S JKR 0909140 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research. sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto (2008:3). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi (2002) yang dikutip oleh Suharjono (2009:58) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu:
1. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru.
Penelitian tindakan merupakan salah satu jenis dari beberapa penelitian. Penelitian tindakan menurut Mulyasa (2009:5) adalah sebagai berikut:
“Penelitian sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah
partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) yang bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajararan; serta c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.”
Penelitian tindakan yang dilakukan di sekolah biasanya disebut dengan penelitian tindakan kelas. Kemudian penjelasan paparan tiga kata penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (2006) dalam Mulyasa (2009:10) yaitu:
(2)
1. Penelitian menunjuk pada kegiatan mencerminkan suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untun peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekolompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran sama dari guru yang sama pula.
Dari beberapa pengertian di atas kita dapat menemukan kerakteristik PTK yang membedakan dengan penelitian lain, yaitu :
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru praktik yang dilakukan selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan kata lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini. 2. Self reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri
PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
3. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
(3)
pelaksanaan berupa pola : perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi
– revisi (perencanaan ulang).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan sebagai proses kegiatan penelitian yang mencermati suatu objek menggunakan perlakuan kepada sekelompok siswa disekolah yang bertujuan untuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
B. Desain Penelitian 1. Desain Penelitian
Menurut Moh Nazir (2005 :84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut (Moh Nazir,2005 :84) :
1) Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2) Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
3) Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari
tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji
4) Membangun penyelidikan atau percobaan.
5) Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. 6) Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.
7) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
8) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
9) Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistik.
10) Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
(4)
Pada dasarnya desain dari penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut :
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 3.1
Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Suhardjono (2009:74)
2. Langkah-Langkah Penelitian
Merujuk kepada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang sudah dibahas secara mendalam di dalam BAB II, maka langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi Awal
Observasi dilakukan pada awal peneliti turun ke lapangan. Fokus masalah yang akan diteliti atau observasi dengan cara dokumentasi dan catatan harian. Maksud observasi adalah mengidentifikasi masalah-Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/Peng umpulan Data I Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/Peng umpulan Data II Refleksi II
Bila permasalahan
belum
Dilanjutkan ke siklus selanjutnya..
(5)
masalah yang terdapat dalam pembelajaran yang dilakukan.Obsevasi juga dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan.Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pembelajaran, interaksi antara siswa, dan interaksi siswa dengan guru.
Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi, pada tahap observasi selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan perbaikan pembelajaran.Salah satu perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah RPP. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka RPP yang dibuat adalah RPP yang berorientasi pada penerapan aktivitas olahraga tradisional dalam proses pembelajaran permainan bola tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar siswa.
b. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi tersebut diatas, baik dari semua pengamatan, catatan-catatan hasil observasi awal dan dokumen-dokumen pembelajaran yang ada dijadikan landasan untuk membuat suatu perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah :
Perencanaan tindakan pembuatan RPP yang berorientasi pada
penerapan aktivitas olahraga tradisional dalam proses pembelajaran permainan bola tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar siswa.
Menjalin kerjasama dan kesepahaman tentang ruang lingkup, substansi penelitian ini dengan observer.
Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang akan digunakan
dilapangan.
Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.
(6)
Pelaksanaan tindakan menggambarkan deskripsi tindakan yang akan diterapkan, skenario kerja tindakan perbaikan serta prosedur tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu perlu ditentukan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melaksnakannya. Semua rencana tindakan yang telah ditetapkan dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya.Sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas bahwa hasil tindakan pertama harus dilakukan kegiatan refleksi.Hasil refleksi dijadikan sebagai dasar untuk membuat perencanaan tindakan kedua dan pelaksanaan tindakan kedua.
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahap berikutnya dari suatu penelitian tindakan
kelas.Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memehami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Jika hasil refleksi terhadap tindakan satu sudah terpecahkan, maka tahap penelitian tindakan kelas dianggap cukup.Tapi jika hasil refleksi hasil pertama masih mengandung masalah atau muncul masalah baru, maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan dengan perencanaan tindakan dua.
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Penelitian Siklus Tindakan Penelitian
SIKLUS I Perencanaan penerapan aktivitas olahraga tradisional dalam
proses pembelajaran permainan bola tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar siswa. Perencanaan
Tindakan
Menentukan pokok bahasan.
Mengembangkan skenario pembelajaran.
Menyiapkan alat dan sumber belajar.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan I
Fokus pembelajaran yaitu mengoper bola,
(7)
Tujuannya yaitu meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ketepatan mengoper
bola, mengontrol bola, membuka ruang
sehingga dapat mendukung pembawa bola dalam permainan.
Langkah-langkah pembelajaran
a. Permainan Boy-Boyan dengan
menggunakan Bola karet (Game) 5 vs 5, permainan ini adalah Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dalam satu kelompok tim.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan seperti awal dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tindakan II
Fokus pembelajaran yaitu mengoper bola,
menguasai bola dan membuka ruang.
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional boy-boyan atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
a. Permainan Boy-Boyan dengan menggunakan Bola karet (Game) 7 vs 7, permainan ini adalah Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dalam satu kelompok tim.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan seperti awal dengan peraturan yang dimodifikasi.
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format
observasi tindakan I dan II.
Mengamati secara langsung dengan format
catatan lapangan tindakan I dan II.
Refleksi Evaluasi tindakan I dan II
Mengevaluasi secara total berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk menentukan rencana tindakan dalam siklus berikutnya.
SIKLUS II Perencanaan
Tindakan
Pengembangan program pembelajaran.
Mengembangkan skenario pembelajaran.
Menyiapkan alat dan sumber belajar. Pelaksanaan
Tindakan
Tindakan I
Fokus pembelajaran yaitu menyerang, bertahan dan mencetak skor.
(8)
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional kucing bola atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tujuannya yaitu meningkatkan minat
belajarsiswa dalam menyerang, bertahan dan mencetak skor.
a. Permainan Kucing Bola (Game) 5 vs 5 pertama, permainan ini adalah dimana setiap regu harus saling mengoper bola karet bekerja sama untuk mencetak skor dengan cara melewatkan bola tersebut di garis pertahanan lawan.
b. Permainan (Game) 5 vs 5, melakukan
permainan bola tangan dengan menggunakan gawang tanpa penjaga gawang.
Tindakan II
Fokus pembelajaran yaitu menyerang, bertahan dan mencetak skor.
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional kucing bola atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tujuannya yaitu meningkatkan minat
belajarsiswa dalam menyerang, bertahan dan mencetak skor.
a. Permainan Kucing Bola (Game) 7 vs 7 pertama, permainan ini adalah dimana setiap regu harus melempar bola karet dan mengenai target/sasarannya yaitu punggung atau kaki lawannya untuk mendapatkan skor.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan bola tangan dengan menggunakan gawang dan penjaga gawang.
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format
observasi tindakan I dan II.
Mengamati secara langsung dengan format
catatan lapangan tindakan I dan II.
Refleksi Evaluasi tindakan I dan II
Mengevaluasi secara total berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilaksanakan.
(9)
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lebih jelasnya, Sugiyono (2012 :117) menjelaskan sebagai berikut :
“Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”
Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII J di SMP Negeri 29 Bandung.
2. Sampel
Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004 :85) bahwa: “Sampel adalah
sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Jumlah
populasi pada penelitian ini berjumlah 40 orang. Jumlah tersebut, juga dijadikan sebagai sumber jumlah sampel penelitian yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan melalui sampling seadanya,
Sebagaimana Sudjana mengungkapkan: “Pengambilan sebagian dari populasi
berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kerepresentatifannya dapat digolongkan kedalam sampling seadanya (convienience sampling)”. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 131) bahwa: “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Tentang
jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006 :134) sebagai berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
(10)
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka penulis menentukan bahwa siswa yang dijadikan sampel berjumlah 40 orang siswa yaitu kelas VII J.
D. Definisi Operasional Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bola tangan melalui penerapan aktivitas olahraga tradisional di SMP Negeri 29 Bandung, terutama untuk kelas VII J. 1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah SMP Negeri 29 Bandung, pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.Untuk mata pelajaran Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) materi permainan bolatangan kelas VII J.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran penjas di sekolah yaitu pada hari kamis, penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015, dan semua kegiatan pembelajaran dipusatkan di sekolah.
c. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII JSMP Negeri 29 Bandung yang berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 19 orang dan siswa permpuan 21 orang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner. Definisi angket dijelaskan oleh Sugiyono (2012 :199) : “kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
(11)
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang penerapan aktivitas olaharaga tradisional untuk meningkatkan minat belajar permainan bola tangan. Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data seperti : lembar observasi, catatan lapangan, rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga kamera foto.
1. Lembar Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas VII J SMPNegeri 29 Bandung.Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas siswa.Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran.
a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen penting yang dibuat guru, dimana dalam rangkauntuk menciptakan kelancaran proses kegiatan belajar sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
c. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bodgan dan Biklen dalam Maleong (2005 :160) bahwa ada dua kategori foto yang dapat
(12)
dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.
Penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian ini, karena mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini Arikunto (2006 :225) menjelaskan sebagai berikut :
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat dibagikan secara serentak ke semua responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
untuk menjawab
e. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan pilihan jawabannya sehingga responden tinggal memilih saja mana jawaban atau penyataan yang sesuai dengan pemahaman atau pendapat responden. Sebelum membuat pertanyaan atau pernyataan angket terlebih dahulu penulis membuat kisi pernyataan tentang kisi minat pada table, adapun kisi-kisinya sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Mengenai Pengukuran Minat Siswa
No Variabel Sub variabel Indikator No Item
1. Minat 1. Penerimaan
(Receiving)
a. Kesadaran (Awareness) 6, 10, 15, 21
b. Kehendak untuk menerima
( wish to receive) 2, 11, 13, 20
c. Pengendalian atau pemilihan
perhatian (controlled or
selective attention) 1, 9, 16, 30
2. Penanggapan
(Responding)
a. Menerima tanggapan (acquisme
in responding) 4, 12, 22, 27
b. Kehendak untuk menerima
(willingness to response) 17, 24, 29,
(13)
c. Kepuasaan menanggapi
(satisfaction in response) 3, 5, 14, 23
3. Penilaian a. Menerima nilai (accepta nce of a
value) 8, 18, 26, 31
b. Menyadari suatu nilai
(preference of a value) 7, 19, 25, 28 Sumber: Dimensi dan indikator Minat olahraga menurut (Karthwohl, 1975 :251, adaptasi dari Ramdhani, 2012 : 16)
Dari variabel dan sub variabel di atas kemudian dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir soal dalam angket tersebut. Butir-butir soal di atas dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan disertakan pula alternatif jawaban agar memudahkan responden dalam memberi pendapat atau jawaban dari setiap butir pernyataan yang disediakan mengenai alternatif jawaban yang disediakan pada angket minat belajar siswa terdiri dari lima alternatif yaitu, SS (sangat setuju), S (setuju), RR (ragu-ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Skala alternatif jawaban ini merupakan skala sikap, dengan merujuk pada konsep pengukuran sikap yang dikemukakan Likert. Mengenai skala Likert, Sugiyono (2010 : 93) menjelaskan sebagai berikut :
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kategori Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
(14)
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden berjumlah32 butir soal pernyataan untuk tes minat belajar siswa.Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahakan, yaitu apakah aktivitas olahraga tradisional dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan?
2. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba instrumen tersebut bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian tentang meningkatkan minat belajar permainan bola tangan melalui penerapan aktivitas olahraga tradisional di SMP Negeri 29 Bandung. Adapun tujuan uji coba angket menurut arikunto (2006 :166) adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian
2. Untuk mengetahui teknik yang paling efektif
3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam
mengisi angket
4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.
Untuk itu uji coba angket ini dilaksanakan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran penjas di SMP Negeri 29 Bandung pada saat sesudah jam pembelajaran
(15)
dilapangan. Angket tersebut diberikan kepada para sampel secara acak.Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan teknik belah dua dengan rumus korelasi Product Moment dan Spearman Brown.
a. Pengujian validitas instrumen
Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas angket adalah:
a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba
c. Mencari nilai rata-rata (X ) dari komponen pernyataan dengan rumus sebagai berikut :
n x
X
Keterangan :
X = Skor rata-rata yang dicari
X = Skor
= “sigma” berarti jumlahn = Jumlah sampel
d. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
XY X Y nrxy =
2 2
2
2
X X n Y Y(16)
keterangan :
rxy = koefisien korelasi
xy = jumlah perkalian antara skor x dan skor y
x2 = jumlah skor x yang dikuadratkan
y2 = jumlah skor y yang dikuadratkan
Selanjutnya membandingkan nilai t hitung yang telah di cari dengan t tabel pada taraf signifikansi α 0.05 atau tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan (dk = n-2).
b. Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan caratest-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.Menurut sugiyono (2012 :185) menjelaskan bahwa:
“Pengujian reliabilitas dengan internalconsistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.”
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan secara internalconsistency dengan reliabilitas instrumen dapat di uji dengan menganalisa konsitensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik belah dua dari Spearman Brown(split half) dengan rumus sebagai berikut:
xy xy
r
r
1
.
2
Keterangan :
r ii = Koefisien yang dicari
2.rxy = Dua kali koefisien korelasi
(17)
Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari spearman brown(split half) dengan rumus spearman brownseperti yang tertera di atas karena pengujian ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap untuk instrumen pemahaman peraturan permainan sepakbola.Lalu jumlah dari masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown.
c. Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan uji coba, penulis melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus :
n X
X i
Keterangan:
X = Rala-rata yang dicari/mean
Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sample
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:
1 )
( 2
n X X
S i
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
Xi = Skor mentah
X =Rata-rata dari skor mentah
(18)
3. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut :
rxy=
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 y y n x x n y x y x n Keterangan:rxy : Korelasi yang dicari
n : Jumlah Sampel
X : Jumlah X
Y = Jumlah Y
XY = Jumlah X kali Y
X2 = Jumlah X2
Y2 =Jumlah Y2
4. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
r n r t 1 2 Keterangan:
t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = Jumlah sampel
Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi atau hubungan darimasing-masing variabel. Pada taraf nyata a = 0.05 dengan dk = n - 2Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika t hitung> t tabel , maka Ho
artinya signifikan dan T hitiung < t tabel , terima Ho artinya tidak signifikan.
F. Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
(19)
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini akan dilaksanakan. Baik daerah geografisnya, batasan kronologis, serta seberapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.
d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah
yang ingin dipecahkan.
f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupunimplisit.
g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.
h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam Bagan berikut.
l. PopP
POPULASI
SAMPEL
PENGAMBILAN DATA
(20)
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa. 2. Jenis data : jenis data yang didapat adalah data yang terdiri dari :
a. Hasil belajar
b. Rencana Pembelajaran
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
d. Catatan lapangan
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar diambil dengan melakukan pengamatan kepada siswa.
b. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambill dengan menggunakan lembaran observasi.
c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/lapangan, diambil dari hasil observasi.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data.Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Meleong (2002:110) mengemukakan bahwa :
“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dikemukakan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data”.
KESIMPULAN PENGOLAHAN
(21)
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dapat dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan dengan kerakteristik, fokus masalah serta tujuan.
Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif supaya diperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Data tersebut meliputi perkataan, tindakan, peristiwa yang diamati (observasi) selama proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Secara garis besar analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaah dilakukan dengan cara menganalisis, mensistesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. 2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan
mengklasifikasikan. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan
kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani.
(1)
keterangan :
rxy = koefisien korelasi
xy = jumlah perkalian antara skor x dan skor y x2 = jumlah skor x yang dikuadratkan
y2 = jumlah skor y yang dikuadratkan
Selanjutnya membandingkan nilai t hitung yang telah di cari dengan t tabel pada taraf signifikansi α 0.05 atau tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan (dk = n-2).
b. Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan caratest-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.Menurut sugiyono (2012 :185) menjelaskan bahwa:
“Pengujian reliabilitas dengan internalconsistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.”
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan secara internalconsistency dengan reliabilitas instrumen dapat di uji dengan menganalisa konsitensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik belah dua dari Spearman Brown(split half) dengan rumus sebagai berikut:
xy xy
r
r
1
.
2
Keterangan :
r ii = Koefisien yang dicari
2.rxy = Dua kali koefisien korelasi
(2)
Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari spearman brown(split half) dengan rumus spearman brownseperti yang tertera di atas karena pengujian ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap untuk instrumen pemahaman peraturan permainan sepakbola.Lalu jumlah dari masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi
product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown.
c. Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan uji coba, penulis melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus :
n X X i
Keterangan:
X = Rala-rata yang dicari/mean Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sample
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:
1 )
( 2
n X X
S i
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah
X =Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sampel
(3)
3. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut :
rxy=
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 y y n x x n y x y x n Keterangan:rxy : Korelasi yang dicari
n : Jumlah Sampel
X : Jumlah X
Y = Jumlah Y
XY = Jumlah X kali Y
X2 = Jumlah X2
Y2 =Jumlah Y2
4. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
r n r t 1 2 Keterangan:
t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = Jumlah sampel
Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi atau hubungan darimasing-masing variabel. Pada taraf nyata a = 0.05 dengan dk = n - 2Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika t hitung> t tabel , maka Ho
artinya signifikan dan T hitiung < t tabel , terima Ho artinya tidak signifikan.
F. Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada.
(4)
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini akan dilaksanakan. Baik daerah geografisnya, batasan kronologis, serta seberapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.
d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan.
f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupunimplisit.
g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.
h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam Bagan berikut.
l. PopP
POPULASI
SAMPEL
PENGAMBILAN DATA
(5)
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa. 2. Jenis data : jenis data yang didapat adalah data yang terdiri dari :
a. Hasil belajar
b. Rencana Pembelajaran
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran d. Catatan lapangan
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar diambil dengan melakukan pengamatan kepada siswa. b. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan
diambill dengan menggunakan lembaran observasi.
c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/lapangan, diambil dari hasil observasi.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data.Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Meleong (2002:110) mengemukakan bahwa :
“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dikemukakan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data”.
KESIMPULAN PENGOLAHAN
(6)
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dapat dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan dengan kerakteristik, fokus masalah serta tujuan.
Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif supaya diperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Data tersebut meliputi perkataan, tindakan, peristiwa yang diamati (observasi) selama proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Secara garis besar analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaah dilakukan dengan cara menganalisis, mensistesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. 2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan
mengklasifikasikan. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani.