PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB).

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB)

(Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

RATIH AGUSTINA RAHAYU 0802617

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Keterampilan Dasar Lob Bertahan

(Clear Lob)

Oleh

Ratih Agustina Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ratih Agustina Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

JUDUL : PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB) (Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon). NAMA : RATIH AGUSTINA RAHAYU, Pembimbing I Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Pembimbing II Dr. Nuryadi, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variabel bebas ke 1 (X1) penerapan pendekatan taktis, variabel bebas ke 2 (X2) penerapan pendekatan teknis, dan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob). Populasi yang digunakan adalah siswa-siswi atau atlet Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berusia 10-12 tahun, sedangkan sampel yang dipilih 20 orang dengan teknik simple random sampling. Hasil analisis menunjukan bahwa penerapan pendekatan taktis mencapai nilai rata-rata 3.78 sedangkan kelompok kontrol yang menggunakan penerapan pendekatan teknis mencapai nilai rata-rata 3.45. Berdasarkan hasil uji signifikansi terbukti bahwa ada perubahan yang signifikan dalam peningkatan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan taktis memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar keterampilan lob bertahan (clear lob).


(5)

ABSTRACT

TITTLE : THE APPLICATION OF TAKTIS APPROACH IN IMPROVING STUDY RESULT OF BASIC DEFENSE CLEAR LOBS SKILL (AN EXPERIMENT STUDY IN WINA TUNAS HARAPAN

BADMINTON’ SCHOOL CIREBON). NAME : RATIH AGUSTINA

RAHAYU. First supervisor : Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Second supervisor : Dr. Nuryadi, M.Pd.

This research aimed to find out the application of taktis approach in improving study result of students’ basic defense clear lobs skill. This research used experiment method by the first free variable (X1) the application of taktis approach, second free variable (X2) the application of taktis approach, and the bound variable (Y) the basic defense clear lobs skill study result. The population of the research was the students or athletes around 10-12 years old of Wina Tunas Harapan Badminton’ school Cirebon, besides the samples is chosen 20 students by random sampling. The analysis result showed that the score of using the application of taktis approach was around 3.78 furthermore the control group that used the application of taktis approach was 3.45. Based on the result of significance test, it proves that there was a significance change in improving basic defense clear lobs skill study result. In conclusion, the application of taktis approach can give a significance effect toward clear lobs skill study result.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIK A. Permainan Bulutangkis ... 10

1.Pengertian Prinsip dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 10

2. Keterampilan Dasar Bulutangkis ... 12

a. Cara Memegang Raket (Grips)...13

b. Sikap Berdiri (Stance)...16

c. Gerakan Kaki (Footwork)...18

d. Teknik Pukulan...19

B. Pendekatan Taktis...28

C. Peranan Pendekatan Taktis Dalam Meningkatkan Keterampilan Dasar Lob...31


(7)

D. Anggapan Dasar...32

E. Hipotesis...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...35

B. Populasi dan Sampel...36

a. Populasi...36

b. Sampel...37

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian...38

1. Langkah-langkah...38

2. Desain Penelitian...40

D. Instrumen Penelitian...40

E. Pelaksanaan Pembelajaran...42

F. Prosedur Penelitian...55

G. Lokasi Penelitian...58

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengolahan Data dan Analisis...59

a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku...59

b. Hasil Pengujian Homogenitas...60

c. Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji Liliefors...61

d. Uji signifikan Dengan Uji Satu Pihak...61

B. Diskusi Penemuan...62

BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan...65

B. Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...66


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga ialah suatu aktifitas jasmani yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sebab olahraga dewasa ini sudah menjadi tren di masyarakat baik orang tua, remaja maupun anak-anak. Karena olahraga ini memiliki manfaat tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari itu ialah sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Sebagai contoh salah satu cabang olahraga yang memiliki manfaat untuk kesehatan, sarana pendidikan dan prestasi adalah cabang olahraga Bulutangkis. Melalui kegiatan Bulutangkis ini para remaja banyak menuai manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental maupun sosial. Olahraga Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari dan populer dikalangan masyarakat indonesia bahkan di dunia dan juga berkembang pesat seiring perkembangan zaman.

Permainan Bulutangkis sangat menarik untuk dijadikan hobi dan relatif mudah untuk dimainkan dan dipelajari, karena alat yang digunakan mudah didapat dan dapat dijadikan olahraga rekreasi, serta memelihara kebugaran jasmani dan kesehatan oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Beberapa fakta menunjukan di perkotaan maupun didesa, lapangan Bulutangkis banyak terdapat di lingkungan sekitar atau hampir di setiap rukun warga (RW) dan di pedesaan pun tidak kalah banyaknya dengan di perkotaan, hal ini membuktikan kepopuleran dan perkembangan Bulutangkis di indonesia, pada kenyataan yang ada permainan Bulutangkis dapat dimainkan di luar lapangan (out door) tidak hanya didalam lapangan tertutup (in door), walaupun pada dasarnya permainan Bulutangkis yang benar dilakukan didalam lapangan tertutup (in door).


(10)

Permainan Bulutangkis bersifat individual dapat dimainkan satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini dapat dimainkan oleh berbagai tingkatan, mulai dari putra, putri, anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua, dapat pula dimainkan oleh pasangan putra dan putri. Untuk dapat memainkan permainan Bulutangkis pukulan itu merupakan teknik yang paling mendasar sehingga permain dapat bermain Bulutangkis dengan baik seorang pemain harus mampu melakukan beberapa teknik pukulan atau keterampilan gerak memukul. Dalam permainan bulutangkis terdapat berbagai macam pukulan yaitu: (1) pukulan servis (2) Pukulan lob atau clear (3) Pukulan

Dropshot (4) Pukulan smash (5) Pukulan drive atau mendatar (6) Pengambilan service dan retrun service. Dari berbagai macam pukulan yang ada pukulan lob

bertahan atau clear lob lah yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena pukulan lob bertahan adalah pukulan dasar dalam permainan Bulutangkis ini.

Pemainan Bulutangkis sendiri mengalami perkembangan yang pesat di indonesia, ini terbukti dengan dengan prestasi yang diraih ditingkat dunia maupun ditingkat nasional dan banyaknya klub-klub atau sekolah-sekolah Bulutangkis yang ada sekarang ini. Permainan Bulutangkis juga berkembang disekolah-sekolah dan permainan Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang permainan yang masuk dalam olahraga yang wajib diajarkan dan terprogram dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP), keberadaannya secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia yang berkualitas baik fisik maupun mental.

Negara indonesia tidak kalah dengan negara- negara lain, negara indonesia juga memiliki pemain-pemain yang mempunyai prestasi yang baik. Tunas-tunas peBulutangkis pun mulai bermunculan dari sekolah-sekolah dasar lalu mengikuti pelatihan khusus disekolah-sekolah Bulutangkis yang berada didaerah-daerah yang ada di indonesia. Wajah-wajah baru banyak bermunculan di arena kejuaraan tingkat daerah maupun kejuaraan tingkat nasional. Nama-nama baru peBulutangkis indonesia sudah banyak tercantum dalam daftar peserta didalam berbagai kejuaraan internasional sebagai utusan bangsa indonesia. Banyak yang


(11)

berhasil menjadi juara dan mengibarkan bendera merah putih di negara lain. Oleh karena itu, regenerasi tunas-tunas baru harus terus tumbuh sehingga pada masanya senior-senior mengalami penurunan yang diakibatkan oleh faktor usia maka ada junior-junior yang dapat menggantikan posisi senior untuk meraih prestasi yang diharapkan. Tidak dapat dipungkiri beberapa tahun kebelakang indonesia mengalami penurunan prestasi dalam cabang olahraga Bulutangkis dan itu menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara yang baik.

Tidak dapat dipungkiri prestasi yang baik memang menjadi dambaan setiap atlet yang pastinya tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mendapatkan prestasi yang diharapkan. Dibutuhkan latihan yang tidak singkat bahkan latihan dimulai saat masih duduk dibangku sekolah dasar dan banyak pengorbanan yang harus dilakukan salah satunya membagi waktu antara sekolah dengan latihan bahkan bermainpun biasanya dilakukan disela-sela istirahat latihan atau hanya disekolah saja. Dibutuhkan juga kualitas dari berbagai aspek latihan dan faktor-faktor pendukung yang turut serta mempengaruhi berjalannya latihan. Aspek latihan yang dimaksud meliputi aspek teknik, aspek fisik dan aspek mental. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sohaimin dalam Hidayat, J (2011:2) memberikan penjelasan tentang kesiapan fisik dan psikis atlet terhadap rangkaian mencapai prestasi secara maksimal yaitu:

Prestasi olahraga itu tidak hanya tergantung kepada keterampilan teknik olahraga dan kesehatan fisik yang dimiliki atlet yang bersangkutan, tetapi juga tergantung pada keadaan-keadaan psikologis dan kesehatan mental.

