Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Perilaku Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Yang Masih Merokok di Fakultas "X" Universitas "Y" Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung. Sampel yang menjadi sasaran penelitian ini berjumlah 68 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung yang masih merokok.

Rancangan penelitian adalah studi deskriptif dengan menggunakan metode survey. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah TSRQ yang disusun oleh Deci & Ryan (2003) dan telah diterjemahkan oleh peneliti dengan mengacu pada Self-Determination Theory. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, diperoleh bahwa semua item (15 item) dapat dipakai, dengan validitas berkisar antara 0.547 - 0.849 dan reliabilitas sebesar 0.7499.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar (85.3%) mahasiswa yang masih merokok memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous. Sebagian besar mahasiswa yang memiliki self-regulation yang autonomous ternyata memiliki competence yang tinggi, akan tetapi mahasiswa tersebut merasa bahwa lingkungannya lebih controlling terhadap keinginannya untuk berhenti merokok, sehingga sampai sekarang masih tetap merokok.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran kepada Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung untuk menciptakan suasana kampus yang dapat membuat mahasiswanya merasa bahwa lingkungannya mendukung keinginannya untuk berhenti merokok, yaitu dengan cara membuat suatu seminar, pelatihan, atau konseling, sehingga mahasiswa tersebut dapat merasakan bahwa keinginan untuk berhenti merokok tersebut merupakan keinginan/kemauan yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yang kemudian dapat meningkatkan keyakinan akan kemampuannya sendiri untuk dapat berhasil mencapai goal-nya tersebut.


(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to help the researcher know the description of self-regulation behaviours on students who would like to stop smoking at Faculty “X” in University “Y” in Bandung. There are 68 students who still smoke to be the sample of this research.

The planning research is a descriptive study with using survey method. Sampling technic used is a purposive sampling and parameter used in this research is TSRQ questioner created by Deci and Ryan (2003) and then this has been translated by the researcher that referred to Self-Determination Theory. On the base of validity test using Pearson corelation and reliability test with formula reliability coefision of Alpha Cronbach shows that all items (15) can be used with validity between 0.547 – 0.849 and reliability 0.7499.

The result of data processed shows that most of students (85.3%) who still smoke having autonomous self-regulation behaviours have stopped smoking. In fact, most of those who have autonomous self-regulation behaviours still feel high competence, because they feel that their environment takes more controlled on their desire to stop smoking, that makes them still continue smoking.

Based on the research result, the researcher would like to recommend the Faculty “X” in University “Y” in Bandung to create a conducive environment in campus that may imply and support the students to reduce their desire to smoke by providing more opportunity to students for seminars, trainings, and counsellings. By doing so, it is expected that the students’ willingness to stop smoking might come from their hearts or internal sides. And this, however, might increase their confidence on their own ability to achieve their goal.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN ... 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 8

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 9


(4)

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

1.6 ASUMSI PENELITIAN ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

2.1 SELF-REGULATION ... 20

2.1.1 Tipe-tipe Self-Regulation ... 20

2.1.1.1 Autonomous ... 21

2.1.1.2 Controlled ... 22

2.1.1.3 Amotivation ... 22

2.1.2 Pengertian Autonomous dalam Konteks Kesehatan ... 23

2.1.3 Internalization: Becoming More Autonomous ... 24

2.1.4 Facilitating Internalization by Supporting Autonomy ... 26

2.1.5 Self-Determination Theory ... 27

2.1.5.1 Definisi Self-Determination Theory ... 28

2.1.5.2 Kebutuhan Psikologis Dasar ... 29

2.1.5.3 Komponen Dasar Self-Determination Theory ... 30

2.1.5.3.1 Cognitive Evaluation Theory (CET) ... 30

2.1.5.3.2 Organismic Integration Theory (OIT) ... 31

2.1.5.3.3 Causality Orientation Theory (COT) ... 34

2.1.5.3.4 Basic Needs Theory (BNT) ... 35

2.2 EARLY ADULTHOOD ... 36


(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Early Adulthood dan Kesehatan ... 37

2.2.3 Perkembangan Kognitif Early Adulthood ... 39

2.2.3.1 Pandangan Piaget ... 39

2.2.3.2 Pemikiran Realistik dan Pragmatik ... 40

2.2.3.3 Pemikiran Reflektif dan Relativistik ... 41

2.3 MEROKOK ... 42

2.3.1 Merokok dan Kimia Lingkungan ... 42

2.3.2 Bahaya Merokok ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

3.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 47

3.2 VARIABEL PENELITIAN ... 48

3.2.1 Variabel Penelitian ... 48

3.2.2 Definisi Operasional ... 48

3.3 ALAT UKUR ... 49

3.3.1 Alat Ukur ... 49

3.3.2 Data Penunjang ... 51

3.3.3 Uji Coba Alat Ukur ... 51

3.3.4 Validitas Alat Ukur ... 51

3.3.5 Reliabilitas Alat Ukur ... 52

3.4 POPULASI SASARAN DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL ... 53


(6)

3.4.2 Teknik Penarikan Sampel ... 53

3.4.3 Karakteristik Populasi ... 53

3.5 TEKNIK ANALISIS ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 GAMBARAN RESPONDEN ... 55

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 55

4.2 HASIL PENELITIAN ... 56

4.3 PEMBAHASAN ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 KESIMPULAN ... 63

5.2 SARAN ... 64

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Lanjutan ... 64

5.2.2 Saran Gunalaksana ... 65

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN


(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pikir... 18 Skema 3.1 Rancangan Penelitian ... 47


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Responden – Jenis Kelamin ... 55 Tabel 4.2 Gambaran Responden – Usia ... 55 Tabel 4.3 Self-Regulation perilaku berhenti merokok ... 56


(9)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Pribadi, Kuesioner TSRQ & PCS, dan Kuesioner Pertanyaan Terbuka

Lampiran 2 : Kisi-kisi Alat Ukur TSRQ dan PCS

Lampiran 3 : Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur TSRQ Lampiran 4 : Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur PCS Lampiran 5 : Tabel Distribusi Frekuensi dan Crosstabs

A. Tabel Distribusi Frekuensi

• Tabel 4.1 Lama Merokok

• Tabel 4.2 Alasan Merokok

• Tabel 4.3 Keinginan Berhenti Merokok

• Tabel 4.4 Alasan Keinginan Berhenti Merokok

• Tabel 4.5 Pernah Berhasil Berhenti Merokok

• Tabel 4.6 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok

• Tabel 4.7 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok

• Tabel 4.8 Penyebab Kembali Merokok

• Tabel 4.9 Usaha Untuk Berhenti Merokok

• Tabel 4.10 Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok

• Tabel 4.11 Mengetahui Peraturan dan Larangan Merokok

Tabel 4.12 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok


(10)

B. Tabel Crosstabs

Tabel 4.14 Usia dan Self-Regulation

Tabel 4.15 Jenis Kelamin dan Self-Regulation

Tabel 4.16 Lama Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.17 Alasan Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.18 Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.19 Alasan Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.20 Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.21 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.22 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.23 Penyebab Kembali Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.24 Usaha Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.25 Keyakinan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

• Tabel 4.26 Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok dan Self-Regulation

Tabel 4.28 Derajat PCS dan Self-Regulation

Tabel 4.27 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation


(11)

Universitas Kristen Maranatha


(12)

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok.

Setiap jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya

DATA PRIBADI

Nama (Inisial) : Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : P/L*

Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini. Bantuan Anda merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan penelitian ini.

Peneliti


(13)

Universitas Kristen Maranatha TSRQ & PCS

Pertanyaan berikut berkaitan dengan alasan-alasan mengapa Anda akan berhenti merokok. Setiap individu memiliki alasan-alasan yang berbeda untuk melakukannya, dan peneliti ingin mengetahui derajat kesesuaian setiap alasan-alasan berikut dengan Anda. Seluruh respon ditujukan pada pertanyaan yang sama.

Silahkan indikasikan derajat yang mana yang sesuai dengan alasan Anda, dengan menuliskan salah satu angka dari skala 7 poin berikut pada tempat yang telah disediakan:

1 2 3 4 5 6 7

Sama sekali tidak benar Tidak sepenuhnya benar Sangat benar

Alasan saya akan berhenti merokok adalah:

____1. Karena saya merasa ingin bertanggung jawab terhadap kesehatan diri saya sendiri. ____2. Karena saya akan merasa bersalah atau malu terhadap diri sendiri jika merokok.

____3. Karena secara pribadi saya percaya bahwa hal ini adalah yang terbaik untuk kesehatan diri saya.

____4. Karena orang lain akan merasa terganggu jika saya merokok. ____5. Saya sama sekali tidak memikirkan tentang hal ini.

____6. Karena saya telah memikirkan hal ini dengan hati-hati dan percaya bahwa hal ini sangat penting bagi banyak aspek dalam kehidupan saya.

____7. Karena saya akan merasa menyesal pada diri sendiri jika saya merokok. ____8. Karena ini adalah pilihan penting yang benar-benar ingin saya lakukan. ____9. Karena saya merasa ada tekanan dari orang lain untuk tidak merokok.

____10. Karena lebih mudah bagi saya untuk melakukan apa yang diberitahukan oleh orang lain daripada hanya memikirkannya sendiri.

____11. Karena hal ini sesuai dengan tujuan-tujuan hidup saya. ____12. Karena saya ingin orang lain menerima diri saya.

____13. Karena sangat penting bagi saya untuk menjaga kesehatan saya sebaik mungkin. ____14. Karena saya ingin orang lain melihat bahwa saya dapat melakukannya.

____15. Saya tidak benar-benar tahu mengapa saya melakukan ini.

____16. Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk berhenti merokok. ____17. Sekarang saya merasa mampu untuk berhenti merokok.

____18. Saya merasa mampu untuk tidak merokok lagi.


(14)

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan. Silahkan Anda jawab dengan jujur dan

spontan serta apa adanya. Jawablah semua pertanyaan sesuai dengan diri Anda, dan bukan

yang dianggap umum oleh masyarakat, atau sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh orang lain/sesuai dengan norma.

1. Sudah berapa lama Anda merokok? (lingkari salah satu pilihan jawaban)

•< 1 tahun

•1 – 5 tahun

•5 tahun – 10 tahun

•> 10 tahun

•...

2. Apa alasan Anda merokok?

3. Apakah Anda ingin berhenti merokok? (lingkari salah satu pilihan jawaban)

•Sekarang ingin berhenti merokok.

•Pernah punya keinginan untuk berhenti merokok.

•Punya rencana di masa yang akan datang untuk berhenti merokok. Alasan:

4. Apakah Anda pernah berhasil berhenti merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”:

Mengapa?:

b. Jika “Ya”:

¾ Berapa lama hal itu berlangsung? (lingkari salah satu pilihan jawaban)

• < 6 hari

• > 1 minggu

• > 1 bulan

• > 1 tahun


(15)

Universitas Kristen Maranatha ¾ Menurut Anda, mengapa pada saat itu Anda dapat berhasil berhenti merokok?

¾ Hal-hal apa saja yang menyebabkan Anda kembali merokok?

5. Usaha apa saja yang pernah Anda lakukan untuk berhenti merokok?

6. Menurut Anda, apakah Anda yakin dapat berhasil berhenti merokok? Ya/Tidak* Alasan:

7. Apakah ada peraturan/larangan di sekitar Anda agar tidak merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”: lanjutkan ke pertanyaan nomor 8.

b. Jika “Ya”:

¾ Di mana saja adanya peraturan/larangan tersebut?


(16)

8. a. Apa saja yang Anda ketahui mengenai bahaya atau akibat merokok?

b. Dari mana saja Anda mengetahui tentang hal tersebut?

9. Apakah ada orang-orang di lingkungan Anda yang merokok? Ya/Tidak* a. Jika “Tidak”: lanjutkan ke pertanyaan nomor 10.

b. Jika “Ya”:

Lingkungan keluarga : ... orang.

Lingkungan kampus : ... orang.

Lingkungan luar kampus : ... orang.

Lingkungan kerja : ... orang. (jika telah bekerja)

•... : ... orang.

10. Menurut Anda, apakah aturan/orang-orang di lingkungan sekitar Anda

mendukung/menghambat* keinginan Anda untuk berhenti merokok?


(17)

Universitas Kristen Maranatha

KISI-KISI ALAT UKUR

a. TSRQ

Aspek NOMOR

ITEM ITEM

Autonomous

1 Karena saya merasa ingin bertanggung jawab terhadap kesehatan diri saya sendiri.

3 Karena secara pribadi saya percaya bahwa hal ini adalah yang terbaik untuk kesehatan diri saya.

6 Karena saya telah memikirkan hal ini dengan hati-hati dan percaya bahwa hal ini sangat penting bagi banyak aspek dalam kehidupan saya.

8 Karena ini adalah pilihan penting yang benar-benar ingin saya lakukan.

11 Karena hal ini sesuai dengan tujuan-tujuan hidup saya.

13 Karena sangat penting bagi saya untuk menjaga kesehatan saya sebaik mungkin.

Controlled

2 Karena saya akan merasa bersalah atau malu terhadap diri sendiri jika merokok.

4 Karena orang lain akan merasa terganggu jika saya merokok. 7 Karena saya akan merasa menyesal pada diri sendiri jika saya

merokok.

9 Karena saya merasa ada tekanan dari orang lain untuk tidak merokok.

12 Karena saya ingin orang lain menerima diri saya. 14 Karena saya ingin orang lain melihat bahwa saya dapat

melakukannya.

Amotivation

5 Saya sama sekali tidak memikirkan tentang hal ini. 10 Karena lebih mudah bagi saya untuk melakukan apa yang

diberitahukan oleh orang lain daripada hanya memikirkannya sendiri. 15 Saya tidak benar-benar tahu mengapa saya melakukan ini.

b. PCS

NOMOR ITEM

ITEM

16 Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk berhenti merokok. 17 Sekarang saya merasa mampu untuk berhenti merokok.

18 Saya merasa mampu untuk tidak merokok lagi.


(18)

HASIL PENGUKURAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

ALAT UKUR TSRQ

A. Validitas Autonomous Regulation

ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 1 0.849 Dipakai

3 0.840 Dipakai 6 0.822 Dipakai 8 0.815 Dipakai

11 0.773 Dipakai

13 0.869 Dipakai

B. Validitas Controlled Regulation

ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 2 0.703 Dipakai

4 0.547 Dipakai 7 0.718 Dipakai 9 0.657 Dipakai

12 0.686 Dipakai

14 0.655 Dipakai

C. Validitas Amotivation

ITEM KOEFISIEN KETERANGAN 5 0.662 Dipakai

10 0.587 Dipakai

15 0.826 Dipakai


(19)

Universitas Kristen Maranatha HASIL PENGUKURAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

ALAT UKUR PCS

A. Validitas PCS

ITEM KOEFISIEN KETERANGAN

16 0.866 Dipakai

17 0.946 Dipakai

18 0.905 Dipakai

19 0.863 Dipakai


(20)

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI & CROSSTABS

A. Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.1 Lama Merokok

Lama Merokok Jumlah Responden Persentase

> 10 tahun 6 8.8

5-10 tahun 29 42.6

1-5 tahun 28 41.2

< 1 tahun 5 7.4

Total 68 100.0

Tabel 4.2 Alasan Merokok

Alasan Merokok Jumlah Responden Persentase Hanya untuk kesenangan/kebiasaan 39 57.4%

Untuk mengatasi stress 17 25.0%

Pengaruh lingkungan/pergaulan 7 10.3%

Mengisi waktu luang 5 7.4%

Total 68 100.0

Tabel 4.3 Keinginan Berhenti Merokok

Keinginan Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

Sekarang Ingin Berhenti Merokok 20 29.4

Pernah Punya Keinginan Untuk Berhenti Merokok 40 58.8 Punya Rencana Di Masa Akan Datang

Untuk Berhenti Merokok

8 11.8

Total 68 100.0

Tabel 4.4 Alasan Keinginan Berhenti Merokok

Alasan Keinginan Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

Untuk Kesehatan 17 25.0

Atas Permintaan Orang Lain 3 4.4

Alasan Ekonomi 8 11.8

Alasan Tidak Jelas 40 58.8


(21)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.5 Pernah Berhasil Berhenti Merokok

Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

Ya 51 75.0

Tidak 17 25.0

Total 68 100.0

Tabel 4.6 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok

Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

> 1 tahun 17 25.0

> 1 bulan 21 30.9

> 1 minggu 6 8.8

< 6 hari 7 10.3

Tidak Pernah Berhasil 17 25.0

Total 68 100.0

Tabel 4.7 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok

Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase Dorongan/Niat Dari Dalam Diri Sendiri 13 19.1

Didukung Oleh Orang-orang Terdekat 2 2.9

Tuntutan/Tekanan Dari Lingkungan 7 10.3

Alasan Ekonomi/Mengalami Sakit 17 25.0

Menghindari Lingkungan/Pikiran Merokok 12 17.6

Tidak Pernah Berhasil 17 25.0

Total 68 100.0

Tabel 4.8 Penyebab Kembali Merokok

Penyebab Kembali Merokok Jumlah Responden Persentase Lingkungan/Pergaulan Dengan Perokok 21 30.9

Sembuh Dari Sakit/Ketagihan 15 22.1

Stress 15 22.1

Tidak Pernah Berhasil 17 25.0


(22)

Tabel 4.9 Usaha Untuk Berhenti Merokok

Usaha Untuk Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

Ada Usaha 56 82.4

Langsung Berhenti 3 4.4

Tidak Ada Usaha 9 13.2

Total 68 100.0

Tabel 4.10 Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok

Keyakinan Berhasil Berhenti Merokok Jumlah Responden Persentase

Ya 58 85.3

Tidak 10 14.7

Total 68 100.0

Tabel 4.11 Mengetahui Peraturan dan Larangan Merokok

Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok Jumlah Responden Persentase

Ya 46 67.6

Tidak 18 26.5

Tidak Diisi 4 5.9

Total 68 100.0

Tabel 4.12 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok Lingkungan Informational/Controlling

Keinginan Berhenti Merokok

Jumlah Responden

Persentase

Informational 25 36.8

Controlling 43 63.2

Total 68 100.0

Tabel 4.13 Derajat PCS

Derajat PCS Jumlah Responden Persentase

Tinggi 42 61.8

Rendah 26 38.2 Total 68 100.0


(23)

Universitas Kristen Maranatha B. Tabel Crosstabs

Tabel 4.14 Usia dan Self-Regulation

Usia Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation 24 tahun

Count 9 9

Row % 100.0% 100.0%

Column % 15.5% 13.2%

Total % 13.2% 13.2%

23 tahun

Count 16 2 2 20

Row % 80.0% 10.0% 10.0% 100.0%

Column % 27.6% 50.0% 33.3% 29.4%

Total % 23.5% 2.9% 2.9% 29.4%

22 tahun

Count 10 1 1 12

Row % 83.3% 8.3% 8.3% 100.0%

Column % 17.2% 25.0% 16.7% 17.6%

Total % 14.7% 1.5% 1.5% 17.6%

21 tahun

Count 11 3 14

Row % 78.6% 21.4% 100.0%

Column % 19.0% 50.0% 20.6%

Total % 16.2% 4.4% 20.6%

20 tahun

Count 5 5

Row % 100.0% 100.0%

Column % 8.6% 7.4%

Total % 7.4% 7.4%

19 tahun

Count 7 1 8

Row % 87.5% 12.5% 100.0%

Column % 12.1% 25.0% 11.8%

Total % 10.3% 1.5% 11.8%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

Tabel 4.15 Jenis Kelamin dan Self-Regulation

Jenis Kelamin Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Perempuan

Count 26 1 1 28

Row % 92.9% 3.6% 3.6% 100.0%

Column % 44.8% 25.0% 16.7% 41.2%

Total % 38.2% 1.5% 1.5% 41.2%

Laki-laki

Count 32 3 5 40

Row % 80.0% 7.5% 12.5% 100.0%

Column % 55.2% 75.0% 83.3% 58.8%

Total % 47.1% 4.4% 7.4% 58.8%

Total Count 58 4 6 68


(24)

Tabel 4.16 Lama Merokok dan Self-Regulation

Lama Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation > 10 tahun

Count 4 2 6

Row % 66.7% 33.3% 100.0%

Column % 6.9% 50.0% 8.8%

Total % 5.9% 2.9% 8.8%

5-10 tahun

Count 24 1 4 29

Row % 82.8% 3.4% 13.8% 100.0%

Column % 41.4% 25.0% 66.7% 42.6%

Total % 35.3% 1.5% 5.9% 42.6%

1-5 tahun

Count 25 1 2 28

Row % 89.3% 3.6% 7.1% 100.0%

Column % 43.1% 25.0% 33.3% 41.2%

Total % 36.8% 1.5% 2.9% 41.2%

< 1 tahun

Count 5 5

Row % 100.0% 100.0%

Column % 8.6% 7.4%

Total % 7.4% 7.4%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

Tabel 4.17 Alasan Merokok dan Self-Regulation

Alasan Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Hanya Untuk

Kesenangan/Kebiasaan

Count 31 4 4 39

Row % 79.5% 10.3% 10.3% 100.0%

Column % 53.4% 100.0% 66.7% 57.4%

Total % 45.6% 5.9% 5.9% 57.4%

Untuk Mengatasi Stress

Count 15 2 17

Row % 88.2% 11.8% 100.0%

Column % 25.9% 33.3% 25.0%

Total % 22.1% 2.9% 25.0%

Pengaruh Lingkungan/Pergaulan

Count 7 7

Row % 100.0% 100.0%

Column % 12.1% 10.3%

Total % 10.3% 10.3%

Mengisi Waktu Luang

Count 5 5

Row % 100.0% 100.0%

Column % 8.6% 7.4%

Total % 7.4% 7.4%

Total Count 58 4 6 68


(25)

Universitas Kristen Maranatha 4.18 Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Keinginan Berhenti Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Sekarang Ingin

Berhenti Merokok

Count 20 20

Row % 100.0% 100.0%

Column % 34.5% 29.4%

Total % 29.4% 29.4%

Pernah Punya Keinginan Untuk Berhenti Merokok

Count 35 2 3 40

Row % 87.5% 5.0% 7.5% 100.0%

Column % 60.3% 50.0% 50.0% 58.8%

Total % 51.5% 2.9% 4.4% 58.8%

Punya Rencana Di Masa Akan Datang Untuk

Berhenti Merokok

Count 3 2 3 8

Row % 37.5% 25.0% 37.5% 100.0%

Column % 5.2% 50.0% 50.0% 11.8%

Total % 4.4% 2.9% 4.4% 11.8%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

4.19 Alasan Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation Alasan Keinginan

Berhenti Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation

Untuk Kesehatan Count 17 17

Row % 100.0% 100.0%

Column % 29.3% 25.0%

Total % 25.0% 25.0%

Atas Permintaan Orang Lain

Count 3 3

Row % 100.0% 100.0%

Column % 5.2% 4.4%

Total % 4.4% 4.4%

Alasan Ekonomi Count 7 1 8

Row % 87.5% 12.5% 100.0%

Column % 12.1% 25.0% 11.8%

Total % 10.3% 1.5% 11.8%

Alasan Tidak Jelas Count 31 3 6 40

Row % 77.5% 7.5% 15.0% 100.0%

Column % 53.4% 75.0% 100.0% 58.8%

Total % 45.6% 4.4% 8.8% 58.8%

Total Count 58 4 6 68


(26)

4.20 Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation Pernah Berhasil Berhenti

Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation Ya

Count 45 4 2 51

Row % 88.2% 7.8% 3.9% 100.0%

Column % 77.6% 100.0% 33.3% 75.0%

Total % 66.2% 5.9% 2.9% 75.0%

Tidak

Count 13 4 17

Row % 76.5% 23.5% 100.0%

Column % 22.4% 66.7% 25.0%

Total % 19.1% 5.9% 25.0%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

4.21 Lama Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation Lama Pernah Berhasil

Berhenti Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation > 1 tahun

Count 17 17

Row % 100.0% 100.0%

Column % 29.3% 25.0%

Total % 25.0% 25.0%

> 1 bulan

Count 17 3 1 21

Row % 81.0% 14.3% 4.8% 100.0%

Column % 29.3% 75.0% 16.7% 30.9%

Total % 25.0% 4.4% 1.5% 30.9%

> 1 minggu

Count 5 1 6

Row % 83.3% 16.7% 100.0%

Column % 8.6% 25.0% 8.8%

Total % 7.4% 1.5% 8.8%

< 6 hari

Count 6 1 7

Row % 85.7% 14.3% 100.0%

Column % 10.3% 16.7% 10.3%

Total % 8.8% 1.5% 10.3%

Tidak Pernah Berhasil

Count 13 4 17

Row % 76.5% 23.5% 100.0%

Column % 22.4% 66.7% 25.0%

Total % 19.1% 5.9% 25.0%

Total Count 58 4 6 68


(27)

Universitas Kristen Maranatha 4.22 Alasan Pernah Berhasil Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Alasan Pernah Berhasil

Berhenti Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation Dorongan/Niat Dari

Dalam Diri Sendiri

Count 13 13

Row % 100.0% 100.0%

Column % 22.4% 19.1%

Total % 19.1% 19.1%

Didukung Oleh Orang-orang Terdekat

Count 2 2

Row % 100.0% 100.0%

Column % 3.4% 2.9%

Total % 2.9% 2.9%

Tuntutan/Tekanan Dari Lingkungan

Count 5 1 1 7

Row % 71.4% 14.3% 14.3% 100.0%

Column % 8.6% 25.0% 16.7% 10.3%

Total % 7.4% 1.5% 1.5% 10.3%

Alasan Ekonomi/Mengalami

Sakit

Count 14 2 1 17

Row % 82.4% 11.8% 5.9% 100.0%

Column % 24.1% 50.0% 16.7% 25.0%

Total % 20.6% 2.9% 1.5% 25.0%

Menghindari Lingkungan/Pikiran

Merokok

Count 11 1 12

Row % 91.7% 8.3% 100.0%

Column % 19.0% 25.0% 17.6%

Total % 16.2% 1.5% 17.6%

Tidak Pernah Berhasil

Count 13 4 17

Row % 76.5% 23.5% 100.0%

Column % 22.4% 66.7% 25.0%

Total % 19.1% 5.9% 25.0%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

4.23 Penyebab Kembali Merokok dan Self-Regulation

Penyebab Kembali Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Lingkungan/Pergaulan

Dengan Perokok

Count 20 1 21

Row % 95.2% 4.8% 100.0%

Column % 34.5% 16.7% 30.9%

Total % 29.4% 1.5% 30.9%

Sembuh Dari Sakit/Ketagihan

Count 12 3 15

Row % 80.0% 20.0% 100.0%

Column % 20.7% 75.0% 22.1%

Total % 17.6% 4.4% 22.1%

Stress

Count 13 1 1 15

Row % 86.7% 6.7% 6.7% 100.0%

Column % 22.4% 25.0% 16.7% 22.1%

Total % 19.1% 1.5% 1.5% 22.1%

Tidak Pernah Berhasil

Count 13 4 17

Row % 76.5% 23.5% 100.0%

Column % 22.4% 66.7% 25.0%

Total % 19.1% 5.9% 25.0%

Total Count 58 4 6 68


(28)

4.24 Usaha Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Usaha Berhenti Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Ada Usaha

Count 52 2 2 56

Row % 92.9% 3.6% 3.6% 100.0%

Column % 89.7% 50.0% 33.3% 82.4%

Total % 76.5% 2.9% 2.9% 82.4%

Langsung Berhenti

Count 2 1 3

Row % 66.7% 33.3% 100.0%

Column % 3.4% 25.0% 4.4%

Total % 2.9% 1.5% 4.4%

Tidak Ada Usaha

Count 4 1 4 9

Row % 44.4% 11.1% 44.4% 100.0%

Column % 6.9% 25.0% 66.7% 13.2%

Total % 5.9% 1.5% 5.9% 13.2%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

4.25 Keyakinan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Keyakinan Berhenti Merokok Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Ya

Count 52 3 3 58

Row % 89.7% 5.2% 5.2% 100.0%

Column % 89.7% 75.0% 50.0% 85.3%

Total % 76.5% 4.4% 4.4% 85.3%

Tidak

Count 6 1 3 10

Row % 60.0% 10.0% 30.0% 100.0%

Column % 10.3% 25.0% 50.0% 14.7%

Total % 8.8% 1.5% 4.4% 14.7%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

4.26 Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok dan Self-Regulation

Mengetahui Peraturan & Larangan Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation Ya

Count 41 3 2 46

Row % 89.1% 6.5% 4.3% 100.0%

Column % 70.7% 75.0% 33.3% 67.6%

Total % 60.3% 4.4% 2.9% 67.6%

Tidak

Count 14 1 3 18

Row % 77.8% 5.6% 16.7% 100.0%

Column % 24.1% 25.0% 50.0% 26.5%

Total % 20.6% 1.5% 4.4% 26.5%

Tidak Diisi

Count 3 1 4

Row % 75.0% 25.0% 100.0%

Column % 5.2% 16.7% 5.9%

Total % 4.4% 1.5% 5.9%

Total Count 58 4 6 68


(29)

Universitas Kristen Maranatha

4.27 Lingkungan Informational/Controlling Terhadap Keinginan Berhenti Merokok dan Self-Regulation

Lingkungan Informational/Controlling Keinginan Berhenti Merokok

Self-Regulation

Total

Autonomous Controlled Amotivation

Informational

Count 23 2 25

Row % 92.0% 8.0% 100.0%

Column % 39.7% 50.0% 36.8%

Total % 33.8% 2.9% 36.8%

Controlling

Count 35 2 6 43

Row % 81.4% 4.7% 14.0% 100.0%

Column % 60.3% 50.0% 100.0% 63.2%

Total % 51.5% 2.9% 8.8% 63.2%

Total Count 58 4 6 68

Total % 85.3% 5.9% 8.8% 100.0%

Tabel 4.28 Derajat PCS dan Self-Regulation

Derajat PCS Self-Regulation Total

Autonomous Controlled Amotivation Tinggi

Count 36 3 3 42

Row % 85.7% 7.1% 7.1% 100.0%

Column % 62.1% 75.0% 50.0% 61.8%

Total % 52.9% 4.4% 4.4% 61.8%

Rendah

Count 22 1 3 26

Row % 84.6% 3.8% 11.5% 100.0%

Column % 37.9% 25.0% 50.0% 38.2%

Total % 32.4% 1.5% 4.4% 38.2%

Total Count 58 4 6 68


(30)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN

Mahasiswa merupakan salah satu aset penting yang dapat menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Selain karena tingkat pendidikan yang sudah dianggap tinggi, mahasiswa yang terdiri dari individu-individu yang sudah memasuki masa dewasa dan mandiri, diharapkan dapat memberikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang dapat membawa masa depan yang cerah bagi dunia, khususnya bangsa dan negaranya masing-masing.

Mahasiswa yang sudah memasuki masa dewasa diharapkan telah mampu berpikir mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta dapat membuat keputusan yang independen (Scheer & Unger, 1994 dalam Santrock, 2004). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa salah satu keputusan yang penting yang harus dibuat oleh mahasiswa adalah keputusan untuk melakukan suatu perilaku yang sehat (healthy behavior), yaitu dengan mengurangi, menjauhi, atau tidak melakukan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan (health-risk behavior) untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik (Papalia, 2001).

Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa mahasiswa memiliki ketertarikan yang semakin meningkat terhadap kesehatan (Santrock, 2004). Dari hasil penelitian lain juga diketahui bahwa mahasiswa mengetahui secara akurat mengenai hal-hal


(31)

Universitas Kristen Maranatha 2

yang dianjurkan oleh para perawat, yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan (Turk, Rudy, & Salovey, 1984 dalam Santrock, 2004). Walaupun begitu, mahasiswa yang telah berada pada jenjang pendidikan tertinggi tersebut tidak benar-benar menerapkan informasi mengenai kesehatan tersebut pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, pada mahasiswa banyak ditemukan perilaku yang beresiko tinggi terhadap kesehatan (health-risk behavior) atau perilaku yang tidak sehat (unhealthy behavior), termasuk substance abuse (Santrock, 2004).

Merokok merupakan salah satu perilaku substance abuse (penyalahgunaan zat) yang paling banyak ditemukan dan merupakan perilaku yang memiliki resiko paling tinggi terhadap kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh dunia, terutama mahasiswa Asia-Amerika (Courtenay, McCreary, & Merighi, 2002 dalam Santrock, 2004). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 1 dari 3 orang yang berusia lebih dari 15 tahun melakukan perilaku merokok (Pianezza, Sellers, Tyndale,1998 dalam Papalia, 2001). Selain itu, walaupun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok mengalami penurunan lebih dari 37%, akan tetapi trend merokok pada usia 18-25 tahun atau usia pelajar dan mahasiswa semakin meningkat, yaitu terdapat 1 dari 4 orang yang berusia 18 tahun melakukan perilaku merokok (NCHS, 1998a dalam Papalia, 2001).

Merokok juga merupakan salah satu perilaku yang paling banyak menimbulkan jumlah kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2000, sekitar 5 juta orang meninggal akibat merokok, bahkan dengan melihat trend penggunaan tembakau pada saat ini, jumlah kematian yang sangat besar itu akan terus bertambah


(32)

3

menjadi 10 juta jiwa pada tahun 2030 (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2003). Selain itu, WHO mengeluarkan estimasi bahwa pada tahun 2020 trend konsumsi tembakau akan mengalami kenaikan di negara-negara berkembang, dan hal ini akan menyebabkan di wilayah Asia, khususnya di negara berkembang, seperti Indonesia, akan terjadi hampir 50% kematian yang diakibatkan oleh merokok (Tulus Abadi, 2005 dalam http://ariefindo.blogspot.com/atom.xml, 2005).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa setiap tahun terdapat 4,9 juta orang meninggal akibat rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2003). Selain itu, merokok berkaitan dengan penyebab 30% kematian yang disebabkan karena penyakit kanker, 21% kematian karena penyakit hati, dan 82% kematian yang disebabkan oleh paru-paru kronis, bahkan setiap tahun terdapat 9000 angka kematian karena kanker paru-paru pada perokok pasif (Santrock, 2004). Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima terbesar sebagai negara dengan konsumsi rokok terbanyak di dunia, dan 70% jumlah penduduk Indonesia merupakan perokok aktif (Syaifuddin Zuhri, 2006 dalam http://www.republika.co.id/koran_detail, 2006).

Seluruh dunia telah melakukan berbagai cara untuk mengurangi angka kematian akibat mengonsumsi rokok ini, salah satunya dengan memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) setiap tanggal 31 Mei. Selain itu, 192 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat kesepakatan dengan mengadopsi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).


(33)

Universitas Kristen Maranatha 4

Kesepakatan yang berlangsung dalam sidang World Health Assembly pada tanggal 21 Mei 2003 itu merupakan langkah yang sangat besar dalam penanggulangan masalah merokok di dunia. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya keyakinan bahwa dengan adanya kesepakatan tersebut, angka kematian miliaran jiwa manusia akibat merokok dapat ditekan (http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=202433&kat_id=318, 2005). Akan tetapi, Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota WHO yang belum menandatangani FCTC tersebut (http://www.idionline.org/infoidi-isi.php?news_id=2511, 2007). Selain itu, walaupun telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan Peraturan Daerah yang disertai pemberlakuan denda yang telah diterapkan pada beberapa kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, masih tetap banyak dijumpai masyarakat yang merokok di tempat-tempat umum (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2006). Di kampus “Y” sendiri juga terdapat larangan di koridor-koridor kelas agar mahasiswa tidak merokok di lingkungan kampus, akan tetapi mahasiswa tersebut cenderung tidak mempedulikan peraturan tersebut.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa hampir 30% mahasiswa mengonsumsi tembakau dalam berbagai bentuk, dan 26% mengonsumsi sigaret (http://www.hccp.org/tobacco_use_in_college_students.htm, 2006). Kebanyakan mahasiswa tersebut mulai merokok sebelum berusia 18 tahun, walaupun 18% mengatakan bahwa mereka tidak merokok secara teratur sampai berusia di atas 18 tahun. Selain itu, hampir 60% dari mahasiswa tersebut mengatakan bahwa mereka


(34)

5

tidak berpikir untuk berhenti merokok, dan hanya seperempatnya yang menunjukkan keinginan untuk berhenti dalam enam bulan ke depan. Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa sesuai dengan isu yang berkaitan dengan Health Psychology, hampir 90% mahasiswa merokok setiap hari, dan bahkan 50% masih merokok selama empat tahun terakhir (http://www.ada.org/college_smoking_habit.htm, 2005).

Walaupun demikian, seperti kebanyakan perokok di berbagai usia, mahasiswa yang masih merokok pun secara aktif berusaha untuk dapat berhenti merokok (http://focus.hms.harvard.edu/2001/Apr6_2001/research_briefs.html, 2005). Selain itu, dari hasil survei awal yang dilakukan terhadap 33 orang mahasiswa di Universitas “Y”, diketahui bahwa pada umumnya mahasiswa yang merokok ingin berhenti merokok. Hal ini dapat dilihat dari 90.9% mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok, dan hanya 9.1% tidak ingin berhenti merokok.

Di lain pihak, kecanduan mahasiswa terhadap pengaruh nikotin yang terkandung di dalam rokok, seringkali menjadikan berhenti merokok menjadi tantangan yang sangat besar bagi dirinya. Nikotin merupakan suatu stimulant yang dapat meningkatkan energi dan altertness (pengalaman kenikmatan dan kekuatan). Nikotin juga dapat menstimulasi neurotransmitter, yaitu zat yang dapat mengurangi kesakitan atau dapat menenangkan (Santrock, 2004). Pengaruh nikotin tersebut menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk mengatasi kecanduannya terhadap merokok, sehingga menjadi sulit untuk berhenti merokok. Akan tetapi, pada kenyataannya, ada juga mahasiswa yang dapat berhasil berhenti merokok dan bahkan dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.


(35)

Universitas Kristen Maranatha 6

Ketika ingin berhenti merokok, setiap mahasiswa tersebut didasari oleh alasan-alasan tertentu. Alasan-alasan tersebut akan menunjukkan self-regulation setiap mahasiswa tersebut. Dari 30 orang mahasiswa, 50% ingin berhenti merokok karena hal tersebut adalah keputusan yang terbaik bagi kesehatannya, serta penting bagi dirinya untuk dapat menjaga kesehatannya sebaik mungkin dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Mahasiswa tersebut memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous karena telah menginternalisasikan dan mengintegrasikan keinginan tersebut menjadi bagian dari dirinya, sehingga mahasiswa tersebut merasa bahwa keinginan berhenti merokok tersebut merupakan kemauan dan pilihannya sendiri karena aktivitas tersebut (berhenti merokok) menarik dan penting bagi dirinya. Selain itu, 36.67% ingin berhenti merokok karena alasan ekonomi (dapat menghabiskan uang), sakit, dan permintaan dari orang yang signifikan bagi mereka (orangtua dan pacar). Mahasiswa yang ingin berhenti merokok karena alasan-alasan tersebut merupakan mahasiswa yang memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled karena bertindak dengan perasaan tertekan karena ada tuntutan, paksaan, atau tawaran yang menggiurkan dari lingkungannya. Di samping itu, terdapat 13.33% mahasiswa yang ingin berhenti merokok, tetapi tidak memiliki alasan yang jelas sehubungan dengan keinginannya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut amotivation karena alasan mereka ingin berhenti merokok tidak jelas berasal dari dalam dirinya sendiri atau berasal dari tuntutan atau tekanan dari lingkungannya (Ryan & Connell, 1989 dalam Deci & Ryan, 2003).


(36)

7

Berdasarkan data-data tersebut, dapat dilihat bahwa tidak semua mahasiswa yang merokok benar-benar menjadikan keinginan untuk berhenti merokok tersebut menjadi bagian dari dirinya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan cara penginternalisasian dan pengintegrasian self-regulation perilaku berhenti merokok pada setiap mahasiswa tersebut untuk menjadi bagian dari dirinya. Sangat penting bagi mahasiswa yang merokok untuk berhenti merokok karena alasan-alasan yang autonomous. Hal tersebut akan menyebabkan perilaku berhenti merokok bukanlah sesuatu yang memberikan tekanan, tetapi merupakan hal yang dapat dinikmati, yang nantinya akan menyebabkan perilaku tersebut dapat bertahan lebih lama. Jika perilaku berhenti merokok tersebut dapat bertahan lama, maka kemungkinan mahasiswa tersebut untuk mengulangi perilaku merokoknya atau kembali merokok akan semakin kecil, dan tidak akan merokok lagi untuk seterusnya, sehingga mahasiswa tersebut akan memiliki kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari bahaya merokok.

Untuk mencapai self-regulation perilaku berhenti merokok yang semakin autonomous, terdapat proses penginternalisasian dan pengintegrasian. Ketika menginternalisasikan dan mengintegrasikan keinginan berhenti merokok tersebut menjadi bagian dari dirinya, mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk merasa mampu mencapai goals dan hasil yang diinginkannya, (competence), kebutuhan untuk merasa memiliki hubungan interpersonal yang hangat dan positif dengan orang lain (relatedness), dan kebutuhan untuk berperilaku berdasarkan keinginannya sendiri dan bertanggung jawab terhadap


(37)

Universitas Kristen Maranatha 8

perilaku tersebut (autonomy). Selain itu, mahasiwa perokok tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, yaitu lingkungan yang mendukung (informational) ataupun menghambat (controlling) perilaku berhenti merokok tersebut. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi atau terpuaskan dan lingkungannya mendukung dalam perubahan perilaku tersebut, maka kemungkinan berhasilnya perilaku berhenti merokok tersebut akan semakin besar. Sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi tetapi lingkungannya kurang atau tidak mendukung, maka terjadinya perubahan perilaku tersebut memiliki kemungkinan yang sangat kecil, sama seperti jika kebutuhan-kebutuhan tersebut kurang atau tidak terpenuhi dan lingkungannya kurang atau tidak mendukung.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui alasan-alasan atau self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok sehubungan dengan keinginannya untuk berhenti merokok, yaitu keinginan tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri (autonomous), karena ada tuntutan atau tekanan dari lingkungannya (controlled), atau memiliki keinginan untuk berhenti merokok tetapi tidak memiliki alasan yang jelas (amotivation).

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Bagaimana gambaran Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung?


(38)

9

1.3MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran secara lebih mendalam mengenai Self-Regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung, yaitu gambaran mengenai tipe Self-Regulation yang Autonomous, Controlled, dan Amotivation dan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 Kegunaan Teoretis

• Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi awal mengenai self-regulation dalam Self-Determination Theory untuk penelitian di bidang ilmu Psikologi, terutama bagi yang berminat untuk meneliti.

• Penelitian ini diharapkan dapat mendorong dilaksanakannya penelitian lebih lanjut mengenai Self-Regulation, terutama dalam bidang kesehatan.


(39)

Universitas Kristen Maranatha 10

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi institusi-institusi atau universitas-universitas, khususnya pembimbing dan dosen-dosen Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok para mahasiswanya, sehingga dapat mencari cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi mereka untuk berhenti merokok.

• Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada mahasiswa yang merokok dan ingin berhenti merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi ketika ingin berhenti merokok, sehingga mereka dapat mencari cara lain yang lebih efektif agar dapat berhasil berhenti merokok.

1.5KERANGKA PEMIKIRAN

Mahasiswa berada pada masa early adulthood (Santrock, 2004). Pada masa ini, mahasiswa memiliki rasa ketertarikan yang besar dan informasi yang akurat mengenai kesehatan, tetapi tidak benar-benar menerapkannya pada dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan pada mahasiswa banyak ditemukan perilaku yang beresiko tinggi terhadap kesehatan (health-risk behavior), termasuk substance abuse (penyalahgunaan zat). Salah satu perilaku substance abuse yang paling beresiko terhadap kesehatan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa di dunia, termasuk mahasiswa di indonesia adalah merokok.


(40)

11

Pada umumnya, mahasiswa ingin berhenti merokok dan mengetahui resiko/bahaya merokok. Akan tetapi, kecanduan terhadap pengalaman kenikmatan dan kekuatan (altertness) serta dapat berkurangnya rasa sakit dan ketenangan yang dapat diperoleh dengan merokok (terutama karena adanya kandungan nikotin) seringkali menjadi penyebab kesulitan bagi mahasiswa tersebut untuk berhasil berhenti merokok. Walaupun begitu, cukup banyak juga ditemukan mahasiswa yang dapat berhasil berhenti merokok.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika ingin berhenti merokok, pada diri setiap mahasiswa terdapat perbedaan dalam penginternalisasian dan pengintegrasian keinginan berhenti merokok tersebut untuk menjadi bagian dari dirinya. Perbedaan dalam penginternalisasian dan pengintegrasian tersebut akan menunjukkan perbedaan pada setiap mahasiswa perokok tersebut mengenai sampai sejauh mana keberhasilannya untuk berhenti merokok. Semakin terinternalisasi dan terintegrasi, maka keinginan berhenti merokok mahasiswa tersebut akan semakin termotivasi secara intrinsik, sehingga akan semakin mungkin terjadi perubahan perilaku merokok menjadi berhenti merokok. Hal ini menunjukkan bahwa semakin terinternalisasi dan terintegrasi, maka keinginannya untuk berhenti merokok tersebut benar-benar berasal dari dalam dirinya sendiri (self-determined) (Deci & Ryan, 2003).

Pencapaian keinginan berhenti merokok yang self-determined berkaitan dengan self-regulation perilaku berhenti merokok yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang masih merokok tersebut. Terdapat empat macam self-regulation perilaku berhenti merokok, yaitu external regulation, introjected regulation,


(41)

Universitas Kristen Maranatha 12

identified regulation, dan integrated regulation. Keempat macam self-regulation perilaku berhenti merokok tersebut digolongkan menjadi dua tipe, yaitu self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled dan autonomous. Perbedaan antara keduanya bukan merupakan suatu dichotomy (pembagian dalam dua bagian atau cabang), tetapi lebih bersifat continuum (rangkaian kesatuan) (Deci & Ryan, 2003).

External regulation dan introjected regulation adalah self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled. Mahasiswa yang memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang controlled adalah mahasiswa yang ingin berhenti merokok dengan perasaan tertekan karena adanya tuntutan, paksaan, atau tawaran yang menggiurkan (Ryan & Connell, 1989 dalam Deci & Ryan, 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku berhenti merokok yang dimunculkan oleh mahasiswa perokok tersebut adalah perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik.

Mahasiswa yang ingin berhenti merokok dengan didasari external regulation adalah mahasiswa yang termotivasi oleh rewards atau karena ingin menghindari punishment. Mahasiswa tersebut memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang paling controlled. Mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok hanya untuk menghindari larangan-larangan atau denda yang ditetapkan oleh lingkungannya atau pemerintah.

Jika mahasiswa tersebut didasari introjected regulation, maka dirinya ingin berhenti merokok hanya karena ingin menghindari perasaan bersalah dan malu, atau hanya karena ingin dihargai oleh lingkungannya (ingin membuktikan bahwa dirinya


(42)

13

mampu untuk berhenti merokok). Walaupun masih banyak dipengaruhi atau dikontrol oleh lingkungannya, mahasiswa tersebut telah mulai melakukan proses internalisasi untuk menjadi bagian dari dirinya. Mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok hanya karena ingin membuktikan bahwa dirinya mampu berhenti merokok, dan dihargai oleh lingkungannya sebagai orang dewasa yang dapat bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.

Identified regulation dan integrated regulation adalah self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous. Mahasiswa yang memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous adalah mahasiswa yang ingin berhenti merokok benar-benar atas kemauan dan pilihannya sendiri karena aktivitas tersebut menarik dan penting bagi dirinya (Ryan & Connell, 1989 dalam Deci & Ryan, 2003). Jika self-regulation perilaku berhenti merokoknya autonomous, mahasiswa tersebut ingin berhenti karena didasari oleh alasan-alasan dan kepentingan pribadi mereka sendiri, serta ingin menikmati aktivitas tersebut (berhenti merokok) dan menjadikannya sebagai bagian dari dirinya dengan menyesuaikannya dengan nilai-nilai yang ada di dalam dirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk berhenti merokok tersebut termotivasi secara intrinsik.

Mahasiswa yang didasari Identified regulation ingin berhenti merokok karena telah menyadari pentingnya berhenti merokok bagi dirinya secara pribadi, dan ingin mencapainya demi kepentingan/tujuan pribadinya tersebut. Pada saat ini, mahasiswa tersebut sudah mulai memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous dan termotivasi secara intrinsik. Mahasiswa tersebut ingin berhenti


(43)

Universitas Kristen Maranatha 14

merokok karena ingin sehat, agar tidak terkena penyakit, atau menjauhi bahaya yang disebabkan oleh merokok.

Mahasiswa perokok yang sudah mencapai integrated regulation adalah mahasiswa yang telah mencapai bentuk self-regulation perilaku berhenti merokok yang paling autonomous dan paling termotivasi secara intrinsik. Mahasiswa tersebut sudah menginternalisasikan dan mengintegrasikan keinginan untuk berhenti merokok tersebut dengan nilai-nilai, goals, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka, sehingga menjadi bagian dari dirinya. Mahasiswa tersebut tidak hanya ingin mencapai hasil yang dapat diperolehnya, yaitu menjadi sehat, tetapi juga merasa tertarik serta ingin menikmati aktivitas berhenti merokok itu sendiri.

Di samping itu, ada juga mahasiswa yang keinginan berhenti merokoknya amotivation atau non-regulation. Mahasiswa tersebut tidak menginternalisasikan dan mengintegrasikan keinginan untuk berhenti merokok tersebut menjadi bagian dari dirinya, sehingga mereka tidak memiliki alasan yang jelas untuk menghentikan perilaku merokoknya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut tidak merasakan adanya tekanan dari luar atau lingkungannya (controlled) ataupun kemauan dari dalam dirinya (autonomous) untuk mengubah perilaku merokoknya tersebut. Hal ini dikarenakan mahasiswa tersebut tidak merasakan adanya tekanan, paksaan, atau tuntutan dari lingkungannya untuk berhenti merokok, merasa kurang atau tidak mampu untuk berhenti merokok, ataupun kurang atau tidak merasa bahwa kesehatan yang akan didapatkannya dengan berhenti merokok sangat penting bagi dirinya.


(44)

15

Ketika ingin berhenti merokok, proses internalisasi dan integrasi sehingga dapat mencapai self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yaitu basic psychological needs, dan konteks atau lingkungan sosial yang ada di sekitar mahasiswa yang merokok tersebut (Deci & Ryan, 2003).

Ketika ingin berhenti merokok, mahasiswa tersebut didasari oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam dirinya yang harus dipenuhi atau dipuaskan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut (basic psychological needs) ada tiga macam, yaitu competence, relatednees, dan autonomy.

Mahasiswa yang merokok akan memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang lebih autonomous ketika ketiga needs tersebut dapat terpenuhi atau terpuaskan (Deci & Ryan, 2003). Jika ketiga needs tersebut terpenuhi, maka mahasiswa tersebut akan lebih termotivasi secara intrinsik, sehingga self-regulation perilaku berhenti merokoknya menjadi lebih autonomous.

Akan tetapi, jika ada salah satu atau dua dari ketiga needs tersebut yang tidak dapat terpenuhi atau terpuaskan, maka mahasiswa tersebut akan termotivasi secara ekstrinsik, misalnya karena tidak merasa memiliki kemampuan (competence) untuk berhenti merokok, atau merasa tidak ada dukungan dari orang-orang di sekitarnya (relatedness). Hal ini akan menyebabkan mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok karena ingin mendapatkan hal-hal yang ada di lingkungannya, misalnya agar tidak harus membayar denda karena merokok di tempat umum. Hal tersebut akan


(45)

Universitas Kristen Maranatha 16

menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang lebih controlled.

Jika ketiga needs tersebut tidak dapat terpenuhi (misalnya karena tidak merasa bahwa keinginan berhenti merokok tersebut merupakan keinginan/kemauannya sendiri, merasa tidak memiliki kemampuan untuk bisa berhenti merokok, dan merasa bahwa tidak ada orang yang mendukung), mahasiswa tersebut tidak akan termotivasi baik secara ekstrinsik maupun intrinsik. Hal ini akan menyebabkan self-regulation perilaku berhenti merokoknya menjadi tidak jelas, atau bahkan mereka sama sekali tidak meregulasinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut amotivation (non-regulation).

Konteks sosial yang mempengaruhi setiap mahasiswa ketika ingin berhenti merokok ada tiga, yaitu controlling dan informational (Deci & Ryan, 2004). Setiap mahasiswa mempunyai persepsi yang berbeda-beda, termasuk mengenai lingkungan atau konteks sosialnya. Hal ini menyebabkan setiap mahasiswa akan berbeda dalam mempersepsikannya, yaitu sebagai controlling atau informational, walaupun mahasiswa tersebut berada dalam lingkungan atau konteks sosial yang sama.

Ketika mempersepsikan lingkungan atau konteks sosialnya sebagai situasi yang controlling, mahasiswa tersebut akan merasakan adanya tekanan dari luar dirinya atau lingkungannya, yang menuntut, memaksa, atau mengharuskannya untuk mengubah perilaku merokoknya tersebut. Hal ini dapat membuat mahasiswa perokok tersebut termotivasi secara ekstrinsik untuk berhenti merokok, sehingga lebih controlled dalam meregulasi perubahan perilakunya tersebut.


(46)

17

Ketika mempersepsikan konteks sosialnya sebagai informational, mahasiswa tersebut akan tertarik untuk mengubah perilaku merokoknya, dan menikmati aktivitas atau proses perubahan perilaku tersebut. Jika mahasiswa tersebut ingin menikmati perilaku berhenti merokoknya, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut termotivasi secara intrinsik, sehingga lebih autonomous dalam meregulasi perilaku merokoknya.

Walaupun konteks sosialnya sebenarnya adalah informational, ada juga mahasiswa perokok yang mempersepsikannya sebagai situasi yang controlling, sehingga dalam mengubah perilaku merokoknya tersebut justru termotivasi secara ekstrinsik dan self-regulation-nya menjadi lebih controlled. Sebaliknya, walaupun konteks sosialnya sebenarnya adalah controlling, mahasiswa tersebut dapat termotivasi secara intrinsik karena mereka mempersepsikannya bukan sebagai situasi yang menekan atau mengevaluasi tindakan mereka, tetapi mendukung (informational) mereka untuk dapat berhasil berhenti merokok. Hal tersebut akan menyebabkan para mahasiswa tersebut menjadi lebih autonomous dalam meregulasi perilaku merokoknya tersebut.


(47)

Universitas Kristen Maranatha 18

Skema Kerangka Pemikiran Mahasiswa merokok

yang ingin berhenti merokok

Needs: - Autonomy - Competence - Relatedness

Konteks Sosial: - Controlling - Informational

Extrinsic Motivation Intrinsic Motivation

Amotivation

External Regulation Introjected Regulation

Identified Regulation Integrated Regulation

Non-regulation

Controlled Autonomous


(48)

19

1.6ASUMSI PENELITIAN

Terdapat tiga macam kebutuhan dasar psikologis (basic psychological needs) pada mahasiswa, yaitu Autonomy, Competence, dan Relatedness (Deci & Ryan, 2003).

• Ada kebutuhan dasar psikologis yang dapat terpenuhi dan ada yang tidak dapat terpenuhi. Terpenuhi atau tidaknya ketiga kebutuhan dasar psikologis tersebut dipengaruhi oleh lingkungan atau konteks sosial.

Terdapat dua macam konteks sosial, yaitu Informational (mendukung) dan Controlling (memberikan tuntutan atau paksaan) (Deci & Ryan, 2003).

Jika lingkungan Informational, maka kebutuhannya akan terpenuhi, sehingga motivasinya akan menjadi Intrinsik. Akan tetapi, jika lingkungan Controlling, maka kebutuhannya akan cenderung tidak terpenuhi, sehingga motivasinya akan Ekstrinsik.

Motivasi akan mengarahkan pada regulation, terutama dalam hal self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang ingin berhenti merokok, yang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu Autonomous, Controlled, dan Amotivation.

Jika motivasinya adalah Intrinsik, maka self-regulation perilaku berhenti merokoknya adalah Autonomous. Jika motivasinya adalah Ekstrinsik, maka self-regulation perilaku berhenti merokoknya adalah Controlled atau Amotivation.


(49)

Universitas Kristen Maranatha 63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai self-regulation perilaku berhenti merokok pada mahasiswa yang masih merokok di Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar mahasiswa yang merokok memiliki self-regulation perilaku berhenti merokok yang autonomous, yang menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut ingin berhenti merokok karena merasa bahwa berhenti merokok adalah hal yang penting bagi kesehatannya, serta merupakan pilihan dan kemauannya sendiri. Akan tetapi, sampai saat ini mahasiswa tersebut masih tetap merokok karena lingkungannya yang dirasakannya sebagai situasi yang lebih controlling, serta karena adanya kecanduan dan stress yang dialaminya. 2. Sebagian besar mahasiswa tersebut ternyata memiliki competence yang tinggi,

yang menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut merasa yakin bahwa dirinya mampu untuk berhasil berhenti merokok, dan mampu untuk mempertahankan perilaku berhenti merokok tersebut dalam waktu yang lama, bahkan tidak akan merokok lagi untuk seterusnya.

3. Sebagian besar mahasiswa tersebut merasa bahwa lingkungannya merupakan situasi yang lebih controlling (menghambat) terhadap keinginannya untuk


(50)

64

berhenti merokok, walaupun terdapat sebagian mahasiswa yang merasa bahwa lingkungannya sebagai situasi yang informational (mendukung). Hal ini menyebabkan menurunnya self-regulation yang autonomous tersebut, sehingga menyebabkan competence-nya juga menurun. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun memiliki self-regulation yang autonomous dan competence yang tinggi, jika mahasiswa tersebut merasa bahwa lingkungannya lebih controlling, maka akan lebih sulit untuk berhenti merokok. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” di Bandung yang ingin berhenti merokok tersebut masih tetap merokok sampai saat ini.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Lanjutan

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai self-regulation dengan menggunakan alat ukur (dengan melakukan modifikasi sesuai kepentingan penelitian) Health-Care Climate Questionnaire (HCCQ) dari Health-Care SDT Packet (Williams, Ryan, & Deci, 2006) untuk mengukur persepsi dan perasaan sampel terhadap lingkungan sosialnya, sehingga dapat diperoleh ukuran yang lebih jelas mengenai pengaruh lingkungan terhadap self-regulation dan competence.


(51)

Universitas Kristen Maranatha 65

2. Dapat melakukan penelitian lanjutan terhadap sampel dengan tahap perkembangan yang lebih awal, yaitu adolesence, karena diketahui bahwa semakin awal mengkonsumsi rokok, maka semakin sulit untuk berhasil berhenti merokok. Terhadap sampel adolescence tersebut dapat dilakukan penelitian ekperimental dengan memberikan semacam pengetahuan melalui penyuluhan atau seminar, kemudian diukur self-regulation, competence, dan persepsi terhadap autonomy support-nya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah perilaku merokok pada adolescence, sehingga kehidupan mereka selanjutnya akan menjadi lebih sehat.

3. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara self-regulation antara laki-laki dan perempuan, tetapi dengan perbedaan jumlah sampel laki-laki yang lebih banyak daripada perempuan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel laki-laki dan perempuan dijadikan seimbang, agar dapat dilihat pengaruh jenis kelamin terhadap self-regulation, khususnya dalam hal kesehatan (terutama merokok).

5.2.2 Saran Gunalaksana

1. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada mahasiwa yang masih merokok dan ingin berhenti merokok mengenai penyebab yang selama ini menyulitkannya untuk berhenti merokok (selain karena kecanduan), yaitu bahwa selain harus berusaha untuk mendapatkan alasan-alasan yang berasal dari dalam dirinya (kemauannya


(52)

66

sendiri) dan berdasarkan pilihannya sendiri, mahasiswa tersebut juga harus menyadari bahwa dirinya membutuhkan dan berusaha meminta bantuan dari lingkungannya agar dapat berhasil berhenti merokok.

2. Hasil penelitian ini juga ditujukan terhadap institusi-instisusi pendidikan, khususnya Fakultas “X” Universitas “Y” agar dapat digunakan untuk menyediakan lingkungan kampus yang mendukung mahasiswanya yang ingin berhenti merokok, yaitu dengan membantu menyadarkan mahasiswanya tersebut bahwa dirinya membutuhkan dan mau meminta bantuan dari lingkungannya, serta menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman dalam membuat suatu program rehabilitasi (bagi yang kecanduan) dan konseling (bagi yang stress) bagi mahasiswanya yang ingin berhenti merokok tetapi merasa kesulitan untuk mengubah perilaku merokoknya tersebut.


(53)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Deci, Edward L., & Ryan, Richard M. 2003. Handbook of Self-Determination Research. Singapore: The University of Rochester Press.

Graciano, Anthony M., & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods: A Process of Inquiry. 4th Edition. Needham Heights: Allyn & Bacon.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Papalia, Diane E., Olds, Sally W., & Feldman, Ruth D. 2001. Human Development. 8th Edition. New York: McGraw-Hill.

Rafael, Romy. 2006. Hipnoterapi: Quit Smoking. Kebayoran Lama: GagasMedia.

Santrock, John. W. 2004. Life-Span Development. 9th Edition. New York: McGraw-Hill.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Penerbit Tarsito.

Wetherall, Charles F. 2006. Stop: Baca Buku Ini dan Berhenti Merokok. Bandung: Kelompok Penerbit Pustaka Hidayah.


(54)

DAFTAR RUJUKAN

Deshandi, Fareza. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations pada Mahasiswa Semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung.

Kim, Y., Deci, E. L., Zuckerman, M. 2002. The Development of The Self-Regulation of Withholding Negative Emotions Questionnaire.

Levesque, C. S., Williams, G. C., Elliot, D., Pickering, M. A., Bodenhamer, B., Finley P. J. 2006. Validating The Theoretical Structure of The Treatment Self-Regulation Questionnaire (TSRQ) Across Three Different Health Behaviors.

Ryan, R. M. & Deci, E. L. 2000. Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Sosial Development, and Well-Being.

Williams, G. C., Cox, E. M., Hedberg, V. A., & Deci., E. L. 2000. Extrinsic Life Goals and Health-Risk Behaviors in Adolescents.

Williams, G. C., Cox, E. M., Kouides, R. W., Deci, E. L. 1999. Presenting The Facts About Smoking to Adolescents: Effects of an Autonomy-Supportive Style.

Williams, G. C., Minicucci, D. S., Kouides, R. W., Levesque, C. S., Chirkov, V. I., Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2002. Self-determination, Smoking, Diet and Health.

Williams, G. C., Minicucci, D. S., Kouides, R. W., Levesque, C. S., Chirkov, V. I., Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2006. Testing a Self-Determination Theory Intervention for Motivating Tobacco Cessation: Supporting Autonomy and Competence in a Clinical Trial.


(55)

Universitas Kristen Maranatha Williams, G. C., Gagné, M., Mushlin, A. I., & Deci., E. L. 2005. Health

Education: Motivation for Behavior Change in Patients With Chest Pain.

Williams, G. C., Gagné, M., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 2002. Facilitating Autonomous Motivation for Smoking Cessation.

Williams, G. C., Grow, V. M., Freedman, Z. R., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 1996. Motivational Predictors of Weight-Loss Maintenance.

Websites:

http://www.google.com, 2006

http://www.rochester.edu/SDT, 2006 http://selfdeterminationtheory.org, 2006

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2006 http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=202433&kat_id=318,

2006

http://www.hccp.org/tobacco_use_in_college_students.htm, 2006 http://www.ada.org/college_smoking_habit.htm, 2006

http://www.whyquit.com/pr/121805.html, 2006

http://www.ctri.wisc.edu/Home/Quit_Line/OQT/oqt.html.com/pr/121805. html, 2006

http://www.ctri.wisc.edu/News.Center/press_release/2006%20Release/O QTnewsrelease.pdf, 2006


(56)

http://focus.hms.harvard.edu/2001/Apr6_2001/research_briefs.html, 2006

http://www.jointogether.org/news/research/pressreleases/2001/harvard-reports-on-college.html, 2006

http://ariefindo.blogspot.com/atom.xml, 2007

http://www.idionline.org/infoidi-isi.php?news_id=2511, 2007

E-mail:

Mr. Edward L. Deci:

[email protected]

[email protected]

Mr. Geoffrey Williams:


(1)

Universitas Kristen Maranatha 65

2. Dapat melakukan penelitian lanjutan terhadap sampel dengan tahap perkembangan yang lebih awal, yaitu adolesence, karena diketahui bahwa semakin awal mengkonsumsi rokok, maka semakin sulit untuk berhasil berhenti merokok. Terhadap sampel adolescence tersebut dapat dilakukan penelitian ekperimental dengan memberikan semacam pengetahuan melalui penyuluhan atau seminar, kemudian diukur self-regulation, competence, dan persepsi terhadap autonomy support-nya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah perilaku merokok pada adolescence, sehingga kehidupan mereka selanjutnya akan menjadi lebih sehat.

3. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara

self-regulation antara laki-laki dan perempuan, tetapi dengan perbedaan jumlah

sampel laki-laki yang lebih banyak daripada perempuan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel laki-laki dan perempuan dijadikan seimbang, agar dapat dilihat pengaruh jenis kelamin terhadap self-regulation, khususnya dalam hal kesehatan (terutama merokok).

5.2.2 Saran Gunalaksana

1. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada mahasiwa yang masih merokok dan ingin berhenti merokok mengenai penyebab yang selama ini menyulitkannya untuk berhenti merokok (selain karena kecanduan), yaitu bahwa selain harus berusaha untuk mendapatkan alasan-alasan yang berasal dari dalam dirinya (kemauannya


(2)

66

sendiri) dan berdasarkan pilihannya sendiri, mahasiswa tersebut juga harus menyadari bahwa dirinya membutuhkan dan berusaha meminta bantuan dari lingkungannya agar dapat berhasil berhenti merokok.

2. Hasil penelitian ini juga ditujukan terhadap institusi-instisusi pendidikan, khususnya Fakultas “X” Universitas “Y” agar dapat digunakan untuk menyediakan lingkungan kampus yang mendukung mahasiswanya yang ingin berhenti merokok, yaitu dengan membantu menyadarkan mahasiswanya tersebut bahwa dirinya membutuhkan dan mau meminta bantuan dari lingkungannya, serta menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman dalam membuat suatu program rehabilitasi (bagi yang kecanduan) dan konseling (bagi yang stress) bagi mahasiswanya yang ingin berhenti merokok tetapi merasa kesulitan untuk mengubah perilaku merokoknya tersebut.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Deci, Edward L., & Ryan, Richard M. 2003. Handbook of Self-Determination

Research. Singapore: The University of Rochester Press.

Graciano, Anthony M., & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods: A Process

of Inquiry. 4th Edition. Needham Heights: Allyn & Bacon.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Papalia, Diane E., Olds, Sally W., & Feldman, Ruth D. 2001. Human

Development. 8th Edition. New York: McGraw-Hill.

Rafael, Romy. 2006. Hipnoterapi: Quit Smoking. Kebayoran Lama: GagasMedia.

Santrock, John. W. 2004. Life-Span Development. 9th Edition. New York: McGraw-Hill.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Penerbit Tarsito.

Wetherall, Charles F. 2006. Stop: Baca Buku Ini dan Berhenti Merokok. Bandung: Kelompok Penerbit Pustaka Hidayah.


(4)

DAFTAR RUJUKAN

Deshandi, Fareza. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations pada

Mahasiswa Semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung.

Kim, Y., Deci, E. L., Zuckerman, M. 2002. The Development of The

Self-Regulation of Withholding Negative Emotions Questionnaire.

Levesque, C. S., Williams, G. C., Elliot, D., Pickering, M. A., Bodenhamer, B., Finley P. J. 2006. Validating The Theoretical Structure of The Treatment

Self-Regulation Questionnaire (TSRQ) Across Three Different Health Behaviors.

Ryan, R. M. & Deci, E. L. 2000. Self-Determination Theory and the Facilitation of

Intrinsic Motivation, Sosial Development, and Well-Being.

Williams, G. C., Cox, E. M., Hedberg, V. A., & Deci., E. L. 2000. Extrinsic Life

Goals and Health-Risk Behaviors in Adolescents.

Williams, G. C., Cox, E. M., Kouides, R. W., Deci, E. L. 1999. Presenting The

Facts About Smoking to Adolescents: Effects of an Autonomy-Supportive Style.

Williams, G. C., Minicucci, D. S., Kouides, R. W., Levesque, C. S., Chirkov, V. I., Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2002. Self-determination, Smoking, Diet and

Health.

Williams, G. C., Minicucci, D. S., Kouides, R. W., Levesque, C. S., Chirkov, V. I., Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2006. Testing a Self-Determination Theory

Intervention for Motivating Tobacco Cessation: Supporting Autonomy and Competence in a Clinical Trial.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Williams, G. C., Gagné, M., Mushlin, A. I., & Deci., E. L. 2005. Health

Education: Motivation for Behavior Change in Patients With Chest Pain.

Williams, G. C., Gagné, M., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 2002. Facilitating

Autonomous Motivation for Smoking Cessation.

Williams, G. C., Grow, V. M., Freedman, Z. R., Ryan, R. M., & Deci., E. L. 1996. Motivational Predictors of Weight-Loss Maintenance.

Websites:

http://www.google.com, 2006

http://www.rochester.edu/SDT, 2006

http://selfdeterminationtheory.org, 2006

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/metro/1537232.htm, 2006

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=202433&kat_id=318,

2006

http://www.hccp.org/tobacco_use_in_college_students.htm, 2006

http://www.ada.org/college_smoking_habit.htm, 2006

http://www.whyquit.com/pr/121805.html, 2006

http://www.ctri.wisc.edu/Home/Quit_Line/OQT/oqt.html.com/pr/121805.

html, 2006

http://www.ctri.wisc.edu/News.Center/press_release/2006%20Release/O


(6)

http://focus.hms.harvard.edu/2001/Apr6_2001/research_briefs.html, 2006

http://www.jointogether.org/news/research/pressreleases/2001/harvard-reports-on-college.html, 2006

http://ariefindo.blogspot.com/atom.xml, 2007

http://www.idionline.org/infoidi-isi.php?news_id=2511, 2007

E-mail:

Mr. Edward L. Deci:

[email protected][email protected]

Mr. Geoffrey Williams: