Pengaruh dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik pada remaja

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

EKA VERA RAHMI

206070004201

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M


(2)

(3)

(4)

i

REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

EKA VERA RAHMI Nim : 206070004201

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Zahrotun Nihayah, M.Si Natris Idriyani, M.Si

NIP. 19620724 198903 2001 NIP. 150 411 200

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(5)

ii

REMAJA”, telah dujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (Satu) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 15 Juni 2011

Sidang Munaqosyah

Dekan / Ketua Merangkap Pembantu Dekan / Sekretaris

Anggota Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130855522 NIP. 195612231983032001

Anggota

Dra. Diana Mutiah, M.Si Dra. Zarotun Nihayah, M.Si NIP.1967101996032001 NIP.19620724 198903 2001

Natris Idriyani, M.Si


(6)

iii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eka Vera Rahmi Nim : 206070004201

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik pada Remaja” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Jakarta, 15 Juni 2011

Eka Vera Rahmi Nim : 206070004201


(7)

iv

(B) Juni 2011 (C) Eka Vera Rahmi (D) 101 + lampiran

(E) Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik pada Remaja

(F) Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik motivasinya, karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula yaitu prestasinya ada yang tergolong tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu inteligensi, bakat, minat, motivasi serta lingkungan siswa yang teridiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan rumah seperti orang tua (Syah, 2005). Orang tua yang menyukai musik dan menyadari pentingnya pendidikan akan mendorong anak kearah kemajuan musiknya. Dan remaja yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, Arifudin, 2009)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar music pada remaja yang mengikuti kursus music di JM Music&Entertainment Pamulang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variablel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.

Analisis data yang digunakan menggunakan uji regresi ganda. Subyek yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja yang mengikuti kursus musik di JM Music&Entertainment Pamulang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan menggunakan raport selama mengikuti kursus musik. Instrumen yang digunakan adalah dukungan orang tua berdasarkan indikator Weiss (dalam Cutrona, 1994) yang berjumlah 41 item dan skala motivasi belajar berdasarkan indikator dari Woolfolk (1993) yang berjumlah 34 item.


(8)

v

sumbangsih sebesar 24.5% terhadap prestasi belajar musik pada remaja yang mengikuti kursus musik di JM Music&Entertainment Pamulang, sedangkan 75.5 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan atau menggunakan variabel lain selain dukungan orang tua dan motivasi belajar seperti inteligensi, bakat dan minat.


(9)

vi

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar pada Remaja”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si dosen pembimbing I dan juga sebagai Pudek III yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.

3. Ibu Natris Indriani, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Untuk kedua orangtuaku Pamudjo dan Hanifah, serta adik-adikku Tika Hardiyati dan Azwa Najmi Ramadhani, terimakasih atas semua dukungan, sumber inspirasi, semangat, kasih sayang serta doa yang telah kalian berikan kepada peneliti.

5. Papauwa Usman dan mamauwa Munani serta Rizqy Rachman yang telah memberi dukungan, semangat serta doa kepada peneliti.


(10)

vii

7. Sahabat-sahabat terbaikku para anggota “MEJA BESI” Ilmi, Rendy, Firman, Fajri serta Wawa, Netha dan Sukma. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Untuk Sutris Trescaver yang telah memberi memberi inspirasi, dukungan, semangat, dan doa selama penulis menyusun skripsi.

9. Bpk. Johanes selaku pemilik JM Music & Entertainment Pamulang yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian dan murid-murid JM Music & Entertainment terima kasih atas waktunya dan kesediaannya untuk menjadi responden.

10. Teman-teman Fakultas Psikologi Non-Reguler Angkatan 2006, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada peneliti. 11. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

karena dukungan dan pengertian mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis semoga mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.

Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah membantu penyelesaian laporan penelitian ini. Wassalam.

Jakarta, 15 Juni 2011


(11)

viii

HALAMAN PENGESAHAN. ... ii

HALAMAN PERNYATAAN. ... iii

ABSTRAKSI. ... iv

KATA PENGANTAR. ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR………...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Batasan dan Perumusan Masalah ...7

1.2.1 Pembatasan Masalah ...7

1.2.2 Perumusan Masalah ...8

1.3 Tujuan Penelitian ...9

1.4 Manfaat Penelitian ...9

1.5 Sistematika Penulisan ...10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prestasi Belajar Musik ...12

2.1.1 Definisi Prestasi belajar musik ...12

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ...14

2.1.3 Cara mengukur Prestasi Belajar ...20

2.2 Dukungan Orang Tua...20


(12)

ix

2.2.5 Dukungan Sosial dari Orang Tua ...28

2.3 Motivasi Belajar ...29

2.3.1 Definisi Motivasi Belajar...29

2.3.2 Macam-macam Motivasi Belajar ...31

2.3.3 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ...32

2.3.4 Fungsi Motivasi Belajar ...33

2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ...34

2.4 Masa Remaja ...35

2.4.1 Pengertian Remaja ...35

2.4.2 Ciri-ciri Masa Remaja ...35

2.4.3Tugas perkembangan remaja. ...39

2.4 JM Music&Entertainment. ...40

2.5 Kerangka Berpikir ...40

2.6 Hipotesis Penelitian ...43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ...45

3.2 Variabel Penelitian ...46

3.2.1 Identifikasi Variabel...46

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel ...46

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ...47

3.3 Subjek Penelitian ...48

3.3.1 Populasi dan Sampel...48


(13)

x

3.5 Prosedur Penelitian ...53

3.5.1 Persiapan penelitian ...53

3.5.2 Pengujian Alat Ukur ...54

3.5.3 Pelaksanaan Penelitian...56

3.5.4 Pengolahan Data ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden ...57

4.2 Deskripsi Data Penelitian ...57

4.2.1 Data Skor Skala Dukungan Orang Tua ...57

4.2.2 Data Skor Skala Motivasi Belajar ...59

4.2.3 Data Skor Prestasi Belajar Musik ...61

4.3 Hasil Uji Hipotesis ...63

4.3.1 Hasil Uji Regresi Aspek Dukungan Orang Tua Dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Musik ...63

4.3.2 Hasil Uji Regresi Variabel Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Musik. ...71

4.3.3 Hasil Uji Regresi Variabel Dukungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Musik. ...76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. ...81

5.2 Diskusi ...82


(14)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 86-87


(15)

xii

Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Motivasi Belajar ... 52

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 54

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Orang Tua ... 54

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar ... 55

Tabel 4.1 Skor Perolehan Skala Dukungan Orang Tua ... 59

Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Dukungan Orang Tua ... 60

Tabel 4.3 Skor Perolehan Skala Motivasi Belajar ... 61

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Skala Motivasi Belajar ... 62

Tabel 4.5 Skor Perolehan Skala Prestasi Belajar Musik ... 63

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar ... 64

Tabel 4.7 Model Summary Dukungan Orang tua Dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik ... 65

Tabel 4.8 Anova Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 66

Tabel 4.9 Coefficients Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 67

Tabel 4.10 Model Summary Aspek Reliable Alliance (Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 67

Tabel 4.11 Model Summary Aspek Reassure of Worth (Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 68

Tabel 4.12 Model Summary Aspek Attachment (Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 68

Tabel 4.13 Model Summary Aspek Guidance (Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 69

Tabel 4.14 Model Summary Aspek Sosial Integration (Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 69


(16)

xiii

dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 70 Tabel 4.17 Model Summary Aspek Motivasi Ekstrinsik (Dukungan

Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Musik) ... 71 Tabel 4.18 Model Summary Dukungan Orang Tua terhadap Prestasi

Belajar Musik ... 72 Tabel 4.19 Anova Dukungan Orang tua terhadap Prestasi Belajar Musik ... 73 Tabel 4.20 Coefficient Dukungan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar

Musik... 74 Tabel 4.21 Model Summary Aspek Reliable Alliance (Dukungan Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 74 Tabel 4.22 Model Summary Aspek Reassure of Worth (Dukungan

Orang Tua Prestasi Belajar Musik) ... 75 Tabel 4.23 Model Summary Aspek Attachment (Dukungan Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 75 Tabel 4.24 Model Summary Aspek Guidance (Dukungan Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 76 Tabel 4.25 Model Summary Aspek Sosial Integration (Dukungan Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 76 Tabel 4.26 Model Summary Aspek Opportunity to Provide (Dukungan

Orang Tua Prestasi Belajar Musik) ... 77 Tabel 4.27 Model Summary Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Musik ... 78 Tabel 4.28 Anova Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik ... 78 Tabel 4.29 Coefficients Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Musik... 79 Tabel 4.30 Model Summary Aspek Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar

terhadap Prestasi Belajar Musik) ... 80 Tabel 4.31 Model Summary Aspek Motivasi Ekstrinsik (Motivasi


(17)

(18)

xv

Lampiran 2 Skoring Dukungan Orang Tua Try Out

Lampiran 3 Skoring Motivasi Belajar Try Out

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Angket Field Test

Lampiran 6 Skoring Aspek Dukungan Orang Tua

Lampiran 7 Skoring Aspek Motivasi Belajar

Lampiran 8 Hasil Uji Regresi variabel Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Aspek Reliable Alliance dari Variabel Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Musik

Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Aspek Reassure of Worth dari Variabel Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Musik

Lampiran 11 Hasil Uji Regresi Aspek Attachment dari Variabel Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Musik

Lampiran 12 Hasil Uji Regresi Aspek Guidance dari Variabel Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Musik


(19)

xvi

Lampiran 14 Hasil Uji Regresi Aspek Opportunity to Provide Nurturance dari Variabel Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Musik

Lampiran 15 Hasil Uji Regresi Aspek Motvasi Instrinsik dari Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Musik

Lampiran 16 Hasil Uji Regresi Aspek Motivasi Ekstrinsik dari Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Musik


(20)

1

Pada bab ini akan dipaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu kegiatan yang tidak asing bagi manusia karena belajar merupakan salah satu ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan tertinggi diantara mahkluk lainnya dan selama hidupnya manusia selalu melakukan kegiatan tersebut. Manusia belajar untuk mengembangkan perilaku yang efektif dan efisien guna mencapai tujuannya.

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah yang dicapai siswa dalam menyerap pelajaran. Ada yang menyatakan hasil, potensi, nilai, dan ada pula yang menggunakan istilah prestasi. Prestasi menurut istilah adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Jadi prestasi itu bisa diartikan sebagai hasil dari berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan. Dengan prestasi belajar ini seorang guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya dalam menyampaikan pelajaran dan siswa dalam menerima pelajaran. Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan siswa.


(21)

Seorang guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional baik tujuan instruksional khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa, prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.

Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik motivasinya, karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula yaitu prestasinya ada yang tergolong tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu inteligensi, bakat, minat, motivasi serta lingkungan siswa yang teridiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan rumah (Syah, 2005)

Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, terdapat faktor motivasi dan lingkungan rumah. Lingkungan rumah yang dimaksud ialah bagaimana sikap, perhatian, dan minat orang tua. Dengan adanya motivasi yang muncul dari siswa tersebut dan adanya dukungan atau bentuk sikap dari orang tua akan menunjang prestasi belajar yang baik.

Begitu juga dengan prestasi belajar musik bagi remaja yang mengikuti kursus musik. Tentunya mereka menginginkan prestasi belajar musik yang baik selama mereka mengikuti kursus musik. Alasan remaja mengikuti kursus musik


(22)

pun beragam, ada yang memang keinginan mereka, atau hanya sekedar mengikut-ikuti temannya yang lebih dulu mengmengikut-ikuti kursus musik. Dari hasil wawancara terhadap 20 remaja yang dilakukan oleh peneliti, 60 % remaja menunjukkan minat mereka terhadap kegiatan musik baik disekolah maupun diluar sekolah. Dan minat mereka dengan kegiatan disekolah seperti paskibra ditunjukan oleh 20% remaja, 15% remaja mengaku menyukai basket, dan 5% remaja tertarik dengan taekwondo.

Remaja adalah suatu masa yang antara lain ditandai oleh sifat-sifat yang idealis, romantis, berkhayal, berharapan tinggi dan berkeyakinan (Gunarsa,2006). Beragam khayalan dan harapan remaja bermain musik, yaitu ingin memainkan alat musik dengan baik dan benar. Keberhasilan dan kegagalan mempunyai akibat-akibat dalam penyesuaian diri individu dengan lingkungannya. Orang tua, guru, dan orang dewasa lain ikut berperan, mengarahkan kehidupan remaja yang akan datang agar dapat mengenal apa yang menjadi aspirasi atau cita-cita mereka dan berusaha mengarahkan sesuai dengan batas-batas potensi yang dimiliki remaja.

Orang tua dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh (Shochib, 1998). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan


(23)

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan selama mengikuti kursus musik, selain remaja harus berusaha semaksimal mungkin tentunya dibutuhkan dukungan atau support dari orang terdekat seperti orang tua. Bentuk dukungan dari orang tua bisa bermacam-macam bentuknya. Seperti yang dikemukakan Weiss (dalam Cutrona, 1994) reliable alliance (hubungan yang dapat diandalkan), reassurance of worth (adanya pengakuan), attachment (kedekatan emosional), guidance (bimbingan), social integration (integrasi sosial) dan opportunity for nurturance (kesempatan untuk mengasuh). Dengan adanya dukungan tersebut, maka remaja merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan kursus musiknya, anak semakin tertarik dengan kursus yang ia tekuni, secara tidak langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan baik.

Dalam penelitian hasil kolaborasi antara Sloboda dan Howe (dalam Djohan, 2005), peneliti ini menemukan bahwa orang tua siswa yang gigih cenderung memberikan dukungan dan dorongan untuk anaknya selama tahap awal usia dini dalam perkembangan musik dan akan semakin dipertajam sampai anaknya menjadi lebih mudah menata diri dalam memainkan alat musik. Sebaliknya, anak yang mudah menyerah untuk belajar musik cenderung datang dari keluarga yang orang tuanya memiliki sedikit keterlibatan pada tahap awal belajar tetapi memaksa anaknya untuk latihan ketika usia remaja. Kondisi ketika


(24)

motivasi sudah melemah biasanya membuat orang tua berupaya habis-habisan agar anaknya belajar musik. Dari hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, dukungan yang diberikan orang tua kepada anaknya dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar musik. Orang tua yang menyukai musik dan menyadari pentingnya pendidikan akan mendorong anak kearah kemajuan musiknya. Perhatian yang besar serta dukungan dari orang tua dibutuhkan agar anak dapat memperoleh prestasi yang baik. Seperti misalnya orang tua menemani pada saat anak berlatih musik dan dengan antusias mendengarkan lagu yang dimainkan.

Dalam Gunarsa (2006) ada beberapa hal untuk memiliki syndrome achievment atau proses untuk mencapai hasil, yang pertama aspirasi. Dalam bercita-cita remaja mencapai tujuan, yang merupakan hasil latihan dari rumah dan sekolah yang mengajarkan arti reputasi di mata masyarakat. Yang keduamotivasi, motivasi melengkapi dorongan yang dibutuhkan remaja untuk mengarahkan tenaganya dalam mengarah ke tujuan yang dicita-citakannya. Dan yang ketiga ialah nilai keberhasilan. Remaja harus belajar menilai tujuan-tujuannya dan menentukan bagaimana mereka harus menyesuaikan dengan harapan-harapan masyarakat, sehingga cita-cita itu menjadi bernilai. Kuatnya Syndrome Achievment ditentukan oleh macam latihan yang dialami remaja. Orang tua yang memiliki cita-cita rendah untuk anaknya akan memberi sedikit latihan untuk mencapai tujuan-tujuan dan sedikit motivasi untuk mencapai hasil. Dari ketiga bagian syndrome, yang paling penting adalah motivasi.


(25)

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Proses belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar penting peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.(Arifudin, 2009)

Dorongan berprestasi atau keinginan remaja untuk berprestasi berhubungan erat dengan aspek kepribadian yang perlu dibina sejak kecil khususnya dalam keluarga. Keluarga dan suasana keluarga menjadi tempat yang baik untuk menanamkan dan mengembangkan dorongan berprestasi. Cara orang tua bertindak sebagai orang tua yang melakukan pola asuh terhadap anak memegang peranan penting dalam menanamkan dan membina dorongan berprestasi pada anak dan remaja. Orang tua bisa secara langsung mengajarkan agar apa yang dilakukan oleh anak harus mencapai hasil sebaik-baiknya, karena dengan hasil yang baik, akan banyak membawa keuntungan bagi perkembangan diri dan hari depannya (Gunarsa, 2004).

Pada dasarnya besar atau kecil pengaruh lingkungan dalam menumbuhkan motivasi belajar, tergantung kepada lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini lingkungan yang mempengaruhi motivasi belajar terdiri dari : lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan


(26)

keluarga merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar, khususnya orang tua.

Mengingat begitu pentingnya dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Dukungan Orang tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik pada remaja”.

1.2. Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian, dibawah ini akan kami jelaskan batasan masalah yang digunakan sebagai berikut:

1. Dukungan orang tua ialah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti. Dalam penelitian ini dukungan orang tua yang dimaksud ialah reliable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, socialintegration dan opportunity for nurturance.

2. Motivasi belajar ialah suatu pendorong dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, tingkah laku, latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik pada individu yang diperoleh melalui pengalaman dari berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini motivasi yang


(27)

dimaksud adalah motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

3. Prestasi Belajar Musik ialah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha memainkan tangga nada, mengatur tempo, dan memainkan lagu dengan posisi duduk dan posisi jari saat memainkan alat musik dengan benar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

4. Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 14-18 tahun. Yang mengikuti kursus musik di JM Music & Entertainment

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan maslaah yang telah disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dukungan orang tua dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek reliable alliance dari

variabel dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek reassurance of worth

dari variabel dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek attachment dari

variabel dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek guidance dari variabel

dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek social integration dari


(28)

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek opportunity for nurturance dari variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek motivasi instrinsik dari

variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara aspek motivasi ekstrinsik dari

variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik pada Remaja. Dan ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari aspek-aspek dukungan orang tua yaitu

reliable alliance , reassurance of worth, attachment, guidance, social integration, opportunity for nurturance serta pengaruh dari aspek-aspek motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik terhadap prestasi belajar musik remaja.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian ini selain diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuwan dalam bidang psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan mengenai peran dukungan orang tua serta motivasi belajar dalam prestasi belajar musik remaja.

1.4.2. Manfaat praktis


(29)

orang tua atau pun pada remaja tentang perlu tidaknya dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik pada remaja. Agar kelak remaja mendapat prestasi belajar yang memuaskan.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi atas lima bab, sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan memuat latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Didalam bab ini akan dibahas sejumlah teori dukungan orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar musik yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti secara sistematik, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pendekatan penelitian, definisi konseptual dan operasional variabel, populasi dan sampel, pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB 4HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian dalam mendeskripsikan hasil penelitian mengenai gambaran umum responden penelitian dan hasil uji hipotesis.


(30)

Pada bagian ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan beberapa landasan teori diantaranya mengenai dukungan orang tua, teori motivasi belajar dan prestasi belajar, serta kerangka berpikir dan hipotesa.

2.1. Prestasi Belajar Musik

2.1.1. Definisi prestasi belajar musik

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Prestasi itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (1997) yaitu karya hasil yang dicapai. Sedangkan Winkel (dalam Apollo, 2005) mengungkapkan bahwa prestasi ialah bukti usaha yang dapat dicapai. Selanjutnya, Soemartono (dalam Appolo, 2005) menyatakan bahwa prestasi adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu. Dapat disimpulkan bahwa prestasi ialah suatu nilai atau usaha yang menunjukkan hasil yang telah dicapai.


(32)

Belajar ialah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan dalam Purwanto,1992). Sedangkan menurut Chaplin (dalam Syah, 2005) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ialah ialah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Menurut Apollo (2005) prestasi belajar adalah nilai yang telah diperoleh siswa dalam kurun waktu tertentu yang menyangkut seluruh bidang studi yang nampak dalam bentuk angka raport. Selanjutnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) mengartikan prestasi belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, yang ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga dikatakan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diukur melalui evaluasi (Akbar & Hawrdi dalam Apollo, 2000).

Selanjutnya Chaplin (2002) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu ukuran mengenai kemampuan seseorang pada saat sekarang dalam melaksanakan suatu tugas

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar yang ditunjukkan dalam bentuk simbol angka-angka, berdasarkan penafsiran perubahan, sikap dan tingkah laku individu.


(33)

Sedangkan musik sendiri ialah bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi (Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 1997) . Menurut Shin Nakagawa (2000) musik merupakan kata serapan dari bahasa yunani yaitu mousike yang berarti musik. Jika membicarakan masalah musik tentu tidak akan lepas dari bahasa musikologi, yaitu bahasa mengenai musik dipandang sebagai keindahan. Musik merupakan suatu keindahan yang mengelilingi hampir seluruh kehidupan kita (Mirian Wood, 1983). Jadi, musik merupakan hasil dari menyusun dan mengkombinasikan suara untuk membentuk sesuatu yang indah ataupun tidak indah yang merupakan ekspresi emosi manusia.

Dan berdasarkan raport dari JM Music& Entertainment indikator-indikator dalam penilaian memainkan alat musik memainkan tangga nada, mengatur tempo, dan memainkan lagu dengan posisi duduk dan posisi jari saat memainkan alat musik dengan benar.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar musik hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha memainkan tangga nada, mengatur tempo, dan memainkan lagu dengan posisi duduk dan posisi jari saat memainkan alat musik dengan benar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Suryabrata (1989) terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa disekolah, yaitu:


(34)

1. Faktor ekstern (dari luar siswa), meliputi:

a. Lingkungan alam : tempat tinggal, keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang belajar dalam kondisi udara yang segar hasilnya akan lebih baik dibandingkan siswa yang tinggal di daerah yang suhunya panas dan pengap.

b. Lingkungan sosial : lingkungan yang berkaitan dengan orang-orang yang berada di sekitar individu, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, dan teman sebaya. Lingkungan sosial yang tidak aman atau tidak sehat akan menganggu konsentrasi siswa dalam belajar. c. Instrumental : faktor-faktor yang ada dan penggunannya dirancang

untuk memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Instrumental berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar.

2. Faktor intern (dalam diri siswa), meliputi:

a. Kondisi fisiologis: keadaan fisik atau jiwa individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang segar dan sehat akan berbeda hasilnya belajar dibandingkan dengan siswa yang sedang mengalami kelelahan atau sakit.

b. Kondisi psikologis: intelegensi atau kecerdasan

Menurut Syah (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum, faktor-faktor tersebut dapat digolongkan atas faktor internal siswa (faktor dari dalam diri siswa) dan dari faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa).


(35)

1. Faktor Internal Siswa (Faktor dari dalam diri siswa)

Faktor internal ini meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan, sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik merupakan syarat yang memungkinkan belajar berlangsung dengan baik. Dengan sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang sangat memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting karena sebagian hal yang dipelajari manusia melalui penglihatan dan pendengaran.

b.Aspek Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar


(36)

seseorang. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Dimana faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, yaitu:

1. Inteligensi Siswa

Inteligensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psikis-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Sebagaimana diungkapkan oleh Syah (2005) bahwa inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Inteligensi atau kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan yang sedang maupun rendah.

2. Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)


(37)

dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2005). Sikap siswa yang positif terutama pada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik untuk proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika sikap siswa negatif terhadap guru dan mata pelajarannya, apalagi bila diiringi dengan kebencian kepada guru atau mata pelajaran tertentu dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa tersebut akan kurang memuaskan.

3. Bakat Siswa

Secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin dalam Syah, 2005). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing (Syah, 2005).

4. Minat Siswa

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa, sebab minat itu sendiri adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005). Dalam konteks ini minat seseorang yang besar akan mempengaruhinya untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu tersebut secara terus-menerus. Pada situasi belajar mengajar di sekolah, misalnya siswa yang


(38)

berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan cenderung untuk memusatkan perhatiannya secara terus menerus selama proses belajar mengajar berlangsung.

5. Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu (Syah, 2005). Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitmen dan Reber dalam Syah, 2005).

2. Faktor Eksternal Siswa (Faktor dari luar diri siswa)

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.

A. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan sosial di sekolah adalah guru, staf administrasi, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa, dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegitana belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik


(39)

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa (Syah, 2005).

B. Lingkungan Non-Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial meliputi gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini yang dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa (Syah, 2005).

2.1.4 Cara Mengukur Prestasi Belajar

Dalam pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi (Azwar, 2002). Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa kita dapat mengukur prestasi belajar siswa dari hasil atau nilai ulangan-ulangan harian dan berbagai macam jenis tes yang diadakan oleh pihak sekolah yang bersangkutan.

2.2. Dukungan Orang tua

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Keluarga, khususnya orangtua sebagai lembaga yang pertama kali dikenal oleh individu mempunyai peranan yang cukup penting dalam bersosialisai terhadap lingkungannya.


(40)

non verbal, saran, bantuan yang nyata yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Sarafino (1990) yang mengatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang tua terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.

Sarason (1991) dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya.

Selanjutnya Taylor (2003) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi, serta merasa dirinya dicintai dan diperhatikan, terhormat dan dihargai.

Weiss (dalam Cutrona, 1994) mengemukakan dukungan sosial sebagai hubungan dari orang-orang yang dapat diandalkan, bimbingan serta kedekatan emosional terhadap suatu individu yang membuat dirinya mendapatkan pengakuan. Adapun komponen-komponen menurut weiss dapat berdiri sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan, dan Weiss membaginya kedalam jenis-jenis dukungan sosial yaitu Reliable alliance, Guidance, Opportunity for


(41)

nurturance, Attachment, Social integration, Reassurance of worth

Sedangkan Brehm dan Kassin (1990) mengemukakan empat tipe dukungan sosial, yaitu:

a. Berdasarkan kontak sosial

Dukungan sosial dilihat dari banyaknya kontak sosial yang dilakukan oleh individu. Pengukuran kontak sosial dalam konteks ini dilihat dari status perkawinan, hubungan saudara atau teman, keanggotaan dalam organisasi informal

b. Berdasarkan jumlah pemberi dukungan

Dukungan sosial diartikan jumlah individu yang memberikan bantuan kepada seseorang yang membutuhkan. Semakin banyak individu memberikan bantuan, semakin sehat kehidupan individu itu.

c. Berdasarkan kedekatan hubungan

Dukungan sosial disini didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima dukungan, bukan kuantitas pertemuan. d. Berdasarkan tersedianya pemberi dukungan

Individu yang yakin akan bahwa akan ada orang yang membantunya bila ia mengalami kesulitan, cenderung lebih percaya diri dan sehat daripada individu yang tidak merasa yakin bilaman ada orang yang bersedia membantunya. Hal ini senada dengan Sarason (dalam Brehm dan kassim, 1990) yang menyatakan dukungan sosial merupakan tersedianya sumber yang dapat diapnggil seketika bila dibutuhkan untuk memberi dukungan. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan,


(42)

kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti

Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan sosial yang berasal dari keluarga khususnya orang tua, karena orang tua merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam proses belajar anak.

2.2.2 Jenis-jenis dukungan Sosial

Jenis-jenis dukungan sosial merupakan suatu cara yang mewujudkan bisa dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu yang satu ke individu yang membutuhkan. Weiss dalam (Cutrona , 1994), membagi dukungan sosial ke dalam 6 bagian yang berasal dari hubungan dengan individu lain yaitu:

a. Reliable alliance (Hubungan yang dapat diandalkan)

Pengetahuan yang dimiliki individu bahwa individu dapat mengandalkan bantuan yang nyata yang dibutuhkan, individu yang menerima bantuan ini akan merasa tenang karena individu menyadari ada orang yang dapat diandalkan untuk menolong bila individu mengahadapi kesulitan

b. Guidance (Bimbingan)

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya.

c. Reassurance of worth (Adanya Pengakuan)


(43)

kemampuan dan kualitas individu, dukungan ini akan membuat individu merasa dihargai dan diterima, misalnya memberikan pujian kepada individu karena telah melakukan sesuatu yang baik.

d. Attachment (Kedekatan emosional)

Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerimanya, kedekatan dapat memberikan rasa aman.

e. Social integration (Integrasi Sosial)

Dikaitkan dengan dukungan yang dapat menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena menjadi anggota didalam kelompok dalam hal ini dapat membagi minat, serta aktifitas sosialnya sehingga individu merasa dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut.

f. Opportunity to nurturance (Kesempatan untuk Mengasuh)

Dukungan ini berupa perasaan bahwa individu dibutuhkan oleh orang lain, jadi dalam hal ini subjek merupakan sumber dukungan bagi orang yang mendukungnya.

Sedangkan menurut Sarafino (1998) membagi dukungan sosial ke dalam 4 bentuk, yaitu:

1. Dukungan emosi (Emotional Support)

Dukungan emosi adalah suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian terhadap individu yang lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan perasaan nyaman, perasaan dilibatkan, dan dicintai oleh individu yang


(44)

bersangkutan

2. Dukungan penghargaan (Esteem support)

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian yang positif untuk individu, dorongan untuk maju dan pemberian semangat, dan juga perbadingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini menitikberatkan pada adanya ungkapan belajar penilaian yang positif atas individu dan penerimaan individu apa adanya. Bentuk dukungan ini membentuk perasaan dalam diri individu bahwa ia berharga, mampu dan berarti.

3. Dukungan instrumental (Tangible or instrumental support)

Merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan langsung misalnya pemberian dana atau memberi bantuan berupa tindakan nyata atau benda.

4. Dukungan informasi (Informational support)

Dukungan ini dapat diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran, penghargaan, pemberian umpan balik mengenai apa yang dilakukan individu

2.2.3 Sumber Dukungan Sosial

Gottlieb (1983) mengemukakan adanya sumber dukungan sosial dapat berasal dari hubungan dengan profesional dan non-profesional. Sumber non profesional misalnya keluarga orang tua, teman pasangan dan lainnya. Sedangkan hubungan profesional misalnya hubungan dengan psikolog.


(45)

Hubungan non profesional atau disebut dengan significant others dalam kehidupan seseorang dikatakan oleh Gottlieb (1983) sebagai hubungan yang menempati bagian tersebar dari kehidupan seseorang dan menjadi sumber dukungan sosial yang potensial. Hal ini dimungkinan karena hubungan dengan non professional:

- Mudah diperoleh

- Memiliki kesesuaian norma dengan penerima dukungan. Seperti apa dan bagaimana seharusnya dukungan sosial yang diberikan

- Berakar pada hubungan yang setara antara pemberi dan penerima dukungan

- Variabilitas dukungan yang diberikan sangat luas dari sekedar menjadi pendengar sampai pemberi dukungan materi

- Bebas biaya dan label psikologis yang sering ditimbulkan bila berhubungan dengan professional, misalnya dicap sebagai orang yang tidak sehat mentalnya

2.2.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Menurut Duffy and Wong (2006), ada berbagai cara untuk mengukur dukungan sosial seperti:

a. Social Embedness

Ciri khas dari bentuk pengukuran ini adalah bahwa dukungan sosial yang diterima seseorang diukur dari jumlah hubungan atau interaksi yang dijalin individu dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Individu yang


(46)

memiliki hubungan yang lebih banyak dikatakan memiliki dukungan sosial yang lebih besar. Dengan demikian bentuk pengukuran ini tidak melihat kualitas interaksi yang terjalin bagi individu yang bersangkutan

b. Enacted Support

Ciri khas dari bentuk ini adalah bahwa dukungan sosial yang diterima seseorang didasarkan pada frekuensi tingkah laku dukungan yang diterima seseorang didasarkan pada frekuensi tingkah laku dukungan yang diterima individu. Jadi secara konkrit, berapa jumlah orang yang mendukung dan berapa kali dukungan tersebut diberikan tanpa melihat dari sudut persepsi individu penerima dukungan.

c. Perceived Social Support

Ciri khas pengukuran ini adalah bahwa pengukuran dukungan sosial yang diterima seseorang didasarkan pada kualitas dukungan yang diterima sebagaimana dipersepsikan oleh si penerima dukungan sosial. Semakin kuat seseorang merasa dukungan, semakin kuat kualitas dukungan yang diterima. Dalam hal ini, dapat saja terjadi seseorang mempersepsikan kurangnya dukungan sosial dari sumber dukungan yang diterima, padahal ia memiliki jaringan sosial yang banyak. Sementara itu ada individu yang mempersepsikan dukungan sosial yang diterima lebih besar daripada yang diberikan sumber dukungan sosialnya. Dengan demikian, berbeda dari dua bentuk pengukuran yang lain karena bentuk pengukuran ini sudaha meninjau dari sudut persepsi individu si penerima dukungan


(47)

2.2.4 Dukungan Sosial dari Orang Tua

Orang tua dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh (Shochib, 1998). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Orang tua memberi peranan penting dalam tahap belajar anak dan prestasinya, yaitu berupa dukungan atau support. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. Sama halnya dengan anak yang mengikuti les atau kursus musik. Orang tua bisa memberikan salah satu bentuk dukungannya kepada anak dengan mempertimbangkan beberapa hal ketika memilih les atau kursus untuk anak, yaitu melihat bakat anak, kualitas les atau kursus, lokasi tempat les, dan lingkungan tempat les serta biaya yang perlu dikeluarkan. (Novita, 2007)

2.3. Motivasi Belajar

2.3.1 Definisi Motivasi Belajar


(48)

energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan motivasi untuk belajar. Hal ini merupakan karakteristik dasar dari manusia. Sejak lahir sampai dewasa manusia tidak pernah berhenti untuk belajar.

Menurut Woolfolk (1995) motivastion is usually defined as an internal state that arouses, directs, and maintains behavior, yaitu keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku.

Sedangkan menurut Purwanto (1992) motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Dapat dikatakan bahwa motivasi yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Di mana dalam belajar manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mengekspresikannya secara langsung lewat indera.

Menurut Morgan (dalam Purwanto,1992) belajar ialah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Syah, 2005) belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat


(49)

latihan dan pengalaman.

Dari berbagai macam definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ialah ialah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar. Hal ini pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan tidak menyentuh kebutuhannya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Menurut Pintrich dan Schunk (1996) motivated learning is motivation to acquire skills and stratefies rather than to perform tasks yang berarti motivasi belajar ialah motivasi untuk menguasai keahlian dan strategi untuk mengerjakkan tugas.

Menurut Winkel (dalam Abror, 1993) motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Dapat disimpulkan motivasi belajar ialah suatu pendorong dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, tingkah laku, latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik pada individu yang diperoleh pengalaman dari berinteraksi dengan lingkungannya


(50)

2.3.2 Macam-macam Motivasi Belajar

Dalam perwujuadannya motivasi belajar siswa berada antara satu sama lain, sesuai dari arah, tujuan, dan keinginan siswa tersebut. Motivasi dapat hadir dari dua faktor dalam diri individu, yakni dari dalam diri individu dan dari luar diri individu, keduanya sangat berperan dalam berperilaku. Faktor tersebut dikenal dengan faktor internal dan eksternal. Abror (1993) membagi motivasi berdasarkan atas macamnya menjadi dua, yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Yang berhubungan dengan minat, kebutuhan, kenikmatan dan rasa ingin tahu (Woolfolk 1995). Menurut Djamarah (2002) motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar. Seperti pujian, tekanan sosial dan hukuman (Woolfolk 1995). Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak


(51)

didik mendapatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situasion). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, san sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar (Djamarah, 2002).

2.3.3 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktifitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yang dikemukakan oleh Djamarah (2002) sebagai berikut:

 Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

 Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

 Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

 Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

 Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar


(52)

2.3.4 Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat diperlukan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi, motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Djamarah (2002) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculnya minat untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari.

2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik ini merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian akan terjelma dalam gerakan psikofisik.

3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat meyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, diperlukan pengelompokkan faktor belajar yang berguna untuk membantu memperjelas hakekat proses belajar dan juga kondisi yang mempengaruhinya. Dimyati (2006) menjelaskan tentang faktor-faktor yang


(53)

mempengaruhinya motivasi belajar, yakni: a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, disamping itu cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf . keberhasilan membaca suatu buku bacaan, akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan

c. Kondisi siswa

Kondisi jiwa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang yang sedang sakit, marah, lapar akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar, anak yang dalam keadaan marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar. d. Kondisi lingkungan siswa


(54)

sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh.

2.4. Masa Remaja

2.4.1 Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh atau ”tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock,E.B 1991).

2.4.2 Ciri-ciri Masa Remaja

Seperti halnya dengan semua peiode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri tersebut akan diterangkan secara singkat dibawah ini. (Hurlock ,E.B 1991)

1. Masa Remaja sebagai periode yang penting

Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode ini, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting


(55)

karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Karena pada periode remaja ini, kedua-duanya sama penting.

2. Masa Remaja sebagai periode peralihan

Pada masa peralihan ini, peralihan tidak terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Adapun perubahan fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku individu dan mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.

Dalam setiap periode peralihan, status indvidu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi sorang anak dan juga bukan orang dewasa.

3. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga. Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Pertama meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.


(56)

Kedua perubahan tubuh. Ketiga Perubahan Minat dan peran. Keempat

perubahan minat dan pola perilaku, dan yang Kelima sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahannya.

4. Masa Remaja sebagai Usia bermasalah

Setiap masa periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Serta kebanyakan dari mereka yang ingin mengatasi masalahnya dengan sendiri, yaitu dengan menolak bantuan orang tua dan guru-guru. Namun banyak juga dari mereka yang tidak mampu mengatasinya dengan sendiri, sebab karena ketidakmampuannya mereka untuk mengatasi masalahnya tersebut dengan cara yang mereka yakini, banyak remaja yang pada akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

5. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas

Identitas yang dicari para remaja yaitu berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat. Adapun salah satu cara remaja untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status atau dalam bentuk mobil, pakaian, dan kepemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat. Dengan cara ini remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu baik di dalam kelompoknya ataupun masyarakat.


(57)

Streotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri. Dalam membahas masalah streotip budaya remaja, Anthony menjelaskan, ”streotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja. Adapun anggapan adapula anggapan yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, yang mengakibatkan orang dewasa untuk membimbing mereka para remaja.

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan melaui kaca berwarna merah jambu, ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temanya, yang menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Dan remaja juga mudah sakit hati apabila orang lain mengecewakannya apabila ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan streotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Adapun remaja yang menggunakan cara merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang dan perbuatan seks, yang mereka lakukan untuk


(58)

memberikan citra yang mereka inginkan.

2.4.3 Tugas Perkembangan Remaja

Adapun tugas-tugas perkembangan pada remaja yaitu,

1. Mencaai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa

lainnya

6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

7. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi

2.5

JM Music & Entertainment

JM Music & Entertainment adalah sarana untuk berlatih bermain musik yang berdiri sejak tahun 2008. Siswa di JM Music & Entertainment beragam mulai dari anak-anak usia 5 thn sampai dengan remaja berusia 18 thn. Alat-alat musik yang ditawarkan di tempat kursus ini bermacam-macam, gitar, piano, drum, vocal, saxophone, dan biola. . Siswa berlatih tiap 1 kali dalam seminggu dengan durasi 45 menit. Adapun biaya untuk mengikuti les tersebut ialah Rp.180.000 perbulan untuk piano, keyboard, vocal, gitar dan bass dan Rp. 200.000 perbulan untuk


(59)

drum serta Rp. 300.000 untuk saxophone dan biola. Untuk mencapai level selanjutnya, diadakan tes atau semacam ujian. Dan jika berhasil menjalani ujian, siswa mendapat sertifikat serta raport sebagai tanda bahwa siswa mampu mencapai level selanjutnya.

2.6. Kerangka Berpikir

Orang tua dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh (Shochib, 1998). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Bentuk dukungan dari orang tua bisa bermacam-macam bentuknya. Seperti yang dikemukakan Weiss (dalam Cutrona, 1994) reliable alliance

(hubungan yang dapat diandalkan), reassurance of worth (adanya pengakuan), attachment (kedekatan emosional), guidance (bimbingan), social integration

(integrasi sosial) dan opportunity for nurturance (kesempatan untuk mengasuh). Dengan adanya dukungan tersebut, maka remaja merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan kursus musiknya, anak semakin tertarik dengan kursus yang ia tekuni, secara tidak


(60)

langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan baik.Dengan adanya dukungan diatas, maka remaja merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan kursus musiknya, anak semakin tertarik dengan kursus yang ia tekuni, secara tidak langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan baik.

Adapun sebaliknya, jika remaja tidak mendapat dukungan dari orang tuanya akan membawa dampak yang negatif dalam pencapaian prestasi belajar musiknya. Seperti remaja tidak dihargai dalam bermusik, berkurangnya minat anak dalam bermusik.

Selain itu dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar (Djamarah, 2002). Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Proses belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar penting peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.(Arifudin, 2009)


(61)

Berdasarkan uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan orang tua dan motivasi belajar berperan dalam prestasi belajar musik pada remaja yang mengikuti kursus musik. Dukungan orang tua dapat dilihat dari sikap orang tua yang menyukai musik, menyadari akan pentingnya pendidikan yang mendorong remaja ke arah kemajuan musiknya, dan kepedulian orang tua seperti mengantar anaknya ke tempat kursus dan mendengarkan anaknya saat bermain musik. Dan motivasi remaja dalam belajar memainkan alat musik untuk mendapatkan prestasi yang baik.

Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik pada remajayang mengikuti kursus.


(62)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

DUKUNGAN ORANG TUA 1. Reliable Alliance

2. Reassurance of worth 3. Attachment

4. Guidance PRESTASI

5. Social Inegration BELAJAR

6. Opportunity for nurturance MUSIK

MOTIVASI BELAJAR

1. Motivasi Instrinsik

2. Motivasi ekstrinsik

2.6 Hipotesis Penelitian

Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara dukungan orang tua dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar musik pada remaja

Ha1 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek relliable alliance dari variaebel

dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik

Ha2 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek reassurance of worth dari


(63)

Ha3 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek attachment dari variabel

dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik

Ha4 :Ada pengaruh yang signifian antara aspek guidance variabel dukungan orang

tua terhadap prestasi belajar musik

Ha5 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek social integration dari variabel

dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik

Ha6 :Ada pengaruhyang signifikan antara aspek opportunity for nurturance dari

variabel dukungan orang tua terhadap prestasi belajar musik

Ha7 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek motivasi instrinsik dari variabel

motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik

Ha8 :Ada pengaruh yang signifikan antara aspek motivasi ekstrinsik dari variabel


(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang diambil menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari obyek penelitian memiliki realitas dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan, serta hubungannya dapat diukur.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis korelasional. Penelitian korelasi yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. (Sevilla, 1993)

Melalui penelitian tersebut kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh suatu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain.


(65)

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih dari nilai atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri (Kerlinger dalam Sevila 1993) menyebut variabel sebagai suatu konstruk (properties) atau sifat yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah :

Variabel Independent 1 (X1): dukungan orang tua variabel Independent 2 (X2): motivasi belajar variabel Dependent (Y): prestasi belajar musik

3.2.2 Definisi Konseptual

Definisi Konseptual dari penelitian ini aialah:

1. Dukungan Orang Tua adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti. Dukungan orang tua yang dimaksud ialah reiable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, social integration, dan opportunity for nurturance

2. Motivasi belajar adalah sebuah kondisi fisiologis dan psikologis terdapat dalam dan luar diri individu yang mendorong seseorang untuk melakuan aktivitas belajar guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang dimaksud


(1)

HASIL UJI REGRESI ASPEK ATTACHMENT TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MUSIK

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11628.578 3 3876.193 5.766 .001a

Residual 51091.309 76 672.254

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), attachment, reliable, reassure b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 467.898 30.078 15.556 .000

reliable -4.942 1.910 -.280 -2.587 .012

reassure -1.539 .858 -.198 -1.794 .077

attachment 3.766 1.742 .228 2.161 .034

a. Dependent Variable: raport

Model Summary

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .431a .185 .153 25.92786 .185 5.766 3 76 .001


(2)

HASIL UJI REGRESI ASPEK GUIDANCE TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MUSIK

Model Summary

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .431a .186 .143 26.09160 .186 4.283 4 75

.004 a. Predictors: (Constant), guidance, reliable, reassure, attachment

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11662.031 4 2915.508 4.283 .004a

Residual 51057.857 75 680.771

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), guidance, reliable, reassure, attachment b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 468.424 30.361 15.429 .000

reliable -4.867 1.951 -.276 -2.494 .015

reassure -1.461 .932 -.188 -1.569 .121

attachment 3.978 1.998 .241 1.991 .050

guidance -.162 .729 -.030 -.222 .825


(3)

HASIL UJI REGRESI ASPEK SOCIAL INTEGRATION TERHADAP

PRESTASI ELAJAR MUSIK

Model Summary

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .443a .196 .142 26.10344 .196 3.609 5 74

.006

a. Predictors: (Constant), s.integration, reliable, reassure, attachment, guidance

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12297.071 5 2459.414 3.609 .006a

Residual 50422.817 74 681.389

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), s.integration, reliable, reassure, attachment, guidance b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 462.074 31.079 14.868 .000

reliable -4.233 2.060 -.240 -2.055 .043

reassure -1.525 .934 -.196 -1.633 .107

attachment 3.443 2.074 .208 1.660 .101

guidance -.541 .829 -.100 -.653 .516

s.integration 1.360 1.409 .137 .965 .337


(4)

HASIL UJI REGRESI ASPEK OPPORTUNITY TO PROVIDE

TERHADAP PRESTASI ELAJAR MUSIK

Model Summary

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .463a .214 .149 25.98661 .214 3.313 6 73 .006

a. Predictors: (Constant), opportunity, reliable, attachment, reassure, s.integration, guidance

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13422.712 6 2237.119 3.313 .006a

Residual 49297.175 73 675.304

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), opportunity, reliable, attachment, reassure, s.integration, guidance b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 446.683 33.157 13.472 .000

reliable -4.709 2.083 -.267 -2.260 .027

reassure -1.157 .973 -.149 -1.189 .238

attachment 3.149 2.078 .190 1.516 .134

guidance -.650 .830 -.120 -.784 .435

s.integration 1.114 1.415 .113 .788 .434

opportunity 4.044 3.132 .146 1.291 .201


(5)

REGRESI MOTIVASI INSTRINSIK TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MUSIK

Model Summary

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .162a .026 .014 27.98148 .026 2.106 1 78 .151

a. Predictors: (Constant), instrinsik

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1648.748 1 1648.748 2.106 .151a

Residual 61071.140 78 782.963

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), instrinsik b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 363.095 28.729 12.638 .000

instrinsik .790 .545 .162 1.451 .151


(6)

HASIL REGRESI MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MUSIK

Model Summary

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .163a .027 .001 28.15947 .027 1.048 2 77 .356

a. Predictors: (Constant), ekstrinsik, instrinsik

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1662.303 2 831.151 1.048 .356a

Residual 61057.585 77 792.956

Total 62719.888 79

a. Predictors: (Constant), ekstrinsik, instrinsik b. Dependent Variable: raport

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 361.966 30.175 11.996 .000

instrinsik .739 .675 .152 1.095 .277

ekstrinsik .126 .961 .018 .131 .896


Dokumen yang terkait

DUKUNGAN ORANG TUA, MOTIVASI DAN SARANA Dukungan Orang Tua, Motivasi Dan Sarana Transportasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Siswa SMK Negeri 2 Purwodadi.

0 3 15

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 3 Ngerangan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016

0 5 12

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 3 Ngerangan Klaten Tahun Ajaran 201

0 8 18

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 15

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOREJO 2 KARANGMALANG SRAGEN.

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Dukungan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 3 8

Pengaruh motivasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

0 1 163

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 2 17

Pengaruh dukungan sosial keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa cover

0 0 12

Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa

0 2 17