Evaluasi masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan drug theraphy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda periode Agustus-September 2008 : kajian terhadap obat gangguan sistem kardiovaskuler - USD Repository
EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER 2008 (Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan Oleh:
Olivia Ganeswati NIM : 058114028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu,
carilah, maka kamu akan mendapat,
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
(Matius 7 : 7)
Kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus, yang memberiku kehidupan dan selalu berkarya
dalam setiap nafas hidupku
Mama dan Papa tercinta, yang selalu mengajarkan aku arti hidup
serta berjuang untuk menjalani dan memaknainya
Almamaterku
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atasrahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsinya yang berjudul “EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN
MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY
PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA PERIODE
AGUSTUS-SEPTEMBER 2008 (Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem
Kardiovaskular)”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang studi guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
2. Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberi bimbingan, pengarahan, dukungan dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.3. dr. Luciana Kuswibawati, M.,Kes., selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan, dukungan dan arahan selama proses penelitian berlangsung dan dalam penyususunan skripsi ini.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat membantu dalam penyususnan skripsi ini.
5. Dra. L. Endang Budiarti, M.Pharm., Apt., selaku pembimbing lapangan yang
telah banyak membantu, memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung di Rumah Sakit Bethesda.
6. Ibu Ana selaku farmasis klinis bangsal III RS Bethesda yang telah banyak
memberikan bantuan dan masukan, serta kritik yang membangun selama dilangsungkannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
7. Kepala dan staf Rekam Medik Rumah Sakit Bethesda yang telah memberi ijin
dan bantuan selama proses pengamatan medical record pasien Rumah Sakit Bethesda.
8. Bapak Rustamadji selaku kepala ruang D yang telah banyak membantu
penulis selama dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
9. Ibu Endar selaku kepala ruang E yang telah banyak membantu penulis selama
dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
10. Para perawat ruang D dan E, serta perawat-perawat bangsal III yang telah
banyak membantu selama dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
11. Mama dan Papaku tercinta yang selama ini telah memberiku begitu banyak
doa, cinta, kasih sayang, perhatian serta begitu banyak dukungan yang takkan
12. Adikku tersayang Nita, melalui doa, keceriaan dan perhatiannya telah begitu
banyak mewarnai hidupku dan membuat hidupku lebih berarti.
13. Nenekku yang kusayangi, Mbah putri, yang telah banyak membantuku
melalui doa dan nasihat-nasihatnya yang sangat berarti bagiku.
14. Mbak Tin yang selalu meberikan dukungan, keceriaan serta kasih sayangnya
padaku.
15. Sahabat-sahabatku, Dewi, Vira, Christin, Dona, Ade yang telah memberiku
persahabatan yang indah, berbagi cerita suka dan duka bersamaku, serta selalu mendukung dan mendoakan aku.
16. Teman-temanku kelompok BALDY, Andin, Sekar, Bembi, Sisca, Stela,
Donal, Welli, Nolen, yang telah berjuang bersama-sama dalam penelitian ini, yang selalu berbagi dukungan dan semangat dari awal hingga penelitian ini dapat diselesaikan.
17. Teman-temanku wisma Rosari atas, Dewi, Agnes, Esti, mbak Nice, mbak Uci,
Yeni, Della, mbak Tina, dek Susi, Vetri, mbak Jean, mbak Sri, Mella, Yesia, Angel, Lina, mbak Tong-tong, mbak Tika atas kekompakan, kebersamaan, keceriaan dan dukungan yang telah kalian berikan.
