan... 11

2). Motif-motif Yang Dipelajari... 11

b. Jenis motivasi menurut Marquis... 12

c. Motivasi Jasmani dan Rohani ... 12

d. Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik ... 13

C. Belajar... 14


(7)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pendekatan Bermain ... 18

a. Bermain ... 18

b. Pendekatan Bermain ... 20

c. Pendekatan Bermain Dalam Penjas ... 22

F. Karakteristik Siswa SMP ... 23

G. Minat dan Motivasi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi, Populasi, dan Data Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 30

D. Langkah-langkah Penelitian... 35

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 43

H. Analisis Data ... 44

I. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi ... 45

B. Hasil Monotoring Pendekatan Bermain ... 46

C. Hasil Penelitian ... 50

D. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(8)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1Desain Penelitian…………... 28

3.2Pelaksanaan Tindakan Siklus……… 32

3.3Format Observasi Aktivitas Siswa ... 40


(9)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa anak-anak adalah merupakan masa awal dari kehidupan manusia. Pada masa ini bermain telah menjadi suatu kegiatan yang bias dilakukannya, karena masa anak-anak merupakan masa untuk bermain. bermain sering dilakukan dan dicari oleh individu maupun kelompok baik laki-laki maupun perempuan, karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Adapun jenis permainan yang dilakukan oleh anak cukup beragam, baik bersifat perorangan, berpasangan, dan kelompok.

Dalam konteks pendidikan jasmani motivasi bertujuan untuk belajar merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan proses pembelajaran menurut kebutuhannya masing-masing, misalnya seseorang belajar untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi atau hanya untuk memelihara kesehatan saja, atau juga untuk proses sosialisasi yaitu untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut.

Seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, Siedentop (1991). (dalam Bambang Abduljabar. 2011, hlm 80) mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani.

”Dengan kata lain, secara khusus pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keterampilan gerak fungsional”. Adapun pendapat lainnya yang dikemukakan oleh Jesse Feiring Williams (dalam Bambang Abduljabar. 2011, hlm. 80) ”pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan”.

Manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan sempurna, dibekali kelebihan naluri dan akal sehat dalam melakukan aktifitas untuk mempertahankan


(10)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidupnya. Aktifitas tersebut di tentukan oleh faktor-faktor yang datang dari diri sendiri maupun faktor yang dating dari luar. Tindakan atau perbuatan yang didorong oleh kekuatan dari dalam pribadi seseorang disebut motivasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2014, hlm. 73) bahwa “motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”.

Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik. Apabila diamati secara seksama permainan yang dilakukan oleh anak-anak sekarang sudah banyak mengalami perubahan, baik secara bentuk, jenis ataupun alat yang digunakannya. Perubahan ini terutama terjadi di kota-kota besar oleh karena perkembangan jaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat menjadi modern.

Pada saat sekarang ini, permainan-permainan yang dilakukan anak-anak jaman dulu jarang ditemukan. Padahal permainan mengandung nilai-nilai yang bersifat mudah, murah meriah, masal dan menarik, tetapi mempunyai arti dalam perkembangan kemampuan fisik dan psikis. Keadaan ini jauh berbeda dengan permainan jaman sekarang yang kebanyakan menggunakan elektronik sebagai wahananya, sehingga anak kurang menampilkan kemampuan geraknya (pasif).

Menurut Moyles Janet R bahwa bermain adalah suatu proses yang diperlukan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bermain merupakan proses pembelajaran yang melibatkan pikiran, persepsi, konsep, kemahiran sosial dan fisik. Selain itu bermain juga dikaitkan dengan ganjaran instrinsik dan kegembiraan (Rochdi Simon dkk, 2007:8). Dengan demikian bermain merupakan aktivitas yang natural bagi anak-anak yang memberi peluang kepada mereka untuk mencipta, menjelajah dan mengenal dunia mereka sendiri. Rochdi Simon, dkk. (2007) Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP


(11)

3

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Developmentally Appropriate Practice ). (Online). Tersedia di: 2007, Pdf. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka Dian Kusuma Dewi. (2012). Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP. (Online). Tersedia di: http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/meningkatkankebugar-an-jasmani- melalui.html. (Diakses 13 Februari 2015).

