PERBANDINGAN PENGARUH PENETAPAN TUJUAN PROSES DAN PENETAPAN TUJUAN DINAMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DAN MOTIVASI OLAHRAGA.

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH PENETAPAN TUJUAN PROSES DAN DINAMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR

LOB BERTAHAN DAN MOTIVASI OLAHRAGA

(Studi Eksperimen Pada Ekstrakulikuler Bulutangkis di SDN Cimuncang VI Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh FITRIANI

0900597

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PERBANDINGAN PENGARUH PENETAPAN TUJUAN PROSES DAN DINAMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR

LOB BERTAHAN DAN MOTIVASI OLAHRAGA

Oleh Fitriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Fitriani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fitriani

Nim : 0900597

Judul : Perbandingan Pengaruh Penetapan Tujuan Proses dan Penetapan Tujuan Dinamik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan dan Motivasi Olahraga

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Yusuf Hidayat, S. Pd., M. Si NIP. 196808301999031001

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M. Pd NIP. 197101171998021001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(4)

PERBANDINGAN PENGARUH PENETAPAN TUJUAN PROSES DAN PENETAPAN TUJUAN DINAMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR

LOB BERTAHAN DAN MOTIVASI OLAHRAGA

Pembimbing I : Yusup Hidayat, M.Pd.,M.Si Pembimbing II : Dr. Nuryadi, M.Pd

FITRIANI

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya kebutuhan penerapan penetapan tujuan sebagai strategi belajar dari sudut pandang kognitif yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar, keterampilan gerak dan motivasi olahraga dalam konteks pembelajaran permainan bulutangkis. Oleh karena itu masalah penelitian yang akan di pecahkan adalah apakah strategi penetapan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga. Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh strategi penetepan tujuan terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain pretest postest control group desain. Sampel pada penelitian ini adalah siswa sekolah dasar negeri Cimuncang VI sebanyak 42 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan random selection dan random assigment yang dibagi kedalam tiga kelompok yaitu 14 siswa dibagi kedalam kelompok strategi belajar penetapan tujuan proses, 14 siswa pada kelompok strategi belajar penetapan tujuan dinamik dan 14 siswa pada strategi belajar tanpa penetapan tujuan. Hasil penghitungan uji multivariat menggunakan Wilk’s Lambda Test didapat nilai F tes sebesar 40,303 dan signifikan pada P = 0,000. Karena nilai P = 0,000 ≤ 0,05 maka startegi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga secara bersama-sama. Kemudian pada tests of between-subjects effects didapat nilai F untuk lob bertahan sebesar 164,824 dan signifikan pada P = 0,000 artinya strategi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan. Sedangkan pada motivasi olahraga didapat nilai F sebesar 1,085 dan tidak signifikan pada nilai P = 0,348. Ini berarti strategi belajar penetapan tujuan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap motivasi olahraga. Berdasarkan hasil uji pasangan dengan menggunakan uji tukey terbukti bahwa strategi belajar penetapan tujuan dinamik mempunyai pengaruh yang lebih tinggi dan signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan di bandingkan dengan strategi belajar penetapan tujuan proses dan tanpa penetapan tujuan. Sedangkan pada motivasi olahraga, terbukti strategi penetapan tujuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap motivasi olahraga.

Kata-kata Kunci : Penetapan Tujuan Dinamik, Penetapan Tujuan Proses, Lob Bertahan, Motivasi Olahraga


(5)

LOB SURVIVES AND MOTIVATION ENTERTAINMENT

Supervisor I : Joseph Hidayat, M.Pd., M.Si Supervisor II:: Dr. Nuryadi, M.Pd

FITRIANI

The background research on the background to the need for the application of goal setting as a strategy for learning from a cognitive point of view associated with improved learning outcomes, skills and motivation of sport movement in the context of learning the game of badminton. Therefore the research problem that will be solved is whether the strategy of goal setting can enhance learning outcomes and motivation last lob sport. According to the background and the research problem then, this study aims to examine the effect of strategies on learning outcomes objectives penetepan lob survive and sport motivation. The method used is an experimental method using a pretest posttest control group design design. Sample in this study is a public elementary school students were 42 students Cimuncang VI with sampling techniques using random selection and random assignment were divided into three groups: 14 students were divided into groups to learn strategies goal setting process, 14 students in the group dynamic learning strategies of goal setting and 14 students on learning strategies without goal setting. Calculation results of multivariate test using Wilk's Lambda Test obtained F value of 40.303 and a test was significant at P = 0.000. Because the value of P = 0.000 ≤ 0.05 then learn goal-setting strategy has significant impact on learning outcomes and motivation last lob sports together. Then the tests of

between-subjects effects F values obtained for lob survive at 164.824 and significant at P = 0.000 means learning goal setting strategies have a significant effect on learning outcomes lob survive. While on exercise motivation obtained F value of 1.085 and is not significant at P = 0.348. This means learning strategies goal setting is not a significant effect on exercise motivation. Based on test results using a pair Tukey test proved that the dynamic learning strategies of goal setting have a higher impact on learning outcomes and significant in comparison with the last lob learning strategies and goal setting process without goal setting. While on exercise motivation, goal setting strategy proved no different effects on exercise motivation.

Key words: Dynamic Goal Setting, Goal Setting Process, Lob Defense, Sports Motivation...


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...5

C. Perumusan Masalah ...5

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ...8

1. Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan ...8

2. Keterampilan Dasar Lob Bertahan ...16

3. Motivasi Olahraga ...19

4. Strategi Belajar Penetepan Tujuan ...24

B. Kerangka Berpikir ...29

C. Hipotesis Penelitian ...30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...31

B. Penentuan Populasi dan Sampel ...31

C. Desain Penelitian ...34

D. Metode Penelitian ...34

E. Instrumen Penelitian ...35

F. Prosedur Penelitian ...40

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...41

H. Teknik Analisis Data ...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...44


(7)

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...64 B. Saran ...65

DAFTAR PUSTAKA...68

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, karena olahraga merupakan alat untuk menuju sehat jasmani dan rohani, dengan berolahraga tubuh kita bisa menjadi sehat dan metabolisme tubuh menjadi lancar. UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain ataupun diri sendiri” (Fahrin, 2012).

Dalam pengertian yang sebenarnya, Ateng (1993; dalam Lutan, 2009:115) menjelaskan bahwa: “pengertian olahraga berasal dari dua suku kata, yaitu olah dan raga, yang berarti memasak atau memanipulasi raga dengan tujuan membuat raga menjadi matang.” Adapun pengertian olahraga secara lebih lengkap dikemukan oleh Supandi (1990; dalam Lutan, 2009 : 115) sebagai berikut:

(1) Disport atau disportare, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain (menghindarkan diri). Olahraga adalah suatu permulaan dari dan menimbulkan keinginan orang untuk menghindarkan diri atau melibatkan diri dalam kesenangan rekreasi.

(2) Field sport, mula-mula dikenal di Inggris abad 18, kegiatannya dilakukan oleh para bangsawan atau aristrokat, terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu menembak dan berburu pada waktu senggang.

(3) Desporter, berarti membuang lelah (bahasa Perancis). (4) Sport, sebagai pemuasan atau hobi (ensiklopedia Jerman).

(5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang, main bola, bulutangkis dan sebagainya.

Lutan (2009:115) menguatkan beberapa pengertian olahraga di atas dengan memaknai olahraga sebagai “usaha mengolah, melatih raga atau tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat”. Dengan melakukan olahraga secara rutin dapat meningkatkan kebugaran jasmani, menghilangkan stress dan meningkatkan


(9)

metabolisme serta mempengaruhi fungsi kelenjar tubuh untuk memproduksi kekebalan tubuh. Olahraga merupakan aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaan olahraga ada unsur bermain, misalnya rasa senang, gembira, dilakukan di waktu luang, aktivitas dipilih (sukarela), kepuasan dalam diri dan ada nilai positif dan negatif.

Demikian halnya dalam cabang olahraga bulutangkis, sebagai sebuah cabang olahraga permainan, olahraga permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan, satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang. Olahraga permainan ini dilakukan dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan. Olahraga ini bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapang (Subarjah & Hidayat, 2009:1). Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka kemenangan dengan cara menyeberangkan dan menjatuhkan satelkok di bidang permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul satelkok atau menjatuhkannya di daerah permainannnya sendiri (Subarjah & Hidayat, 2009:29). Bahkan permainan ini dianggap sebagai salah satu olahraga lapangan yang paling cepat dan paling terkenal di dunia, karena itu berhasil menyedot minat di berbagai kalangan tanpa dibatasi oleh kelompok umur, kelompok sosial ekonomi, maupun kategori jenis kelamin (Subarjah & Hidayat, 2009:29).

Namun sejauh penulis ketahui, fakta yang ada di lapangan menunjukan bahwa permainan bulutangkis masih belum terlealisasi secara menyeluruh, terutama di lingkungan persekolahan, termasuk di jenjang Sekolah Dasar. Padahal materi olahraga permainan bulutangkis merupakan salah satu materi yang ada dalam pelajaran pendidikan jasmani. Ada beberapa faktor penyebabnya antara lain keterbatasan sarana dan prasarana, alokasi waktu yang tersedia, biaya dan lain-lain. Tidak berlebihan jika masih sulit ditemukan siswa-siswi yang memiliki keterampilan bulutangkis memadai, termasuk perkembangan aspek mentalnya, seperti motivasi, kepercayaan diri dan lain-lain. Padahal olahraga permainan


(10)

bulutangkis merupakan olahraga permainan yang sangat populer di kalangan masyarakat, baik di kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun menengah keatas. Olahraga permainan bulutangkis sangat banyak di gemari oleh banyak orang baik anak-anak, pria, wanita, tua dan muda. Fakta kondisional inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

Salah satu keterampilan dasar bermain bulutangkis yang harus dikuasai oleh siswa adalah jenis pukulan lob bertahan, hal ini sesuai dengan pendapat Subarjah (2009; dalam Hidayat, 2012:26) yang menyatakan bahwa:

Jenis keterampilan teknik dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan paritas ke posisi semula. Lob bertahan termasuk jenis pukulan yang pertama kali harus di pelajari dan di kuasai oleh siswa pemula, karena paling mudah di pelajari dan dikuasai.

Selain itu, agar siswa mampu menguasai keterampilan lob bertahan, maka salah satu faktor yang harus dimiliki oleh siswa adalah motivasi siswa ketika akan melakukan keterampilan dasar permainan bulutangkis, sebab beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memainkan peranan penting dalam keberhasilan seseorang melakukan aktivitas atau perilaku, termasuk aktivitas dalam berolahraga. Motivasi olahraga sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil belajar siswa, termasuk pada pencapaian hasil belajar keterampilan gerak. Demikian juga sebaliknya, pencapaian hasil belajar yang tinggi akan berpengaruh terhadap meningkatnya aspek-aspek mental siswa, seperti motivasi, kepercayaan diri, dan lain-lain.

Dalam pengusaan keterampilan dasar bermain bulutangkis khususnya lob bertahan, peserta didik harus memiliki motivasi yang tinggi, terutama motivasi yang berasal dari dalam dirinya. Hoedaya, (2002:8) mengemukakan bahwa:

Orang yang termotivasi memiliki kecenderungan mengendalikan arah dan memiliki perilaku yang sesuai dengan tujuan, menyadari segala konsekuensi


(11)

perbuatannya, dan kecenderungan tersebut tetap bertahan sampai tujuannya tercapai.

Dalam kaitan itulah, penulis tertarik untuk mengkaji tentang hubungan kausal antara penerapkan suatu strategi belajar (learning strategies) dari perspektif kognitif dengan peningkatan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan pada permainan bulutangkis dan motivasi olahraga. Strategi belajar yang dimaksud adalah penetapan tujuan (goal setting).

Penetapan tujuan adalah teknik menetapkan sasaran yang diinginkan untuk performa yang akan datang, misalnya performa untuk memperoleh skor tertinggi atau menjadi juara (Schmidt & Wrisberg, 2000; dalam Hidayat, 2012:61), dan merupakan salah satu strategi belajar yang biasa digunakan dalam aktivitas latihan, termasuk dalam aktivitas pendidikan jasmani (Anderson, 1997).

Schunk & Ertmer, (1999; dalam Hidayat, 2005:400) membagi penetapan tujuan menjadi tujuan proses dan tujuan hasil. Lebih lanjut Hidayat (2005:400) menjelaskan kedua penetapan tujuan tersebut sebagai berikut:

Tujuan proses adalah tujuan yang menekankan pada proses penguasaan keterampilan berkaitan dengan penggunaan teknik atau strategi yang dapat membantu peserta didik untuk menguasai suatu tugas tertentu. Tujuan hasil memfokuskan perhatian peserta didik pada kesempurnaan tugas, fokus pada pendemonstrasian kompetisi yang tinggi agar mampu mengalahkan orang lain.

Tujuan proses dilakukan dengan tujuan untuk mengarahkan siswa dalam memahami suatu gerak keterampilan dasar dalam permainan bulutangkis. Siswa di tuntut untuk belajar lebih baik, karena dengan belajar bersungguh-sungguh, latihan terus-menerus, mau mencoba dan tidak kenal lelah, maka prestasi pun akan mudah diraih. Dalam tujuan hasil siswa akan mendapat kepuasan tersendiri dalam mengikuti suatu kegiatan dengan mendapat hasil yang baik. Seperti yang dijelaskan oleh Hidayat, (2012:76) bahwa: “tujuan hasil merupakan teknik menetapkan tujuan belajar dengan fokus pada hasil akhir, kesempurnaan tugas atau peragaan kemampuan yang tinggi agar mampu melebihi atau mengalahkan orang lain.”


(12)

Zimmerman & Kitsantas, (1997) mengembangkan jenis penetapan tujuan dinamik, sebagai jenis penetapan tujuan yang menggabungkan antara penetapan tujuan proses dan tujuan hasil. Menurut Hidayat (2012:76) “tujuan dinamik adalah teknik menetapkan orientasi tujuan latihan yang memfokuskan pada pemaduan antar tujuan proses dan hasil. Pada tahap awal latihan, siswa atau atlet fokus pada proses penguasaan keterampilan gerak (tujuan proses) dan kemudian beralih pada tujuan hasil penampilan setelah proses dasar di kuasai (tujuan hasil)”.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Perbandingan Pengaruh Penetapan Tujuan Proses dan Dinamik terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob

Bertahan dan Motivasi Olahraga”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

(1) Minimnya pengetahuan guru tentang olahraga permainan bulutangkis. (2) Minimnya pengetahuan guru tentang strategi belajar penetapan tujuan. (3) Jarangnya ditemukan pelatih atau guru yang menerapkan suatu tujuan

dalam proses atau belajar .

(4) Kurang efektifnya proses pembelajaran gaya mengajar guru yang cenderung ke arah menggunakan metode komando.

(5) Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh siswa pada proses pembelajaran

(6) Pengajaran tidak sesuai dengan tujuan dan Rencana Pengajaran Pembelajaran (RPP) yang dibuat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang maka permasalahan yang diidentifikasi sebagai berikut :

a. Apakah penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga?


(13)

b. Apakah penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lob bertahan?

c. Apakah penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar motivasi olahraga?

d. Apakah penetepan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan?

e. Apakah penetepan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap motivasi olahraga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk menguji penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga.

b. Untu menguji penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lob bertahan.

c. Untuk menguji penetapan tujuan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar motivasi olahraga.

d. Untuk menguji penetepan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan.

e. Untuk menguji penetepan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap motivasi olahraga.

f. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Secara teori hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan baik bagi atlet, siswa, guru dan pelatih terutama untuk mengetahui bagaimana keberhasilan siswa siswi dalam prestasi olahraga disekolah maupun di luar sekolah.


(14)

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis khususnya, para guru, para pelatih, atlet dan siswa pada umumya dalam berlatih, motivasi secara individu maupun keseluruhan untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap dirinya.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau situasi dimana peneliti melakukan penelitian. Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sport Hall FPOK UPI JL. PHH. Mustofa No 200.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Cimuncang VI yang berjumlah 80 orang pada tahun ajaran 2012/2013.

B. Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012:119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu

kesimpulan”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Arikonto (2010:173) yang

mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi”.

Sesuai dengan kedua pendapat tersebut populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut.


(16)

Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswa siswi SDN Cimuncang VI di Kota Bandung, yang berusia 10-12 tahun. Untuk lebih jelasnya di sajikan pada tabel 3.1. di bawah ini:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No Kelompok Siswa Jumlah Siswa

1. Siswa Putra 36

2. Siswa Putri 44

Jumlah Keseluruhan 80

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya (Sudjana dan Ibrahim, 2001:84). Sampel adalah objek atau subjek yang akan diteliti yang diambil pada pupolasi yang bersifat repsentatif atau mewakili, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2011:120) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi.”

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi siswa siswi SD Muhammadiyah dan SDN Cimuncang VI di Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Menurut Kerlinger (1993:188), random sampling adalah metode penarikan sebagian (atau seluruh sampel) dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu, sehingga tiap anggota populasi atau semesta tadi mempunyai peluang sama untuk terpilih/terambil.

Sampel di pilih dan ditentukan dengan menggunakan teknik acak terpilih

(selected random) dari populasi yang berjumlah 80 siswa yang berusia 10-12 tahun baik putra maupun putri, dengan jumlah 36 siswa putra dan 44 siswa putri. Penentuan dalam pengambilan sampel ini menggunakan tekhnik matched random assignment adalah pemelihan sampel secara acak yang dipadankan. Agar lebih jelas dapat dilihat dari gambar dibawah ini:


(17)

Populasi target

Sampel siswa puteri

Populasi siswa putera Populasi siswa puteri

Matche random sampling

Sampel siswa putera

KB SiswaPi

KC Siswa Pi KB

SiswaPa KA

Siswa Pa

Kelompok Tujuan Proses

Random assignment

KB SiswaPa

KA SiswaPi

Kelompok tujuan dinamik

Kelompok kontrol

Gambar 3.2. Alur teknik penentuan sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


(18)

Tabel 3.3.

Jumlah Sampel Penelitian Setiap Kelompok

No Kelompok Jumlah Sampel

1. Tujuan Proses 14

2. Tujuan Dinamik 14

3. Kontrol 14

Jumlah Sampel 42

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain peneliatian pretest-posttest control group desain. Menurut Sugiyono (2012:114) dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.

R O1 X O2

R O3 O4

Desain penelitian pretest-posttest control group desain menurut, (Sumber, Sugiyono 2012:114)

Keterangan : R : Kelompok X : Perlakuan

O1 : Kelompok tidak diberi perlakuan O2 : Kelompok diberi perlakuan O3 : Kelompok tidak diberi perlakuan O4 : Kelompok tidak diberi perlakuan

D. Metode Penelitian

Untuk memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu penelitian, dalam melaksanakan penelitian tersebut diperlukan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji perbandingan pengaruh penetepan tujuan proses dan dinamik


(19)

terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012:106) menyatakan bahwa, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Meteode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam (Sugiyono, 2012:147). Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik (Sugiyono, 2009:148). Sedangkan menurut Arikonto (2002:121), “instrument adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan teknik dasar lob bertahan dan skala motivasi olahraga, dalam hal ini penulis mengadaptasi instrumen tes keterampilan lob bertahan dan motivasi olahraga yang dikembangkan dan dimodifikasi oleh Hidayat (2004) yaitu sebagai berikut:

1. Tes keterampilan dasar lob bertahan a. Definisi Konseptual

Keterampilan dasar lob bertahan adalah jenis pukulan forehand yang dilakukan dari atas kepala dengan arah kok melambung tinggi ke belakang


(20)

lapangan lawan dan jatuh di daerah back boundary line (Subarjah & Hidayat, 2007:31).

b. Definisi Operasional

Lob bertahan adalah tingkat penguasaan siswa dalam melakukan tes keberhasilan lob bertahan yang di ukur melalui 12 kali kesempatan memukul dan kok jatuh pada area tertentu yang sudah diberi skor. Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi tingkat kemampuan penguasaan keterampilan dan sebaliknya semakin rendah tingkat penguasaan maka semakin rendah skor yang didapat (Hidayat, 2012:154).

c. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Instrumen Teknik Dasar Bermain Bulutangkis

Variabel Indikator Jumlah

Butir Keterampilan dasar bermain

bulutangkis

Teknik Dasar Lob (Clear) 1

Jumlah 1

d. Prosedur tes keterampilan dasar lob bertahan

Seperti telah dijelaskan bahwa tes keterampilan dasar lob bertahan yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari tes lob berahan yang dikembangkan oleh Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pusat Pembinaan dan Pelatihan Bulutangkis Usia Dini BM 77 Bandung, yang kemudian di adaptasi oleh Hidayat, (2004:139). Oleh karena itu, prosedur pengetesan didasarkan pada tes tersebut, yaitu sebagai berikut:

1) Deskripsi tes

Jenis tes keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung ke bagian belakang


(21)

lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan keseimbangan pada posisi semula.

2) Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul keterampilan hasil belajar siswa/atlet dalam melakukan keterampilan dasar lob bertahan kearah sasaran tertentu dengan arah kok melambung ke bagian belakang lapangan lawan.

3) Peralatan

Lapangan bulutangkis standart, raket, satelkok, meteran, dua buah tiang besi setinggi 2,72 meter, pita yang direntangkan sejajar di atas net dengan jarak 4.27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir pengisian skor.

4) Petugas pelaksanaan pengetesan

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.

5) Pelaksanaan tes

a. Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan paling dekat dengan net 3,35 meter dari net.

b. Testi atau partisipan mengambil tempat dan berdiri pada zona yang telah ditentukan paling dekat 3,35 meter dari net.

c. Penyaji melakukan servis ke zona partisipan dan bergerak memukul satelkok sehingga melewati tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net.

d. Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali kesempatan di sediakan 6 satelkok, sehingga partisipan mendapatkan 12 kesempatan untuk melakukan pukulan.


(22)

e. Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net dan ajatunya tidak sampai pada zona skor maka diadakan pukulan ulang.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

(Sumber: penelitian eksperimen tentang pengaruh penetapan tujuan dan latihan imajeri mental terhadap hasil belajar keterampilan gerak bermain bulutangkis

pada anak usia 10-12 tahun, Hidayat, 2004:139)

2. Instrumen Skala Motivasi Olahraga a. Definisi konseptual

Motif merupakan suatu rangsangan atau suatu dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang secara aktif mendorong manusia untuk berbuat sesuatu dengan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Termotivasinya seseorang dalam berbuat bergantung pada besar kecilnya motif. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjukan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.


(23)

b. Definisi Operasional

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam dorongan instrinsik dan ekstrinsik dalam melakukan aktivitas. Dorongan instrinsik dan ekstrinsik olahraga dapat diukur melalui skor aitem-aitem motivasi instrinsik dan ekstrinsik pada skala motivasi olahraga. Semakin tinggi skor motivasi insrinsik maka semakin rendah motivasi ekstrinsik dan sebaliknya, semakin rendah motivasi instrinsik maka semakin tinggi motivasi ekstrinsik.

c. Kisi-kisi skala motivasi olahraga

Tabel 3.5.

Kisi-kisi skala motivasi olahraga

Skala Dimensi dan Indikator Aitem Aitem Uji Coba Dibutuhkan 1. Motivasi Ekstrinsik

a. Melakukan regulasi eksternal 6 4 b. Melakukan regulasi interjeksi 6 4 c. Melakukan regulasi identifikasi 6 4 d. Melakukan regulasi integrasi 6 4 Motivasi

Olahraga 2. Motivasi Intrinsik

a. Mengetahui sesuatu 6 4 b. Menguasai sesuatu 6 4 c. Memperoleh sensasi stimulasi 6 4

pengalaman

Jumlah 42 28

Sumber: Dimensi dan indikator motivasi olahraga menurut (Decy & Ryan, 2002, adaptasi dari Hidayat, 2012:154)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelak-sanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti diuraikan berikut ini:


(24)

(1) Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar proposal penelitian.

(2) Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Olahraga, Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi yang kemudian diserahkan ke pihak SDN Cimuncang VI di Kota Bandung. (3) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi peneliatan SDN Cimuncang VI

di Kota Bandung.

(4) Pelatihan teknik pembelajaran penetapan tujuan proses dan dinamik dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2013 samapi 10 Mei 2013 di Kampus FPOK UPI.

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Pemberian perlakuan penerapan tujuan proses dan dinamik terhadap kelompok eksperimen selama 12 kali pertemuan.

(2) Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh perlakuan strategi penerapan tujuan proses dan dinamik terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan motivasi olahraga. Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke 12.

3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;

(2) Membuat interpretasi, membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

(3) Menyusun naskah skripsi secara lengkap

G.Validitas dan Realibilitas Instrumen 1. Validitas dan Reabilitas Lob Bertahan

Tes keterampilan dasar lob bertahan yang akan di gunakan di adaptasi dari Hidayat (2012). Validitas dan realibilitas tes tersebut disajikan pada tabel dibawah ini:


(25)

Tabel 3.6.

Validitas dan realibilitas tes keterampilan dasar lob bertahan

Jenis Tes Validitas Realibilitas

Keterampilan Dasar Lob Bertahan

0.74 0.90

(Sumber: Latihan keterampilan psikologis dalam belajar keterampilan gerak Hidayat, 2004: 140)

2. Validitas dan Reabilitas Motivasi Olahraga a. Pengujian Validitas

Metode pengambilan keputusan pada uji validitas yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi atau menggunakan batasan 0,3 (Azwar dalam Priyatno, 2010 : 27). Untuk batasan r tabel maka dengan N = 92 didapat r tabel sebesar 0,207. Priyatno (2010 : 27) menyatakan bahwa “jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedang jika

kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid”. Data yang sudah terkumpul dianalisi menggunakan bantuan SPSS versi 20. Metode uji vailiditas instrumen yang digunakan adalah metode Coorected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal butir tes dengan mengkorelasikan antar skor tiap butir soal yang di dapatkan dengan skor total respondennya (Priyanto, 2010:24). Berikut merupakan tabel uji validitas skala motivasi olahraga:

Tabel 3.7

Validitas Motivasi Olahraga

No Uji Pertanyaan Keterangan

Valid Tidak valid

1 24 item 18 item 24 item diambil (dipakai) dan 18 item dibuang (tidak dipakai)

Uji validitas menggunakan r tabel dengan signifikansi 0.05 atau 5%. Jika r tabel N = 92 maka di dapat r tabel sebesar 0,207 artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan 0,207 maka item tersebut dianggap valid dan sebaliknya, jika nilai korelasi kurang dari batasan 0.207 maka item tersebut dianggap tidak valid.


(26)

Berdasarkan tabel dalam lampiran dinyatakan bahwa dari 42 butir soal terdapat 18 butir soal yang dinyatakan tidak valid dan 24 butir soal valid. Maka 18 butir soal tersebut tidak dipakai atau dibuang.

b. Estimasi Reliabilitas Motivasi

Setelah melakukan uji validitas, terdapat 18 butir soal yang tidak valid dan 24 butir soal dinyatakan valid, langkah berikutnya adalah menghitung reabilitas soal. Reabilitas adalah derajat atau keajegan suatu tes atau alat pengukur, yang apabila alat pengukur itu dipergunakan hasilnya memberikan keajegan atau kemantapan ( Nurhasan, 2007 : 330 ). Suatu alat tes dapat dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat meghasilkan suatu gambaran yang dapat dipercaya dan dapat menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya.

Metode yang akan digunakan dalam uji reliabilitas pada penelitian ini adalah Metode Cronbach Alpha. Arikunto (1996:190) mengemukakan “untuk

mencari reliabilitas instrument yang skor butirnya bukan 1 atau 0 melainkan skala bertingkat atau rating scale digunakan rumus alpha dari Cronbach sebagai berikut:

r 11 = [ ] [ ∑ ]

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan ( item )

∑ : jumlah varians butir

: jumlah varians total

Reabilitas yang di dapat selanjutnya disesuikan dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2010:32), “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik”.

Hasil uji reliabilitas alfa Cronbach butir soal instrumen dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20 for windows adalah sebesar 0,822 dengan jumlah item soal sebanyak 24 yang ditampilkan dalam tabel 3.8. karena nilai lebih


(27)

dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument skala motivasi dinyatakan reliebel.

Tabel 3.8

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 92 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 92 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

,820 ,822 24

H. Teknik analisi data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penetapan tujuan proses dan dinamik terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga dibandingkan

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji hipotesis teknik analisis manova (Multivariate analysis).


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan motivasi olahraga. 2. Strategi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap

hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan.

3. Strategi belajar penetapan tujuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi olahraga.

4. Strategi belajar penetapan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap keterampilan dasar lob bertahan.

5. Strategi belajar penetapan tujuan dinamik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi olahraga.

B.Saran

1. Bagi Siswa atau Atlet

Strategi belajar penetepan tujuan khususnya terhadap keterampilan dasar lob bertahan merupakan startegi belajar yang sangat menunjang untuk keberhasilan siswa atau atlet dalam pencapai prestasi. Dengan menggunakan startegi ini siswa atau atlet akan lebih fokus pada dalam menguasai suatu keterampilan gerak.

2. Bagi Guru atau Pelatih

Menurut penulis ketahui selama ini proses latihan pelatih masih memfokuskan pada aspek latihan fisik, teknik dan taktik. Semantara untuk latihan mental siswa atau atlet masih belum di perhatikan oleh pelatih. Dengan adanya


(29)

startegi belajar ini jika diterapkan pada usia dini maka akan ada perubahan terhadap peningkatan prestasi siswa atau atlet baik Naisonal maupun Internasional.

3. Bagi Peneliti dan Pembaca

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada penelitian kuantitaf eksperimen untuk menganalisis data yang diperoleh terhadap strategi belajar penetapan tujuan proses dan dinamik terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan motivasi olahraga.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. 2010. Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Rizqi Press : Bandung

Ali, M. 2011. Memahami Riset Perilaku Sosial. Pustaka Cendekia Utama. UPI Bandung

Anderson, A. (1997). Learning Strategis in Physical Education: Self-talk, Imajery, and Goal setting. Journal of Physical Education, Recreation & Dance. 68 (1), 30-35.

Arikunto,S. (2003). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta : Jakarta

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat denngan Program IBM SPSS 19. Universitas Diponegoro

Hurlock. E. B. (1993). Psikologi Perkembangan. Erlangga : Jakarta

Hidayat, Y. 2004. Latihan Keterampilan Psikologis dalam Belajar Keterampilan Gerak, Penelitian Eksperimen Tentang Pengaruh Penetepan Tujuan dan Latihan Imajeri mental terhadap Hasil Belajar Keterampilan Gerak Bermain Bulutangkis pada Anak Usia 10-12 Tahun. Tesis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak dipublikasikan

Hidayat, Y. 2005. Sosiosains. Latihan Keterampilan Psikologis dalam Belajar Keterampilan Gerak, Penelitian Eksperimen Tentang Pengaruh Penetepan Tujuan dan Latihan Imajeri mental terhadap Hasil Belajar Keterampilan Gerak Bermain Bulutangkis pada Anak Usia 10-12 Tahun. Berkala penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Hidayat, Y. dan Subarjah, H. 2007. Jurnal Wisata dan Olahraga. FPOK UPI Bandung

Hidayat, Y. 2009. Pengantar Psikologi Olahraga. CV. Bintang Warliarta : Bandung

Hidayat, Y. 2012. Intervensi Strategi Multiteknik latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. FPOK UPI Bandung

Hidayat, Y. 2012. Pengaruh Intervensi Strategi Multiteknik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis, Motivasi Olahraga dan


(31)

Kepercayaan Diri. Proposal Disertasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak di publikasikan

Hidayat Y. 2012. Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan, Pengaruh Goal Setting dan Self Monitoring dalam Penguasaan Keterampilan Gerak dan Motivasi Intrinsik Siswa Sekolah Dasar. LPPMP. Universitas Gajah Mada

Husdarta. 2010. Psikologi Olahraga. Alfhabetha : Bandung

Juliantine, T. Subroto, T. & Yudiana, Y. 2010. Belajar & Pembelajaran Penjas. FPOK UPI Bandung

Kerlinger. Fred. N. 1993. Asas-Asas Penelitian Behavioral. University Press Gadjah Mada. Yogyakarta

Lutan Rusli, dkk. 2009. Sejarah dan Filsafat Olahraga. FPOK UPI Bandung

Mahendra. A 2007. Teori Perkembangan Motorik. FPOK UPI Bandung

Priyatno Duwi. 2010. Teknik Mudah dan cepat melakukan Analisis Data penelitian dengan SPPS. Gava Media : Yogyakarta

Subarjah. H dan Hidayat, Y. dan. 2010. Permainan Bulutangkis. FPOK UPI Bandung

Sudjana dan Ibrahim. 2001. Metode Statistika. Tarsito : Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabetha. Bandung

Zimmerman, B.J & Kitsantas, A. (1996). Self-Regulated Learning of a motoric skill: The role of Goal setting and self-monitoring. Journal Of Applied Sports Psychology, (8), 60-75.

Zimmerman, B.J & Kitsantas, A. (1997). Developmental phases in self-reglation shifting from process to outcome goals. Journal of Educational psychology, 89 (1), 29-36.

Fahrin. M. (2012). Pengertian Olahraga Secara Umum. Sharedocument.

Hoedaya, D. (2012). Makalah Pendekatan Psikologis dalam Usia Dini. Tersedia:http://www.academia.edu [26 Mei 2013]


(32)

Nurhasan. (2007). Pengertian Uji Realibilitas

Tersedia:http://ilmupengertian.blogspot.com/uji validitas & reliabilitas [26 Mei 2013]

... (2012). Referensi Makalah Pengertian Hasil Belajar dalam teori Blom. referensimakalah.com [13 Maret 2013]


(1)

dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument skala motivasi dinyatakan reliebel.

Tabel 3.8

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 92 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 92 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

,820 ,822 24

H. Teknik analisi data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penetapan tujuan proses dan dinamik terhadap hasil belajar lob bertahan dan motivasi olahraga dibandingkan

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji hipotesis teknik analisis manova (Multivariate analysis).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan motivasi olahraga. 2. Strategi belajar penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap

hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan.

3. Strategi belajar penetapan tujuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi olahraga.

4. Strategi belajar penetapan tujuan dinamik memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan terhadap keterampilan dasar lob bertahan.

5. Strategi belajar penetapan tujuan dinamik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi olahraga.

B.Saran

1. Bagi Siswa atau Atlet

Strategi belajar penetepan tujuan khususnya terhadap keterampilan dasar lob bertahan merupakan startegi belajar yang sangat menunjang untuk keberhasilan siswa atau atlet dalam pencapai prestasi. Dengan menggunakan startegi ini siswa atau atlet akan lebih fokus pada dalam menguasai suatu keterampilan gerak.

2. Bagi Guru atau Pelatih

Menurut penulis ketahui selama ini proses latihan pelatih masih memfokuskan pada aspek latihan fisik, teknik dan taktik. Semantara untuk latihan mental siswa atau atlet masih belum di perhatikan oleh pelatih. Dengan adanya


(3)

startegi belajar ini jika diterapkan pada usia dini maka akan ada perubahan terhadap peningkatan prestasi siswa atau atlet baik Naisonal maupun Internasional.

3. Bagi Peneliti dan Pembaca

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada penelitian kuantitaf eksperimen untuk menganalisis data yang diperoleh terhadap strategi belajar penetapan tujuan proses dan dinamik terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan motivasi olahraga.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. 2010. Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Rizqi Press : Bandung

Ali, M. 2011. Memahami Riset Perilaku Sosial. Pustaka Cendekia Utama. UPI Bandung

Anderson, A. (1997). Learning Strategis in Physical Education: Self-talk, Imajery, and Goal setting. Journal of Physical Education, Recreation & Dance. 68 (1), 30-35.

Arikunto,S. (2003). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta : Jakarta

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat denngan Program IBM SPSS 19. Universitas Diponegoro

Hurlock. E. B. (1993). Psikologi Perkembangan. Erlangga : Jakarta

Hidayat, Y. 2004. Latihan Keterampilan Psikologis dalam Belajar Keterampilan Gerak, Penelitian Eksperimen Tentang Pengaruh Penetepan Tujuan dan Latihan Imajeri mental terhadap Hasil Belajar Keterampilan Gerak Bermain Bulutangkis pada Anak Usia 10-12 Tahun. Tesis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak dipublikasikan

Hidayat, Y. 2005. Sosiosains. Latihan Keterampilan Psikologis dalam Belajar Keterampilan Gerak, Penelitian Eksperimen Tentang Pengaruh Penetepan Tujuan dan Latihan Imajeri mental terhadap Hasil Belajar Keterampilan Gerak Bermain Bulutangkis pada Anak Usia 10-12 Tahun. Berkala penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Hidayat, Y. dan Subarjah, H. 2007. Jurnal Wisata dan Olahraga. FPOK UPI Bandung

Hidayat, Y. 2009. Pengantar Psikologi Olahraga. CV. Bintang Warliarta : Bandung

Hidayat, Y. 2012. Intervensi Strategi Multiteknik latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. FPOK UPI Bandung

Hidayat, Y. 2012. Pengaruh Intervensi Strategi Multiteknik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis, Motivasi Olahraga dan


(5)

Kepercayaan Diri. Proposal Disertasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak di publikasikan

Hidayat Y. 2012. Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan, Pengaruh Goal Setting dan Self Monitoring dalam Penguasaan Keterampilan Gerak dan Motivasi Intrinsik Siswa Sekolah Dasar. LPPMP. Universitas Gajah Mada

Husdarta. 2010. Psikologi Olahraga. Alfhabetha : Bandung

Juliantine, T. Subroto, T. & Yudiana, Y. 2010. Belajar & Pembelajaran Penjas. FPOK UPI Bandung

Kerlinger. Fred. N. 1993. Asas-Asas Penelitian Behavioral. University Press Gadjah Mada. Yogyakarta

Lutan Rusli, dkk. 2009. Sejarah dan Filsafat Olahraga. FPOK UPI Bandung Mahendra. A 2007. Teori Perkembangan Motorik. FPOK UPI Bandung

Priyatno Duwi. 2010. Teknik Mudah dan cepat melakukan Analisis Data penelitian dengan SPPS. Gava Media : Yogyakarta

Subarjah. H dan Hidayat, Y. dan. 2010. Permainan Bulutangkis. FPOK UPI Bandung

Sudjana dan Ibrahim. 2001. Metode Statistika. Tarsito : Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabetha. Bandung

Zimmerman, B.J & Kitsantas, A. (1996). Self-Regulated Learning of a motoric skill: The role of Goal setting and self-monitoring. Journal Of Applied Sports Psychology, (8), 60-75.

Zimmerman, B.J & Kitsantas, A. (1997). Developmental phases in self-reglation shifting from process to outcome goals. Journal of Educational psychology, 89 (1), 29-36.

Fahrin. M. (2012). Pengertian Olahraga Secara Umum. Sharedocument. Hoedaya, D. (2012). Makalah Pendekatan Psikologis dalam Usia Dini.


(6)

Nurhasan. (2007). Pengertian Uji Realibilitas

Tersedia:http://ilmupengertian.blogspot.com/uji validitas & reliabilitas [26 Mei 2013]

... (2012). Referensi Makalah Pengertian Hasil Belajar dalam teori Blom. referensimakalah.com [13 Maret 2013]


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perbandingan Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Pada Permainan Bulutangkis di SMA Negeri 1 Baleendah.

0 3 18

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL.

0 1 36

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL: Study Eksperimen Terhadap Siswa SMA N 1 Baleendah.

0 2 39

PENGARUH PENETAPAN TUJUAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DAN MOTIVASI OLAHRAGA.

4 26 36

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI BELAJAR IMAJERI INTRUKSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DAN SERVIS TINGGI.

0 3 32

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB).

0 8 44

PENGARUH METODE LATIHAN PENETAPAN TUJUAN DINAMIK TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LOB BERTAHAN DAN DROPSHOT PADA ATLET BULUTANGKIS USIA DINI DI SEKOLAH BULUTANGKIS IVANALIE (SBI).

2 7 33

PENGARUH PEMBERIAN SIMPLE FEEDBACK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

1 2 34

Hubungan antara Proses Penetapan Tujuan dan Sistem Penghargaan terhadap Pencapaian Tujuan pada CV. Gina Garment Denpasar.

0 0 20

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOB BERTAHAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL - repository UPI S POR 1000296 Title

0 0 3