KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK.

(1)

KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK

(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh Vina Yuliana

0901027

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

Kajia Te ta g Progra Ujia Kader Pada

Partai Golkar Dalam Meningkatkan Etika Politik

(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)

Oleh

Vina Yuliana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Vina Yuliana 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK

(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)

Oleh:

Vina Yuliana

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing I

Prof.Dr.Idrus Affandi, S.H NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Syaifullah.S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. Sapriya, M.Ed NIP . 19630820 198803 1 001


(4)

ABSTRAK

Vina Yuliana (0901027) KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK

(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)

Partai merupakan salah satu organisasi yang beranggotakan kader yang memiliki tujuan dan ideologi yang sama. Partai merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi aspirasi masyarakat serta sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan etika dan moral anggotanya angar menjadi warga Negara yang baik.

Penelitian ini berisikan beberapa rumusan masalah yaitu: (1) Apa yang

menjadi materi program “Ujian Kader”; (2) Pendekatan dan metode apa yang di

terapkan Partai Golkar dalam merancang, melaksanakan, serta mensosialisasikan

program “Ujian Kader”; (3) Kendala apa yang dihadapi Partai Golkar dalam

melaksanakan program “Ujian Kader”; dan (4) Apa upaya yang ditempuh partai

Golkar dalam mengatasi kendala yang ada.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode study kasus. Penelitian ini mengungkapkan beberapa

fakta terkait program “Ujian Kader”, data dikembangkan dan diperoleh melalui

wawancara, observasi, study dokumentasi, catatan lapangan, serta literature terhadap pengurus serta kader Partai Golkar dan masyarakat setempat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) materi yang diambil untuk program

“Ujian Kader” adalah materi kenegaraan yang berisikan Empat Pilar Kebangsaan,

yang bertujuan agar kader dapat membentuk kader yang berkarakter dan bermilitansi tinggi serta paham akan kewajiban dan etika dalam berpolitik, materi ke-Golkar-an yang berisikan mengenai aturan-aturan yang ada di Partai Golkar, materi umum atau pembekalan kemampuan dalam memimpin serta berbicara didepan umum, dan materi mengenai pengenalan tokoh Golkar; (2) pendekatan yang digunakan oleh Partai Golkar adalah pendekatan Bottom Up dengan metode diskusi dan person to person sehingga kader dapat berperan aktif dalam segala kegiatan serta dapat menyampaikan aspirasinya pada partai sebagai organisasi yang memfasilitasi; (3) kendala yang dihadapi berupa karakter dan sifat pragmatis serta kekurangan kemampuan yang

dimiliki oleh kader, anggaran dana pelaksanaan program “Ujian Kader”, dan waktu pelaksanaan program “Ujian Kader”; (4) upaya dalam mengatasi kendala berupa

pendekatan secara individual kepada kader yang dianggap memiliki kesulitan dan pemberian sanksi terhadap kader yang pragmatis, pemberian sumbangan dana dari anggota Partai Golkar, dan menggunakan akhir pekan sebagai waktu pelaksanaan.


(5)

ABSTRACT

Vina Yuliana (0901027) STUDY PROGRAM "CADRE EXAM" Golkar PARTY ON IMPROVING THE POLITICAL ETHICS

(Case study DPD Golkar Bandung)

The party is one of a cadre organization whose members have the same goals and ideology . The party is the organization that became a platform for people's aspirations and as a means of education to improve the ethics and morals of its members Angar become good citizens .

This study contains some formulation of the problem , namely : ( 1 ) What are the program material " Cadre Exam " , (2 ) what approaches and methods applied Golkar Party in designing , implementing , and disseminating the program " Cadre Exam " , (3 ) Constraints what Golkar Party faced in implementing the program " Cadre Exam " , and ( 4 ) What efforts taken by the Golkar party in overcoming existing constraints .

The approach taken in this study is a qualitative approach using a case study method . This study reveals several facts related programs " Cadre Exam " , the data is developed and obtained through interviews, observation , study documentation , field notes , as well as literature on the board as well as a cadre of the Golkar Party and the local community .

The results showed that : ( 1 ) the material is taken for the program " Cadre Exam " is a state of matter that contains the Four Pillars of Nationality , which aims for cadres to form a cadre of character and high bermilitansi and understand the obligations and ethics in politics , the material to - Golkar 's which contains the rules that exist in the Golkar Party , the common material or debriefing ability to lead as well as public speaking , and the material of the introduction of Golkar leaders , (2 ) the approach used by the Golkar Party is a Bottom Up approach to the method of discussion and person to person so that cadres to actively participate in all activities and to express their aspirations in the party as an organization that facilitates , (3 ) the constraints faced by a character and pragmatic nature and lack of ability possessed by the cadres , budget implementation " cadre Exam " , and program execution time " cadre Exam " , (4 ) an attempt to overcome the obstacles in the form of individual approaches to the cadres who are considered to have difficulties and sanctions against the pragmatic cadre , the donation of funds from members of the Golkar Party , and use the weekend as a time of execution .


(6)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Adian, D G. (2005). Menyoal Dimensi Kultural Demokrasi. Jakarta: Sinar Harapan, Tajuk Rencana

Affifudin dan Saebani, A. (2009). Metode Penlitian Kualitatif. Bandung: PT Pustaka Setia

Alfian, M A. (2008). Dari Perbendaharaan Etika Politik. Jakarta: The Akbar Tanjdung Institute

. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka

. (2009). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri

Bernard P, D. (1998). Paul Ricoeur : The Promis and Risk of Politics. Boulder: Rowman and Littlefield

Blondel, J (1995). Dual Leadership in the Contemporary World, dalam Dennis Kavanagh dan Geene Peele, eds., Comparative Government and Politics: Essays in Honour of S.E. Finer. London: Heinemann

Budiardjo, M ( 2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka . (1982). Partisipasi dan artai Politik Sebuah Bunga Rampai.

Jakarta: Gramedia Pustaka

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Cogan. (1999). Developing The Civil Society : The Role of Civics Education Bandung: CICED


(7)

Darmawan, C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn Press F. Budi H, Robertus R, A. Wibowo, Hidya T, Bagus T (Introduction). (2011).

Empat Essai Politik. Jakarta: www.SriMulyani.Com

Firmanzah (2011). Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Friedrich. C J. (1967). Effendi, I. (2008). Contitutional Goverment and Democracy: Theory and Practice in Europeand America. Waltham: Balisdell Publishing

Fuadi, A. (2010). Negeri Lima Menara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum Idrus, M. ( 2007). Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatid dan

Kuantitatif). Yogyakarta UII Press

Kencana, I. (1997). Ilmu Politik. Jakarta: Rinea Cipta

Koirudin. (2004). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Meolong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rossdakarya: Bandung.

Muhibhin, S. (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Catatan ke Lima (revisi), Mei 2000. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nainggolan, Z S. (1997). Pandangan Cendekiawan Muslim Tentang Moral Pancasila, Moral Barat, Dan Moral Islam. Yogyakarta: Kalam Mulia. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nazir. (1983). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia.

Neumann, S. ( 1963). “Modern Political Parties” Dalam Comparative Politics: A Reader. Eds. Harry Ekstein dan Davis E. Chapter.London: The Free Press of Glencoee


(8)

Notoatmodjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Parson, W. (2006). Public Policy: Pengantar Praktik dan Teori Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Poedjawijatna. (1982). Etika: Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT. Bina Aksara Poespoprodjo, W. (1986). Filsafat Moral: Kesusilaan dalam teori dan Praktek.

Bandung: Remaja Karya

Rachman, A, A. (2006). Citra Khalayak Tentang Golkar. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban

Rudy, T M. (2008). Pengantar Ilmu Plitik. Bandung: Refika

. (1992). Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional: Refika Aditama.

. (1998). Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: PT Refika Aditama

Sinaga, K. (2008). Tentang Etika Politik. Jakarta: Kompas

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Pendekatan Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sukarna. (1981). Sistem Politik. Bandung: Penerbit Alumni Suseno, F M. (1989). Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius

. (2003). Etika Politik – Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta Gramedia

Susetyo, B Pr. (2005). Etika Politik dan Politik Reformasi. Jakarta: Tajuk Renana Tandjung, A. (2008). The Golkar Way. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


(9)

Wuryan, S dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewargangaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI

Zamroni (Tim ICCE). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarya: BIGRAF Publishing

Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Persfektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara

B. Karya Ilmiah, Undang-undang, Internet, dan Sumber Lainnya.

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 7 Mengenai Tujuan Umum AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 8 Mengenai Tujuann Khusus AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 9 Mengenai Misi dan Visi Arsip Badan Kehormatan Negara Republik Indonesia

Arsip Nasional Partai Golkar (1973)

Arti Kata. Tersedia di:http://www.artikata.com[Online]. Diakses tanggal 14 Mei

2013.

Fauziah, L. (2009). Pola Kaderisasi Bagi Partai Politik Stud Kasus Partai Golkar Kota Malang. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Malang

Golkar. Tersedia di: http://www.golkardki.net [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Peraturan KU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD, san DPRD Tahun 2014

Politik Kompasiana. Tersedia di: http://www.politik.kompasiana.com [Online]. Diakses tanggal 03 Januari 2013

Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik


(10)

Viva News. Tersedia di: http://www.vivanews.com [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Warkopmbahlalar. Tersedia di: http://warkopmbahlalar.com [Online]. Diakses tanggal 10 Januari 2013


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partai Golongan Karya atau lebih dikenal dengan Partai Golkar dalam perjalanan politiknya sudah berjalan cukup lama, terbukti Partai Golkar adalah salah satu partai yang sudah berdiri dan mengikuti pemilihan umum dari awal pemilihan yaitu dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto). Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs resmi Partai Golkar (www.golkardki.net) menyatakan bahwa pada pemilu pertama, Partai Golkar sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh Provinsi. Sampai pada saat ini Partai Golkar masih berada dalam susunan Partai Politik yang di anggap masih berkompeten dan berhasil menciptakan para tokoh politik yang menjadikan Partai Golkar sebagai dasar dalam proses peningkatan etika politik di Indonesia.

Hal di atas diperkuat dengan data dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Pusat (KPU) Tahun 2009, tercatat sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 2009 total sebanyak 72,7% dari politisi yang ada di Indonesia adalah politisi yang menjadikan visi golkar sebagai dasar peningkatkan politik di Indonesia, dan sebanyak 35,8% politisi keluaran partai golkar mendirikan partai baru dengan program yang diadopsi dari Partai Golkar sebagai dasar utama untuk meningkatkan etika politik kader di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan program dari Partai Golkar sangat berpengaruh dalam peningkatan etika politik di Indonesia.

Berdasarkan hasil prapenelitian penulis dari beberapa narasumber DPD Partai Golkar Kota Bandung, diantaranya Bapak Yayat yang menjabat sebagai Ketua Sekretaris menyatakan bahwa terjadi penurunan etika politik pada Partai Golkar, hal itu dibuktikan dengan adanya Kader Partai Golkar yang melakukan pelanggaran etika berupa pelanggaran norma asusila dan pelanggaran dalam kasus korupsi yaitu FA dan YZ yang tersandung kasus asusila dan terpidana kasus


(12)

korupsi dana PON ke XVIII (www.antaranews.com 27-02-2013) pada Tahun2012 . Adanya penurunan pada etika politik pada Kader Golkar membuat membuat Partai Golkar mengalami Delegitimasi Moral atau kehilangan atau penurunan keapsahannya pada masyarakat maupun dari Partai Golkar sendiri. Hal itu memberikan dampak negatif berupa penurunan kepercayaan pada Partai Golkar karena turut membawa Partai Golkar sebagai Partai yang menaungi kader-kader tersebut.

Pada saat krisis kepercayaan masyarakat terhadap kader bergejolak, kader akan kehilangan legitimasi moral di tengah masyarakat yang akan menyebabkan ketidakpercayaan pada partai yang menaungi kader itu sendiri. Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa sebuah partai politik yang mengikuti pemilihan umum diharuskan untuk memenuhi ambang batas 3,5% dari keseluruhan suara (Putusan MK pada Tinjauan UU Nomor 8 Tahun 2012) agar terus bisa berada dalam sistem partai Indonesia. Maka sesuai dengan Putusan MK tersebut Partai Golkar harus turut menata sistem intern dalam Partai Golkar, utamanya sistem dalam peningkatan etika para kader.

Etika Politik pada Kader sendiri memiliki arti sebagai sebuah filsafat moral atau pedoman dalam berpolitik yang baik sesuai dengan aturan dan tanggungjawab bagi para kader. Saat kader memiliki etika politik yang baik, maka tidak akan terjadinya penegasian fatsun politik atau pengingkaran terhadap etika politik. Etika politik dianggap sangat berpengaruh dalam attitude para kader, hal itu diperkuat oleh pernyataan dari pengamat politik Herry FK (www.politik.kompasiana.com 03-01-2013) yang menyatakan bahwa:

“Dalam berpolitik pun ada kode etik yang mendasar yaitu Integritas dan

etika politik yang menjadi cerminan bagi attitude sang Politikus, dan seorang Politikus sesungguhnya adalah penjual integritas diri full packet sehingga seorang Politikus dapat dikatakan sukses apabila mampu menjual setinggi-tingginya integritas dirinya.”

Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat dideskripsikan bahwa etika politik menjadi salah satu point penting dalam tingkah laku para kader partai. Kader dan Etika Politik merupakan satu packaging yang tidak bisa lepas satu


(13)

sama lainnya dan saling memiliki keterkaitan. Selain itu etika politik menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan politik dilembaga maupun di masyarakat.

Partai dianggap sebagai wadah atau tempat terjadinya pendidikan politik pada kader. Pendidikan politik yang diberikan mengacu pada etika politik bagi para kader, maka hasil dari pendidikan politik yang diberikan partai pada kader membuat kader memiliki tugas untuk mengantarkan aspirasi masyrakat terhadap pemerintah.

Beranjak dari pemahaman di atas Partai Golkar dituntut untuk memiliki kader yang beretika serta bermoral yang baik, sehingga dapat meyampaikan aspirasi masyarakat sesuai dengan sasaran. Maka dari itu para kader Partai Golkar dituntut agar memiliki sifat amanah dalam menjalani setiap tugasnya.

Sesuai dengan perubahan sistem politik yang ada di Indonesia kader partai politik bisa berasal dari berbagai kalangan, contohnya dari kalangan publik figure yaitu Tantowi Yahya dengan Nurul Arifin, dengan adanya kader dari berbagai golongan yang tidak memiliki dasar etika politik yang kuat membuat partai harus melakukan pendidikan politik pada kadernya agar tidak terjadinya penegasian fatsun politik atau pengingkaran terhadap etika politik.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nur Lailatul Fauziah (2009:121) yang menemukan bahwa:

“Kaderisasi Golkar berbeda dengan kaderisasi partai lain. Kaderisasi

Golkar lebih menggunakan sistem Top Down, sehingga Partai Golkar dapat memiliki kader dengan hasil yang matang dan tidak memiliki kader

yang terlahir secara instan.”

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kaderisasi politik yang baik akan menghasilkan etika politik yang bisa dipertanggungjawabkan. Setiap kaderisasi dari setiap partai akan memunculkan ciri khas yang berbeda, contohnya Partai Golkar dengan sistem kaderisasi

karakterdes yang memuat program “Ujian Kader” yang lebih menitik beratkan

pada etika politik kader.

Adanya pelanggaran etika yang dilakukan oleh kader Partai Golkar membuktikan bahwa kader telah keluar dari aturan yang sudah diberlakukan oleh Partai Golkar dalam meningkatkan etika politik. Maka dari itu Partai Golkar


(14)

membuat sebuah program yaitu “Ujian Kader” untuk meningkatkan etika politik

pada kader.

Dari beberapa data di atas maka peneliti merasa sangat tertarik untuk meneliti Partai Golkar hususnya DPD Partai Golkar Kota Bandung. Setelah penulis mengadakan studi pendahulan melalui observasi lapangan pada Partai Golkar Kota Bandung yang terletak di Jalan Pelajar Pejuang 45 No. 113 menunjukan bahwa Partai Golkar memiliki sebuah program yang khusus menyoroti pada kinerja dan etika politik para kadernya. Perwujudan dalam peningkatan etika politik yang dilakukan oleh Partai Golkar dapat dibuktikan dengan adanya sebuah program Ujian Kader.

Menurut Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar) dalam pidatonya (Viva News – 2 Juli 2011) mengatakan bahwa: “Ujian Kader merupakan suatu pemantapan (etika politik) yang dilakukan kepada kader untuk memantapkan

pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.”

Menurut pendapat di atas dapat dideskripsikan bahwa Ujian Kader merupakan sebuah program yang memberikan pemahan dalam peningkatan moral pada kader Partai Golkar khususnya pada peningkatan etika politik. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan kehidupan berpolitik di masyarakat yang dinamis, bertanggungjawab, dan mantap dalam pembangunan kesejahteraannya di lingkup masyarakat.

Ujian Kader merupakan sebuah evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar terhadap para kader yang dilakukan secara berkala dalam setiap bulannya. Ujian kader lebih menitik beratkan pada sebuah ujian atau tugas yang harus dikerjakan oleh para kader terkait dengan masalah etika dilingkungan kelembagaan maupun dilingkungan masyarakat, dan hasilnya akan menunjukan ukuran etika dari setiap para kader. Ukuran tersebut berupa penilaian dari Partai Golkar secara objektif yang diberikan pada kader yang disesuaikan dengan kapasitas etika yang dimiliki oleh kader.


(15)

B. Rumusan Permasalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa materi Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung? 2. Pedekatan dan metode apa yang diterapkan Partai Golkar kepada para kader

untuk mensosialisasikan Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung?

3. Apa kendala yang dihadapi Partai Golkar dalam menerapkan Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memecahkan kendala yang dihadapi dalam menerapkan Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan secara jelas bagaimana proses sampai kendala dalam

pengaplikasian program “Ujian Kader” yang dilakukan oleh Partai Golkar

dalam meningkatkan etika politik para kader. 2. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Mengetahui materi yang terkandung dalam Program Ujian Kader dalam meningkatkan etika politik para kader.

b. Mengetahui pendekatan dan metode DPD Partai Golkar dalam mensosialisasika serta menerapkan Program Ujian Kader terhadap para Kader dalam upaya peningkatan etika politik.

c. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh Partai Golkar dari berbagai aspek di lapangan maupun secara teknis dalam mensosialisasi serta menerapkan Program Ujian Kader.

d. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam memecahkan kendala yang terjadi saat mensosialisasi serta menerapkan Program Ujian Kader sehingga terlaksana dengan baik.


(16)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah secara teoritis dan praktis:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesadaran politik maupun kesadaran beretika dalam politik bagi Masyarakat Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu kajian ini diharapkan dapat menjadikan panduan bagi Pendidikan Kewarganegaraan dalam menjadikan masyarakat atau khususnya mahasiswa sebagai Warga Negara yang beretika dalam hal berpolitik maupun dalam berpartisipasi politik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kader parpol:

1) Kader dapat lebih meningkatkan etika dalam berpolitik di lingkup Kelembagaan dan di Masyarakat.

2) Kader dapat lebih mengevaluasi diri dalam kelebihan dan kekurangan pada etika politik yang dimilikinya.

b. Bagi Partai Politik (Partai Golkar)

1) Mengetahui lebih jelas mengenai kelebihan serta kekurangan program

“Ujian Kader” sehingga bisa memperbaiki program “Ujian Kader”

untuk lebih efektif dalampelaksanaannya.

2) Dapat dijadikan sebagai panduan umum bagi Partai Golkar dalam menerapkan program Ujian Kader bagi para kader partai agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi Masyarakat

1) Dapat mengimplementasikan nilai-nilai etika dalam berpolitik di kehidupan politik masyarakat umum.

2) Dapat turut serta membantu Partai Golkar dalam meningkatkan etika politik para kader dengan memberikan sumbangsih pemikiran dalam meningkatkan program yang sudah ada.


(17)

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Partai Poitik

Partai Politik adalah sebuah organisasi politik yang memiliki ideologi tersendiri dengan tujuan yang disesuaikan dengan kepentingan partai politik dan beranggotakan individu-individu yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama. (Cecep Darmawan, 2008: 63)

Melihat dari pengertian partai politik di atas, dapat disimpulkan bahwa partai politik adalah sebuah organisasi yang memiliki tujuan tersendiri dan berbeda pada setiap partainya dengan beranggotakan individu-individu yang memiliki tujuan yang sama. Maksud dan tujuan yang berbeda pada setiap partai yang membuat satu partai berbeda dengan partai lainnya.

2. Etika Politik

Franz Magnis Suseo menjelaskan bahwa “Etika Politik adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia.” (Etika Politik 2003). Menurut pendapat tersebut dapat diartikan bahwa Etika Politik adalah sebuah pedoman mengenai moral dalam hal berpolitik seorang individu yang diaplikasikan dikehidupan bermasyarakat.

Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa etika politik adalah tata cara berpolitik yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini lebih dititik beratkan pada tata cara berpolitik yang dilakukan oelh kader Partai Golkar.

3. Ujian Kader

Ujian Kader merupakan suatu pemantapan (etika politik) yang dilakukan kepada kader untuk memantapkan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. (Aburizal Bakrie)


(18)

Dilihat dari pengertian di atas maka Ujian Kader adalah sebuah program yang diberikan kepada kader dari Partai Golkar yang bertujuan untuk meningkatkan etika para kader dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada setiap wilayah.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas dan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif lebih meneliti tentang kondisi sebuah objek tertentu, dan mengharuskan peneliti menjadi instrumen utama untuk terjun langsung ke lapangan dalam rangka mencari data atau informasi melalui observasi dan wawancara.

Pendekatan yang penulis pilih dirasa sangat tepat untuk mendapatkan data yang akurat dan represetatif, serta penelitian ini memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan penulis teliti seacara mendalam. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa permasalahan yang penulis kaji memerlukan sejumlah data dilapangan yang sifatnya aktual.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus. Metode studi kasus dilakukan untuk meneliti suatu subjek yang sangat sempit, namun ditinjau dari sifat penelitiannya lebih meneliti suatu subjek secara mendalam dan lebih terpaparkan. Ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus meneliti lebih mendalam mengenai kelebihan, kekurangan, kendala, dan

solusi yang dihadapi oleh Partai Golkar dalam penerapan Program “Ujian Kader”.

Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan secara mendalam mengenai materi,kendala, dan upaya yang dimilki oleh program Ujian Kader Partai Golkar. Selain itu metode ini hanya bisa dilakukan pada objek yang memilki permasalahan yang tidak dimilki oleh objek lain. Contohnya program ujian kader yang tidak dimilki oleh partai yang lain.


(19)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Moleong, (2000, 150) menyatakan bahwa,

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.”

Peneliti menggunakan teknik wawancara karena dianggap lebih luwes dalam penyampaian pertanyaan yang diajukan. Susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan yang peneliti ajukan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik politik, sosial, dan budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya) responden yang dihadapi.

Wawancara yang akan peneliti lakukan akan ditujukan kepada Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader DPD Partai Golkar Kota Bandung, dan masyarakat dalam hal ini adalah pemuda dan instansia. Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui program Ujian Kader dalam segi metode penerapan, kendala yang dihadapi, serta upaya dalam pemecahan kendala dalam penerapan Ujian Kader Partai Golkar.

b.Observasi

Nazir, (1983:65) mengungkapkan bahwa,

“Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial,

ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.”

Dengan melakukan observasi secara langsung, tujuan dari metode studi kasus dalam penelitian ini diharapkan akan dapat mengungkap fakta-fakta secara lebih mendalam dan leluasa.


(20)

Observasi ini bertujuan untuk memperoleh gambara secara nyata dan jelas tentang materi Ujian Kader, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh Partai Golkar untuk mensosialisasikan Program Ujian Kader, kendala serta pemecahan masalah yang dilakukan oleh Partai Golkar pada Program Ujian Kader. Selain itu observasi dilakukan untuk memperoleh data secara akurat, aktual, dan dapat dipertanggungjawabkan.

c.Studi Dokumentasi

Arikunto (1993:202) menyatkan bahwa studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya.

Studi dokumentasi dimaksud untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan terkait maksud, tujuan, dan manfaat penelitian. Dokumentasi yang dapat dikumpulkan berupa foto, peta konsep, gambar, serta arsip-arsip yang dapat memperkuat penelitian yang penulis lakukan.

d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Peneliti menggunakan berbagai literatur berupa buku, artikel, jurnal dari media cetak dan media internet mengenai Program ”Ujian Kader” Partai Golkar sebagai bahan dan reverensi dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian pengolahan dan analisis data murupakan suatu langkah yang sangat penting, karena pengolahan serta analisis data yang memberikan makna dari penelitian yang sedang diteliti. Data yang terkumpul dari para responde diolah dan dideskripsikan dalam bentuk laporan. Nasution (2003:129) berpendapat bahwa:


(21)

“Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua peneliti, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-lagkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.”

Dari pendapat diatas, maka dipaparkan bahwa dalam pengolahan data hasil dari penelitian memiliki langkah-langkah tertentu sehingga data bisa berubah menjadi sebuah laporan yang dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut (Nasution:2003):

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data lebih menitik beratkan pada poin-poin yang akan peneliti teliti. Reduksi data memiliki tujuan untuk memberikan gambaran secara terperinci mengenai data yang dikumpulkan.

Dalam tahap reduksi data penulis mulai mengumpulkan data yang berkaitan dengan program Ujian Kader. Data tersebut berupa materi, cara pelaksanaan Ujian Kader, dan evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam memperbaharui program Ujian Kader.

2. Display Data

Display data adalah suatu penyajian data yang diteliti sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data disajikan berupa uraian atau laporan yang sesuai degan hasil penelitian.

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan program Ujian Kader, penulis mulai menarik kesimpulan awal atau hipotesis awal sebagai acuan penelitian yang akan diteliti. Setelah kesimpulan awal ditarik, maka penulis melakukan tindakan selanjutnya berupa penyesuaian data yang tersedia dengan fakta yang terjadi dilapangan.


(22)

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan adalah satu tahap akhir dalam proses penyusunan sebuah penilitian dalam penarikan makna dari data yang telah di peroleh. Data awal yang diperoleh (data mentah) diolah sehigga menjadi sebuah kategori data. Setelah semua terkategorikan maka data di analisis dan akhirya ditarik sebuah kesimpulan.

Dalam tahap verifikasi penulis mengambil kesimpulan secara seutuhnya yang dihasilkan dari crossing check data yang terkumpul dengan sittuasi dan kondisi yang ada dilapangan. Diamana dalam tahap ini garis besar permasalahan akan terlihat dan langsung diberikan solusinya,

Berdasarkan tahap-tahap tersebut penulis mendapatkan sebuah data secara lengkap mengenai Program Ujian Kader dalam Meningkatkan Etika Politik.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. LokasiPenelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah DPD Partai Golkar Kota Bandung, Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 113 Tlp 022 730214. Alasan memilih lokasi penelitian pada Partai Golkar karena program yang dimiliki oleh Partai Golkar tidak dimiliki oleh partai lain. Selain itu Program Ujian Kader adalah program dari Partai Golkar yang pertama kali menyoroti masalah mengenai etika politik kader

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Ketua Umum dan Kader Partai Golkar serta masyarakat yang turut merasakan perubahan dari Program “Ujian Kader” Partai Golkar.

a) Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung dijadikan sebagai informan yang memberikan informasi mengenai Program Ujian Kader yang dimiliki oleh Partai Golkar.

b) Kader dijadikan sebagai subjek utama karena kader merupakan ujung tombak dari sebuah partai dalam mengimplementasikan program yang


(23)

dibuat oleh partai pada masyarakat. Kader yang dipilih untuk dijadikan sample berjumlah 3 orang kader Partai Golkar Kota Bandung.

c) Masyarakat dianggap lebih cermat dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang dimiliki oleh sebuah partai, karena masyarakatlah yang merasakan efek dari program yang dimiliki oleh sebuah partai. Masyarakat disini lebih dititik beratkan kepada Mahasiswa sebagai pengamat politik yang paling krisis dan warga masyarak Jl. Pelajar pejuang No 45 sebagai masyarakat yang berada dalam lingkup Partai Golkar.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009:15) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan maksna daripada generalisasi.

Berdasarkan definisi di atas, disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif terpusat pada peneliti yang menjadi alat utama dalam mencari data yang akurat dan mencari data secara mendasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan antar manusia, hal ini menyebabkan selama proses penelitian, peneliti lebih banyak berhubungan dengan orang-orang yang terkait dengan penelitian.

Peneliti memandang pendekatan secara kualitatif akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Hal ini ditinjau dari beberapa alasan. Pertama , karena peneliti meneliti mengenai sebuah program yang dimiliki oleh suatu partai untuk meningkatkan etika politik kader maka peneliti merasa membutuhkan sejumlah data yang diperoleh dari lapangan yang bersifat nyata, terbaru, dan terpercaya. Data-data yang dibutuhkan peneliti adalah permasalah-permasalahan yang secara nyata terjadi di lapangan dan mencari solusi dalam memecehakan permasalahan tersebut.

Kedua, peneliti bertindak lanjut sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data, dimana peneliti yang harus berperan aktif dalam mengumpulkan sejumlah data di lapangan agar terkumpul sejumlah data yang akurat. Ketiga, dalam pendekatan secara kualitatif peneliti memiliki hubungan


(25)

langsung dengan narasumber sehingga data yang peneliti peroleh didapat secara langsung tanpa perantara dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif diharapkan dapat terkumpul data secara maksimal dan mendalam serta valid dan akurat mengenai Program Ujian Kader yang dimiliki oleh Partai Golkar.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus. Danial (2009: 63) berpendapat bahwa :

metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.

Metode studi kasus dilakukan untuk meneliti suatu objek yang sangat sempit yang hanya terdapat dalam suatu lingkungan saja dan tidak terdapat di lingkungan lainnya, seperti Ujian kader yang hanya dimiliki oleh Partai Golkar dan tidak dimiliki oleh partai lainnya. Selain itu peneliti merasa dengan menggunakan metode studi kasus peneliti dapat mengungkap secara mendalam mengenai materi serta metode dan pendekatan dalam Program Ujian Kader pada Partai Golkar.

Dengan metode ini peneliti dapat lebih meneliti secara mendalam mengenai permasalahan dalam pelaksanaan program ujian Kader dan peneliti pun dapat turut serta dalam memecahkan permasalahan. Dengan metode ini peneliti dapat menyusun dan mengkasifikasikan data yang telah peneliti peroleh sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengolah data yang telah ada.

Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian yang sedang diteliti, karena metode studi kasus hanya meneliti subjek yang sempit dan belum tentu ada di tempat yang lain. Metode ini sesuai dengan penelitian yang sedang peneliti yaitu mengenai Program Ujian Kader yang hanya dimiliki oleh Partai Golkar dan tidak dimiliki oleh partai yang lain.


(26)

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data agar data yang diperoleh dari lapangan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sangat penting, dimana peneliti dapat berinteraksi langsung dengan narasumber dan data yang diperoleh akurat. Moleong (2000:150) menyatakan bahwa:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan teknik wawancara karena dianggap lebih luwes dalam penyampaian pertanyaan yang diajukan. Susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan yang peneliti ajukan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara tidak terstruktur di mana wawancara bersifat bebas dan hanya garis-garis besarnya saja. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2012:197) wawancara tidak terstruktur yaitu:

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa garis besar dari pertanyaan yang telah dirancang yang memungkinkan responden mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.


(27)

Wawancara yang akan peneliti lakukan akan ditujukan kepada Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader DPD Partai Golkar Kota Bandung, dan masyarakat dalam hal ini adalah pemuda dan instansia. Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui program Ujian Kader dalam segi metode penerapan, kendala yang dihadapi, serta upaya dalam pemecahan kendala dalam penerapan Ujian Kader Partai Golkar.

2. Observasi

Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data dengan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan seluruh panca indera dan kita sebagai peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan merasakan kondsi yang terjadi di lapangan. Nazir, (1983:65) mengungkapkan bahwa,

Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Selain itu mengenai observasi, Danial dan Warsiah (2007: 77) mengemukakan bahwa:

Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati: dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Dengan melakukan observasi secara langsung, tujuan dari metode studi kasus dalam penelitian ini diharapkan akan dapat mengungkap fakta-fakta secara lebih mendalam. Dapat disimpulkan bahwa melalui observasi, peneliti mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan data lebih terperinci dan lebih cermat untuk mengetahui secara mendalam setiap observasi yang dilakukan.

Data yang diperoleh dari observasi diharapkan lebih aktual dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai keadaan yang terjadi dilapangan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh gambara secara nyata dan jelas tentang materi Ujian Kader, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh Partai Golkar untuk mensosialisasikan Program Ujian Kader, kendala serta


(28)

pemecahan masalah yang dilakukan oleh Partai Golkar pada Program Ujian Kader.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian yang sedang diteliti, selain itu dengan dokumentasi peneliti dapat memperoleh bukti penelitian berupa foto, rekaman suara, maupun video terkait penelitian yang diteliti. Arikunto (1993:202) menyatakan bahwa “studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan

sebagainya”.

Danial dan Wasriah (2007: 66) mengungkapkan pula bahwa “Studi dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”.

Studi dokumentasi dimaksud untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan terkait maksud, tujuan, dan manfaat penelitian. Dokumentasi yang dapat dikumpulkan berupa foto, peta konsep, gambar, serta arsip-arsip yang dapat memperkuat penelitian yang penulis lakukan.

4. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan adalah catatan tambahan yang dianggap sebagai pelengkap dari pengumpulan data yang sudah diperoleh melalui wawancara dan pengamatan. Catatan berupa tulisan-tulisan secara garis besar yang berisi kata-kata inti atau pokok isi pembicaraan. Setelah peneliti selesai melakukan pengumpulan data dilapangan, barulah peneliti menyusun hasil catatan lapangan yang telah peneliti peroleh.

Bogdan dan Biklan dalam Moleong (2010: 209) mengungkapkan bahwa: catatan lapangan yaitu catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan wawancara dan tidak boleh bercampur dengan informasi lainnya.


(29)

catatan lapangan bisa diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan, wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.

Catatan yang peneliti peroleh berupa catatan yang peneliti alami secara langsung saat berada di lapangan mengenai materi, metode dan pendekatan yang dilakukan dalam program Ujian Kader serta berita dari para anggota dan pengurus Partai Golkar.

5. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan pengumpulan data dengan mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam pembahasan studi literatur digunaka sebagai acuan dalam data yang terkumpul dengan teori yang telah ada. Studi iteratur sangat dperlukan dalam sebuah penelitian, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang telah terkumpul.

Ahmad(2010:132) mengungkapkan bahwa:

Studi literatur/kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti:. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,buku tahunan, ensikklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran teori dengan data yang tersedia dilapangan. teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mengkaji dan memahami, serta mempelajari literatur-literatur mengenai Partai Golkar dan program Ujian Kader.

C. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”. Subjek penelitian adalah poin yang sangat penting dalam pencarian data


(30)

penelitian. Subjek penelitian ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya penelitian lapangan.

Subjek dalam penelitian ini adalah Ketua Umum dan Kader Partai Golkar

serta masyarakat yang turut merasakan perubahan dari Program “Ujian Kader”

Partai Golkar.

1. Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung dijadikan sebagai informan yang memberikan informasi mengenai Program Ujian Kader yang dimiliki oleh Partai Golkar.

2. Kader dijadikan sebagai subjek utama karena kader merupakan ujung tombak dari sebuah partai dalam mengimplementasikan program yang dibuat oleh partai pada masyarakat.

3. Masyarakat dianggap lebih cermat dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang dimiliki oleh sebuah partai, karena masyarakatlah yang merasakan efek dari program yang dimiliki oleh sebuah partai. Masyarakat disini lebih dititik beratkan kepada Mahasiswa sebagai pengamat politik yang paling krisis dan warga masyarak Jl. Pelajar pejuang No 45 sebagai masyarakat yang berada dalam lingkup Partai Golkar.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian pengolahan dan analisis data murupakan suatu langkah yang sangat penting, karena pengolahan serta analisis data yang memberikan makna dari penelitian yang sedang diteliti. Data yang terkumpul dari para responde diolah dan dideskripsikan dalam bentuk laporan. Nasution (2003:129) berpendapat bahwa:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua peneliti, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-lagkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Dari pendapat diatas, maka dipaparkan bahwa dalam pengolahan data hasil dari penelitian memiliki langkah-langkah tertentu sehingga data bisa berubah menjadi sebuah laporan yang dapat dipertanggung jawabkan.


(31)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahamioleh diri sendiri maupun orang lain.

Sugiyono (2009: 335) mengungkapkan analisis data sebagai berikut: analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data lebih menitik beratkan pada poin-poin yang akan peneliti teliti. Reduksi data memiliki tujuan untuk memberikan gambaran secara terperinci mengenai data yang dikumpulkan.

Dalam tahap reduksi data penulis mulai mengumpulkan data yang berkaitan dengan program Ujian Kader. Data tersebut berupa materi, cara pelaksanaan Ujian Kader, dan evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam memperbaharui program Ujian Kader.

2. Display Data

Display data adalah suatu penyajian data yang diteliti sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data disajikan berupa uraian atau laporan yang sesuai degan hasil penelitian.


(32)

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan program Ujian Kader, penulis mulai menarik kesimpulan awal atau hipotesis awal sebagai acuan penelitian yang akan diteliti. Setelah kesimpulan awal ditarik, maka penulis melakukan tindakan selanjutnya berupa penyesuaian data yang tersedia dengan fakta yang terjadi dilapangan.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan adalah satu tahap akhir dalam proses penyusunan sebuah penilitian dalam penarikan makna dari data yang telah di peroleh. Data awal yang diperoleh (data mentah) diolah sehigga menjadi sebuah kategori data. Setelah semua terkategorikan maka data di analisis dan akhirya ditarik sebuah kesimpulan.

Dalam tahap verifikasi penulis mengambil kesimpulan secara seutuhnya yang dihasilkan dari crossing check data yang terkumpul dengan sittuasi dan kondisi yang ada dilapangan. Diamana dalam tahap ini garis besar permasalahan akan terlihat dan langsung diberikan solusinya,

Berdasarkan tahap-tahap tersebut penulis mendapatkan sebuah data secara lengkap mengenai Program Ujian Kader dalam Meningkatkan Etika Politik. Melalui prosedure di atas maka peneliti dapat mengumpulkan data dengan memenuhi kriteria keabsahan data.

4. Penguji Keabsahan Data

Keabsahan data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, kaena dengan adanya keabsahan data maka data yang diperoleh akurat dan valid serta dapat dipertanggungjawabkan. Sugiyono (2009: 366) mengatakan bahwa

untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).

a. Credibility (Validitas Internal)

Penelitian secara kualitatif harus dilanjutkan dengan beberapa cara, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap hasil penelitian yang telah


(33)

dilakukan. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian kualitatif kurang dipercaya arena tidak memenuhi syrat validitas. Sugiyono (2008:368) berpendapat credibility adalah:

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi, dan member check.

Maka untuk membuktikan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu dengan:

1) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan untuk menguji kredibilitas atau kabsahan data dari hasil penelitian, difokuskan pada pengujian terhadap data-data yang telah diperoleh, lalu dilakukan pengecekan kembali ke lapangan apakah data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan sudah benar atau masih ada yang kurang. Apabila data yang terkumul benar adanya maka data yang telah diperoleh berarti kredibel, sehingga waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2) Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Pengamatan dilakukan secara terus menerus dan berkala sehingga dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dalam implementasinya peneliti membaca bahan mengenai program Ujian Kader Partai Golkar.

3) Triangulasi

Berkenaan dengan triangulasi data, Sugiyono (2008:372) berpendapat bahwa “triangulasi dalam pengajuan kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”.

Triangulasi adalah pengecekan dari berbagai sumber yang ada dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan oleh narasumber mengenai Ujian Kader, pengecekan berguna untuk mengetahui apakah data yang diberikan oleh narasumber benar atau tidak.


(34)

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono:2009)

4) Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif berarti peneliti mencar data dari sumber lain yang berbeda ataupun bertentangan dengan data yag telah ditemukan seblumnya. Hal Hal ini bertujuan agar data yang telah ada dapat dipercaya dan kredibel. Sugiyono

Masyarakat Kader

Pengurus Partai Golkar

Wawancara Observasi

Studi Literatur

Siang Sore


(35)

(2008:374) mengungkapkan “Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau

berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu”.

Dengan melakukan analisis kasus negatif apabila peneliti menemukan data yang tida sesuai maka peneliti dapat merubah data yang telah ada dan mengganti dengan data yang terbaru agar data lebih dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

5) Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah pendukung yang membuktikan data yang telah ditemukan, berupa cacatan pada saat wawancara, foto-foto, dan dokumen lainnya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian sumber. Dalam penelitian ini data-data dikemukakan melalui foto-foto dan dokumen yang otentik.

Peneliti mengumpulkan beberapa data berupa foto ada saat sedang wawancara, arsip, dokumen, bahkan video untuk membuktikan keenaran data yang telah diperoleh. Namun dalam pengambilan bahan referensi tidak mengganggu atau menarik perhatian narasumber sehingga narasumber tidak merasa terlalu dieksploitasi.

6) Mengadakan Member Check

Berkenaan dengan member check Sugiyono (2008:375) berpendapat bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data”

Member check adalah pengecekan data yang diperoleh peneliti dari sumber. Apabila ada data yang diperoleh disetujui oleh sumber maka data tersebut valid dan kredible, namun apabila sebaliknya maka perlu diadakan diskusi dengan sumber dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh sumber.

Data yang telah peneliti peroleh dai DPD Partai Golkar didiskusikan kembali dengan narasumber. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengecekan apakah data yang telah peneliti susun sesuai dengan apa yang diberikan narasumber. Apabila ada data yang kurang atau bahkan tidak ssuai maka peneliti harus mendiskusikan ulang agar data dapat disetuji oleh narasuber.


(36)

a) Transferability (Validasi Eksternal)

Transferability merupakan pengujian hasil penelitian, sejauh mana penelitian yang telah dihasilkan dapat berkesinambungan atau dapat digunakan dalam konteks sosial lainnya. Maka dari itu, agar pembaca dapat memahami si dai penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hasil penelitian secara rinci, jelas dan mendalam sehingga dapat dipercaya dan dimengerti oleh pembaca lainnya.

Dengan demikian peneliti berharap pembaca dapat mengetahui dengan jelas dan baik mengenai isi dari penelitian ini, sehingga pembaca dapat menentukan apakah hasil penelitian ini layak atau tidak dipakai ditempat lain.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian yang dilakukan harus melalui beberapa tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum pada akhirnya terjun ke lapangan. Penyusunan rancangan penelitian dimulai mempersiapkan masalah yang akan diteliti, lokasi penelitian, serta mengurus surat perijinan.

Masalah dipilih lalu menentukan judul serta lokasi penelitian merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka peneliti melakukan studi lapangan untuk mendapat hipotesis awal atau gambaran secara umum mengenai subjek yang akan diteliti. Setelah diperoleh gambaran umum mengenai kondisi subjek penelitian, langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari tiga bagian yaitu pedoman wawancara untuk Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader Partai Golkar, dan pedoman wawancara Masyarakat umum. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan


(37)

dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada DPD Partai Golkar Kota Bandung. d. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak DPD

Partai Golkar Kota Bandung sekaligus memberitahukan bahwa peneliti akan melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melewati tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk Ketua Umum DPD Partai Golkra, Kader Partai Golkar, dan Masyarakat Umum.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis ketahui. Peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara detail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.


(38)

Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai Program Ujian Kader dalam Meningkatkan etika politik kader.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalan bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut

A. Kesimpulan

1. KesimpulanUmum

Ujian Kader yang diselenggarakan oleh Partai Golkar mencerminkan wujud dari proses peningkatan etika politik para kader agar menjadi warga Negara yang baik dengan pemberian materi dan program lanjutan mengenai politik dan kenegaraan.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum diatas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian yakni:

a. Terdapat empat materi pokok yang terdapat dalam program Ujian Kader, yaitu (1) Materi Kenegaraan (Empat Pilar Kebangsaan); (2) Materi ke-Golkar-an; (3) Materi Umum (pembekalan keterampilan); dan (4) materi pengenalan tokoh-tokoh Golkar.

b. Pendekatan dan metode yang di pergunakan oleh Partai Golkar dalam merancang serta menerapkan program Ujian Kader yaitu (1) Pendekatan Bottom Up dengan menggunakan (2) metode person to person dan diskusi. c. Kendala yang dihadapi oleh Partai Golkar dalam pelaksanaan maupun

penerapan program Ujian Kader yaitu (1) kader pragmatis dengan militansi yang rendah; (2) anggaran dana untuk pelaksanaan program Ujian Kader; dan (3) waktu pelaksaan program Ujian Kader yang tidak terjadwal dengan baik.


(40)

d. Upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam menanggulangi kendala yang ada yaitu (1) melakukan pendekatan internal dengan kader terkait untuk mengkonsultasikan kesulitan yang dirasakan oleh kader serta memberikan sanksi bagi kader yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan; (2) partai mendapatkan anggaran dana yang berasal dari sumbangan anggota partai; dan (3) partai memilih akhir pekan untuk pelaksanaan program Ujian Kader.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di ambil, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Partai Golkar, yaitu:

a. Memberikan apresiasi kepada kader yang aktif selama mengikuti program Ujian Kader dengan memberikan reward berupa sebuah penghargaan.

b. Partai memberikan tindak lanjutan pada proses pengkaderan secara berkala dengan mengadakan tes mengenai pengkaderan dalam jangka waktu tertentu. c. Mengintensifkan diskusi antara partai dengan kader untuk menampung

aspirasi kader.

2. Bagi Kader Partai Golkar, yaitu:

a. Lebih terbuka pada partai mengenai kelebihan dan kekurangan program Ujian Kader dengan membuat forum diskusi terbuka.

b. Lebih berperan aktif dalam mengikuti program Ujian Kader dengan menyampaikan gagasan dan pertanyaan.

c. Menyampaikan gagasan berupa kritik dan saran pada partai mengenai program Ujian Kader.

3. Bagi Masyarakat, yaitu:

a. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh partai sebagai media penghubung masyarakat dan partai.

b. Menyampaikan gagasan berupa kritik dan saran kepada pengurus partai sebagai bahan evaluasi dalam program Ujian Kader.


(41)

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

a. Menjadikan bahan ajar yang dipaparkan secara mendalam mengenai politik dalam mata kuliah ilmu politik.

b. Menambahkan etika politik dan moralitas sebagai salah satu bahan ajar yang diberikan secara mendalam dan berkesinabungan.

c. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dalam bidang organisasi agar menjadi masyarakat yang paham akan etika politik dan siap terjun menjadi elit politik yang menghindari penegasian fatsun politik.


(42)

Daftar Pustaka Halaman

A. Buku

Ahmad (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Alfian, M A. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik

Indonesia. Jakarta: Gramedia

Alfian. (2008). Dari Perbendaharaan Etika Politik. Jakarta: The Akbar Tanjdung Institute

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri

Blondel, J (1995). Dual Leadership in the Contemporary World, dalam Dennis Kavanagh dan Geene Peele, eds., Comparative Government and Politics: Essays in Honour of S.E. Finer. London: Heinemann

Budiardjo, M (1982). Partisipasi dan artai Politik Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia Pustaka

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Cogan. (1999). Developing The Civil Society : The Role of Civics Education Bandung: CICED

Danial dan Warsiah. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pt. Rhineka

Darmawan, C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn Press

Fauziah, L. (009). Pola Kaderisasi Bagi Partai Politik Stud Kasus Partai Golkar Kota Malang. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Malang

132 235 23 202 152 150

161, 162, 163, 164

3, 5

4

66, 77

63, 68


(43)

Firmanzah. (2011). Mengelola Partai politik. Jakarta: Yayasan Postaka Obor Indonesia

Kantraprawira. (1988). Pendekatan Sistem dalam Imu-ilmu Sosial : Aplikasi dalam meninjau kehidupan politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru.

Meolong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rossdakarya.

Meolong. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nainggolan, Z S. (1997). Pandangan Cendekiawan Muslim Tentang Moral Pancasila, Moral Barat, Dan Moral Islam. Yogyakarta: Kalam Mulia.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nazir. (1983). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia.

Poespoprodjo, W. (1986). Filsafat Moral: Kesusilaan dalam teori dan Praktek. Bandung: Remaja Karya

Rudy, T M. (2008). Pengantar Ilmu Plitik. Bandung: Refika Rudy, T M. (1992). Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan

Internasional: Refika Aditama.

Rudy, T M. (1998). Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: PT Refika Aditama

Soemantri (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sukarna. (1981). Sistem Politik. Bandung: Penerbit Alumni. Suseno, F M. (1989). Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius

142, 143, 144

62 153, 202 150 125 192 65 102 201, 66 108 279 89 19


(44)

Suseno. (2003). Etika Politik – Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta Gramedia

Tandjung, A. (2008). The Golkar Way. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Winata, Budimansyah. (2007). Civic Education Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Prodi PKN SPS UPI

Wirjono, P. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Jakarta: PT Eresco

Wuryan, S dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewargangaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI

Zamroni (Tim ICCE). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarya: BIGRAF Publishing

B. Sumber Internet

Arti Kata. Tersedia di: http://www.artikata.com [Online].

Diakses tanggal 14 Mei 2013.

Golkar. Tersedia di: http://www.golkardki.net [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Politik Kompasiana. Tersedia di:

http://www.politik.kompasiana.com [Online]. Diakses tanggal 03 Januari 2013

Viva News. Tersedia di: http://www.vivanews.com [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Warkopmbahlalar. Tersedia di: http://warkopmbahlalar.com

[Online]. Diakses tanggal 10 Januari 2013

C. Sumber Dokumen

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 7 Mengenai Tujuan Umum

21

4

100

11, 12, 69, 71, 76


(45)

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 8 Mengenai Tujuan Khusus

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 9 Mengenai Misi dan Visi

Arsip Badan Kehormatan Negara Republik Indonesia Arsip Nasional Partai Golkar (1973)

Peraturan KU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD, san DPRD Tahun 2014 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan


(1)

98

d. Upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam menanggulangi kendala yang ada yaitu (1) melakukan pendekatan internal dengan kader terkait untuk mengkonsultasikan kesulitan yang dirasakan oleh kader serta memberikan sanksi bagi kader yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan; (2) partai mendapatkan anggaran dana yang berasal dari sumbangan anggota partai; dan (3) partai memilih akhir pekan untuk pelaksanaan program Ujian Kader.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di ambil, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Partai Golkar, yaitu:

a. Memberikan apresiasi kepada kader yang aktif selama mengikuti program Ujian Kader dengan memberikan reward berupa sebuah penghargaan.

b. Partai memberikan tindak lanjutan pada proses pengkaderan secara berkala dengan mengadakan tes mengenai pengkaderan dalam jangka waktu tertentu. c. Mengintensifkan diskusi antara partai dengan kader untuk menampung

aspirasi kader.

2. Bagi Kader Partai Golkar, yaitu:

a. Lebih terbuka pada partai mengenai kelebihan dan kekurangan program Ujian Kader dengan membuat forum diskusi terbuka.

b. Lebih berperan aktif dalam mengikuti program Ujian Kader dengan menyampaikan gagasan dan pertanyaan.

c. Menyampaikan gagasan berupa kritik dan saran pada partai mengenai program Ujian Kader.

3. Bagi Masyarakat, yaitu:

a. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh partai sebagai media penghubung masyarakat dan partai.


(2)

99

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

a. Menjadikan bahan ajar yang dipaparkan secara mendalam mengenai politik dalam mata kuliah ilmu politik.

b. Menambahkan etika politik dan moralitas sebagai salah satu bahan ajar yang diberikan secara mendalam dan berkesinabungan.

c. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dalam bidang organisasi agar menjadi masyarakat yang paham akan etika politik dan siap terjun menjadi elit politik yang menghindari penegasian fatsun politik.


(3)

Daftar Pustaka Halaman

A. Buku

Ahmad (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Alfian, M A. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik

Indonesia. Jakarta: Gramedia

Alfian. (2008). Dari Perbendaharaan Etika Politik. Jakarta: The Akbar Tanjdung Institute

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Rineka

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri

Blondel, J (1995). Dual Leadership in the Contemporary

World, dalam Dennis Kavanagh dan Geene Peele,

eds., Comparative Government and Politics: Essays in Honour of S.E. Finer. London: Heinemann

Budiardjo, M (1982). Partisipasi dan artai Politik Sebuah

Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia Pustaka

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan UPI.

Cogan. (1999). Developing The Civil Society : The Role of

Civics Education Bandung: CICED

Danial dan Warsiah. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pt. Rhineka

Darmawan, C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn Press

Fauziah, L. (009). Pola Kaderisasi Bagi Partai Politik Stud

Kasus Partai Golkar Kota Malang. Skripsi pada

Program Sarjana Universitas Malang

132 235

23

202

152

150

161, 162, 163, 164

3, 5

4

66, 77

63, 68


(4)

Firmanzah. (2011). Mengelola Partai politik. Jakarta: Yayasan Postaka Obor Indonesia

Kantraprawira. (1988). Pendekatan Sistem dalam Imu-ilmu

Sosial : Aplikasi dalam meninjau kehidupan politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru.

Meolong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rossdakarya.

Meolong. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nainggolan, Z S. (1997). Pandangan Cendekiawan Muslim

Tentang Moral Pancasila, Moral Barat, Dan Moral Islam. Yogyakarta: Kalam Mulia.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nazir. (1983). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia.

Poespoprodjo, W. (1986). Filsafat Moral: Kesusilaan dalam

teori dan Praktek. Bandung: Remaja Karya

Rudy, T M. (2008). Pengantar Ilmu Plitik. Bandung: Refika Rudy, T M. (1992). Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan

Internasional: Refika Aditama.

Rudy, T M. (1998). Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: PT Refika Aditama

Soemantri (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sukarna. (1981). Sistem Politik. Bandung: Penerbit Alumni. Suseno, F M. (1989). Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius

142, 143, 144

62

153, 202

150

125

192

65 102

201, 66

108

279

89 19


(5)

Suseno. (2003). Etika Politik – Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta Gramedia

Tandjung, A. (2008). The Golkar Way. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Winata, Budimansyah. (2007). Civic Education Konteks,

Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung:

Prodi PKN SPS UPI

Wirjono, P. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Jakarta: PT Eresco

Wuryan, S dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewargangaraan

(Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan UPI

Zamroni (Tim ICCE). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarya: BIGRAF Publishing

B. Sumber Internet

Arti Kata. Tersedia di: http://www.artikata.com [Online]. Diakses tanggal 14 Mei 2013.

Golkar. Tersedia di: http://www.golkardki.net [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Politik Kompasiana. Tersedia di:

http://www.politik.kompasiana.com [Online]. Diakses tanggal 03 Januari 2013

Viva News. Tersedia di: http://www.vivanews.com [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012

Warkopmbahlalar. Tersedia di: http://warkopmbahlalar.com

[Online]. Diakses tanggal 10 Januari 2013

C. Sumber Dokumen

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 7 Mengenai Tujuan Umum

21

4

100

11, 12, 69, 71, 76


(6)

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 8 Mengenai Tujuan Khusus

AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 9 Mengenai Misi dan Visi

Arsip Badan Kehormatan Negara Republik Indonesia Arsip Nasional Partai Golkar (1973)

Peraturan KU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan Pemilu

Anggota DPR, DPD, san DPRD Tahun 2014

Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan


Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN REKRUTMEN KADER PARTAI DALAM PARTAI POLITIK (Studi Penelitian Di Kantor DPC Partai PDIP Dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

0 4 31

PERAN PARTAI GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK KADER (Studi Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Paser Kalimantan Timur)

0 9 37

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 17

PENDAHULUAN Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

2 11 6

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 12

PERAN PARTAI POLITIK DALAM MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA LEGISLATIF KABUPATEN CIANJUR: Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Politik Bagi Kader Perempuan di Partai Politik.

1 1 63

DINAMIKA PARTAI GOLKAR DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA.

0 1 4

STRATEGI KADER PARTAI POLITIK DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF KETRAMPILAN KEWARGANEGARAAN (Studi terhadap kader Partai Golkar Kabupaten Sragen).

0 0 17

GERAKAN POLITIK PEREMPUAN PARTAI GOLKAR

0 0 14

STRATEGI KADER PARTAI POLITIK DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF KETRAMPILAN KEWARGANEGARAAN (Studi terhadap kader Partai Golkar Kabupaten Sragen)1 Oleh: Irawan Septiawan, Winarno Wijianto2 ABSTRACT - STRATEGI KADER PARTAI P

0 0 12