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain erat kaitannya dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya imajinasi tentang permainan yang akan dilakukannya, permainan yang diberikan dapat berupa permainan tradisional ataupun jenis permainan olahraga seperti sepak bola, voli, basket semuanya disesuaikan dengan materi yang ada dalam kurikulum. Beberapa contoh pendekatan bermain.

Pendekatan permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksukan disini adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar kompetensi dalam kurikulum. Permainan kecil ini dapat digunakan untuk mengajar Atletik, senam dan cabang olahraga lainnya yang ada hubunganya dengan pendidikan jasmani Dian Kusuma Dewi. (2012). Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP. (Online). Tersedia di:


(12)

http://dewikusumad-Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ian.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-kebugaran-jasmani-melalui.html. (Diak-ses 13 Februari 2015)

Menurut Cholik, M (1997) Pelajaran pendidikan jasmani di sekolah bukan mengejar prestasi (aspek skill) tetapi menyalurkan dorongan-dorongan untuk aktif bermain. Pendidikan jasmani untuk anak harus lebih menekankan kepada aspek permainan dari pada teknik cabang olahraganya karena bermain adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia pada umumnya dan siswa khususnya. Jadi dengan demikian permainan dikonsentrasikan pada pendekatan memahami masalah yang didasarkan atas domein kognitif, dirancang oleh guru untuk mengarahkan siswa memahami kegiatan dan tujuan ketrampilan dalam kegiatan tersebut. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk membantu kelompok kecil atau individu yang tekniknya masih kurang Ela Sukminawati. (2012) Peningkatan Kesegalan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain, Majalengka. (Online). Tersedia di: https://kahuripan.wordpress.com/2009/06/24/peningkatan-kesegaran-jasmani-melalui-pendekatan-bermain/ (Diakses 20 Juni 2014).

Sikap yang ditunjukan siswa, khususnya siswa SMP Negeri 29 Bandung dalam aktifitas di sekolah relatif beragam, ada siswa yang mudah berinteraksi dengan siswa dan guru, ada pula yang tertutup. Ada siswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan ada pula siswa yang kurang berpartisipasi aktif dengan kegiatan yang ada di sekolah.

Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang berkualitas, maka nampak ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan ditanggapi oleh para pendidik berkenaan dengan sikap sosial siswa tersebut, karena jika kurang diperhatikan akan menyebabkan siswa tidak memiliki keterampilan sosial yang baik.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka sebagai ilustrasi diambil contoh sikap tentang aktivitas olahraga. Mula-mula seseorang harus memiliki keyakinan tertentu tentang aktivitas olahraga, misalnya olahraga itu baik untuk kesehatan (aspek kognitif). Lalu memiliki perasaan positif atau negatif terhadap


(13)

5

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas olahraga. Seseorang bisa menyukai aktivitas olahraga atau tidak suka (aspek afektif). Kemudian, orang tersebut juga memiliki kecenderungan perilaku tertentu terhadap aktivitas olahraga. Jika orang tersebut menyukainya maka ia akan melakukan aktivitas olahraga serta mengatakan bahwa aktivitas olahraga itu baik dan bersedia mengeluarkan uang untuk melakukan aktivitas olahraga. Jika anda tidak menyukainya maka anda tidak melakukan aktivitas olahraga.

Ditinjau dari aspek afektif, banyak hal dan tujuan yang diharapkan melalui pendekatan bermain dapat tercapai diantaranya sikap fair-play, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, menghargai kemampuan orang lain, dan lain sebagainya. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya.

Untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya dari permasalahan di atas, penulis akan menelusurinya dalam sebuah penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEM-ENTASI PENDEKATAN BERMAIN (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari urain di atas peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman guru penjas terhadap penerapan pendekatan bermainan.

2. Masih lemahnya pembelajaran pendidikan jasmani saat ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, berbagai kendala dapat diidentifikasi dari berbagai faktor sebagai berikut:


(14)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran penjas di SMP NEGERI 29 Bandung?

D. Tujuan Penelitin

Berawal dari permasalahan di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meningkatnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas melalui pendekatan bermain. Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas penjas.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi peneliti

Bagi para peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan, bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan aktifitas pembelajaran penjas di sekolah.

2. Bagi guru

Sebagai sumber informasi ke ilmuan dalam menjalankan profesinya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan agar guru dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam meningkatkan pembelajaran penjas di sekolah.

3. Bagi siswa

Siswa diharapakan dapat pengalaman gerak dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga siswa dapat melakukan aktifitas penjas dengan lebih mudah. Serta menciptakan suasana senang dan gembira.


(15)

7

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada sekolah tersebut dan sekolah lain pada umumnya.


(16)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandung tepatnya jalan Geger Arum No 11 A Bandung.

2. Subjek Pemelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung yang berjumlah 37 orang siswa yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki, dan 21 orang siswi perempuan. Penelitian dilaksanakan pada hari kamis jam 08.30 – 09.50 WIB atau (2 x 40) menit sesuai dengan jadwal pelajaran pendidikan jasmani untuk kelas VIII L. Adapun dipilihnya SMP Negeri 29 Bandung sebagai lokasi penelitian, ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Pengalaman pada saat melakukan Program Latihan Profesi, dan mengajar di SMP ini, peneliti menemukan permasalahan dalam kurangnya motifasi belajar siswa terhadap pembelajaran penjas.

2) Peneliti menghendaki perubahan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain di SMP Negeri 29 Bandung, khususnya kelas VIII L.

3) Perizinan untuk penelitian lebih mudah didapat karena peneliti sebelumnya pernah melakukan program latihan profesi di sekolah tersebut.

3. Data Penelitian

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari Aktivitas yang


(17)

28

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di diberikan kepada seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam tindakan penelitian.

Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer, melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain PTK model John Elliott (dalam Suharsimi Arikunto. 2012, hlm. 16) Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain PTK Model John Elliott

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan


(18)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Enjah Takari (2008, hlm. 10) mengemukakan bahwa yang maksud dari disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar. Dijelaskan pula bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah (step). Di dalam kenyataan praktik kerja lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK seperti desain PTK di atas (Gambar 3.1).

Desain PTK menurut Suharsimi Arikunto (2012, hlm. 16) bahwa dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus.

Adapun tahap-tahap yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2012, hlm. 17) sebagai berikut:

1. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan (Planning)

Pada tahap penyusunan rencana tindakan ini penulis menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagai mana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti tindakan yang ideal sebelumnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalanya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan yang dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ke-2 dari peneliti tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Oleh karena itu, bentuk


(19)

30

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. 3. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahapan ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Pada tahap Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatanya, atau kepada diri sendiri apa bila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.

C. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi antara guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar. Dengan demikian maksud dari kelas tersebut bisa di


(20)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan bermain untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan untuk melihat hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran dan guru dapat mempraktekkannya dalam pembelajaran mereka sendiri. Alasan PTK itu penting menurut Enjah Takari (2008, hlm, 4) diantaranya:

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan guru dan muridnya.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi. Namun juga sebagai peneliti di bidangnya

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampuh memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan fatual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. Ptk merupakan kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui


(21)

32

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan tingkat perkembangan siswa.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar. 2008, hlm. 70) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang

dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu

sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana. Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana Penelitian Tindakan Kelas hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal.

2. Tindakan. Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan-tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan, salah satu perbedaan penelitian tindakan dan penelitian biasa adalah bahwa penelitian tindakan diamati.

3. Observasi. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberi dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja proses belajar mengajar.

4. Refleksi. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat di dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan ekplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.


(22)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun rencana pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.2

Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sampai dengan Siklus II

Kegiatan Tanggal Materi

Siklus I Tindakan I

Tindakan II

04-09-2014

11-09-2014

 Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan melakukan permainan permainan sederhana dengan peraturan dan nilai-nilai yang terkandung, konsisten serta nilai kerja sama, motivasi, toleransi percaya diri, keberanian, menghargai lawan, tanggung jawab dan bersedia berbagi tempat.

1. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh ketua kelas, disambung dengan permainan jala ikan. Dua orang menjadi jala sedangkan sisanya menjadi ikan. 2. Melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan serta mendokumentasikan baik secara tertulis, rekaman foto ataupun catatan lainnya.

 Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan melakukan permainan permainan sederhana dengan peraturan dan nilai-nilai yang terkandung, konsisten serta nilai kerja sama, motivasi, toleransi percaya diri, keberanian, menghargai lawan, tanggung jawab dan


(23)

34

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersedia berbagi tempat.

1. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh ketua kelas, istirahat sejenak lalu disambung dengan permainan menggelindingkan bola, siswa dibagi menjadi dua kelompok yang jumlahnya sama. Masing masing kelompok berbaris meregangkan kaki sehingga menyerupai trowongan tempat bola menggelinding dari depan kebelakang maupun sebaliknya.

2. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pengamatan serta mendokumentasikan baik secara tertulis, rekaman foto ataupun catatan lainnya. 3. Evaluasi.

Siklus II

Tindakan I 18-09-2014  Upaya meningkatkan motivasi siswa belajar melalui pendekatan bermain. Dengan melakukan permainan sederhana dengan peraturan dan nilai-nilai yang terkandung, konsisten serta nilai kerja sama, motivasi, toleransi percaya diri, keberanian, menghargai lawan, tanggung jawab dan bersedia berbagi tempat.

1. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh ketua kelas, istirahat sejenak, lalu


(24)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tindakan II

25-09-2014

siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, perkelompok untuk melakukan permainan perang berebut tali. Setiap anggota kelompok masing masing memakai tali rafia yang diselipkan dicelana bagian belakang, dan warna tali tiap kelompok berbeda beda warnanya.

2. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pengamatan serta mendokumentasikan baik secara tertulis, rekaman foto ataupun catatan lainnya.

 Upaya meningkatkan motovasi belajar siswa melalui pendekatan bermain. Dengan melakukan permainan sederhana dengan peraturan dan nilai-nilai yang terkandung, konsisten serta nilai kerja sama, motivasi, toleransi percaya diri, keberanian, menghargai lawan, tanggung jawab dan bersedia berbagi tempat.

1. Masih seperti tindakan sebelumnya dengan dilakukanya pemanasan yang dipimpin oleh ketua kelas. Lalu melakukan permainan kucung dan tikus mengunakan bola busa, salah seorang dari siswa menjadi kucing dan sisanya membentuk lingkaran, tikus akan menjadi kucing apabila sikucing dapat menangkap bola yang sedang dikuasai


(25)

36

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sitikus.

2. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tertulis, rekaman foto ataupun catatan lainnya.

3. Evaluasi.

D. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan dalam proses pembelajaran. identifikasi masalah tersebut dilakukan dengan cara observasi langsung pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung. 2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan terhadap siswa VIII L menemukan permasalahan yang diantaranya adalah siswa mengalami banyak kesulitan dan rendahnya tingkat keterampilan siswa pada saat melakukan dan mempraktikkan pembelajaran bola basket khususnya keterampilan passing atas dan bawah, sehingga peneliti memutuskan siswa kelas VIII L SMP Negeri 29 Bandung untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaa langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 29 Bandung Permintaan izin dapat diperoleh dari Kepala sekolah, karena peneliti


(26)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelumnya telah melaksanakan program latihan profesi di SMP tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa. Peneliti melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian dengan meminta kelas VIII L sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti melakukan sosialisasi dengan siswa kelas VIII L SMP Negeri 29 Bandung yang akan dijadikan subjek penelitian.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi di SMP Negeri 29 Bandung, terutama siswa kelas VIII L yang akan dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti menganalisis KTSP dan Silabus SMP Negeri 29 Bandung untuk mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani, setelah itu peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

d. Identifikasi masalah

Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah sebelum melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah KTSP dan Silabus SMP Negeri 29 Bandung mata pelajaran Pendidikan Jasmani kelas VIII semester 2. Adapun tahapannya sebagai berikut:

1) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi pokok.

