PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP.

(1)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Nur Fitri Siti Afriani 0905672

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi ==========================================================

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI

MATEMATIS SISWA SMP

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Nur Fitri Siti Afriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nur Fitri Siti Afriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI

MATEMATIS SISWA SMP

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Nur Fitri Siti Afriani NIM. 0905672

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH: Pembimbing I,

Prof. Dr .H. Darhim, M.Si NIP. 195503031980021002

Pembimbing II,

Drs. Nar Herrhyanto, M.Pd NIP. 196106181987031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika,

Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. NIP. 196101121987031003


(4)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS

SISWA SMP Oleh

Nur Fitri Siti Afriani

ABSTRAK

Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Namun dalam laporan TIMSS disebutkan bahwa kemampuan siswa dalam merepresentasikan ide atau konsep matematis termasuk rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan representasi matematis. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah melalui pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE. Berdasarkan hal tersebut akan dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE dan siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi-eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas dari sembilan kelas di salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat. Di dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 38 orang siswa mendapatkan pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE, sedangkan kelas kontrol terdiri dari 36 siswa mendapatkan pembelajaran matematika secara konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, 1. Kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional. 2. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE, terhadap penggunaan LKS dan soal-soal representasi.

Kata Kunci: Kemampuan Representasi Matematis, Metode IMPROVE, Pembelajaran Konvensional.


(5)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi THE EFFECT OF MATHEMATICAL LEARNING WITH IMPROVE

METHOD TOWARD JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ MATHEMATICAL REPRESENTATION ABILITY

By

Nur Fitri Siti Afriani

ABSTRACT

Mathematical representation ability is one of the important components in an effort to develop students’ thinking ability. However in TIMSS’ report said that students’ ability of represents mathematical idea or concept are still low. So, it’s necessary to find a way to enhance dan develop students’ mathematical representation ability. One of the alternative way that can use is IMPROVE method in mathematical learning. Be based on that, this study will compare the mathematical representation ability between students who take mathematical learning with IMPROVE method and students who take mathematical learning conventionally. This research used a quasi-experimental design with nonequivalent control group pretest postest design. This research held in two classes from nine available classes in one of junior high schools at West Bandung Regency. In this study there are two groups: experimental and control group. The experimental group consists of 38 students who learn mathematics using IMPROVE method, while the control group consists of 39 students, learn mathematics conventionally. Based on the results and discussions of this study, it can conclude that, 1) The students’ mathematical representation ability who learn mathematics with IMPROVE method is better than students who take mathematics learning conventionally . 2) The students show positive responces toward mathematics, learning mathematics with IMPROVE method as well as toward using the students’ worksheet and mathematical representation questions. Keywords: mathematical representation ability, IMROVE method, conventional learning.


(6)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Representasi Matematis ... 8

B. Metode Pembelajaran IMPROVE ... 11

C. Hubungan Antara Metode Pembelajaran IMPROVE dengan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 14

D. Pembelajaran Konvensional ... 15

E. Sikap ... 16

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17

G. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19


(7)

v

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi

C. Variabel Penelitian ... 20

D. Instrumen Penelitian ... 20

1. Instrumen Data Kuantitatif ... 21

a. Validitas Butir Soal ... 22

b. Reliabilitas Soal ... 25

c. Indeks Kesukaran ... 26

d. Daya Pembeda ... 27

2. Instrumen Data Kualitatif ... 29

E. Alat atau Bahan Ajar ... 30

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 30

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 30

F. Prosedur Penelitian ... 30

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Analisis Data ... 32

1. Analisis Data Kuantitatif ... 32

2. Analisis Data Kualitatif ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Analisis Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 42

a. Analisis Data Pretes Kemampuan Representasi Matematis ... 42

1) Uji Normalitas ... 45

2) Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 46

b. Analisis Data Postes Kemampuan Representasi Matematis ... 47

1) Uji Normalitas ... 48

2) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 49

2. Analisis Data Hasil Observasi ... 50

3. Analisis Data Hasil Angket ... 52


(8)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi b. Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Matematika

dengan Metode IMPROVE ... 53

c. Pendapat terhadap LKS dan Soal-soal Representasi Matematis ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

1. Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 54

2. Deskripsi Sikap Siswa ... 56

3. Aktivitas Pembelajaran dengan Metode IMPROVE ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN


(9)

vii

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis ... 10

Tabel 2.2 Hubungan Antara Model Pembelajaran IMPROVE dengan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 14

Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas ... 22

Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal Tes Kemampuan Representasi Matematis ... 23

Tabel 3.3 Hasil Uji Keberartian Setiap Butir Soal ... 24

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 25

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ... 26

Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal ... 27

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 28

Tabel 3.8 Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 28

Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 28

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain ... 37

Tabel 3.11 Kategori Jawaban Angket ... 40

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 44

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 46

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Postes ... 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes ... 50

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar ... 50

Tabel 4.8 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika ... 52

Tabel 4.9 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan Metode IMPROVE ... 53

Tabel 4.10 Pendapat Siswa Terhadap LKS dan Soal-soal Representasi Matematis ... 54


(10)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 43

Diagram 4.2 Skor Pretes Kelas Kontrol ... 44

Diagram 4.3 Skor Postes Kelas Eksperimen ... 47


(11)

ix

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 62

A.2 RPP Kelas Kontrol ... 81

A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 94

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-kisi Tes Representasi Matematis ... 114