18. Semua teman-teman Farmasi, kususnya FKK angkatan 2005, yang telah
memberikan keceriaan, kekompakan, kerjasama dan dukungan serta masukan yang membantuku selama kuliah di Farmasi.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu, mendukung, dan mendoakan baik secara langsung maupun tidak langsung.Penulis menyadari bahwa skipri ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini
berguna bagi semua pihak, dan dapat menambah ilmu pengetahuan.Yogyakarta, 19 Januari 2009 Penulis
INTISARI
Penggunaan obat–obat kardiovaskuler sering menjadi masalah yangberkaitan dengan medication error. Medication error (ME) dan Drug Therapy
tentunya merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalanProblems (DTP) terapi, bahkan menimbulkan efek obat yang tidak diharapkan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah utama
kejadian ME fase administrasi dan DTP penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus-
September 2008. Selain itu, juga untuk mengetahui profil kasus (umur, jenis
kelamin, diagnosis, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan); profil terapi pasien
[secara umum dan secara khusus dalam penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler meliputi jumlah dan jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler,
bentuk sediaan, aturan pakai obat (dosis/kekuatan obat dan frekuensi)]; serta
mengetahui ME fase administrasi dan DTP apa saja yang terjadi. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif
yang bersifat prospektif.Kasus pasien yang menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler
sebanyak 33 kasus. Usia pasien terbanyak adalah 35-64 tahun (63,6%), dengan
jenis kelamin laki-laki lebih banyak (51,5%), diagnosis paling banyak adalah
Chronic Kidney Disease (9,1 %). Obat gangguan sistem kardiovaskuler yang
paling banyak digunakan adalah antihipertensi. Dari hasil identifikasi ME dan
DTP, didapatkan DTP terbanyak adalah interaksi obat, sebanyak 17 kejadian, juga
terdapat ADR 6 kejadian, butuh obat tambahan 4 kejadian, dosis terlalu rendah 3
kejadian, ketidakpatuhan pasien 2 kejadian. Kejadian ME fase administrasi yang
terjadi adalah gagal mencek instruksi sebanyak 4 kejadian dan dosis keliru
sebanyak 3 kejadian. Masalah utama terjadinya ME dan DTP ini dimungkinkan
karena kurangnya jam kerja farmasis klinis dalam memonitor obat.
Kata kunci (keywords) : medication error, drug therapy problem, obat gangguan
sistem kardiovaskular.
ABSTRACT
The use of drug in cardiovascular system disorder is often related tomedication error (ME) and drug therapy problem (DTP). Medication error and
drug therapy problem that happen can cause a fail of therapy even an unwanted
effects of drug.The general purpose of this research is to know the main problem that
cause medication error in administration phase and drug therapy problem in the
use of drug in cardiovascular system disorder in patient at Bethesda hospital in
August-September 2008. Furthermore to know the profile of case (include age,
gender, diagnosis, education rate dan kind of job); the profile of therapy [in
general and special in the use of drug in cardiovascular system disorder, include
number and kind of drug in cardiovascular system disorder, dosage form, route of
administration (dosage/strength, frecuency)], and also to know ME in
administration phase and DTP that real happen. This research is includes in the
kind of non experimental research with evaluatif descriptive design which have
prospective characteristic.The most age of patients is 35-64 years old (63,6%), man is more than
women (51,5%), the most diagnosis is Chronic Kidney Disease (9,1 %).
Antihypertension is the most drug that patient used. The number of case that used
drug in cardiovascular system disorder is 33 cases. From the result of ME and
DTP identification, founded that the most kind of DTP that happen is drug
interaction (17 events), 6 ADR events, 4 need additional therapy events, 3 dosage
too low events, 2 uncompliance events. Medication error in administration phase
that happen is the fail of instruction checking (4 events) and 3 events of wrong
dosage. The main problem that cause this events is possible because of a minim
worktime of clinical pharmacist that monitoring therapy.
Key words : medication error, drug therapy problem, drug use in cardiovascular
disorders.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v PERNYATAAN PUBLIKASI vi PRAKATA ........................................................................................................... viiPERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. xi
INTISARI ............................................................................................................ xii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1
1. Permasalahan ............................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ....................................................................... 4 3. Manfaat penelitian .......................................................................
