DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG.
No. Daftar : 2041/un.40.2.4/PL/2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI
KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN
DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE
KABUPATEN SUBANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh :
FERDIANSYAH
1000159
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI
KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN
DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE
KABUPATEN SUBANG
Oleh Ferdiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ferdiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
(4)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ... i
KETA PENGANTAR ... ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... ... . iii
DAFTAR ISI ... ... . iv
DAFTAR TABEL ... ... . v
DAFTAR BAGAN ... ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ... vii
BAB I PENDAHULUAN... .... 1
A. Latar Belakang ... ... 1
B. Rumusan Masalah ... .. 3
C. Tujuan Penelitian ... .... 3
D. Manfaat Penelitian ... .. 3
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... . 6
A. Pengertian Dampak ... 6
B. Pengertian Sampah ... . 7
C. Kondisi Lingkungan Sosial ... . 7
D. Kondisi Lingkungan Fisik ... . 9
E. Implikasi Penelitian Untuk Studi Geografi ... . 11
F. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ... 11
G. Penggolongan Sampah ... . 13
H. Jumlah Sampah ... 15
I. Pengelolaan Sampah... 15
J. Syarat-syarat Tempat Pembuangan Akhir Sampah ... 17
1. Berdasarkan Perundang-undangan ... 17
2. Berdasarkan Persyaratan Lingkungan dan Geologi ... 18
K. Lingkungan ... 20
L. Penataan Lingkungan Hidup ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
1. Populasi ... 22
2. Sampel ... 22
(5)
C. Metode Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional ... 28
1. Dampak ... 28
2. Keberadaan... 28
3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ... 29
4. Lingkungan ... 29
5. Kondisi Lingkungan Sosial ... 29
6. Kondisi Lingkungan Fisik... 30
E. Variabel Penelitian ... 30
F. Alat dan Bahan ... 31
G. Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Observasi Lapangan ... 31
2. Wawancara ... 31
3. Kuesioner atau Angket ... 32
4. Studi Kepustakaan ... 33
5. Studi Dokumentasi ... 33
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33
1. Validasi Data ... 33
2. Tabulasi Data ... 34
I. Pengolahan dan Penyajian Data ... 34
1. Analisis Deskriptif ... 34
2. Analisis Persentase ... 34
3. Hubungan Variabel ... 35
4. Uji Korelasi Product Moment ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 38
1. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ... 38
2. Kondisi Sosial Wilayah Penelitian ... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
1. Karakteristik Responden ... 58
2. Keberadaan TPA Sampah Panembong ... 61
3. Kondisi Lingkungan Sosial ... 64
4. Kondisi Lingkungan Fisik... 65
5. Dampak Keberadaan TPA Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Sekitar TPA Sampah Panembong ... 66
6. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Pelajaran Geografi ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
(6)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... ... 79 LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah KK Kelurahan Parung dari Tiap Lingkungan Terdekat
dengan TPA sampah Panembong ... 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32
Tabel 3.3 Kriteria Penelitian Korelasi ... 37
Tabel 4.1Pengukuran Kualitas Air Cileuleuy... 47
Tabel 4.2 Jenis Tanah dan Batuan Kabupaten Subang ... 48
Tabel 4.3 Struktur Geologi Wilayah Kabupaten Subang ... 51
Tabel 4.4 Jumlah dan Kepadatan PendudukKelurahan Parung... 54
Tabel 4.5 Jumlah dan Kepadatan PendudukDesa Tanjungwangi... 55
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kelurahan Parung Kecamatan Subang ... 56
Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe ... 56
Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Kelurahan Parung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57
Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Desa Tanjungwangi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58
Tabel 4.10 Jenis Kelamin Responden ... 59
Tabel 4.11 Usia Responden ... 59
Tabel 4.12 Tingkat Pendidikan Responden... 60
(8)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.14 Keberadaan TPA Sampah Panembong Menurut Penilaian Masyarakat
Sekitar TPA Sampah ... 61
Tabel 4.15 Kondisi Lingkungan Sosial Menurut Penilaian Masyarakat Sekitar TPA Sampah ... 64
Tabel 4.16 Kondisi Lingkungan Fisik Menurut Penilaian Masyarakat Sekitar TPA Sampah... 65
Tabel 4.17 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 67
Tabel 4.18 Analisis Korelasi Pearson ... 68
Tabel 4.19 Analisis Koefisien Determinasi... 68
Tabel 4.20 Pengujian Hipotesis ... 69
Tabel 4.21 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 72
Tabel 4.22 Analisis Korelasi Pearson ... 72
Tabel 4.23 Analisis Koefisien Determinasi... 73
(9)
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Klasifikasi Sampah ... 14 Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 27 Bagan 3.2 Hubungan Antarvariabel... 30
(10)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... 26
Gambar 4.1 Peta Administrasi Penelitian ... 39
Gambar 4.2 Peta Curah Hujan Kabupaten Subang ... 41
Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng Wilayah Penelitian ... 44
Gambar 4.4 Peta Daerah Aliran Sungai Cileuleuy ... 46
Gambar 4.5 Peta Geologi Daerah Penelitian ... 50
Gambar 4.6 Peta Penggunaan Lahan ... 53
(11)
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI
KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA
TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN
SUBANG
ABSTRAK Ferdiansyah (1000159)
PembimbingI : Prof. Dr. R. GurniwanKamilPasya, M.Si PembimbingII :Drs.H.WahyuEridiana, M.Si
TempatpembuanganakhirsampahPanembong (selanjutnyaditulis TPA sampahPanembong) adalahtempatpembuanganakhirsampah yang berada di KabupatenSubang.TPA
sampahPanembonginitelahdifungsikanolehpemerintahKabupatenSubangsebagaite mpatpembuanganakhirsampahsejaktahun 2008 hinggasekarang.Luas lahan TPA
sampah tersebut ± 6 ha dan sampah yang
adatelahmenjadisebuahgunungandenganketinggianmencapai ± 40 m. Sampah – sampahtersebutberasaldari 9 Kecamatan yang tersebar di KabupatenSubang. Dalam setiap harinya sampah yang masuk ke TPA Panembong sekitar
300-350m3.Adapunsyarat TPA sampahPanembongyang
berkenaandengantataletakyaitu minimal 300 m daripemukimanpenduduk, Lokasi TPA sampahPanembongtidaklahmemenuhisyarattersebut, karenalokasinyaberdekatandenganpemukiman. Didugakeberadaan TPA sampahPanembongmemilikidampakterhadaplingkungansekitar.
Metode yang
digunakandalampenelitianiniadalahmetodedeskriptifkuantitatif,
denganpopulasiberjumlah 1061 dansampelsebanyak 91 yang bertujuanuntukmenjawabrumusanmasalah, yaitu 1) BagaimanaDampak TPA
sampahPanembongterhadapLingkunganSosialmasyarakatsekitar TPA
sampahPanembong ? 2) BagaimanaDampak TPA
sampahPanembongterhadapLingkunganFisikmasyarakatsekitar TPA
sampahPanembong ?
Data yang diperolehdalampenelitianiniberupa data deskriptif
kuantitatif.Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan, diperolehhasilantaralain
:Keberadaan TPA sampah
Panembongmemberikandampakterhadaplingkungansosialmasyarakatsekitarnya
sebesar 15,7%.Sedangkan untuk dampak
terhadaplingkunganfisikmasyarakatdisekitar TPA SampahPanembongsangat kecil yaitu 1,7%.
(12)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE IMPACT OF THE EXISTENCE OF THE GARBAGE DISPOSAL PANEMBONG FOR ENVIRONMENT IN WARD OF PARUNG STATUES
SUBANG AND TANJUNGWANGI VILLAGE DISTRICT CIJAMBE SUBANG
ABSTRACT
Panembong landfill ( hereafter written landfill Panembong ) is a landfill located in Subang district . Panembong landfill has been enabled by the Subang district government as landfill since 2008 until now . In an area of ± 6 ha , garbage has become a mound with a height of up to ± 40 m . The garbages comes from the 9 districts scattered in Subangdistrict . Approximately 300-350 m³ of Solid Waste Panembong trash every day .
Seen from one of the requirements relating to landfill layout that is at least 300 m from residential areas , landfill location Panembong not meet these requirements , because of this location adjacent to the settlements . The distance of the nearest settlement not more than 100 m , so based on this, the authors argue that the presence of landfill Panembong have a significant impact on the surrounding environment .
The method used in this research is descriptive method that aims to answer the problem formulation , is : 1 ) To what extent Panembong landfill Impact on Social Environment surrounding communities Panembong landfill ? 2 ) To what extent Panembong landfill impacts on surrounding communities Revenue Panembong landfill ?
The data obtained in this study using a form of quantitative data analysis and the percentage of product moment analysis . The second analysis aimed to determine the answer selected by the respondents in the instrument research.based on the research and discussion , the results obtained are: Presence of TPA Panembong a significant impact on the social environment around the landfill waste Panembong the impact given by 15.7 % , while the remaining 84.3 % is the impact of other variables that are not diteliti.Panembong landfill presence does not have a significant impact on the physical environment surrounding communities with the impact of landfill waste Panembong given only by 1.7 % , while the remaining 98.3 % is the impact of other variables not examined .
(13)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembangunan dan kemajuan suatu kota ditandai dengan adanya berbagai kegiatan dan aktivitas yang beragam, seperti kegiatan pembangunan sarana dan prasarana publik, ditambah lagi kegiatan pembangunan pemukiman yang pesat, serta beragamnya aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti aktivitas rumah tangga, perekonomian, dan sebagainya. Sejalan dengan berkembang pesatnya pembangunan tersebut akan memberi konsekuensi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana sehingga tercipta suatu kota yang nyaman dan tertata. Kondisi tersebut dapat tercapai apabila diimbangi oleh kesiapan pemerintah setempat dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang dan mengantisipasi perkembangan kota. Salah satu komponen prasarana yang penting dalam menunjang fungsi kota adalah sektor persampahan. Pembangunan prasarana ini membutuhkan perencanaan yang serius karena merupakan salah satu pelayanan yang cukup mahal yang harus diberikan, selain dampak besar dan dampak penting yang akan ditimbulkan.
Berdasarkan asalnya, Masalah persampahan seperti sampah hasil dari kegiatan rumah tangga, sampah hasil kegiatan industri atau pabrik, sampah hasil kegiatan pertanian, sampah hasil kegiatan perdagangan, sampah hasil kegiatan pembangunan, dan sampah jalan raya tidak lepas dari eksistensi penduduk yang mendiami suatu tempat tersebut. Semakin banyak sampah yang dikeluarkan dari sumber asalnya dan tidak dikelola dengan baik, akan berdampak pula terhadap lingkungan sekitatarnya.
Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Maka dari itu faktor penduduk berpengaruh dalam pembangunan suatu daerah, terutama penduduk yang berada di Kabupaten Subang Agar saling sinergi dalam hal menjaga lingkungan terutama sampah. Demi terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan mulai dari hulu sampai ke hilir. Hal di atas tercantum dalam pertimbangan RUU No 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah. Adapun pertimbangan yang dimaksud, antara lain :
(14)
2
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bahwa pertambahan penduduk dan kecenderungan kehidupan masyarakat yang konsumtif menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.
b. Bahwa pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif, terpadu, penanganan dari hulu ke hilir, pendayagunaan manfaat sampah secara ekonomi, dan mengubah perilaku masyarakat dalam menangani sampah. Dari keterangan tersebut, tentu saja diperlukan sebuah tempat pembuangan akhir sampah yang layak secara teknis dan ekonomis serta dapat dipertanggung jawabkan dari aspek lingkungan.
