Gambaran Kadar SGOT dan SGPT Penderita Rawat Inap Infeksi Dengue Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit DR. Hasan Sadikin Bandung.

(1)

iv

ABSTRAK

GAMBARAN KADAR SGOT DAN SGPT PENDERITA RAWAT INAP INFEKSI DENGUE DI BAGIAN KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Argani G. Pospos, 2008, Pembimbing I : Penny Setyawati M., dr., SpPK, MKes Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr., MKes

Penyakit infeksi Dengue merupakan masalah endemik yang luas di wilayah tropis dan sub tropis terutama Indonesia. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pada infeksi Dengue, virus Dengue akan menginvasi sel-sel hepar, membuat sel tersebut rusak, dan akhirnya mengganggu fungsi normal hati. Pada gangguan fungsi hati, kadar transaminase serum SGOT dan SGPT akan meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kada SGOT dan SGPT penderita infeksi Dengue pada masing-masing derajat (Demam Dengue, Dengue Haemorrhagic Fever, dan Dengue Shock Syndrome).

Penelitian retrospektif ini adalah sebuah penelitian deskriptif observasional dengan cross sectional design. Data yang digunakan diambil dari bagian Kesehatan Anak dan Bagian Patologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada periode April 2007 sampai dengan Juli 2007.

Penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT dan SGPT yang diperiksa terdapat 46 orang, dengan 18 orang DD, 24 orang DHF, dan 4 orang DSS. Hasil penelitian memperlihatkan pada penderita infeksi Dengue kadar SGOT dan SGPT meningkat. Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat (89%) lebih banyak daripada yang dengan peningkatan kadar SGOT (85%). Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT yang meningkat pada DD 72%, DHF 92%, dan DSS 100%. Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat pada DD 89%, DHF 87%, dan DSS 100%.

Pada penderita infeksi Dengue terdapat peningkatan kadar SGOT dan SGPT sehingga sebaiknya penderita infeksi Dengue diperiksa kadar SGOT dan SGPT untuk mengetahui adanya gangguan fungsi hati.


(2)

ABSTRACT

THE HIGHLIGHT OF SGOT AND SGPT DENGUE INFECTION PATIENTS AT DEPARTMENT OF PEDIATRICS OF

DR. HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG

Argani G. Pospos, 2008, Tutor I : Penny Setyawati M., dr., SpPK, MKes Tutor II : Lisawati Sadeli, dr., MKes

Dengue infection is endemic overlarge areas of the tropics and subtropics especially in Indonesia. There is a hypothesis that in Dengue infection viruses invade hepatosit cell, make damages, and interfere liver function. In liver dysfunction transaminase serum SGOT and SGPT will increased. The aim of this study is to know the highlight of serum transaminase of the patients with Dengue infection at every degrees (Dengue Fever, Dengue Haemorrhagic Fever, and Dengue Shock Syndrome).

This retrospective study is a descriptive observational study with cross sectional design. The data was taken from the medical record at Department of Pediatrics and Clinical Pathology of Dr. Hasan Sadikin Hospital based on age, gender, the degree of infection, and concentration of the transaminase serum within the periode of Apryl 2007 until July 2007.

There were 46 patients with Dengue infection whose SGOT and SGPT examined which are 18 DF patients, 24 DHF patients, and 4 DSS patients. The results of the study shows that SGOT and SGPT of the patients increased. Patients with increased SGPT are more than patients with increased SGOT. There are 85% patients with SGOT elevation, 72% DF patients, 92% DHF patients, and 100% DSS patients. There are 89% patients with SGPT elevation, 89% DF patients, 87% DHF patients, and 100% DSS patients.

SGOT and SGPT of the Dengue infection patients increased. Clinical measurement of SGOT and SGPT is needed to evaluate the liver function.


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Pujian dan doa ucapan syukur penulis panjatan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kekuatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Gambaran Kadar SGOT DAN SGPT Penderita Rawat Inap Infeksi Dengue Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Penulis menyadari bahwa terlaksananya Karya Tulis Ilmiah ini berkat bimbingan dan pengarahan serta sumbangan pikiran yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Lukas Tanubrata, dr., SpS(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha.

2. Tim Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Subarna, dr., SpPK(K) selaku Kepala Bagian Patologi Klinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan penggantinya Dr. Ida Parwati, dr., SpPK(K) sebagai PLH Kepala Bagian Patologi Klinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4. Penny Setyawati M., dr., SpPK, MKes, selaku dosen pembimbing utama atas pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis sampai menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Lisawati Sadeli, dr., MKes selaku dosen pembimbing pendamping atas pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis sampai menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.


(4)

7. Agus Darajat, dr., SpA, Susanti Ratunanda,dr., Ibu Nurfauziyah, Artiti Aditya, SKed, dan Anggraeni Puspitasari, atas bantuannya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, terima kasih banyak.

8. Semua staf Perpustakaan Universitas Kristen Maranatha.

9. Coriejati Rita, dr., SpPK(K), MM, Ir. Anton Leonard S. Pospos, MM, dan Army Daniel Pospos, SE, keluarga tercinta, atas waktunya untuk menasihati dan mendorong penulis agar segera menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10.Ferdy Timothi Sinaga, Aloysia Lita, dan Grace Sahertian, terima kasih atas

perhatian dan dukungannya.

11.Teman-teman tercinta, Andini Dwikenia Anjani, Diajeng Lastika, Dinda Rizki, Mastarya Romauly, Wulandari, Arum Subhari, Elisabet Risubekti Lestari, Dia Mayang Sari, Puti Syania, Seruni, dan Indira Mega.

12.Kak Wita Tando, Kak Ervan James, dan Kak Maranu, atas masukan yang berharga bagi penulis.

Akhir kata, kepada mereka yang telah membantu selama penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung dan belum disebutkan dalam prakata ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bandung, Januari 2008


(5)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 4

1.4.1 Manfaat Akademis... 4

1.4.2 Manfaat Praktis... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metode Penelitian... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

1.7.1 Lokasi Penelitian ... 5

1.7.2 Waktu Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Demam Berdarah Dengue... 6

2.2 Epidemiologi... 6

2.3 Virus Dengue ... 8


(6)

2.5 Imunopatogenesis Infeksi Dengue ... 10

2.6 Gambaran Klinis ... 13

2.7 Klasifikasi Derajat Berat Penyakit Infeksi Dengue... 15

2.7.1 Derajat I (Demam Dengue/DD) ... 15

2.7.2 Derajat II (Demam Berdarah Dengue/DBD) ... 15

2.7.3 Derajat III-IV (Dengue Shock Syndrome/DSS)... 16

2.8 Diagnosis Laboratorium Infeksi Dengue... 16

2.9 SGOT dan SGPT ... 18

2.10 Pencegahan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 22

3.1 Bahan Penelitian... 22

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Waktu Penelitian ... 22

3.4 Metode Penelitian... 22

3.5 Analisis Data Penelitian... 22

3.6 Definisi Operasional... 23

3.6.1 Demam Dengue ... 23

3.6.2 Dengue Haemorrhagic Fever... 23

3.6.3 Dengue Shock Syndrome... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 24

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian menurut Usia ... 24

4.2 Karakteristik Subjek Penelitian menurut Jenis Kelamin ... 26

4.3 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Diagnosis ... 27

4.4 Karakter Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT ... 29

4.5 Karakter Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT Pada Setiap Diagnosis Infeksi Dengue... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40

5.1 Kesimpulan ... 40


(7)

x

DAFTAR PUSTAKA... 40 LAMPIRAN... 46 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 47


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar SGOT dan SGPT Normal... 20

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Usia ... 24

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin... 26

Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Diagnosis ... 27

Tabel 4.4 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT ... 29

Tabel 4.5 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT pada Diagnosis Demam Dengue... 31

Tabel 4.6 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT pada Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever... 33

Tabel 4.7 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT dan SGPT pada Diagnosis Dengue Shock Syndrome... 36


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Antigen Virus Dengue... 9

Gambar 2.2 Aedes aegypti... 10

Gambar 2.3 Patogenesis Infeksi Dengue ... 13

Gambar 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Usia... 25

Gambar 4.2 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin ... 26

Gambar 4.3 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Diagnosis ... 28

Gambar 4.4 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Kadar SGOT ... 29

Gambar 4.5 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Kadar SGPT ... 30

Gambar 4.6 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT pada Diagnosis Demam Dengue... 32

Gambar 4.7 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGPT pada Diagnosis Demam Dengue... 32

Gambar 4.8 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT pada Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever... 34

Gambar 4.9 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGPT pada Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever... 35

Gambar 4.10 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGOT pada Diagnosis Dengue Shock Syndrome... 37

Gambar 4.11 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Kadar SGPT pada Diagnosis Dengue Shock Syndrome... 38


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian Periode April s.d. Juli 2007 pada


(11)

46

LAMPIRAN 1

Data Penelitian Periode April s.d. Juli 2007 pada Penderita Infeksi Dengue NO

UMUR SEX DIAGNOSIS SGOT (U/L)

SGPT (U/L)

1 9 L DD 84 85

2 5 P DHF 91 65

3 14 P DD 47 31

4 2 L DHF 37 6

5 7 P DHF 89 41

6 13 L DD 44 46

7 4 P DD 32 21

8 12 L DHF 66 42

9 1 P DHF 57 49

10 12 L DHF 161 94

11 11 L DHF 78 69

12 6 L DD 71 70

13 13 L DHF 108 36

14 11 L DHF 83 23

15 10 P DD 50 48

16 14 L DSS 105 88

17 1 L DHF 107 36

18 3 P DSS 182 111

19 2 P DHF 73 64

20 3 P DD 54 47

21 3 L DHF 85 71

22 3 L DD 44 44

23 5 L DD 76 63

24 11 L DHF 116 88

25 14 L DHF 90 92

26 8 P DHF 103 65

27 1 P DHF 76 57

28 9 L DHF 65 71

29 4 L DSS 2205 677

30 6 P DSS 246 292

31 6 P DHF 106 48

32 8 L DD 90 76

33 5 P DD 46 38

34 4 P DHF 72 65

35 10 L DD 55 42

36 2 P DHF 45 41

37 5 L DD 75 57

38 13 P DHF 71 64

39 3 P DHF 89 40

40 12 L DD 77 63

41 7 P DD 78 51

42 12 P DD 54 67

43 5 L DHF 97 42

44 9 L DHF 120 86

45 11 L DD 55 43


(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Argani Gracias Pospos

Nomor Pokok Mahasiswa : 0410133

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 21 Juni 1986

Alamat : Jl. Kartika 1 no. 203 B KPAD Gegerkalong – Bandung 40153

Riwayat Pendidikan:

Tahun 1998 : Lulus dari SD Taruna Bakti Bandung Tahun 2001 : Lulus dari SLTP Taruna Bakti Bandung Tahun 2004 : Lulus dari SMU St. Aloysius Bandung

Tahun 2004 : Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung (sampai sekarang)


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam dengue / DD dan Demam Berdarah Dengue / DBD (Dengue Haemorrhagic Fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau

Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Kristina, dkk., 2004).

Penyakit DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 (Tatty Ernin Setiati, dkk., 2006), akan tetapi adanya konfirmasi virologis penderita DBD baru diketahui pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah dan pada tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit DBD. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan meningkat, baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit, dan secara sporadis selalu terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap tahun.

KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003). Pada bulan Maret 2004 dilaporkan bahwa pada periode Januari sampai dengan Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53%). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%) (Kristina, dkk., 2004).

Penyakit infeksi Dengue memiliki manifestasi klinis demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di


(14)

2

rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan / syok (Suhendro, dkk., 2007).

Demam dengue (DD) adalah penyakit virus akut dengan manifestasi klinik demam disertai nyeri kepala, otot, tulang dan atau sendi, serta ruam kulit, dan leukopeni. Derajat infeksi Dengue diklasifikasikan WHO dalam empat kategori: (1) Derajat I, yaitu demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet; (2) Derajat II, yaitu Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan di tempat lain, (3) Derajat III, yaitu didapatkan gangguan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab; (4) Derajat IV, yaitu syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur. Tanda utama yang membedakan DBD dari DD adalah peningkatan permeabilitas vaskular yang mendadak, dengan akibat perembesan plasma secara difus hingga menyebabkan gangguan perfusi, dan bila tidak ditangani secara tepat dan adekuat maka penderita akan jatuh ke dalam keadaan syok yang disebut sebagai sindrom syok dengue (SSD) yang dapat berakibat fatal. Penderita SSD mengalami syok hipovolemik akibat kebocoran plasma (WHO, 1999).

Penyakit ini dapat disertai komplikasi ginjal dan hati. Komplikasi ginjal berupa proteinuri hebat, haemorrhagic nephroso-nephritis atau haemorrhagic fever with renal syndrome, dan pada pemeriksaan patologi anatomi dapat ditemukan bendungan atau perdarahan di glomerulus dan kapiler. Komplikasi pada hati berupa degenerasi sel hati dalam berbagai derajat (Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo, 1998). Degenerasi atau kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dari hasil pemeriksaan enzim GOT dan GPT serum (Nurul Akbar, 2007).

Aspartat aminotransferase (AST), yang lebih dikenal dengan nama Glutamat oksalo-asetat transaminase (GOT), merupakan enzim mitokondria yang ada dalam jumlah besar di dalam hati, otot rangka, dan ginjal. Peningkatan kadar GOT serum (SGOT) terjadi pada kerusakan akut jaringan organ-organ tersebut, di mana sel-sel jaringan yang rusak melepaskan


(15)

3

Universitas Kristen Maranatha enzimnya. Alanin aminotransferase (ALT), yang lebih dikenal dengan nama Glutamat piruvat transaminase (GPT), merupakan enzim sitosol yang juga ada di dalam hati. Walaupun kadar GPT serum (SGPT) relatif lebih kecil dibandingkan kadar SGOT, namun SGPT lebih banyak ditemukan dalam sel-sel hati dibandingkan dalam sel-sel-sel-sel otot rangka dan jantung. Sehingga peningkatan kadar SGPT lebih spesifik untuk kerusakan hati daripada SGOT (Sherlock, 1995).

Penderita DBD sering menunjukkan peningkatan kadar serum transaminase (WHO, 1999) dan diduga peningkatan kadar SGPT dan SGOT dapat digunakan untuk mengetahui beratnya infeksi Dengue (Kalayanarooj, dkk., 1997).

1.2Identifikasi Masalah

- Apakah kadar SGOT meningkat pada penderita infeksi Dengue - Apakah kadar SGPT meningkat pada penderita infeksi Dengue

- Apakah jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat lebih banyak daripada yang dengan peningkatan kadar SGOT - Berapa jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT yang

meningkat pada masing-masing derajat infeksi

- Berapa jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat pada masing-masing derajat infeksi

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita infeksi Dengue dan gambaran peningkatan kadar SGOT dan SGPT pada berbagai derajat infeksi Dengue.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melakukan observasi kadar SGOT dan SGPT penderita infeksi Dengue yang diklasifikasikan berdasarkan derajat penyakit DBD yang telah ditentukan oleh klinisi berdasarkan kriteria WHO.


(16)

4

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan pengetahuan tentang adanya gangguan fungsi hati pada penyakit infeksi Dengue dan mengetahui apakah terdapat peningkatan kadar SGOT dan SGPT pada masing-masing derajat infeksi Dengue.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan masukan pada klinisi, terutama dokter umum, bahwa pada penderita infeksi Dengue perlu dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT untuk mengetahui adanya gangguan fungsi hati.

1.5Kerangka Pemikiran

Ada hipotesis yang menyatakan bahwa pada infeksi Dengue terjadi kerusakan sel-sel hati. Apakah kerusakan hati ini terjadi akibat efek langsung infeksi virus dengue atau respons host terhadap infeksi virus masih belum jelas (WHO, 1999). Pada infeksi Dengue diduga bahwa virus dengue akan masuk ke dalam hepatosit dan sel Kupffer untuk bereplikasi. Adanya invasi virus dengue ke dalam sel-sel tersebut menyebabkan kerusakan sel-sel hati (Huerre, et al, 2001). Gangguan fungsi sel hati dapat diketahui melalui pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT, di mana kadarnya akan meningkat, terutama kadar SGPT (Bishop, et al, 2005). Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada infeksi Dengue.

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian retrospektif deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional study terhadap data rekam medik penderita infeksi Dengue yang dirawat inap di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.


(17)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.7Lokasi dan Waktu

1.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.7.2 Waktu Penelitian


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

− Kadar SGOT penderita infeksi Dengue meningkat.

− Kadar SGPT penderita infeksi Dengue meningkat.

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat (89%) lebih banyak daripada yang dengan peningkatan kadar SGOT (85%).

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT yang meningkat pada DD 72%, DHF 92%, dan DSS 100%.

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat pada DD 89%, DHF 87%, dan DSS 100%.

5.2 Saran

− Penderita infeksi Dengue sebaiknya diperiksa kadar SGOT dan SGPT dapat mengetahui beratnya gangguan fungsi hati.

− Untuk mengetahui hubungan antara derajat penyakit infeksi Dengue dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar (minimal 30 sampel untuk masing-masing derajat infeksi).

− Penatalaksanaan penderita infeksi Dengue dengan gangguan fungsi hepar perlu mendapatkan perhatian para klinisi agar menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita infeksi Dengue.


(19)

41 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alan R.Tumbelaka. 2004. Diagnosis Demam dengue/Demam Berdarah Dengue.

Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam

Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 74, 76-77.

Aryati. 2001. Nilai Diagnostik Dengue Rapid Test untuk Diagnosis Demam

Berdarah Dengue. Dalam: Prakonas & Simposium Kongres Nasional IV

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Bandung: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik. Hal : 1, 2, 3.

Berhman RE, Vaughan VC. 1995. Demam Berdarah Dengue / Sindrom Syok Dengue. Dalam: Nelson Waldo E., editor: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 12. Jakarta : ECG. Hal 286-298.

Bishop ML., Fody EP., Schoeff LE. 2005. Clinical Chemistry Principles,

Procedures, Correlations. 5th Edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Brooks GF., Butel JS., Morse SA. 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical

Microbiology. 23rd Edition. Singapore: McGraw-Hill. Page 526-527.

Guzman MG., Kouri MG. 2002. Dengue: An Update. Lancet Infect. Dis.(2);

33-42.

Harikushartono, Nur Hidayah, Soegeng Soegijanto, Widodo Darmowandowo.

2002. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto, editor: Ilmu

Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika. Hal 46-50.


(20)

42

Heil W., Koberstein R., Zawta B. 2004. Reference Range for Adults and Children

Pre-analytical Considerations. 1st Edition. Germany: Roche Diagnostics GmbH.

Hindra Satari. 2004. Tatalaksana demam berdarah dengue petunjuk praktis terapi

cairan.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/pus-1.htm ., 15 Desember 2007.

____ . 2001. Konsultasi: Bagaimana Memastikan DBD Lebih Awal?

http://www.kompas.com.kesehatan/news/0404/01/071249.htm., 15 Desember 2007.

Huerre MR, Lan NT, Marianneau P, Hue NB, Khun H, Hung NT, Khen NT, Drouet MT, Huong VT, Ha DQ, Buisson Y, Deubel V. 2001. Liver Histopathology and Biological Correlates In Five Cases of Fatal Dengue Fever

In Vietnamese Children. Virchows Arch. (438);107-15.

Indro Handojo. 2004. Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi.

Surabaya: Airlangga University Press.

Kalayanarooj S, Vaughn DW, Nimmannitya S, Green S, Suntayakorn S, Kunentrasai N, Viramitrachai W, Ratanachu-eke S, Kiatpolpoj S, Innis BL, Rothman AL, Nisalak A, Ennis FA. 1997. Early Clinical and Laboratory

Indicators of Acute Dengue Illness. J Infect Dis. (176);313-21.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2004. Imunologi Dasar. Edisi 6. Jakarta : Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kristina, Isminah, Leny Wulandari.2004. Demam Berdarah Dengue.

http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm


(21)

43

Universitas Kristen Maranatha

M. Adhyatma. 1981. Demam Berdarah diagnosa dan Pengelolaan Penderita.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal P3M.

Nawa M, Takasaki T, Yamada K, Kurane I, Akatsuka T. 2003. Development of Ig-M Enzyme-Linked Immunosorbent Assay for Serodiagnosis of Dengue

using Beta-propiolactone-inactived Dengue Viral Antigen. Dengue Bulletin,

(27) : 95.

Nimmannitya S. 2003. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. In G.C. Cook,

A.Z. Zumla, editor: Manson’s Tropical Diseases. 21th ed. China : RDC Group

Limited.

Nurul Akbar. 2007. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 424-425.

Rampengan TH., Laurentz IF. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Edisi 3.

Jakarta EGC. Hal 148.

Rifai Amirudin. 2007. Fisiologi dan Biokimia Hati. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati,

editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 415-419.

Sherlock, S. 1995. Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu (Disease of Liver

and Biliary System). Alih bahasa, Petrus Andrianto. Jakarta: Widya Medika.

Soedarmono. 2000. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri

Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah


(22)

44

Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso. 2004. Tatalaksana Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue pada Anak. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 82, 88, 99-100.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2007. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,

Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1709-1713.

Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada

Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

_____ .2004. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki

H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari: Demam Berdarah dengue. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Suroso, Torry Chrishantoro. 2004. Informasi Produk Panbio Dengue Duo IgM

dan IgG Rapid Strip Test. Jakarta: PT Pasific Biotekindo Intralab.

Sutaryo. 2004. Dengue. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM.

Tatty Ernin Setiati, Jiri FPW, Martijn, Albert, Eric, Agustinus. 2006. Chaging

Epidemiology of Dengue Haemorrhagic Fever in Indonesia. Dengue

Bulletin, (30).

Vorndam V., Kuno G. 1997. Laboratory Diagnosis of Dengue Virus Infections. In: Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. New York: CAB International.


(23)

45

Universitas Kristen Maranatha

World Health Organization. 1999. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Jakarta:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

− Kadar SGOT penderita infeksi Dengue meningkat. − Kadar SGPT penderita infeksi Dengue meningkat.

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat (89%) lebih banyak daripada yang dengan peningkatan kadar SGOT (85%).

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT yang meningkat pada DD 72%, DHF 92%, dan DSS 100%.

− Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat pada DD 89%, DHF 87%, dan DSS 100%.

5.2 Saran

− Penderita infeksi Dengue sebaiknya diperiksa kadar SGOT dan SGPT dapat mengetahui beratnya gangguan fungsi hati.

− Untuk mengetahui hubungan antara derajat penyakit infeksi Dengue dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar (minimal 30 sampel untuk masing-masing derajat infeksi).

− Penatalaksanaan penderita infeksi Dengue dengan gangguan fungsi hepar perlu mendapatkan perhatian para klinisi agar menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita infeksi Dengue.


(2)

Alan R.Tumbelaka. 2004. Diagnosis Demam dengue/Demam Berdarah Dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 74, 76-77.

Aryati. 2001. Nilai Diagnostik Dengue Rapid Test untuk Diagnosis Demam Berdarah Dengue. Dalam: Prakonas & Simposium Kongres Nasional IV Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Bandung: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik. Hal : 1, 2, 3.

Berhman RE, Vaughan VC. 1995. Demam Berdarah Dengue / Sindrom Syok Dengue. Dalam: Nelson Waldo E., editor: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 12. Jakarta : ECG. Hal 286-298.

Bishop ML., Fody EP., Schoeff LE. 2005. Clinical Chemistry Principles, Procedures, Correlations. 5th Edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Brooks GF., Butel JS., Morse SA. 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology. 23rd Edition. Singapore: McGraw-Hill. Page 526-527.

Guzman MG., Kouri MG. 2002. Dengue: An Update. Lancet Infect. Dis.(2); 33-42.

Harikushartono, Nur Hidayah, Soegeng Soegijanto, Widodo Darmowandowo. 2002. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto, editor: Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika. Hal 46-50.


(3)

42

Heil W., Koberstein R., Zawta B. 2004. Reference Range for Adults and Children Pre-analytical Considerations. 1st Edition. Germany: Roche Diagnostics GmbH.

Hindra Satari. 2004. Tatalaksana demam berdarah dengue petunjuk praktis terapi cairan.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012001/pus-1.htm ., 15 Desember 2007.

____ . 2001. Konsultasi: Bagaimana Memastikan DBD Lebih Awal?

http://www.kompas.com.kesehatan/news/0404/01/071249.htm., 15 Desember 2007.

Huerre MR, Lan NT, Marianneau P, Hue NB, Khun H, Hung NT, Khen NT, Drouet MT, Huong VT, Ha DQ, Buisson Y, Deubel V. 2001. Liver Histopathology and Biological Correlates In Five Cases of Fatal Dengue Fever In Vietnamese Children. Virchows Arch. (438);107-15.

Indro Handojo. 2004. Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press.

Kalayanarooj S, Vaughn DW, Nimmannitya S, Green S, Suntayakorn S, Kunentrasai N, Viramitrachai W, Ratanachu-eke S, Kiatpolpoj S, Innis BL, Rothman AL, Nisalak A, Ennis FA. 1997. Early Clinical and Laboratory Indicators of Acute Dengue Illness. J Infect Dis. (176);313-21.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2004. Imunologi Dasar. Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kristina, Isminah, Leny Wulandari.2004. Demam Berdarah Dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm 1 Januari 2008


(4)

M. Adhyatma. 1981. Demam Berdarah diagnosa dan Pengelolaan Penderita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal P3M.

Nawa M, Takasaki T, Yamada K, Kurane I, Akatsuka T. 2003. Development of Ig-M Enzyme-Linked Immunosorbent Assay for Serodiagnosis of Dengue using Beta-propiolactone-inactived Dengue Viral Antigen. Dengue Bulletin, (27) : 95.

Nimmannitya S. 2003. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. In G.C. Cook, A.Z. Zumla, editor: Manson’s Tropical Diseases. 21th ed. China : RDC Group Limited.

Nurul Akbar. 2007. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 424-425.

Rampengan TH., Laurentz IF. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Edisi 3. Jakarta EGC. Hal 148.

Rifai Amirudin. 2007. Fisiologi dan Biokimia Hati. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 415-419.

Sherlock, S. 1995. Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu (Disease of Liver and Biliary System). Alih bahasa, Petrus Andrianto. Jakarta: Widya Medika.

Soedarmono. 2000. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah


(5)

44

Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas Suroso. 2004. Tatalaksana Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue pada Anak. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, editor: Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 82, 88, 99-100.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2007. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1709-1713.

Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

_____ .2004. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari: Demam Berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Suroso, Torry Chrishantoro. 2004. Informasi Produk Panbio Dengue Duo IgM dan IgG Rapid Strip Test. Jakarta: PT Pasific Biotekindo Intralab.

Sutaryo. 2004. Dengue. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM.

Tatty Ernin Setiati, Jiri FPW, Martijn, Albert, Eric, Agustinus. 2006. Chaging Epidemiology of Dengue Haemorrhagic Fever in Indonesia. Dengue Bulletin, (30).

Vorndam V., Kuno G. 1997. Laboratory Diagnosis of Dengue Virus Infections. In: Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. New York: CAB International.


(6)

World Health Organization. 1999. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Jakarta: ECG.