IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI ANAK TAMAN KANAK-KANAK: Studi Deskriptif Kualitatif Di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013.

(1)

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI ANAK

TAMAN KANAK-KANAK

(Studi Deskriptif Kualitatif Di Kelompok B

Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik

PendidikanGuru PendidikanAnakUsia Dini

oleh :

NOVI CITRA OKTAVIANA 0604044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Halaman Hak Cipta

==================================================================

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI ANAK

TAMAN KANAK-KANAK

Oleh

NOVI CITRA OKTAVIANA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada FakultasIlmuPendidikan

© NOVI CITRA OKTAVIANA2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANAK

TAMAN KANAK-KANAK

(StudiDeskriptifKualitatif Di Kelompok B Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung TahunPelajaran 2012/2013)

Bandung, Mei 2013 Disetujuiuntukdiajukan

KemukaUjianSidangSarjana Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini

FIP UniversitasPendidikan Indonesia

Disetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

YeniRachmawati, M.Pd I. GustiKomangAryaprastya, M.Hum NIP. 197303082000032001 NIP. 197703122008121001

Diketahui, Ketua Program Studi

Dr. Hj. OcihSetiasih, M.Pd NIP. 196007071986012001


(4)

v Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

ImplementasiPembelajaranBerbasisMultikultural UntukMengembangkanSikapToleransiAnak

Taman Kanak-Kanak

(StudiDeskriptifKualitatifDi Kelompok B Taman Kanak-Kanak BundaBalita Bandung TahunPelajaran 2012/2013)

Pembimbing I : YeniRachmawati, M.Pd

Pembimbing II : I. GustiKomangAryaprastyaAgus, M.Hum

Oleh :

Novi Citra Oktaviana 0604044

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Permasalahan yang ditemui di lapangan saat ini adalah adanya anak yang saling mengejek mengenai status sosial, perbedaan budaya, perbedaan agama, warna kulit, jenis rambut. Terutama yang peneliti temui di lapangan, yaitu di TK Bunda Balita.

Sesuaidenganmasalah yang telahdirumuskan di atas,

makatujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahui, menganalisis, danmengkaji :Profil sikap toleransi anak, Program perencanaan dan pembelajaran berbasis multikultural, Implementasi pembelajaran berbasis multikultural, dan Evaluasi pembelajaran berbasis multikultural dalam mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita. Dalam melakukan penelitian, maka dilakukan dengan cara observasi dan pengamatan langsung dimana peneliti selain mengamati sekaligus beraktivitas. Dengan pembelajaran berbasis multikultural dalam pembelajaran di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung secara keseluruhan cukup berhasil menumbuhkan aktivitas, kreativitas dan motivasi peserta didik yang mencerminkan sikap toleransi anak yang lebih meningkat.Selain itu juga Guru yang dengan metode ataupun model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien harus terkuasai, sehingga mampu memberikan motivasi terhadap peserta didiknya, selain itu juga peserta didik, yang ketika proses pembelajaran berlangsung, harus terlibat lebih aktif dan kreatif serta termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya.


(5)

v Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(6)

vi Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. i

UcapanTerimaKasih ………... ii

Abstrak ………. v

Daftar Isi ………... viii

DaftarTabel ……….. ix

DaftarGambar ……….. x

DaftarLampiran ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalahdanAnalisisMasalah……… 1

B. RumusanMasalah ………. 5

C. TujuanPenelitian ……….. 6

D. KegunaanPenelitian.……… 7

E. MetodePenelitian ………. 8

F. LokasidanSampelPenelitian ……….……….. 9

G. DefinisiOperasionalPenelitian ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak……… 10

1. PengertianPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak ..…….. 10

2. TujuanPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak .…………. 12

3. FungsiPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak………….. 15

B. KonsepToleransi 1. PengertianToleransi ……… 16

2. KarakteristikSikapToleransi..……… 21

3. Ciri-CiriSikapToleransi ………..……….. 24


(7)

vii Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. PembelajaranBerbasisMultikultural

1. PengertianPembelajaranBerbasisMultikultural ………… 26

2. TujuanPembelajaranBerbasisMultikultural ………. 28

3. FungsiPembelajaranBerbasisMultikultural ……….. 29

D. HubunganToleransiDenganPembelajaranBerbasis Multikultural ……….. 34

BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian ……….. 35

B. SubjekPenelitian ……… 35

C. Tahap-TahapPelaksanaanPenelitian ………. 36

1. TahapPerencanaanAwal ………... 36

2. TahapOrientasi ……….. 37

3. TahapEksplorasi ……… 37

4. TahapAnalisis Data ……….. 37

5. TahapPelaporan ……… 37

D. InstrumenPenelitiandanTeknikPengumpulan Data ……….. 38

1. InstrumenPenelitian ……….. 38

2. TeknikPengumpulan Data ……… 38

a. TeknikObservasi ……….. 38

b.Wawancara ……… 39

c. StudiDokumentasi ……… 40

d. StudiPustaka ……… 40

E. TeknikAnalisis Data ………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ProfilSekolah ……… 42

B. ProfilSikapToleransiAnak Di Kelompok B Taman Kanak- KanakBundaBalita Bandung ………..……… 45


(8)

viii Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Program Perencanaan Dan PembelajaranBerbasis Multikultural Di Kelompok B Taman Kanak-Kanak

BundaBalitaBandung .………. 45

D. ImplementasiPembelajaranBerbasisMultikultural

UntukMengembangkanSikapToleransiAnak Di Kelompok B

Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung ……… 51 E. EvaluasiPembelajaranBerbasisMultikultural

UntukMengembangkanSikapToleransiAnak Di Kelompok B

Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung ………... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………69

5.2 Saran-saran ……… 70

DAFTAR PUSTAKA ………72


(9)

ix Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 DaftarPesertaDidikKelompok B TK

BundaBalita Bandung

(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 57 4.2 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan

KegiatanMingguan (SKM)

(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 58 4.3 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan

KegiatanMingguan (SKM)

(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 60 4.4 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan

KegiatanMingguan (SKM)


(10)

x Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

4.1 StrukturOrganisasi TK BundaBalita


(11)

xi Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

01 Format PenilaianHasilPenelitian

02 SuratKeputusan Dari

FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasPe ndidikan Indonesia

03 KartuBimbingan

04 SuratIjinMengadakanPenelitian Dari

FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasPe ndidikan Indonesia

05 SuratIjinMelaksanakanPenelitian Dari TK

BundaBalita Bandung

06 SuratKeteranganTelahMelaksanakanPenelitian Dari

TK BundaBalita Bandung


(12)

1 Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah dan Analisis Masalah

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut (Salamah, 2006: 1)

Permasalahan di atas, maka diperlukan strategi khusus untuk memecahkan persoalan tersebut melalui berbagai bidang : sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, maka pendidikan multikultural menawarkan salah satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat khususnya yang ada pada peserta didik seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan dan umur. Hal ini merupakan yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih lanjut, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme serta menanamkan nilai-nilai keberagaman yang inklusif pada peserta didik. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagaman dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain. Adapun sikap toleransi anak terhadap keberagaman budaya, agama dan status sosial perlu dikembangkan sejak dini.


(13)

2

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan anak.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa pendidikan usia dini merupakan salah satu jalur pendidikan yang dapat mengembangkan perkembangan anak secara menyeluruh. Mengingat pentingnya pendidikan ini maka diperlukan pendidik yang dapat memberikan stimulasi dan bimbingan untuk perkembangan anak. Pendidikan ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang baik fisik dan psikisnya sesuai dengan harapan orang tua.

Pendidikan anak di Taman Kanak-Kanak termasuk ke dalam jalur pendidikan formal di bawah naungan dinas pendidikan. Pendidik memiliki tugas untuk menstimulasi perkembangan anak, berbagai macam cara dilakukan agar pembelajaran yang diberikan di sekolah akan memberikan kepuasan kepada orang tua. Untuk memberikan kepuasan itu guru berusaha mempersiapkan diri anak dengan terus memberikan pembelajaran-pembelajaran yang merangsang perkembangan kognitif, sosial-emosi, motorik, dan bahasa anak. Mereka beranggapan bahwa anak yang berhasil adalah anak yang pandai dengan kemampuan kognitif, namun pada kenyataannya bukan hanya kemampuan kognitif saja yang perlu diperhatikan tetapi anak juga perlu dipersiapkan untuk memasuki kehidupan bermasyarakat.

Menurut Raymond Williams amat sulit menemukan definisi multikulturalisme. Selain menunjuk kepada kemajemukan budaya, multikulturalisme juga mengacu kepada sikap khas terhadap kemajemukan budaya tersebut (Andre Ata Ujan, Ph.D, dkk, 2009: 14), yang dirangkai dalam lima tipe multikulturalisme. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada visi


(14)

3

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masyarakat sebagai tempat kelompok-kelompok budaya yang berbeda menjalani hidup mandiri dan terlibat dalam interaksi sebagai syarat hidup bersama. Multikulturalisme akomodatif, mengacu kepada visi masyarakat yang bertumpu pada satu budaya dominan dengan penyesuaian dan pengaturan untuk kebutuhan budaya minoritas.

Permasalahan yang ditemui di lapangan saat ini adalah adanya anak yang saling mengejek mengenai status sosial, perbedaan budaya, perbedaan agama, warna kulit, jenis rambut. Terutama yang peneliti temui di lapangan, yaitu di TK Bunda Balita. Hal itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena dikhawatirkan akan menjadi karakter anak ketika dewasa kelak. Maka sikap toleransi perlu diajarkan sejak usia dini.

Multikulturalisme mandiri¸ mengacu kepada kelompok-kelompok budaya besar mencari kesetaraan dengan dominan dan bertujuan menempuh hidup mandiri dalam kerangka politik kolektif yang dapat diterima. Multikulturalisme kritis atau interaktif, mengacu kepada masyarakat tempat kelompok kultural kurang peduli untuk menempuh hidup mandiri dan peduli dalam menciptakan suatu budaya kolektif yang mencerminkan dan mengakui perspektif mereka yang berbeda-beda. Multikulturalisme kosmopolitan, mengacu kepada visi masyarakat yang berusaha menerobos ikatan-ikatan kultural dan membuka peluang bagi individu yang tidak terikat dengan budaya khusus secara bebas bergiat dalam eksperimen antar kultur dan mengembangkan satu budaya milik mereka sendiri.

Adapun upaya yang dilakukan dalam meningkatkan toleransi anak Taman Kanak-Kanak adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis pendidikan multukultural. Belajar di kalangan anak-anak tidaklah sederhana melalui langkah-langkah hirarkis sebagaimana yang selama ini dipercayai oleh banyak orang. Tentu, ada suatu hirarki belajar tertentu yang melintasi semua domain perkembangan anak. Maknanya abstrak akan penting bagi seorang guru untuk membantu mengevaluasi tingkat kemajuan anak-anak dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang cocok untuk mereka. Mengembangkan sikap toleransi


(15)

4

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

anak Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berbasis multikultural.

Pembelajaran berbasis multikultural tidak terlepas dari adanya toleransi. Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif.

(http://aprilia180490.wordpress.com/2010/05/30/toleransi/)

Berdasarkan hal tersebut di atas, serta untuk mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran berbasis multikultural, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan dituangkan kedalam skripsi berjudul :

“Implementasi Pembelajaran Berbasis multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-Kanak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disajikan dan disebutkan, dimunculkan rumusan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana implementasi guru untuk mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis multikultural.

Rumusan pertanyaan itu merupakan rumusan masalah yang lebih rincinya disajikan sebagai berikut :

1. Bagaimana profil sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita ?

2. Bagaimana program perencanaan dan pembelajaran berbasis multikultural di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita ?


(16)

5

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis multikultural untuk mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita ?

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis multikultural dalam mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperolah gambaran yang jelas tentang implementasi pembelajaran berbasis multikultural untuk mengembangkan sikap toleransi anak Taman Kanak-Kanak.

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji :

1. Profil sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.

2. Program perencanaan dan pembelajaran berbasis multikultural di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.

3. Implementasi pembelajaran berbasis multikultural untuk mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompk B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.

4. Evaluasi pembelajaran berbasis multikultural dalam mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompk B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Setelah dilaksanakan penelitian, dan pembahasan diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi


(17)

6

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lembaga pendidikan, terutama dapat mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis multikultural.

2. Secara Praktis

Pertama hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis multikultural, guna memperoleh keberhasilan yang optimal.

Kedua bagi sekolah atau lembaga dapat memiliki guru dan peserta didik yang dapat bekerjasama secara kooperatif dalam mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis multikultural.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini berdasarkan kepada studi deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Bogdan dan Taylor (2009), mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada


(18)

7

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini berasumsi bahwa dunia realitas, situasi dan peristiwa yang terjadi sebagai objek suatu studi tentang perilaku dan fenomena sosial seharusnya dipandang secara berbeda-beda oleh orang-orang yang berbeda pula (Nasution, 2003: 32).

Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan, maka teknik yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : Observasi langsung dan pengamatan langsung, Wawancara, Studi Literatur, dan Studi Dokumentasi.

F. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi sosial penelitian yang diidentifikasikan pada 3 unsur yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution, 2003: 43). Unsur tempat atau lokasi dimana berlangsungnya penelitian ini dilakukan di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Jalan Makam Caringin No. 76 Bandung.

G. Definisi Operasional Penelitian

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul yang penulis kemukakan di atas, maka perlu kirannya mengemukakan definisi istilah-istilah yang terdapat dalam rumusan masalah sebagai berikut :

1. Toleransi

Jika kita telusuri jagad pemikiran keagamaan barat kontemporer, maka akan kita temukan sebuah nilai (value) yang taken for granted, bahkan menjadi porosnya, yakni toleransi (tolerance). Dalam deklarasi prinsip-prinsip toleransi

UNESCO (1995), dinyatakan, “Toleransi adalah penghargaan, penerimaan dan penghormatan terhadap kepelbagaian cara-cara kemanusiaan, bentuk-bentuk ekspresi dan kebudayaan”. Sedangkan dalam kamus-kamus Inggris, toleransi

(tolerance) bermakna to endure without protest (menahan perasaan tanpa protes).

Hanya saja perkembangan pemikiran dan politik barat telah mendorong toleransi menjadi sebuah nilai (value) tersendiri sebagaimana pernyataan Albert


(19)

8

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dondeyne : “…toleransiadalah sebuah nilai (value) itu sendiri dan bukan sekedar suatu kejelekan yang lebih rendah yang harus ditolerir dalam kondisi-kondisi

tertentu.” (Albert Dondeyne, Faith and the World, dalam Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, 2005).

2. Pembelajaran

Pembelejaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001: 57).

Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai berikut: Aspek struktur Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skemata atau juga biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi.

Teori Psikologi Gestalt disebut juga field theory atau insight full lerning. Menurutnya manusia bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada rangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang mempunyai kebulatan antara jasmani dan rohani. Secara pribadi manusia tidak secara langsung bereaksi kepada rangsang, dan tidak pula reaksi itu dilakukan secara tidak terarah, tidak pula dilakukan dengan cara trial and error.

Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.


(20)

9

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Multikultural

Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong, 1996). Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. (Farris & Cooper, 1994).


(21)

35 Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian deskriptif adalah menbuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif dalam suatu situasi (Ali, 1985).

Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Penerapan pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kenyataan-kenyataan tentang kemandirian subjek penelitian yang kemudian dideskripsikan melalui kata-kata dan bukan berupa angka. Dimana semua data yang dikumpulkan itu dijadikan sebagai kunci terhadap apa yang telah diteliti. (Nasution, 1992).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi dengan cara menghimpun data, mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data hasil penelitian (Yuhani, 2008: 36).

Sujana dan Ibrahim (1989: 64) mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut : Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan perkataan lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Hal senada dikemukakan oleh Nazir (1988: 63) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.

B. Subjek Penelitian

Untuk memudahkan penulisan dalam penelitian diperlukan pula beberapa persiapan sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan selama melakukan proses penelitian supaya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan


(22)

36

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

prosedur yang berlaku. Semua itu diperlukan agar semua tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi sosial penelitian yang diidentifikasikan pada 3 unsur yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution, 2003: 43).Unsur tempat atau lokasi dimana berlangsungnya penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Jalan Makam Caringin No. 76 Bandung.Yang dijadikan subjek penelitian adalah Kelas B. Dipilih kelas ini sebagai subjek penelitian, karena menurut penulis kemampuan anak beragam dan kurang berkembang dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran perlu ditingkatkan dan perlu dilakukan penelitian tindakan.

C. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Untuk memudahkan penulisan dalam penelitian diperlukan pula beberapa persiapan sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan selama melakukan proses penelitian supaya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk melaksanakan penelitian terlebih dahulu diperlukan perijinan dari pihak-pihak yang terkait supaya penelitian dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan prosedur.

1. Tahap Perencanaan Awal

Observasi awal, penulis melakukan pengamatan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran berbasis multikultural dalam upaya meningkatkan toleransi anak pada TK Bunda Balita, karena peneliti dituntut untuk terjun langsung dan merasakan hal-hal yang terjadi dan dialami oleh anak yang ada kaitannya dengan pembelajaran berbasis multikultural yang sudah barang tentu hasilnya mampu meningkatkan sikap toleransi anak. Kesesuaian ini dapat menyangkut : adanya sikap yang membiarkan perbedaan pendapat, terbuka dalam menghadapi perbedaan, bersikap lapang dada, menahan diri, bersikap sabar, bersikap ramah, dan mudah memaafkan.


(23)

37

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Tahap Orientasi

Meminta ijin terlebih dahulu kepada pihak terkait yaitu TK Bunda Balita Bandung dengan suratdari Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Tahap Eksplorasi

a. Membuat surat ijin penelitian kepada Ketua Jurusan Pedagogik Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Setelah mendapat ijin dari Ketua Jurusan Pedagogik Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia diteruskan untuk mendapatkan ijin dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Tahap Analisis Data

Dalam penelitian ini data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang-ulang sejak proses pengambilan data dilakukan (Nasution, 1992) yaitu : Reduksi Data, Display Data, dan Kesimpulan dan Verifikasi.

5. Tahap Pelaporan

Setelah melaksanakan berbagai kegiatan,terutama dalam proses pembelajaran berbasis multikultural dalam upaya meningkatkan toleransi anak pada TK Bunda Balita, penulis sebagai peneliti merasa ada keraguaan terhadap sikap yang membiarkan perbedaan pendapat, terbuka dalam menghadapi


(24)

38

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perbedaan, bersikap lapang dada, menahan diri, bersikap sabar, bersikap ramah, dan mudah memaafkan, terutama pada sikap toleransi anak, sehingga penulis perlu mendapatkan masukan dari para pengajar lainnya.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif sebagaimana ciri-cirinya, maka peneliti sendirilah yang berperan sebagai instrumen penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1988: 9) yang mengatakan bahwa :Peneliti

adalah „key instrument‟ atau alat peneliti utama. Dialah yang mengadakan sendiri

pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan.Ia tidak menggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung ucapan atau perbuatan responden.Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapa esensialnya peranan manusia dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif khususnya sebagai instrumen pengumpul data.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Observasi

Mariyana (2007) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Adapun teknik observasi non parsitipatif, dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan.Peneliti hanya


(25)

39

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengamati kegiatan.Dengan demikian akan dapat diketahui mengenai perubahanperilaku dan kemajuan di kelas dengan observasi dan juga diharapkan dapat diperoleh data yang faktual yang ada dan terjadi di kelas atau lapangan hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasution adalah sebagai berikut :“Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan. Kegiatan manusia atau siswa dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi.Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan

dengan mengadakan secara langsung “(2003:59).

Dengan demikian pengamatan langsung memungkinkan peneliti ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah. Sehingga dengan mudah terungkap mengenai perubahan perilaku peserta didik yang terjadi pada waktu proses pembelajaran berlangsung.Apakah dengan mempergunakan strategi pembelajaran berbasis multikultural dapat berhasil dan peneliti juga ingin tahu dengan mempergunakan strategi ini dapat merubah perilaku anak untuk meningkatkan toleransi. Dimana guru dituntut untuk lebih kreatif dalam merangsang anak dalam pembelajaran. Dengan adanya pengamatan langsungdiharapkan permasalahan diatas, dapat terjawab melalui data yang telah diperoleh dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap informan yaitu guru dan orang tua subjek yang diteliti. Wawancara yang dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka, artinya bahwa wawancara yang dilakukan tidak terbatas dalam bentuk dialog yang teratur yang telah ditentukan, akan tetapi dapat dilakukan wawancara tambahan apabila dianggap penting dan dapat menjadi sumber data. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2005).


(26)

40

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain melakukan pengamatan langsung, untuk mendapatkan data penelitian penulis melakukan wawancara dengan subjek penelitian guna mendapatkan data informasi yang diperlukan mengenai kondisi yang sebenarnya.“Menurut Nasution Dalam wawancara kita dihadapkan kepada dua hal.Pertama, kita harus secara nyata mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita menghadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang mungkin berbeda dengan pandangan kita sendiri. Masalah yang kita hadapi ialah bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana kita mengolah pandangan yang mungkin berbeda itu” (2003:69).

Adapun dalam melakukan wawancara ini peneliti bersama mitra mengadakan perbincangan guna mengetahui apakah dengan mempergunakan strategi pembelajaran berbasis multikultural dapat meningkatkan toleransi anak di Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data.Dalam penelitian ini dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik itu dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik lainnya. Selanjutnya dokumen tersebut akan dihimpun dan dipilih sesuai dengan tujuan fokus masalah melalui dokumentasi tertulis yang dikeluarkan oleh lembaga/sekolah sebagai sumber informasi atau data. Studi dokumentasi juga tidak terlepas dari alat bantu pengambilan data yang digunakan dalam proses pengambilan data adalah : 1.

(Field Notes) catatan-catatan tentang hal-hal yang ditemukan di lapangan. 2.

(Kamera Foto) untuk mendapat gambaran yang nyata pada subjek pada saat melakukan kegiatan untuk menjadi data pelengkap. 3. (Pedoman Wawancara) berisi daftar pertanyaan penting yang harus ditanyakan, namun demikian pedoman wawancara ini bersifat fleksibel.


(27)

41

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Studi Pustaka

Untuk melengkapi dan menyempurnakan hasil penelitian penulis menggunakan studi literatur dimana mengadakan studi pustaka terhadap berbagai buku sumber yang dijadikan rujukan dan relevan terhadap penelitian disamping penelitian ini menggunakan tehnik observasi dan wawancara terhadap anak di Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yang digunakan secara berulang-ulang sejak proses pengambilan data dilakukan (Nasution, 1992) mengklarifikasikan tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan pola dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Adapun data yang direduksi adalah data-data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

2. Display Data

Membuat gambaran dari data yang bertumpuk-tumpuk, baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu untuk mempermudah mengambil kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, data-data yang telah direduksi akan digolongkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dari proses pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan.


(28)

42

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak


(29)

69 Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

SetelahdilaksanakannyaPenelitianyang dilakukanpenelitibersama Guru terhadap proses pembelajarandi Kelompok B Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung, denganmenerapkan model pembelajaranberbasismultikultural, melalui 3 pertemuan, penulismenyimpulkanbahwa :

1. Proses belajarmengajarmerupakanintidarikegiatanpendidikan di sekolah, agar tujuanpendidikandanpengajaranberjalandenganbaik,

makaperluadanyasuatuperencanaanpembelajaran yang dibuatsebaikmungkin.

Berdasarkanhasilobservasimaupunwawancara, Guru

sudahmembuatprofilsekolahdanprofilsikaptoleransianak di KelompokB Taman

Kanak-KanakBundaBalita Bandung yang

dapatdideskripsikandiantaranyaanaksudahdapatmenghargaitemannya yang berbedasuku, budaya, pendapat, agama, pakaian, kebiasaan, keputusan, danbahasadaerahnya yang berbeda-beda.

2. Perencanaanpembelajaranberbasismultikulturalcukupbaikwalaupunpadaawalny

atidakdiimbangidenganpersiapan mental

maupunfisikdaripesertadidikitusendiri.

Rencanapelaksanaanpembelajarantersebutmeliputitujuan, metode, sumberbelajar yang disiapkan, media pembelajaran yang digunakan, evaluasi,

dankegiatanbelajarpesertadidik yang

akandilaksanakanselamapenelitianiniberlangsung.

3.Implementasiuntukmeningkatkansikaptoleransianakmelaluimodel

pembelajaranberbasismultikulturaldapatterlihatdaripelaksanaanpenelitian. Setelahmelaksanakanpertemuanpertama, secarakeseluruhan proses pembelajaranpadapelaksanaanpertemuanpertamasudahdapatdikatakancukup.

Pertemuankedua, secarakeseluruhan proses


(30)

70

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertemuanketiga, secarakeseluruhan proses

pembelajaranpadapertemuanketigasudahdapatdikatakanbaik.

Denganpembelajaranberbasismultikulturalsecarakeseluruhancukupberhasilmen

umbuhkanaktivitas, kreativitasdanmotivasipesertadidik,

dalammengembangkansikaptoleransianak. 4.

Evaluasipembelajaranberbasismultikulturaluntukmengembangkansikaptolerans

ianakterbuktidapatmenumbuhkanaktivitas, kreativitas,

danmotivasibelajarbagipesertadidikdenganhasilbaik. Aktivitas, kreativitas, danmotivasiinitumbuhterutamadengantertanamnyanilai-nilaidari model pembelajaranberbasismultikultural, yaitukonstuktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakatbelajar, pemodelan, refleksi, danpenilaiannyata. Salah satunyakarenapesertadidikdiberikankesempatanuntukmencarisendirimateri yang akandipelajaridanmengkaitkanmateritersebutdengankehidupannyata di lingkungansekitar, sehinggamemacupesertadidikuntukmemunculkan ide-ide ataugagasan yang barumaupunmengembangkandiri yang sudahada, jugamemotivasipesertadidikuntukmengajukanberbagaipertanyaanseputarmateri

yang dibahas. Dengandemikianmateri yang

diterimapesertadidiklebihbermaknadanbermanfaatbagikehidupanpesertadidik.A pabilapesertadidiksudahmerasabahwamempelajarisikaptoleransianaksesuaiden gankebutuhanmereka,

makapesertadidikakanlebihmenyenangiuntukmempelajarimateridanmenerapka nnyadalamkehidupanmerekasehari-hari.

Dengandemikian, walaupunhasilpenelitianinibelumsempurna, namuncukupmembuktikanbahwapembelajaranberbasismultikulturaldapatmenumb uhkanaktivitas, krativitas, danmotivasibelajarpesertadidik, untukmengembangkansikaptoleransianak.

B.Rekomendasi

Berdasarkankesimpulandalampenelitianini, dapatdisampaikan


(31)

71

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terkaitdenganpendidikanuntukperbaikanpembelajaranberbasismultikultural, antaralain :

1. Sikaptoleransianakhendaknyaditanamkansejakmerekamasuksekolah, khususnyamulaidariPendidikanAnakUsiaDini (PAUD) atau Taman

Kanak-Kanak (TK), sebelummerekamemasukisekolah-sekolah yang

lebihtinggilagitingkatannya.

2. Penerapanmodel pembelajaranberbasismultikulturalataupun model pembelajaranlainnyasebaiknyadirencanakanoleh guru sematangmungkin, mulaidaristrategi, media maupunsumber yang digunakan, sehinggadalampelaksanaanyatidakmendapatkanhambatan yang berarti.

3. Guru senantiasameningkatkanwawasandanprofesionalisme,

sehinggadapatmengelolakelasdenganbaikdanmaksimal, yang

padaakhirnyamenghasilkanpesertadidik yang aktif, kreatif, berkualitas,

danbermotivasi yang sesuaidenganapa yang

diharapkan.Keadaanitutidakterlepasdaripadaperanserta guru itusendiridalampelaksanaan proses kegiatanbelajarmengajar di kelas.

4. Sekolahhendaknyamemfasilitasikelengkapansaranaprasaranasebagaipenunjang proses pembelajaran, kelengkapandanketersediannyafasilitassaranaprasarana, buku-bukusumberlainnya yang tersedia, danjugatidaklepasdari Guru danpesertadidikitusendiri yang sangatmendukung demi proses pembelajaranberbasismultikulturalyang berjalandenganbaik. Selainitujuga Guru yang denganmetodeataupun model pembelajaran yang lebihefektifdanefisienharusterkuasai,

sehinggamampumemberikanmotivasiterhadappesertadidiknya,

selainitujugapesertadidik, yang ketika proses pembelajaranberlangsung, harusterlibatlebihaktifdankreatifsertatermotivasiuntukmeningkatkanhasilbelajar nya.


(32)

72

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak – kanak. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.

Hartini, dkk. (2006). ”Peran Pola Permainan Sosial dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak”. Jurnal Pendidikan. 2,(1).

Hemmeter, M., Ostrosky,M and Fox, L. (2006). ” Social and Emotional

Foundations for Early Learning : A Conceptual Model for Intervention”.

ProQuest Education Journals. 35,(4). 583-601.

Hildayani, R. (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Izzaty, R. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.

Nugraha, dkk. (2007). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di

Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma

Subinarto, Dj. (2005). 1001 Tentang Si Kecil: Serba Serbi Merawat Anak Usia

6-12 Tahun. Bandung : Nexx Media

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Al-Munawwar, Said AqilHusin.

AktualisasiNilai-NilaiQur'anidalamSistemPendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003,


(33)

73

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Amir, Muhammad.KonsepMasyarakat Islam.Jakarta: Fikanati, Aneska, 1992. Analisis CSIS, tahun XXX/2001, No. 3

DEPAG RI dan IRD, Majalah: InovasiKurikulum:

KurikulumBerbasisMultikulturalism, Edisi IV, Tahun 2003

Dewey, John. Democracy and Education. New York: The Mac Millan Company, 1964

HeryNoerAlydkk.WatakPendidikan Islam. Jakarta: FriskaAganInsani, 2000 Freire, Paulo.Pendidikanpembebasan Jakarta: LP3S. 2000

IKA UIN SyarifHidayatullah, Majalah: Tsaqafah:

MengagasPendidikanMultikultural , Vol. I No:2, 2003

Jalaluddin.TeologiPendidikan. Jakarta : Raja Grafindo, 2001, cet I

Nita E. Woolfolk. Educational Psychology: Seventh Edition, The Ohio State Universiy, 1998

Paul Gorski.Six Critical Paradigm Shiifd For Multicultural Education and The

Question We Should Be Asking.dalamwww. Edchange.org/multicultural

Republika, tanggal 03 September

2003.Soedijarto.PendidikanNasionalsebagaiWahanamencerdaskankehid

upanBangsadanMembangunPeradaban Negara-Bangsa.Jakarta :

CINAPS, 2000, cet. I

Stavenhagen, Rudolfo, "Education for a Multikultural world", in JasqueDelors (et all), Learning: the treasure within, Paris, UNESCO, 1996

Tilaar, H. A. R.PerubahanSosialdanPendidikan:

PengantarPedagogikTransformatifuntuk Indonesia, Jakarta :Grasindo,

2002

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma

Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &


(34)

74

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di

Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Nugraha, dkk. (2007). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

69 Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

SetelahdilaksanakannyaPenelitianyang dilakukanpenelitibersama Guru terhadap proses pembelajarandi Kelompok B Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung, denganmenerapkan model pembelajaranberbasismultikultural, melalui 3 pertemuan, penulismenyimpulkanbahwa :

1. Proses belajarmengajarmerupakanintidarikegiatanpendidikan di sekolah, agar tujuanpendidikandanpengajaranberjalandenganbaik,

makaperluadanyasuatuperencanaanpembelajaran yang dibuatsebaikmungkin.

Berdasarkanhasilobservasimaupunwawancara, Guru

sudahmembuatprofilsekolahdanprofilsikaptoleransianak di KelompokB Taman

Kanak-KanakBundaBalita Bandung yang

dapatdideskripsikandiantaranyaanaksudahdapatmenghargaitemannya yang berbedasuku, budaya, pendapat, agama, pakaian, kebiasaan, keputusan, danbahasadaerahnya yang berbeda-beda.

2. Perencanaanpembelajaranberbasismultikulturalcukupbaikwalaupunpadaawalny

atidakdiimbangidenganpersiapan mental

maupunfisikdaripesertadidikitusendiri.

Rencanapelaksanaanpembelajarantersebutmeliputitujuan, metode, sumberbelajar yang disiapkan, media pembelajaran yang digunakan, evaluasi,

dankegiatanbelajarpesertadidik yang

akandilaksanakanselamapenelitianiniberlangsung.

3.Implementasiuntukmeningkatkansikaptoleransianakmelaluimodel

pembelajaranberbasismultikulturaldapatterlihatdaripelaksanaanpenelitian. Setelahmelaksanakanpertemuanpertama, secarakeseluruhan proses pembelajaranpadapelaksanaanpertemuanpertamasudahdapatdikatakancukup.

Pertemuankedua, secarakeseluruhan proses


(2)

70

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertemuanketiga, secarakeseluruhan proses

pembelajaranpadapertemuanketigasudahdapatdikatakanbaik.

Denganpembelajaranberbasismultikulturalsecarakeseluruhancukupberhasilmen umbuhkanaktivitas, kreativitasdanmotivasipesertadidik, dalammengembangkansikaptoleransianak.

4.

Evaluasipembelajaranberbasismultikulturaluntukmengembangkansikaptolerans ianakterbuktidapatmenumbuhkanaktivitas, kreativitas, danmotivasibelajarbagipesertadidikdenganhasilbaik. Aktivitas, kreativitas, danmotivasiinitumbuhterutamadengantertanamnyanilai-nilaidari model pembelajaranberbasismultikultural, yaitukonstuktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakatbelajar, pemodelan, refleksi, danpenilaiannyata. Salah satunyakarenapesertadidikdiberikankesempatanuntukmencarisendirimateri yang akandipelajaridanmengkaitkanmateritersebutdengankehidupannyata di lingkungansekitar, sehinggamemacupesertadidikuntukmemunculkan ide-ide ataugagasan yang barumaupunmengembangkandiri yang sudahada, jugamemotivasipesertadidikuntukmengajukanberbagaipertanyaanseputarmateri

yang dibahas. Dengandemikianmateri yang

diterimapesertadidiklebihbermaknadanbermanfaatbagikehidupanpesertadidik.A pabilapesertadidiksudahmerasabahwamempelajarisikaptoleransianaksesuaiden gankebutuhanmereka,

makapesertadidikakanlebihmenyenangiuntukmempelajarimateridanmenerapka nnyadalamkehidupanmerekasehari-hari.

Dengandemikian, walaupunhasilpenelitianinibelumsempurna, namuncukupmembuktikanbahwapembelajaranberbasismultikulturaldapatmenumb uhkanaktivitas, krativitas, danmotivasibelajarpesertadidik, untukmengembangkansikaptoleransianak.

B.Rekomendasi

Berdasarkankesimpulandalampenelitianini, dapatdisampaikan


(3)

71

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terkaitdenganpendidikanuntukperbaikanpembelajaranberbasismultikultural, antaralain :

1. Sikaptoleransianakhendaknyaditanamkansejakmerekamasuksekolah, khususnyamulaidariPendidikanAnakUsiaDini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK), sebelummerekamemasukisekolah-sekolah yang lebihtinggilagitingkatannya.

2. Penerapanmodel pembelajaranberbasismultikulturalataupun model pembelajaranlainnyasebaiknyadirencanakanoleh guru sematangmungkin, mulaidaristrategi, media maupunsumber yang digunakan, sehinggadalampelaksanaanyatidakmendapatkanhambatan yang berarti.

3. Guru senantiasameningkatkanwawasandanprofesionalisme, sehinggadapatmengelolakelasdenganbaikdanmaksimal, yang padaakhirnyamenghasilkanpesertadidik yang aktif, kreatif, berkualitas,

danbermotivasi yang sesuaidenganapa yang

diharapkan.Keadaanitutidakterlepasdaripadaperanserta guru itusendiridalampelaksanaan proses kegiatanbelajarmengajar di kelas.

4. Sekolahhendaknyamemfasilitasikelengkapansaranaprasaranasebagaipenunjang proses pembelajaran, kelengkapandanketersediannyafasilitassaranaprasarana, buku-bukusumberlainnya yang tersedia, danjugatidaklepasdari Guru danpesertadidikitusendiri yang sangatmendukung demi proses pembelajaranberbasismultikulturalyang berjalandenganbaik. Selainitujuga Guru yang denganmetodeataupun model pembelajaran yang lebihefektifdanefisienharusterkuasai,

sehinggamampumemberikanmotivasiterhadappesertadidiknya,

selainitujugapesertadidik, yang ketika proses pembelajaranberlangsung, harusterlibatlebihaktifdankreatifsertatermotivasiuntukmeningkatkanhasilbelajar nya.


(4)

72

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak – kanak. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.

Hartini, dkk. (2006). ”Peran Pola Permainan Sosial dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak”. Jurnal Pendidikan. 2,(1).

Hemmeter, M., Ostrosky,M and Fox, L. (2006). ” Social and Emotional

Foundations for Early Learning : A Conceptual Model for Intervention”.

ProQuest Education Journals. 35,(4). 583-601.

Hildayani, R. (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Izzaty, R. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.

Nugraha, dkk. (2007). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di

Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma

Subinarto, Dj. (2005). 1001 Tentang Si Kecil: Serba Serbi Merawat Anak Usia

6-12 Tahun. Bandung : Nexx Media

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Al-Munawwar, Said AqilHusin.

AktualisasiNilai-NilaiQur'anidalamSistemPendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003,


(5)

73

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Amir, Muhammad.KonsepMasyarakat Islam.Jakarta: Fikanati, Aneska, 1992. Analisis CSIS, tahun XXX/2001, No. 3

DEPAG RI dan IRD, Majalah: InovasiKurikulum:

KurikulumBerbasisMultikulturalism, Edisi IV, Tahun 2003

Dewey, John. Democracy and Education. New York: The Mac Millan Company, 1964

HeryNoerAlydkk.WatakPendidikan Islam. Jakarta: FriskaAganInsani, 2000 Freire, Paulo.Pendidikanpembebasan Jakarta: LP3S. 2000

IKA UIN SyarifHidayatullah, Majalah: Tsaqafah:

MengagasPendidikanMultikultural , Vol. I No:2, 2003

Jalaluddin.TeologiPendidikan. Jakarta : Raja Grafindo, 2001, cet I

Nita E. Woolfolk. Educational Psychology: Seventh Edition, The Ohio State Universiy, 1998

Paul Gorski.Six Critical Paradigm Shiifd For Multicultural Education and The

Question We Should Be Asking.dalamwww. Edchange.org/multicultural

Republika, tanggal 03 September

2003.Soedijarto.PendidikanNasionalsebagaiWahanamencerdaskankehid

upanBangsadanMembangunPeradaban Negara-Bangsa.Jakarta :

CINAPS, 2000, cet. I

Stavenhagen, Rudolfo, "Education for a Multikultural world", in JasqueDelors (et all), Learning: the treasure within, Paris, UNESCO, 1996

Tilaar, H. A. R.PerubahanSosialdanPendidikan:

PengantarPedagogikTransformatifuntuk Indonesia, Jakarta :Grasindo,

2002

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma

Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &


(6)

74

Novi Citra Oktaviana, 2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di

Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Nugraha, dkk. (2007). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.