Kabupaten Subang
Saat ini Pemerintah Kabupaten Subang mempunyai satu Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang berada di Kelurahan Parung Kecamatan Subang. TPA sampah Panembong ini baru bisa melayani 9 Kecamatan, Antara lain Kecamatan Pamanukan, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Pagaden, Subang, Jalan Cagak, Ciater, dan Cisalak. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Subang berdasarkan hasil Suseda tahun 2012 adalah 1.501.647 jiwa dan luas wilayah 2051,76 Km² tidak sebanding dengan adanya satu TPA Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Subang. Hal ini akan berdampak langsung dengan daya tampung TPA yang tidak sebanding dengan volume sampah yang masuk, serta akan memberikan dampak lingkungan kepada masyarakat sekitar TPA sampah Panembong.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Subang adalah Tempat Pembuangan Akhir sampah Panembong (yang selanjutnya akan ditulis TPA Sampah Panembong). Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini dibangun pada tahun 1983 luasnyamencakup 6 ha.Setiap hari sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini sebanyak ±250-300 m³, Kini gunungan sampah tersebut mencapai 40 m.
Mengingat syarat dari sebuah TPA sampah harus berjarak lebih dari 300 meter dari pemukiman., akan tetapi jarak Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong ke pemukiman ± 100 meter, karena jarak yang demikian dekat, polusi pada lingkungan pemukiman tersebut tak dapat dihindari.
Berdasarkan uraian tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian tingkat permasalahan dampak. Adapun judul yang dapat diajukan adalah
(15)
3
“Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang”.
B. RUMUSAN MASALAH
Jumlah penduduk Subang yang semakin bertambah menyebabkan adanya masalah persampahan yang tidak bisa dihindari. Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang Pemukiman dan Kebersihan (Distarkimsih) Kabupaten Subang, kecamatan-kecamatan yang membuang sampahnya ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong antara lain Kecamatan Pamanukan, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Pagaden, Subang, Jalan Cagak, Ciater, dan Cisalak.
Dari keterangan tersebut, maka rumusan masalah yang terkait antara lain : 1. Bagaimana Dampak TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Sosial
masyarakat sekitar TPA sampah Panembong ?
2. Bagaimana Dampak TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Fisik masyarakat sekitar TPA sampah Panembong ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dibuat tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis dampak dari TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Sosial di sekitar TPA sampah Panembong.
2. Menganalisis dampak dari TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Fisikdi sekitar TPA sampah Panembong.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berkaitan sehingga dapat menentukan kebijakan sebagai wujud untuk pengelolaan khususnya dalam pengelolaan persampahan agar menjadi TPA sampah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
(16)
4
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi yang obyektif kepada masyarakat tentang Pengelolaan persampahan dan Dampak keberadaan TPA Panembong di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang.
3. Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tidak hanya bersikap acuh tak acuh terhadap adanya keberadaan TPA Panembong Kelurahan Parung Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Diharapkan masyarakat berperan aktif bersama menjaga dan mengelola baik sampah ataupun keberadaan TPA sampah supaya usianya lama dan berwawasan lingkungan.
4. Menyampaikan dalam pembelajaran di sekolah supaya siswa dapat lebih memahami mengenai salah satu fenomena geosfer, khususnya yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan lingkungan hidup di Indonesia serta kehidupan masyarakat marginal, sehingga dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Tinjauan pustaka yang meliputi pengertian dampak, kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar TPA sampah, kondisi lingkungan fisik masyarakat sekitar TPA sampah, Tempat Pembuangan Akhir, penggolongan sampah, jumlah sampah, pengelolaan sampah, syarat-syarat TPA sampah, lingkungan, dan penataan lingkungan hidup.
BAB III Metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, alat dan bahan, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, serta pengolahan dan penyajian data.
(17)
5
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan meliputi gambaran umum daerah penelitian yaitu kondisi fisik dan kondisi sosial wilayah penelitian, pembahasan hasil penelitian yaitu karakteristik responden, keberadaan TPA sampah, kondisi lingkungan sosial, kondisi lingkungan fisik, dampak keberadaan TPA sampah terhadap Lingkungan sekitar TPA sampah, dan implementasi hasil penelitian terhadap Pelajaran Geografi.
BAB V Pada bab ini, terdiri dari Kesimpulan dan Saran terhadap penelitian yang terkait.
(18)
22 Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting untuk ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi adalah
“Keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”.
Daerah yang dipilih sebagai tempat dilaksanakan penelitian ini adalah TPA Panembong Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Adapun dalam penelitian ini, yang menjadi populasi wilayah adalah seluruh wilayah Kelurahan Parung Kecamatan Subang Kabupaten Subang yang merupakan lokasi TPA sampah Panembong berada dan beberapa Desa/Kelurahan yang berada disekitar TPA sampah Panembong. Sedangkan populasi manusia dalam penelitian ini adalah masyarakat dari daerah yang berdekatan dengan lokasi TPA Sampah, yaitu Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, Lingkungan Caringin, terdekat dengan TPA sampah, Kampung Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel adalah sebagian dari
objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Menurut Arikunto
(2006:146) bahwa “Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, dalam arti
semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada dalam populasi, tercermin dalam
sampel”. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Sampel Wilayah
Daerah yang diambil sebagai sampel adalah daerah-daerah yang berada di sekitar lokasi TPA sampah Panembong berdasarkan atas interaksi masyarakat
(19)
dengan TPA sampah yang paling erat atau dekat, yang terdiri dari Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, dan Lingkungan Caringin, serta Kampung
(20)
23
Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked. Adapun cara penentuan daerah tersebut yaitu berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
���ℎ� � � ℎ − ���ℎ� � �
3 =
1264 −65
3 = 399,7 = 400
a. Wilayah Terdekat : jarak 65m –464,9m
Daerah yang termasukdalamwilayahterdekat dengan TPA sampah Panembong adalah Lingkungan Caringin, Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, Kampung Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked. b. Wilayah Sedang : jarak465m – 864,9m
Daerah yang termasuk dalam wilayah sedang dengan TPA sampah Panembong adalah Lingkungan Lampang, Lingkungan Cibuluh Wetan, Lingkungan Sadang Kaler, dan Lingkungan Mandiri.
c. Wilayah Terjauh : jarak865m – 1265m
Daerah yang termasukdalamwilayahterjauh adalah Lingkungan Parung Hilir, Lingkungan Parung Tengah, Lingkungan Parung Girang, Lingkungan Cibuluh Kulon, dan Lingkungan Sadang Kidul.
b. Sampel Penduduk
Menurut Sugiyono (2008:67) Sampling Insidental adalah suatu tipe sampling non probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Menurut Sugiyono (2008:62) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, merupakan salah satu faktor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang digunakan.
(21)
24
Pertanyaannya, berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi agar memenuhi syarat kerepresentatifan ? Maka dari itu, untuk menentukan besarnya sampel yang diambil, penulis menggunakan rumus Yamane dalam pengambilan sampel.
= �
� -² + 1
Keterangan :
n = ukuransampel N = ukuranpopulasi
d = batastoleransikesalahanpengambilansampel yang digunakan. Batas toleransikesalahan yang diambilolehpenulisdalampenelitianiniadalah 10%.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka hasil yang di dapat adalah sebagai berikut :
n
= 10611061 (0,1)²+1
n = 1061
1061 0,01+ 1= 91,38 = 91
Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka ukuran sampel yang didapat sebanyak 91 sampel dari kalangan masyarakat.
Setelah ukuran sampel diperoleh, selanjutnya penulis menggunakan tabel bilangan random untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Responden-responden tersebut bertugas mengisi angket yang telah disediakan penulis mengenai dampak yang mereka rasakan atas keberadaan TPA sampah Panembong.
Penarikan sampel dilakukan dengan cara Sampling Insidental. Menurut Sugiyono (2008:67) Sampling Insidental adalah suatu tipe sampling non probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Alasan pengambilan sampel dengan cara Sampling Insidental ini adalah atas
(22)
25
pertimbangan jumlah masyarakat atau penduduk yang terkena dampak langsung dari keberadaan TPA sampah tersebut, yaitu masyarakat di sekitar TPA sampah Panembong. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.1 dan Gambar 3.1.
Tabel 3.1 Tabel Jumlah KK Kelurahan Parung dari Tiap Lingkungan Terdekat dengan TPA sampah Panembong
No Kecamatan Kelurahan/Desa RW / Kampung
Jumlah KK Tiap RW/Kampung
Sampel
1 Subang Parung Panembong 261 22
Parung Cimanggu 234 20
Parung Caringin 155 14
2 Cijambe Tanjung Wangi Pangkalan 163 14
Tanjung Wangi Bale Nyengked 248 21
Jumlah 1061 91
(23)
(24)
27
B. Desain Penelitian
Bagan 3.1 Desain Penelitian Judul Penelitian
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
TPA sampah Panembong 1. Kondisi TPA sampah 2. Pengelolaan Sampah
Kondisi Sosial dan Fisik : 1. Kondisi Lingkungan Sosial
Masyarakat
2. Kondisi Lingkungan Fisik Masyarakat
Pengumpulan Data
Data Primer : 1. Kondisi Lingkungan Sosial
Masyarakat
2. Kondisi Lingkungan Fisik Masyarakat
Data Sekunder : 1. Monografi Desa
2. Dokumen AMDAL TPA sampah Panembong
3. Dokumen Subang dalam angka
Analisis Data Pemetaan
(25)
28
C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian “diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Sejalan dengan itu, Koentjaraningrat (1994:7) mengemukakan “dalam
arti kata yang sesungguhnya, metode adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.
Metode penelitian ditentukan apabila konsep-konsep telah ditentukan dan ditegaskan. Metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik Sulistyo Basuki (2006:110). Adapun data yang di dapat berdasarkan penilaian langsung masyarakat dan di olah sebagi mana mestinya, sehingga dapat diketahui hasilnya dan menjawab permasalahan yang ada di rumusan masalah.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran secara operasional dari variable yang akan di teliti. Guna menghindari kesalah pahaman di dalam penafsiran masalah yang sedang di teliti, berikut ini digunakan berbagai definisi operasional yang terdapat di dalam penelitian :
1. Dampak, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Adapun Dampak menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1982 yaitu perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan.
Dalam penelitian ini, dampak yang diangkat dapat berupa dampak positif maupun negatif dari keberadaan TPA sampah Panembong.
2. Keberadaan menyangkut hal ada atau tidaknya suatu objek di permukaan bumi. Aspek keberadaan tersebut dapat diartikan sebagai suatu hal yang mutlak, namun bisa juga dalam hal yang relatif. Dalam arti kata lain, ada
(26)
29
Adapun aspek keberadaan menyangkut lokasi, aktivitas serta persepsi masyarakat. Dalam penelitian ini, keberadaan TPA sampah Panembong hanya berdasarkan aspek lokasi.
3. Tempat Pembuangan Akhir Sampah, adalah tempat mengkarantina sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Tempat pembuangan akhir sampah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah TPA sampah Panembong yang berada di Kelurahan Parung Kecamatan Subang.
4. Berdasarkan salah satu informasi dari media elektronik (http://juwitaismyname.blogspot.com/) yang disampaikan oleh Sri Hayati. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup. termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-undang No 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
5. Kondisi Sosial Masyarakat
Kondisi sosial merupakan aktivitas masyarakat dalam berinteraksi ddengan masyarakat lainnya. Aktivitas tersebut mencerminkan bentuk dan pola hubungan yang terjalin dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kehidupan sosial akan menghasilkan berbagai macam bentuk produk budaya yang mengakar dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Salah satu hasil interaksi sosial masyarakat adalah perkembangan masyarakat sekitar TPA sampah dengan adanya TPA sampah Panembong dapat membuat masyarakat sekitar meningkat pendapatannya, variasi dalam mata pencaharian, dengan kata lain keberadaan TPA sampah ini dapat membawa dominan dampak positif ataukah dampak negatif.
(27)
30
6. Kondisi Fisik Masyarakat
Menurut Arjuna Gusti B (2013:51) Lingkungan Fisik adalah ruang dan berbagai benda atau materi yang mengitarinya. Wujud benda itu adalah air, tanah atau lahan, relief/topografi, bukit/gunung dan sebagaianya.
Jadi berdasarkan definisi operasional diatas, judul akan membahas dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan TPA sampah Panembong terhadap Kondisi Lingkungan berdasarkan persepsi masyarakat yang ada disekitar daerah penelitian, lebih khusus lagi kondisi lingkungan sosial dan kondisi lingkungan fisik masyarakat yang berada disekitar TPA sampah. Adapun kondisi lingkungan sosial dan fisik yang dimaksud adalah kondisi lingkungan sosial dan fisik masyarakat yang berada di Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, dan Lingkungan Caringin Kelurahan Parung Kecamatan Subang,serta Kampung Pangkalan dan Kampung Bale Nyengked Desa Tanjung Wangi Kabupaten Subang.
E. Variabel Penelitian
Variabel menurut Arikunto (1988:91) adalah “Objek penelitian atau apa yang menjadi titik penelitian suatu penelitian. Variabel penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau
suatu set yang berbeda dengan lainnya”.
Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi. Untuk lebih jelasnya lihat bagan 3.2.
Bagan 3.2 Hubungan antar variabel
TPA sampah Panembong - Kondisi TPA sampah - Pengelolaan Sampah :
- Jenis Sampah - Jumlah Sampah - Pengelolaan Sampah
Variabel Bebas (X)
Kondisi Sosial dan Fisik : - Kondisi Lingkungan Sosial - Kondisi Lingkungan Fisik
(28)
31
F. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Peta RBI Kabupaten Subang, Peta administrasi Kelurahan Parung, dan Peta lokasi TPA sampah Panembong. Peta ini digunakan sebagai panduan untuk melakukan survey, dan identifikasi objek penelitian.
2. Alat Tulis, untuk mencatat hasil penelitian lapangan.
3. Pedoman wawancara, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara dengan objek penelitian.
4. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil kegiatan dilapangan.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Lapangan
Menurut Akbar dan Usman (2009:52), bahwa “Observasi ialah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, serta dapat dikontrol keandaan
(reabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).” Observasi lapangan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi lokasi penelitian sebagai informasi awal seperti kondisi TPA sampah, kesehatan, keamanan, kebersihan, keselamatan, kebisingan, dan akses.
2. Wawancara
Menurut Fathoni (2006:105), bahwa “Wawancara adalah teknik
pengumpulan data melalui proses tanya jawab yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh
yang diwawancara”. Wawancara merupakan teknik pengambilan data secara
langsung dari responden melalui percakapan. Melalui wawancara maka dapat melengkapi pengumpulan data yang tidak diungkapkan oleh teknik observasi. Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan (interview guide)
(29)
32
yang lebih disebut dengan pedoman wawancara. Metodewawancarainidigunakanuntukmendapatkanjawabandaripertanyaanterbukas epertiidentitasresponden, kritik dan saran, serta beberapa hal yang tidak bisa dijawab oleh angket.
3. Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan aspek sosial masyarakat sekitar TPA Panembong meliputi kondisi sosial ekonomi meliputi mata pencaharian, kesehatan, pendapatan, dan dampak keberadaan TPA sampah Panembong. Untuk lebih mempermudah jalannya penelitian maka aspek – aspek yang akan menjadi bahan kajian di lapangan dibuat kisi – kisi instrumennya, Adapun kisi – kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Aspek dan
Sub Aspek Indikator
Bentuk
Instrumen Responden
No Item Kondisi
Umum Biografi Sampel
Format Angket
Masyarakat a - i
Variabel Bebas
(X)
TPA sampah Panembong
- Lokasi
- Kondisi TPA sampah - Pengelolaan Sampah :
- Pengumpulan - Pengangkutan - Pembuangan - Peralatan
Pengelola 1 - 20
Variabel Terikat (Y) Kondisi Sosial - Kesehatan - Keamanan - Kebersihan - Keselamatan - Pendidikan - Kebisingan - Akses
Masyarakat 1 - 34
Kondisi Fisik Air : - Kejernihan - Warna - Bau - Rasa Tanah :
- Warna Tanah - Kesuburan Tanah - Kualitas Air Tanah - Kualitas Tumbuhan
(30)
33
- Kualitas Lapisan Tanah - Jumlah Biota dalam
Tanah Udara :
- Bau - Kepekatan - Perih atau Tidak
Sumber : Hasil Penelitian 2014 4. Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan untuk menambah informasi terkait dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Informasi yang didapatkan dapat diperoleh dari berbagai literatur yang relevan seperti buku, hasil penelitian, jurnal, makalah, artikel, surat kabar, dan sumber bacaan lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.
5. Studi Dokumentasi
Menurut Fathoni (2006:112) studi dokumentasi adalah “Teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan, dokumen, dan arsip yang bersangkutan dengan penelitian”. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia. Dalam hal ini data yang dikumpulkan yakni data monografi dari kantor Kelurahan Panembong, data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Subang, dokumen dari Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Subang.
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Hasil pengelompokkan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan peta. Adapun secara garis besar analisis dan pengolahan data diantaranya :
1. Validasi Data
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi.
b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, serta memeriksa instrumen pengumpulan data.
c. Mengecek macam-macam isian data.
d. Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam pengolahan data. Kegiatan validasi data ini akan menyortir data yang layak untuk diolah dan
(31)
34
data yang tidak layak diolah. Data yang telah divalidasi akan mempermudahkan dalam penelitian selanjutnya.
2. Tabulasi Data
Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasi dengan menguraikan yang selanjutnya mengelompokkan dari tiap-tiap butir seluruh pertanyaan yang ada pada angket isian dan pedoman wawancara responden. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kode dari tiap-tiap item instrumen pengumpulan data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam bentuk data.