2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih pendekatan bermain dalam penelitiannya.

3) Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dilakukan.

4) Menyusun Rerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah siklus.


(27)

38

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (lembar observasi siswa), catatan lapangan, tes, dan rekaman foto.

4. Implementasi

a) Siklus I. Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Tindakan 1. Pada tindakan 1 proses meningkatkan motifasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan bermain. Diakhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun catatan lainnya.

2) Tindakan 2. Pada tindakan 2 juga masih sama yaitu upaya meningkatkan motifasi belajar siswa melalui pendekatan bermain, oleh karena itu diharapkan dengan permainan akan meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun catatan lainnya.

b) Siklus II

1) Tindakan 1. Tindakan 1 masih sama yaitu upaya meningkatkan motifasi belajar siswa melalui pendekatan bermain, oleh karena itu diharapkan dengan permainan perang berebut tali akan meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun catatan lainnya.

2) Tindakan 2. Pada tindakan 2 yaitu upaya meningkatkan motifasi belajar siswa melalui pendekatan bermain, oleh karena itu diharapkan dengan permainan kucing dan tikus akan


(28)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan motifasi belajar siswa. Diakhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan serta mendokumentasikan baik secara tulis, rekaman foto, ataupun catatan lainnya.

5. Penjelasan Kegagalan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2009, hlm, 306) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh

peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dengan kata lain definisi instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri.

Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi.

Nasution (1988), (dalam Sugiono. 2009, hlm. 310) mengemukakan bahwa,

“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi”.

Sedangkan Enjah Takari (2008, hlm. 25) mengemukakan bahwa Observasi adalah suatu upanya pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan observasi atau evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri.


(29)

40

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap observasi ini guru bias dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat koloboratif. Hanya saja pengamatluar tidak boleh terlibat terlalu dalam. Pencatatan data dengan menggunakan observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang valid dan akurat. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi peer (Pengamatan Sejawat). Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.

2) Observasi Terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Enjah Takari (2008, hlm. 39) bahwa pengamatan terhadap prilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam ukuran waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan sesuai tindakan. Adapun lembar observasi aktifitas siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Format Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani

Waktu :

Hari/Tanggal :


(30)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tindakan :

Aspek yang Diamati Jumlah Siswa

Semangat saat bermain

Senang dan gembira saat bermain Patuh pada peraturan

Sportif saat bermain

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Rusmini yang dikutip dalam Hikmalulloh (2011, hlm. 48) menjelaskan bahwa, “Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa”. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.

Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek penelitian tindakan kelas. Hal-hal yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah tentang aspek pembelajaran dikelas pada saat pembelajaran atau tindakan berlangsung. Selain itu, yang dicatat juga adalah suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik.


(31)

42

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.4

CATATAN LAPANGAN

Hari / tanggal :

Tempat :

Waktu : Siklus : Tindakan : Catatan :

3. Tes

Tes sebagai instrumen sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa salah satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes. Teknik penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan hasil belajar peserta didik, serta mengumpulkan data dan informasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, data hasil penilaian dapat pula digunakan untuk mengetahui keefektifan pendekatan, model atau metode yang digunakan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan dilaksanakan, dengan teknik penilaian ini juga dapat terlihat jelas kesesuaian antara pendekatan, model atau metode yang digunakan terhadap hasil belajar peserta didik.

4. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi


(32)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk menangkap suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti fisik.

Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambarkan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi

Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dan bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselidiki secara sistematik.

b) Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul dan terlihat ketika proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul sehingga peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

c) Tes

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau


(33)

44

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes tingkat keterampilan siswa melakukan kegiatan pendidikan jasmani setelah mengikuti proses pembelajaran.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data a. Observasi

Pada data hasil observasi guru dilakukan dengan menjumlahkan beberapa skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh beberapa observer. Sedangkan untuk data hasil observasi siswa dilakukan dengan mendiskripsikan jumlah siswa dari tiap aspek yang diamati.

b. Catatan lapangan

Pada data tersebut tidak dilakukan teknik pensekoran tetapi akan dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung yang telah di catat peneliti dan observer.

c. Tes

Teknik pengolahan data yang digunakan pada tes adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa, dikali 100%, sehingga dihasilkan prosentase.

