MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR

KABUPATEN SUMEDANG

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Oleh

Agung Adytia Nugraha 0903284

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS S-1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

KABUPATEN SUMEDANG

Disusun Oleh Agung Adytia Nugraha

0903284

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Herman Subarjah, M.Si. NIP.196009181986031003

Pembimbing II

Dewi Susilawati, M.Pd. NIP. 197803102008122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1Penjas UPI Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP.195905201988031002


(3)

Permainan TradisionalPada Siswa Kelas IV SDN Cikaramas I Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Mei 2013

Yang membuat pernyataan

Agung Adytia Nugraha 0903284


(4)

i

LEMBAR PENGESAHAN ... PERNYATAAN ... ABSTRAK ...

i ii iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.LatarBelakangMasalah ... 1

B. Rumusandan PemecahanMasalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecahan Masalah ... C.TujuanPenelitian ... 7

D.ManfaatPenelitian ... 7

E. BatasanIstilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

A. Kajian Teoretis ... 10

1. Hakikat Pendidikan Jasmani... 10

a. Pengertian Pendidikan Jasmani... 10

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13

c. Manfaat Pendidikan Jasmani... 14

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD... 16

2. Perkembangan Keterampilan Gerak... 17

a. Pengertian Perkembangan ... 17

b. Teori Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar ... 18

c. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 20

3. Teori Belajar Penjas ... 20

4. Dukungan Permainan Kucing-kucingan Terhadap Peningkat an Kemampuan Kelincahan ... 23

5. Permainan Tradisional ... 24

a. Pengertian Permainan tradisional ... 24

b. Manfaat Permainan Tradisional ... 26

c. Permainan Tradisional Kucing-kucingan... 26 6


(5)

ii

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 30

1. Lokasi Penelitian... 30

2. Waktu Penelitian... 31

B. Subjek Penelitian... 31

C. Metodedan Desain Penelitian ... 31

1. Metode Penelitian ... 31

2. Desain Penelitian ... 33

D. Prosedur Tahapan Penelitian ... 39

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 39

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 39

3. Tahapan Observasi ... 40

4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 40

1. Pedoman Observasi ... 40

2. Pedoman wawancara... 41

3. Catatan Lapangan... 41

4. Kamera Foto ... 41

5. Tes ... 41

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

1. Teknik Pengolahan Data ... 42

2. Analisi Data ... 42

G. Validasi Data... 42

1. Triangulasi... 43

2. Member Check ... 44

3. Audit Trial... 44

4. Expert Opinoin... 44

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN... 45

A. Paparan Data Awal... 45

B. Paparan Data Tindakan... 50

1. Paparan Data TindakanSiklus I... 50

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 50

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I... 53

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I... 56

d. Paparan Data Hasil Siklus I ... 58

e. Analisis dan Refleksi Siklus I... 59


(6)

iii

d. Paparan Data Hasil Siklus II ... 69

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 70

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 74

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 74

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 77

c. Paparan Data Aktivitas SisiwaSiklusIII ... 78

d. Paparan Data Hasil Siklus III ... 80

e. Analisis Siklus III ... 81

4. Pembahasan ... 84

5. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A.Kesimpulan ... 90

B.Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 94


(7)

iv

1.1 Data Hasil Tes Observasi Kelincahan ... 4

4.1 Data Awal Perencanaan Pembelajaran... 46

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru... 47

4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa... 48

4.4 Data AwalKelincahan... 49

4.5 Penilain Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 51

4.6 Data Hasil Kinerja Guru Siklus I... 55

4.7 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I... 56

4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I... 58

4.9 Rekaputulasi Hasil Penilaian Perencanaan siklus I... 60

4.10 Rekaputulasi Hasil Pelaksanaan siklus I... 61

4.11 Rekaputulasi Hasil Aktivitas siswa siklus I... 62

4.12 Rekaputulasi Hasil Gerak Dasar Kelincahan siklus I... 63

4.13 Hasil Penilain Perencanaan Pembelajaran Siklus II... 64

4.14 Data Hasil Kinerja Guru Siklus II... 66

4.15 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II... 68

4.16 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 69

4.17 Rekaputulasi Hasil Penilaian Perencanaan siklus II... 71

4.18 Rekaputulasi Hasil Pelaksanaan siklus II... 72

4.19 Rekaputulasi Hasil Aktivitas siswa siklus II... 72

4.20 Rekaputulasi Hasil Gerak Dasar Kelincahan siklus II... 73

4.21 Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 75

4.22 Hasil Kinerja Guru Siklus III... 77

4.23 Hasil Aktivitas Siswa Siklus III... 79

4.24 HasilBelajar Siswa Siklus III... 80

4.25 Rekaputulasi Hasil Penilaian Perencanaan siklus III... 82

4.26 Rekaputulasi Hasil Pelaksanaan siklus III... 83

4.27 Rekaputulasi Hasil Aktivitas siswa siklus III... 83

4.28 Rekaputulasi Hasil Gerak Dasar Kelincahan siklus III... 84


(8)

v

3.1 Denah SDN I Cikaramas I ...…... 30

3.2 Desain PTK Model Lewin ...…... 34

3.3 Desain PTK Model Jhon Elliot...…... 35


(9)

vi

1. RPP Siklus I ... 94

2. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 97

3. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 104

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 107

5. Hasil Tes Gerak Dasar Kelincahan Siklus I... 109

6. RPP Siklus II... 111

7. Hasil Observasi PerencanaanKinerja Guru Siklus II... 114

8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 115

9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 116

10. Hasil Tes Gerak Dasar Kelincahan Siklus II... 117

11. RPP Siklus III ... 118

12. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III... 121

13. Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III... 122

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 123

15. Hasil Tes Gerak Dasar Kelincahan Siklus III ... 124

16. SK Pembimbing Skripsi... 125

17. Surat Izin Penelitian... 126

18. Surat Keterangan Penelitian ... 127

19. Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi... 128

20. Foto-foto Kegiatan... 129


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu bidang studi yang diterapkan di sekolah dasar. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan yang sebagian besar menggunakan media kegiatan-kegiatan fisik, mental, emosional dan sosial para siswa. sesuai dengan tujuan kurikulum yang dirumuskan dalam GBPP (2008 : 1) sebagai berikut

Siswa memiliki pengertian sikap sportif dan ketarampilan kegiatan olah raga dan kesehatan untuk mengembangkan kemampuan gerak dasar serta memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras serta mencerminkan kebiasaan hidup sehat.

Walaupunpendidikanjasmanidankesehatanhanyamerupakansuatualatuntukm

encapaitujuanpendidikan, tetapi yang

dipengaruhibukanjasmaninyasajamelainkanrohaninyajugaikutterpengaruhi.Denga ndemikiansangatlahpentingpendidikanjasmanidankesehatanditerapkan di

sekolah-sekolah, khususnya di

sekolahdasarkarenaanakusiasekolahdasardalamtarafperkembangandanpertumbuha n, sehingga yang diperlukanyaitumembentuksikaptubuhmaupungeraktubuh yang sempurnasesuaidenganfungsidarialat-alattubuhtersebut.

Pendidikanjasmanidankesehatanmeliputiberbagaiaspekdan

cakupandalamolah raga.Berdasarkanpernyataan di atas,

pembelajaranpendidikanjasmanidankesehatanmemberikankesempatankepadasisw

auntukmengembangkanketerampilanjasmani yang

telahmerekamilikidenganpengetahuanbaru yang akanmerekapelajari.

Kegiatanolahraga yang

dilakukaninimerupakanwujuddariupayadanusahapemerintahdalammenyebarluaska nolahragasebagaisaranauntukmemeliharadanmeningkatkankegiatanjasmanimasyar


(11)

danmelakukanpermainan, serta jogging/ lari pelan untuk mengisi waktu luangnya.

Pada umumnya unsur-unsur physical fitness menurut Soemowardoyo, (2010: 137) di antaranya :

1. Speed (kecepatan) 2. Strength(kekuatan) 3. Endurance (daya tahan) 4. Flexsibility (kelentukan) 5. Agilyty (kelincahan)

Unsur-unsur seperti tersebut di atas, yang merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk pencapaian hasil dalam olahraga, tidak dapat dilihat sebagai komponen yang terpisah-pisah.

Kelincahan merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang pencapaian prestasi yang tinggi, baik itu dalam permainan olahraga permainan beregu maupun individu, hal ini senada denga apa yang telah dijelaskan oleh Harsono ( 2004: 172) bahwa “Didalam suatu olahraga permainan , seringkali kita dituntut untuk bergerak secara cepat dan mampu mengubah arah dengan tangkas’’. Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik atlet/ siswa untuk meningkatkan kelincahan, diperlukan kualitas gerak yang baik, oleh karena itu dalam melatih kelincahan harus diperhatikan juga: luas pergerakan sendi, kekuatan otot, dan koordinasi.

Lebih lanjut Harsono (2004: 175) menjelaskan mengenai beberapa komponen kondisi fisik yang mendukung kelincahan diantaranya yaitu Agilitas. Agilitas adalah “kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas dan koordinasi neouromuscular’’. (Harsono, 2004: 175).

Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mengembangkan komponen kelincahan diperlukan dukungan dari komponen pendukung lainnya, salah satunya yaitu dukungan dari komponen kekuatan.

Selain itu juga Giriwijoyo (2007 : 117) mengatakan bahwa :

Kemampuan aerobik yang tinggi mungkin dapat ditingkatkan lagi bila kemampuan anerobik tidak ditingkatkan lebih lajut. Ini berarti bahwa pada olahraga aerobik pun kemampuan anaerobik perlu diusahakan peningkatannya


(12)

untuk merangsang peningkatan kemampuan erobiknya lebih lanjut’ singkatnya ialah bahwa : olahragawan aerobik perlu pula latihan anaerobik pada otot-otot yang bersangkutan. Contoh: Pelari 5000 m perlu diberi latihan (ditingkatkan) daya tahan dinamisnya (kemampuan aerobik otot-otot tungkai itu), disamping latihan daya tahan umum, untuk dapat meningkatkan lebih lanjut kapasitas aerobiknya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, penulis mempunyai kesimpulan

bahwa komponen pengembangan kekuatan otot mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan komponen kelincahan (agility). Selain itu juga,

terkait dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti serta berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, penulis mempunyai anggapan bahwa untuk melatih atau meningkatkan kelincahan ternyata butuh dukungan dari komponen kekuatan. Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka metode latihan yang digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan kemampuan kelincahan olahragawan yaitu melalui permainan kucing-kucingan.

Dari definisi ini dapat kita lihat bahwa permainan kucing-kucingan merupakan suatu aktivitas yang memerlukan gerak dengan kualitas fisik yang kompleks. Permainan kucing-kucingan melibatkan interaksi dari berbagai unsur lain seperti kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan keterampilan motorik dan sebagainya. Oleh karenaitu apabila permainan ini dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh terhadap keadaan kondisi fisik terutama kelincahan (agility)bagi yang melakukannya.

Berdasarkanhasilobservasipadaharijumattanggal 21 Desember 2012 diperoleh data bahwabelumtercapainyakeberhasilankelincahandikarenakan :

1. Guru kurangmengembangkanmetode/

keterampilanpermainandalampembelajaranpendidikanjasmanidankesehatandala mupayameningkatkankebugaran jasmani kelincahan .

2. Dalam pembelajaran guru hanya bersifat monoton saja.

3. Guru kurang mengembangkan permainan dalam meningkatkan kelincahan. 4. Guru kurang mengadakan upaya pembelajaran yang aktif, kreatif dan

menyenangkan dalam meningkatkan kelincahan dalam bermain agar siswa mampu memahami dan melakukan keterampilan kelincahan.


(13)

5. Dalam pembelajaran keterampilan kelincahan, siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajarannya.

Aspek penilaian dalam melakukan passing yang akan dikaji meliputi gerak persiapan, gerak pelaksanaan, dan gerak akhir, Isaac dan Payne (Saputra, 2008: 427).

Untuk lebih jelasnya dibawah ini disajikan data awal tes keterampilan kelincahan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Awal Kelincahan No Nama Siswa

Aspek yang Diamati Keterangan

Gerak Awal Pelaksanaan Gerak Akhir Skor Nilai T B T 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Aa Agus Mulyana 7 77

2 Aep Syaiful Hayat 7 77

3 Andriawan Syaifudin 7 77

4 Ayu Anita 3 33

5 Dadang Hidayatulloh 4 44

6 Dea Yulia 3 33

7 Devi Apriani 4 44

8 Dina Siti Nurjanah 3 33

9 Dian Ardiansyah 4 44

10 Fitriani 3 33

11 Iis Riska Mulyani 4 44

12 Jejen Jaenudin 3 33

13 Mawah Endang 4 44

14 Neni Yunita 3 33

15 Nurhasanah 4 44

16 Oman Setiawan 3 33

17 Rani Minati 7 77

18 Ridwan Maulana 7 77

19 Romi Nazar 3 33

20 Rita Septianingrum 4 44

21 Silvi Fitriani 7 77

22 Siti Julaeha 3 33

23 Tita Juita 4 44

24 Asep Naoval 7 77

25 Fayi Pawwaz 3 33

Jumlah 10 9 9 18 7 - 18 7 - 114 1140 7 18

Persentase (%) 40 32 28 72 28 0 72 28 0 51 51 28 72

Keterangan :

a. Nilai ideal adalah 9

b. Nilai Akhir 100%

ideal skor

diperoleh yang


(14)

Dari nilai-nilai siswa tersebut didapat 7 siswa atau 28% yang dikategorikan tuntas, sedangkan 18 siswa atau 72% dikategorikan belum tuntas.

Kesulitan

yangmunculadalahkurangbiasanyapesertadidikmelakukanlatihankelincahansehing

gaaspekkondisifisik yang

sangatmenunjangaktivitasolahragatersebutmasihrendahdantidakterlatihsehinggaha

silnyasepertidijelaskan di atas,

olehkarenaituperluusahauntukmeningkatkanhasilbelajarnya. Data

inipenuliscantumkandalampenelitianhanyasebagaiacuanbukanpembandingdanhasi lnyatidakharussepertiketerampilanseorangatlet/

siswakarenadasarkemampuanmanusiaberbeda-beda (individualisasi), danterutamapembelajaraninidilakukan di sekolah bukan di klubolahraga.

Latarbelakangpencapaianhasilpembelajaran yang

masihkuranginidisebabkanolehpembelajarankuranginovatifsepertipembelajaranber pusatpada guru, yang terjadisiswakurangtermotivasidalammengikutipembelajaran, sedangkanmenurutUsmandkk, (2001:8) menjelaskanbahwa “Tingkat keberhasilandapatdikatakantuntasapabilasiswamenguasaibahanpelajaran yang diajarkanlebihdari 75%.” Sedangkankriteriaketuntasan minimal (KKM) matapelajaranPenjas di SDN Cikaramas I KecamatanTanjungmedaradalah70.

Bila pembelajaran tangan diberikan pada siswa sekolah dasar akan meningkatkan kekuatan juga suasana pembelajaran yang dirasakan anak akan kondusif dan fokus untuk mencapai tujuan, karena pembelajaran melalui permainan.

Saputra (2002:63) yaitu:

“Untukmembinadanmeningkatkanaktivitaspengembangankemampuandayagera ksiswasekolahdasar, maka guru pendidikanjasmaniperlumerancangbentuk-bentuk yang menarikbagisiswausiasekolahdasar”. Pendekatanbermain, menjadi

kata kuncinya,

karenasiswasekolahdasarmemilikikarakteristikbelajarsambilbermain.


(15)

(2002:37)“Aktifitaspermainandiberikankepadasiswasekolahdasarikutmembantup encapaiantujuanpendidikansepertimeningkatkanhubunganakrabdenganguru, meningkatkan rasa kemauansiswauntukmengikutipembelajaran, terciptanyasuasanakondusifdalampelaksanaanpendidikansertamemenuhikebutuha ndalampertumbuhandanperkembangansiswakearah yang sernpurna.

Mencermatikutipan di atas, penulismemilihaltematif lain supayasiswamaudanmampumelakukanlatihan kelincahan dengan lebihbaik, yaitudenganpermainan kucing-kucingan.

B. RumusandanPemecahanMasalah 1. RumusanMasalah

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan perencanaanpembelajaran

kelincahanmelaluipermainankucing-kucinganpadasiswaKelas IV SDN Cikaramas I KecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang?

b. Bagaimana pelaksaaankinerja guru melaluipembelajaran kelincahanmelaluipermainankucing-kucinganpadasiswaKelas IV SDN Cikaramas I KecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang?

c. Bagaimanaktivitassiswadalammengikutipembelajarankelincahanmelaluipe rmainankucing-kucinganpadasiswaKelas IV SDN Cikaramas I KecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang?

d. Bagaimanhasilbelajarsiswadalammengikutipembelajarankelincahanmelalu ipermainankucing-kucinganpadasiswaKelas IV SDN Cikaramas I KecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang?

2. Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu mencari alternatif untuk pemecahan masalah tersebutadalah:


(16)

a. Tahapan persiapan, pada tahapan ini guru mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang diperlukan, kemudian guru mengkondisikan siswa dalam pembelajaran serta memberikan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengenai materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan dan hasil belajar yang diharapkan serta

menjelaskan kepada siswa tentang

keterampilankelincahandalammelaluipermainankucing-kucingan.Perencanaanpadasiklus I ukuranlapangankucing-kucingandalam lingkaran dengan diameter 15 meter, padasiklusII melakukan kucing-kucingan dalam ukuran segi empat dengan ukuran 12 x 9meter, pada siklus III membuat batasan dengan alur membentuk angka delapan.

b. Tahapan pelaksanaan, pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa mengenaiketerampilankelincahanmelaluipermainankucing-kucingan serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Melaluipermainankucing-kucingan, makaaktivitassiswamenunjukansemangat,

disiplindantermotivasidalammelakukanlatihankelincahan .

d. Hasilteskelincahanakanmeningkatmelaluipermainankucing-kucingan,

khususnyapadasiswakelas IV SDN Cikaramas I

KecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui bagaimana penerapan perencanaan pembelajaran

kelincahanmelalui permainan kucing-kucingan.

2. Ingin mengetahui bagaimana pelaksaaankinerja guru melalui pembelajaran kelincahanmelalui permainan kucing-kucingan.

3. Ingin mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kelincahan melalui permainan kucing-kucingan.


(17)

4. Ingin mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran kelincahan melalui permainan kucing-kucingan.

D. Manfaat Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran kelincahan .Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagisiswa

Hasilpenelitiantindakankelasdiharapkanbergunauntukmeningkatkanpenget ahuandanketerampilankelincahan,

Selanjutnyahasilpenelitianinidapatdijadikandoronganuntukterusmeningkat kanlatihan di luarsekolah. Pengetahuandanketerampilan yang optimal diperlukanolehsiswasebagaibekaluntukdikembangkan di masyarakat. 2. Bagimasyarakatdanpembinaolahraga

a. Sumbanganpemikiranbagikepentinganperkembangandankemajuanolahr

aga, danberguna pula untukkegiatan yang

bertujuanuntukpemanduanbakat.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.

3. Bagi guru

a. Penelitianinisangatbermanfaat,

karenadapatlebihmemahamitugasberatseorang guru

sertamengetahuilebihjauhpermasalahan-permasalahanpembelajaran di sekolah, yang manahaltersebutdapatmembantudalammeringankantugas guru.

b. Penelitianinidiharapkanbergunabagipenulisuntukmengetahuimanfaatpemb elajarankelincahan ke dalam lapangan.

c. Penelitianinidapatdigunakansebagaimasukanbagipara guru penjasdalammenyusunrencanapembelajaranuntukmeningkatanpembelajara nkelincahan ke dalam lapangan.


(18)

d. Hasilpenelitianinidapatdijadikanacuandalam proses pembelajaranuntukmeningkatanpembelajarankelincahan ke dalam lapangan.

e. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran kelincahan ke dalam lapangan.

4. Bagilembaga, hasilpenelitianiniakanmemberikansumbangan yang baikdalamrangkainovasipembelajaran.

E. Batasan Istilah

1. Meningkatkan: adalahsuatu proses perubahan yang terjadipadadirihasilbelajarataulatihan (SISDIKNAS, 2003:450).

2. Kelincahan/ agilitasadalahkombinasidarikecepatan, kekuatan,

kecepatanreaksi, keseimbangan,

fleksibilitasdankoordinasineouromuscular’’.

Dengandemikianjelaslahbahwauntukmengembangkankomponenkelincaha ndiperlukandukungandarikomponenpendukunglainnya,

salahsatunyayaitudukungandarikomponenkekuatan. Harsono, (2004 : 175). 3. Permainantradisionalmerupakansuatukajiantentangberbagaipermainantra

disionalbaik yang tergolongolah raga atau yang bukanolah raga,

permianantradisional yang telahdinasionalkan,

permainantradisonalkhasdaerah yang dapatditerapkan di sekolahterutama di sekolahdasar, denganmaksuduntukmeningkatkankualitas. Kinerja guru penjas, pelatiholah raga, atauparapembinaolah raga melaluipenyusunan program pembelajaranataulatihan yang selarasdenganusiapesertadidik. Kusmaedi, (2009:10).

4. PermainanKucing-kucingan:adalahsesuatu yang digunakanuntukbermain; sesuatu yang dipermainkan, dalampenelitianini, meniruperilakukucingdalammencarimangsa (NurhasanahdanDidik T,KamusBesarBahasa Indonesia, 2007:413).


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. (2009). Permainan Tradisional. Tersedia: http//www.Asian Brain.com. (19 April 2010).

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan.Jakarta :Depdiknas.

DepartemenPendidikanNasional UPI. (2012).

PedomanPenulisanKaryaIlmiah.UniversitasPendidikan Indonesia.

Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. FPOK. UPI. Bandung.

Kusmaedi, Nurlan, (2009). PermainanTradisional.UPI KampusSumedang.

Lutan, Lutan, 2004.Azas-azasPendidikanJasmani.Jakarta

:DirektoratJenderalOlahragaDepdikbud. Jakarta.

Mahardika.(2009). PermainanTradisional.Tersedia: http//www.Asian Brain.com. (19 April 2010).


(20)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri I CikaramasKecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, peneliti merupakan lulusan di SDN I Cikaramas sehingga peneliti diharapkan lebih memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa termasuk proses pembelajaran yang berlangsung dibandingkan dengan melakukan penelitian di sekolah dasar yang lain.

Kedua, meskipun penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan intensif,tetapi relatif tidak mengganggu tugas utama peneliti sebagai guru.Hal ini sesuai dengan

30

Gambar 3.1 Denah SDN I Cikaramas


(21)

kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar”. (Kasbolah, 1997 : 26). 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan yang dimulai pada bulan September 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Penelitian ini dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IV SDN I Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Penelitian ini sesuai dengan materi pembelajaran Kelincahan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 melalui permainankucing-kucingan.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari masalah-masalah yang sering muncul dalam meningkatkan hasil pembelajaran kelincahan pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka upaya dalam memecahkan permasalahan tersebut guru dapat menggunakan penelitian pendidikan. Ibrahim dan Sudjana (Suherman, 2010 : 3) mengungkapkan bahwa :

Arti penelitian pendidikan sebagai suatu upaya untuk menjawab suatu permasalahan secara sistematik dengan menggunakan metode-metode tertentu melalui tahapan pengumpulan data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).


(22)

siswa selama kegiatan belajar mengajar. Sugiyono (2005: 1) mengemukakan bahwa :

Metode peneltian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk peneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalahinstrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif yang lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sejalan dengan Sugiyono dkk (Moleong2004: 3) mendefinisikannya sebagai berikut: “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau peneliti yang dapat diamati”. Metode penelitian kualitatif menurut Moleong (2004: 3) mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Berlatar alamiah pada konteks suatu keutuhan. b. Manusia sebagai alat atau instrument.

c. Menggunakan metode kualitatif. d. Analisis data secara induktif.

e. Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data.

f. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka.

g. Lebih mementingkan proses daripada hasil.

h. Menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.

j. Menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan.

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Pengguna metode kualitatif ini sangat sesuai untuk kegiatan penelitian belajar mengajar karena yang dijadikan objek penelitian didalam kegiatan belajar mengajar adalah siswa.Adapun peneliti adalah sebagai orang yang mengumpulkan data dan objek yang dijadikan alat pengumpul data utama.

Peneliti ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran penjas pada cabang olahraga bola basket khususnya Kelincahan, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat


(23)

tindakan kelas adalah :

Sebuah inkuiri refrektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini; c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan menurut Ebburt (1985) dalam Wiriatmadja (2008: 12) mengemukakan: “Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.

Sedangkan Elliot (1991) dalam Wiriatmadja (2008: 12) “Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”.Jadi secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas peneliti menyimpulkan bahwa tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, obsevasi dan refeksi.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan.Berikut beberapa model desain penelitian tindakan kelas:


(24)

Gambar 3.2

Desain PTK Model Lewin,ditafsirkan oleh Kemmis (Wiriaatmadja, 2006:62)

PenafsiranKemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja melainkan pada siklus selanjutnya. Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan seoptimal mungkin (Wiriaatmadja (2006:63). b. Model John Elliot

Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan kedua model yang telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran.Berikut adalah Desain PTK Model Jhon Elliot:


(25)

Gambar 3.3

Desain PTK Model Jhon Elliot dalamHopkins (1993:49) c. Model Kemmis dan Taggart

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah: (a) Perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) Observasi (observation); dan (d) refleksi (eflection). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus.

Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai proses inkuiri pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya


(26)

menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan menghafal bukan dalam proses inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuari, apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa. Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa menjawab pertanyaan.Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan. Pada kotak act (tindakan), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang mereka minati. Berikut adalah model desain Kemmis dan Taggart:

Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan tindakan kelas (classroom action research).

Sebelum peneliti melakukan obsevasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan obsevasi tindakan kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan penelitian. Hal ini sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas yaitu : “Masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktek pembelajaran di kelas”. (Sugiyanto, 1997: 5).

Dalam perencanaan penelitian menggunakan model Spiral Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2008 : 66). Dengan sistem model spiral refleksi dari yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral itu tertera pada gambar 3.4adalah:


(27)

Gambar 3.4

Desain PTK Menurut Kemmis dan Taggartdalam Aqib (2006:23) Desain penelitian yang digunakan adalah dari Kemmis dan Taggart (Susilo dkk. 2009:13) yang menyatakan bahwa pelaksanaan tindakan mencakup empat langkah, yaitu:

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan. b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/ monitoring. c. Merefleksi hasil pengamatan.

d. Mengubah/ merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan desain model penelitian spiral Kemmis dan Taggart, karena berdasarkan latar belakang dari masalah-masalah yang sering muncul dalam upaya meningkatkan hasil Kelincahan dalam pembelajaran bola basket, khususnya di SDN Kelas IVI Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, sehingga diperlukan perbaikan dalam pembelajarannyayang berbentuk pelaksanaan tindakan menurut model spiral di atas, yang setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali melaksanakan perencanaan jika target yang diharapkan belum tercapai.

OBSERVER

REFLECT

ACTION

PLAN

OBSERVER

REFLECT

ACTION

PLAN OBSERVER

REFLECT

ACTION


(28)

yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah: pelaksanaan (action) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer) dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.

Tahap kedua dalan tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang merupakan inplementasi isi rancangan, tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran Penjas.

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat pembelajaran gerak dasar kelincahan dengan latihan gerakan kucing-kucingan ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai bekal untuk perbaikan data siklus berikutnya.

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan analisis interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (kegiatan refleksi). Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.


(29)

satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, lalu kembali lagi kepertama dan seterusnya.Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam pelaksanaan penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan tindakan dilakukan secara kolaborasi, misalnya antara guru dengan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan di sampaikan.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada Kepala SDN I Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang untuk mengadakan penelitian.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tahapan menyusun pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran, yaitu:

a. Menyusun rancangan tindakan.

b. Mempersiapkan permainan yang menarik untuk melakukan pembelajaran. c. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa).

d. Menyusun alat penilaian berupa tes kelincahan penilaian bagi siswa untuk melihat perubahan peningkatan hasil belajar.


(30)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan belum berhasil.

4. Tahapan Obsevasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan daftar observasi, catatan siswa yang kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menuliskan data yang diperoleh pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan.

5. Tahapan Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait) guru memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan siklus-siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga kinerja guru pada saat pembelajaran gerak Kelincahan. Alat untuk mengumpulkan datanya


(31)

pembelajaran (IPKG II) serta format observasi aktivitas siswa, (format terlampir). 2. Pedoman Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2005:72) bahwa: “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui atau mengungkap perasaan dan kendala-kendala yang dirasakan oleh guru dan siswa baik sebelum penerapan tindakan maupun setelah penerapan tindakan tentang pembelajaran gerak Kelincahan dengan menggunakan permainan kucing-kucingan. Format Instrumen terlampir

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat sementara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam angka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.(formatterlampir).

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajarn, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 160) bahwa : “Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.

5. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsini, 2006: 150). Dengan


(32)

lengan, sikap badan dan sikap kaki.(formatterlampir).

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap pengumpulan, kodefikasi dan kategori data.Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrument yang meliputi observasi, tes hasil belajar dirangkum serta dikumpulkan.Data ini diperoleh dari observasi dan keterampilan. Dalam keterampilan data diperoleh dari kegiatan siswa dan guru tentang penerapan pembelajarn kelincahan. Siswa dan guru diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya. Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami siswa dalam pembelajaran.

2. Analisis Data

Analisis dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Analisis data yang akan dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi berdasarkan analisis kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut : a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul

kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.

c. Klasifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu.

G. Validasi Data

Untuk mengecek keabsahan data ini peneliti menggunakan empat keterangan data, untuk dijadikan dasar informasi, pemeriksaan, dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan kemajuan untuk peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai tujuan peneliti. Maka teknik validasi untuk


(33)

berikut :

1. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang di peroleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Dalam hal ini penulis mengadakan diskusiuntuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan informasi tentang SDN Tanjungmedar, data lain dari siswa Tanjungmedar yang menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh. Maka penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan yang dilakukan

1) Mengkaji kurikulum yang berlaku yaitu buku KTSP 2006.

2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013.

3) Di sesuaikan dengan standar kompetensi. 4) Disesuaikan dengan kompetensi dasar. b. Waktu Pelaksanaan

1) Hari : Rabu

2) Tanggal :2 Januari, 23 Januari dan 20 Februari 2013 3) Tempat : SDN I Cikaramas

c. Mengadakan diskusi dengan : 1) Guru Kelas (teman sejawat)

a) Nama : Asep Nandang, S. S.Pd b) NIP : 196601031986031010

c) Jabatan : Guru Kelas IV SDN I Cikaramas 2) Kepala Sekolah SDN I Cikaramas

a) Nama : Haenudin, S.Ag b) NIP : 196004111984122001

c) Jabatan : Kepala Sekolah SDN I Cikaramas 3) Siswa kelas IV SDN I Cikaramas


(34)

informasi yang di peroleh selama observasi atau wawancara dari naraTanjungmedar, apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya atau tidak. Maka untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran dengan melakukan kegiatan pengecekan terhadapSD Tanjungmedar tentang data dan praktisi siswa kelas IV.

3. Audit Trail, yakni mencek kebenaran hasil peneliti beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan bersama teman-teman sekelompok. Tentang:

a. Data awal (nilai tes awal) gerak dasar Kelincahan.

b. Data akhir observasi nilai aktivitas siswa serta nilai hasil belajar siswa siklus pertama sampai terakhir pembelajaran gerak dasar Kelincahan melalui permainan kucing-kucingan.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap ke sahihan temuan penelitian kepada pakar professional dibidangnya. Dalam hal ini yang dijadikan penasehat dan pembimbing penelitian ini adalah :

a. Yang memberi arahan dan bimbingan 1) Dr. Herman Subarjah, M.Si

Sebagai Pembimbing I 2) Dewi Susilawati, M.Pd

Sebagai Pembimbing II

b. Waktu Pelaksanaan: selama pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian c. Masalah yang dibahas adalah temuan hasil penelitian dan pemecahan


(35)

112 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucingan di kelas IV SDN Cikaramas I Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.

A. Kesimpulan

Pembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucingan di

kelasIV SDN Cikaramas

IKecamatanTanjungmedarKabupatenSumedangmeliputiperencanaan,pelaksanaan, aktivitassiswa, kinerja guru, danhasilbelajarsebagaiberikut.

1. Perencanaan yang

dilakukandalampembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganyaitumeliputimenyusunrencanatindakanuntukmemecahkanmasalahpenin gkatanhasilbelajarsiswatentangupayaperbaikangerakdasarkelincahan.Hasilpersent aseperencanaanpembelajaransiklus I 54,16%, siklus II 82,66%, dansiklus III 100%. Makaperencanaansudahdikatakanberhasilkarenasudahmencapai target yang diharapkanyaitu 100%.

2. Pelaksanaankinerja guru

dalampembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganmengalamipeningkatanberdasarkananalisisselamapembelajarandandapat dilihatpeningkatan proses pembelajarandarisetiapsiklusnya. Dengankinerja guru yang

maksimalmampumeningkatkansiswadalammelakukanpembelajarangerakdasarkeli ncahan. Padasiklus I 63%, padasiklus II 85% danpadasiklus III 100%.Padasiklus III sudahmencapai target yang di harapkanyaitu 100%.

3. Aktivitassiswadalam pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucinganmengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran.Hampir seluruh siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan


(36)

kucingan. Pada data awal aktivitas siswa mencapai pada siklus I 50%, pada siklus II 73%, dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

4. Hasil belajar gerak dasar kelincahan yang dilaksanakan di kelas IV SDN Cikaramas I Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang nenunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I 43%, siklus II 67%, dan pada siklus III 100%. Dengan demikian pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucingan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar kelincahan.

B. Saran

Pembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganmerupakanpengembanganpembelajaran yang

dapatmeningkatkanhasilbelajarsiswadalammelakukanpembelajarangerakdasarkeli ncahan.Denganmemperhatikanhasilpenelitiantindakankelas yang

telahdilaksanakan di kelasIV SDN Cikaramas

IKecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang, adabeberapahal yang dapatdisarankansebagaiimplikasidarihasilpenelitianini, adalahsebagaiberikut:

1. Bagi Guru

a. Guru harus bisa memahami tentang permainan yang mengacu terhadap pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga dalam penerapannya sesuai dengan karakteristik siswa.

b. Permainan kucing-kucingan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran kelincahan. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.


(37)

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar kelincahan sangat perlu diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar kelincahan, sehingga dengan pembelajaran kelincahan siswa dapat melakukannya dengan baik.

c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembelajaranpen didikanjasmani.

4. Bagi UPI KampusSumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

(An). (2010). Pengertianpendidikanjasmani.[Online]. (http://www.rancahbetah)

(An). (2010). Tujuanpendidikannasional.[Online].

(http://tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan-tujuan-pendidikan-nasional),

Arikunto, Suharsimi. (2002), PenelitianTindakanKelas. Bandung: RosdaKarya. BasukiWibawa. (1993). Media Pengajaran.DepdikbudDikti.

ChMuhadi, AipSyarifuddin. (1992). PendidikanJasmanidanKesehatan. Jakarta: Depdikbud.

DepartemenPendidikanBukuNasional UPI. (2011).

PedomanPenulisanKaryaIlmiah.UniversitasPendidikan Indonesia.

DepdikbudKTSP. (2006). BugarJasmanikuuntukkelas V. Ganeca.JS Badudu ST MohamadZain. (1982). KamusUmum Indonesia. PT. Intergrafika.

Kholik TohodanLutanRusli. Pendidikanjasmanidankesehatan. 1996. KTSP.(2006). BugarJasmanikuuntukkelas VI.Ganeca.

Nurhasanah, Tumianto, D .(2007). KamusBesarBergambarBahasa Indonesia. Jakarta: PT. BinaSarana.

MoleongLexy.(2000). MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Oliver Jon (2007). Basketball Fundamental. Human Kinetics..

Sodikun Imam.(1992). OlahragaPilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud. Sukintaka.(1992). TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud.

Surakhmad.(1980).

PengantarInteraksiBelajarDasardanTeknikMetodologiPengajaran. Bandung: Tarsito.


(39)

Wiriaatmadja, R (2008). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: UPI, PT. RemajaRosdaKarya.


(40)

Departemen Pendidikan Buku Nasional UPI. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendrayana, Yudi. 2007. Bermain Atletik. Prodi PJKR. FPOK UPI Bandung. Hendrayana Yudi, dkk. 2012. Perencanaan Pengajaran. Prodi PJKR. FPOK UPI

Bandung.

Cholik T. M. dan Gusril.(2002). Perkembangan Motorik pada Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Kusmaedi Nurlan, dkk. 2010. Perkembangan Peserta Didik. FPOK UPI Bandung. Lutan, Rusli, 2001.Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal

Olahraga Depdikbud. Jakarta.

Nugraha Eka. 2010. Aktivitas Permainan Net. FPOK UPI Bandung.

Mahendra Agus. 2007. Teori Belajar Mengajar Motorik. FPOK UPI Bandung. Saputra M Yuda. 2008. Perkembangan dan Belajar Motorik. Prodi IKOR. FPOK

UPI Bandung.

Suherman, Adang , dkk. 2001.Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisis untuk Siswa SMU/SMK. Depdiknas.

Subroto Toto. 2010. Olahraga Permainan. Prodi PJKR. FPOK UPI Bandung. Suntoda Andi, dkk. 2013. Tes Pengukuran Pendiidkan Jasmani. FPOK UPI

Bandung.


(1)

112 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucingan di kelas IV SDN Cikaramas I Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.

A. Kesimpulan

Pembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucingan di

kelasIV SDN Cikaramas

IKecamatanTanjungmedarKabupatenSumedangmeliputiperencanaan,pelaksanaan, aktivitassiswa, kinerja guru, danhasilbelajarsebagaiberikut.

1. Perencanaan yang

dilakukandalampembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganyaitumeliputimenyusunrencanatindakanuntukmemecahkanmasalahpenin gkatanhasilbelajarsiswatentangupayaperbaikangerakdasarkelincahan.Hasilpersent aseperencanaanpembelajaransiklus I 54,16%, siklus II 82,66%, dansiklus III 100%. Makaperencanaansudahdikatakanberhasilkarenasudahmencapai target yang diharapkanyaitu 100%.

2. Pelaksanaankinerja guru

dalampembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganmengalamipeningkatanberdasarkananalisisselamapembelajarandandapat dilihatpeningkatan proses pembelajarandarisetiapsiklusnya. Dengankinerja guru yang

maksimalmampumeningkatkansiswadalammelakukanpembelajarangerakdasarkeli ncahan. Padasiklus I 63%, padasiklus II 85% danpadasiklus III 100%.Padasiklus III sudahmencapai target yang di harapkanyaitu 100%.

3. Aktivitassiswadalam pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucinganmengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran.Hampir seluruh siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan


(2)

kucingan. Pada data awal aktivitas siswa mencapai pada siklus I 50%, pada siklus II 73%, dan pada siklus III 100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

4. Hasil belajar gerak dasar kelincahan yang dilaksanakan di kelas IV SDN Cikaramas I Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang nenunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I 43%, siklus II 67%, dan pada siklus III 100%. Dengan demikian pembelajaran gerak dasar kelincahan melalui permainan kucing-kucingan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar kelincahan.

B. Saran

Pembelajarangerakdasarkelincahanmelaluipermainankucing-kucinganmerupakanpengembanganpembelajaran yang

dapatmeningkatkanhasilbelajarsiswadalammelakukanpembelajarangerakdasarkeli ncahan.Denganmemperhatikanhasilpenelitiantindakankelas yang

telahdilaksanakan di kelasIV SDN Cikaramas

IKecamatanTanjungmedarKabupatenSumedang, adabeberapahal yang dapatdisarankansebagaiimplikasidarihasilpenelitianini, adalahsebagaiberikut: 1. Bagi Guru

a. Guru harus bisa memahami tentang permainan yang mengacu terhadap pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga dalam penerapannya sesuai dengan karakteristik siswa.

b. Permainan kucing-kucingan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran kelincahan. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.


(3)

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar kelincahan sangat perlu diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar kelincahan, sehingga dengan pembelajaran kelincahan siswa dapat melakukannya dengan baik.

c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembelajaranpen didikanjasmani.

4. Bagi UPI KampusSumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

(An). (2010). Pengertianpendidikanjasmani.[Online]. (http://www.rancahbetah) (An). (2010). Tujuanpendidikannasional.[Online].

(http://tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan-tujuan-pendidikan-nasional),

Arikunto, Suharsimi. (2002), PenelitianTindakanKelas. Bandung: RosdaKarya. BasukiWibawa. (1993). Media Pengajaran.DepdikbudDikti.

ChMuhadi, AipSyarifuddin. (1992). PendidikanJasmanidanKesehatan. Jakarta: Depdikbud.

DepartemenPendidikanBukuNasional UPI. (2011).

PedomanPenulisanKaryaIlmiah.UniversitasPendidikan Indonesia.

DepdikbudKTSP. (2006). BugarJasmanikuuntukkelas V. Ganeca.JS Badudu ST MohamadZain. (1982). KamusUmum Indonesia. PT. Intergrafika.

Kholik TohodanLutanRusli. Pendidikanjasmanidankesehatan. 1996. KTSP.(2006). BugarJasmanikuuntukkelas VI.Ganeca.

Nurhasanah, Tumianto, D .(2007). KamusBesarBergambarBahasa Indonesia. Jakarta: PT. BinaSarana.

MoleongLexy.(2000). MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Oliver Jon (2007). Basketball Fundamental. Human Kinetics..

Sodikun Imam.(1992). OlahragaPilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud. Sukintaka.(1992). TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud.

Surakhmad.(1980).

PengantarInteraksiBelajarDasardanTeknikMetodologiPengajaran. Bandung: Tarsito.


(5)

Wiriaatmadja, R (2008). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: UPI, PT. RemajaRosdaKarya.


(6)

Departemen Pendidikan Buku Nasional UPI. (2006). Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah.Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendrayana, Yudi. 2007. Bermain Atletik. Prodi PJKR. FPOK UPI Bandung. Hendrayana Yudi, dkk. 2012. Perencanaan Pengajaran. Prodi PJKR. FPOK UPI

Bandung.

Cholik T. M. dan Gusril.(2002). Perkembangan Motorik pada Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Kusmaedi Nurlan, dkk. 2010. Perkembangan Peserta Didik. FPOK UPI Bandung. Lutan, Rusli, 2001.Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal

Olahraga Depdikbud. Jakarta.

Nugraha Eka. 2010. Aktivitas Permainan Net. FPOK UPI Bandung.

Mahendra Agus. 2007. Teori Belajar Mengajar Motorik. FPOK UPI Bandung. Saputra M Yuda. 2008. Perkembangan dan Belajar Motorik. Prodi IKOR. FPOK

UPI Bandung.

Suherman, Adang , dkk. 2001.Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan

Kompetisis untuk Siswa SMU/SMK. Depdiknas.

Subroto Toto. 2010. Olahraga Permainan. Prodi PJKR. FPOK UPI Bandung. Suntoda Andi, dkk. 2013. Tes Pengukuran Pendiidkan Jasmani. FPOK UPI

Bandung.


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PASSING DAN CONTROL MELALUI MEDIA PERMAINAN KUCING KUCINGAN BAGI SISWA KELAS V SDN PECABEAN 02 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

5 26 101

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAMKEBUGARANJASMANI MELALUI PERMAINAN AMBIL BENDERA DAN MODELTEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

0 0 53

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SMASHBOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA LAMBUNG DENGAN NET YANG DIPENDEKKAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS 2 KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 1 30

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL KUCING JUKUT RIUT ( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang).

0 1 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LONCATAN SPIKE BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS IV SDN CIKURUBUK KECAMATAN CISARUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 55

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING PRIS PADA SISWA KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 59

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT AR-RAIHAN.

14 396 146