SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUTUS 2012 “ADVOKAT KORUPTOR=KORUPTOR” (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) 29 Agustus 2012 “Advokat Koruptor=Ko

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA LAWYERS
CLUB (ILC) 29 AGUTUS 2012 “ADVOKAT KORUPTOR=KORUPTOR”
(Studi Deskr iptif Kuantitatif Sikap Masyar akat Sur abaya Ter hadap Tayangan Indonesia
Lawyer s Club (ILC) 29 Agustus 2012 “Advokat Kor uptor =Kor uptor ”)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memper oleh
Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

DISUSUN OLEH :
MELATI KUSUMA DEWI
0943010113

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA
LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUSTUS 2012 “ADVOCAT
KORUPTOR=KORUPTOR”.

(Studi Deskriptif Sikap Masyar akat Sur abaya Ter hadap Tayangan Indonesia
Lawyer s Club (ILC) 29 Agustus 2012 “Advocat Kor uptor =Kor uptor ”
Oleh :
MELATI KUSUMA DEWI
NPM. 0943010113
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 20 J uni 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1.


Z. ABIDIN ACHMAD, M.Si, M.Ed
NPT . 373059901701

IR. DIDIEK TRANGGONO, M.Si
NIP . 1 9581225 199001 1001

2.

DRA.SUMARDJ IATI,M.Si
NIP . 1 9620323 199309 2001
3.

Z. ABIDIN ACHMAD, M.Si, M.Ed
NPT . 373059901701

Mengetahui,
WS. D E K A N

DRA.SUMARDJ IATI,M.Si

NIP . 1 9620323 199309 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA
LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUTUS 2012 “ADVOKAT
KORUPTOR=KORUPTOR”

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
MELATI KUSUMA DEWI
0943010113

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” J AWA TIMUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

JUDUL SKRIPSI

: SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) 29
AGUSTUS 2012“ADVOKAT KORUPTOR=KORUPTOR”

Nama Mahasiswa

: Melati Kusuma Dewi Setiawati

NPM

: 0943010113

Program Studi

: Ilmu Komunikasi


Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi :

Menyetujui
Pembimbing Utama

Z. Abidin Achmad M.Si, M. Ed
NPT. 373059901701

Mengetahui
Dekan

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena
dengan limpahan ramat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap
Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor”.
Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dalam proses penyelesaian proposal ini, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini :
1. Allah SWT thank’s for everthing in my life.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
(FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
6. Zainal Abidin Achmad, S.Sos, M.Si, M.Ed, selaku dosen pembimbing
penulis. Terima kasih atas segala bimbingan dan masukannya.
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf
karyawan FISIP UPN “Veteran” Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8. Ayah (alm), Ibu, Mbak Pit, Mas Poci, Aluth dan semua keluarga besar
Kardjo yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayangnya.
9. Buat temen-temen tercintaku : Kak Ama, Kak Andyn, Mama, Uncu,
Mbak Cantik, Vita, Nana, Jonna dan semuanya makasih waktunya,
dukungannya, dan cintanya :3 :**.
10. Buat temen lamaku Devy Octaviani (Opel) dan Rosalina Dwi (Neng),
you’re rock :*.
11. For all the players of Satria Muda Britama Jakarta and especially for
Arki Dikania Wisnu = kamu semangatku, keep cool, and best in the
world :*.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, untuk segala bentuk
bantuan yang diberikan : thankyou very much, much much :3.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi
tercapainya hal terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga
penelitian ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi
berbagai pihak. Amin.

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJ UAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI. ................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
ABSTRAKSI .................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang. ........................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 10
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 12
2.2. Landasan Teori ........................................................................................... 14
2.2.1. Televisi Sebagai Komunikasi Massa ............................................. 14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Program Televisi.............................................................................. 17
2.2.3. Talk Show Indonesia Lawyers Club (ILC) .................................... 19

2.2.4. Pemirsa Televisi Sebagai Audience ............................................... 20
2.2.5. Sikap ................................................................................................. 22
2.2.6. Kontroversi Program Indonesia Lawyers Club (ILC) ................... 24
2.2.7. Teori S.O.R ...................................................................................... 26
2.3. Kerangka Berpikir...................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................... 31
3.1.1. Sikap ................................................................................................. 32
3.1.2 Masyarakat Surabaya ....................................................................... 35
3.1.3. Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC)
“Advokat Koruptor = Koruptor” .................................................... 35
3.2. Pengukuran Variabel ................................................................................. 38
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel..................................... 40
3.3.1 Populasi ............................................................................................. 40
3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel........................................... 41
3.4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 42
3.5. Metode Analisis Data ................................................................................ 43

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Gambaran umum objek penelitian ............................................................. 44
4.1.1 Geografi kota Surabaya ..................................................................... 44
4.1.2 Demografi kota Surabaya.................................................................. 45
4.1.3 Tayangan talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC)
“Advokat koruptor = koruptor” di TV One ..................................... 46
4.2 Penyajian data ............................................................................................. 48
4.2.1 Karakteristik responden..................................................................... 48
4.2.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ........... 49
4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ........................... 49
4.2.1.3 Pertanyaan tentang media ..................................................... 50
4.2.2 Aspek kognitif.................................................................................... 51
4.2.3 Aspek afektif ...................................................................................... 59
4.2.4 Aspek konatif ..................................................................................... 68
4.2.5 Pengelompokkan responden berdasarkan keseluruhan aspek ........ 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 77
5.2 Saran ............................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 80
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran
1. Kuesioner .............................................................................................. 81
2. Hasil Kuesioner Kognitif ..................................................................... 83
3. Hasil Kuesioner Afektif........................................................................ 84
4. Hasil Kuesioner Konatif ....................................................................... 85
5. Hasil Keseluruhan Sikap ...................................................................... 86

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 : Teori S.O.R................................................................................................. 27
2. Gambar 2 : Kerangka Berpikir ..................................................................................... 30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

4.1 Karakteristif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 49
4.2 Krakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................... 49
4.3 Menonton Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC)
“Advokat Koruptor = Koruptor” .............................................................. 50
4.4 Mengetahui klarifikasi Denny Indrayana atas pernyataannya bahwa
Advokat Koruptor = Koruptor ................................................................. 52
4.5 Mengetahui penghinaan yang dilakukan
Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana dalam
tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) .................................................. 53
4.6 Mengetahui penghinaan yang dilakukan
Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana
dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) ....................................... 55
4.7 Mengetahui O.C Kaligis telah melaporkan Denny Indrayana
ke Polda Metro Jaya terkait penghinaan terhadap profesi advokat.......... 57
4.8 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Aspek Kognitif..................... 58
4.9 Suka dengan penjelasan pernyataan Denny Indrayana mengenai
Advokat koruptor=koruptor ....................................................................... 60
4.10 Merasa tidak suka dengan cara mengkritik yang dilakukan
Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana dalam
tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) ............................................... 62

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.11 Tidak suka dengan cara mengkritik Hotman Paris Hutapea
kepada Denny Indrayana dalam tayangan Indonesia Lawyers Club ..... 64
4.12 Merasa kecewa mengenai tayangan
Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor”
yang mendapat teguran dari KPI.............................................................. 66
4.13 Pengelompokan responden berdasarkan aspek afektif ........................... 67
4.14 Setujukah pernyataan Denny Indrayana mengenai
Advokat Koruptor= Koruptor .................................................................. 68
4.15 Tidak seharusnya terjadi penghinaan yang dilakukan oleh
Indra Sahnun Lubis dan Hotman Paris Hutapea
kepada Denny Indrayana dalam Indonesia Lawyers Club (ILC)........... 70
4.16 Setuju terhadap saran-saran yang diberikan narasumber
terhadap tema “Advokat Koruptor=Koruptor” ....................................... 71
4.17 Memberi masukan yang membangun terhadap talk show ILC.............. 73
4.18 Pengelompokkan responden berdasarkan aspek konatif ........................ 74
4.19 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Keseluruhan Aspek............ 75

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
MELATI KUSUMA, SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN
INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUSTUS 2012 “ADVOKAT
KORUPTOR=KORUPTOR” (Studi Deskr iptif Kuantitatif Sikap Masyar akat
Sur abaya Ter hadap Tayangan Indonesia Lawyer s Club (ILC) 29 Agustus 2012
“Advokat Kor uptor=Kor uptor”)
This study was conducted to determine public attitudes toward programs
Surabaya Indonesia Lawyers Club (ILC) in Tv One after reprimanded by the Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI). Surabaya public attitudes from the aspects of cognitive, affective
and conative. The theory used in this study is the theory of Stimulus, Organism, Response
(SOR). Approach in research is quantitative, with descriptive research. The method used in
this study is a survey method of data collection in the form of a questionnaire. Respondents
in this study are planted 100 people and sampling technique used was non-probability
sampling technique that is purposive sampling. The results of this study indicate that public
attitudes towards programs Surabaya Indonesia Lawyers Club (ILC) after receiving a
warning from KPI is neutral with a percentage of 56%. This means that people still watch the
show Surabaya Indonesia Lawyers Club (ILC) and just watch just for entertainment.
Keywor ds: Attitudes, Program Indonesia Lawyers Club (ILC)

ABSTRAKSI
MELATI KUSUMA, SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN
INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUSTUS 2012 “ADVOKAT
KORUPTOR=KORUPTOR” (Studi Deskr iptif Kuantitatif Sikap Masyar akat
Sur abaya Ter hadap Tayangan Indonesia Lawyer s Club (ILC) 29 Agustus 2012
“Advokat Kor uptor=Kor uptor”)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap masyarakat Surabaya terhadap
program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di Tv One setelah mendapat teguran dari
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Sikap masyarakat Surabaya dilihat dari aspek kognitif,
afektif dan konatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Stimulus,
Organism, Respon (S-O-R). Pendekatan dalam penelitian in adalah kuantitatif, dengan jenis
penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
dengan pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjunlah 100
orang dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling yaitu
purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat Surabaya
terhadap program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) setelah mendapat teguran dari KPI
adalah netral dengan presentase sebanyak 56%. Hal ini berarti bahwa masyarakat Surabaya
tetap menonton tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) dan hanya menonton sekedar untuk
hiburan.
Kata Kunci : Sikap, Program Indonesia Lawyers Club (ILC)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Globalisasi

media

massa

berawal

pada

kemajuan

teknologi

komunikasi dan informasi semenjak dasawarsa 1970-an. Dalam pengertian
itulah kita bertemu dengan beberapa istilah populer, seperti banjir
komunikasi, era informasi, masyarakat informasi atau era satelit. Arus
informasi meluas ke seluruh dunia, globalisasi informasi dan media massa
pun menciptakan keseragaman pemberitaan maupun preferensi acara liputan.
Semua bangsa di muka bumi saat ini telah bersiap-siap memasuki abad baru,
yaitu abad 21, dengan tren perubahan dan perkembangan dunia teknologi
komunikasi dan informasi yang spektakuler (Kuswandi, 1996:1-2).
Media audio visual televisi muncul karena perkembangan teknologi.
Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf, fotografi
serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan media cetak. Dalam
penemuan televisi, terdapat banyak pihak penemu maupun inovator yang
terlibat baik perorangan maupun perushaan. Televisi adalah karya massal
yang dikembangkan dari tahun ke tahun (Badjuri, 2010:6).
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar,
yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry
dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi
elektronik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society An Incuest
and Agenda” (1965), dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar,
majalah, buku, dan sebagainya) televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat
besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan dan pendidikan, atau
gabungan dari ketiga unsur tersebut secara kasat mata (Badjuri, 2010:6).
Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu penonton televisi dapat
menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai
informasi. Penyampaian pesan ini seolah-olah langsung antara komunikator
dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah
dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
Pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak, emosi,
perasaan, dan sikap pemirsa.
Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan
paling fenomenal di dunia. Meski televisi lahir paling belakangan dibanding
media cetak dan radio, namun akhirnya televisilah media yang paling sering
diakses oleh masyarakat.
Kehadiran teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan
keamanan negara. Batas-batas negara pun tidak sulit untuk diterjang, karena
media televisi dapat hadir di dunia maya. Karena itu, bila informasi media
televisi dari berbagai belahan dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan
efek yang cukup besar, misalnya penjajahan negara dalam hal informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika
ditemukan bahwa hampir setiap orang di benua menghabiskan waktunya
antara 6 sampai 7 jam per minggu untuk menonton televisi. Di Australia,
anak-anak rata-rata terlambat bangun pagi lantaran banyak menonton televisi
di malam hari. Sementara di Indonesia, pemakaian televisi di kalangan anakanak juga meningkat, terutama pada waktu libur. Bahkan bisa melebihi
delapan jam per hari (Suryawati, 2011:45-46).
Kelebihan dari pesawat televisi ialah dengan adanya satelit
komunikasi, cakrawala informasi menjadi semakin luas. Peristiwa di satu
tempat, dapat dilihat di tempat lain melalui televisi dengan pola teknolgi baru
yaitu Direct Broadcasting Satelite (Badjuri, 2010:6).
Kelebihan lain yang melekat pada televisi seperti dari segi kecepatan
liputan berita, televisi sudah jauh meninggalkan surat kabar. Kalau surat
kabar menyiarkan berita yang telah lewat, maka televisi dapat menayangkan
seketika itu juga. Hal ini menyebabkan televisi menjadi media paling populer
di kalangan masyarakat (Kuswandi,1996:10). Tak heran, jika televisi telah
mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang.
Kelemahan dari pesawat televisi ialah pesan atau informasi yang
disampaikan melalui televisi bersifat cepat dan sekilas, media televisi terikat
oleh

waktu,

biaya

produksi

relatif

lama

dan

mahal

(http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-mediastudies/2204059-kelebihan-dan-kekurangan-televisi/). Serta televisi tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan langsung, hal ini dikarenakan
massa dari televisi sangat luas dan heterogen.
Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada
tahun 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games di Jakarta.
Sejak itulah Televisi Republik Indonesia (TVRI) menyiarkan pembukaan
pesta olahrga se-Asia hingga selesai. Dari sanalah dimulainya dunia
pertelevisian di Indonesia, dan dari tahun ke tahun dunia

pertelevisian

Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini di buktikan dengan banyaknya
stasiun televisi baru yang muncul hingga sekarang.
Saat ini jumlah televisi nasional di Indonesia ada sekitar 12 televisi
nasional, yaitu Antv, Global TV, Indosiar, Metro TV, MNCTV, RCTI,
SCTV, Trans TV, Trans 7, tvOne, TVRI, Kompas TV. Pendidikan
masyarakat Indonesia makin baik, diharapkan menjadi penangkal masuknya
unsur-unsur negatif dari acara-acara yang disajikan media televisi. Melihat
banyaknya acara maka secara tidak langsung, masyarakat telah terpropaganda
oleh media televisi.
Program acara yang yang ada di televisi-televisi Indonesia adalah
diantaranya Sinetron, Sinetron Religius, Remaja dan Anak-anak, Berita,
Berita Kriminal, Kuis dan Games Show, Infotainment, Reality Show, Talk
Show, Tayangan Hantu, Lawak atau Komedi, Lewat Jam Malam, Kesenian
Tradisional, Musik, dll (Wirodono, 2006). Dari berbagai macam program
acara yang ditampilkan, hal tersebut akan membuat dan memudahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pemirsa bebas memilih program acara tersebut sesuai dengan yang disukai
atau sesuai kebutuhan.
Ditengah banyak tayangan-tayangan stasiun televisi kita yang telah
mengalami banyak kemunduran, yang mana kebanyakan stasiun televisi kita
saat ini berorientasi hanya untuk mengejar rating dan keuntungan saja, hingga
meninggalkan fungsi utama dari televisi itu sendiri yaitu komunikasi,
informasi, serta edukasi. Tayangan televisi saat ini banyak memberikan
dampak negatif daripada dampak positifnya, karena apa yang ditayangkan
televisi sangat bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat yang
menontonnya. Contohnya dari serial sinetron remaja saat ini, sering kali kita
melihat bagaimana model seragam sekolah yang tidak sesuai dengan norma
kesopanan yang ada. Seperti baju dikeluarkan, rok yang pendek, dll. Contoh
lagi seperti tayangan reality show saat ini, tayangan reality show lebih banyak
menampilkan dramatik yang terlalu dibuat-buat dengan tujuan memunculkan
emosi-emosi spontan tidak terkendali, di luar dugaan, yang bisa merangsang
syaraf keharuan, syaraf tawa bagi masyarakat yang menonton acara reality
show

tersebut

(http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/05/02/pencerahan-dariindonesia-lawyers-club-ilc-454376.html).
Selain sinteron remaja dan reality show yang marak di industri televisi
Indonesia adalah talk show. Talk show adalah sebuah program televisi atau
radio dimana seseorang atau grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan
berbagai topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu seorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

moderator. Acara talk show ini dikemas dengan cara dan konsep yang
berbeda-beda untuk setiap stasiun televisi. Ada talk show yang dikemas
secara komedi dan ada juga yang dikemas secara serius tetapi tetap santai.
Tema-tema dari setiap talk show pun berbeda-beda di setiap stasiun televisi,
tetapi kebanyakkan yang dijadikan tema adalah seputar kehidupan selebritis
Indonesia. Contohnya adalah Bukan 4 Mata, Mel’s Update, Follow Cagur,
Show Imah, dll. Dari beberapa talk show tersebut, ada satu talk show yang
beda. Indonesia Lawyers Club (ILC) merupakan talk show yang membahas
tema berbeda dengan talk show yang lain, yakni membahas situasi terkini
Indonesia terutama tentang politik dan pemerintahan Indonesia.
Acara ILC yang tayang setiap hari selasa pukul 19.30 WIB, setiap
tayangannya

menghadirkan

pakar-pakar

ternama,

pengamat-pengamat

ternama, pakar bidang lain, dosen, mahasiswa, bahkan pejabat yang terkait
dengan topik yang diangkat. Sehingga sering terjadi perdebatan diantara
orang-orang yang pakar dibidangnya serta berkompeten untuk mengomentari
persoalan-persoalan aktual yang menjadi topik diskusi.
Maka setidaknya dari melihat tayangan ILC, masyarakat atau
penonton mendapatkan pencerahan dari setiap topik yang diangkat. Tetapi
tidak jarang perdebatan yang terjadi menggunakan emosi, bahkan sampai
menyinggung masalah pribadi antara pakar yang terlibat perdebatan tersebut.
Tetapi ketika perdebatan dinyatakan selesai oleh host ILC yaitu Bang Karni,
maka ketegangan yang terjadi pun selesai dan tidak berujung sampai diluar
acara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Perbedaan pendapat diantara para pakar dan narasumber itu tidak
sedikit yang menggunakan kata-kata yang kasar dan tidak enak didengarkan.
Hal ini menyebabkan ILC seringkali melanggar peraturan Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI), karena ILC dianggap sengaja membiarkan perdebatan yang
sudah diluar topik acara terjadi diantara para pakar.
KPI dalam rapat plenonya memutuskan member teguran tertulis pada
program ILC tvOne. Program yang kerap membahas topic terkini itu
diberikan sanksi administrative berupa teguran tertulis karena menayangkan
adegan yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3 dan SPS) KPI tahun 2012.
Seperti dalam tema kasus ILC edisi 29 Agustus 2012 Advokat
Koruptor = Koruptor, saat Indra Sahnun Lubis dan Hotman Paris Hutapea
yang mengomentari pernyataan dari Denny Indrayana mengenai beberapa
advokat yang berbau rasis dan tidak beretika. Contohnya Indra Sahnun Lubis
dengan kalimat “kalau seperti yang dikatakan Denny ini, pantasnya itu
menjadi sebagai penjaga mesjid ajalah. Kalau liat dari mukanya dan matanya
berbicara, saya melihat seperti ada gangguan jiwa pada dirinya. Jadi nggak
pantaslah dia jadi Wamen, dari orangnya, bentuk tubuhnya nggak pantas”.
Ada juga komentar dari Hotman Paris Hutapea dengan kalimat “ini sudah
bukti nyata, pada saat dia masih miskin, pada saat dia belum dapat jabatan,
dia begitu gencar menyerang istana. Dia itu ngomong nggak pakai otak”.
Atas kejadian ini menyebabkan ILC mendapatkan surat teguran dari KPI,
KPI menganggap pembawa acara telah melakukan pembiaran terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

pernyataan narasumber yang mengandung penghinaan terhadap orang dan
atau kelompok masyarakat tertentu.
Arthur Miller (seorang filsuf) pernah mengatakan, sebuah media
massa yang baik adalah sebuah bangsa yang berbicara kepada dirinya sendiri.
Media massa yang ketakutan adalah sebuah bangsa yang berbohong kepada
dirinya sendiri. Maksud dari pernyataan ini adalah media massa yang baik
adalah media massa yang bisa bersikap objektif terhadap pemberitaan
apapun. Tentu saja hal ini sulit, karena bersikap objektif berarti harus mau
dan mampu untuk meninggalkan nilai-nilai pendorong subjektivitas yang
sudah terlanjur melekat dalam diri kita.
Media massa tanpa disadari merupakan media yang paling bisa
memberikan pengaruh yang besar kepada masyarakat, khususnya media
televisi, karena televisi merupakan media yang paling banyak dan paling
mudah dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Semakin sering suatu
berita atau informasi ditayangkan oleh televisi, maka dengan cepat berita atau
informasi itu bisa menjadi bahan pembicaraan dikalangan masyarakat atau
yang lebih parahnya bisa mempengaruhi masyarakat.
Sebagai suatu program acara televisi dapat dikatakan diterima pemirsa
televisi dan terjaga eksistensinya apabila respon yang diterima pemirsa
televisi terhadap program ILC ini positif atau negatif. Salah satu cara untuk
mengetahui respon yang diberikan oleh pemirsa televisi terhadap acara ILC
adalah mengetahui sikapnya. Menurut Tri Dayakisni (2006:114-115) sikap
terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

kognitif berkaitan dengan keyakinan, kepercayaan, dan pengetahuan terhadap
suatu objek. Dengan meneliti komponen kognitifnya, maka dapat mengetahui
pengetahuan responden terhadap masalah-masalah yang terjadi di Indonesia.
Komponen afektif berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka pemirsa
televisi terhadap tayangan ILC. Sedangkan konatif merupakan komponen
yang berkaitan dengan perilaku yang ditunjukan pemirsa televisi terkait
dengan talk show ILC.
Sikap merupakan perwujudan respon dari komunikan terhadap
stimulus yang diterima. Bila sikap pemirsa televisi terhadap tayangan talk
show ILC bagus, maka program tersebut akan semakin eksis tayang
ditelevisi. Peneliti mengambil penelitian sikap masyarakat Surabaya terhadap
tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, karena ILC merupakan
program talk show yang cukup banyak mengundang pro dan kontra serta
cukup banyak peminatnya.
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang
telah menonton tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor
= Koruptor” dan yang berusia diatas 17 tahun keatas. Peneliti memilih
responden yang berusia 17 tahun keatas, dengan alasan usia ini seseorang
telah memiliki kemampuan intelektual maupun keterempilan dalam
menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang
realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan
zaman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Berdasarkan uraian yang ada tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Sikap
Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC)
“Advokat Koruptor = Koruptor” di TvOne.

1.2.

Perumusan Masalah
Berawal dari latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Indonesia
Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” di TvOne?

1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat tentang tayangan
dari salah satu tema acara ILC “Advokat Koruptor = Koruptor” yang ditegur
KPI.

1.4.

Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah
penelitian dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori
komunikasi tentang pemahaman pesan yang dikemas oleh media
elektronik dalam hal ini televisi melalui sikap masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

b. Secara Pr aktis
Kegunaan prkatis yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah agar
pihak-pihak yang tertarik dalam kajian masalah yang sama dapat
mengambil manfaat, selain itu juga bisa dijadikan bahan evaluasi bagi para
pemirsa televisi dalam menyikapi sebuah tayangan di televisi yang
dianggap melanggar kode etik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang penelitan, penulis menemukan jurnal penelitian
yang bisa digunakan bahan referensi menyusun penelitian. Dari penelitian
terdahulu

yang berjudul “Sikap

Masyarakat

Surabaya

Terhadap

Tayangan Berita Mengenai Rencana Fatwa MUI Haramkan Rokok
Yang Disiarkan Melalui Media Televisi”. Peneliti ingin melihat bahwa
penilaian masyarakat muslim saat ini mengenai berita rencana fatwa MUI
haramkan rokok selalu mengundang perdebatan dan sulit diperoleh
kesepakatannya yang pasti mengenai batasan-batasannya. Dalam penelitian
ini menggunakan teori S.O.R, merupakan perwujudan pesan yang
disampaikan pada komunikan akan menimbulkan efek berupa perubahan
sikap yaitu setelah dilakukan pendekatan komunikasi secara pribadi. Teori
S.O.R sebagai singkattan dari Stimulus-Organism-Response ini semula
berasal dari psikologi. Kalau kemudian juga menjadi teori komunikasi, tidak
mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :
sikap, opini, perilaku, ognisi, afeksi, dan konasi.
Dan pada jurnal penelitian kedua yang berjudul “Sikap Masyarakat
Terhadap Kekerasan Pada Anak”, kebaikan dan keburukan perilaku anak
bergantung pada proses pembelajaran dan perkembangan empat lingkungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

sosial yaitu keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah dan badan-badan
kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
keagamaan. Dari keempat lingkungan sosial itu, anak belajar tentang tiga
aspek,

yaitu

aspek

kognitif

(pengetahuan),

aspek

psikomotorik

(keterampilan), dan aspek afektif (sikap dan nilai-nilai).
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,
berupaya menjelaskan permasalahan yang sedang dikaji. Selanjutnya
permasalahan tersebut dihubungkan dengan teori-teori yang cocok dengan
permasalahan sehingga hubungan keduanya, permasalahan dan teori menjadi
jelas.
Dengan adanya dua jurnal penelitian terdahulu tersebut, penulis ingin
meneliti “Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers
Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor”. Penelitian ini diawali dengan
adanya berita mengenai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) diminta untuk
menghentikan tayangan ILC oleh Indonesia Media Watch (IMW). Dari berita
tersebut ternyata dalam penayangan secara live acara ILC pada 29 Agustus
2012, program talk show ILC telah melanggar beberapa peraturan dari KPI.
Penulis tertarik meneliti mengenai sikap masyarakat terhadap program talk
show ILC edisi “Advokat Koruptor = Koruptor, penulis ingin tahu bagaimana
sikap masyarakat Surabaya terhadap program ILC setelah mendapatkan surat
teguran dari KPI tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Televisi Sebagai Komunikasi Massa
Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan satu hal yang
mendasar. Perkembangan media komunikasi modern telah memungkinkan
orang diseluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini
dimungkinkan karena sekarang terdapat berbagai media atau channel yang
dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan.
Dalam studi komunikasi dikenal sejumlah saluran komunikasi, yaitu
bagaimana orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain. Upaya manusia untuk menyampaikan pesan ini secara garis besar terbagi
atas dua yaitu dengan media atau tanpa media. Penyampaian informasi
dengan menggunakan media terbagi lagi atas dua yaitu : melalui media massa
dan nonmedia massa. Media massa itu antara lain adalah surat kabar, majalah,
televisi, radio, film, dll.
Saat ini bisa dikatakan bahwa televisi yang menjadi media komunikasi
massa paling populer. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas
dari yang namanya televisi. Tidak menonton televisi sehari saja, mungkin kita
sudah ketinggalan banyak informasi. Sebagai media massa elektronik dan
bertumpu kepada teknologi modern maka televisi menjadi media dengan
proses produksi yang mahal.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing tele
(jauh) dan vision (tampak). Dengan adanya televisi kita bisa mendapatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

informasi baik politik, sosial, budaya, agama, ekonomi dan sebagainya. Jadi
televisi setiap hari telah mengajak kita untuk berkomunikasi secara searah.
Televisi dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang
tetapi tidak menguasai waktu, sementara media cetak seperti surat kabar,
majalahm dll, menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Ini artinya
siaran dari suatu media televisi dapat diterima di mana saja dalam jangkauan
pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali
(tidak menguasai waktu) (Morissan, 2008:4).
Kelebihan televisi sebagai media massa diantaranya sifatnya yang
audio visual, dapat didengar sekaligus dilihat secara langsung, sehingga
pemirsa merasa mendapatkan sajian informasi atau berita yang lebih realistis
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Pemirsa televisi tidak dituntut melek
huruf maksudnya ialah dibandingkan dengan media cetak, khalayak media ini
dituntut harus melek huruf (bisa membaca), sedangkan pemirsa televisi tidak
dituntut untuk bisa melek huruf karena penyiar atau pembawa beritalah yang
membacakan berita untuk khalayaknya (Suryawati, 2011:45).
Pada intinya televisi memiliki tiga fungsi utama didalam komunikasi
massa (Effendy, 2004:54-55) yaitu :
1. Fungsi Menyiarkan Informasi :
Setiap orang, di mana pun juga ingin mengetahui apa yang terjadi
baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang
terdapat ditelevisi, diantaranya yaitu siaran televisi dapat dilihat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung,
seolah-olah pemirsa berada di tempat peristiwa. Faktor berikutnya
siaran televisi mengandung kenyataan. Ini berarti bahwa televisi
menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan
perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan
kenyataan peristiwa yang terjadi.

2. Fungsi Pendidikan :
Siaran di televisi yang mengandung unsur pendidikan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat
terhadap suatu masalah atau informasi.

3. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan pada televisi merupakan fungsi yang paling
dominan, karena sebagian besar televisi-televisi di Indonesia
menyiarkan acara yang mengandung unsur hiburannya lebih
banyak daripada berita.
Mendapatkan informasi dari televisi itu berarti televisi bertindak
sebagai komunikator, informasi sebagai pesannya dan pemirsanya adalah
komunikan. Maka dengan demikian televisi telah berfungsi sebagai media
komunikasi, komunikannya bukan hanya terdiri dari sekelompok atau
organisasi saja, melainkan dilihat oleh khalayak luas. Dengan begitu televisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dapat

digolongkan

ke

dalam

komunikasi

massa,

karena

televisi

menyampaikan informasi untuk orang banyak atau khalayak.
Dari sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,
majalah, radio, televisi, internet, film, dll. Ternyata televisilah yang
menduduki tingkat teratas yang diminati oleh banyak masyarakat. Karena
kelebihan televisi yang menampilkan informasi secara menarik melalui audio
visual inilah yang memudahkan khalayak menerima informasi secara cepat
dan juga mudah.

2.2.2 Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menayangkan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Tidak ada spesifikasi
khusus untuk sebuah program televisi, asalkan program tersebut menarik dan
disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum,
dan peraturan yang berlaku. Stasiun televisi dituntut untuk selalu memiliki
kreativitas agar bisa menghasilkan program yang menarik. Berbagai jenis
program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan
jenisnya yaitu : program informasi (berita) dan program hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis,
yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang
harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan
kombinasi dari fakta, gosip, dan opini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu
music, drama permainan (game show), sinetron, dan pertunjukan (Morissan,
2005:100). Ada pula pembagian program hiburan menjadi beberapa macam
dan jenis, diantaranya yaitu :

1. Variety Show
Suatu acara dimana didalamnya terdapat berbagai macam
permainan, kuis, musik, dan kuis interaktif.
2. Kuis
Acara yang menyajikan suatu permainan yang dilakukan secara
berkelompok atau secara individu.
3. Musik
Acara musik merupakan acara yang paling diminati oleh
masyarakat, biasanya menyajikan berbagai macam aliran musik,
yaitu pop, rock, jazz, dangdut,dll.
4. Talk Show
Acara yang menampilkan pembicaraan dengan tema tertentu tetapi
tetapi tetap dibawakan dalam pembawaan yang santai bahkan
diselingi dengan komedi.
5. Film
Menyajikan berbagai macam film, misalnya film kartun, film
drama, film action, dll.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

6. Sinetron
Acara yang menyajikan suatu cerita yang bersambung dan
biasanya menceritakan kehidupan masyarakat yang ada pada saat
sekarang atau pada saat dahulu.
7. Olahraga
Acara yang menyajikan berbagai kegiatan manusia yang ada
kaitannya dengan kebugaran dan kesehatan.
Dalam penelitian ini program Indonesia Lawyers Club (ILC) masuk
dalam kategori hiburan, yaitu talk show.

2.2.3 Talk Show Indonesia Lawyers Club (ILC)
Dari tahun ke tahun program-program yang ada di televisi semakin
beragam jenisnya, diantaranya ada variety show, sinetron, kuis, musik, talk
show, dll. Untuk sekarang program yang paling banyak dan marak di televisi
adalah talk show. Program talk show atau perbincangan adalah program yang
menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu
yang dipandu oleh sorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang
adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau
topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang
tengah dibahas (Morissan, 2008:28).
Talk show yang ditayangkan pada televisi Indonesia, kebanyakkan
adalah talk show yang membahas tentang seputar kehidupan selebritis di
tanah air. Contohnya seperti talk show : Mel’s Update, Bukan Empat Mata,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Follow Cagur, dll. Tidak banyak talk show yang membahas selain topik
mengenai kehidupan selebritis Indonesia. Ada satu talk show yang beda, yaitu
Indonesia Lawyer Club (ILC). Talk show ILC merupakan program unggulan
tvOne saat ini yang dikemas secara interaktif dan apik untuk memberikan
pelajaran hukum bagi para pemirsanya.
Program yang tayang tiap hari Selasa pukul 19.30 WIB ini tiap
tayangannya

menghadirkan

pakar-pakar

ternama,

pengamat-pengamat

ternama, pakar bidang lain, dosen, mahasiswa, bahkan pejabat yang terkait
dalam topik yang diangkat. Sehingga sering terjadi debat diantara orangorang yang pakar dibidangnya serta berkompeten mengomentari persoalanpersoalan aktual yang menjadi topik diskusi.
Di pandu oleh host handal Karni Ilyas, talk show ILC sering kali
terjadi perdebatan yang panas saat siaran berlangsung. Tetapi ketika Karni
Ilyas menyudahi perdebatan, menyudahi acara, maka secara otomatis
perdebatan itu telah selesai dan tidak akan berlanjut sampai keluar (tidak
berlanjut di luar acara). Tidak jarang juga perdebatan yang terjadi diantara
pakar-pakar tersebut berujung adu mulut masing-masing pakar sampai
mengarah pada masalah pribadi. Hal ini menyebakan program talk show ILC
sering kali mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

2.2.4 Pemirsa Televisi Sebagai Audience
Istilah audience menurut (McQuail,2005:201) berlaku universal dan
secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya.
Audience adalah pertemuan publik, berlangsung dalam waktu tertentu, dan
terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela
sesuai dengan harapan tertentu bagi masyarakat menikmati, mengagumi,
mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega. Audience juga dapat
atau memang dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya
merupakan bentuk perilaku kolektif yang dilembagakan.
Dalam

komunikasi

massa

pandangan

tentang

audience

ini

menekankan ukuran yang besarm heterogenitas, penyebaran, dan anonimitas
serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan
cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan (eksistensi) yang
berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari
dan memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin. Audience memiliki
karakteristik tersendiri. Dengan sifat-sifatnya sebagai berikut :
1. Heterogen
Pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang sangat
banyak, dengan sifatnya yang heterogen dan terpencar di berbagai
tempat yang berbeda. Perbedaan pendengar juga meliputi jenis
kelamin, tingkat pendidikan, agama, status sosial, dll.
2. Pribadi
Karena pemirsa berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan
akan diterima dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan
situasi dimana pendengar itu berada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3. Aktif
Pemirsa akan berpikir melakukan seperti yang ditayangkan oleh
televisi, apabila tayangan tersebut dianggapnya menarik.
4. Selektif
Pemirsa dapat dengan leluasa memilih program dan channel
televisi yang diminati atau sesuai dengan kebutuhan masingmasing.
Pada penelitian ini yang menjadi khalayak adalah masyarakat
Surabaya yang pernah menonton acara talk show Indonesia Lawyers Club
(ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” di TvOne.

2.2.5 Sikap
Masalah sikap merupakan masalah yang urgen dalam bidang
Psikologi Sosial. Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang sikap,
diantaranya adalah :
1. Thurstone
Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afek, baik
itu bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan
obyek-obyek psikologis.
2. Kimball Young
Menyatakan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental
untuk melakukan suatu tindakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Fishbein & Ajzen
Menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi yang dipelajari
untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu berkenaan
dengan obyek tertentu.
4. Sherif &

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25