H. Analisis Data

Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui skor rata-rata dan tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:

Mencari skor rata-rata (X) X =

Keterangan:


(34)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = skor keseluruhan N = Jumlah siswa

= jumlah

Mencari prosentase skor rata-rata:

x100% = prosentase rata-rata (Bambang, 2011:26).

I. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi pelaksaan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain di SMP Negeri 29 Bandung pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dengan ambang batas peningkatan sebesar 70%, serta keberhasilan guru dalam penerapan metode pendekatan bermain.


(35)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan deskripsi, analisis, refleksi data dan temuan hasil penelitian tindakan sebagaimana dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan berasal dari hasil observasi awal sampai terselesaikan dua siklus yang terdiri dari dua tindaka satu dan tindakan dua setiap siklusnya, sebagai hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Makadari itu pada bagian akhir penulis mengemukakan kesimpulan dan mengajukan beberapa implikasi sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berawal dari kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran penjas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meningkatnya motivasi belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas melalui pendekatan bermain. Dengan menggunakan permainan-permainan sederhana seperti, permainan mengelindingkan bola, kucing dan tikus, perang berebut tali, jala ikan dll. Permainan-permainan semaca itu yang diterapkan guru kepada siswa, diharapkan melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain pula dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang dan gembira pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas penjas.

Berdasarkan temuan peneliti di lapangan dan sebagai hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan upaya penerapan metode pendekatan bermain terhadap motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa dari data observasi awal diketahui bahwa persentase rata-rata siswa yang memiliki motivasi belajar penjas sangat rendah, bahkan dibawah batas minimum. Setelah melakukan tindakan melalui aktivitas yang dibagi bagi kedalam dua siklus dan dua tindakan


(36)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada masing-masing siklus yang berupa permainan, prosentase rata-rata siswa yang memiliki motivasi belajar pendidikan jasmani lebih meningkat, ini berarti motivasi belajar pendidikan jasmani lebih tertanam dan berkembang pada siswa VIII L di SMP Negeri 29 Bandung, sehingga perubahanya dapat dilihat dari kategori awal yaitu sangat kurang dan sampai pada siklus akhir yaitu berada dalam kategori baik.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini berimplikasi kepada:

1. Peneliti, menjadi bertambah luasnya wawasan dan pengetahuan tentang metode pendekatan bermain dan pengetahuan tentan motivasi belajar siswa dan pentingnya penanaman motivasi pada setiap pembelajaran.

2. Guru pendidik jasmani, materi aktivitas pengembangan tidak hanya diisi oleh materi tataboga atau aktivitas fisik seperti lari dan lain-lain, tetapi juga dapat diisi dengan materi permainan karena melalui aktifitas bermain secara tidak sadar dapat melatih unsur-unsur kebugaran jasmani siswa seperti: daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kecepatan, kekuatan dan unsure-unsur kebugaran jasmani lainya. Terlebih lagi pada pendekatan bermain yang mengandung unsure komperatif, guru dapat melatih atau menanamkan motivasi terhadap peserta didik.

3. Siswa, melalui materi pendekatan bermain dengan permainan maka wawasan dan pengetahuan tentang permainan dan motivasi bias bertambah dan dapat diterapkan dalam pembelajaran lain. Dengan aktifitas permainan ini, kebugaran jasmani peserta didik secara tidak sadar dapat terpelihara bahkan meningkat jika dilakukan secara rutin.


(37)

73

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmad Paturusi,

2012, Managemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Rineka Cipta, Jakarta. Agus Sujanto,

2009, Pisikologi Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta. Bamabang Abduljabar,

2011, PEDAGOGI OLAHRAGA, UPI, Bandung. Dalyono,

2012, Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Diding Nurdin,

2009, Kepemimpinan Mutu Pendidikan, PT Sarana Panca Karya Nusa, Bandung. Dini Rosdiani,

2013, Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai, Alfabeta, Bandung. Enjahta Kari,

2008, Penelitian Tindakan Kelas, Genesindo, Bandung. Husdarta,

2011, Menejemen Pendidikan Jasmani, Alfabeta, Bandung. Komarudin dkk,

2013, Psikologi Olahraga, Remaja Rosdakarya, Bandung. Kusnandar,

2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT Rajagrafindo Perseda, Jakarta.

Lutan Rusli,

2007, Evaluasi Pendidikan Jasmani, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Nasution,

1996, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Rochiati Wirriatmadja,

2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Remaja Rosdakarya, Bandung. Rusman,


(38)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2008, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs, Litera Pranada Media Grup, Jakarta.

Sardiman,

2014, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta. Slameto,

2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta Soemanto, Jakarta.

Sudaryono dkk,

2013, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono,

2009, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Suharsimi Arikunto,

2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Suharsimi Arikunto dkk,

2012, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Suryadi,

2007, Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini, Dani Jaya Abadi, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah,

2011, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia.

2011 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahjoedi,


(39)

75

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Internet / Website :

Dian Kusuma Dewi, Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan

Bermain Dalam PembelajaranPendidikan Jasmani Di Smp, 2012,

http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-kebugaran-jasmani-melalui.html. (Diakses pada tanggal 13 Februari 2015).

Ela Sukminawati, Peningkatan Kesegalan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain, Majalengka, 2008. https://kahuripan.wordpress.com/2009/06/24/peningkatan-kesegaran-jasmani- melalui-pendekatan-bermain/ (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Moch. Ramdani, 2013, Implementasi Pembelajaran Aktivitas Atletik Dengan pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Waktu Aktif Belajar (PTK Pada siswa kelas V SDN Babakan Jati Kota Bandung), Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu / perputakaan.upi.edu.Pdf. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2015).

Rochdi Simon dkk, Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate Practice ), 2007, Pdf. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).


(1)

45

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = skor keseluruhan N = Jumlah siswa

= jumlah

Mencari prosentase skor rata-rata:

x100% = prosentase rata-rata (Bambang, 2011:26).

I. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi pelaksaan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan bermain di SMP Negeri 29 Bandung pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dengan ambang batas peningkatan sebesar 70%, serta keberhasilan guru dalam penerapan metode pendekatan bermain.


(2)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan deskripsi, analisis, refleksi data dan temuan hasil penelitian tindakan sebagaimana dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan berasal dari hasil observasi awal sampai terselesaikan dua siklus yang terdiri dari dua tindaka satu dan tindakan dua setiap siklusnya, sebagai hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Makadari itu pada bagian akhir penulis mengemukakan kesimpulan dan mengajukan beberapa implikasi sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berawal dari kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran penjas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meningkatnya motivasi belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas melalui pendekatan bermain. Dengan menggunakan permainan-permainan sederhana seperti, permainan mengelindingkan bola, kucing dan tikus, perang berebut tali, jala ikan dll. Permainan-permainan semaca itu yang diterapkan guru kepada siswa, diharapkan melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain pula dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang dan gembira pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas penjas.

Berdasarkan temuan peneliti di lapangan dan sebagai hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan upaya penerapan metode pendekatan bermain terhadap motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa dari data observasi awal diketahui bahwa persentase rata-rata siswa yang memiliki motivasi belajar penjas sangat rendah, bahkan dibawah batas minimum. Setelah melakukan tindakan melalui aktivitas yang dibagi bagi kedalam dua siklus dan dua tindakan


(3)

72

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada masing-masing siklus yang berupa permainan, prosentase rata-rata siswa yang memiliki motivasi belajar pendidikan jasmani lebih meningkat, ini berarti motivasi belajar pendidikan jasmani lebih tertanam dan berkembang pada siswa VIII L di SMP Negeri 29 Bandung, sehingga perubahanya dapat dilihat dari kategori awal yaitu sangat kurang dan sampai pada siklus akhir yaitu berada dalam kategori baik.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini berimplikasi kepada:

1. Peneliti, menjadi bertambah luasnya wawasan dan pengetahuan tentang metode pendekatan bermain dan pengetahuan tentan motivasi belajar siswa dan pentingnya penanaman motivasi pada setiap pembelajaran.

2. Guru pendidik jasmani, materi aktivitas pengembangan tidak hanya diisi oleh materi tataboga atau aktivitas fisik seperti lari dan lain-lain, tetapi juga dapat diisi dengan materi permainan karena melalui aktifitas bermain secara tidak sadar dapat melatih unsur-unsur kebugaran jasmani siswa seperti: daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kecepatan, kekuatan dan unsure-unsur kebugaran jasmani lainya. Terlebih lagi pada pendekatan bermain yang mengandung unsure komperatif, guru dapat melatih atau menanamkan motivasi terhadap peserta didik.

3. Siswa, melalui materi pendekatan bermain dengan permainan maka wawasan dan pengetahuan tentang permainan dan motivasi bias bertambah dan dapat diterapkan dalam pembelajaran lain. Dengan aktifitas permainan ini, kebugaran jasmani peserta didik secara tidak sadar dapat terpelihara bahkan meningkat jika dilakukan secara rutin.


(4)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmad Paturusi,

2012, Managemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Rineka Cipta, Jakarta. Agus Sujanto,

2009, Pisikologi Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta. Bamabang Abduljabar,

2011, PEDAGOGI OLAHRAGA, UPI, Bandung. Dalyono,

2012, Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Diding Nurdin,

2009, Kepemimpinan Mutu Pendidikan, PT Sarana Panca Karya Nusa, Bandung. Dini Rosdiani,

2013, Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai, Alfabeta, Bandung. Enjahta Kari,

2008, Penelitian Tindakan Kelas, Genesindo, Bandung. Husdarta,

2011, Menejemen Pendidikan Jasmani, Alfabeta, Bandung. Komarudin dkk,

2013, Psikologi Olahraga, Remaja Rosdakarya, Bandung. Kusnandar,

2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru, PT Rajagrafindo Perseda, Jakarta.

Lutan Rusli,

2007, Evaluasi Pendidikan Jasmani, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Nasution,

1996, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Rochiati Wirriatmadja,

2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Remaja Rosdakarya, Bandung. Rusman,


(5)

74

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013, Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta. Samsudin,

2008, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs, Litera Pranada Media Grup, Jakarta.

Sardiman,

2014, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta. Slameto,

2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta Soemanto, Jakarta.

Sudaryono dkk,

2013, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono,

2009, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Suharsimi Arikunto,

2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Suharsimi Arikunto dkk,

2012, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Suryadi,

2007, Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini, Dani Jaya Abadi, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah,

2011, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia.

2011 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahjoedi,


(6)

Dwi Abdul Fatah Arianto, 2015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI PEND EKATAN BERMAIN ( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 29 Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Internet / Website :

Dian Kusuma Dewi, Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan

Bermain Dalam PembelajaranPendidikan Jasmani Di Smp, 2012,

http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-kebugaran-jasmani-melalui.html. (Diakses pada tanggal 13 Februari 2015).

Ela Sukminawati, Peningkatan Kesegalan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain, Majalengka, 2008. https://kahuripan.wordpress.com/2009/06/24/peningkatan-kesegaran-jasmani- melalui-pendekatan-bermain/ (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Moch. Ramdani, 2013, Implementasi Pembelajaran Aktivitas Atletik Dengan pendekatan

Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Waktu Aktif Belajar (PTK Pada siswa kelas V SDN Babakan Jati Kota Bandung), Universitas Pendidikan Indonesia / repository.upi.edu

/ perputakaan.upi.edu.Pdf. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2015).

Rochdi Simon dkk, Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP

(Developmentally Appropriate Practice ), 2007, Pdf. (Diakses pada tanggal 20 Juni