Hubungan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada CV. Bintang Mas).

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pada saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menungkatkan penerimaaan

dari sektor non migas, disebabkan pendapatan dari sektor migas kurang bisa

meningkatkan pendapatan pemerintah. Salah satu dari sumber penerimaaan

pemerintah yang dapat diandalkan adalah dari sektor pajak, karena pajak merupakan

sumber dana yang berkontribusi paling besar dalam membiayai Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) negara kita. Khususnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penghasilan. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas pertambahan nilai

(value added)

dari barang atau jasa yang dihasilkan atau yang diserahkan oleh

Pengusaha Kena Pajak. Pajak Pertambahan Nilai Merupakan salah satu komponen

pengurang Laba Perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perhitungan,

penyetoran, dan pelaporan yang dilaksanakan pada CV. Bintang Mas, serta melihat

bagaimana hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan data Laporan Laba Rugi perusahaan

tahun 2004 dan 2005, dan juga mengunakan data Pajak Pertambahan Nilai masa

pajak Januari 2004 sampai dengan Desember 2005.

Pebelitian ini dilakukan di CV. Bintang Mas yang bertempat tinggal di Jalan

Mayor Salim Batubara No 54. Bandar lampung–Teluk Betung, Kupang Teba,

Lampung.

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan, menyajikan serta menganalisis

data lalu diolah menjadi data untuk dianalisis sehingga diperoleh suatu simpulan.

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan mengunakan analisa statistik koefisien

korelasi

rank spearman

, yaitu suatu analisis korelasi untuk menganalisis kuatnya

hubungan antara dua variabel, dengan mengunakan tingkat signifikan 0,05

Adapun hipotesis yang ditarik dari penelitian ini adalah “Tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.”

Hipotesis diuji berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Laba Rugi Perusahaan,

kemudian diolah dan diuji dengan mengunakan koefisien korelasi

rank spearman.

Hasil dari analisa, penulis memperoleh pendapatannya Rp 3.545.500.000,

biayanya Rp 1.042.010.000 dan laba yang diperoleh Rp 436.563.000. Sedangkan

pada tahun 2005, pendapatannya Rp 4.127.200.000, biayanya Rp 1.310.760.000 dan

laba yang diperoleh Rp 318.018.000, dan hasil dari angka koefisien korelasi

rank

spearman

sebesar -1,000 dan sig (2-tailed) sebesar 1,000 yang berarti lebih besar dari

tingkat signifikan (0,05), maka Ho diterima. Hal ini berarti bahwa

tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba

Perusahaan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK………

……… i

KATA PENGANTAR

……….. ii

DAFTAR ISI

………. v

DAFTAR TABEL

………. ix

DAFTAR LAMPIRAN

………. x

BAB 1 PENDAHULUAN

………...

1.1

Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2

Identifikasi Masalah……….... 5

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian……….... 5

1.4

Manfaat Penelitian………... 6

1.5

Rerangka Pemikiran dan Hipotesis………. 7

1.6

Metodelogi Penelitian………. 9

1.7

Lokasi dan Waktu Penelitian………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

………...

2.1

Pengertian Umum Perpajakan………. 13

2.1.1

Fungsi-fungsi Pajak……….. 15


(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3

Hambatan Pemungutan Pajak………

18

2.1.4

Syarat Pemungutan Pajak………..

19

2.1.5

Asas Pemungutan Pajak……….

20

2.1.6

Cara Pemungutan Pajak……….

24

2.1.7

Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak……….

27

2.1.8

Tarif Pajak……….

28

2.1.9

Subjek Pajak dan Bukan Subjek Pajak………...

29

2.1.10

Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak………..

31

2.2

Pajak Pertambahan Nilai………..

35

2.2.1

Sejarah Pajak Pertambahan Nilai………

35

2.2.2

Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai……….

39

2.2.3

Saat dan Tempat Terhutangnya Pajak Pertambahan

Nilai…... ... 40

2.2.4

Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai…………...

42

2.2.5

Faktur Pajak………

44

2.2.6

Dasar Pengenaan Pajak………...

46

2.2.7

Tarif Pajak Pertambahan Nilai………...

48

2.2.8

Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai…………...

49

2.2.9

Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan

Nilai………

49

2.2.10

Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai………...

51


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.1

Dasar Pendekatan Pengukuran Laba………..

55

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

………

3.1

Objek Penelitian……….. 56

3.1.1

Sejarah Singkat Perusahaan……… 56

3.1.2

Aktivitas Perusahaan……….. 57

3.1.3

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas……….... 59

3.2 Metode Penelitian……… 68

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data……….. 69

3.2.2 Metode Analisis Hipotesis………. 70

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN PEMBAHASAN

...

4.1

Pelaksanaan Perhitungan PPN Pada CV. Bintang Mas……….. 72

4.2

Pelaksanaan Penyetoran PPN Pada CV. Bintang Mas ……….. 76

4.3

Pelaksanaan Pelaporan PPN Pada CV. Bintang Mas………….. 78

4.4

Hubungan PPN dengan Laba Perusahaan………... 81


(5)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

………

…….

5.1 Simpulan……….. 88

5.2 Saran………. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak dari 2004-2005……….. 3

Tabel 2.2.10 Formulir SPT Masa Pajak………... 53

Tabel 4.1 Tabel Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak

Januari 2004 sampai dengan Desember 2005……… 75

Tabel 4.3 Tabel Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa PPN

Masa Pajak Januari 2004 sampai dengan Desember 2005… 80

Tabel 4.4 Tabel Laporan Laba Rugi Tahun 2004 dan 2005………….. 82

Tabel 4.4 Tabel T... 83

Tabel 4.5 Tabel Laba Rugi dan PPN………. 87


(7)

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Perusahaan

Lampiran 2 : Surat Penelitian untuk Penyusunan Skripsi

Lampiran 3 : Surat Setoran Pajak

Lampiran 4 : Surat Jalan Penumpang

Lampiran 5 : Surat Jalan Paket

Lampiran 6 : Order Penumpang


(8)

Struktur Organisasi CV. Bintang Mas

Sumber : CV. Bintang Mas.

Direktur Audit Internal Corporate Secretary Manajer Umum Manajer Penjualan Manajer Keuangan Manajer Pemasaran Kepala Penjualan Bagian Keuangan Distribusi

Supir Kepala Akuntansi EDP Bagian Gudang Montir Manajer Pembelian Personalia dan Umum


(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Deri Metagia NRP : 0251342

Menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir atau Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.Serta apabila di kemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.Demikian pernyataan saya.

Bandung, Februari 2007 Yang menyatakan,


(18)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang mengalami krisis, baik dalam stabilitas ekonomi, sosial, politik, maupun mental. Pada saat ini, pemerintah berupaya memperbaiki kondisi tersebut dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan diberbagai bidang agar tujuan pembangunan nasional dapat tercapai. Tujuan dari pembangunan nasional Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan merata baik material maupun spiritual sesuai dengan yang tertuang dalam Garis–Garis Besar Haluan Negara. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut pemerintah memerlukan dana yang amat besar. Dana tersebut diperoleh dengan cara memanfatkan sumber-sumber penerimaan. Dua sumber penerimaan negara, yaitu sumber dana dalam negeri dan luar negeri. Sumber dalam negeri berasal dari sektor migas dan non migas. Sedangkan sumber dana luar negeri diperoleh dari bantuan dan pinjaman luar negeri. Indonesia pada jaman orde baru hanya mengandalkan penerimaan negara dari sektor migas. Pendapatan ini diperoleh dengan mengekspor migas keluar negeri. Tetapi pada saat ini sektor migas tidak mencukupi untuk membiayai pembangunan nasional yang sedang berlangsung karena sifat sumber daya migas yang tidak dapat diperbaharui dan semakin berkurangnya persediaan migas di Indonesia. Dengan menurunnya pendapatan


(19)

Universitas Kristen Maranatha 2

dari sektor migas, pemerintah berusaha mencari sumber pendapatan lainnya dari sektor non migas yaitu berupa pajak.

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang ideal, karena penerimaan pajak meningkat seirama dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup suatu bangsa. Oleh sebab itu pemerintah berusaha untuk menggali potensi dari penerimaan pajak. Meningkatnya konstribusi penerimaan pajak di Indonesia mulai terlihat dari dari tahun 1980 sampai dengan saat ini. Peningkatan ini disebabkan banyak faktor antara lain adanya berbagai pembaharuan di bidang perpajakan, baik sistem perpajakan maupun undang–undang perpajakannya yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan negara, serta menurunnya peranan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam dan terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 yang berdampak besar kepada peranan penerimaan pajak dalam APBN. Dengan meningkatnya konstribusi penerimaan pajak diharapkan dapat memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut antara lain dapat mengeser peranan penerimaan bukan pajak yaitu: minyak dan gas alam, juga mengganti peranan pinjaman luar negeri yang selama ini ternyata menjadi sumber utama dari pembiayaan pembangunan. serta adanya perubahan paradigma dalam menetapan anggaran APBN dari anggaran defisit menuju anggaran berimbang yang juga menuntut meningkatnya konstribusi penerimaan dari sektor pajak.

Sehingga dengan banyaknya harapan dan tuntutan terhadap penerimaan sektor pajak, menjadikan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis. Berikut ini kita dapat melihat realisasi dari penerimaan pajak selama beberapa tahun terakhir:


(20)

Universitas Kristen Maranatha 3

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak dari 2003-2005 (Dalam Triliun)

2003 2004 2005

Realisasi Penerimaan pajak 242 279,2 322,6 Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2005.

Dalam rangka merealisasikan rencana atau target penerimaan tersebut pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, secara terus menerus dan berkesinambungan melaksanakan upaya konkret dengan berpegang pada prinsip keadilan dan penegakan hukum sesuai dengan ketentuan pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa. “Segala pajak untuk keperluan negara harus di atur dengan Undang–Undang“. Karena pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam menyukseskan pembangunan nasional. Oleh karena itu, peran serta masyarakat perlu terus ditingkatkan dalam mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan bahwa pajak adalah salah satu sumber utama penghasilan negara. Agar penerimaan pemerintah dari sektor pajak bertambah, maka prosedur pemungutan pajak perlu disederhanakan, tarif pajak harus fleksibel sesuai dengan keadaan. Jika masyarakat mengerti tentang fungsi dan manfaat pajak maka masyarakat menjadi sadar untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Sehingga dengan sendirinya timbul disiplin pajak (tax Discipline), dimana Wajib Pajak selalu memenuhi kewajiban–kewajiban mereka tepat pada waktunnya. Penerapan pajak yang baik serta pengawasan yang efektif akan memudahkan perusahaan atau Wajib Pajak dalam menyesuaikan diri apabila terjadi perubahan–perubahan. Tetapi pada umumnya, walaupun sudah mengerti fungsi dan manfaat pajak, masyarakat cenderung menghindar untuk membayar pajak.


(21)

Universitas Kristen Maranatha 4

Hal ini dikarenakan Wajib Pajak tidak menerima secara langsung imbalan dan manfaat dari pembayaran pajak tersebut. Karena itu, Wajib Pajak sering merekayasa data mereka saat membayar pajak. Untuk mengatasi hal ini, pemerintahkan menetapkan sistem pajak, dimana Wajib Pajak diberi wewenang, kepercayaan, dan tanggung jawab untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar sehingga akan memacu keaktifan dan kejujuran Wajib Pajak. Cara ini disebut system self assessment, sehingga melalui sistem ini pelaksanaan administrasi perpajakan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami masyarakat. Penerimaan pemerintah dari dalam negeri telah menunjukan peningkatan yang cukup terutama penerimaan negara dari sektor pajak, salah satunya Pajak Pertambahan Nilai.

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (Value added) dari barang yang dihasilkan atau diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak apakah pabrikan, importir, agen utama atau distributor utama. Pajak ini merupakan pajak tidak langsung dimana beban pajak dapat dialihkan kepada pihak lain, yaitu pihak yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang menjadi objek pajak didalam negeri (di dalam daerah pabean). Oleh karean itu, atas barang yang tidak dikonsumsi di dalam daerah pabean (diekspor), dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol persen). Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang memberikan pemasukan yang cukup besar bagi negara, karena setiap masyarakat yang melakukan pembelian dan penyerahan barang atau jasa dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.


(22)

Universitas Kristen Maranatha 5

Pengenaan dan penerapan Pajak Pertambahan Nilai akan berdampak dan akan berpengaruh pada laba perusahaaan. Berdasarkan pola pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah bagaimana hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap laba perusahaan yang diperoleh CV. Bintang Mas. Hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skiripsi dengan judul : “HUBUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP LABA PERUSAHAAN”

1.2 Identifikasi Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasikan masalah yang dihadapi sebagai berikut :

1. Bagaimana perhitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada CV. Bintang Mas

2. Bagaimana hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses perhitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada CV.Bintang Mas

2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan.


(23)

Universitas Kristen Maranatha 6

1. 4 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis

1. Sebagai persyaratan dalam menempuh ujian sidang sarjana lengkap strata 1 di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Untuk menambah wawasan penulis untuk menganalisa, mengkaji, dan mengevaluasi tentang masalah perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai, cara perhitungannya, pemungutannya, dan cara pelaporannya. 3. Untuk memperoleh gambaran secara langsung sejauh mana teori–teori

yang telah dipelajari selama perkuliahan dapat mendukung keadaan sebenarnya dalam praktek.

2. Civitas Akademika Universitas Kristen Maranatha.

Proposal penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dibidang perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai.

3. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bemanfaat dan membantu sebagai evaluasi dalam tata cara perhitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.


(24)

Universitas Kristen Maranatha 7

1.5Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Peningkatan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan keberhasilan suatu negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan harus didukung oleh dana yang mencukupi. Sumber dana yang diperoleh pemerintah dari dalam negeri salah satunya adalah melalui pajak. Pajak pada dasarnya merupakan iuran rakyat kepada kas negara dari berbagai sektor, yang diatur dalam Undang-undang Perpajakan. Peraturan perundang-undangan perpajakan telah mengalami penyempurnaan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan Wajib Pajak dalam menghindari kewajibannya membayar pajak yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan agar Wajib Pajak lebih bertanggung jawab didalam melaksanakan kewajibannya. Pajak berfungsi sebagai alat atau sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan, juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur perekonomian (fungsi regulered), dimana pemerintah menjalankan fungsi untuk mengumpulkan dana dengan memasukkan uang yang berasal dari pajak ke kas negara sebanyak-banyaknya dan dipergunakan unutk membiayai pengeluaran negara.

Definisi pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH dalam buku Perpajakan, (2002: 1).

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.


(25)

Universitas Kristen Maranatha 8

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari barang atau jasa yang dihasilkan atau diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Tarif perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang diatur dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2000, pasal 7 dan pasal 8. Pajak Pertambahan Nilai timbul karena dipakainya faktor-faktor produksi di setiap jalur perusahaan. dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan kepada pihak konsumen.

Jadi menurut Undang–Undang Pajak Pertambahan Nilai jika pembeli membeli barang kena pajak atau jasa kena pajak maka pihak penjual akan memungut Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan tersebut, maka Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut saat penjualan barang dagangan merupakan pajak keluaran bagi penjual tersebut, sedangkan sewaktu membeli barang kena pajak atau jasa kena pajak maka pihak penjual akan memungut Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan pajak masukan bagi pembeli. Dengan demikian nampaknya Pajak Pertambahan Nilai dikenakan beberapa kali pada setiap terjadi penjualan dan efek pajak bergandanya dapat dieliminasikan dengan adanya sistem pengkreditan pajak (pajak keluaran dikurangi pajak masukan) hasilnya dapat berupa lebih bayar atau kurang bayar yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN formulir 1195) PPN tersebut akan diperhitungkan, disetorkan, dan dilaporkan dengan mengunakan System Self Assesment


(26)

Universitas Kristen Maranatha 9

Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dapat diperoleh dari transaksi–transaksi penjualan dan pembelian yang tercatat dalam Laporan Laba Rugi. Karena Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu komponen pengurangan dalam Laporan Laba Rugi. Pajak Pertambahan Nilai dapat mengurangi pendapatan tetapi bukan sebagai biaya. Sehingga Pajak Pertambahan Nilai akan mempengaruhi besar dan kecilnya laba yang akan diterima oleh perusahaan. Jika Pajak Pertambahan Nilai besar maka laba perusahaan akan menjadi kecil. Begitu pula sebaliknya, jika Pajak Pertambahan Nilai perusahaan kecil maka laba yang akan diterima oleh perusahaan akan menjadi besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan“.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mengunakan metodologi penelitian deskriptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga dapat di gambarkan dengan jelas mengenai objek yang diteliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Suatu metode yang bertujuan untuk menngambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta yang nyata dan tampak pada situasi yang diselidiki, dimana data disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.


(27)

Universitas Kristen Maranatha 10

Teknik Pengumpulan Data.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan ( field Research ) yaitu penelitian yang dilakukan untuk maksud memperoleh data langsung dari perusahaan yang bersangkutan. Yaitu dengan cara :

Wawancara

Adalah proses untuk memperoleh keterangan melalui suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang merupakan suatu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara langsung.

Observasi

Adalah proses untuk memperoleh keterangan melalui pengamatan langsung terhadap data yang telah dikumpulka

Dokumentasi

Adalah mengumpulkan dan meneliti data dan catatan–catatan dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2. Penelitian Kepustakaan.

Penelitian kepustakaan diperoleh dengan berpedoman pada literature– literature, buku–buku referensi dan catatan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan serta bahan–bahan lain yang ada relevansinya dengan masalah yang dikemukakan diatas. Dari penelitian tersebut penulis mencoba untuk melakukan analisa yang kemudian diambil kesimpulan–kesimpulan dan analisa–analisa.


(28)

Universitas Kristen Maranatha 11

3. Metode Analisis Hipotesis. A. Penetapan Hipotesis

Pengujian hipotesis dari hipotesis nol ( Ho ) dan hipotesis alternative ( H1 ). Perumusan penelitian ini adalah :

1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

2. H1 ; Terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

B.Perhitungan tes statistik

Salah satu yang digunakan untuk menguji hipotesis dasar yang bersifat sementara dari hasil analisa statistik sehingga dapat ditarik kesimpulannya yaitu pengujian hipotesis dasar. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Metode statistik yang digunakan menganalisis data atau fakta adalah dengan mengunakan metode korelasi rank spearman.

Analisis ini dipergunakan untuk menganalisis kuatnya hubungan antara dua variabel.

Rumus Korelasi Rank Spearman.

r = 1 – { 6.£d² / n (n² - 1) }

Keterangan. r = Korelasi Spearman.

6 = Sampel Kecil.

d = Selisih range x dan range y. n = Jumlah data berpasangan.


(29)

Universitas Kristen Maranatha 12

Tingkat signifikan yang dipakai adalah 0,05 untuk menunjukan korelasi anatara kedua variabel yang cukup nyata dan umum digunakan, serta merupakan tingkat signifikan umum yang digunakan untuk penelitian ilmu sosial. Kriteria yang dipakai untuk penerimaan atau penolakan Ho adalah :

Ho diterima jika : sig ( 2-tailed ) > tingkat signifikan. Ho ditolak jika : sig ( 2-tailed ) < tingkat signifikan.

Setelah mengetahui besarnya koefisien korelasi., kita dapat mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Laporan Keuangan Perusahaan, dengan ketentuan sebagai berikut :

Apabila ( - ) berarti terdapat pengaruh yang negative. Apabila ( + ) berarti terdapat pengaruh yang positif

1. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penulis melakukan penelitian di CV. Bintang Mas yang bergerak di bidang jasa Tour & Traveling, yang berlokasi di Jalan Mayor Salim Batubara No 54.Bandar lampung–Teluk Betung, Kupang Teba. Penelitian dilakukan mulai bulan September 2006 sampai selesai.


(30)

Universitas Kristen Maranatha 88

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya merupakan pajak yang dikenakan pada Pengusaha Kena Pajak saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan berdasarkan undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku, yakni Undang-undang No. 18 Tahun 2000.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap CV. Bintang Mas, serta didukung oleh data-data dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian mengenai hubungan Pajak Pertambahan Nilai

terhadap Laba Perusahaan ini berhasil menarik beberapa simpulan, antara lain :

1 Bagaimana cara perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pada CV. Bintang Mas :

a. Pelaksanaan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku yakni Undang-undang No. 18 Tahun 2000 mengenai Pajak Pertambahan Nilai. Tarif pajak yang berlaku adalah 10% (sepuluh persen) x Harga Jual kepada konsumen langsung,tarif ini berlaku untuk Pajak Masukan dan Pajang Keluaran. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan.


(31)

Universitas Kristen Maranatha 89

b. Pelaksanaan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada Undang-undang No. 18 Tahun 2000. Pelaksanaan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilengkapi dengan dokumen seperti SSP (Surat Setoran Pajak) dan sudah tepat pada saat jatuh tempo penyetoran pajak terhutang melalui pos.

c. Pelaksanaan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku yakni tidak melewati tanggal 20 bulan takwim berikutnya. Pelaksanaan pelaporan telah dilengkapi dokumen penunjang seperti Surat Setoran Pajak dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.

2 Bagaimana hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan :

a. Hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan adalah tidak terdapat hubungan yang kuat antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusaahan karena, besar-kecilnya Laba Perusahaan ditentukan oleh besar-kecilnya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahan, tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya Pajak Pertambahan Nilai. Tahun 2004 CV. Bintang mas, pendapatannya Rp 3.545.500.000, biayanya Rp 1.042.010.000 ; dan laba yang diperoleh Rp 436.563.000. Sedangkan pada tahun 2005, pendapatannya Rp 4.127.200.000, biayanya Rp 1.310.760.000 dan laba yang diperoleh Rp 318.018.000. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi besar-kecilnya laba perusahaan adalah pendapatan dan biaya, artinya jika pendapatan besar dan biayanya


(32)

Universitas Kristen Maranatha 90

kecil maka laba yang diterima akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika pendapatannya lebih kecil dan biayanya besar maka laba yang akan diterima semakin kecil.

b. Hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan berdasarkan analisis korelasi rank spearman. Diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 1,000 berarti lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 berarti Ho diterima. Hasil ini diperkuat dengan angkan koefisien korelasinya adalah -1,000, ini berarti hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan adalah lemah atau negative. Berdasarkan simpulan diatas dan dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan rank spearman, penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

5.2 Saran

Simpulan yang telah dipaparkan diatas, dirasa tidak lengkap jika peneliti tidak menuangkan beberapa saran yang dianggap dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam Pajak Pertambahan Nilai:

1 Pembuatan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai diusahakan lebih teliti agar tidak sering mengadakan pembetulan, terutama jumlah Pajak Keluaran dan Pajak Masukan. Jika sering melakukan pembetulan akan menyebabkan ada pemeriksaan oleh fiscus.

2 Diusahakan penyampaian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai ke Kantor Pelayanan Pajak tidak mendekati waktu jatuh tempo supaya tidak terlambat.


(33)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

B. Iliyas, Wirawan dan Waluyo, 2003, Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Brotodiharjo, Santoso R., 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi Keempat, Jakarta: Retika Aditama.

Djuanda, Gustian dan Lubis, Irwansyah, 2003, Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Jakarta: Penerbit Gramedia.

Hendriksen, Eldon S. and Van Breda, Michael F., 2000, Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Jakarta: Interaksa.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Edisi Revisi, yogyakarta: Penerbit Andi

Undang-undang Perpajakan Tahun 2000, Edisi Lengkap, Jakarta: Salemba empat.

Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang mewah No. 11 Tahun 1994 dan 18 Tahun 2000, Www. Pajak. Go. Id

Universitas Kristen Maranatha, 2001, Modul Pratika statistika 2, Bandung. Waluyo, 2000, Perubahan Perundang-undangan Perpajakan Era Reformasi,


(1)

3. Metode Analisis Hipotesis. A. Penetapan Hipotesis

Pengujian hipotesis dari hipotesis nol ( Ho ) dan hipotesis alternative ( H1 ). Perumusan penelitian ini adalah :

1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

2. H1 ; Terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

B. Perhitungan tes statistik

Salah satu yang digunakan untuk menguji hipotesis dasar yang bersifat sementara dari hasil analisa statistik sehingga dapat ditarik kesimpulannya yaitu pengujian hipotesis dasar. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Metode statistik yang digunakan menganalisis data atau fakta adalah dengan mengunakan metode korelasi rank spearman. Analisis ini dipergunakan untuk menganalisis kuatnya hubungan antara dua variabel.

Rumus Korelasi Rank Spearman.

r = 1 – { 6.£d² / n (n² - 1) }

Keterangan.

r = Korelasi Spearman. 6 = Sampel Kecil.

d = Selisih range x dan range y. n = Jumlah data berpasangan.


(2)

Tingkat signifikan yang dipakai adalah 0,05 untuk menunjukan korelasi anatara kedua variabel yang cukup nyata dan umum digunakan, serta merupakan tingkat signifikan umum yang digunakan untuk penelitian ilmu sosial. Kriteria yang dipakai untuk penerimaan atau penolakan Ho adalah :

Ho diterima jika : sig ( 2-tailed ) > tingkat signifikan. Ho ditolak jika : sig ( 2-tailed ) < tingkat signifikan.

Setelah mengetahui besarnya koefisien korelasi., kita dapat mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Laporan Keuangan Perusahaan, dengan ketentuan sebagai berikut :

Apabila ( - ) berarti terdapat pengaruh yang negative. Apabila ( + ) berarti terdapat pengaruh yang positif

1. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penulis melakukan penelitian di CV. Bintang Mas yang bergerak di bidang jasa Tour & Traveling, yang berlokasi di Jalan Mayor Salim Batubara No 54.Bandar lampung–Teluk Betung, Kupang Teba. Penelitian dilakukan mulai bulan September 2006 sampai selesai.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya merupakan pajak yang dikenakan pada Pengusaha Kena Pajak saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan berdasarkan undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku, yakni Undang-undang No. 18 Tahun 2000.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap CV. Bintang Mas, serta didukung oleh data-data dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian mengenai hubungan Pajak Pertambahan Nilai

terhadap Laba Perusahaan ini berhasil menarik beberapa simpulan, antara lain :

1 Bagaimana cara perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pada CV. Bintang Mas :

a. Pelaksanaan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku yakni Undang-undang No. 18 Tahun 2000 mengenai Pajak Pertambahan Nilai. Tarif pajak yang berlaku adalah 10% (sepuluh persen) x Harga Jual kepada konsumen langsung,tarif ini berlaku untuk Pajak Masukan dan Pajang Keluaran. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan.


(4)

b. Pelaksanaan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada Undang-undang No. 18 Tahun 2000. Pelaksanaan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilengkapi dengan dokumen seperti SSP (Surat Setoran Pajak) dan sudah tepat pada saat jatuh tempo penyetoran pajak terhutang melalui pos.

c. Pelaksanaan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh CV. Bintang Mas telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku yakni tidak melewati tanggal 20 bulan takwim berikutnya. Pelaksanaan pelaporan telah dilengkapi dokumen penunjang seperti Surat Setoran Pajak dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.

2 Bagaimana hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan :

a. Hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan adalah tidak terdapat hubungan yang kuat antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusaahan karena, besar-kecilnya Laba Perusahaan ditentukan oleh besar-kecilnya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahan, tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya Pajak Pertambahan Nilai. Tahun 2004 CV. Bintang mas, pendapatannya Rp 3.545.500.000, biayanya Rp 1.042.010.000 ; dan laba yang diperoleh Rp 436.563.000. Sedangkan pada tahun 2005, pendapatannya Rp 4.127.200.000, biayanya Rp 1.310.760.000 dan laba yang diperoleh Rp 318.018.000. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi besar-kecilnya laba perusahaan adalah pendapatan dan biaya, artinya jika pendapatan besar dan biayanya


(5)

kecil maka laba yang diterima akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika pendapatannya lebih kecil dan biayanya besar maka laba yang akan diterima semakin kecil.

b. Hubungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laba Perusahaan berdasarkan analisis korelasi rank spearman. Diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 1,000 berarti lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 berarti Ho diterima. Hasil ini diperkuat dengan angkan koefisien korelasinya adalah -1,000, ini berarti hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan adalah lemah atau negative. Berdasarkan simpulan diatas dan dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan rank spearman, penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pajak Pertambahan Nilai dengan Laba Perusahaan.

5.2 Saran

Simpulan yang telah dipaparkan diatas, dirasa tidak lengkap jika peneliti tidak menuangkan beberapa saran yang dianggap dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam Pajak Pertambahan Nilai:

1 Pembuatan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai diusahakan lebih teliti agar tidak sering mengadakan pembetulan, terutama jumlah Pajak Keluaran dan Pajak Masukan. Jika sering melakukan pembetulan akan menyebabkan ada pemeriksaan oleh fiscus.

2 Diusahakan penyampaian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai ke Kantor Pelayanan Pajak tidak mendekati waktu jatuh tempo supaya tidak terlambat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

B. Iliyas, Wirawan dan Waluyo, 2003, Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Brotodiharjo, Santoso R., 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi Keempat, Jakarta: Retika Aditama.

Djuanda, Gustian dan Lubis, Irwansyah, 2003, Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Jakarta: Penerbit Gramedia.

Hendriksen, Eldon S. and Van Breda, Michael F., 2000, Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Jakarta: Interaksa.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Edisi Revisi, yogyakarta: Penerbit Andi

Undang-undang Perpajakan Tahun 2000, Edisi Lengkap, Jakarta: Salemba empat.

Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang mewah No. 11 Tahun 1994 dan 18 Tahun 2000, Www. Pajak. Go. Id

Universitas Kristen Maranatha, 2001, Modul Pratika statistika 2, Bandung.

Waluyo, 2000, Perubahan Perundang-undangan Perpajakan Era Reformasi, Jakarta: Salemba Empat.