Ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar : kajian terhadap histologi organ hati, aktivitas SGPT dan SGOT - USD Repository

  

KETOKSIKAN AKUT SARI WORTEL (Daucus corota L.) PADA TIKUS

BETINA GALUR WISTAR

(Kajian Terhadap Histologi Organ Hati, Aktivitas SGPT dan SGOT)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Karolina Reyni Kristiani NIM : 068114102

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

ACUTE TOXICITY OF CARROT JUICE (Daucus carota L.) IN WISTAR

FEMALE RATS

(Concerning about Histology of Liver, SGPT and SGOT Activities)

SKRIPSI

  Presented as partitial fulfilment of the requirement To Obtain Sarjana Farmasi

  In Faculty of Pharmacy By :

  Karolina Reyni Kristiani NIM : 068114102

  

FACULTY OF PHARMACY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PERSEMBAHAN

  “ Aku senantiasa memandang Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah

kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku

bersorak–sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tentram, sebab Engkau

tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan

Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan

kepadaku jalan kehidupan; Engkau melimpahi aku dengan sukacita

dihadapan-Mu”

  (Kis, 2 :25-28) Kupersembahkan karya serdehana ini untuk:

  Tuhan Yesus yang selama ini setia menjadi sahabatku dan menjadi sumber kekuatan serta pengharapan ketika aku lemah.

  Ibu-Bapakku, terimakasih atas cinta, doa, semangat dan perhatiannya.

  Adik-adikku ; Ipin, Ido, dan Karin.

  Almamaterku

  

PRAKATA

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, pernyertaan dan kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ketoksikan Akut Sari Wortel (Daucus

  

carota L.) pada Tikus Betina Galur Wistar dengan Kajian Terhadap Histologi

  Organ Hati, Aktivitas SGPT dan SGOT.” Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu Studi Ilmu Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Tersusunnya skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai, membimbing dan menguatkan penulis terkhususnya dalam menyelesaikan penelitian ini.

  2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan petunjuk, arahan, saran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. dan Phebe Hendra, Ph.D., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan waktu, saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  5. Prof. Drh. Kurniasih, MVSc., PhD. yang telah membantu dalam menganalisis preparat histopatologi pada penelitian ini.

  6. LPPT I Universitas Gadjah Mada yang telah membantu dalam menganalisis aktivitas SGPT dan SGOT darah tikus pada penelitian ini.

  7. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. dan Ir. Ignasius Aris D, M.Sc. yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan statistik untuk pengolahan data hasil penelitian.

  8. Mas Heru, Mas Parjiman, dan Mas Kayat yang selalu meluangkan waktu untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

  9. Orang tua dan adik-adik penulis yaitu Vina, Ido dan Karin yang telah memberikan dukungan moral dan materiil selama menyusun skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabatku, Gessy, Manik, Shiela, Rocha, Sari dan Ping yang telah mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.

  11. Seluruh keluarga besarku : Nenek, Tuo elas, Tuo Ondo, Tuo Agus, Kak Warti, Kak Feni, Kak Vina, Tante Meli, Icha, Titi, Om dan Tante Yong Sin untuk dukungan dan doanya.

  12. Pastor Indro, Pastor Niko, Fr. Galih dan Setiawan untuk masukkan yang diberikan kepada penulis ketika berada pada masa-masa sulit.

  13. Kwee Cahya Faisal untuk cinta, dukungan, perhatian dan semangat dari awal masa kuliah hingga semester VI.

  14. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006, khususnya kelas B dan kelas FKK B untuk keceriaannya di tengah sibuknya membuat laporan dan makalah.

  15. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Katolik Kalimantan (HMKK) yang telah banyak memberikan keceriaan dan tawa kepada penulis dalam masa penyusunan skripsi ini.

  16. Kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang telah membantu penulis melalui beasiswa yang diberikan.

  17. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

  Semoga Tuhan YME memberikan perlindungan dan karunianya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

  Yogyakarta, 25 November 2009 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 25 November 2009 Penulis

  Karolina Reyni Kristiani x

  

INTISARI

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketoksikan akut sari wortel terhadap fungsi organ hati pada tikus betina galur Wistar yang dinilai dari aktivitas SGPT dan SGOT serta histologi organ hati.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Hewan uji dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok dosis 66,551 g/kg BB; 79,861 g/kg BB; 95,833 g/kg BB; 115 g/kg BB. Penelitian ini mengamati perubahan berat badan, gejala klinis, jumlah tikus yang mati, histologi hati, aktivitas SGPT dan SGOT. Analisis statistik normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk. Aktivitas SGPT dan SGOT antar kelompok perlakuan dan data berat organ relatif dianalisis dengan

  

One-Way ANOVA atau Kruskal-Wallis. Aktivitas SGPT dan SGOT sebelum dan

sesudah perlakuan dibandingkan dengan uji paired T-test atau uji Wilcoxon.

  Perubahan berat badan dianalisis dengan menggunakan General Linear Methods- Multivariate .

  Hasil penelitian menunjukan bahwa sari wortel tidak menyebabkan kematian subyek uji sehingga diperoleh LD

  50 semu sari wortel (Daucus carota L.)

  adalah >115 g/kg BB. Pada pemberian sari wortel tidak menimbulkan gejala toksik dan secara histologi tidak menunjukan perubahan struktur pada sel hati. Pemberian akut sari wortel tidak menyebabkan perubahan aktivitas SGPT dan SGOT.

  Kata kunci : ketoksikan akut sari wortel, histologi organ hati , SGPT, SGOT

  

ABSTRACT

  The purpose of this research is to know the acute toxicity of carrot juice against the function of liver in the Wistar female rat that is rated from SGPT and SGOT activities, and also the histology of liver.

  This research is a pure experimental research by completed random of direct-current plan. The tested animals were divided into five treated groups namely control group, dosage groups of carrot juice at 66,551 g/kg bodyweight; 79,861 g/kg bodyweight; 95,833 g/kg bodyweight; 115 g/kg bodyweight. This research observed the change of bodyweight, clinical symptom, the number of the dead rat, the histology of liver, and the activity of SGPT and SGOT. The analytical statistic of normality data used the test of Shapiro Wilk. The activity of SGPT and SGOT of each of the treated groups and the data of relative weight of liver were analized by One way ANOVA or Kruskal-Wallis. Before and after treatment the activity of SGPT and SGOT were compared by paired T-test or Wilcoxon test. The change of the bodyweight was analized by General Linear Methods-Multivariate.

  The result showed that the carrot juice had no death effect to the tested animals so that pseudo LD of the carrot juice is > 115 g/kg bodyweight. Giving

  50

  the carrot juice didn’t cause toxic symptoms. It didn’t show the change of any liver cell’s structure either. Giving the accute of carrot juice does not cause the change of SGPT and SGOT activities.

  Key word: carrot extract acute toxicity, the histology of liver, SGPT, SGOT

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL…………..………………………………………............. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………............. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………........ iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..... v PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..............................................................vi PRAKATA.......................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. x

  INTISARI............................................................................................................ xi

  

ABSTRACT .......................................................................................................... xii

  DAFTAR ISI........................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvi DAFTAR TABEL................................................................................................xx DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xxii

  BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang..........................................................................................1

  1. Permasalahan....................................................................................... 3

  2. Keaslian penelitian...............................................................................4

  3. Manfaat penelitian............................................................................... 6

  B. Tujuan Penelitian.......................................................................................6

  1. Tujuan umum.......................................................................................6

  2. Tujuan khusus...................................................................................... 6

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA A. Toksikologi..............................................................................................8 B. Uji Toksikologi....................................................................................... 10 C. Uji Toksisitas Akut................................................................................ 11 D. Median Lethal Dose (LD

  50 )................................................................... 12

  E. Uraian Tanaman...................................................................................... 13

  F. Bata Karoten............................................................................................17

  G. Hati......................................................................................................... 18

  H. Tipe Kerusakan Pada Hati...................................................................... 21

  1. Perlemakan hati.................................................................................. 21

  2. Nekrosis pada hati.............................................................................. 21

  3. Sirosis................................................................................................. 24

  4. Miscellaneous effect........................................................................... 24

  5. Karsinogenesis....................................................................................25

  6. Degenerasi.......................................................................................... 25

  7. Kongesti..............................................................................................26

  8. Peradangan..........................................................................................27

  I. Evaluasi Kerusakan Hati........................................................................ 27 J. Aminotransferase.....................................................................................28 K. Landasan Teori........................................................................................ 30 L. Hipotesis................................................................................................. 30

  BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................31 B. Variabel Penelitian................................................................................. 31 C. Definisi Operasional............................................................................... 32 D. Bahan dan Alat....................................................................................... 33

  1. Bahan.....................................................................................................33

  2. Alat........................................................................................................ 34

  E. Tata Cara Penelitian............................................................................... 35

  1. Penyiapan hewan uji..............................................................................35

  2. Pengelompokan hewan uji.....................................................................35

  3. Pengumpulan bahan...............................................................................36

  4. Determinasi tanaman............................................................................. 36

  5. Pembuatan sediaan uji........................................................................... 36

  6. Penentuan dosis..................................................................................... 37

  7. Uji toksisitas.......................................................................................... 37

  8. Pengamatan............................................................................................38

  9. Pembuatan dan pemeriksaan preparat histologi.................................... 38

  F. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................ 39

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Wortel (Daucus carota L.)..................................42 B. Preparasi Sari Umbi Wortel (Daucus carota L.).....................................42 C. Penentuan Dosis.......................................................................................43 D. Potensi Ketoksikan Akut (LD

  50 )..............................................................43

  E. Pengamatan Gejala Toksik.......................................................................45

  F. Perubahan Berat Badan............................................................................46

  G. Pemeriksaan SGPT dan SGOT................................................................49

  H. Berat Organ Hati Relatif dan Pemeriksaan Histologi Organ Hati...........61

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................................. 74 B. Saran....................................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 76 LAMPIRAN......................................................................................................... 81 BIOGRAFI PENULIS.........................................................................................126

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Struktur Rinci Pada Lobus Hati...........................................................19 Gambar 2. Organ Hati........................................................................................... 20 Gambar 3. Histologi Organ Hati.................... ...............................................

  20 Gambar 4. Pola Nekrosis Hati............................................................................... 23 Gambar 5. Skema Pengelompokan Hewan Uji.................................................... 35 Gambar 6. Skema Kerja Preparasi Sari Wortel (Daucus carota L.).................... 36 Gambar 7.Kurva Purata Perubahan Berat Badan Tikus Hari ke-0, ke-7, ke-14

  Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral Dosis Tunggal ................................................................................................ 48

  Gambar 8. Diagram Perbandingan Purata SGPT Tikus Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)..........................................................................................................52

  Gambar 9. Diagram Perbandingan Purata SGPT Tikus Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.).. 54

  Gambar 10. Diagram Perbandingan Purata SGOT Tikus Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)..........................................................................................................57

  Gambar 11. Diagram Perbandingan Purata SGOT Tikus Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 14 hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)..........................................................................................................60

  Gambar 12. Diagram Purata Berat Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)......................................................................................................... 64

  Gambar 13.Contoh Irisan Melintang Jaringan Normal Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.), Kelompok Kontrol Negatif, Perbesaran 200x, Pengecatan Hematosiklin-Eosin............................................................................. 65

  Gambar 14.Contoh Irisan Melintang Jaringan Normal Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.), Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB, Perbesaran 200x, Pengecatan Hematosiklin-Eosin............................................................................. 66

  Gambar 15. Diagram Purata Berat Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.).. 68

  Gambar 16. Contoh Irisan Melintang Jaringan Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) Mengalami Degenerasi Hidrofik dan Kongesti, Kelompok Kontrol Negatif, Perbesaran 400x, Pengecatan Hematosiklin- Eosin..................................................................................................... 71

  Gambar 17. Contoh Irisan Melintang Jaringan Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) Mengalami Degenerasi Hidrofik dan Kongesti, Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB, Perbesaran 400x, Pengecatan Hematosiklin- Eosin..................................................................................................... 71

  Gambar 18. Contoh Irisan Melintang Jaringan Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) Mengalami Nekrosis, Kongesti dan Degenerasi Hidrofik, Kelompok Dosis 115 g/kg BB, Perbesaran 400x, Pengecatan Hematosiklin- Eosin..................................................................................................... 72

  Gambar 19. Contoh Irisan Melintang Jaringan Hati Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) Mengalami Radang dan Degenerasi Hidrofik, Kelompok Dosis 115 g/kg BB, Perbesaran 400x, Pengecatan Hematosiklin- Eosin......................................................................................................72

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Kategori Potensi Ketosikan Akut Menurut Loomis.................................13 Tabel II. Taksonomi Tanaman Wortel (Daucus carota L.).................................. 13 Tabel III. Ciri-Ciri Aminotransferase Yang Berkaitan dengan Organ Hati.......... 29 Tabel IV. Jumlah Tikus Yang Mati Pada Pengamatan 24 Jam Setelah Pemberian

  Dosis Tunggal Sari Wortel (Daucus carota L.)...................................... 44 Tabel V. Jumlah Tikus Yang Mati Pada Pengamatan Hari ke-14 Setelah

  Pemberian Dosis Tunggal Sari Wortel (Daucus carota L.).................... 44 Tabel VI. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala-Gejala Toksik Tikus Betina

  Sesudah 24 Jam dan 14 hari Setelah Pemberian Dosis Tunggal Sediaan Uji Sari Wortel (Daucus carota L.)........................................................ 46

  Tabel VII. Purata Perubahan Berat Badan Tikus Hari ke-0, ke-7, dan ke-14 Setelah Pemberian Sediaan Uji Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral Dosis Tunggal................................................................................. 48

  Tabel VIII. Perbandingan Purata SGPT Tikus Betina Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal .........................................................51

  Tabel IX. Perbandingan Purata SGPT Tikus Betina Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal..........................................................54

  Tabel X. Perbandingan Purata SGOT Tikus Betina Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal..........................................................57

  Tabel XI. Perbandingan Purata SGOT Tikus Betina Galur Wistar Sebelum dan Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal..........................................................59

  Tabel XII. Purata Berat Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar Pada 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal............................................................................ 63

  Tabel XIII. Hasil Pemeriksaan Histologi Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar Pada 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal..........................................................65

  Tabel XIV. Purata Berat Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar Pada 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal............................................................................ 67

  Tabel XV.Hasil Pemeriksaan Histologi Organ Hati Relatif Tikus Betina Galur Wistar 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.) secara Oral dengan Dosis Tunggal.....................................................................68

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1.Dokumentasi Pemeliharan Hewan Uji...............................................81 Lampiran 2. Umbi Wortel (Daucus carota L.)......................................................81 Lampiran 3. Juice Extractor..................................................................................82 Lampiran 4. Preparasi Sari Wortel (Daucus carota L.)........................................ 82 Lampiran 5. Sari Wortel (Daucus carota L.)........................................................ 83 Lampiran 6. Penimbangan Hewan Uji.................................................................. 83 Lampiran 7. Makroskopi Organ Hati Tikus Betina Galur Wistar pada 24 Jam

  Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)........................... 84 Lampiran 8. Makroskopi Organ Hati Tikus Betina Galur Wistar pada Hari ke-14

  Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)........................... 84 Lampiran 9. Surat Hasil Determinasi Tanaman Wortel (Daucus carota

  L.).................................................................................................. 85 Lampiran 10. Surat Keterangan Pembelian Hewan Uji....................................... 86 Lampiran 11. Hasil Uji SGPT dan SGOT Pada Sampel Darah Tikus Betina Galur

  Wistar Sebelum Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.).................................................................................................. 88

  Lampiran 12. Hasil Uji SGPT dan SGOT Pada Sampel Darah Tikus Betina Galur Wistar Pada 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)..................................................................................................... 90

  Lampiran 13. Hasil Uji SGPT dan SGOT Pada Sampel Darah Tikus Betina Galur Wistar Pada Hari ke-14 Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus

  carota ).............................................................................................. 91

  Lampiran 14. Hasil Pemeriksaan Histologi Organ Hati 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)....................................................... 92

  Lampiran 15. Hasil Pemeriksaan Histologi Organ Hati Pada Hari ke-14 Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)..................................... 93

  Lampiran 16. Berat Organ Hati 24 Jam dan Hari ke-14 Setelah Pemberian Sari Wortel (Daucus carota L.)............................................................... 94

  Lampiran 17. Uji Normalitas Data Berat Badan Tikus Betina Galur Wistar Pada Hari ke-0, ke-7, dan ke-14............................................................... 94

  Lampiran 18. Analisis Statistik Data Berat Badan Tikus Betina Galur Wistar Hari ke-0, ke-7 dan ke-14 setelah Pemberian Sari Wortel ..........................................................................................................95

  Lampiran 19. Analisis Statistik Data Berat Berat Organ Hati Relatif Pada Tikus Betina Galur Wistar Pada 24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel.............................................................................................. 98

  Lampiran 20. Analisis Statistik Data Berat Berat Organ Hati Relatif Pada Tikus Betina Galur Wistar Sesudah 14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel.............................................................................................. 99

  Lampiran 21. Analisis Statistik Data Aktivitas SGPT Antara Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah

  24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel............................................................................................ 101

  Lampiran 22. Analisis Statistik Data Aktivitas SGPT Antara Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah

  14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel............................................................................................ 102

  Lampiran 23. Analisis Statistik Data Aktivitas SGOT Antara Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah

  24 Jam Setelah Pemberian Sari Wortel............................................................................................ 104

  Lampiran 24. Analisis Statistik Data Aktivitas SGOT Antara Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah

  14 Hari Setelah Pemberian Sari Wortel.............................................................................................105

  Lampiran 25. Uji Statistik Aktivitas SGPT Sebelum dan Sesudah 24 Jam Pemberian Sari Wortel Pada Kelompok Kontrol, Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB, Kelompok Dosis 78,861 g/kg BB, Kelompok Dosis 95,833 g/kg BB, dan Kelompok Dosis 115 mg/kg BB.................................................................................................. 106

  Lampiran 26. Uji Statistik Aktivitas SGPT Sebelum dan Sesudah 14 Hari Pemberian Sari Wortel Pada Kelompok Kontrol, Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB, Kelompok 78,861 g/kg BB, Kelompok 95,833 g/kg BB, dan Kelompok Dosis 115 mg/kg BB.................................................................................................. 109

  Lampiran 27. Uji Statistik Aktivitas SGOT Sebelum dan Sesudah 24 Jam Pemberian Sari Wortel Pada Kelompok Kontrol, Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB , Kelompok 78,861 g/kg BB, Kelompok 95,833 g/kg

  BB, dan Kelompok Dosis 115 mg/kg BB.................................................................................................. 111

  Lampiran 28. Uji Statistik Aktivitas SGOT Sebelum dan Sesudah 14 Hari Pemberian Sari Wortel Pada Kelompok Kontrol, Kelompok Dosis 66,551 g/kg BB, Kelompok 78,861 g/kg BB, Kelompok 95,833 g/kg BB, dan Kelompok Dosis 115 mg/kg BB.................................................................................................. 113

  Lampiran 29. Hasil Randomisasi Hewan Uji......................................................117 Lampiran 30. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala Toksik Tikus Betina Kelompok

  Kontrol Yang Tidak Diberi Sediaan Uji........................................ 118 Lampiran 31. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala Toksik Tikus Betina Kelompok

  66,551 g/kg BB dari Sediaan Uji.................................................. 119 Lampiran 32. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala Toksik Tikus Betina Kelompok

  79,861 g/kg BB dari Sediaan Uji................................................... 120 Lampiran 33. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala Toksik Tikus Betina Kelompok

  95,833 g/kg BB dari Sediaan Uji................................................... 121 Lampiran 34. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Gejala Toksik Tikus Betina Kelompok 115 g/kg BB dari Sediaan Uji........................................................ 122 Lampiran 35. Data Penimbangan Berat Badan Tikus Betina Galur Wistar........ 123 Lampiran 36. Perhitungan Dosis.........................................................................124 Lampiran 37. Perhitungan LD

  50 ke Manusia.......................................................126

  Lampiran 38. Perhitungan Indeks Terapi.............................................................126

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dewasa ini terjadi peningkatan penggunaan bahan alam sebagai alternatif

  pengobatan untuk penyakit, yang dinilai lebih aman dan jarang terjadi efek samping. Selain itu, cara penggunaan yang sederhana, mudah didapat, harga terjangkau dan manjur membuat bahan alam lebih disukai dalam pengobatan. Penggunaan bahan alam dalam pengobatan merupakan suatu kenyataan yang bersifat empirik untuk mencapai kesembuhan atau pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan yang diwariskan secara turun-temurun dan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat, dalam hal ini masyarakat Indonesia (Anonim, 2003).

  Bahan alam sebagai alternatif pengobatan dikenal dengan sebutan obat tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1989; Anonim, 1992).

  Daucus carota L. atau wortel merupakan tanaman yang berkhasiat

  sebagai obat, selain dikonsumsi sabagai bahan makanan dan minuman. Indonesia adalah salah satu negara yang mengkonsumsi wortel. Dari penelitian Wijoyo (2004) sari umbi wortel dosis 0,1–22,5 ml/kg BB dilaporkan berkhasiat hepatoprotektif dengan menghambat hepatotoksikan parasetamol sebesar 20,1%-

  94,6%. Kemampuan hepatoprotektif ini diduga karena wortel mempunyai kandungan utama senyawa beta karoten, yang dikenal sebagai antioksidan dan penangkap radikal yang efektif (Hamilton, Kalu, Pisk, Padley dan Pierce, 1997; Bohne, 1997). Karotenoid selain berfungsi sebagai antioksidan, juga berperan sebagai prooksidan. Dalam tekanan oksidatif dan terkena intensitas cahaya yang tinggi, beta karoten akan mengalami autooksidasi menjadi apo 8, 10, 12 dan 14- karotenal dapat menyebabkan kerusakan sel (Null, 2000). Pada penelitian Palozza, Calviello, De Leo, Serini dan Bartoli (2000) ditemukan bahwa karotenoid dapat bertindak sebagai prooksidan melalui modulasi kandungan besi pada jaringan, dengan ditemukan konsentrasi besi yang besar pada hati mencit yang diberikan karotenoid (Canthaxanthin). Menurut Halliwell dan Guitteridge (1990), besi dapat meningkatkan kadar radikal bebas oksi endogen melalui reaksi fenton yang berperan dalam proses oksidasi.

  Hati merupakan organ yang berperan dalam proses metabolisme baik itu makanan, sebagain besar obat dan toksikan. Pada umumnya zat dapat mengalami detoksifikasi dihati, tetapi banyak toksikan dapat dibioaktifasi dan menjadi lebih toksik. Oleh karena itu organ hati sering menjadi organ sasaran dari toksikan.

  Selain itu, faktor lain yang menyebabkan rentannya organ hati menjadi organ sasaran karena sebagian besar tosikan memasuki tubuh melalui sistem gastrointestinal, yang kemudian mengalami proses absorbsi dan dibawa oleh vena porta hati ke organ hati yang memiliki banyak tempat pengikatan (Lu, 1995).

  Ketika hati mengalami kerusakan, enzim-enzim yang terdapat di dalam hati akan keluar ke sirkulasi darah diantaranya yaitu Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamat Axaloasetat Piruvat Transaminase (GOT). Aktivitas SGPT akan meningkat signifikan apabila terjadi kerusakan akut pada hati, sedangkan aktivitas SGOT akan meningkat signifikan bila terjadi kerusakan kronis pada hati.

  Uji toksisitas akut merupakan salah satu bagian dari uji praklinik yang menguji toksisitas suatu senyawa kepada hewan uji dalam waktu singkat pada sekali pemberian (Loomis, 1978). Pada penelitian ini, dilakukan uji ketoksikan akut sari wortel dengan kajian pada aktivitas SGPT dan SGOT serta histologi organ hati. Pengkajian secara khusus pada organ hati karena organ hati merupakan organ memiliki fungsi utama yaitu mengumpulkan dan membiotransformasi xenobiotik sehingga dapat dieliminasi keluar dari tubuh. Fungsi ini akan meningkat bila ada sejumlah besar senyawa kimia yang masuk atau diberikan pada hewan uji dalam studi toksisitas (Lu, 1995). Sari wortel diduga berpotensi menyebabkan toksisitas karena adanya senyawa karotenoid yang dapat bersifat

  sari wortel yang memberikan efek

  sebagai prooksidan. Bersama dengan ED

  50

hepatoprotektif (1,05 ml/kg BB) dari penelitian Wijoyo (2004), nilai LD dari

  50

  penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan indeks terapi sari wortel yang merupakan parameter keamanan.

1. Permasalahan

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukanan sebelumnya, permasalahan yang muncul adalah: a. Berapa besar potensi ketoksikan akut (LD

  50 ) sari wortel (Daucus carota L.)

  pada tikus betina galur Wistar ? b. Apa saja gejala ketoksikan yang timbul akibat pemberian akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar ?

  c. Apakah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) dalam waktu singkat dapat menyebabkan terjadinya toksisitas ditinjau dari parameter histologi hati, aktivitas SGPT (serum Glutamat Piruvat Transaminase) dan SGOT (serum Glutamat Axaloasetat Transaminase) ?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang wortel telah banyak dilakukan, diantaranya:

  a. Uji Toksisitas Akut Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Artema Salina Leach serta Profil Kromatografi oleh Dewi (2000).

  b. Antaraksi Sari Wortel (Daucus carota L.)-Parasetamol Kajian Terhadap Kehapotoksikan dan Kinerja Toksikokinetika Parasetamol pada Tikus oleh Wijoyo (2001).

  c. Daya Antiinflamasi Infusa Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada mencit Jantan oleh Hapsari (2003).

  d. Daya Antiinflamasi Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Putih Jantan oleh Winarsih (2003).

  e. Daya Antiinflamasi Sari Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Jantan Kajian Terhadap Lama Masa Pemberian oleh Rasmandani (2004).

  f. Efek Hepatoprotektif Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Apel Hijau (Pyrus malus L.) Pada Mencit Jantan yang Terinduksi Parasetamol oleh Widyaningrum (2004). g. Efek Hepatoprotektif Sari Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol: Kajian terhadap Lama Masa Preperlakuan oleh Wijoyo (2004).

  h. Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.) dan Apel (Pyrus malus L.) pada Mencit Betina oleh Berchmans (2005). i. Pengaruh Perlakuan Beta-karoten secara Per Oral terhadap Aktivitas Glutation

  S Transferase Kelas MU Hati Tikus dengan Subtrat 1,2 Dikloro 4 Nitrobenzen oleh Suteja (2006). j. Inotropic and Cardioprotective Effects of Daucus carota Linn. on

  Isoproterenol-Induced Myocardial Infarction oleh Muralidharan, et al. (2008)

  k. Toksisitas Akut Sari Wortel (Daucus carota L.) Kajian Terhadap Organ Lambung, Hati dan Ginjal pada Mencit Putih Betina Galur Balb/C oleh Karlina (2009). l. Pengaruh Pemberian Akut Jus Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Jantan

  Galur Wistar Kajian Terhadap Organ Ginjal dan Kadar Kreatinin Serum oleh Thejo (2009). m. Pengaruh Pemberian Akut Jus Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Jantan

  Galur Wistar Kajian Terhadap Organ Hati dan Aktivitas SGPT oleh Novianti (2009).

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas yaitu pada metode penelitian. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang uji toksisitas akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar dengan kajian terhadap aktivitas SGPT dan SGOT serta histologi organ hati belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan mengenai ketoksikan akut sari wortel (Daucus carata L.) terkait gejala toksik, spektrum efek toksik terhadap organ hati, aktivitas SGPT dan SGOT apabila sari tersebut diberikan dalam waktu singkat.

  b. Manfaat praktis Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) dinilai dari aktivitas SGPT dan SGOT serta histologi organ hati setelah pemberian sari wortel.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Mengetahui ketoksikan akut pemberian sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar.

  2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui besar potensi ketoksikan akut (LD

  50 ) sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar.

  b. Mengetahui gejala ketoksikan yang timbul akibat pemberian dosis tunggal sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar. c. Mengetahui toksisitas pemberian sari wortel (Daucus carota L.) dalam waktu singkat ditinjau dari parameter histologi hati, aktivitas SGPT dan SGOT.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Toksikologi Toksikologi oleh Loomis (1978) didefinisikan sebagai ilmu yang

  mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi. Pakar lain, yaitu Lu (2006) mendefinisikan toksikologi sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap makhluk hidup dan sistem biologi. Selain itu, beliau menerangkan bahwa toksikologi juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik tersebut dengan terpejannya makhluk hidup tersebut. Doull dan Bruce mendefinisikan toksikologi sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh zat kimia yang merugikan atas sistem biologis. Definisi ketoksikan atau toksisitas adalah kapasitas suatu zat kimia atau bahan beracun untuk menimbulkan efek toksik tertentu pada makhluk hidup (Priyanto, 2007).

  Menurut Paraselcus, semua zat adalah racun dan tidak ada zat yang bukan racun, namun hanya dosislah obat yang membuat zat menjadi bukan racun. Dari pernyataan tersebut menunjukan bahwa kekerabatan antara takaran senyawa atau bahan yang dimakan dan respon tubuh terhadap suatu senyawa atau bahan yang dimakan tersebut. Lebih lanjut toksikologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari pengaruh kuantitatif zat kimia atas sistem biologi, yang pusat perhatiannya pada aksi berbahaya zat kimia itu. Hal inilah yang menjadi dasar pengembangan toksikologi moderen. Penentu ketoksikan adalah keberadaan zat beracun di tempat aksi yang terkait dengan jumlah dan lama tinggal, karena kerja efek toksik selalu merupakan fungsi dosis dan waktu (lama pemejanan). Keberadaan ini dipengaruhi oleh absorpsi, distribusi, metabolisme dan eskresi serta keefektifan antaraksi zat beracun dengan sel sasaran (Koeman, 1987; Donatus, 2001).

  Menurut Donatus (2001), dalam mempelajari toksikologi ada empat asas utama yang perlu dipahami, meliputi kondisi pemejanan dan kondisi makhluk hidup (kondisi efek toksik), mekanisme aksi efek toksik, wujud efek toksik, dan sifat efek toksik atau pengaruh berbahaya racun. Pemahaman terhadap kondisi pemejanan dan kondisi makhluk hidup akan mempermudah dalam menghayati aneka ragam faktor yang mempengaruhi ketoksikan suatu senyawa. Pemahaman terhadap mekanisme aksi akan mempermudah dalam menghayati penyebab timbulnya efek toksik, sedangkan pemahaman terhadap wujud dan sifat efek toksik mempermudah penghayatan respon tubuh terhadap ketoksikan suatu senyawa dan tolok ukur kualitatifnya. Selain itu, tolok ukur kuantitatif ketoksikan suatu senyawa dengan mudah dapat dihayati melalui pemahaman terhadap kekerabatan antara kondisi pemejanan dan wujud efek toksik.

  Untuk mengetahui keparahan pengaruh toksik suatu racun, tentunya diperlukan tolok ukur. Dalam toksikologi, pada dasarnya dikenal dua jenis tolok ukur yakni tolok ukur kualitatif dan kuantitatif. Termasuk dalam tolok ukur kualitatif antara lain wujud dan sifat efek toksik, disamping gejala-gejala toksik atau klinis yang nampak pada diri penderita. Sedangkan yang temasuk tolok ukur kuantitatif, pada dasarnya adalah kekerabatan (hubungan erat) antara kondisi pemejanan dan wujud efek toksik suatu racun. Berdasarkan kedua tolok ukur tersebut, selanjutnya dapat dievaluasi batas aman suatu senyawa atau racun apapun (Donatus, 2001).

B. Uji Toksikologi

  Penelitian toksisitas pada hewan coba sering mengungkapkan serangkaian efek akibat pejanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pejanan. Karenanya, penelitian ini merupakan sumber data utama bagi evaluasi toksikologi. Efek toksikan antara lain berhubungan dengan masa pejanan (Lu, 1995).

  Uji toksikologi bertujuan untuk mengeliminasi resiko potensi toksik yang dimiliki suatu senyawa dengan mengevaluasi keberbahayaan senyawa tersebut untuk menentukan batas aman bila digunakan pada manusia yang mana nilai ini diketahui dari hasil uji in vivo pada hewan uji. Hal ini sangat penting karena dari analisis hubungan kualitatif antara struktur dan aktivitas saja, tidak bisa diekstrapolasi potensi ketoksikan secara biologis (toksikologi) menggunakan hewan uji. Oleh karena itu, uji toksikologi tidak etis jika langsung diujikan pada manusia (Hodgson, 2000).

  Hingga kini, masih banyak kontroversi mengenai penatalaksanaan uji toksikologi terutama dalam hal keetisan penggunaan hewan uji sebagai subyek penelitian, pemilihan jenis hewan uji yang sesuai, keakuratan ektrapolasi hasil penelitian dari hewan uji ke manusia, ektrapolasi efek pada pemejanan dosis tinggi ke dosis rendah, dan hasil penelitian dilihat dari segi ekonomi. Keuntungan penggunaan hewan uji ini sebagai subyek penelitian antara lain dapat memilih hewan uji yang secara genetik memiliki persamaan (satu galur), pemejanan dapat terkontrol, durasi pemejanan dapat diatur, serta dapat dilakukan pemeriksaan secara rinci pada semua jaringan (histopatologi) (Hodgson, 2000). Pemilihan hewan uji idealnya didasari atas kesamaan sistem metabolisme zat kimia tersebut dengan manusia, serta diberikan melalui jalur yang biasa digunakan pada manusia (Lu, 1995).

  Oleh Donatus (2001), uji toksikologi dibagi menjadi 2 golongan yaitu uji ketoksikan tak khas dan uji ketoksikan khas. Uji ketoksikan tak khas merupakan uji toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan atau spektrum efek toksik suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji, sedangkan uji ketoksikan khas ialah uji toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi secara rinci efek yang khas dari suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji.

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirsak (Annonae muricatae folium) terhadap organ hepar dan kadar SGPT tikus putih jantan dan betina

0 1 143

Optimasi formula penyalut tablet salut enteric ekstrak wortel (Daucus carota L.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 7

Optimasi formula penyalut tablet salut enteric ekstrak wortel (Daucus carota L.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 63

Pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap ld50, aktivitas, indeks organ tikus betina galur wistar sebagai penunjang uji toksisitas akut - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

Pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap LD50, aktivitas dan indeks organ pada tikus jantan sebagai penunjang uji toksisitas akut - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Efek analgesik jus umbi wortel [Daucus carota L.] pada mencit putih betina - USD Repository

1 2 107

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ ginjal dan kadar kreatinin serum - USD Repository

0 0 134

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ hati dan aktivitas alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 133

Ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) kajian terhadap histologi ginjal dan kadar kreatinin serta ureum serum pada tikus betina galur Wistar - USD Repository

0 0 162

Efek antiinflamasi dan analgesik jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada mencit betina galur Swiss - USD Repository

0 0 136