PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI

KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 4 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada Materi Pembelajaran Pengaruh Perubahan Lingkungan

Fisik terhadap Daratan)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Eka Atika Sari

NIM 1003563

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI

KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 4 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada Materi Pembelajaran Pengaruh Perubahan Lingkungan

Fisik terhadap Daratan)

Oleh Eka Atika Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar

© Eka Atika Sari

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI

KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 4 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada Materi Pembelajaran Pengaruh Perubahan Lingkungan

Fisik terhadap Daratan) Oleh

Eka Atika Sari NIM. 1003563

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 196108141986031001

Pembimbing II

Eni Nuraeni, M.Pd NIP. 197606052001122001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. Nana Djumhan, M.Pd NIP. 195905081984031002


(4)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Hipotesis Tindakan ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN TEORI... 10

A. Model Pembelajaran VAK... 10

1. Pengertian Model Pembelajaran VAK ... 10

2. Karakteristik Model Pembelajaran VAK ... 12

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran VAK ... 13

4. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran VAK ... 13

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 14

1. Pembelajaran IPA Secara Umum ... 14

2. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD... 16


(5)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penerapan Model Pembelajaran Vak pada Pembelajaran IPA di

Kelas IV ... 24

5. Komponen Pengelolaan Kelas ... 28

6. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Model Penelitian... 32

C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian ... 35

3. Subjek Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Pengolahan Data ... 42

1. Data Kuantitatif ... 42

2. Data Kualitatif ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian... 45

1. Gambaran Lokasi Penelitian... 45

2. Siklus I... 45

3. Siklus II ... 58

4. Siklus III ... 68

B. Pembahasan ... 79

1. Pelaksanaan ... 80

2. Hasil Belajar... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Simpulan ... 87


(6)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92 RIWAYAT HIDUP PENELITI ... 299

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penerapan Model Pembelajaran VAK………...

4.1 Jumlah Siswa dan Persentase Setiap Kategori Aktivitas Siswa Siklus I………. 4.2 Persentase Aktivitas Siswa dalam Setiap Aspek Yang Diamati Pada

Siklus I……….. 4.3 Jumlah Siswa dan Persentase Setiap Kategori Aktivitas Siswa Siklus

II……… 4.4 Persentase Aktivitas Siswa dalam Setiap Aspek Yang Diamati Pada

Siklus II………... 4.5 Jumlah Siswa dan Persentase Setiap Kategori Aktivitas Siswa Siklus

III……….. 4.6 Persentase Aktivitas Siswa dalam Setiap Aspek Yang Diamati Pada

Siklus III……… 25

52

53

63

64

74


(7)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanah Yang Dibuat Berundak-Undak ……… 2.2 Akibat Terjadinya Erosi.………... 2.3 Adanya Hutan Bakau Dapat Mencegah Abrasi………... 2.4 Peristiwa Terjadinya Banjir………...

2.5 Longsor………

3.1 Diagram Alur PTK Kemmis dan Taggart ………... 4.1 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Kelas Prasiklus dan Siklus I…………... 4.2 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Prasiklus dan Siklus

I………

4.3 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Kelas Hasil Siklus I dan Siklus

II……….. 4.4 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus I dan Siklus

II……….. 4.5 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Kelas Hasil Siklus II dan Siklus

III……….

4.6 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus II dan Siklus

III………

4.7 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III……… 4.8 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III………...

17 18 20 20 22 33 54

55

66

66

76

77

77


(8)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DATA AWAL

A.1 Lembar Wawancara ... 92

A.2 Data Awal Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 93

LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 94

B.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 108

B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 112

B.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II... 124

B.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 128

B.6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus III ... 143

LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN C.1 Lembar Wawancara... 147

C.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 148

C.3 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 156

C.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 158

C.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 161

C.6 Lembar Soal Evaluasi Siklus I... 164

C.7 Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Siklus I ... 165

C.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 167

C.9 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 175

C.10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 177

C.11 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 180

C.12 Lembar Soal Evaluasi Siklus II ... 182

C.13 Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Siklus II ... 183


(9)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.15 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 190

C.16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 192

C.17 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus III ... 195

C.18 Lembar Soal Evaluasi Siklus III ... 199

C.19 Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Siklus III ... 201

LAMPIRAN D HASIL PENELITIAN D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 203

D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 211

D.3 Daftar Nilai Siswa Siklus I ... 222

D.4 Contoh Nilai Siswa Siklus I ... 223

D.5 Contoh LKS Siswa Siklus I ... 226

D.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 230

D.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 238

D.8 Daftar Nilai Siswa Siklus II... 249

D.9 Contoh Nilai Siswa Siklus II ... 250

D.10 Contoh LKS Siswa Siklus II... 253

D.11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 257

D.12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 262

D.13 Daftar Nilai Siswa Siklus III ... 273

D.14 Contoh Nilai Siswa Siklus III ... 274

D.15 Contoh LKS Siswa Siklus III ... 280

D.16 Daftar Nilai Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III... 286

LAMPIRAN E DOKUMENTASI E.1 Siklus I ... 287

E.2 Siklus II ... 289


(10)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN F ADMINISTRASI PENELITIAN

F.1 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 294

F.2 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 295

F.3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 296

F.4 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I... 297


(11)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI

KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 4 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada Materi Pembelajaran Pengaruh Perubahan Lingkungan

Fisik terhadap Daratan)

Eka Atika Sari NIM. 1003563

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Hal tersebut terbukti dari nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari data awal sebelum tindakan dilakukan. Persentase siswa yang mencapai KKM hanya 15,62%. Berdasarkan hal tersebut salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Pembelajaran VAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran VAK. Metode yang digunakan dalam penetitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek 32 orang siswa kelas IVA SDN 4 Cibogo Lembang. Model yang dikembangkan dalam PTK ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dimana terdapat refleksi awal, perencanaan, pelaksaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini terbukti dari persentase siswa yang mencapai KKM dari setiap siklusnya meningkat. Pada pra siklus persentase ketuntasan belajar siswa 15,62%, pada siklus I 78,50%, siklus II 84,37% dan pada siklus III 93,75%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.

Kata kunci : Model Pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik), Hasil Belajar Siswa

This research is motivated by low cognitive achievement of students in science subject on the material effect of changes in the physical environment to the mainland. This is evident from the value of student learning outcomes obtained from the initial data before the action is performed. The percentage of students who achieve only 15.62% of KKM. Based on this, one effort to improve and enhance science learning by applying VAK learning models. The purpose of this research is to improve students' cognitive learning outcomes and learning


(12)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementation to see the application of VAK learning model. The method used in this research is Classroom Action Research method with 32 subjects IVA grade students of SDN 4 Cibogo Lembang. The model developed in this Classroom Action Research is Kemmis and Mc. Taggart model where there is first reflection, planning, implementation, observation and reflection. Research carried out for three cycles. The results showed that there is an increase in students' cognitive learning outcomes. This is evident from the percentage of students who achieve KKM of each cycle increases. In the pre-cycle the percentage of students passing grade is 15.62%, 78.50% in the first cycle, 84.37% in the second cycle and then 93.75% in the third cycle. Based on these results it can be concluded that the VAK learning model can improve the cognitive achievement of students on the material effects of changes in the physical environment to the mainland.

Keywords: VAK (Visual Auditory Kinesthetic) Learning Model, Student Learning Outcomes


(13)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama.

Peranan guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Wrightman, 1977 (dalam Rukmana dan Suryana, 2006, hlm. 1).

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu di Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang akan dilakukan.


(14)

2

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2011, hlm.12 ) secara terperinci adalah:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA adalah untuk menguasai konsep, keterampilan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa khususnya dalam pembelajaran IPA.

Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (Depdiknas 2006, hlm. 45)


(15)

3

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA, apa itu IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci ruang lingkup materi yang terdapat dalam Depdiknas (2006, hlm. 485) adalah:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3. Energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

Namun pada kenyataannya kerja ilmiah itu tidak dikembangkan pada pembelajaran IPA. Karena pada umumnya para siswa menganggap bahwa pembelajaran IPA hanyalah kumpulan penguasaan pengetahuan yang hanya berisi konsep-konsep dan fakta-fakta saja. Padahal, jika ditelaah secara mendalam, IPA sangat penting dan berkaitan dengan kehidupan sekitar kita.

Dalam kajian materi IPA di Sekolah Dasar, salah satu bahasannya yaitu mengenai Bumi dan Alam Sekitarnya. Dalam bahasan mengenai Bumi dan Alam Sekitarnya, yang disampaikan pada jenjang kelas IV semester II ini


(16)

4

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat Standar Kompetensi 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dan kompetensi dasar 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) 10.3. Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (eros, abrasi, banjir dan longsor).

Bidang kajian materi dalam penelitian ini adalah pembahasaan mengenai pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (banjir, lonsor, erosi dan abrasi). Materi tersebut sulit untuk siswa karena materinya bersifat pemahaman. Dan dalam pembelajarannya siswa hanya diajak untuk membaca materi untuk dihafalkan. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual mungkin dengan mudahnya memahami materi. Tetapi lainhalnya dengan siswa yang bergaya belajar auditori dan kinestetik, mereka akan sedikit kesulitan dalam memahami materinya. Seharusnya ketiga gaya belajar siswa tersebut terpenuhi, agar siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang diajarkan. Namun memang pada kenyataannya guru belum dapat memfasilitasi hal tersebut.

Selain masalah tersebut diatas, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN 4 Cibogo kabupaten Lembang, pada mata pelajaran IPA di kelas IV bahwa terdapat beberapa masalah, diantaranya :

1. Hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN 4 Cibogo bahwa hasil belajar siswa dari tahun-tahun sebelumnya mengenai materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan ini sangat kurang.

2. Setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut tanpa adanya pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu. Kegiatan pembelajarannya berlangsung hanya dengan mengandalkan pengalaman mengajar guru tersebut. Sehingga guru hanya mengulang-ngulang langkah pembelajaran yang telah ia laksanakan sebelumnya.


(17)

5

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang mendukung pembelajarn, karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan.

4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru seringkali tidak menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Guru hanya mengguakan buku siswa dalam pembelajaran. 5. Dilihat dari data hasil tes yang diberikan kepada siswa kelas IVA SDN 4

Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang dilaksanakan pada hari Jumat 7 Maret 2014 mengenai materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor), menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengeni materi ini masih rendah. Masih banyak siswa yang memiliki nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan ≥ 65. Dari data tersebut diperoleh nilai terendah siswa yiatu 18 sebanyak satu orang siswa, nilai tertinggi 98 sebanyak satu orang siswa dan nilai rata-rata 50.3. Dari 32 siswa yang nilainya mencapai KKM hanya lima orang siswa atau 15,62%. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah model atau metode yang digunakan guru dalam pembelajaran yang masih mengunakan metode konvensional yaitu ceramah sehingga tidak memfasilitasi berbagai cara belajar siswa yakni, cara belajar visual, audiotori dan kinestetik. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi tidak antusias dan tidak begitu aktif dalam pembelajaran dan akan mempengaruhi juga terhadap hasil belajarnya. Selain itu proses pembelajaran cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pemahaman. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya sehingga ketika siswa diminta untuk bertanya oleh guru banyak yang tidak


(18)

6

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukannya. Hal ini karena siswa kurang termotivasi untuk lebih aktif mengutarakan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan dan kesulitan-kesulitan atau hal-hal yang belum dipahami selama pelajaran berlangsung. Suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif, minat belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran ipa masih sangat kurang, sehingga hasil belajar juga sangat rendah. Hasil belajar IPA merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi.

Berdasarkan kondisi tersebut dirasakan perlu adanya model atau metode pembelajaran yang mengakomodir ketiga cara belajar anak tersebut yang mana dapat mengembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam kompetensi belajarnya, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang kondusif, inovatif dan menyenangkan dalam hal pemilihan metode atau model pembelajaran yang cocok yang sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa, sehingga diharapkan para siswa pun akan lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif memberikan kerangka dan arah bagi guru dalam merancang pembelajaran. Dalam membelajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai agar menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif bagian penting dalam merencanakan pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ada beberapa macam model atau metode pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan diatas, diantaranya dengan penggunaan media audio visual (video). Karena dalam hal ini siswa damat mengamati proses terjadinya banjir, erosi, longsor dan abrasi. Sehinga pengalaman siswa dalam pembelajaran menjadi bermakna. Tetapi tidak hanya menggunakan kemampuan audio visualnya saja, melainkan kinestetik siswa pun perlu


(19)

7

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan. Oleh sebab itu Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengimplementasikan model VAK (Visual

Auditori Kinestetik ) dalam kegiatan pembelajaran IPA. Dimana model

pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan ketiga gaya belajar (melihat, mendengar, dan bergerak) setiap individu dengan cara memanfaatkan potensi yang telah dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya, agar semua kebiasaan belajar siswa terpenuhi.

Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual), belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestethic) DePorter, 2001 hlm. 234 (dalam http://www.sharepdf.com/e33df8148a cb48cdbe327290de954089/EJOURNAL%20ARIASTINI%20(ARTIKEL. htm)

Dapat disimpulkan bahwa model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif. Pada mata pelajaran IPA lebih tepat menggunakan model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinesthetic) dengan menggunakan penglihatan, pendengaran dan gerakan siswa dapat mempraktikan pengalamannya secara langsung. Model ini juga dapat menjadikan wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Sehingga dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat lebih mengingat dan memahami apa yang dilihat, didengar dan dilakukannya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran VAK untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPA ”


(20)

8

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan yang menjadi rumusan masalah secara umum adalah “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran VAK untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) ”.

Selanjutnya rumusan masalah tersebut penulis jabarkan secara spesifik lagi menjadi pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA materi Pengruh Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran VAK pada mata pelajaran IPA mteri Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran VAK untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor).

Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan lagi secara spesifik berdasarkan rumusan masalah yang ada sebagai berikut :

1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran VAK

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran VAK


(21)

9

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan hasil belajar IPA dikelas IV SDN 4 Cibogo melalui model pembelajaran VAK dengan materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan, adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan dalam pembelajaran IPA

b. Dapat menjadikan siswa lebih aktif dan termotivasi lagi dalam proses belajar mengajar

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadp daratan

2. Bagi Guru

a. Memberikan informasi dan wawasan mengenai penerapan model pembelajaran VAK dalam pembelajaran IPA

b. Sebagai motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas 3. Bagi Sekolah

a. Turut memberikan suatu kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah b. Memberikan masukan untuk selalu mendukung guru dalam rangka

meningkatkan kualitas mengajarnya 4. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : penerapan


(22)

10

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran VAK dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan persepsi inti pokok-pokok masalah yang akan diteliti, ada beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan yaitu :

1. Model pembelajaran VAK

Model pembelajaranVisual Auditori Kinestetik (VAK) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan ketiga gaya belajar (melihat, mendengar, dan bergerak) setiap individu dengan cara memanfaatkan potensi yang telah dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya, agar semua kebiasaan belajar siswa terpenuhi. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa siswa untuk belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif. Adapun sintaks model pembelajaran VAK yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil.

2. Hasil belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013 hlm. 22). Kemampuan dari hasil belajar ini adalah semua produk pada ranah kognitif khususnya pada pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3) yang berkenaan dengan Kompetensi Dasar 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)


(23)

11

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10.3. Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (eros, abrasi, banjir dan longsor) yang ditunjukan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai pembelajaran. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang berbentuk uraian.


(24)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan ujuan tertentu. Pada penelitian ini, metode yang digunakana dalah PenelitianTindakan Kelas (PTK).

PenelitianTindakanKelas (PTK) adalah sebuah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkat kanpraktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional, oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru. (Ruswandi, Mujono dan AyiSuherman, 2007 hlm. 79)

B. Model Penelitian

Model PTK yang digunakan adalah dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam http://e-

jurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis.html#.U7hzB_mSyKM) bahwa,

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah


(25)

33

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.

Akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Diagram Alur PTK Menurut Kemmis dan Taggart

Sumber : http://e-jurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis.html#.U7hzB_mSyKM


(26)

34

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

b. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

c. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.


(27)

35

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

e. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus.

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 4 Cibogo yang terletak di jalan Pasar Ahad No. 46 Desa Cikole, Kec. Lembang Kab. Bandung Barat.


(28)

36

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan dilaksanakan dari tanggal 5 Mei 2014 sampai dengan 30 Mei 2014. Penelitian ini disesuaikan dengan jadwal pelajaran IPA yang berlaku dikelas IVA dengan tujuan agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar mata pelajaran lain.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 4 Cibogo Kec. Lembang Kab. Bandung Barat dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang . laki-laki 12 orang dan perempuan 20 orang.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, siklus II pun dirancang untuk dilaksanakan dalam satu kali pertemuan sedangkan siklus III dirancang untuk dua kali pertemuan dan setiap pertemuan alokasi waktunya 3X35 menit. Setiap siklus terdiri dari empat tahap , meliputi : 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap observasi atau pengamatan, 4) tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Siklus I a. Refleksi awal

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah meneliti kelas. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan beberapa maslah yang telah dipaparkan diatas yang perlu dicarikan pemecahan masalahya. Namun disini peneliti mengambil satu masalah yang perlu segera dicarikan pemecahan masalahnya, yaitu mengenai hasil belajar siswa yang kurang pada mata pelajaran IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dengan penyebabnya yaitu kurang efektifnya model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.


(29)

37

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh observer dan penjelasan tentang intisari dari instrumen lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah, dalam hal ini permhonan izin diajukan kepada kepala sekolah SD Negeri 4 Cibogo.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu pokok bahasan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. 4) menganalisa silabus pembelajaran yang kemudian dijabarkan dalam RPP,

menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas IV pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan daratan dengan subpokok materi tentang erosi dengan menerapkan model pembelajaran VAK. 5) Menyiapkan Instrumen Observasi / Lembar Observasi sebagai alat

perekam data selama proses penelitian dilaksanakan. 6) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

7) Membuat kisi-kisi soal evaluasi.

8) Menyiapkan soal evaluasi pembelajaran (berbentuk uraian) 9) Membuat pedoman penskoran.

10)Menyiapkan media yang digunakan sebagai bahan ajar c. Tahap pelaksanaan tindakan

pada tahap ini dilakukan pelaksanaan tindakan kelas yang merupakan tahap aplikasi dari perencanaan yang telah disusun.

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan yang telah disusun dan menerapkan model VAK dalam pembelajaran IPA pada


(30)

38

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan subpokok bahasan erosi.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai pemahaman siswa pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi)

4) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi (dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung). 5) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi dan

merefleksikan hasil pengamatan pada lembar observasi. d. Tahap observasi

Tahap observasi adalah kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, secara lebih oprasional adalah untuk mengenal siswa lebih dalam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang timbul dari tindakan terencana atau hasil proses pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini juga observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Fungsi dari observasi adalah guru dapat mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah berpengaruh pada terjadinya perubahan kearah positif dalam kegiatan pembelajaran.

e. Tahap refleksi

Data yang diperoleh untuk dianalisis kemudian direfleksi sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus selanjutnya, serta untuk menentukan kesimpulan dari hasil penelitian. Pada tahap refleksi, guru bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, kemudian hasilnya disimpulkan. Peneliti juga bisa merefleksikan diri dengan


(31)

39

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat data observasi. Apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah tercapai atau belum.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

1) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas IV pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan subpokok bahasan abrasi denagn menerapkan model pembelajaran VAK dan memperhatikan refleksi pada siklus I.

2) Menyiapkan media, alat peraga dan sumber belajar

3) Menyiapkan Instrumen Observasi / Lembar Observasi sebagai alat perekam data selama proses penelitian dilaksanakan

4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 5) Membuat kisi-kisi soal tes evaluasi

6) Menyiapkan soal tes evaluasi pembelajaran 7) Membuat pedoman penskoran

8) Menyiapkan media yang digunakan sebagai bahan ajar b. Tahap pelaksanaan tindakan

pada tahap ini dilakukan pelaksanaan tindakan kelas yang merupakan tahap aplikasi dari perencanaan yang telah disusun.

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan rencana pelaksanaan yang telah disusun dengan memperhatikan perbaikan-perbaikan pada siklus I

3) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data mengenai pemahaman siswa pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (abrasi)


(32)

40

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi (dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung). 5) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi dan

merefleksikan hasil pengamatan pada lembar observasi. c. Tahap observasi

Tahap observasi adalah kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, secara lebih oprasional adalah untuk mengenal siswa lebih dalam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang timbul dari tindakan terencana atau hasil proses pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini juga observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Fungsi dari observasi adalah guru dapat mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah berpengaruh pada terjadinya perubahan kearah positif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Tahap refleksi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dianalisis oleh peneliti untuk menentukan kesimpulan dari hasil pnelitian. Pada akhir siklus II ini diharapkan hasil belajar siswa tentang materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (abrasi) dapat meningkat.

3. Siklus III

a. Tahap perencanaan

1) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas IV pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan subpokok bahasan banjir dan longsor denagn menerapkan model pembelajaran VAK dan memperhatikan refleksi pada siklus II


(33)

41

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Menyiapkan media, alat peraga dan sumber belajar

3) Menyiapkan Instrumen Observasi / Lembar Observasi sebagai alat perekam data selama proses penelitian dilaksanakan

4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 5) Membuat kisi-kisi soal tes evaluasi

6) Menyiapkan soal tes evaluasi pembelajaran 7) Membuat pedoman penskoran.

8) Menyiapkan media yang digunakan sebagai bahan ajar b. Tahap pelaksanaan tindakan

pada tahap ini dilakukan pelaksanaan tindakan kelas yang merupakan tahap aplikasi dari perencanaan yang telah disusun.

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan proses pembelajaran pada siklus III berdasarkan rencana pelaksanaan yang telah disusun dengan memperhatikan perbaikan-perbaikan pada siklus II

3) Melakukan tes siklus III untuk mendapatkan data mengenai pemahaman siswa pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (banjir dan longsor)

4) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi (dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung). 5) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi dan

merefleksikan hasil pengamatan pada lembar observasi. c. Tahap observasi

Tahap observasi adalah kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, secara lebih oprasional adalah untuk mengenal siswa lebih dalam dan mendokumentasikan setiap indikator


(34)

42

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang timbul dari tindakan terencana atau hasil proses pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini juga observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Fungsi dari observasi adalah guru dapat mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah berpengaruh pada terjadinya perubahan kearah positif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Tahap refleksi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dianalisis oleh peneliti untuk menentukan kesimpulan dari hasil pnelitian. Pada akhir siklus III ini diharapkan hasil belajar siswa tentang materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (banjir dan longsor) dapat meningkat.

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

1. Instrumen pengumpulan data

Data yang dicari dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan pembelajaran siswa dengan menerapkan model pembelajaran VAK dan data hasil belajar siswa . Data pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Sedangkan data hasil belajar kognitif siswa dikumpulkan melalui tes.

a. Lembar observasi aktivitas guru

Lembar observasi merupakan kegiatan pengamatan untuk melihat seberapa jauh keterlaksanaan tahapan-tahapan model VAK . dalam hal ini observer memberikan komentar dalam kolom yang telah disediakan selama pembelajaran berlangsung sebagai saran-saran observer yang membantu untuk peningkatan proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk melakukan


(35)

43

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

b. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran VAK.

c. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian yang dilaksanakan pada setiap siklus. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa secara individu. Tes ini juga digunakan untuk merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam rangka perbaikan untuk siklus berikutnya. Tes ini berkaitan dengan materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor). pada siklus I, tes mengenai subpokok bahasan erosi dengan 5 soal uraian. Siklus II mengenai subpokok bahasan abrasi dengan 5 soal uraian. Dan siklus III mengenai subpokok bahasan banjir dan longsor dengan 10 soal uraian. Soal tes tersebut mencakup C1, C2 dan C3 yang merujuk pada Indikator pembelajaran yang tercantum dalam RPP.

d. Pedoman Wawancara

Wawancara ini dilakukan diawal penelitian pada guru untuk menentukan tindakan. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Dalam wawancara ini terdapat beberapa aspek yang ditanyakan yaitu mengenai pembelajaran IPA dikelas, metode atau model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA, dan mengenai materi pembelajaran IPA yang sulit diterapkan pada siswa.


(36)

44

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif dugunakan untuk mengolah data lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan:

a) Menghitung persentase tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran Pengolahan data hasil observasi aktivitas belajar siswa dilihat dari setiap aspek yang diamatinya dan diolah dengan cara mengkonversi data tersebut menjadi bentuk persentase dengan menggunakan persamaan:

b) Meghitung persentase aktivitas guru

Data keterlaksanaan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran VAK diolah dengan mengkonversi keterlaksanaan setiap kegiatan pembelajaran kedalam bentuk persentase dengan menggunakan persamaan :

2. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan pada penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan statistik deskriptif. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik deskriptif bertujuan untuk melihat ketercapaian hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto dkk (2010, hlm 131) bahwa “ Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang

dapat dianalisis secara deskriptif”.

Tolak ukur keberhasilan tindakan kelas ini adalah siswa mampu menguasai materi pelajaran yang dilihat dari hasil belajar kognitif siswa. Untuk ketuntasan individu, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila nilai hasil belajarnya sudah diatas KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65.


(37)

45

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketuntasan belajar individu ini digunakan untuk megetahui ketuntasan belajar keseluruhan. Sedangkan ketuntasan belajar secara keseluruhan adalah 85% dari jumlah siswa yang mengikuti tes. Ketuntasan belajar keseluruhan ini digunakan untuk menentukan keberlangsungan pembelajaran pada setiap siklusnya. Adapun langkah- langkah yang perlu dilakukan :

a. Menghitung rata-rata kelas

Untuk menghitung rata-rata kelas pada setiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

X = Nilai rata-rata (mean)

∑x = Jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek (Sudjana, 2013 hlm. 109) b. Ketuntasan belajar siswa

Ketuntasan belajar dihitung dengan menggunakan rumus:


(38)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kin estetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai penerapan model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV pada materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) dengan menerapkan model pembelajaran VAK yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil dengan memfasilitasi setiap gaya belajar siswa yaitu gaya belajar siswa visual dan auditori dengan ditampilkannya video, sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan melakukan kegiatan percobaan pada siklus I sudah berjalan cukup baik walaupun masih banyak yang harus diperbaiki, karena terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana. Selain itu guru terlihat masik kurang dalam hal pengkondisian siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Namun pada kegiatan pembelajaran siklus II dan III, guru sudah dapat mengkondisikan siswa dengan baik pada saat proses pembelajran, sehingga proses pembelajranyapun berjalan sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Pada siklus II guru sudah dapat mengkondisikan kelas dengan cukup baik. Seperti pada saat pembagian kelompok siswa sudah dapat tertib dan keadaan kelas pun kondusif. Sudah dapat perbaikan-perbaikan dari siklus I. Begitupun dengan aktivitas siswanya, sudah terdapat peningkatan dari setiap kegiatan pembelajaran atau aktivitas yang


(39)

88

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan. Pada siklus III semua aktivitas guru yang tercantum dalam RPP sudah seluruhnya dilaksanakan oleh guru walaupun dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Pelaksanaan model pembelajaran ini membuat siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajran didalam kelas. Hal ini dikarenakan siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Hasil belajar siswa yang didapatkan dari nilai evaluasi mengalami peningkatan yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran VAK dalam mata pelajaran IPA diklas IV. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis dari hasil tes siswa berupa tes kognitif yang berbentuk uraian diperoleh hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus I yaitu 68,59 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM pada siklus I adalah 78,5%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi KKM yaitu sebanyak 25 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 21,87%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak tujuh orang. Hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus II yaitu 77,65 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM adalah 84,37%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi KKM yaitu sebanyak 27 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 15,62%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak lima orang. Hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus III yaitu 83,12 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM adalah 93,75%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi


(40)

89

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KKM yaitu sebanyak 30 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 6,25%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak dua orang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya pada penerapan model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik) :

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran VAK pada pembelajarn IPA di SD, sebelumnya harus mempelajari teori-teori mengenai model pembelajaran VAK, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan model tersebut. Selain itu guru juga harus mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya lebih memfasilitasi media pmbelajaran yang diperlukan oleh guru pada saat akan melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran VAK. Misalnya yaitu dengen menyediakan media audio visual seperti infokus untuk menayangkan video dan menyediakan alat dan bahan serta sarana dan prasarana lainnya yang menunjang keterlaksanann pembelajaran IPA agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

3. Bagi Peneliti Lain

Penerapan model pembelajaran VAK dalam pembelajaran IPA tidaklah seluruhnya berjalan sesuai dengan harapan. Untuk itu bagi peneliti yang lain harus memperhatikan lagi hal-hal sebagai berikut, baik dalam perencanaannya maupun dalam pelaksanaan. Dalam perencanaan peneliti lain harus dapat membuat RPP dengan baik khususnya pada analisis materi dan dalam


(41)

90

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakai. Selain itu dalam pelaksanaannya guru harus dapat mengkondisikan kelas dengan baik.


(42)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kin estetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariastini. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Quantum tipe VAK (Visual

Auditori Kinestetik) terhadap Hasil Belajar Siswa kelas V SD Seetan.[Online].

Tersedia di: http://www.sharepdf.com/e33df8148acb48cdbe327290de954089/ EJOURNAL%20ARIASTINI%20(ARTIKEL.htm. [20 Maret 2014]

Arikunto, S dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Badan, A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart. [Online]. Tersedia di: http://e-jurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/ penelitian-tindakan-kelas- model-kemmis.html#.U7hzB_mSyKM. [20 Maret 2014].

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bakti.

Deporter, B dan Mike, H. (2007) Quantum Learning. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Deporter, Reardon dan Sarah, S. (2007) Quantum Teaching Mempraktekan

Quantum Learning di kelas. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Huda, M. (2013) Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Rositawaty, S dan Ade Muharam. (2008) Senang Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam 4: Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibti Daiyah. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Nasional.

Rukmana, A dan Asep Suryna . (2006) Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS.


(43)

91

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruswandi, M dan Ayi, S. (2007) Metode Penelitian Pendidikan Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suhara, A M. (2013) Keefektivan Model VAK (Visualization Auditory

Kinestetic) dalam Pembelajaran Menulis Deskriftif. Tesis, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011) Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: BNSP

Wulandari, P. (2011) Penggunaan Media Model Padat Untuk Meningkatkan

Hasil Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA. Skripsi

pada Program Studi PGSD Bumi Siliwangi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kin estetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai penerapan model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV pada materi pengaruh

perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) dengan menerapkan model pembelajaran VAK yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil dengan memfasilitasi setiap gaya belajar siswa yaitu gaya belajar siswa visual dan auditori dengan ditampilkannya video, sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan melakukan kegiatan percobaan pada siklus I sudah berjalan cukup baik walaupun masih banyak yang harus diperbaiki, karena terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana. Selain itu guru terlihat masik kurang dalam hal pengkondisian siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Namun pada kegiatan pembelajaran siklus II dan III, guru sudah dapat mengkondisikan siswa dengan baik pada saat proses pembelajran, sehingga proses pembelajranyapun berjalan sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Pada siklus II guru sudah dapat mengkondisikan kelas dengan cukup baik. Seperti pada saat pembagian kelompok siswa sudah dapat tertib dan keadaan kelas pun kondusif. Sudah dapat perbaikan-perbaikan dari siklus I. Begitupun dengan aktivitas siswanya, sudah terdapat peningkatan dari setiap kegiatan pembelajaran atau aktivitas yang


(2)

88

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan. Pada siklus III semua aktivitas guru yang tercantum dalam RPP sudah seluruhnya dilaksanakan oleh guru walaupun dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Pelaksanaan model pembelajaran ini membuat siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajran didalam kelas. Hal ini dikarenakan siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Hasil belajar siswa yang didapatkan dari nilai evaluasi mengalami

peningkatan yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran VAK dalam mata pelajaran IPA diklas IV. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis dari hasil tes siswa berupa tes kognitif yang berbentuk uraian diperoleh hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus I yaitu 68,59 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM pada siklus I adalah 78,5%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi KKM yaitu sebanyak 25 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 21,87%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak tujuh orang. Hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus II yaitu 77,65 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM adalah 84,37%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi KKM yaitu sebanyak 27 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 15,62%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak lima orang. Hasil rata-rata nilai tes siswa pada siklus III yaitu 83,12 dengan jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu sebanyak 32 orang. Persentase nilai siswa yang sudah memenuhi KKM adalah 93,75%. Diperoleh dari jumlah nilai siswa yang telah memenuhi


(3)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KKM yaitu sebanyak 30 orang siswa dari total keseluruhan 32 orang siswa. Sedangkan persentase nilai siswa yang belum memenuhi KKM adalah 6,25%. Diperoleh dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yaitu sebanyak dua orang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya pada penerapan model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik) :

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran VAK pada pembelajarn IPA di SD, sebelumnya harus mempelajari teori-teori mengenai model pembelajaran VAK, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan model tersebut. Selain itu guru juga harus mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya lebih memfasilitasi media pmbelajaran yang

diperlukan oleh guru pada saat akan melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran VAK. Misalnya yaitu dengen menyediakan

media audio visual seperti infokus untuk menayangkan video dan

menyediakan alat dan bahan serta sarana dan prasarana lainnya yang menunjang keterlaksanann pembelajaran IPA agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

3. Bagi Peneliti Lain

Penerapan model pembelajaran VAK dalam pembelajaran IPA tidaklah seluruhnya berjalan sesuai dengan harapan. Untuk itu bagi peneliti yang lain harus memperhatikan lagi hal-hal sebagai berikut, baik dalam perencanaannya maupun dalam pelaksanaan. Dalam perencanaan peneliti lain harus dapat membuat RPP dengan baik khususnya pada analisis materi dan dalam


(4)

90

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakai. Selain itu dalam pelaksanaannya guru harus dapat mengkondisikan kelas dengan baik.


(5)

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kin estetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariastini. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Quantum tipe VAK (Visual

Auditori Kinestetik) terhadap Hasil Belajar Siswa kelas V SD Seetan.[Online].

Tersedia di: http://www.sharepdf.com/e33df8148acb48cdbe327290de954089/ EJOURNAL%20ARIASTINI%20(ARTIKEL.htm. [20 Maret 2014]

Arikunto, S dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Badan, A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart. [Online]. Tersedia di: http://e-jurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/ penelitian-tindakan-kelas- model-kemmis.html#.U7hzB_mSyKM. [20 Maret 2014].

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bakti.

Deporter, B dan Mike, H. (2007) Quantum Learning. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Deporter, Reardon dan Sarah, S. (2007) Quantum Teaching Mempraktekan

Quantum Learning di kelas. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Huda, M. (2013) Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Rositawaty, S dan Ade Muharam. (2008) Senang Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam 4: Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibti Daiyah. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Nasional.

Rukmana, A dan Asep Suryna . (2006) Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS.


(6)

91

Eka Atika Sari

Penerapan model pembelajaran vak (visual audiotori kinestetik)untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruswandi, M dan Ayi, S. (2007) Metode Penelitian Pendidikan Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suhara, A M. (2013) Keefektivan Model VAK (Visualization Auditory

Kinestetic) dalam Pembelajaran Menulis Deskriftif. Tesis, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011) Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: BNSP

Wulandari, P. (2011) Penggunaan Media Model Padat Untuk Meningkatkan

Hasil Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA. Skripsi

pada Program Studi PGSD Bumi Siliwangi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

The comparative analysis of students’ learning style on their achievement in reading skill (a survey study at the second grade of MTS Muhammadiyah I Ciputat)

1 12 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI,KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA TRITUNGGAL TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VII SMP JOSUA 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 2 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 4 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK ( VISUAL AUDITORI KINESTETIK ) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (PTK Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ).

0 0 9

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN GAYA BELAJAR VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK) TERHADAP PEMBELAJARAN INVERTEBRATA DI SMA -

0 2 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) PADA MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATERI MODEL OSI - repository UPI S KOM 1000641 Title

0 0 4

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8