B.2 Naskah Tes Representasi Matematis ... 117

B.3 Kunci Jawaban Tes Representasi Matematis ... 119

B.4 Lembar Observasi ... 122

B.5 Kisi-kisi Angket Siswa ... 123

B.6 Format Angket Siswa ... 124

LAMPIRAN C DATA HASIL UJI INSTRUMEN C.1 Skor Hasil Uji Instrumen Tes Representasi Matematis ... 126

C.2 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software Anates ... 127

LAMPIRAN D DATA HASIL PENELITIAN D.1 Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 129

D.2 Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 130

D.3 Pengolahan Data Hasil Angket Siswa ... 131

LAMPIRAN E HASIL PENGUMPULAN DATA E.1 Contoh Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 132

E.2 Contoh Hasil Postes Kelas Kontrol ... 141

E.3 Contoh Hasil Angket ... 151

E.4 Contoh Hasil Lembar Observasi ... 161

LAMPIRAN F HASIL PENGOLAHAN DATA F.1 Hasil Pengolahan Data Pretes ... 164

F.2 Hasil Pengolahan Data Postes ... 165

LAMPIRAN G SURAT-SURAT G.1 Surat Tugas Dosen Pembimbing ... 166


(12)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi G.3 Surat Ijin Penelitian ... 168 G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 169 G.5 Surat Persetujuan Ujian Sidang ... 170 LAMPIRAN H DOKUMENTASI KEGIATAN


(13)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, banyak terjadi perubahan dan berkembangnya permasalahan pada berbagai aspek kehidupan. Segala perkembangan yang terjadi menuntut ikut berkembangnya segala potensi yang ada pada diri seseorang guna menghadapi segala tantangan yang ada. Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi diri tersebut adalah melalui pendidikan.

Pada dasarnya, pendidikan adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan merupakan hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sejak lahir hingga akhir hayat. Oleh karena itu, guna mengembangkan potensi diri, juga perlu ditingkatkan kualitas pendidikan seseorang. Masyarakat berasumsi bahwa tinggi rendahnya kualitas pendidikan seseorang, akan mempengaruhi kualitas aspek kehidupan lainnya, seperti sosial dan ekonomi.

Seiring dengan perkembangan zaman dan pendidikan pada umumnya, pendidikan matematika pun ikut mengalami perkembangan. Matematika dianggap memegang peranan penting dalam keseharian manusia, karena dalam proses pembelajarannya, matematika melatih seseorang untuk berpikir logis, kritis dan kreatif. Seperti yang diungkapkan oleh Kline (Suherman, 2001:19), bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia


(14)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Selain itu, matematika pun sering disebut sebagai ratu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang berfungsi untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya. Oleh karena peranannya yang begitu penting dalam kehidupan, matematika mendapat keistimewaan dengan memiliki jam pelajaran lebih banyak daripada mata pelajaran lain di sekolah. Selain itu pelajaran matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di Perguruan Tinggi (PT), tidak seperti halnya dengan mata pelajaran lain yang hanya diberikan pada jenjang tertentu.

Meskipun berperanan penting dalam bidang pendidikan, sampai saat ini masyarakat masih memiliki tanggapan negatif terhadap matematika, hal ini dapat dilihat dari rendahnya prestasi belajar dalam bidang matematika. Menurut Russefendi (Nuryanto, 2009: 2), “Matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, sehingga hasil belajar matematika kurang berhasil”. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Wahyudin (Agustian, 2009:2) bahwa hasil yang optimal dalam pembelajaran matematika sukar untuk diperoleh karena matematika merupakan mata pelajaran yang hierarkis dimana untuk mempelajari materi baru, diperlukan pemahaman terhadap materi sebelumnya/materi prasyarat. Hal serupa juga diungkapkan oleh Suherman (2001) bahwa konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.

National Council of Teachers Mathematics (NCTM) (2000) menetapkan bahwa terdapat lima kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran matematika dan termasuk kedalam kemampuan matematik tingkat tinggi (high order mathematical thinking), yaitu (1) pemecahan masalah (problem solving), (2) penalaran dan pembuktian (reasoning and proofing), (3) komunikasi (communication), (4) koneksi (connection), dan (5) representasi (representation).

Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan representasi merupakan salah satu komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pencantuman representasi sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa


(15)

3

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi dikarenakan dalam mengkomunikasikan ide-ide dalam matematika, diperlukan cara untuk merepresentasikannya dalam berbagai cara, diantaranya menggunakan simbol tertulis, gambar ataupun objek fisik.

Ruseffendi (Hutagaol, 2007) mengungkapkan bahwa salah satu peran penting dalam mempelajari metematika adalah memahami objek langsung matematika yang bersifat abstrak, seperti fakta, konsep dan prinsip. Untuk mencapainya dibutuhkan masalah-masalah yang bersifat konkrit untuk membantu memahami ide-ide matematika yang bersifat abstrak tersebut, sehingga dalam proses pembelajarannya diperlukan kemampuan representasi yang baik. Dalam Hudiono (2005), Jones juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa alasan perlunya representasi, yaitu memberi kelancaran siswa dalam membangun suatu konsep dan berpikir matematik serta untuk memiliki kemampuan dan pemahaman konsep yang kuat dan fleksibel yang dibangun oleh guru melalui representasi matematis.

Kemampuan representasi matematis yang digunakan dalam pembelajaran, selain memiliki peranan sebagai alat bantu pemahaman, juga berkaitan dengan kemampuan dan kesiapan seseorang. Pada kegiatan pembelajaran matematika pada tahap yang lebih tinggi, seorang siswa yang telah memiliki kesiapan dan kemampuan tidak lagi membutuhkan sajian model konkrit, tetapi dapat berupa representasi matematika yang lain, seperti grafik, simbol, atau tabel.

Selain menunjukkan tingkat pemahaman, representasi juga mendukung kemampuan pemecahan masalah dalam matematika. Suatu masalah yang dianggap rumit dan kompleks, dapat lebih mudah dipahami jika dapat memanfaatkan representasi yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Sebaliknya permasalahan akan menjadi bertambah rumit, jika masalah itu direpresentasikan dengan keliru. Hal ini menunjukkan bahwa representasi selain merupakan proses dan produk, juga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan matematika sebagai ilmu formal.

Namun pada kenyataannya, laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam merepresentasikan ide atau konsep matematis termasuk rendah. Hal


(16)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi serupa diungkapkan Hudiono (2005) dalam disertasinya bahwa sebagian kecil siswa dapat menjawab benar dalam mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan kemampuan representasi, sedangkan sebagian besar lainnya lemah dalam memanfaatkan kemampuan representasi yang dimilikinya, khususnya pada representasi visual.

Meskipun kemampuan representasi penting untuk dicapai dalam kegiatan belajar matematika, pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Menurut Hudiono (2005), keterbatasan pengetahuan guru dan kebiasaan siswa belajar di kelas dengan cara konvensional belum memungkinkan untuk menumbuhkan atau mengembangkan kemampuan representasi siswa secara optimal. Hutagaol (2007) mengungkapkan bahwa kurang berkembangnya daya representasi siswa, khususnya siswa SMP, dikarenakan siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri tetapi harus mengikuti apa yang sudah dicontohkan gurunya.

Berdasarkan paparan di atas, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan belajar aktif, dimana hal tersebut merupakan tuntutan kurikulum, sehingga pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru. Pembelajaran yang terpusat pada guru akan membentuk siswa lebih mampu menguasai materi pada tingkat hafalan, namun mereka tidak memahaminya. Namun melalui pembelajaran yang terpusat pada siswa akan membantu siswa untuk membentuk pemahamannya sendiri, mereka dapat menciptakan sendiri representasinya serta menemukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pada akhirnya, kemampuan representasi siswa akan merangsang siswa untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif.

Pendekatan metakognitif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah yang mendukung pembelajaran siswa aktif dalam membangun kemampuan representasinya. Pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa, guru bertugas sebagai fasilitator yang membantu dan membimbing siswa jika menemui kesulitan dalam belajar. Proses metakognisi, menurut Elawar (Nindiasari, 2004) adalah strategi pengaturan diri


(17)

5

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi siswa dalam memilih, mengingat, mengenali kembali, mengorganisasi informasi yang dihadapinya dan menyelesaikan masalah. Metakognisi dapat pula diartikan sebagai teori yang menyusun kesadaran individu terhadap proses berpikirnya sendiri. Dengan melatih siswa mengembangkan kesadaran metakognitifnya, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan yang akan membantunya untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu lain, maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, metode IMPROVE merupakan salah satu metode inovatif yang didesain untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan matematikanya secara optimal serta meningkatkan aktivitas belajar siswa. IMPROVE merupakan akronim dari langkah-langkah pembelajarannya, yaitu Introducing the new concepts, Metacognitif questioning, Practicing, Reviewing dan reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification and Enrichment (Kramarski dan Mevarech dalam Setiaji, 2009).

Dalam pembelajaran dengan metode IMPROVE siswa disituasikan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dengan bekerja dalam kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen. Situasi kelompok yang heterogen ini dapat mengembangkan interaksi dalam kelompok, seperti tanya jawab dan tukar pendapat. Selain itu, belajar kelompok mampu membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan latar belakang berbeda (Suherman, 2001). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE terhadap kemampuan representasi matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah siswa yang belajar dengan metode IMPROVE memiliki kemampuan representasi matematis lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?


(18)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode IMPROVE?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka masalah penelitian dibatasi pada beberapa aspek berikut:

1. Penelitian akan dilakukan terhadap siswa di salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat, kelas VII semester ganjil, tahun ajaran 2013/2014.

2. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, diantaranya:

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan manfaat bagi pihak yang berkaitan dengan pendidikan.

1. Bagi sekolah, sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. 2. Bagi guru, memberi informasi tentang pembelajaran matematika dengan

metode IMPROVE guna meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.

3. Bagi siswa, penerapan pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE ini mampu untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.


(19)

7

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi F. Definisi Operasional

Berikut ini akan dipaparkan definisi dari beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode IMPROVE

Metode IMPROVE merupakan akronim dari langkah-langkah pembelajarannya, yaitu Introducing the new concepts (menghantarkan konsep baru), Metacognitif questioning (pertanyaan metakognitif), Practicing (guru memberikan latihan), Reviewing dan reducing difficulties (mereview dan mereduksi kesulitan), Obtaining mastery (penguasaan materi), Verification (melakukan verifikasi) and Enrichment (pengayaan). 2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, guru berperan sebagai penyalur pengetahuan dan siswa menerima informasi (pasif). Pada umumnya pembelajarannya ditandai dengan guru menyampaikan materi, kemudian memberikan contoh penyelesaian suatu soal, memberikan soal-soal untuk siswa selesaikan, guru mengecek apakah siswa menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Kemampuan Representasi Matematis

Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menerjemahkan suatu masalah kedalam model matematika pengganti dari suatu situasi masalah, yang digunakan untuk mencari solusi. Indikator kemampuan representasi matematis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

 Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah

 Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya

 Menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematik.  Menjawab soal menggunakan kata-kata atau teks tertulis. 4. Sikap

Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian (pendapat atau keyakinan). Sikap seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh minat pada sesuatu tersebut.


(20)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dengan menggunakan metode IMPROVE. Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE, sedangkan aspek yang diukurnya adalah kemampuan representasi matematis siswa.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Ruseffendi (2005:52) mengemukakan bahwa “Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

seadanya”. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design. Pemilihan desain ini didasari tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode IMPROVE, sedangkan pada kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada kedua kelompok tersebut akan dibandingkan kemampuan representasi matematis siswanya.

Adapun desain penelitian Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design

menurut Ruseffendi (2005:53) digambarkan sebagai berikut.

O X O


(21)

20

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Keterangan:

O : pretes dan postes.

X : perlakuan berupa pembelajaran dengan metode IMPROVE.

Pretes diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan representasi matematis awal siswa. Selanjutnya, dalam pelaksanaan pembelajaran kelompok kontrol mendapat pembelajaran matematika secara konvensional, sedangkan kelompok eksperimen mendapat pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE. Pada tahap akhir, diberikan postes kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di sebuah SMP N Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII yangdijadikan subjek penelitian terdiri dari sembilan kelas dengan kemampuan matematis yang masih heterogen. Dari populasi tersebut terambil dua kelas, yaitu kelas G dan H sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini kelas VII-G dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode IMPROVE, sedangkan kelas VII-H dijadikan kelas kontrol yang akan diberikan pembelajaran konvensional.

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode IMPROVE, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan representasi matematis siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen data kuantitatif berupa tes yang meliputi


(22)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi pretes dan postes. Sedangkan instrumen data kualitatif berupa data non-tes yang meliputi angket dan lembar observasi.

Berikut ini akan dijelaskan tentang instrumen penelitian secara rinci. 1. Instrumen Data Kuantitatif

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan representasi matematis. Soal tes kemampuan representasi matematis diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada awal perlakuan sebagai pretes dan pada akhir perlakuan sebagai postes. Tes ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis. Oleh karena itu, tes tersebut disusun berdasarkan indikator kemampuan representasi matematis.

Tipe soal pretes dan postes adalah tes subjektif (uraian). Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan soal uraian, siswa dituntut untuk bisa menyusun jawaban secara terurai. Selain harus menguasai materi dengan baik, siswa juga dituntut untuk mampu mengungkapkan jawabannya dalam bahasa tulis dengan baik. Menurut Munaf (Nur’avifah, 2011), keunggulan dari penggunaan soal berbentuk uraian adalah sebagai berikut:

1) Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengorganisasikan pikiran, menganalisis masalah, menafsirkan sesuatu, serta mengemukakan gagasan-gagasan secara rinci dan teratur yang dinyatakan dalam bentuk tulisan.

2) Dapat digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan gagasannya

3) Dapat lebih mudah dan lebih cepat tersusun

4) Faktor menebak jawaban yang benar dapat dihilangkan.

Soal-soal yang terdapat pada pretes sama dengan soal-soal yang terdapat pada postes. Pretes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa sebelum perlakuan, sedangkan postes diberikan dengan tujuan melihat kemampuan rpresentasi matematis siswa setelah perlakuan.

Sebelum tes kemampuan representasi matematis diberikan pada siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang


(23)

22

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi meliputi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tes.

Hasil tes kemampuan reprsentasi matematis diberi skor sesuai penskoran. Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh, data tersebut dianalisis untuk diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal.

a. Validitas Butir Soal

Suherman dan Kusumah (1990) mengemukakan bahwa suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih), apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya bergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dalam penelitian ini, untuk mencari koefisien validitas instrumen adalah dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson (Suherman dan Kusumah, 1990) yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. = Skor siswa pada tiap butir soal.

= Skor total tiap siswa. = Jumlah siswa.

Koefisien validitas ( diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1

Kriteria Koefisien Validitas Koefisien Validitas (rxy) Kriteria

Validitas sangat tingggi

Validitas tinggi

Validitas sedang

Validitas rendah

Validitas sangat rendah

Tidak valid


(24)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0,

diperoleh validitas tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Validitas Setiap Butir Soal Tes Kemampuan Representasi Matematis Nomor

Soal

Koefisien

Korelasi Kriteria Validitas

1 0.928 Validitas Sangat Tinggi

2 0.745 Validitas Tinggi

3a 0.826 Validitas Tinggi

3b 0.859 Validitas Tinggi

4a 0.752 Validitas Tinggi

4b 0.829 Validitas Tinggi

4c 0.830 Validitas Tinggi

5a 0.827 Validitas Tinggi

5b 0.788 Validitas Tinggi

Setelah diperoleh koefisien validitas, selanjutnya diuji keberartiannya tiap butir soal

a) Butir Soal 1

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0: Koefisien validitas butir soal 1 tidak berarti H1: Koefisien validitas butir soal 1 berarti Statistik ujinya adalah

√ √

Keterangan:

r = koefisien korelasi (validitas) butir soal n = banyak subyek

Substitusikan data yang dimiliki kedalam rumus di atas:


(25)

24

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria Uji:

Dengan mengambil taraf nyata  = 5%, dari Tabel Distribusi t diperoleh t0,975;36 = 2,03. Karena 19,958 > 2,03 maka Ho ditolak. Dengan demikian, disimpulkan bahwa koefisien butir soal 1 berarti.

b) Butir Soal 2

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0: Koefisien validitas butir soal 2 tidak berarti H1: Koefisien validitas butir soal 2 berarti

Substitusikan data yang dimiliki kedalam rumus di atas:

Kriteria Uji:

Dengan mengambil taraf nyata  = 5%, dari Tabel Distribusi t diperoleh t0,975;36 = 2,03. Karena 8,14 > 2,03 maka Ho ditolak. Dengan demikian, disimpulkan bahwa koefisien butir soal 2 berarti.

Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari semua butir soal dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Uji Keberartian Setiap Butir Soal No.

Soal t Hitung

Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal

1 14.944 Berarti

2 6.701 Berarti

3.a 8.792 Berarti

3.b 10.067 Berarti

4.a 6.845 Berarti

4.b 8.894 Berarti

4.c 8.928 Berarti

5.a 8.826 Berarti

5.b 7.679 Berarti

Berdasarkan Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 diketahui bahwa sembilan butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan representasi matematis siswa,


(26)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi delapan butir soal memiliki validitas tinggi dan satu lainnya memiliki validitas sangat tinggi. Hasil uji keberartian juga menunjukkan bahwa semua butir soal miliki koefisien validitas yang berarti. Sehingga semua butir soal memiliki validitas yang baik.

b. Reliabilitas Soal

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah, 1990). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah, 1990), yaitu:

∑ Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas. n = Banyak butir soal.

∑ = Jumlah varians skor tiap soal. = Varians skor total.

Menurut Guilford (Suherman, 2003) koefisien reliabilitas diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria

Reliabilitas sangat rendah 0,20 Reliabilitas Rendah

0,40 Reliabilitas Sedang 0,70 Reliabilitas Tinggi 0,90 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates 4.0, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,93. Dari Tabel 3.4 dapat diambil kesimpulan


(27)

26

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi bahwa soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi atau secara keseluruhan butir soal memiliki derajat realibilitas sangat tinggi.

c. Indeks Kesukaran

Suherman dan Kusumah (1990) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut (Suherman, 2003):

atau Keterangan:

IK = Indeks kesukaran.

= Jawaban benar kelompok atas.

= Jawaban benar kelompok bawah.

= Jumlah siswa kelompok atas.

= Jumlah siswa kelompok bawah.

Kriteria indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut: Tabel 3.5

Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (IK) Kriteria Soal

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 Soal sukar

0,30 Soal sedang

0,70 Soal mudah

IK = Soal terlalu mudah Sumber: Suherman (2003)

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel 3.6 berikut ini:


(28)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Tabel 3.6

Indeks kesukaran Setiap Butir Soal No Soal Indeks Kesukaran (IK) Kriteria

1 0.613 Soal sedang

2 0.550 Soal sedang

3a 0.610 Soal sedang

3b 0.619 Soal sedang

4a 0.557 Soal sedang

4b 0.630 Soal sedang

4c 0.680 Soal sedang

5a 0.625 Soal sedang

5b 0.600 Soal sedang

Dari Tabel 3.6 diperoleh bahwa soal tes kemampuan representasi matematis yang terdiri dari sembilan butir soal, seluruhnya memiliki tingkat kesukaran sedang.

d. Daya Pembeda

Menurut Suherman dan Kusumah (1990), daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang menjawab salah. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Suherman, 2003).

atau Keterangan:

DP= Daya Pembeda.

= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.

= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

= Jumlah siswa kelompok atas.

= Jumlah siswa kelompok bawah.


(29)

28

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Tabel 3.7

Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Kriteria

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik Sumber: (Suherman, 2003)

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0 diperoleh daya pembeda tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Daya Pembeda Setiap Butir Soal

No Soal Daya Pembeda (DP) Kriteria

1 0.640 Baik

2 0.467 Baik

3a 0.600 Baik

3b 0.600 Baik

4a 0.520 Baik

4b 0.600 Baik

4c 0.520 Baik

5a 0.433 Baik

5b 0.550 Baik

Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, dapat diuraikan bahwa soal tes kemampuan representasi matematis yang terdiri dari sembilan butir soal seluruhnya memiliki daya pembeda baik.

Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis setiap butir soal (rekapitulasi analisis butir soal) yaitu:

Tabel 3.9

Rekapitulasi Analisis Butir Soal No

Soal

Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan Koefisien

Validitas Interpretasi IK Klasifikasi DP Klasifikasi

1 0.928 Sangat

Tinggi 0.613 Soal sedang 0.640 Baik Digunakan 2 0.745 Tinggi 0.550 Soal sedang 0.467 Baik Digunakan 3a 0.826 Tinggi 0.610 Soal sedang 0.600 Baik Digunakan lanjutan


(30)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi No

Soal

Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan Koefisien

Validitas Interpretasi IK Klasifikasi DP Klasifikasi

3b 0.859 Tinggi 0.619 Soal sedang 0.600 Baik Digunakan 4a 0.752 Tinggi 0.557 Soal sedang 0.520 Baik Digunakan 4b 0.829 Tinggi 0.630 Soal sedang 0.600 Baik Digunakan 4c 0.830 Tinggi 0.680 Soal sedang 0.520 Baik Digunakan 5a 0.827 Tinggi 0.625 Soal sedang 0.433 Baik Digunakan 5b 0.788 Tinggi 0.600 Soal sedang 0.550 Baik Digunakan

Reliabilitas 0,93

2. Instrumen Data Kualitatif a. Angket

Angket merupakan evaluasi non-tes yang mengukur aspek afektif.

Menurut Suherman (2003), “Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi

(responsden)”. Tujuan pembuatan angket adalah untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE. Skala yang digunakan untuk angket ini adalah skala Likert, yang terdiri dari lima pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), serta Sangat Tidak Setuju (STS). Pada penelitian ini tidak menggunakan opsi netral seperti kurang setuju, agar sikap dari siswa tidak ada yang menyatakan ragu-ragu.

b. Pedoman Observasi

Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat penelitian berlangsung. Lembar observasi harus diisi oleh seorang observer (pengamat) yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode IMPROVE. Hal tersebut dibuat untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian serta menjadi bahan evaluasi dan bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi lebih baik.


(31)

30

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Alat atau bahan ajar yang disusun dalam penelitian ini yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan uraian bahan ajar.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun setiap pertemuan pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. RPP disusun untuk 4 pertemuan. RPP untuk kelas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode IMPROVE sedangkan RPP untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan Pembelajaran Konvensional.

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan panduan pembelajaran yang didalamnya terdapat materi pelajaran dan masalah-masalah yang harus dikerjakan oleh siswa pada kelas eksperimen. LKS tersebut dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar dan untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa, dengan menggunakan LKS siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajarnya. LKS tersebut disusun sesuai materi yang akan disampaikan.

F. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.

2) Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan. 3) Menyusun proposal penelitian.

4) Melaksanakan seminar proposal.

5) Merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar. 6) Membuat instrumen penelitian.


(32)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 7) Mengurus perizinan ke sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba

instrumen dan tempat penelitian di SMP N Kabupaten Bandung Barat 8) Menguji instrumen penelitian.

9) Menganalisis hasil uji coba instrumen.

10) Membuat RPP, LKS dan instrumen penelitian.

11) Mengkonsultasikan RPP, LKS dan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

1) Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Melaksanakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan representasi matematis awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode IMPROVE.

3) Melaksanakan pembelajaran dengan metode IMPROVE pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

4) Melaksanakan observasi pada kelas eksperimen.

5) Melaksanakan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6) Memberikan angket pada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

1) Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa pretes dan postes. 3) Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa hasil angket dan lembar


(33)

32

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 4) Mengkonsultasikan hasil pengolahan dengan dosen pembimbing.

d. Tahap Penyusunan Laporan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1) Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

2) Menyusun laporan hasil penelitian.

3) Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan setiap kegiatan siswa yang berkaitan dengan penelitian dimana data yang digunakan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen tes, yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa. Data kualitatif diperoleh dari instrumen non-tes, yaitu angket dan lembar observasi yang diberikan pada kelas eksperimen.

H. Analisis Data

Secara garis besar dalam penelitian ini ada dua jenis data yang diperoleh selama penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil data pretes dan postes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, atau indeks gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji statistik ini menggunakan bantuan


(34)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi software IBM SPSS Statistics 20. Langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:

a. Analisis Data Pretes

Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis awal dari kedua kelas, apakah kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan representasi matematis awal yang sama atau tidak. Skor pretes kemampuan representasi matematis yang diperoleh, dilakukan analisis sebagai berikut.

1) Deskriptif Statistik Data Pretes

Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai data pretes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan simpangan baku.

2) Uji Normalitas Data Pretes

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data pretes yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0: Data pretes berasal dari populasi berdistribusi normal H1: Data pretes berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima 2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak

Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan uji kesamaan dua rata-rata. Apabila salah satu atau kedua kelas


(35)

34

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney

3) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%.

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians data pretes adalah sebagai berikut:

H0: Varians pretes untuk kedua kelas penelitian homogen H1: Varians pretes untuk kedua kelas penelitian tidak homogen Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima 2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak 4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah kemampuan awal representasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Jika kedua kelas penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi varians kedua kelas yang diperoleh tidak homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi asumsi normalitas, maka pengujiannya digunakan statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji kesamaan dua rata-rata data pretes adalah sebagai berikut


(36)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi H0: Tidak terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis awal

antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol

H1: Terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis awal antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima 2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak

b. Analisis Data Postes

Pengolahan data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas. Skor postes kemampuan representasi matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai berikut:

1. Deskriptif Statistik Data Postes

Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai data postes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan simpangan baku.

2. Uji Normalitas Data Postes

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data pretes yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data postes adalah sebagai berikut:

H0 : Data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


(37)

36

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0,05 maka diterima. 2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan uji kesamaan dua rata-rata. Apabila salah satu atau kedua kelas penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney

3. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%.

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians data postes adalah sebagai berikut:

H0: Varians postes untuk kedua kelas penelitian homogen H1: Varians postes untuk kedua kelas penelitian tidak homogen Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima 2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak 4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes

Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol atau tidak. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi varians kedua kelas yang diperoleh tidak homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan


(38)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi asumsi normalitas, maka pengujiannya digunakan statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata data postes adalah sebagai berikut

: : Keterangan.

: rata-rata data postes kemampuan representasi matematis kelas eksperimen.

: rata-rata data postes kemampuan representasi matematis kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima 2) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

c. Analisis Data Indeks Gain

Jika analisis data pretes menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan representasi matematis awal yang berbeda, maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis adalah data indeks gain. Peningkatan tersebut dihitung dengan menggunakan rumus indeks gain (Meltzer dalam Pratiwi, 2013) sebagai berikut.

Dalam Magfiroh (2013), indeks gain menurut Hake dapat diinterpretasikan kedalam beberapa kriteria sebagai berikut

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria

0, 7≤ g ≤ 1 Tinggi 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang 0 ≤ g < 0,3 Rendah


(39)

38

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Data indeks gain yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai berikut: 1. Deskriptif Statistik Data Indeks Gain

Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai data indeks gain yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan simpangan baku.

2. Uji Normalitas Data Indeks Gain

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data indeks gain yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data postes adalah sebagai berikut:

H0 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

3) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0,05 maka diterima. 4) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan uji kesamaan dua rata-rata. Apabila salah satu atau kedua kelas penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney

3. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data indeks gain kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%.


(40)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians data postes adalah sebagai berikut:

H0: Varians indeks gain untuk kedua kelas penelitian homogen H1: Varians indeks gain untuk kedua kelas penelitian tidak homogen Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

3) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima 4) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak 4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain

Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol atau tidak. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi varians kedua kelas yang diperoleh tidak homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi asumsi normalitas, maka pengujiannya digunakan statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata data postes adalah sebagai berikut

: : Keterangan.

: rata-rata data indeks gain kemampuan representasi matematis kelas eksperimen.

: rata-rata data indeks gain kemampuan representasi matematis kelas kontrol.


(41)

40

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

3) Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima 4) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket yang diberikan pada kelas eksperimen dan pedoman observasi. Pengolahan untuk masing-masing data kualitatif tersebut adalah sebagai berikut:

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE. Angket pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jenis angket yang diberikan berupa angket tertutup, maka untuk mengolah data yang diperoleh dari angket menggunakan skala Likert.

Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan pembobotan yang dipakai menurut Suherman dan Kusumah (1990) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kategori Jawaban Angket

Jenis Pernyataan Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Selanjutnya, menghitung rata-rata skor sikap masing-masing siswa dengan klasifikasi sebagai berikut:

1) Jika rata-rata skor siswa lebih besar dari 3, maka sikap siswa positif. 2) Jika rata-rata skor siswa kurang dari 3, maka sikap siswa negatif.


(42)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi b. Lembar Observasi

Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE. Pengolahan data hasil observasi ditulis secara dalam bentuk tabel kemudian dibuat uraian secara deskriptif dari hasil pengamatan observer.


(43)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran dengan metode IMPROVE terhadap kemampuan representasi matematis siswa di salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional.

2. Siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE, terhadap penggunaan LKS dan soal-soal representasi matematis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru matematika, pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE hendaknya dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk diimplementasikan di kelas dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga diharapkan representasi siswa dapat meningkat dan juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi semakin menarik dan menyenangkan. 2. Bagi peneliti, perlu adanya penelitian lanjutan terhadap jenjang pendidikan

lain maupun dalam topik lainnya dengan memperhatikan kemampuan siswa (tinggi, rendah, dan sedang).


(44)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Farhan. (2009). Penerapan Metode Personalized System Of Instruction (Psi) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Bandung). Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Bramapurnama, T. (2009) Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran Matematik Siswa SMP (Suatu Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Dewanto, P. Stanley. (2007). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis Mahasiswa Melalui Belajar Berbasis Masalah. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Fadillah, S. (2008). Representasi dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://fadillahatick.blogspot.com/2008/06/reoresentasi-matematik.html. [16 Agustus 2013].

Hudiono, B. (2005). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi pada Siswa SLTP. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hudoyo, H (2002). Representasi Belajar Berbasis Masalah. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya. ISSN: 085-7792. Tahun viii, edisi khusus.

Hutagaol, K. (2007). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Siswa SMP. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Jaenudin. (2008). Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa SMP. [Online] Tersedia:

http://sydney19.files.wordpress.com/2010/04/pengaruh-pendekatan-kontekstual-terhadap-kemampuan-representasi-matematik-beragam.pdf. [16 Agusus 2013].

Karamarski, B & Mevarech, Z. (2008). Metacognitive Discourse In Mathematics Classrooms. Bar-Ilan University. Israel.

Magfiroh, Q. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif (Interactive Conceptual Instruction) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung). Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(45)

60

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Mevarech, Z & Amrany, C. (2008). Immediete and Delayed Effects of

Metacognitive Instruction on Regulation of Cognition and Mathematis Achievement. Metacognitive Learning, 147-157.

Mudzakkir, Hera S. (2006). Strategi Pembelajaran “Think-Talk-Write” untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa SMP. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

NCTM (2000) Principles And Standards For School Mathematics. Reston, VA: NCTM

Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Permahaman dan Koneksi Matematik Siswa SMU Ditinjau dari Perkembangan Kognitif. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nur’avifah, N. (2011). Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan

Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nuryanto, Mochamad Dhany. (2009). Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung). Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Otrina, Meily. (2010). Peningkatan Pemahaman Matematik dan Berpikir Logis dengan Menggunakan Metode IMPROVE pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Pramudha, P. (20011) Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:

http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran-konvensional. [12 Desember 2013]

Pratiwi, D.E. (2013). Penerapan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Rohaeti, E.E. (2004). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode IMPROVE untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.


(46)

Nur Fitri Siti Afriani, 2014

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Sabirin, M. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi dan Representasi Matematis Siswa SMP. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Setiaji, D. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode IMPROVE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suherman, E. dan Kusumah,Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Suherman, E., dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan. Bandung: UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widiani, E. (2012). Penerapan Prinsip Brain Based Learning dalam Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Peserta Didik. Skripssi FPMPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Yulianti, H. (2009). Penerapan Model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skrpsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Yunaz, F. (2012). Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(1)

40

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

3) Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima

4) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket yang diberikan pada kelas eksperimen dan pedoman observasi. Pengolahan untuk masing-masing data kualitatif tersebut adalah sebagai berikut:

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE. Angket pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jenis angket yang diberikan berupa angket tertutup, maka untuk mengolah data yang diperoleh dari angket menggunakan skala Likert.

Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan pembobotan yang dipakai menurut Suherman dan Kusumah (1990) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kategori Jawaban Angket

Jenis Pernyataan Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Selanjutnya, menghitung rata-rata skor sikap masing-masing siswa dengan klasifikasi sebagai berikut:

1) Jika rata-rata skor siswa lebih besar dari 3, maka sikap siswa positif. 2) Jika rata-rata skor siswa kurang dari 3, maka sikap siswa negatif.


(2)

41

b. Lembar Observasi

Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE. Pengolahan data hasil observasi ditulis secara dalam bentuk tabel kemudian dibuat uraian secara deskriptif dari hasil pengamatan observer.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran dengan metode IMPROVE terhadap kemampuan representasi matematis siswa di salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional.

2. Siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE,

terhadap penggunaan LKS dan soal-soal representasi matematis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru matematika, pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE hendaknya dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk diimplementasikan di kelas dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga diharapkan representasi siswa dapat meningkat dan juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi semakin menarik dan menyenangkan. 2. Bagi peneliti, perlu adanya penelitian lanjutan terhadap jenjang pendidikan

lain maupun dalam topik lainnya dengan memperhatikan kemampuan siswa (tinggi, rendah, dan sedang).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Farhan. (2009). Penerapan Metode Personalized System Of Instruction (Psi) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Bandung). Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Bramapurnama, T. (2009) Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran Matematik Siswa SMP (Suatu Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan. Dewanto, P. Stanley. (2007). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel

Matematis Mahasiswa Melalui Belajar Berbasis Masalah. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Fadillah, S. (2008). Representasi dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://fadillahatick.blogspot.com/2008/06/reoresentasi-matematik.html. [16 Agustus 2013].

Hudiono, B. (2005). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi pada Siswa SLTP. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hudoyo, H (2002). Representasi Belajar Berbasis Masalah. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya. ISSN: 085-7792. Tahun viii, edisi khusus.

Hutagaol, K. (2007). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Siswa SMP. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Jaenudin. (2008). Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan

Representasi Matematik Beragam Siswa SMP. [Online] Tersedia:

http://sydney19.files.wordpress.com/2010/04/pengaruh-pendekatan-kontekstual-terhadap-kemampuan-representasi-matematik-beragam.pdf. [16 Agusus 2013].

Karamarski, B & Mevarech, Z. (2008). Metacognitive Discourse In Mathematics Classrooms. Bar-Ilan University. Israel.

Magfiroh, Q. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif (Interactive Conceptual Instruction) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP (Penelitian Eksperimen


(5)

60

Mevarech, Z & Amrany, C. (2008). Immediete and Delayed Effects of Metacognitive Instruction on Regulation of Cognition and Mathematis Achievement. Metacognitive Learning, 147-157.

Mudzakkir, Hera S. (2006). Strategi Pembelajaran “Think-Talk-Write” untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa SMP.

Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

NCTM (2000) Principles And Standards For School Mathematics. Reston, VA: NCTM

Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Permahaman dan Koneksi Matematik Siswa SMU Ditinjau dari Perkembangan Kognitif. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nur’avifah, N. (2011). Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan

Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nuryanto, Mochamad Dhany. (2009). Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung). Skripsi FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Otrina, Meily. (2010). Peningkatan Pemahaman Matematik dan Berpikir Logis dengan Menggunakan Metode IMPROVE pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Pramudha, P. (20011) Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia: http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran-konvensional. [12 Desember 2013]

Pratiwi, D.E. (2013). Penerapan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP.

Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Rohaeti, E.E. (2004). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode IMPROVE untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.


(6)

61

Sabirin, M. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi dan Representasi Matematis Siswa SMP. Disertasi pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Setiaji, D. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode IMPROVE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suherman, E. dan Kusumah,Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Suherman, E., dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan. Bandung: UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widiani, E. (2012). Penerapan Prinsip Brain Based Learning dalam Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Peserta Didik. Skripssi FPMPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Yulianti, H. (2009). Penerapan Model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skrpsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Yunaz, F. (2012). Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.