5 B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum ............................................................................... 6
2. Tujuan khusus .............................................................................. 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Error ............................................................................. 7 B. Drug Therapy Problems .................................................................. 10 C. Sistem Kardiovaskuler .................................................................... 14
2. Gagal jantung ............................................................................ 27
3. Aritmia ...................................................................................... 30
E. Keterangan Empiris ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 34 B. Definisi Operasional ....................................................................... 34 C. Subyek Penelitian ............................................................................ 36 D. Bahan Penelitian ............................................................................. 37 E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 37 F. Lokasi Penelitian ............................................................................. 38 G. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 38
1. Tahap orientasi .......................................................................... 38
2. Tahap pengambilan data ........................................................... 38
3. Tahap penyelesaian data ........................................................... 39
H. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................. 40
I. Kesulitan Penelitian ........................................................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Pasien yang Menggunakan Obat Gangguan sistem Kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda Periode Agustus- September2008
1. Berdasarkan kelompok usia ...................................................... 47
2. Berdasarkan jenis kelamin ........................................................ 49 3. Berdasarkan diagnosis ...............................................................
50
4. Berdasarkan tingkat pendidikan ................................................ 52 5. Berdasarkan jenis pekerjaan ......................................................
53
B. Profil Terapi Pasien yang Menggunakan Obat Gangguan sistem Kardiovaskuler di Bangsal
III RS Bethesda Periode Agustus-September 2008
1. Profil terapi secara umum ......................................................... 54
2. Profil terapi secara khusus ........................................................ 57
C. Permasalahan-Permasalahan Dalam Penggunaan Obat Gangguan sistem Kardiovaskuler pada pasien di
Bangsal III RS Bethesda Periode Agustus-September 2008
1. Drug therapy problem (DTP) ................................................... 66
2. Medication error (ME) ............................................................. 82
3. Evaluasi masalah utama kejadian medication errors dan drug therapy problems .......................................................
84
4. Dampak terapi ........................................................................... 87
D. Rangkuman Pembahasan ................................................................ 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 92 B. Saran ................................................................................................
93 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94 LAMPIRAN ........................................................................................................
96 BIOGRAFI ......................................................................................................... 140
DAFTAR TABEL
Tabel I Bentuk-bentuk Medication error ......................................... 9
Tabel II Taksonomi & kategorisasi Medication error .....................9 Tabel III Tingkat kepastian suatu kejadian berhubungan dengan suatu obat ............................
10 Tabel IV Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) ........... 12 Tabel V Tingkat Signifikansi Interaksi Obat ..................................... 13
Tabel VI Klasifikasi tekanan darah menurut WHO ...................... 18
Tabel VII Klasifikasi tekanan darah pada dewasa (JNC VII) ................................................... 18 Tabel VIII Algoritme terapi hipertensi (Menurut JNC VII) .................. 21Tabel IX Terapi hipertensi pada keadaan khusus (JNC VII) ................................................... 22 Tabel X Pengelompokan kasus berdasarkan jenis diagnosis .................................................. 51 Tabel XI Jumlah keseluruhan obat yang diterima kasus ..................... 55 Tabel XII Jenis keseluruhan obat yang diterima pada kasus ..................................................... 56 Tabel XIII Jumlah jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diterima pada pasien di
Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ........................................ 57 Tabel XIV Antihipertensi yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 .......................................59 Tabel XV Inotropik positif yang digunakan pada pasien
Antiaritmia yang digunakan pada pasien Tabel XVI di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus- September 2008 ....................................... 60 Tabel XVII Antiangina yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus September 2008 ......................................... 61 Obat yang mempengaruhi sistem Tabel XVIII koagulasi darah yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 ........................................ 61
Tabel XIX Terapi kombinasi yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 ........................................ 62 Tabel XX Bentuk sediaan pada jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 ........................................ 62 Tabel XXI Aturan pakai obat antihipertensi yang digunakan pada kasus ........................................................... 63 Tabel XXII Aturan pakai inotropik positif yang digunakan pada kasus ........................................................... 64 Tabel XXIII Aturan pakai antiaritmia yang digunakan pada kasus ........................................................... 64 Tabel XXIV Aturan pakai antiangina yang digunakan pada kasus ........................................................... 64 Tabel XXV Aturan pakai obat yang mempengaruhi
Tabel XXVI Aturan pakai terapi kombinasi yang digunakan pada kasus .................................................. 65 Tabel XXVII Kelompok kasus dengan DTP dosis terlalu rendah ...............................................................
66 Tabel XXVIII Kelompok kasus dengan DTP interaksi obat ........................................................................ 68 Tabel XXIX Kelompok Kasus dengan DTP ADR ...................................
72 Tabel XXX Kelompok kasus dengan DTP butuh obat tambahan ............................................................ 75 Tabel XXXI Kelompok Kasus dengan DTP ketidakpatuhan pasien .......................................................... 75
Tabel XXXII Jumlah jenis kejadian DTP pada Kasus ............................... 77
Tabel XXXIII Contoh analisis DTP pada kasus .......................................... 78
Tabel XXXIV Contoh analisis DTP pada kasus .......................................... 79
Tabel XXXV Contoh analisis DTP pada kasus ......................................... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jantung .......................................................................................... 15
Gambar 2 Sistem Kardiovaskular .................................................................. 16
Gambar 3 Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkan tekanan darah .................................. 19 Gambar 4 Skema Penelitian Payung “Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasidan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda
Periode Agustus–September 2008” ............................................... 45Gambar 5 Persentase usia kasus .....................................................................
47 Gambar 6 Persentase kasus berdasarkan jenis kelamin ................................. 49
Gambar 7 Persentase kasus berdasarkan tingkat pendidikan ......................... 52
Gambar 8 Persentase kasus berdasarkan jenis pekerjaan ............................... 53
Gambar 9 Persentase jumlah kasus yang mengalami DTP dan yang tidak mengalami DTP .................................................... 76 Gambar 10 Persentase jenis kejadian DTP pada pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda periode Agustus-September 2008 ................................................. 77 Gambar 11 Persentase jumlah kasus yang mengalami ME dan yang tidak mengalami ME ......................................................84
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data rekam medis kasus pasien di bangsal kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang Menggunakan Obat
Gangguan Sistem kardiovaskular Periode Agustus-September 2008 ............................................. 96 Lampiran 2 Rangkuman hasil wawancara dengan Dokter yang bertugas di Bangsal kelas III
RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 128 Lampiran 3 Rangkuman hasil wawancara dengan Apoteker yang bertugas di Bangsal kelas III RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 130
Lampiran 4 Rangkuman hasil wawancara dengan Perawat yang bertugas di Bangsal kelas III RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 131
Lampiran 5 Pemantauan terapi di rumah (home visit) ................................. 137
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Medication Error (ME) merupakan suatu kesalahan dalam proses
pengobatan yang seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam
pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan (NCC MERP, 2008). Sedangkan
Drug therapy problem (DTP) adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang akan
mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan (Strand et.al., 2004).The Institute of Medicine melaporkan setiap tahun medical error
menyebabkan kematian pada 44.000-98.000 pasien di Amerika Serikat. Prosentase
medical error yang disebabkan oleh obat (medication error) merupakan salah satu
penyebab yang umum untuk terjadinya medical error, yaitu sekitar 3,7% dari seluruh
pasien (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).Kejadian medication error di rumah sakit cukup bervariasi, dilaporkan angka
kejadian berkisar antara 3-6,9% untuk pasien rawat inap. Selain itu juga dilaporkan
angka kejadian medication error yang lebih besar yaitu 4-17% dari seluruh pasien
yang dirawat di rumah sakit. Masih dari studi yang sama ditemukan bahwa
antibiotika, analgetika, dan obat-obat kardiovaskuler adalah yang paling sering
terdokumentasi, tetapi sedikit sekali studi yang berhubungan dengan masalah utama
yang menyebabkan ME tersebut (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).Secara global, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian dan diperhitungkan kejadiannya akan terus meningkat. Menurut World
Health Organization (WHO) ditaksirkan 17,5 juta orang meninggal dikarenakan
penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005, hal ini merepresentasikan 30% dari seluruh
kematian global. Jika hal ini terus terjadi dan meningkat, maka pada tahun 2015
diperkirakan 20 juta orang akan mati dikarenakan penyakit ini (Anonim, 2008).Penggunaan obat–obat kardiovaskuler merupakan masalah yang sering
berkaitan dengan medication error. Suatu studi yang dilakukan oleh United state
Pharmacopeia, Center for the Advancement of Patient Safety (USP CAPS) dari
Januari 2001 sampai Agustus 2004 menunjukkan terjadi error yang berkaitan dengan
penggunaan obat kardiovaskuler. Pada fase prescribing terjadi 23,3%, fase
transcribing 26,3%, fase dispensing 26,6%, dan fase administrasi 23,3%. Dari
kejadian-kejadian tersebut, error yang terjadi dapat menyebabkan kefatalan
(Anonim,2005).Medication error fase apapun dan masalah yang berkaitan dengan obat (drug
therapy problem) yang terjadi tentunya akan merugikan pasien dan dapat
menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan.
Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat mengenai masalah medication errors
Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama antara Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma (USD) dengan pihak rumah sakit Bethesda Yogyakarta
dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di rumah sakit. Rumah sakit ini
telah menandatangani MoU antara Direktur RS dan Rektor USD termasuk dalam
bidang penelitian. Selain itu, RS ini termasuk dalam RS swasta tipe B dengan
akreditasi ISO 9000 dan merupakan RS swasta terbesar di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), farmasis klinis pun telah dijalankan di RS ini. Penelitian ini akan
bersifat prospektif untuk dapat menemukan masalah utama timbulnya medication
errors pada fase administrasi dan drug therapy problems pada penggunaan obat
gangguan sistem kardiovaskuler.1. Permasalahan
Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”apakah
yang menjadi masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan DTP pada
penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler pasien di RS Bethesda?”
selanjutnya beberapa penelitian tambahan yang ingin diamati adalah:a. seperti apa profil pasien yang menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler
meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan diagnosis?b. seperti apa profil terapi pasien yang menggunakan obat gangguan sistem
kardiovaskuler meliputi jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat
c. apa saja masalah-masalah yang muncul pada penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien RS Bethesda periode Agustus-September 2008? Medication error dan DTP apa saja yang benar-benar terjadi pada pasien RS Bethesda dalam penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler periode Agustus-September 2008 (berdasarkan pengamatan prospektif)?2. Keaslian penelitian
Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai Evaluasi
Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy
Problems pada Pasien RS Bethesda Periode Agustus–September 2008 (Kajian
terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler) belum pernah dilakukan. Namun,
ada beberapa penelitian lain yang terkait dengan error obat sistem kardiovaskuler dan
terkait dengan ME dan DTP adalah dengan judul sebagai berikut ini.a. Errors Involving Drug Product Used to Treat Cardiovascular Diseases (Anonim, 2005).
b. Evaluasi Medication Error Resep Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Bethesda pada Bulan Juli Tahun 2007 : Tinjauan Fase Dispensing oleh Erlin (2008).
c. Studi potensial medication error pada peresepan bangsal anak di Rumah sakit
Bethesda Yogyakarta periode Februari-April 2003 : ditinjau dari aspekd. Persepsi Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi Menyebabkan
Medication Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005 oleh Simbolon (1999).
Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, dan waktu pelaksanaan penelitian, serta durasi dan fase Medication error yang diteliti.
Pada penelitian yang dilakukan saat ini ingin mengetahui dan mengevaluasi
masalah utama kejadian ME fase administrasi dan DTP pada pasien RS Bethesda
Yogyakarta Periode Agustus–September 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan
Sistem Kardiovaskuler).3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah
referensi tenaga kesehatan untuk mendeskripsikan ME dan DTP dari penggunaan
obat gangguan sistem kardiovaskuler yang terjadi pada pasien di RS Bethesda
Yogyakarta.b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler
oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care dan menerapkan isu
B.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah utama kejadian ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus-
September 2008.2. Tujuan khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan mengevaluasi :
a. profil pasien di RS Bethesda periode Agustus-September 2008 yang
menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan diagnosis.
b. profil terapi obat gangguan sistem kardiovaskuler meliputi jumlah obat, jenis
obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat meliputi dosis/kekuatan obat danfrekuensi pemakaian obat pada pasien di RS Bethesda periode Agustus-
September 2008.c. masalah-masalah yang muncul dalam pengobatan serta ME dan DTP yang benar- benar terjadi pada pasien RS Bethesda dalam penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler periode Agustus-September 2008 (berdasarkan pengamatan prospektif).
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Error Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan dan
tanggung jawab profesi kesehatan (NCC MERP, 2008). Dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa
pengertian medication error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah.
Kejadian medication error di rumah sakit cukup bervariasi, berkisar antara 3-6,9%
untuk pasien rawat inap. Penelitian lain melaporkan angka kejadian medication error
yang lebih besar yaitu 4-17% dari seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit. Masih
dari studi yang sama ditemukan bahwa antibiotika, analgetika, dan obat-obat
kardiovaskuler adalah yang paling sering berkaitan dengan kejadian medication
error . Error yang terjadi akibat kekeliruan instruksi peresepan mencapai 16,9%. Satu
studi di rumah sakit melaporkan bahwa 11% medication error terjadi dalam bentuk
pharmacy dispensing errors berupa pemberian obat atau dosis yang keliru. Laporan
yang dikompilasi oleh the United States Pharmacopeia pada tahun 1999
Suatu studi yang melibatkan 1116 rumah sakit menemukan kejadian
medication error sebanyak 5,07% yang 0,25% diantaranya berakhir fatal. Dalam
studi tersebut juga dilaporkan bahwa kejadian medication error di rumah sakit
yang tidak memiliki afiliasi ataupun kerjasama dengan sekolah
pendidikan/fakultas farmasi ternyata 72% lebih tinggi dibandingkan dengan
rumah sakit yang memiliki afiliasi dengan fakultas farmasi. Dampak dari
sangat beragam mulai dari keluhan ringan yang dialami pasien medication errorhingga kejadian serius yang memerlukan perawatan rumah sakit lebih lama atau
bahkan kematian (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing,
fase transcribing, fase dispensing dan fase administration. Dari fase-fase
medication error tersebut, dapat dikemukakan bahwa faktor penyebabnya dapat
berupa, (Cohen, 1991) : 1) komunikasi yang buruk baik secara tertulis dalam
bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien, dokter dan apoteker), 2)
sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem
penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber daya manusia (kurang
pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4) edukasi kepada pasien
kurang, 5) peran pasien dan keluarganya kurang.
Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error (Dwiprahasto dan Kristin, 2008)
Prescribing Transcribing Dispensing Administration
Kontraindikasi Duplikasi Tidak terbaca Instruksi tidak jelas Instruksi keliru Instruksi tidak lengkap Penghitungan dosis keliru
Copy error Dibaca keliru Ada instruksi yang terlewatkan Mis-stamped Instruksi tidak dikerjakan Instruksi verbal diterjemahkan salah
Kontraindikasi
Extra dose
Kegagalan mencekinstruksi
Sediaan obat buruk Instruksi pengguna-an obat tidak jelas Salah menghitung dosis Salah memberi label Salah menulis instruksi Dosis keliru Pemberian obat di luarinstruksi
Instruksi verbal dijalankan keliruAdministration error Kontraindikasi Obat tertinggal di samping bed Extra dose Kegagalan mencek instruksi Tidak mencek identitas pasien Dosis keliru Salah menulis instruksi Patient off unit Pemberian obat di luar instruksi Instruksi verbal dijalankan keliru
Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error (Dwiprahasto dan Kristin,
2008) Tipe error Kategori KeteranganNO ERROR A Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error
ERROR- NO HARM
B Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien
C Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapi tidak
menimbulkan risiko
Obat mencapai pasien dan sudah terlanjut
diminum/digunakan
Obat mencapai pasien tetapi belum sempatdiminum/digunakan
D Error terjadi dan konsekuensinya diperlukan monitoring terhadap pasien, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien
ERROR- HARM
E Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara
F Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumahsakit disertai cacat
yang bersifat sementara
G Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm)
Tabel III. Tingkat kepastian suatu kejadian berhubungan dengan suatu obat
(Nebeker, J.R., 2004) Level KriteriaSuatu kejadian klinis, termasuk hasil tes laboratorium yang abnormal, yang terjadi pada saat waktu penggunaan obat dan tak Pasti dapat dijelaskan melalui penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Respon pemutusan obat masuk akal secara
klinis. Kejadiannya harus pasti secara farmakologi.
Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat,Mungkin yang tidak dapat dihubungkan dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Respon pemutusan obat masuk akal. Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat,
Agak mungkin namun dapat dijelaskan dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang berhubungan sementara dengan penggunaan
Tidak mungkin obat yang membuat tidak mungkin terjadi hubungan dan dapat
dijelaskan oleh penyakit atau obat dan senyawa lain yang menyertai.B.
Drug Therapy Problems
1.Definisi dan jenis Drug therapy problem adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang
akan mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Drug therapy
problems termasuk dalam ruang lingkup praktek asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care). Tujuan mengidentifikasi drug therapy problems adalah
untuk membantu pasien mendapatkan outcome dan tujuan terapi yang diinginkan
(Strand et.al., 2004). Kategori–kategori dalam drug therapy problems :
b. terapi obat tambahan yang diterima untuk mengatasi atau mencegah kondisi
medis pasien.c. produk obat tidak efektif dalam menghasilkan respon yang diinginkan.
d. dosis yang terlalu rendah untuk mencapai respon yang diinginkan.
e. obat menyebabkan reaksi yang merugikan pada pasien.
f.
dosis terlalu tinggi, yang akan menyebabkan efek yang tidak diinginkan
terjadi pada pasien.g. pasien tidak mampu atau tidak ingin mendapatkan terapi obat.
Kategori pertama dan kedua dalam DTP berhubungan dengan indikasi.
Kategori ketiga dan keempat berhubungan dengan efektivitas. Kategori kelima
dan keenam berhubungan dengan keamanan. Sedangkan kategori ketujuh
berhubungan dengan ketaatan pasien. Dalam hal ini, terdapat enam kategori dari
drug therapy problems yang menggambarkan masalah-masalah klinik yang
dijumpai pasien oleh karena aksi obat bagi kesehatannya, dan kategori yang
ketujuh, merupakan tindakan pasien mengenai kemauan dan kemampuannya
dalam menggunakan obat, seperti yang diperintahkan (Strand et.al., 2004).Seperti permasalahan klinik pada umumnya, drug therapy problems tidak
dapat dipecahkan ataupun dicegah kecuali penyebab dari masalah tersebut telah
diketahui secara jelas. Tidak hanya perlu untuk mengenal dan mengorganisir drug
therapy problem , namun juga penyebab utamanya (Strand et.al., 2004).Tabel IV. Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) (Strand et.al., 2004) No. Drug therapy problems Penyebab utama
1. Obat tanpa Indikasi • Tidak terdapat indikasi medis yang benar untuk terapi obat saat (unnecessary drug therapy) itu.
- Terapi obat yang berlebih digunakan untuk kondisi yang hanya menerima satu macam terapi obat.
- Kondisi medis lebih tepat diatasi tanpa menggunakan terapi obat.
- Terapi efek samping obat sebenarnya dapat diatasi dengan yang lebih aman.
- Terapi obat digunakan untuk mengatasi reaksi merugikan yang dapat dicegah yang berhubungan dengan pengobatan lain.
- Kondisi yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat, alkohol, ataupun merokok.
2. Butuh tambahan obat • Kondisi medis memerlukan terapi obat tambahan (need for additional drug
- Pencegahan terapi obat yang diperlukan untuk mengurangi resiko
therapy ) pada perkembangan kondisi yang baru.
- Kondisi medis yang memerlukan farmakoterapi tambahan untuk mencapai efek.
3. Pemilihan obat yang tidak • Obat bukan yang paling efektif untuk masalah medis. efektif (wrong drug) • Kondisi medis yang sukar sembuh dengan produk obat tersebut.
- Bentuk sediaan dari produk obat tidak tepat.
- Produk obat bukan produk yang efektif untuk indikasi yang sedang diatasi.
4. Dosis terlalu rendah • Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang (dosage too low) diinginkan.
- Interval dosis terlalu jarang untuk menghasilkan respon yang diinginkan.
- Interaksi obat mengurangi jumlah dari obat yang aktif.
- Durasi terapi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan.