Evaluasi masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan drug therapy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 : kajian terhadap penggunaan obat Serebrovaskuler - USD Repository
EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS
FASE ADMINISTRASI DAN DRUG THERAPY PROBLEMS PADA
PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE
AGUSTUS-SEPTEMBER 2008
(Kajian Terhadap Penggunaan Obat Serebrovaskuler)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Francisca Tri Wituningtyas
NIM : 058114133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS
FASE ADMINISTRASI DAN DRUG THERAPY PROBLEMS PADA
PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE
AGUSTUS-SEPTEMBER 2008
(Kajian Terhadap Penggunaan Obat Serebrovaskuler)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Francisca Tri Wituningtyas
NIM : 058114133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Perjalanan seribu mil pun perlu satu langkah awal untuk memulai, dan dalam
rentang waktu perjalanan itu tidak ada yang tahu apa yang menanti di akhir…
Dalam perjalanan itu pula ada kerikil tajam, semak belukar, angin sepoi, panas,
dan dingin yang bercampur menjadi satu… Biarlah segalanya menempa perjalanan itu hingga membuat kita kuat dan tahan uji karena Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kita di akhir perjalanan itu..
Dia yang menempa kita dan menyokong kita dan Dia akan membuat segala
sesuatu indah pada waktunya….(Francisca Tri W)
Kupersembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan berkat-Nya yang tiada berkesudahan
Bunda Maria yang senantiasa menemani dan melindungi Kedua orang tuaku atas segala dukungan dan doanya
Almamaterku
Prakata
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yamg berjudul “Evaluasi
Masalah utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode
Agustus-september 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat
Serebrovaskuler)” ini dengan baik.Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam proses penyususnan skripsi.
3. Dra. L. Endang Budiarti, M. Pharm., Apt. atas kesediannya sebagai pembimbing lapangan selama penulis melakukan pengambilan data di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
4. Dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas doa, kasih sayang, dan dukungan baik secara moral maupun materiil yang tidak dapat terbalaskan oleh apapun juga.
7. Kepala dan staf Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama penulis melakukan pengambilan data penelitian.
8. Ibu Anna selaku apoteker bangsal kelas III yang telah memberikan banyak bantuan dan masukkan kepada tim peneliti.
9. Bapak Yudi dan Ibu Tabita serta semua perawat yang bertugas di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama melakukan pengambilan data penelitian.
10. Mbak Tunjung, atas bantuan jawaban yang diberikan.
11. Donald, Bambang, Vivi, Andin, Sekar, Nolen, dan Welly atas dukungan, bantuan, kebersamaan, dan kebingungan kita dalam penelitian ini.
12. Stella atas dukungan, bantuan, persahabatan, dan semangat yang diberikan dalam perkuliahan, penelitian, keseharian, bahkan dalam perjalanan panjang yang sering kita tempuh bersama.
13. Febrian, Lussy, Ester, Totok, Agung, Sarah, Fanny, dan semua teman-teman kelas C 2005 maupun FKK 2005 atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
14. Ella atas dukungan, semangat, dan doa yang diberikan. Terima kasih atas terjemahannya.
15. Tara, Maya, Lia, Mbak Nana, Mbak Nur, Mbak Tinul, Ivonne, Koming atas bantuan, semangat, dan doa yang diberikan dan tak lupa atas kesediaannya untuk direpotkan ketika penulis merasa sangat jenuh dalam pengerjaan laporan skripsi ini.
16. Dewi, Budi, Laela, Esti, Marni, Indra atas dukungan, semangat, dan pengertian yang diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini di lokasi KKN. Andre terima kasih pinjaman laptopnya.
17. Bima, Kaka, Ninik, Vero, Ichan, Esti atas dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan pada penulisan skripsi ini karena segala keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pelayanan kesehatan.
Yogyakarta, 2008 Penulis
INTISARI
Medication Error (ME) adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatanyang seharusnya dapat dicegah. Drug Therapy Problem (DTP) merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi yang dikarenakan penggunaan obat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah utama dari kejadian ME fase administrasi dan DTP pada pasien bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda yang menerima obat serebrovaskuler, mengetahui profil pasien (meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan diagnosis), dan mengetahui profil obat yang digunakan pada pasien (meliputi macam obat, jenis obat, rute pemberian, dan aturan pakai (kekuatan dan frekuensi pemberian obat)).
