Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing - USD Repository

  

EVALUASI MEDICATION ERROR RESEP RACIKAN PASIEN

PEDIATRIK DI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA

PADA BULAN JULI TAHUN 2007 (TINJAUAN FASE DISPENSING)

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Erline Yusticia Hinlandou NIM : 048114053

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

EVALUASI MEDICATION ERROR RESEP RACIKAN PASIEN

PEDIATRIK DI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA

PADA BULAN JULI TAHUN 2007 (TINJAUAN FASE DISPENSING)

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Erline Yusticia Hinlandou NIM : 048114053

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  Kupersembahkan karya ini untuk : Mama-Papaku, ungkapan rasa cinta dan baktiku

  Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Erline Yusticia Hinlandou Nomor Mahasiswa : 048114053

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Evaluasi Medication Error Resep Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda pada Bulan Juli Tahun 2007 (Tinjauan Fase

  Dispensing )

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Januari 2008 Yang menyatakan, (Erline Yusticia Hinlandou)

  

PRAKATA

  Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan yang selalu menyertai, membimbing, dan memberikan kasih-Nya yang luar biasa besar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi.

  Mengingat semua proses pengambilan dan penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, bantuan, dan kerja sama dari berbagai pihak, maka melalui halaman ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

  1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku pemilik proyek, dekan Universitas Sanata Dharma, dan dosen pembimbing skripsi II.

  2. Aris Widayati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak bantuan dan bimbingan selama proses penulisan.

  3. RS Bethesda atas kerja sama yang telah dilakukan

  4. Apoteker RS Bethesda, terutama Bu Endang dan Bu Anna atas bimbingan dan dukungannya di lapangan

  5. Petugas Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda termasuk para asisten apoteker dan reseptir

  6. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt atas kesediaannya menjadi dosen penguji

  7. Papa, mama, dan keluarga yang selalu memberi dukungan spiritual, moral, maupun materiil.

  8. Teman-teman seperjuangan : Henny, Tata, Amanda, dan Novi yang selalu memberi semangat, pencerahan, dan menemani dalam segala suasana.

  9. Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung: Maduma, Lina, Ndu2, Nina, Dipta, Nana, Keke, Ari, Iponk, Sari, Dea, Anita, Etolz, Desi, Wiwid, Yo2, dan Agung

  10. Teman-teman proyek lain (carrot team, tea team, alga team, curcuma team)

  11. FKK Angkatan 2004 atas kebersamaan dan semangat yang diberikan

  12. Seluruh pihak yang membantu semua proses terlaksana dengan baik Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca.

  Yogyakarta, 30 Januari 2008 Penulis

  

INTISARI

  Resep racikan diberikan kepada pasien pediatrik untuk mendapatkan dosis yang tepat. Resep racikan ini sangat berpotensi menimbulkan medication error

  

(ME) . Berdasarkan laporan dari United States Pharmacopeia Medication Errors

Reporting Program, 377 kesalahan pada fase dispensing disebabkan oleh

  kesalahan dari pihak farmasi. Faktor sistem memegang peranan utama sebagai penyebab terjadinya ME.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk- bentuk dan presentase kejadian ME, serta mengetahui penyebab, usaha pencegahan, pengatasan, dan perbaikan yang sebaiknya dilakukan. Metode penelitian menggunakan observasi dan wawancara mendalam.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kesalahan pada interpretasi (3,1%); pengambilan obat (6,8%); peracikan (4,6%); pelabelan (0,4%); kalkulasi dan rekalkulasi dosis (1,5%); dan pengemasan (0,2%); serta penyebutan nama pasien (0,2%). Penyebab ME di farmasi adalah kesalahan pada desain dan implementasi sistem. Usaha pencegahan yang telah dilakukan meliputi dilakukannya pemeriksaaan ulang, pencatatan ulang resep, adanya prosedur kerja, pengaturan letak obat, dan memperbaiki jadwal kerja. Usaha pengatasan berupa memberikan penjelasan kepada pasien dan menyelesaikan masalah. Usulan usaha perbaikan dapat berupa perubahan alur kerja, penambahan kolom berat badan pada resep, perubahan jadwal kerja, peningkatan sumber daya, dan penggantian obat berdasarkan persetujuan dokter.

  Kata kunci : medication error, dispensing, transcribing, resep racikan, dan pasien pediatrik.

  

ABSTRACT

  Many compounding prescription is prescibed to pediatric patient for getting the right dosage. The service of compounding prescription have a prone to medication error. According to the report of United States Pharmacopeia Medication Errors Reporting Program, 377 medication errors could be identified as pharmacy technician errors at dispensing phase. System factor play a major role in increasing the likelihood that an individual will make error.

  This research is a descriptive-observational research. Design of this research is cross sectional. From this research, hopefully we can know the type of medication errors that are happened and how many precentase of it’s kind, factors cause medication error, prevention efforts, efforts to deal the problem, and recommendations to repair the system. To obtain that purposes, this research uses observation and indepth interview methods.

  Based on the observation, the types of medication errors that were happened are error in interpretation (3,1%); labeling ( 0,4%); incorrect medicine (6,8%); dosage calculation (1,5%) packaging (0,2%); compounding (4,6%), and calling patient name (0,2%). Factors cause medication error at pharmacy are error in design and implementation of system. The prevention efforts that have done are checking, recording the prescription, work procedure, arranged medicine places, and arranged the work schedule. The efforts to deal medication error that were happen are giving some explanation to patient and finish the problems. Recommendations to repair the system are arranged work procedure, give a column weight patient in prescription, arranged work schedule, increase technology and human resources, and switch the medicine at prescription must have legalization from the medical doctor.

  Key word : medication error, dispensing, transcribing, compounding prescription, dan pediatric patient.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. vi PRAKATA.......................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASL.IAN KARYA............................................................. ix

  INTISARI............................................................................................................ x ABSTRACT........................................................................................................ xi DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................... xv DAFTAR DIAGRAM........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii

  BAB I. PENGANTAR....................................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

  1. Permasalahan.......................................................................................... 3

  2. Keaslian Penelitian................................................................................. 3

  3. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5

  B. Tujuan penelitian.......................................................................................... 5

  1. Tujuan Umum......................................................................................... 5

  2. Tujuan Khusus........................................................................................ 5

  BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA............................................................... 6 A.

Patient Safety................................................................................................ 6

B. Medication Error ......................................................................................... 6

  1. Definisi ME............................................................................................ 6

  2. Tipe ME................................................................................................. 7

  3. Fase ME................................................................................................. 8

  C. Faktor Penyebab ME................................................................................. 9 D. Medication Error pada Pediatrik..............................................................

  9 E. Cara Pencegahan ME pada Pasien Pediatrik............................................. 10

  F. Resep.......................................................................................................... 11 G. Pelayanan Resep .......................................................................................

  12 H. Keterangan Empirik...................................................................................... 13 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

  15 A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................................. 15

  B. Definisi Operasional .................................................................................. 15

  C. Subyek dan Obyek Penelitian..................................................................... 17

  D. Teknik Sampling......................................................................................... 18

  E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 19

  1. Observasi............................................................................................... 19

  2. Wawancara Mendalam......................................................................... 20

  F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 20

  G. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 21

  1. Orientasi................................................................................................ 21

  2. Pengumpulan Data................................................................................. 22

  a. Observasi ......................................................................................... 22

  b. In-depth interview (wawancara mendalam) ..................................... 22

  3. Pengolahan Data .................................................................................... 23

  a. Data Kualitatif.................................................................................. 23

  b. Data Kuantitatif................................................................................ 23

  H. Keterbatasan dalam Penelitian........................................................................ 24

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 26 A. Frekuensi Penulisan dan Pelayanan Resep Racikan Pediatrik..................... 26 B. Bentuk- bentuk ME...................................................................................... 27 C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya ME...................................................... 41 D. Usaha Pencegahan dan Pengatasan ME....................................................... 47

  1. Usaha Pencegahan ................................................................................ 47

  2. Usaha Pengatasan................................................................................... 49

  E. Usulan Usaha Perbaikan .............................................................................. 51

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 55 A. Kesimpulan ................................................................................................. 55 B. Saran ............................................................................................................ 56 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 57 LAMPIRAN...................................................................................................... 61 BIOGRAFI PENULIS....................................................................................... 108

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I . Persyaratan Pengkajian Resep........................................................12 Tabel II. Bentuk-bentuk ME yang Pernah Terjadi di Rumah Sakit

  Bethesda.........................................................................................28 Tabel III. Bentuk, Macam, Jumlah, dan Presentase Kesalahan pada Tahap

  Interpretasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda Bulan Juli..................................................................................................32

  Tabel IV. Bentuk, Macam, Jumlah, dan Presentase Kesalahan pada Tahap Pelabelan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda Bulan Juli 2007................................................................................................34

  Tabel V. Bentuk, Macam, Jumlah, dan Presentase Kesalahan pada Tahap Kalkulasi dan Rekalkulasi Dosis di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda Bulan Juli 2007........................................................ 34

  Tabel VI. Macam dan Presentase Pengambilan Kekuatan Obat yang Salah di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007................................................................................................35

  Tabel VII. Macam dan Presentase Kesalahan Pengambilan Jumlah Obat yang Tidak Sesuai Resep yang Belum Sampai ke Tangan Pasien di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007............. 36

  Tabel VIII. Macam dan Presentase Kesalahan Pengambilan Jumlah Obat yang Tidak Sesuai Resep yang Sampai ke Tangan Pasien di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007............................37

  Tabel IX. Macam dan Presentase Kesalahan Peracikan yang Mempengaruhi Dosis di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007................................................................................................38

  Tabel X. Macam dan Presentase Kesalahan dalam Peracikan Membuat Bentuk Sediaan di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007........................................................................................39

  Tabel XI. Macam dan Presentase Kesalahan Pengemasan di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007...................................... 40

  Tabel XII. Macam dan Presentase Kesalahan Penyebutan Nama Pasien di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007............. 40

  Tabel XIII. Upaya Pencegahan ME oleh Dokter di RS Bethesda.................... 47 Tabel XIV. Upaya Pencegahan ME yang Telah Dilakukan oleh Pihak Farmasi

  Rawat Jalan RS Bethesda.............................................................. 48 Tabel XV. Upaya Pengatasan ME yang Telah Dilakukan di RS Bethesda....50 Tabel XVI. Usulan Upaya Perbaikan yang Sebaiknya Dilakukan oleh RS

  Bethesda.........................................................................................51

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1. Jumlah Penulisan dan Pelayanan Resep Racikan dan Non Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda Periode Juli 2007…………………………………...……………......…………..26

  Diagram 2. Bentuk-bentuk dan Presentase Kejadian ME Bulan Juli 2007 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda......................................29

  Diagram 3. Presentase Kelengkapan Resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda Bulan Juli 2007..................................................................45

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jumlah Populasi Resep Pediatrik Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda.........................................................................................62

  Lampiran 2. Bentuk, Presentase, dan Frekuensi Kejadian ME yang Sampai ke Tangan Pasien dan yang Belum Sampai ke Tangan Pasien.............................................................................................63

  Lampiran 3. Jumlah dan Presentase Kelengkapan Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda.....................................64

  Lampiran 4. Jumlah Kelengkapan Aturan Waktu Minum Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda.............65

  Lampiran 5. Jumlah Informasi Yang Diberikan Selama Penyerahan Obat Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda.........................................................................................66

  Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker..............................................67 Lampiran 7. Hasil Wawancara Dokter...............................................................77 Lampiran 8. Hasil Wawancara dengan Apoteker ..............................................82 Lampiran 9. Hasil Wawancara dengan Pasien....................................................85 Lampiran 10. Kejadian ME Yang Ditemukan Pada Resep Pasien Pediatrik Bulan Juli 2007 Di Rumah Sakit Bethesda .............................................

  94 Lampiran 11. Kelengkapan Resep......................................................................107

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Medication error(ME) merupakan masalah serius dan penting yang sudah

  timbul sejak dulu. The National Coordinating Council for Medication Error

  

Reporting and Prevention (NCC MERP) mendefinisikan ME adalah suatu

  kejadian dapat dicegah yang mampu menyebabkan kesalahan dalam pemakaian obat atau kejadian membahayakan pasien di mana masih dalam pengawasan profesi kesehatan, pasien, atau konsumen (Anonim, 2000b). Medication error dapat menyebabkan kerugian pada pasien dan kehilangan kepercayaan terhadap sistem pelayanan kesehatan sehingga dapat merusak hubungan pasien dengan tenaga profesional kesehatan (Cox, 2000).

  Sejak tahun 1992, Food and Drug Administration (FDA) telah menerima sekitar 20.000 laporan terjadinya ME. Laporan ini merupakan laporan dari sukarelawan, sehingga dimungkinkan jumlah ME yang sebenarnya jauh lebih tinggi (Anonim, 2003).