I. Pengolahan dan Penyajian Data
Hasil pengelompokan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan peta. Adapun analisis dan pengolahan data diantaranya dengan menggunakan :
1. Menggunakan Analisis Deskriptif
Tujuan dari teknik ini ialah mendeskripsikan gejala yang tampak di lokasi penelitian dengan menganalisis data yang berasal dari literatur dan hasil observasi di lapangan.
2. Menggunakan Analisis Persentase dengan rumus :
Keterangan:
F = Frekuensi tiap kategori jawaban responden N = Jumlah keseluruhan responden
P = Besarnya prosentase
Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulan data sementara penulis.
Untuk mengetahui jawaban responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dalam angket, maka dilakukan analisis deskriptif dengan pendekatan distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan untuk mengetahui kecenderungan penilaian responden terhadap setiap variabel, sub variabel dan indikatornya dapat
(32)
35
dengan terlebih dahulu menjumlahkan skor jawaban responden pada setiap variabel, sub variabel dan indikatornya, dilanjutkan dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah, kemudian menghitung panjang interval kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n i
X X C
k
Sumber : Supranto (2000:64)
Dimana :
C = Panjang interval kelas
Xn = Skor maksimum
Xi = Skor minimum
k = Banyaknya kelas/ Kategori
Dalam penelitian ini, banyaknya kategori (k) dibagi menjadi 4 yakni kategori tinggi, sedang dan kategori rendah. Dengan menggunakan rumus di atas, maka panjang interval kelas dapat dihitung :
Panjang interval kelas = Skor maksimum − Skor minimum
Banyaknya Kategori (4)
Setelah diketahui panjang interval kelasnya, maka untuk menentukan kategorinya adalah sebagai berikut :
- Skor Minimum + Panjang interval kelas = Tidak Baik - Kategori Tidak Baik + Panjang interval kelas = Kurang Baik - Kategori Kurang Baik + Panjang interval kelas = Baik
- Kategori Baik + Panjang interval kelas = Sangat Baik 3. Hubungan antar Variabel
Skala terdiri dari 4 jenis yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio. Sebagaimana yang dikemukakan dalam blog hendry (http://teorionline.net/skala-pengukuran) sebagai berikut :
(33)
36
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan objek, individu atau kelompok dimana dalam pengidentifikasiannya digunakan angka sebagai simbol dan angka tersebut menunjukkan keberadaan atau ketidak adaannya karakteristik tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berupa banyak kekurangan dan kelebihan. Skala interval adalah skala yang memiliki karakteristik seperti yang dimiliki oleh nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain yaitu adanya interval yang tetap. Skala rasio adalah skala yang memiliki karakteristik yang dimiliki oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan skal ini mempunyai harga 0 (nol) empiris absolut.
4. Uji Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel, maka digunakan prosedur statistik uji korelasi Product Moment yang merupakan alat pengukur untuk menentukan keratan atau korelasi diantara dua variabel. Perhitungan prosedur statistik ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19. Rumus yang digunakan untuk mencari uji korelasi Pruduct Moment menurut Sugiono (2008 : 228) sebagai berikut :
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi Yi : variabel terikat
Xi : variabel bebas N : jumlah data
Kesesuaian rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus
diatas di konsultasikan dengan tabel regresi moment dengan korelasi harga rxy
lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid
(Sugiono, 2008 : 230).
Hasil perhitungan di atas kemudian dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
(34)
37
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Korelasi Interval Koefisian Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
Sumber : (Sugiono, 2008:231)
Keterangan :
a. Interval nilai KK dapat bernilai positif atau negatif b. Nilai KK positif berarti korelasi positif
Jika satu variabel naik/turun maka variabel yang lainnya naik/turun. Semakin mendekati nilai koefisien +1, semakin kuat korelasi positifnya.
c. Nilai KK negatif berarti korelasi Negatif
Jika satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun dan sebaliknya jika satu variabel turun, maka variabel yang lain akan naik. Korelasi negatif ini memiliki hubungan yang terbalik. Semakin mendekati nilai koefisien -1, semakin kuat korelasi negatifnya.
Dengan demikian, data yang akan diuji korelasi Product Moment adalah hubungan antara jarak ke TPA sampah Panembong dengan kondisi lingkungan sosial, dan jarak ke TPA sampah Panembong dengan pendapatan masyarakat sekitar TPA sampah.
(35)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bab
sebelumnya, pada skripsi yang berjudul “Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang” ini, ditemukan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan masalah di atas yaitu Keberadaan TPA sampah Panembong memberikan dampak terhadap lingkungan sosial masyarakat disekitar TPA Sampah Panembong dengan dampak yang diberikan sebesar 15,7%, sedangkan sisanya sebesar 84,3% merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.
Keberadaan TPA Panembong tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan fisik masyarakat disekitar TPA Sampah Panembong dengan dampak yang diberikan hanya sebesar 1,7%, sedangkan sisanya sebesar 98,3% merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.Kondisi TPA sampah Panembong bisa dikatakan baik dan masih layak digunakan,hal ini bisa dilihat dari banyaknya responden yang menganggap normal dan masih baik terhadap Kebradaan TPA sampah Panembong. Selain itu, pihak Distarkim pun berpendapat bahwa TPA sampah Panembong masih layak digunkan dan akan bertahan minimal 10 tahun yang akan datang dengan sistem pengelolaan yang sedang dijalankan, namun tetap mengharapkan adanya sistem pengelolaan yang lebih baik lagi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dengan judul Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang, penulis mendapatkan banyak sekali saran dari berbagai pihak. Adapun saran tersebut sebagian besar berasal dari pengalaman dilapangan bertemu warga yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Mereka menginginkan
(36)
78
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar pemerintah lebih meningkatkan kembali pengelolaan sampah di TPA sampah Panembong karena mereka merasa terganggu dengan bau yang berasal dari TPA sampah tersebut. Selain itu, mereka pun menginginkan agar pemerintah mengadakan kegiatan penyemprotan setidaknya untuk mengurangi lalat agar masyarakat sekitar TPA tidak mudah sakit. Mengadakan cek kesehatan, diadakannya pengobatan untuk warga sekitar TPA sampah, serta mengadakan penyuluhan informasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, atau pun acara yang sejenisnya agar pengetahuan akan sadar kebersihan masyarakat dapat meningkat.
Rekomendasi lain diadakannya pengecekan berkala terhadap peralatan maupun fasilitas yang sudah ada, bila perlu mengadakan peremajaan terhadap fasilitas yang sudah tidak layak pakai lagi. Mengingatkan bahwa lokasi TPA tidak jauh dari sungai Cileleuy, diharapkan pemerintah mulai merencanakan adanya alternatif lokasi yang baru dan lebih aman terhadap dampak yang ditimbulkan akibat adanya pembangunan tersebut.
Dari saran-saran di atas, penulis berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan masalah persampahan yang ada dan bekerjasama dengan mayarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari sampah tersebut setidaknya dapat sedikit teratasi.
Jikalau bercita-cita penulis melihat pengelolaan sampah di Indonesia pada dasarnya hanya memindahkan sampah dari dan menuju lokasi TPA, alangkah baiknya selagi dirumah-rumah sudah terpisah mana sampah berbahaya, anorganik, dan organis. Jadi setibanya di TPS langsung di olah menjadi pupuk, biji plastik, di daur ulang, dan lain sebagainya. Sehingga ketika di TPA tinggal meneruskan mana yang diolah dengan waktu yang lama, dan selaras perosesnya dari hulu sampai ke hilir, agar dampak negatif yang di timbulkan pun kecil dan bernilai ekonomis, serta bermanfaat nantinya.
(37)
79
DAFTAR PUSTAKA
Arjana Gusti Bagus. (2013). Geografi Lingkungan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Jonny Purba(2005).Geografi Lingkungan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Bandung. Rineka Cipta.
Bintarto, R. 1989.InteraksiDesa Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia
Sugiono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga.
Bintarto, R dan Surastopo.1968.MetodeAnalisaGeografi. Edisi ke-3. Jakarta: LP3ES.
BadanPusatStatistikKabupaten Subang.2010.Data Kecamatan di
KabupatenSubang.Subang: BPS
Damanhuri, E. 2005.PengelolaanSampah. Bandung:
DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.
Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat nomor1tahun 2012.Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Penataan Hukum Lingkungan. GubernurJawa Barat.
TidakDiterbitkan
Damanhuri, E danPadmi, T. 2010. PengelolaanSampah. Bandung:
DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.
DinasKebersihandanPertamanan (DKP) Kabupaten Subang.2006 – 2010.Jumlah
Volume Sampah TPA KabupatenSubang.Subang: DKP
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Herlianto. 1986. Urbanisasidan Pembangunan Kota. Bandung: Penerbit Alumni. Narbuko, C dan Achmadi, A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi aksara.
Sarimukti. 2008. Kajian Model Pengembangan Usaha di KalanganPemulung. Jurnal PT. ShiddiqSaranaMulya.
Santoso, S.2001. SPSS Mengolah Data StatistikSecaraProfesional. Jakarta: Elek Media Komputido.
Soewedo, Hadiwiyoto. 1983. Penanganan Dan PemanfaatanSampah. Jakarta: YayasanIdayu.
Sumaatmadja, Nursyid. 1997.MetodologiPengajaranGeografi.
Jakarta:BumiAksara.
Tandjung, A. 1982.TanggungJawabMutlak (Strict Liability) di
(1)
dengan terlebih dahulu menjumlahkan skor jawaban responden pada setiap variabel, sub variabel dan indikatornya, dilanjutkan dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah, kemudian menghitung panjang interval kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n i
X X
C
k
Sumber : Supranto (2000:64)
Dimana :
C = Panjang interval kelas
Xn = Skor maksimum
Xi = Skor minimum
k = Banyaknya kelas/ Kategori
Dalam penelitian ini, banyaknya kategori (k) dibagi menjadi 4 yakni kategori tinggi, sedang dan kategori rendah. Dengan menggunakan rumus di atas, maka panjang interval kelas dapat dihitung :
Panjang interval kelas = Skor maksimum − Skor minimum Banyaknya Kategori (4)
Setelah diketahui panjang interval kelasnya, maka untuk menentukan kategorinya adalah sebagai berikut :
- Skor Minimum + Panjang interval kelas = Tidak Baik - Kategori Tidak Baik + Panjang interval kelas = Kurang Baik - Kategori Kurang Baik + Panjang interval kelas = Baik
- Kategori Baik + Panjang interval kelas = Sangat Baik
3. Hubungan antar Variabel
Skala terdiri dari 4 jenis yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio. Sebagaimana yang dikemukakan dalam blog hendry (http://teorionline.net/skala-pengukuran) sebagai berikut :
(2)
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan objek, individu atau kelompok dimana dalam pengidentifikasiannya digunakan angka sebagai simbol dan angka tersebut menunjukkan keberadaan atau ketidak adaannya karakteristik tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berupa banyak kekurangan dan kelebihan. Skala interval adalah skala yang memiliki karakteristik seperti yang dimiliki oleh nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain yaitu adanya interval yang tetap. Skala rasio adalah skala yang memiliki karakteristik yang dimiliki oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan skal ini mempunyai harga 0 (nol) empiris absolut.
4. Uji Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel, maka digunakan prosedur statistik uji korelasi Product Moment yang merupakan alat pengukur untuk menentukan keratan atau korelasi diantara dua variabel. Perhitungan prosedur statistik ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19. Rumus yang digunakan untuk mencari uji korelasi Pruduct Moment menurut Sugiono (2008 : 228) sebagai berikut :
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi Yi : variabel terikat Xi : variabel bebas N : jumlah data
Kesesuaian rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas di konsultasikan dengan tabel regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid
(Sugiono, 2008 : 230).
Hasil perhitungan di atas kemudian dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
(3)
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Korelasi Interval Koefisian Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat Sumber : (Sugiono, 2008:231)
Keterangan :
a. Interval nilai KK dapat bernilai positif atau negatif b. Nilai KK positif berarti korelasi positif
Jika satu variabel naik/turun maka variabel yang lainnya naik/turun. Semakin mendekati nilai koefisien +1, semakin kuat korelasi positifnya.
c. Nilai KK negatif berarti korelasi Negatif
Jika satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun dan sebaliknya jika satu variabel turun, maka variabel yang lain akan naik. Korelasi negatif ini memiliki hubungan yang terbalik. Semakin mendekati nilai koefisien -1, semakin kuat korelasi negatifnya.
Dengan demikian, data yang akan diuji korelasi Product Moment adalah hubungan antara jarak ke TPA sampah Panembong dengan kondisi lingkungan sosial, dan jarak ke TPA sampah Panembong dengan pendapatan masyarakat sekitar TPA sampah.
(4)
77
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bab
sebelumnya, pada skripsi yang berjudul “Dampak Keberadaan Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang” ini, ditemukan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan masalah di atas yaitu Keberadaan TPA sampah Panembong memberikan dampak terhadap lingkungan sosial masyarakat disekitar TPA Sampah Panembong dengan dampak yang diberikan sebesar 15,7%, sedangkan sisanya sebesar 84,3% merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.
Keberadaan TPA Panembong tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan fisik masyarakat disekitar TPA Sampah Panembong dengan dampak yang diberikan hanya sebesar 1,7%, sedangkan sisanya sebesar 98,3% merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.Kondisi TPA sampah Panembong bisa dikatakan baik dan masih layak digunakan,hal ini bisa dilihat dari banyaknya responden yang menganggap normal dan masih baik terhadap Kebradaan TPA sampah Panembong. Selain itu, pihak Distarkim pun berpendapat bahwa TPA sampah Panembong masih layak digunkan dan akan bertahan minimal 10 tahun yang akan datang dengan sistem pengelolaan yang sedang dijalankan, namun tetap mengharapkan adanya sistem pengelolaan yang lebih baik lagi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dengan judul Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang, penulis mendapatkan banyak sekali saran dari berbagai pihak. Adapun saran tersebut sebagian besar berasal dari pengalaman dilapangan bertemu warga yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Mereka menginginkan
(5)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar pemerintah lebih meningkatkan kembali pengelolaan sampah di TPA sampah Panembong karena mereka merasa terganggu dengan bau yang berasal dari TPA sampah tersebut. Selain itu, mereka pun menginginkan agar pemerintah mengadakan kegiatan penyemprotan setidaknya untuk mengurangi lalat agar masyarakat sekitar TPA tidak mudah sakit. Mengadakan cek kesehatan, diadakannya pengobatan untuk warga sekitar TPA sampah, serta mengadakan penyuluhan informasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, atau pun acara yang sejenisnya agar pengetahuan akan sadar kebersihan masyarakat dapat meningkat.
Rekomendasi lain diadakannya pengecekan berkala terhadap peralatan maupun fasilitas yang sudah ada, bila perlu mengadakan peremajaan terhadap fasilitas yang sudah tidak layak pakai lagi. Mengingatkan bahwa lokasi TPA tidak jauh dari sungai Cileleuy, diharapkan pemerintah mulai merencanakan adanya alternatif lokasi yang baru dan lebih aman terhadap dampak yang ditimbulkan akibat adanya pembangunan tersebut.
Dari saran-saran di atas, penulis berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan masalah persampahan yang ada dan bekerjasama dengan mayarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari sampah tersebut setidaknya dapat sedikit teratasi.
Jikalau bercita-cita penulis melihat pengelolaan sampah di Indonesia pada dasarnya hanya memindahkan sampah dari dan menuju lokasi TPA, alangkah baiknya selagi dirumah-rumah sudah terpisah mana sampah berbahaya, anorganik, dan organis. Jadi setibanya di TPS langsung di olah menjadi pupuk, biji plastik, di daur ulang, dan lain sebagainya. Sehingga ketika di TPA tinggal meneruskan mana yang diolah dengan waktu yang lama, dan selaras perosesnya dari hulu sampai ke hilir, agar dampak negatif yang di timbulkan pun kecil dan bernilai ekonomis, serta bermanfaat nantinya.
(6)
Ferdiansyah, 2014
DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arjana Gusti Bagus. (2013). Geografi Lingkungan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Jonny Purba(2005).Geografi Lingkungan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian.
Bandung. Rineka Cipta.
Bintarto, R. 1989.InteraksiDesa Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia
Sugiono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga.
Bintarto, R dan Surastopo.1968.MetodeAnalisaGeografi. Edisi ke-3. Jakarta: LP3ES.
BadanPusatStatistikKabupaten Subang.2010.Data Kecamatan di
KabupatenSubang.Subang: BPS
Damanhuri, E. 2005.PengelolaanSampah. Bandung:
DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.
Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat nomor1tahun 2012.Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Hukum Lingkungan. GubernurJawa Barat. TidakDiterbitkan
Damanhuri, E danPadmi, T. 2010. PengelolaanSampah. Bandung:
DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.
DinasKebersihandanPertamanan (DKP) Kabupaten Subang.2006 – 2010.Jumlah
Volume Sampah TPA KabupatenSubang.Subang: DKP
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Herlianto. 1986. Urbanisasidan Pembangunan Kota. Bandung: Penerbit Alumni. Narbuko, C dan Achmadi, A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi aksara.
Sarimukti. 2008. Kajian Model Pengembangan Usaha di KalanganPemulung. Jurnal PT. ShiddiqSaranaMulya.
Santoso, S.2001. SPSS Mengolah Data StatistikSecaraProfesional. Jakarta: Elek Media Komputido.
Soewedo, Hadiwiyoto. 1983. Penanganan Dan PemanfaatanSampah. Jakarta: YayasanIdayu.
Sumaatmadja, Nursyid. 1997.MetodologiPengajaranGeografi.
Jakarta:BumiAksara.
Tandjung, A. 1982.TanggungJawabMutlak (Strict Liability) di