Jumlah kasus yang menerima obat serebrovaskuler sebanyak 20 kasus. Kasus terbanyak berjenis kelamin laki-laki (65,0%), kelompok umur terbanyak 45-54 tahun (30,0%), tingkat pendidikan terbanyak SD dan SLTA (25,0%), pekerjaan terbanyak PNS (25,0%), dan diagnosis terbanyak CVA non hemoragi (35,0%). Macam obat terbanyak 7, 8, dan 11 macam obat (20,0%), jenis obat terbanyak, 1 jenis obat, piracetam (20,0%), rute pemberian terbanyak piracetam parenteral (80,0%) dan aspirin 100 mg secara non parenteral (50,0%).
Evaluasi kasus DTP terbanyak adalah dosis terlalu rendah, 25 kasus. Evaluasi kasus terjadi ME terbanyak adalah dosis keliru, 28 kasus. Masalah utama dari kejadian ME dan DTP ini adalah kurangnya visit rutin apoteker di bangsal.
Kata kunci : medication error, drug therapy problem, obat serebrovaskuler
ABSTRACT
Medication error (ME) is any preventable event in healing processes. Drug Therapy Problem (DTP) is an undesirable event which happens because of drug use.
The aim of this research are to know the main problem of ME administration phase and DTP event of the patients of the third-class-wards in Bethesda hospital who receive cerebrovascular drugs, to find out the patient’s profile (including sex, age, education level, occupation, and diagnose), and to discover the drugs profile (including quantity, kind, administration route, and usage instruction (dosage and frequency)).
There are 20 cases receiving cerebrovascular drugs. The majority of the cases involve male respondents (65,0 %), age group whish is between 45-54 years (30,0%), education level which is elementary or junior high school (25,0%), occupation which is civil servant (25,0%), and CVA non hemorrhage diagnose (35,0%). The majority of drug kinds covers 7, 8, and 11 kinds of drug (20,0%), that of types of drug is 1 type, piracetam (20,0%), that of administration route is piracetam parenteral (80,0%), and that of usage instruction is aspirin 100 mg 1 time a day.
The evaluation of most DTP cases is the extremely low dosage, shown in 25 cases. The evaluation of most ME cases is the wrong dosage, shown in 28 cases. The main problem og the ME and DTP event is the inadequate routine visits done by the pharmacists in the wards.
Key words : medication error, drug therapy problem, cerebrovascular drugs
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………...... iii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...……... iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………...……….... v PRAKATA …………………………………………………………………... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………... ix
INTISARI ……………………………………………………………………. x
ABSTRACT …………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... xii DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xvi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... xxii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xxiv
BAB I. PENGANTAR A.
1 Latar Belakang ……………………………………………........
1.
3 Permasalahan …………………………………………….....
2.
3 Keaslian penelitian ………………………………………… 3.
4 Manfaat penelitian ………………………………………….
B.
5 Tujuan Penelitian ……………………………………………….
1.
5 Tujuan umum ……………………………………………....
2.
5 Tujuan tambahan …………………………………………...
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Error ………………………………………………. 6
B.
8 Drug Therapy Problem ………………………………………...
C.
10 Interaksi Obat …………………………………………………..
D.
11 Penyakit Serebrovaskuler ……………………………………… 1.
11 Anatomi otak ……………………………………………….
2.
12 Definisi ……………………………………………………..
3.
13 Etiologi ……………………………………………………..
E.
Stroke …………………………………………………………... 13 1.
13 Definisi dan klasifikasi ……………………………………..
2.
14 Patofisiologi ………………………………………………..
3.
15 Penatalaksanaan terapi ……………………………………..
a.
15 Outcome ……………………………………………......
b.
15 Tujuan terapi …………………………………………… c.
15 Sasaran terapi …………………………………………..
d.
15 Terapi farmakologis …………………………………… F.
16 Trauma Kepala ………………………………………………… G.
17 Obat-obat yang Digunakan ……………………………………..
1.
17 Aspirin ……………………………………………………...
2.
17 Tranexamine acid …………………………………………..
3.
18 Cilostazol …………………………………………………..
4.
18 Clopidogrel ………………………………………………… 5.
19 Nimodipine ………………………………………………… 6.
19 Nicergoline ………………………………………………… 7.
19 Piracetam …………………………………………………..
8.
20 Pentoxifylline ………………………………………………
® 9. ………………………………………………….
20 Bellaphen 10.
21 Nadroparine ………………………………………………..
11.
21 Parnaparine ………………………………………………..
H.
21 Keterangan Empiris ……………………………………………
BAB III. METODE PENELITIAN A.
22 Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………..
B.
22 Variabel Penelitian ……………………………………………..
C.
23 Definisi Operasional …………………………………………… D.
24 Subyek Penelitian ……………………………………………… E.
25 Bahan Penelitian ………………………………………………..
F.
25 Instrumen Penelitian …………………………………………… G.
25 Lokasi Penelitian ……………………………………………….
H.
26 Tata Cara Penelitian …………………………………………… 1.
26 Tahap orientasi …………………………………………….
2.
26 Tahap pengambilan data …………………………………...
3.
27 Tahap penyelesaian data …………………………………...
I.
28 Tata Cara Analisis Hasil ……………………………………….. J.
30 Kesulitan Penelitian …………………………………………….
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
33 Profil Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler ……...…… 1.
33 Berdasarkan jenis kelamin ………………………………….
2.
34 Berdasarkan umur …………………………………………..
3.
35 Berdasarkan tingkat pendidikan …………………………… 4.
37 Berdasarkan pekerjaan ……………………………………..
5.
38 Berdasarkan diagnosis …………………………………...… B.
40 Profil Obat Serebrovaskuler …………………………………… 1.
40 Berdasarkan macam obat ………...………………………… 2.
42 Berdasarkan jenis obat ……………………………………...
3.
44 Berdasarkan rute pemberian ………………………………..
4.
45 Berdasarkan kekuatan obat dan aturan pakai ……………… C.
47 Evaluasi Medication Error Fase Administrasi ………………… D.
51 Evaluasi Drug Therapy Problem ……………………………….
E.
Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error dan Drug Therapy Problem …………………………………….
58 F.
60 Rangkuman Pembahasan ……………………………………….
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.
62 Kesimpulan ……………………………………………………..
B.
63 Saran …………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
64 LAMPIRAN …………………………………………………………………
67 BIOGRAFI ………………………………………………………………….. 127
DAFTAR TABEL
Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Error ………………………
7 Tabel II. Tipe dan Kategori Medication Error Menurut
The National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention ……………………..…..
7 Tabel III. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problem ……………..
9 Tabel IV. Tingkat Signifikasi Interaksi Obat ……………………….. 10 Tabel V. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Aspirin ……………………………………………………. 17
Tabel VI. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Tranexamine Acid ………………………………………... 17
Tabel VII. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Cilostazol …………………………………………………. 18
Tabel VIII. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Clopidogrel ……………………….……………………… 18
Tabel IX. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Nimodipine ……………………………………………..… 19
Tabel X. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Nicergoline ………………………...……………………... 19
Tabel XI. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Piracetam ………………………………………………… 19
Tabel XII. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Pentoxifylline ……………………………………………
20 Tabel XIII. Tinjauan Secara Umum Mengenai
® Bellaphen ……………………………………………….
20 Tabel XIV. Tinjauan Secara Umum Mengenai
Nadroparine ……………………………………………… 21
Tabel XV. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………………. 33
Tabel XVI. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Umur ……………………………………….. 34
Tabel XVII. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ………………. 36
Tabel XVIII. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Pekerjaan …………………………………… 37
Tabel XIX. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008
Berdasarkan Diagnosis ……………………………...….
39 Tabel XX. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Macam Obat yang Diterima ………………... 41
Tabel XXI. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Jenis Obat …………………………………... 42
Tabel XXII. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Rute Pemberian …………………………….
44 Tabel XXIII. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Kekuatan Obat dan Frekuensi Penggunaan ………………………………………………. 46
Tabel XXIV. Pengelompokkan Kejadian Medication Error pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas
III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus- September 2008 …………………………………………
47 Tabel XXV. Kelompok Kasus Potensial ME Administration Error pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus- September 2008 ………………………………………….. 48
Tabel XXVI. Kelompok Kasus Terjadi ME Dosis Keliru pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas
III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ……………………………………………………… 49 Tabel XXVII. Kelompok Kasus Terjadi ME Administration Error pada
Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus- September 2008 ………………………………………….. 49
Tabel XXVIII. Kelompok Kasus Terjadi ME Instruksi Dijalankan Keliru pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ……………………………….... 49
Tabel XXIX. Kelompok Kasus Terjadi ME Salah Menulis Instruksi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ………………………………… 49
Tabel XXX. Kelompok Kasus Terjadi ME Kontraindikasi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas
III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September
2008 ……………………………………………………… 49 Tabel XXXI. Pengelompokkan Tipe Error dan Kategori Kejadian
Medication Error pada Kasus yang Menerima Obat
Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan The
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention ………………………………... 50
Tabel XXXII. Contoh Kasus ME Pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 …………
50 Tabel XXXIII. Contoh Kasus ME Pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ……………………………………………………… 51
Tabel XXXIV. Pengelompokkan Drug Therapy Problems yang Terjadi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ………………………………… 52
Tabel XXXV. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas
III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus- September 2008 …………………………………………
53 Tabel XXXVI. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Tinggi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas
III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ……………………………………………………… 54 Tabel XXXVII. Kelompok Kasus DTP Adverse Drug Reaction Tambahan pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di
Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ………………………………… 55
Tabel XXXVIII. Kelompok Kasus DTP Interaksi Obat pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ... 55
Tabel XXXIX. Kelompok Kasus DTP Uncompliance pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ... 56
Tabel XXXX. Contoh Kasus DTP Pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 ...
57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Otak Manusia …………………………………... 11 Gambar 2. Pembuluh Darah Utama pada Otak ………………………
12 Gambar 3. Bagan Klasifikasi Stroke Berdasarkan Mekanisme ……..
14 Gambar
4. Bagan Kedudukan Penelitian Kajian Terhadap Penggunaan Obat Serebrovaskuler pada Penelitian Payung ……………………………………………………
32 Gambar 5. Diagram Persentase Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Umur ……………………………………….. 35
Gambar 6. Diagram Persentase Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ………………
36 Gambar 7. Diagram Persentase Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Pekerjaan …………………………………… 38
Gambar 8. Diagram Persentase Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Diagnosis …………………………………
39 Gambar 9. Diagram Persentase Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan Jenis Obat …………………………………..
43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rangkuman wawancara dengan dokter yang mengangani pasien di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ………………………………………………….
67 Lampiran 2. Rangkuman wawancara dengan apoteker yang mengangani pasien di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ………………………………………………….
68 Lampiran 3. Rangkuman wawancara dengan pasien yang bersedia dilakukannya home visit …………………………………….
69 Lampiran 4. Rangkuman wawancara dengan perawat yang mengangani pasien di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ………………………………………………….
71 Lampiran 5. Analisis Kasus Dug Therapy Problem ……………………...
79 Lampiran 6. Daftar Kasus Medication Error …………………………….
94 Lampiran 7. Daftar Obat yang Digunakan pada Kasus Penggunaan Obat Serebrovaskuler di Rumah Sakit Bethesda Periode Agustus- September 2008 Berdasarkan Golongan, Nama Generik, dan Nama Dagang ………………………………………………. 102
Lampiran 8. Data Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler ……...… 103 Lampiran 9. Informed Consent ………………………………………...… 124 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian ………………………………………… 126
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patient safety merupakan isu kritis dan harus ditangani dengan tepat
karena menyangkut keselamatan pasien. Patient safety menjadi tanggung jawab berbagai pihak yang terkait dengan perawatan pasien, utamanya adalah health (dokter, perawat, farmasis, ahli gizi, fisioterapis, dan lainnya) termasuk
care team
keluarga pasien. Oleh karena itu, observasi mengenai kejadian Medication Error
(ME) dan Drug Therapy Problem (DTP) menjadi penting dilakukan untuk
mendukung isu patient safety tersebut.Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan (NCCMERP, 1998), dalam hal ini akan lebih ditekankan pada ME fase administrasi, dimana fase administrasi adalah fase dimana obat telah sampai dan digunakan oleh pasien.
Adverse Drug Reaction (ADR) adalah salah satu DTP respon obat yang
tidak diharapkan yang terjadi pada pemberian dosis lazim profilaksis, diagnosis, dan penyembuhan. Mengingat isu paradigma baru patient safety, sangat penting melakukan observasi kejadian ME fase administrasi dan DTP pada pasien sehingga dapat disusun suatu strategi pelaksanaan patient safety tersebut .
Penyakit serebrovaskuler paling dominan terjadi pada tengah dan akhir usia seseorang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, penyakit serebrovaskuler menempati urutan keempat penyebab kematian di Indonesia dengan persentase sebesar 8%. Oleh sebab itu penggunaan obat serebrovaskuler menjadi salah satu yang terbesar. Dari penelitian yang dilakukan oleh American Heart
Association (AHA) mengenai medication error pada terapi trombolitik pada
ischemic stroke akut diketahui bahwa kejadian medication error yang terbesar
berupa dosis keliru. Melihat kedua hal tersebut permasalahan mengenai ME dan
DTP yang terjadi pada penggunaan obat serebrovaskuler menjadi menarik untuk
diteliti.Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bethesda selama bulan Agustus-September 2008. Rumah Sakit Bethesda termasuk rumah sakit swasta tipe B dengan akreditasi ISO 9000 versi 2001 dan merupakan salah satu rumah sakit swasta terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah sakit ini mempunyai 7 apoteker yang telah menjalankan beberapa kegiatan pelayanan farmasis klinis.
Dalam proses penerapan kebijakan patient safety di rumah sakit, apoteker di RS Bethesda sudah memiliki program yang mengarah pada patient safety.
Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan cara mengikuti dan mengamati terapi pasien. Dari penelitian ini diharapkan didapatkan suatu gambaran mengenai kejadian ME fase administrasi dan DTP yang terjadi pada penggunaan obat serebrovaskuler di RS Bethesda. Dari gambaran yang ada dapat ditemukan permasalahan utama mengenai kejadian tersebut, sehingga dapat disusun suatu rekomendasi aplikatif untuk mengurangi kejadian ME fase administarasi dan DTP pada penggunaan obat serebrovaskuler di RS Bethesda yang tentunya hal ini akan sangat mendukung pelaksanaan isu patient safety di RS Bethesda.
1. Permasalahan
Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah “apakah yang menjadi masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan
DTP pada penggunaan obat serebrovaskuler pada pasien di RS Bethesda ?”
Dari permasalahan utama tersebut terdapat beberapa permasalahan tambahan yang ingin diamati sebagai pendukung permasalahan utama, yaitu : a. bagaimana gambaran profil pasien Rumah Sakit Bethesda periode
Agustus-September 2008 yang menggunakan obat serebrovaskuler (meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan diagnosis) ? b. bagaimana gambaran profil obat/terapi yang diterima pasien RS Bethesda periode Agustus-September 2008 yang menggunakan obat serebrovaskuler
(meliputi macam obat, jenis obat, bentuk sediaan, dan aturan pakai obat) ? c. apa saja permasalahan ME dan DTP yang muncul pada pasien RS
Bethesda periode Agustus-September 2008 yang menggunakan obat serebrovaskuler ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Serebrovaskuler) belum pernah dilakukan. Tetapi penelitian yang terkait dengan masalah ME dan DTP pernah dilakukan dengan judul diantaranya sebagai berikut : a.
Studi Potensial Medication Error pada Peresepan di Bangsal Anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Februari-April 2003 (Ditinjau dari aspek Transcribing: Kesulitan Menbaca Tulisan pada Resep dan Kesulitan Membaca Penulisan Angka Desimal) oleh Nurdin (1999).
b.
Potensi Medication Error dalam Resep Anak di 10 Apotek di kota Yogyakarta periode Januari-Maret 2003 dan Persepsi Pembaca Resep yang Menanganinya (Tinjauan Aspek Kelengkapan dan Kejelasan Resep) oleh Pramudiarja (2000).
c.
Persepsi Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi Menyebabkan
Medication Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005 oleh Simbolon (1999).
d.
Evaluasi Drug Related Problems Pada Pengobatan Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005 oleh Meita (2002).
3. Manfaat penelitian a.
Manfaat teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk mendeskripsikan ME dan DTP yang terjadi pada pasien RS Bethesda.
b.
Manfaat praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care dan menerapkan isu patient safety di rumah sakit, secara khusus RS Bethesda dan secara umum rumah sakit di Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.
A.
Tujuan
1. Tujuan umum