  Faktor sistem memegang peranan utama sebagai penyebab terjadinya ME. Desain sistem yang kurang baik dapat mengakibatkan ME oleh petugas dan kesulitan mendeteksi adanya kesalahan sehingga dapat mengakibatkan ME sampai ke tangan pasien. Usaha pencegahan ME harus fokus pada akar permasalahan yaitu pada desain dan implementasi sistem. Kurangnya standarisasi, ketersediaan informasi yang kurang memadai, dan jadwal kerja yang buruk dapat

  Pelayanan kefarmasian pada masa kini telah berkembang ke patient

  

oriented . Oleh sebab itu, tuntutan tanggung jawab terhadap pasien menjadi lebih

  besar. Tingginya rasa tanggung jawab ini seharusnya dapat untuk meminimalkan rasa malu dan saling menyalahkan yang timbul akibat adanya kesalahan yang diketahui (Cohen, 1999).

  The United States Pharmacopeia Center for the Advancement of Patient

Safety (USP CAPS) mengindentifikasi bahwa banyak ME terjadi pada populasi

  spesifik yaitu umur kelahiran sampai 16 tahun. Laporan ME ini dipresentasikan kepada USP Safe Medication Use and Pediatric Expert Committees untuk dievaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut, USP merekomendasikan untuk mencegah ME yang terjadi pada populasi pediatrik (Anonim, 2003).

  Kelompok pediatrik memiliki respon yang berbeda terhadap obat dibandingkan orang dewasa. Apalagi pada pasien neonatal, perhitungan dosis harus lebih cermat karena resiko toksisitasnya yang tinggi. Anak kecil memerlukan dosis per kilogram yang lebih besar daripada orang dewasa karena kecepatan metabolismenya yang lebih tinggi. Dosis anak dihitung dapat berdasarkan berat badan, umur, dan luas permukaan tubuh. Keanekaragaman dosis inilah yang menjadi penyebab banyak obat yang sudah jadi diracik atau direkonstitusi kembali (Anonim, 2000a).

  Selama periode 5 tahun (1995-1999), dari 377 ME yang dilaporkan kepada

  

United States Pharmacopeia Medication Errors Reporting Program (USP MERP)

  dapat diidentifikasi sebagai kesalahan petugas farmasi. Medication error oleh petugas farmasi ditemukan terus-menerus pada fase dispensing (Anonim, 2005c).

  Penelitian ini lebih fokus kepada fase dispensing karena bertujuan meminimalkan kesalahan petugas farmasi pada fase tersebut.

  Penelitian dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bethesda. Rumah sakit ini telah melakukan kerjasama dengan Universitas Sanata Dharma dalam bidang penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian program hibah berjudul Evaluasi Patient Safety Terapi dengan Sediaan Racikan pada Pasien di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Juli-Agustus 2007 (Suhadi, 2007). Penelitian ini merupakan permintaan dari pihak RS tersebut. Rumah sakit ini termasuk dalam RS swasta tipe utama dengan akreditasi ISO 9000 dan merupakan salah satu RS swasta terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rumah sakit ini mempunyai 8 apoteker dan telah menjalankan beberapa kegiatan pelayanan farmasi klinis.

1. Permasalahan

  a. Apa saja bentuk-bentuk ME dan berapakah presentase kejadiannya selama proses dispensing? b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya ME?

  c. Upaya pencegahan dan pengatasan ME apa saja yang selama ini telah dilakukan? d. Apa sajakah upaya perbaikan yang sebaiknya dilakukan? 2.

   Keaslian Penelitian

  Penelitian ME sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Lisby, Nielsen dan Mainz (2004) dengan judul Errors in The Medication Process: Frequency,

  

Type, and Potential Clinical Consequences at Aarhus University Hospital,

Denmark. Hasil yang didapatkan melalui penelitian ini adalah terjadi ME

  sebanyak 1065 dari 2467 potensi ME. Frekuensi ME pada tiap fase meliputi

  

prescribing : 167/433 (39%), transcription: 310/558 (56%), dispensing : 22/538

  (4%), dan administration: 166/412 (41%). Tipe ME yang paling sering terjadi adalah pemberian obat yang tidak diresepkan dan pengobatan yang tidak diberikan (omission drug).

  Selain itu, Hartayu dan Widayati (2006) juga telah mengulas tentang ME melalui penelitian Kajian Kelengkapan Resep Pediatri yang Berpotensi Menimbulkan ME di Rumah Sakit dan 10 Apotek di Yogyakarta. Melalui penelitian ini diketahui bahwa frekuensi tertinggi ketidaklengkapan resep yang dapat memicu terjadinya ME adalah tidak tercantumnya berat badan (RS I: 65,71%; RS II: 100%; Apotek: 98,53%) dan umur pasien (RS I: 49,84%; RS II: 100%; Apotek: 14,05%).

  Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan di atas. Perbedaan tersebut lebih pada tempat, waktu, tujuan penelitian, dan metode pengambilan data. Penelitian ini lebih bertujuan untuk mengetahui frekuensi kejadian ME (bukan potensi kesalahan) di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda selama fase dispensing periode Juli 2007. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud mengetahui penyebab terjadinya ME, upaya pencegahan dan pengatasan yang telah dilakukan, dan usaha perbaikan yang sebaiknya dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara yang dilakukan secara cross sectional .

3. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

  a. manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasiaan.

  b. manfaat praktis Hasil yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan prosedur baru pencegahan ME di Instalasi Rawat Jalan RS Bethesda.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ME yang terjadi selama proses dispensing di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda tanpa menganalisis kerasionalan resep maupun obat yang diberikan ke pasien.

2. Tujuan Khusus

  Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

  a. mengetahui bentuk-bentuk ME dan presentase kejadiannya selama fase

  dispensing

  b. mengetahui penyebab terjadinya ME yang muncul

  c. mengetahui usaha pencegahan dan pengatasan ME yang selama ini telah dilakukan d. mengetahui usaha perbaikan yang sebaiknya dilaksanakan

BAB II PENELAHAAN PUSTAKA A. Definisi Patient Safety Patient safety adalah bebas dari kejadian merugikan yang tidak disengaja

  selama masa pengobatan; aktivitas untuk mencegah atau mengatasi adverse outcome yang ditimbulkan selama proses pengobatan (Anonim, 2005b).

  Menurut Aspden, Corrigan., Wolcott, dan Erickson (2004) dan Anonim (2004a), patient safety didefinisikan

  “the identification, analysis and management of patient-related risks and

  incidents, in order to make patient care safer and minimise harm to patients.”

B. Medication Error

  1. Definisi ME

  The National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (Anonim, 2000b) mengemukakan bahwa “medication error as any preventable event that may cause or lead to inappropriate medication use or patient harm while the medication is in the control of the health care professional, patient, or consumer”.

  Kejadian yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan praktek profesional kesehatan, produk kesehatan, prosedur, dan sistem meliputi: prescribing, komunikasi, pelabelan, pengemasan, peracikan, dispensing, distribusi, pemberian, edukasi, monitoring, dan penggunaan (Anonim, 2000b).

  2. Tipe ME Ada beberapa tipe ME menurut Siregar dan Kumolosasi (2005), Koyle dan

  Butkus (2002), dan Anonim (1998) yaitu:

  a. produk yang rusak adalah produk yang stabilitas fisika dan kimianya telah berubah karena penyimpanan yang kurang baik, terpapar cahaya, suhu yang tidak sesuai.

  b. dosis berlebih adalah melipatkan dosis dengan melakukan pemberian pada waktu yang berbeda c. kesalahan peresepan adalah kesalahan seleksi obat, dosis, bentuk sediaan, mutu, rute, konsentrasi, kecepatan pemberian, atau instruksi untuk menggunakan obat yang diorder oleh dokter yang tidak benar; resep atau order obat yang tidak terbaca yang menyebabkan kesalahan yang sampai pada pasien.

  d. dosis atau kekuatan yang tidak tepat adalah dosis atau kekuatan obat yang diberikan berbeda dengan yang diresepkan, termasuk pemberian jumlah obat yang tidak tepat.

  e. rute pemberian yang salah

  f. waktu pemberian yang salah

  g. bentuk sediaan yang salah adalah bentuk sediaan obat yang diberikan berbeda dengan yang diresepkan h. preparasi yang salah adalah preparasi/ formulasi yang salah dari produk obat

  (salah merekonstitusi atau melarutkan obat) i. teknik pemberian yang salah; contoh penggerusan obat yang kurang tepat j. unauthorized drug adalah obat yang tidak disahkan (diresepkan) oleh dokter, diberikan kepada pasien yang salah k. omission drug adalah pengobatan yang tidak diberikan, tidak termasuk penolakan pasien, keputusan klinik (kontraindikasi) atau alasan lain (karena alasan pasien akan melakukan tes laboratorium sehingga obat tidak diberikan) l. salah pasien m. obat yang diberikan salah n. pembacaan yang salah o. kesalahan monitoring (termasuk kontraindikasi)

  3. Fase ME Fase pada proses pengobatan yaitu :

  a. fase prescribing adalah segala tindakan yang meliputi membuat keputusan medis, memilih obat dan regimen obat, dokumentasi pada rekam medik, dan tindakan pengesahan penulis resep untuk melakukan permintaan obat terhadap farmasi (Aspden, Wolcott, Bootman, dan Cronenwett, 2007).

  b. fase dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai pada tahap interpretasi, validasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi (Anonim, 2004a).

  c. fase pemberian adalah fase pemberian obat ke pasien yang dilakukan oleh pasien sendiri, perawat, atau caregiver

  ( Anonim, 2005b).

  d. fase monitoring adalah kegiatan mengevaluasi efek samping dan efek terapi yang timbul melalui respon emosional, fisik, dan psikologis pada pasien setelah pemberian obat serta mencatat (mendokumentasikan) semua penemuan terkait tersebut (Aspden, dkk., 2007).

  B.

   Faktor Penyebab Medication Error

  Faktor penyebab medication error dapat berupa : 1) komunikasi yang buruk, baik secara tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien, dokter dan apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan), 4) kurangnya edukasi ke pasien, 5) kurangnya peran pasien dan keluarganya (Cohen, 1999), 6) nama obat yang hampir sama, 7) kesalahan pada penulisan dan penempelan label, 8) kesalahan pengemasan yaitu kemasan dan bentuk sediaan yang kurang tepat (Thomas, 2001), 9) cara dispensing obat yang baik (CDOB) tidak diterapkan, dan 10) pelaksanaan sistem formularium yang belum memadai (Siregar dan Kumolosasi, 2004).

C. Medication Error pada Pediatrik

  Tenaga kesehatan profesional sering tidak dapat mempersiapkan dan memberikan dosis dari formulasi yang tersedia di pasaran yang sesuai seperti yang dibutuhkan pasien pediatrik. Akibatnya bentuk sediaan obat untuk pasien pediatrik sering diubah. Tablet mungkin dihancurkan (digerus), kapsul dibuka dan diminum bersama makanan atau minuman. Situasi ini dapat meningkatkan permasalahan kelarutan dan bioavailabilitas. Walaupun dilakukan reformulasi, masalah dapat timbul dari kekurangan informasi tentang stabilitas, sterilitas produk, dan bioavailabilitas (Cohen, 1999).

  Walaupun pabrik obat memproduksi obat dengan konsentrasi untuk dewasa dan anak-anak, masih timbul potensi kesalahan. Produk anak-anak dan dewasa biasanya disimpan bersebelahan pada rak. Jika farmasis atau pelanggan tidak membaca label, maka dia akan memilih obat dengan konsentrasi yang salah (Cohen, 1999).

  Resiko pelayanan resep pada pasien pediatrik salah satunya adalah kesalahan perhitungan dosis. Kesalahan perhitungan dosis disebabkan kurang teliti dan tulisan resep yang tidak jelas yang mengakibatkan kesalahan intepretasi. Resiko ini dapat diminimalisasi dengan memeriksa kembali, dan menstandarisasi dosis yang diminta (Cohen, 1999).

  Bayi dan anak-anak memiliki resiko ME yang tinggi karena beberapa faktor yaitu perubahan perkembangan fisiologis (mempengaruhi disposisi obat), perhitungan dosis yang bersifat individual berdasarkan berat badan, kurangnya bentuk sediaan obat dan konsentrasi obat di pasaran, dan kurangnya informasi dan pelabelan untuk pediatrik pada berbagai obat (Bell, 2003).

D. Cara Pencegahan ME pada Pasien Pediatrik

  Cara yang paling efektif mengurangi kesalahan adalah pencegahan. Semua dosis dan rute pemberian harus diperiksa dua kali oleh dua petugas kesehatan profesional. Perhatian harus difokuskan pada kemungkinan kesalahan menghitung, kesalahan desimal, dan kesalahan konsentrasi pada penggunaan sediaan oral atau sediaan parenteral pada sediaan pediatrik (Cohen, 1999).

E. Resep

  Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/x/1993, Bab I,

  pasal 1h. (Lestari, 2002) menyebutkan bahwa ”resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Hal yang terpenting dalam menuliskan resep adalah bahwa tulisan harus jelas sehingga mudah dimengerti. Penulisan resep yang menimbulkan ketidakjelasan, keraguan, atau salah pengertian mengenai nama obat serta takaran yang harus diberikan, sedapat mungkin harus dihindari. Kebiasaan buruk di kalangan dokter dalam menulis resep dengan tulisan yang tidak jelas, kadang- kadang menyebabkan pengobatan yang tidak efektif dan tidak aman, masa sakit memanjang, membahayakan, dan menimbulkan kekhawatiran pasien, serta menyebabkan pembengkakan biaya (Anonim, 1994).

  Pengkajian resep, menurut Surat Keputusan .Menteri Kesehatan No.1197/MENKES/SK/X/2004, Bab VI, pasal 6, merupakan kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

  Tabel I . Persyaratan Pengkajian Resep No. Persyaratan Administrasi Persyaratan Farmasi Persyaratan Klinis

  1 Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

  Bentuk dan kekuatan sediaan Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat

  2 Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter

  Dosis dan jumlah obat Duplikasi pengobatan

  3 Tanggal resep Stabilitas dan ketersediaan Alergi, interaksi dan efek samping obat

  4 Ruangan/unit asal resep Aturan, cara dan teknik penggunaan

  Kontraindikasi

  5 Efek aditif

F. Pelayanan Resep

  Proses pelayanan resep mencakup kegiatan-kegiatan berikut: 1) membaca dan mengerti isi resep

  Tahap ini merupakan tahap penterjemahan (interpretasi) resep dokter. Bila resep tidak jelas atau lengkap, farmasis dapat berkomunikasi langsung dengan dokter yang meresepkan (Aspden, dkk., 2007). 2) memasukkan data ke komputer

  Selama proses fase ini, resep obat dimasukkan ke data komputer oleh farmasis atau petugas farmasi kemudian mencetak label. Pemasukkan data ke sistem komputer database farmasi dapat digunakan untuk melakukan skrining resep secara klinis sehingga dapat diketahui apakah terjadi interaksi obat, duplikasi pengobatan, alergi, atau dosis yang melebihi kadar efek maksimum (Anonim, 2005a dan Aspden, dkk., 2007).

  3) preparasi Pada fase ini paling banyak ditemukan kesalahan petugas farmasi.

  Preparasi terdiri dari tahap penghitungan jumlah obat yang diresepkan, pengambilan obat, peracikan, pengemasan kembali, dan pelabelan pada kemasan obat (Anonim, 2005a dan Aspden, dkk., 2007). 4) menyerahkan obat dan memberikan informasi

  Penyerahan obat ke pasien di bawah pengawasan apoteker berperan penting dalam upaya agar pasien mengerti dan menggunakan obat secara benar seperti yang dianjurkan. Kekeliruan dalam penyediaan obat dan penyerahan obat ke pasien sering mengakibatkan kerugian bagi pasien (Anonim, 2000a).

  Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX/ 2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, menyebutkan bahwa

  ”Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.” Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX/

  2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, menyebutkan bahwa ”Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.”

  

J. Keterangan Empirik

  Hasil penelitian kali ini diharapkan dapat memberikan gambaran bentuk- bentuk dan presentase ME yang terjadi selama proses dispensing. Selain itu, diharapkan dapat mengetahui penyebab ME, upaya pencegahan dan pengatasan yang telah dilaksanakan, serta usaha perbaikan yang sebaiknya dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian termasuk observasional deskriptif. Observasional berarti

  observasi terhadap berbagai variabel obyek menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti. Penelitian ini bertujuan melakukan eksplorasi deskriptif terhadap suatu fenomena, fenomena dalam penelitian ini adalah kejadian ME, tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi (Pratiknya, 2001). Penelitian ini tidak menganalisis dan mengkategorikan dampak dari setiap kejadian ME. Rancangan penelitian adalah

  

cross sectional karena pengamatan kejadian ME, kelengkapan resep, dan

  pemberian informasi ke pasien pada tiap subyek dilakukan sekali saja dan evaluasi kesalahan dilakukan langsung pada saat observasi.

B. Definisi Operasional

  Batasan makna dan penafsiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. medication error adalah kesalahan yang dilakukan oleh pembaca resep pada fase dispensing tanpa memperhatikan tahap validasi dan pemberian harga.

  2. kesalahan pembaca resep adalah bila pembaca resep melakukan kesalahan dalam satu tahap pelayanan resep dan kesalahan tersebut belum dibetulkan sampai satu tahap tersebut selesai dilakukan.

  3. fase dispensing meliputi tahap interpretasi, kalkulasi dosis, pelabelan (pengetikan dan penempelan label), rekalkulasi dosis, pengambilan obat, (peracikan), pengemasan, pemeriksaan ulang, dan penyerahan obat serta pemberian informasi.

  4. kesalahan interpretasi diasumsikan sebagai kesalahan pengetikan di komputer.

  5. pembaca resep adalah semua petugas Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda yang memiliki kewenangan menangani resep, yaitu apoteker dan asisten apoteker di bawah pengawasan apoteker. 6. pasien pediatrik adalah pasien dari dokter yang praktek di Klinik Kesehatan Anak RS Bethesda.

  7. responden adalah orang tua pasien pediatrik, dokter, dan pembaca resep yang diwawancarai dengan metode wawancara mendalam.

  8. waktu minum adalah aturan khusus dalam mengkonsumsi obat yang meliputi sebelum makan dan sesudah makan.

  9. racikan adalah obat dengan rute pemberian per oral, yang sudah siap dikonsumsi, direkonstitusi ulang menjadi bentuk sediaan baru yaitu kapsul, pulveres, dan sirup. 10. racikan standar RS Bethesda (RSB) adalah obat dari resep racikan dokter, yang berdasarkan kebijakan RS dan sudah melalui kesepakatan dengan dokter, telah diracik dan dikemas terlebih dahulu dengan variasi dosis tertentu oleh pihak RS bagian produksi sebelum resep diterima Instalasi

  Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda yang bertujuan untuk mempercepat proses pelayanan resep.

  11. racikan non-standar adalah obat dari resep racikan dokter yang diracik atau direkonstitusi ulang setelah resep diterima Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda dan telah diperintahkan untuk diracik (biaya obat telah dibayar oleh pasien).

  12. kesalahan yang belum sampai ke tangan pasien adalah kesalahan yang sudah dibetulkan sebelum obat diserahkan ke pasien atau kesalahan yang belum dibetulkan oleh pembaca resep dan belum diketahui kesalahan ini berlanjut sampai obat diserahkan ke pasien atau tidak karena obat belum diambil pasien pada waktu observasi.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

  Subjek penelitian pada pengambilan data dengan wawancara mendalam di RS Bethesda ini adalah responden yang terdiri dari dokter yang praktek di Klinik Kesehatan Anak, asisten apoteker yang bekerja di Farmasi Rawat Jalan, apoteker penangggung jawab Farmasi Rawat Jalan, dan orang tua pasien pediatrik. Kriteria orang tua pasien pediatrik yang diwawancarai adalah orang tua dari pasien pediatrik yang membeli obat berdasarkan resep racikan di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda, pelayanan resepnya diobservasi oleh peneliti dan maksimal dalam 1 bulan terakhir pernah membeli obat berdasarkan resep di Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda.

  Obyek penelitian yang digunakan selama observasi adalah resep racikan pasien pediatrik yang diterima Farmasi Rawat Jalan RS Bethesda pada bulan Juli tahun 2007.

Dokumen yang terkait

Prevalensi demam tifoid pada pasien rawat jalan di rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Juli Tahun 2008 sampai Juli 2009

0 11 51

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Medication error dalam fase dispensing dan fase administration pada resep racikan (studi kasus) di empat apotek di Kabupaten Sleman periode Februari dan Maret 2014.

3 20 115

Analisis penggunaan antibiotik pasien rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit swasta Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juli 2007 - Juni 2008.

1 9 114

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing.

0 1 128

Evaluasi peresapan kasus pediatri di bangsal anak rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang menerima resep racikan periode Juli 2007 : kajian kasus gangguan sistem saluran cerna.

0 3 98

Evaluasi peresapan kasus pediatri di bangsal anak rumah sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007 : kajian kasus gangguan sistem saluran nafas.

0 4 139

Kajian medication error pada resep racikan pasien pediatrik di unit farmasi Rumah Sakit "X" bulan Juli 2007 (tinjauan fase dispensing).

0 1 20

Evaluasi peresapan kasus pediatri di bangsal anak rumah sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007 : kajian kasus gangguan sistem saluran nafas - USD Repository

0 0 137

Evaluasi peresapan kasus pediatri di bangsal anak rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang menerima resep racikan periode Juli 2007 : kajian kasus gangguan sistem saluran cerna - USD Repository

0 0 96