PENGEMBANGAN KURIKULUM LEMBAGA PENGAJIAN ANAK DI SUMATRAB SELATAN.

PHNGHMBANG/W Kl -RIKlil.liM l.HMBAGA PHNGAJIAN ANAK
Di MMATHRASHl.ATAN

11 SIS

Diajukan Untuk Mcmcnuhi Salah Satu Syarat Mcmperolch Gclar Mauistcr Ilmu
IVndidikan I'rouram Studi Pcnucmbanuan Kunkulum

'(, Oleh:
AMIRRl'SDI

NIM:00%72

program pasc asar.iana \ ® its. '/o.

pembelajaran, proses dan hasil pembelajarannya, maka penyelenggaraan MP7^d^*\>
w ^^a: c'c -

Kota Palembang dan di Sumatera Selatan pada umumnya membutuhkan upava^^^^
upaya pembenahan dan pengembangan karena masih terdapat kesenjangan antarif


kondisi riil LPA dengan kebutuhan masyarakat dan pnnsip-prinsip kependidikan.
Secara

teoritis,

banyak

faktor

yang mempengaruhi

keberhasilan

penyelenggaraan suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam

penyelenggaraan Lembaga Pengajian Anak (LPA). seperti dapat dilihat pada
kerangka teoritis berikut ini:

i


GURU

MANAJEMEN

1r

SISWA

KURIKULUM LPA



^HASDL-

i i

SARANA/FASILITAS

LINGKUNGAN


PENDIDIKAN

Gbr I Peta Variabel Yang Teriibat Dalam Fokus Masalah

Namun karena strategisnya fungsi kurikulum dalam rangka mcmbcnkan
arah dalam menggerakkan semua faktor pendidikan lainnya. maka kunkulum
perlu mendapatkan perhatian utama disamping faktor-faktor lainnva

C. Pembatasan Masalah

Diasumsikan bahwa, melalui pengembangan kurikulum LPA yang
merupakan inti dari seluruh kegiatan proses belajar mengajar akan dapat
mengeliminir kesenjangan yang ada. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi kepada
pengembangan kurikulum LPA dengan fokus penelitian atau fokus masalah
sebagai berikut:

1. Faktor-faktor pendidikan LPA yang mencakup :
a. Kurikulum riil LPA yang ada (Tujuan, isi, metode dan evaluasi),
b. Siswa atau santrinya,
c. Tenaga pengajar/ustadz,

d.

Sarana fasilitas,

e.

Pengelol a,

f.

Lingkungan

2. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap Lembaga Pengajian Anak
(LPA)

3. Tingkat ketercapaian pelaksanaan kurikulum PAI di Sekolah Dasar

4

Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraan LPA


5 Pengembangan kurikulum LPA yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat

Berdasarkan nimusan, pembatasan dan fokus masalah di alas, maka

paradigma yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai benkut

Teori Pengembangan
Kurikulum

Kurikulum Riil LPA

(Komponen Kunkulum)

Pengembangan
Kurikulum LPA

Tuntutan dan
Kebutuhan Masvarakat


Ketercapaian
KurikuIuraPAI Di SD

Faktor -Faktor

Pendukung^Pengharnbat

LINGKUP MASALAH=>

FOKUS

PRODUK

Gbr 2 Paradigma Penelitian & Penuembanuan Kunkulum LPA

D. Pokok Masalah

Dari uraian tentang perumusan, pembatasan dan fokus masalali serta
paradigma penelitian di atas, maka dapat dikemukakan pokok masalali dalam

penelitian ini sebagai benkut :

1. Bagaimana kondisi objektif kurikulum Lembaga Pengajian Anak (LPA) di
Sumatera Selatan °

2 Bagaimana tuntutan dan kebutuhan masyarakat Sumatera Selatan terhadap
LPA ?

3. Bagaimana model kurikulum LPA yang sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat Sumatera Selatan ?

E. Definisi Operasional

Dalam rangka inempeijelas arah penelitian dan untuk menghindari kesalahan
dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam pokok masalah diatas,
maka perludikemukakan definisi operasionalnyasebagai berikut:
Kurikulum , dimaksudkan di sini adalah semua komponen kurikulum,

meskipun belum dalam bentuk desain tertulis, yang menjadi dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran di LPA meliputi komponen-komponen : Tujuan,

l

materi, proses atau metode dan strategi, dan evaluasi.
LPA (Lembaga Pengajian Anak) adalah suatu tempat pembelajaran Tulis-

baca huruf Al Quran dan pengetahuan dasar Agama Islam bagi anak usia antara

6

13 tahun yang diselenggarakan di mesjid dan musholah vang biasanya

berlangsung sore atau malam hari.

Pengembangan Kurikulum, dalam penelitian ini diartikan sebagai proses

tersusunnya desain kurikulum yang mengandung elemen-elemen : a. Tujuan
(Tujuan Umum dan tujuan khusus), b. Materi atau pengalaman belajar, c Proses
atau metode dan strategi, d. F.valuasi.

Kebutuhan, adalah suatu yang diperlukan untuk dipenuhi tenitama yang


berhubungan dengan Tuhs-Baca Huruf Al-Quran dan penanaman nilai-nilai ajaran
Islam

II

Masyarakat, adalah orang yang membutuhkan, teriibat dan peduli terhadap

LPA. Masyarakat menurut definisi ini dapat dikelompokkan dan dirinci sebagai
berikut:

1 Orang yang membutuhkan yaitu : Orang tua santn, santri, guru agama di
SD dan SMTP.

2. Orang yang teriibat, yaitu : Tenaga pengajar di LPA, pengurus
mesjid/musholah, DepagTK I dan II.

3. Orang yang peduli, yaitu : Para pendidik, tokoh agama, tokoh masyarakat
dan organisasi kependidikan dan kemasyarakatan.


F. Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada tiga pokok masalah diatas. maka dapatlah dinimuskan
beberapa pertanyaan penelitian berikut mi :

1. Bagaimanakah kurikulum nil (real curriculum) lembaga Pengajian Anak
(LPA) yang ada di Sumatera Selatan '.'

2. Bagaimana tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyelenggaraan
Lembaga Pengajian Anak (LPA) ^

3 Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
penyelenggaraan LPA di Sumatera Selatan ?

4. Bagaimana tingkat ketercapaian pelaksanaan kurikulum PAI di Sekolah
Dasar Sumatera Selatan ?

5. Model kunkulum yang bagaimana yang sesuai dengan karakteristik.
tuntutan dan kebutuhan masvarakat Sumatera Selatan 9
*••


12

•>,
** K..

1

#*"'

G.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kunkulum
Lembaga Pengajian Anak (LPA) yang sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan

karakteristik masyarakat Sumatera Selatan, meliputi pengembangan komponenkomponen : Tujuan pendidikan dan pembelajarannya, materi pendidikan dan
pembelajarannya, metode/strategi pembelajarannya dan bentuk evaluasi dalam

menilai hasil pendidikan dan pembelajarannya. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk:

a. Memperoleh data tentang implementasi kurikulum (real Curriculum)
Lembaga Pengajian Anak (LPA) di wilayah Sumatera Selatan,

b. Mendapatkan data mengenai tuntutan dan kebutuhan masyarakat Sumatera
Selatan terhadap LPA.

c. Memperoleh data tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
penyelenggaraan LPA di Sumatera Selatan,

d. Memperoleh data tentang tingkat ketercapaian pelaksanaan kurikulum
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar wilayah Sumatera Selatan.

e. Mengembangkan model kunkulum (Draf awal Kunkulum) LPA yang
sesuai dengan karakteristik, tuntutan dan kebutuhan masyarakat Sumatera
Selatan,

f.

Mengkaji altematifimplementasi kunkulum yang dikembangkan dan hasil
penelitian ini untuk masa yang akan datang

2. Manfaat Penelitian

a.

Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menemukan prinsipprinsip atau dalil-dalil yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum,
tenitama dalam pengembangan kurikulum Lembaga pengajian anak (LPA). Suatu
yang secara teoritis diharapkan dapat ditemukan dari penelitian ini adalah bahwa,

kurikulum LPA yang dikembangkan berdasarkan tinjauan teoritis dan mengacu
kepada tinjauan praktis serta memperhatikan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
dapat menghasilkan kurikulum LPA yang aspiratif dan realistik. Kemudian

setelah diimplementasikan dapat menghasilkan produk pendidikan yang relevan
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta tuntutan substansi ajaran agama
Islam.

b

Manfaat praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini secara umum dapat digunakan oleh

para pengelola, ustadz dan ustadzah dan mereka yang teriibat dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran di LPA-LPA Sumatera Selatan sebagai bahan acuan
dalam pendidikan dan pembelajaran di LPA-LPA yang dikelolanya. Secara rinci
manfaat praktis hasil penelitian antara lain :

1) Bagi Departemen Agama, dapat dijadikan kurikulum inti atau standard

pada LPA-LPA di Sumatera Selatan khususnya. Dengan demikian akan
menjadi bahan acuan bagi para ustadz/ustadzah dalam menyusun rencana
pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajarannya

14

2) Bagi para pengelola LPA, dapat dijadikan standar kualifikasi calon

ustadz/ustadzah (pre-service) dan ustadz/ustadzah (in-service) yang akan
mengajar di LPA yang dikelolanya

3) Menjadi bahan acuan bagi lembaga-lembaga, organisasi-organisasi

keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan (Baca: Fakultas Tarbiyah,
BKPRMI dll) dalam menentukan kemampuan minimal (standard
competencies) bagi para mahasiswa dan peserta penataran calon guru/ustadz
LPA.

4) Menjadi bahan masukan dan bahan evaluasi bagi para ustadz, pengelola
LPA dan mereka yang berkepentingan terhadap penyelenggaraan LPA
i

f

untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan LPA di masa-masa yang
akan datang.

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau strategi penelitian dan

pengembangan (Research and Development). Pendekatan atau strategi penelitian
ini juga oleh beberapa ahli disebut dengan istilah Pengembangan Berbasis
Penelitian (Research-Based Development) yaitu dengan mengacu kepada prinsip-

prinsip dan langkah-langkah penelitian serta pengembangan yang dikemukakan
oleh Walter R. Borg dan Gall (1983 .775).

Langkah-langkah penelitian dan

pengembangan yang dikemukakannya terdiri dari sepuluh langkah, yaitu :
I Penelitian dan pengumpulan informasi (Baca : mereview literatur,
observasi kelas, dan bentuk persiapan lainnya),

2. Perencanaan (Baca: pendefmisian ketrampilan, penetapan tujuan,

penentuan urutan pelajaran dan uji fesibilitas dalam skala kecil),
3. Mengembangkan bentuk produk pengembangan awal (Baca: Penyiapan
materi pembelajaran, buku pegangan dan alat evaluasi),

4 Uji coba lapangan pendahuluan yang dilakukan di 1 - 3 sekolah dengan
melibatkan sampai 12 orang subjek Data hasil interview, observasi
dan kuesioner dianalisis.

5. Merevisi bentuk produk pengembangan awal berdasarkan hasil-hasil uji
coba pendahuluan.

6. Uji coba lapangan utama yang dilakukan di 5 - 15 sekolah dengan
melibatkan 30 - 100 orang subjek. Data kuantitatif dari hasil uji coba ini
dikumpulkan dan dievaluasi disesuaikan dengan tujuan pelajaran dan
jika diperlukan dibandingkan dengan data kelompok kontrol,

7. Merevisi produk pengembangan operasional berdasarkan hasil-hasil
ujicoba lapangan utama,

8. Ujicoba lapangan operasional yang dilakukan di 10-30 sekolah
dengan melibatkan 40 - 200 orang subjek. Data hasil interview,
observasi dan kuesioner dianalisis,

9. Merevisi produk pengembangan akhir berdasarkan hasil-hasil ujicoba
lapangan operasional,
10. Diseminasi dan distribusi.

Dengan tetap merujuk kepada langkah-langkali di atas dan kemudian
disesuaikan dengan karakteristik penelitian serta keterbatasan-keterbatasan yang

ada (tennasuk waktu penelitian yang tersedia), maka langkah-langkali yang dilalui

dalam penelitian dan pengembangan kurikulum LPA ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pendahuluan, yang meliputi kegiatan-kegiatan :
a

Metevicw

iitetatut

(kajian

teoritis)

yang

berhubungan

dengan

pengembangan kunkulum LPA,

b

Pengumpulan data lapangan (kajian praktis) yang berhubungan dengan

penyelenggaraan I PA di beberapa LPA sampel dengan fokus :

82

a. Kurikulum riil LPA yang meliputi komponen-komponen tujuan, isi,
metode/proses dan evaluasi,
b. Faktor-faktor

pendukung/penghambat

pendidikan

di

LPA

yang

berkaitan dengan tenaga pengajar, siswa, sarana fasilitas, pengelola dan
lingkungan pendidikan,

c. Penilaian

terhadap

tuntutan

dan

kebutuhan

masyarakat

bagi

pengembangan kurikulum LPA (Pendekatan atau teknik yang digunakan
adalah Pendekatan atau Teknik Need Assessment)

d. Tingkat ketercapaian kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dasar

2. Pengembangan atau penyusunan desain awal atau kurikulum I PA Hipotetik
dengan merujuk kepada kajian teoritis dan kajian praktis pada penelitian
pendahuluan,
3. Analisis dan validasi desain awal kurikulum LPA Hipotetik berdasarkan

pendapat, pandangan dan saran-saran para pakar pendidikan. para guru, para

pengembang kurikulum, psikolog, sosiolog, ulama dan tokoh masyarakat
melalui metode/teknik Delphi,

4. Revisi desain awal atau Kurikulum LPA Hipotetik dengan menijuk kepada
rumusan hasil seminar delphi atau hasil validasi,

5. Penyusunan kurikulum LPA akhir atau yang siap diujicobakan/digunakan di
LPA-LPA yang ada di Sumatera Selatan

83

Secara skematis langkah-langkah atau prosedur penelitian dalam rangka

pengembangan kurikulum LPA di Sumatera Selatan ini adalah sebagai berikut:

Kajian teoritis dan praktis

STUDI PENDAHULUAN

Kurikulum nil I.PA

PENGEMBANGAN

Draf awal

KURIKULUM LPA

Tuntutan dan kebutuhan
Validasi/Se

masyarakat terhadap LPA

minar Delphi
Faktor-faktor
Revisi

DISEMINASI

Draf akhir

pendukung/penghambat:

Tingkat ketercapaian
kurikulum PAI di SD

Gbr. 5. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan Kurikulum I.PA

1. Penelitian pendahuluan

Pada penelitian pendahuluan ini telah dilakukan pengkajian bersifat teoritisterhadap sumber-sumber yang terkait erat dengan pengembangan kurikulum
(Baca: buku-buku, dokumen-dokumen kurikulum, khususnya dokumen kunkulum
Pendidikan Agama Islam) dan yang bersifat praktis yang berhubungan dengan

program pembelajaran LPA atau

kurikulum LPA yang ada yang tengah

diimplementasikan ( seperti : Tujuan pendidikan/pembclajarannya. materi dan

strategi pembelajaran, proses pendidikan/pembelajaran dan bentuk evaluasi yang

digunakan) serta aspek-aspek lain yang berhubungan dengan kurikulum nil LPA

84

Pada lahap pendahuluan ini juga telah dilakukan penilaian kebutuhan (Need
Assessment) terutama terhadap tiga sumber utama, yaitu siswa, pengetaliuan

Agama Islam dan masyarakat muslim di wilayah penelitian (Tokoh masyarakat,
orang tua santri, guni-guru dan lainnya) atau penilaian mengenai tuntutan dan
kebutuhan masyarakat bagi pengembangan kurikulum LPA terutama untuk
pcnimusan tujuan pendidikan dan pembelajarannya. Pada tahap pra penelitian

telah dikumpulkan juga data mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam kegiatan penyelenggaraan LPA yang meliputi aspek-aspek : Tenaga

pengajar, santri, sarana/fasilitas, metode/proses, pengelolaan, pendanaan dan
lingkungan. Dan juga data mengenai tingkat ketercapaian kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Dasar.

Data hasil penelitian pendahuluan ini menjadi titik awal. bahan acuan dan
bahan pciiimhangan dalam mengembangkan kurikulum LPA pada tahap-tahap
benkutnva.

2 Pengembangan Kunkulum LPA

Setelah studi pendahuluan dilakukan. maka data yang terkumpul diolah.
dianalisis dan disusun dalam bentuk narasi, tabel dan grafik. Data ini dijadikan

bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam menyusun draf awal atau Kurikulum
1 l'\ Hipotetik

Penyusunan atau pengembangan draf awal atau Kunkulum LPA Ilipotetik
ini mengacu kepada model pengembangan kurikulum Tyler, meskipun dalam
beberapa hal diadakan modifikasi sesuai dengan kebutuhan lapangan dengan tetap

85

/**«sD,,!5uC'«-vv>'
//&

-

1/ fro

mengacu kepada prinsip-prinsip model pengembangan kurikulum ,j£r|'eljjtfk >&.^ -^ ',
Penggunaan model ini didasari oleh pertimbangan baliwa, model ini sesuaMe^gki

,.

karaktristik program yang akan dikembangkan dan sesuai dengan kebut>Aa%"P£RpoJ
penelitian ini. Adapun proses pengembangannya secara garis besar sebagai
berikut :

.1

Ylengadakan studi atau penilaian kebutuhan (Need Assessment) dengan

mengacu kepada prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian kebutuhan
seperti yang diuraikan pada bab II,

b. Penyusunan tujuan pendidikan dan pembelajaran LPA, yaitu tujuan secara
umum dan tujuan khusus (Aims, Goals, Objectives),

c. Penseleksian materi dan strategi atau pengalaman belajar, baik yang

berhubungan dengan materi tulis baca huruf Al Quran maupun yang

berhubungan dengan matcn atau pengetaliuan dasar pendidikan agama
Islam,

d. Pengorganisasian materi dan strategi atau pengalaman belajar,
e

Penentuan bentuk evaluasi dalam menilai hasil proses pembelajaran.

l.'raian lebih rinci mengenai model pengembangan kurikulum Tyler ini dapat
dilihat dalam pembahasan mengenai landasan teori (Bab 11).
Setelah itu draf awal kurikulum LPA ini divalidasi melalui Teknik Delphi

\ang melibatkan para fakar pendidikan. pakai kunkulum. psikolog, sosiolog,
ulama. tokoh masyarakat. pengelola dan gum LPA. Guru Agama Islam di SD

orang tua santn dan orang-orang yang terkait langsung dengan penyelenggaraan
LPA

86

7

/

Metode atau teknik Delphi dapat didefinisikan sebagai suatu metode untuk

membangun suatu proses komunikasi secara kelompok (baca: para ahli dan orang

yang berkompeten) sehingga dengan proses tersebut secara efektif memberikan
kesempatan kepada setiap individu yang teriibat dalam kelompok tersebut untuk
memecahkan masalah yang kompleks sehingga menghasilkan konsensus. Hal ini

sejalan dengan definisi yang dikemukakan Linstone dan Toroff (1975 : 3) bahwa.

"Delphi may be characterized as a method for structuring a group communication
process so that the process is effective in allowing a group of individuals, as a
whole, to deal with a complex problem". Dari definisi diatas dapat diambil

pengertian bahwa, melalui proses/prosedur komunikasi yang intensif dan
bersiklus (Baca: baik melalui seminar, wawancara langsung, maupun melalui
kuesioner atau lembar penilaian yang dikirim) dari para ahli dan orang yang

berkompeten dalam suatu bidang tertentu, maka akan dihasilkan suatu gagasan
dan konsensus dalam memecahkan suatu masalali atau dalam melaksanakan

kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang.

Adapun secara konseptual seperti yang dikemukakan oleh Linstone dan
Turoff (1975 : 88), langkah-langkah validasi dengan metode Delphi kebijakan
(777e PolicyDelphi) adalah sebagai berikut:

a. Memformulasikan

isu-isu

atau

masalah-masalah

yang

akan

dipertimbangkan,

b. Menyusun pilihan-pilihan kebijakan yang berhubungan dengan isu-isu
tersebut,

87

c. Menentukan rumusan pendapat awal mengenai isu-isu penting tersebut,
kemudian mengidentifikasi ketidaksepakatan atau pertentangan yang ada
diantara responden,

d. Meneliti alasan-alasan ketidaksepakatan dan mengklarifikasi pandangan
dan asumsi yang digunakan oleh para responden,

e. Melakukan evaluasi terhadap alasan-alasan yang mendasari pandanganpandangan kelompok untuk mendukung pendapat tersebut,

f. Mengevaluasi kembali pilihan-pililian kebijakan atas dasar suatu penilaian
terhadap bukti-bukti yang mendasarinya (Linstone & Turoff, 1975 : 88).

Dalam kaitannya dengan penelitian dan pengembangan kurikulum Lembaga

Pengajian Anak (LPA), maka langkali-langkah dasar metode Delphi Kebijakan
diatas dimodifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Memfonnulasikan

pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan

bagaimanakah penilaian para responden terhadap komponen-komponen
dalam Draf Awal Kurikulum LPA (Tujuan, Isi, sistem dan metode serta

bentuk evaluasi) yang dibuat dalam bentuk Lembar Penilaian,

b. Mengirimkan/memberikan secara langsung Draf Awal/Desain Kurikulum

LPA Hipotetik tersebut kepada para responden (Tokoh masyarakat, Tokoh
Agama, Dosen sejawat, sosiolog, psikolog, ahli kurikulum, gum LPA. gum

PAI di SD dan orang tua santri) yang telah ditentukan sebelumnya untuk
diminta penilaiannya terhadap draf Awal kurikulum LPA.

88

c. Mengumpulkan kembali Lembar penilaian dari para responden untuk
diolali pada tahap berikutnya,

d. Mengolah, menganalisis dan menimuskan jawaban-jawaban responden
(benipa pendapat. pemyataan-pernyataan, argumen-argumen dan komentar
sena

saran-saran) kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam

penvempurnaan Draf awal atau Kunkulum I PA Hipotetik,
e. Merevisi draf awal kurikulum LPA, dengan menijuk kepada rumusan hasil

validasi atau hasil penilaian responden, menjadi Desain kurikulum LPA
Bentuk Akhir.

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang proses atau prosedur yang
dilalui dalam memvalidasi draf awal kurikulum LPA ini, maka secara skematis

langkah-langkahnva ditampilkan sebagai berikut :

MI MIOKMt 1 AS1KAN ASPEK
VANG DIM!..\l

KURIKULUM LPA

U

LEMBAR PENILAIAN

R

(Lembar Pertanyaan)
KOMI'OSIS

It Jl

PENG1R1MAN DRAI DAN

\\

K



DRAF AWAL

LEMBAR PENILAIAN

I
K
I

L
V

mati-:ri



M

PROSES

PERUMUSAN HASIL PENILAIAN
EVALUASI