Memang benar mental tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan keterampilan teknik dan fisik karena jika mental atlet tidak baik maka keterampilan teknik dan keterampilan fisik yang dimiliki atlet tidak akan berkembang dengan semestinya terutama saat menghadapi pertandingan yang sesungguhnya.


(12)

Prestasi dalam olahraga secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan diri siswa, diantaranya kemampuan fisik, kemampuan teknik, mental dan psikis. Sedangkan faktor eksogen berhubungan dengan keadaan diluar diri siswa seperti lingkungan, pelatih atau guru, sarana dan prasarana latihan, situasi dan kondisi pada saat latihan atau saat menghadapi pertandingan.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Lutan (1988:13) sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan menjadi dua kategori yaitu : 1) faktor endogen, dan 2) faktor eksogen. Yang dimaksud faktor endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat pada aspek fisik dan psikis seseorang, sementara faktor eksogen diartikan semua faktor diluar diri individu baik yang terdapat dilingkungan tempat berlatih maupun lingkungan yang lebih umum pengertiannya.

Seperti yang kita tau dalam pembelajaran terdapat berbagai macam pendekatan diantaranya yaitu pendekatan teknik dan pendekatan taktis. Pendekatan teknik lebih menitik beratkan pembelajaran terhadap teknik dari suatu permainan yang dipelajari (drill-game-drill), sedangkan pendekatan taktis lebih menitik beratkan pada taktik dari suatu permainan yang dipelajari dalam cabang olahraga. Pada proses pembelajaran yang biasa digunakan seperti pembelajaran secara tradisional yang dilakukan oleh guru saat ini belum memberikan hasil yang maksimal terhadap hasil pembelajaran permainan Bulutangkis yang dipelajari.

Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan adanya peningkatan hasil pembelajaran, motivasi dan minat belajar siswa atau atlet untuk belajar. Metode pendekatan taktis memberikan suatu alternatif yang diberikan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan teknik cabang olahraga dalam situasi bermain.


(13)

Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.

Dan menurut Huedaya dalam Hidayat, J (2011:4), menjelaskan bahwa sasaran dari pengajaran melalui pendekatan taktis adalah:

Meningkatkan keterampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar kedalam bentuk permainan yang sebenarnya.

Pendekatan taktis menekankan pada penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya. Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mempelajari keterampilan teknik bermain, hal diatas dapat dicapai dalam pembelajaran yang menekan pada kesadaran taktik dalam permainan. Jadi, pendekatan taktis pada hakekatnya adalah suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik dan sekaligus diterapkan dalam situasi permainan, dalam hal ini pendidik terlebih dahulu memberikan pengalaman-pengalaman yang mengurangi teknik dalam permainan dan disisi lain siswa harus memiliki kesadaran dalam mengontrol suatu objek.

Dari penjelasan diatas menggambarkan bahwa prestasi atau keterampilan dapat dicapai dan meningkat lebih baik lagi apabila faktor endogen dan faktor eksogen dapat berperan secara maksimal dalam setiap proses pembelajaran dan dengan tersedianya sarana dan prasarana latihan yang baik dan memenuhi syarat yang baik maka pelaksanaan kegiatan latihan akan berjalan dengan lancar maka prestasi dan keterampilan akan mudah dicapai, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai pula.

Hambatan yang terjadi nampaknya lebih banyak timbul pada proses pembelajaran dan pelatihan sejak awal atau pelatihan dasar. Model-model pembelajaran tradisional yang memilah-milah penguasaan teknik dan taktik masih


(14)

diterapkan dilapangan saat pembelajaran Bulutangkis berlangsung. Dalam metode tradisional ini, seorang pelatih atau guru hanya memberikan latihan dengan memilah-milah teknik dasarnya untuk dikuasai siswa. Selain itu, metode tradisional selalu berpedoman pada urutan materi tertentu dan secara ketat mengontrol gerakan-gerakan pukulan yang dilakukan siswa.

Pola fikir metode tradisional yaitu mempelajari suatu teknik dalam beberapa kali pertemuan sampai teknik tersebut dikuasai oleh siswa, setelah itu baru pindah ke teknik yang lain dan teknik dasar yang sebelumnya tidak akan dipelajari kembali dan pada akhir latihan diadakan pertandingan antar siswa untuk menerapkan teknik yang telah dipelajari kesituasi permainan sesungguhnya. Bagi siswa pemula dengan pembelajaran yang seperti ini sangat memungkinkan siswa mengalami kejenuahan jika pengulangan gerakan yang dipelajari monoton dan tidak bervariasi yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Pada metode tradisional pelatih atau guru jarang sekali memberikan taktik permainan pada siswa karena pada metode tradisional pelatih atau guru hanya memfokuskan siswa pada penguasaan teknik dasar dibandingkan dengan penguasaan taktik.

Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan adalah salah satu perkumpulan Bulutangkis yang berada di kota Cirebon, atlet-atlet yang berlatih diclub ini adalah siswa-siswa dari SD dan SMP yang berada di kota maupun kabupaten Cirebon. Siswa-siswa yang berlatih disekolah Bulutangkis ini sering mengharumkan nama baik sekolahnya masing-masing dalam pertandingan antar pelajar.

Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan Bulutangkis dan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran permainan Bulutangkis di Wina Tunas Harapan Cirebon, penulis terdorong dan terisfirasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear

lob). Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis


(15)

yang dimiliki siswa sebelum masuk kedalam proses pembelajaran. Penulis beranggapan pendekatan taktis adalah pendekatan yang dapat menerapkan pemahaman-pemahaman pola gerak dengan upaya agar siswa dapat mengerti tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah dan situasi pembelajaran permainan Bulutangkis yang sesungguhnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap siswa Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon, ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada pukulan lob bertahan (clear lob),diantaranya:

1. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran dan terlihat jenuh. 2. Hasil pembelajaran keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) masih belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menjabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Apakah penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina


(16)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut adalah:

Untuk mengetahui jawaban dari “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pendekatan taktis terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.”

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta manfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis, guru atau pelatih di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

1. Secara teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi guru penjas dan pelatih agar dapat mendesain materi pembelajaran semenarik mungkin, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan saat pembelajaran berlangsung.

b. Dapat memberi informasi dan masukan bagi sekolah atau lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan Bulutangkis dalam kaitannya dengan metode pembelajaran Bulutangkis.

2. Secara praktik

a. Sebagai bahan masukan bagi Wina Tunas Harapan Cirebon mengenai pelaksanaan proses latihan, sehingga diharapkan terdapat peningkatan dalam kualitas proses latihan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan khususnya pada pukulan lob bertahan (clear lob).

b. Sebagai bahan masukan bagi guru penjas atau pelatih dalam memberikan pembelajaran yang lebih kreatif, efektif dan efisien sehingga dapat


(17)

meningkatkan hasil pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada pukulan lob bertahan (clear lob).

F. Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang atau menghindari terjadinya berbagai penafsiran yang luas, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian.

Adapun batasan penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini berkisar pada penerapan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan

(clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

2. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berumur 10-12 tahun.

3. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah study eksperimen.

4. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu rangkaian studi penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.

Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh Surakhmad dalam Hadiati, H (2012:41) bahwa, ”Metode adalah merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Sedangkan Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.

Sedangkan metode penelitian yang dijelaskan Arikunto (1997:151) yaitu :

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian .” Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam suatu penelitian, diantaranya historis, deskriptif dan eksperimen. Berkaitan dengan masalah yang ingin di kaji maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.”


(19)

Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (1990:272) menerangkan bahwa: Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Sedangkan Sugiono (2011:72) menjelaskan bahwa: “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang takterkendalikan .”

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Oleh karen itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan taktis terhadap keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

B. Populasi dan Sampel

Sumber data diperlukan dalam suatu penelitian sejak dari penyusunan data hingga penganalisaan data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.

a. Populasi

Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, sehubungan dengan populasi diungkapkan oleh Sudjana (1989:84) sebagai

berikut: “ Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni untuk tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah

tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain lain.”. Lebih lanjut Sudjana (1989:6) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif


(20)

dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan

jelas”. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah:

”keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2011:80) menjelaskan

bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sumber data dan informasi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.

b. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Sehubungan dengan pengambilan sampel simple

random sampling Sugiono (2008:120) menjelaskan sebagai berikut :

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu .”

Mengenai jumlah banyaknya sampel Sugiono (2008:132) mengungkapkan teknik sampel sebagai berikut :

“Pengambilan sampel secara random atau acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian, maka setiap anggota populasi diberikan nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi .”

Berdasarkan pada penjelasan di atas, karena teknik pengambilan sampel adalah random atau acak, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama


(21)

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Maka dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 orang.

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

a) Langkah pertama menenatukan populasi yaitu di ambil dari siswa-siswi yang berada disekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

b) Kemudian menentukan sampel secara acak (Sample Random Sampling) tanpa memperhatika strata pada siswa-siswi usia 10-12 tahun sebanyak 20 orang.


(22)

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian POPULASI

Analisis Data Menggunakan

penerapan pendekatan taktis

Hasil Kelompok Hasil Kelompok

TES

KELOMPOK B KELOMPOK A

SAMPEL

Menggunakan penerapan pendekatan teknis


(23)

2. Desain Penelitian

Desain yang dipergunakan pada peneitian ini termasuk dalam pre

experimental design yaitu “Pretest and Posttest Control Group Design”. Rancangannya sebagai berikut :

Gambar 3.2

Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiono 2008)

Keterangan :

X = Kelompok Eksperimen Y = Kelompok Kontrol

T1 = Perlakuan/treatmen pendekatan taktis T2 = Perlakuan/treatmen pendekatan teknis X1 = Hasil tes kelompok pendekatan taktis Y2 = Hasil tes kelompok pendekatan teknis

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian ini menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Untuk mengumpulan data dari sampel diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pukulan lob bertahan (clear lob). Adapun bentuk tes lob bertahan dalam permainan bulutangkis model dari (Hidayat. Y 2004)

X t

1

X

1

Y t

2

Y

2


(24)

Tes Permainan Bulutangkis 1. Tes Lob

a. Tujuan : mengukur dan menentukan tingkat keterampilan bulutangkis

b. Alat/fasilitas : raket, cock, lapangan, lakban, kapur tulis dan daftar isian.

c. Pelaksanaan : penyaji berdiri di tengah lapangan (pada titik A yang berjarak 335 cm dari net). Peserta berdiri di area BCDE (minimal 335 cm dari net) arah pukulan penyaji (pukulan servis panjang) harus terarah ke arah BCDE. Shuttlecock yang diarahkan penyaji harus dipukul oleh peserta melewati atas tali setinggi 3m dari permukaan lantai yang di pasang pada tiang net. Peserta melakukan tes sebanyak 6 pukulan dengan menggunakan 6 buah

shuttlecock menyentuh tali setinggi 3m dan jatuhnya tidak sampai

di area skor maka diadakan pukulan ulang.

d. Penyekoran : hasil yang dicatat adalah angka sasaran jatuhnya

shuttlecock pada setiap pukulan. Angka sasaran dari 6 kali pukula

dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya (dibagi 6). Rata-rata ini merupakan hasil tes lob.


(25)

Gambar 3.3

Tes pukulan Lob dalam Olahraga Bulutangkis (Hidayat. Y 2004)

E. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Bulutangkis

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 6 minggu mulai dari tanggal 23 Oktober 2012 sampai dengan 27 November 2012. Perlakuan yang diberikan pada masing-masing kelompok sebanyak 16 kali pertemuan termasuk satu kali tes awal dan satu kali tes penilaian akhir. Mengenai jangka waktu lamanya latihan

menurut Kosasih (1995:28), menyatakan bahwa : “Latihan seminggu tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Pembelajaran diberikan tiga kali seminggu dengan lama latihan selama 120 menit, karena lapangan yang ada disekolah bulutangkis wina tunas harapan cirebon hanya terapat 2 lapangan, jadi pembelajaran dibagi dua dan bergantian dengan siswa-siswi pemula yang mengikuti latihan disekolah bulutangkis tersebut.

1. Untuk kelompok A yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan taktis :

 Senin : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB

2. Untuk kelompok B yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan teknis :


(26)

 Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB

Dalam pelaksanaannya latihan dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu :

a. Pemanasan atau warming up

Dalam pelaksanaan latihan pemanasan merupakan hal yang sangat penting melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang mana harus dilakukan guna mempersiapkan tubuh dan otot untuk beraktifitas. (Harsono, 1992;91) menjelaskan bahwa :

Pemanasan tubuh (warming up) penting dilakukan sebelum berlatih, tujuan pemanasan adalah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat serta untuk menghindari diri dari kemungkinan cedera otot dan sendi. Otot dan

sendi yang masih “dingin” biasanya masih kaku sehingga mudah terkena

kalau tiba-tiba harus latihan berat.

Pemanasan selain dapat meningkatkan suhu tubuh agar sesuia dengan situasi kerja otot juga dapat mencegah terjadinya cidera. Fadir (1990:39) mengemukakan tentang pemanasan, sebagai berikut :

Warming up adalah serangkaian aktfitas fisik yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan merangsang dan memicu daya kerja organ-organ tubuh sebagai persiapan mental fisik untuk melakukan suatu kerja fisik pada tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya.

b. Latihan Inti

Latihan inti merupakan latihan pokok bulutangkis dalam meningkatkan keterampilan lob bertahan (clear lob).

Latihan inti untuk kelompok A dimulai dari: game, drill, game.


(27)

c. Penutup

Dalam suatu latihan penutup adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk mengembalikan organ-organ tubuh ke dalam keadaan rileks dan menghilangkan ketegangan baik fisik atau mental secara emosional sehingga tubuh kembali pulih. Penutupan ini dilakukan dengan cara menggerak-gerakan relaksasi, evaluasi, pemberian motivasi, dan mendiskusikan kesulitan-kesulitan siswa pada saat melakukan latihan.

Rangkaian pelaksanaan pembelajaran diatas hanya inti-intinya saja, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.1 tentang struktur pembelajaran dibawah ini:

Tabel 3.1 Program Struktur Pembelajaran

Pertemuan Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis

1 Tes awal Tes awal

2 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : siswa diberikan permainan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan

berkompetisi selama 20 detik

2. Drill : shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 5 gerakan

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 5 gerakan

2. Game : siswa diberikan permainan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan

berkompetisi selama 20 detik


(28)

3. Game : siswa diberikan permainan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan

berkompetisi selama 20 detik

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

3. Drill : shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 5 gerakan

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

3 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : siswa diberikan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan berkompetisi selama 30 detik

2. Drill : shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 10 gerakan

3. Game : siswa diberikan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan berkompetisi selama 30

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill: shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 10 gerakan

2. Game : siswa diberikan permainan melempar satelkok dengan batas setengah lapangan dan berkompetisi selama 30 detik

3. Drill: shadow training depan-belakang setengah lapangan sebanyak 10 gerakan


(29)

detik Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

4 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 3 menit

2. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 10 gerakan

3. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 3 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 10 gerakan

2. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 3 menit

3. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 10 gerakan

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

5 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis


(30)

Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 5 menit

2. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 15 gerakan

3. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 5 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Inti :

1. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 15 gerakan

2. Game : permainan lob setengah lapangan secara berpasangan secara 5 menit

3. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 15 gerakan

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi


(31)

6 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan menggunakan skor 5 2. Drill : shadow training

depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 20 gerakan

3. Game : permainan lob setengah lapangan menggunakan skor 5

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : shadow training depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 20 gerakan

2. Game : permainan lob setengah lapangan menggunakan skor 5 3. Drill : shadow training

depan-belakang satu lapangan penuh sebanyak 20 gerakan

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi


(32)

7 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan menggunakan skor 10 2. Drill : drilling lob

setengah lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa 3. Game : permainan lob

setengah lapangan menggunakan skor 10

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob setengah lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa 2. Game : permainan lob

setengah lapangan menggunakan skor 10 3. Drill : drilling lob

setengah lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

8 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan silang selama 3 menit

2. Drill : drilling lob setengah lapangan sebanyak 20 satelkok

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob setengah lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa 2. Game : permainan lob


(33)

dikali 3 setiap siswa 3. Game : permainan lob

setengah lapangan silang selama 3 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

selama 3 menit 3. Drill : drilling lob

setengah lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

9 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan silang selama 5 menit

2. Drill: drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa 3. Game : permainan lob

setengah lapangan silang selama 5 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa 2. Game : permainan lob

setengah lapangan silang selama 5 menit

3. Drill : drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi


(34)

10 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan silang mengunakan skor 5 2. Drill : drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa 3. Game : permainan lob

setengah lapangan silang mengunakan skor 5

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa 2. Game : permainan lob

setengah lapangan silang mengunakan skor 5 3. Drill : drilling lob

setengah lapangan silang sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

11 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob setengah lapangan silang mengunakan skor 10 2. Drill : drilling lob satu

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob satu lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa


(35)

lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa

3. Game : permainan lob setengah lapangan silang mengunakan skor 10

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

2. Game : permainan lob setengah lapangan silang mengunakan skor 10 3. Drill : drilling lob satu

lapangan sebanyak 20 satelkok dikali 2 setiap siswa

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

12 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 3 menit

2. Drill : drilling lob satu lapangan penuh sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa

3. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 3 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : drilling lob satu lapangan penuh sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa

2. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 3 menit

3. Drill : drilling lob satu lapangan penuh sebanyak 20 satelkok dikali 3 setiap siswa

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi


(36)

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

13 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 5 menit 2. Drill : stroke lob

setengah lapangan berpasangan selama 5 menit

3. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 5 menit Penutup :

1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : stroke lob setengah lapangan berpasangan selama 5 menit

2. Game : permainan lob satu lapangan penuh selama 5 menit

3. Drill : stroke lob setengah lapangan berpasangan selama 5 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

14 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 5

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : stroke lob setengah lapangan silang


(37)

2. Drill : stroke lob

setengah lapangan silang berpasangan selama 5 menit

3. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 5

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

menit

2. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 5 3. Drill : stroke lob setengah

lapangan silang berpasangan selama 5 menit

Penutup : 1. Relaksasi 2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

15 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 10 2. Drill : stroke lob

setengah lapangan penuh berpasangan selama 5 menit

3. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 10

Penutup : 1. Relaksasi

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis 2. Pemanasan dinamis Inti :

1. Drill : stroke lob setengah lapangan penuh

berpasangan selama 5 menit

2. Game : permainan lob satu lapangan penuh menggunakan skor 10 3. Drill : stroke lob setengah

lapangan penuh berpasangan selama 5 menit

Penutup : 1. Relaksasi


(38)

2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi 4. Diskusi

16 Tes akhir Tes akhir

F. Prosedur Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara statistika untuk mendapatkan data yang valid. Dalam pengolahan data penulis menggunakan rumus-rumus dari sudjana, adapun langkah-langkah pengolahan dan penganalisisan data yang penulis tempuh adalah :

1. Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus :

̅ ∑

Arti tanda-tanda rumus tersebut, adalah :

̅ = Nilai rata-rata yang dicari = Jumlah

xi = Nilai Mentah n = Besaran sampel

2. Menghitung simpangan baku masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus :


(39)

S = simpangan baku atau standar deviasi

= jumlah nilai mentah

̅ = jumlah nilai rata-rata = besarnya sampel

3. Menghitung atau menguji normalitas data dengan uji Lilifirs. Prosedur pengerjaanya, adalah:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus

Z1 = ̅

b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal baku, kemudian dihitung peluang :

c. Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2,...., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

d. Hitung F(Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga tersebut. Sebutlah harga mutlak ini Lo

4. Menguji homogenitas dua varians dengan rumus :

Pengujian hipotesisnya adalah tolah Ho jika F≥ F1 / 2α (V 1, V2) dengan F1

/2α, sedangkan derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogen apabila F hitung lebih kecil dari F tabel.


(40)

5. Penguji hipotesis dengan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) dengan rumus sebagai berikut:

a. S2 =

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

S1 = Nilai simpangan baku kelompok eksperimen S2 = Nilai simpangan baku kelompok kontrol n = Jumlah sampel

Terima hipotesis apabila jika – t1 –½ α ≤ t ≤ t1 – ½ α dimana t1 - ½ α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 - ½ α) dan dk= (n-1). Dalam hal lainnya Ho ditolak.

b. Lalu dilanjutkan dengan rumus:

t =

Arti unsur-unsur tersebut adalah: t = nilai kritis untuk uji signifikan

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen = Nilai rata-rata kelompok kontrol SB = simpangan baku

= jumlah sampel

Jika hasil di atas σ1≠ σ2 , maka digunakan satistik t„ dengan rumus sebagai berikut:


(41)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika t‟ ≥ ,

dengan : W1 = , W2 = t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1) , t2 = t (1- 1/2α ), ( n2 – 1).

peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 –α) sedangkan dk= n-1.

Dengan : W1 = ; W2 = t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1) t2 = t (1- 1/2α ),( n2 – 1)

G. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di lapangan Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berada di jalan Pangeran Drajat kota Cirebon.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan taktis pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu :

1. Kepada para guru, pelatih, dan pembina mengenai pengembangan Bulutangkis disekolah agar mempergunakan penerapan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran Bulutangkis.

2. Kepada para siswa dalam proses mempelajari Bulutangkis, diharapkan untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar tercapai peningkatan keterampilan Bulutangkis.

3. Kepada para peneliti berikutnya, agar meneliti lebih lanjut tentang penggunaan pendekatan taktis untuk mengembangkan lebih luas serta kegunaannya terhadap cabang olahraga lainnya.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di indonesia.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktis ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta. Fadir. Willibord. (1990). Latihan Kondisi Fisik Pencak Silat. Bandung

Hadiati, H. (2012). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan

Keterampilan Dropshot Dalam Pembelajaran Bulutangkis Disekolah SMK 2 Bandung. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, J. (2004). Upaya Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Meningkatkan

Keterampilan Bermain Bulutangkis. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, Y. (2004). Latihan Keterampilan Psikologi Dalam Belajar Keterampilan

Gerak. Yogyakarta Tesis Universitas Gadjah Mada.

Juliante. T. Yudiana. Y dan Subarjah. H (2007). Modul Teori Latihan. Bandung FPOK UPI.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.

Megantara, S.M. (2007). Keterampilan Bermain Bulutangkis Ditinjau Dari Pola

Asuh Orang Tua dan Motivasi Berprestasi Atlet. Bandung, Skripsi UPI.

Nurhasan, H dan Kholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran FPOK UPI. PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI Pool, J. (1988). Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.

Subarjah, H dan Hidayat, Y. (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah


(44)

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika (edisi ke 6). Bandung : Tarsito.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

http://www.suksestotal.com/kata-inspirasi-untuk-guru-dan-orangtua.html


(1)

56

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

S = simpangan baku atau standar deviasi

= jumlah nilai mentah

̅ = jumlah nilai rata-rata = besarnya sampel

3. Menghitung atau menguji normalitas data dengan uji Lilifirs. Prosedur

pengerjaanya, adalah:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus

Z1 = ̅

b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang :

c. Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2,...., Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

d. Hitung F(Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga tersebut. Sebutlah

harga mutlak ini Lo

4. Menguji homogenitas dua varians dengan rumus :

Pengujian hipotesisnya adalah tolah Ho jika F ≥ F1 / 2α (V 1, V2) dengan F1 /2α, sedangkan derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan

dk pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogen apabila F hitung lebih kecil dari F tabel.


(2)

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Penguji hipotesis dengan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) dengan rumus sebagai berikut:

a. S2 =

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

S1 = Nilai simpangan baku kelompok eksperimen

S2 = Nilai simpangan baku kelompok kontrol

n = Jumlah sampel

Terima hipotesis apabila jika – t1 –½ α ≤ t ≤ t1 – ½ α dimana t1 - ½ α

didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 - ½ α) dan dk= (n-1). Dalam hal lainnya Ho ditolak.

b. Lalu dilanjutkan dengan rumus:

t =

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

t = nilai kritis untuk uji signifikan

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

SB = simpangan baku

= jumlah sampel

Jika hasil di atas σ1≠ σ2 , maka digunakan satistik t„ dengan rumus sebagai berikut:


(3)

58

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika t‟ ≥ ,

dengan : W1 = , W2 = t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1) , t2 = t (1- 1/2α ), ( n2 – 1).

peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 –α) sedangkan

dk= n-1.

Dengan : W1 = ; W2 =

t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1)

t2 = t (1- 1/2α ),( n2 – 1)

G. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di lapangan Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berada di jalan Pangeran Drajat kota Cirebon.


(4)

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan taktis pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu :

1. Kepada para guru, pelatih, dan pembina mengenai pengembangan

Bulutangkis disekolah agar mempergunakan penerapan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran Bulutangkis.

2. Kepada para siswa dalam proses mempelajari Bulutangkis, diharapkan

untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar tercapai peningkatan keterampilan Bulutangkis.

3. Kepada para peneliti berikutnya, agar meneliti lebih lanjut tentang

penggunaan pendekatan taktis untuk mengembangkan lebih luas serta kegunaannya terhadap cabang olahraga lainnya.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di indonesia.


(5)

66

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktis ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta. Fadir. Willibord. (1990). Latihan Kondisi Fisik Pencak Silat. Bandung

Hadiati, H. (2012). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan

Keterampilan Dropshot Dalam Pembelajaran Bulutangkis Disekolah SMK 2 Bandung. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, J. (2004). Upaya Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Meningkatkan

Keterampilan Bermain Bulutangkis. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, Y. (2004). Latihan Keterampilan Psikologi Dalam Belajar Keterampilan

Gerak. Yogyakarta Tesis Universitas Gadjah Mada.

Juliante. T. Yudiana. Y dan Subarjah. H (2007). Modul Teori Latihan. Bandung FPOK UPI.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.

Megantara, S.M. (2007). Keterampilan Bermain Bulutangkis Ditinjau Dari Pola

Asuh Orang Tua dan Motivasi Berprestasi Atlet. Bandung, Skripsi UPI.

Nurhasan, H dan Kholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran FPOK UPI. PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI Pool, J. (1988). Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.

Subarjah, H dan Hidayat, Y. (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah


(6)

Ratih Agustina Rahayu, 2013

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan (Clear Lob)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika (edisi ke 6). Bandung : Tarsito.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

http://www.suksestotal.com/kata-inspirasi-untuk-guru-dan-orangtua.html