Ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) kajian terhadap histologi ginjal dan kadar kreatinin serta ureum serum pada tikus betina galur Wistar - USD Repository

  

KETOKSIKAN AKUT SARI WORTEL (Daucus carota L.)

KAJIAN TERHADAP HISTOLOGI GINJAL DAN KADAR KREATININ

SERTA UREUM SERUM PADA TIKUS BETINA GALUR WISTAR

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Rocha Ifahyana Siagian NIM : 068114106

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

ACUTE TOXICITY OF CARROT JUICE (Daucus carota L.)

CONCERNING ABOUT KIDNEY HISTOLOGY AND CONCENTRATION

CREATININ WITH UREUM SERUM OF STRAIN WISTAR FEMALE

RATS

SKRIPSI

  Presented as partitial fulfilment of the requirement To obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

  In Faculty of Pharmacy By :

  Rocha Ifahyana Siagian NIM : 068114106

  

FACULTY OF PHARMACY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

  HALAMAN PERSEMBAHAN ”Ketika kumohon kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat”

  ”Ketika kumohon kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan” ”Ketika kumohon kesejahteraan, Allah memberikan aku akal untuk berpikir”

  ”Ketika kumohon keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi” ”K etika kumohon sebuah cinta, A llah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong”

  ”Ketika kumohon bantuan, Allah memberiku kesempatan”

” Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tetapi aku menerima

segala yang kubutuhkan” (Mazmur)

  Kupersembahkan karyaku ini untuk : Tuhan Yesusku, Bapa yang selalu menopangku saat ku tak mampu dan mengangkatku saat kuterjatuh serta memberiku kekuatan. Papi dan mamiku untuk segala doa, cinta dan perhatiannya. Kakak-kakakku dan adikku yang selalu memberikan semangat. Almamaterku.

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Ketoksikan Akut Sari Wortel (Daucus carota L.) Kajian terhadap Histologi Ginjal dan Kadar Kreatinin serta Ureum Serum pada Tikus Betina Galur Wistar” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Kesuksesan penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari banyak pihak, baik berupa materiil, moral, tenaga, maupun doa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, masukan, dan perhatiannya yang besar serta saran dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu Phebe Hendra, Msi., PhD., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah menyediakan waktu untuk memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah menyediakan waktu untuk memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc yang menyempatkan waktu untuk membantu saya memahami mengenai analisis data penelitian dengan uji statistik dan metode penelitian ini.

  5. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanto, S.J., M.Sc. yang menyempatkan waktu untuk membantu saya memahami uji statistik yang saya gunakan dalam penelitian ini.

  6. Ibu Prof. Drh. Kurniasih, MVSc., PhD. selaku dosen yang mengamati hasil pemeriksaan histopatologi organ ginjal dari penelitian ini.

  7. Para karyawan dan laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi (Pak Heru, Pak Parjiman, dan Mas Kayat), yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

  8. Kedua orang tuaku yaitu Bapak Haden Siagian dan Ibu Murniati Sitorus yang telah memberikan kasih sayang yang besar dan memberikan dukungan dalam doa dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  9. Saudara-saudara kandungku yaitu kakak Yenny, abang Denny, kakak Putri, adikku Nina, dan adikku Indra, serta seluruh keluarga besarku atas semua perhatian, dukungan, serta doa yang tiada hentinya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  10. Abang Renyus, sebagai kekasih saya yang turut memberikan dukungan dan perhatian, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

  11. Kakak mitra yang memberikan semangat setiap hari melalui alat komunikasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  12. Abang Kris yang memberikan dukungan dengan meminjamkan printer sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

  13. Sahabat dan teman-teman terkasih Reni, Shiela, Manik, Gesi, Angga, Rio, Tito, Anis, Melki, serta teman-teman kost Muria dan mbak Niken. Terima

  

INTISARI

  Ketoksikan akut adalah tingkat efek toksik suatu senyawa pada hewan uji tertentu, yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemberiannya pada dosis tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan potensi toksisitas akut berdasarkan harga LD , menilai gejala toksik, spektrum efek toksik yang timbul,

  50

  dan pengaruh dosis pemberian sari wortel (Daucus carota L.) terhadap wujud efek toksik yang ditimbulkan ditinjau dari histologi ginjal dan parameter biokimia seperti kadar kreatinin dan ureum serum.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 30 subyek uji. Hewan uji dibagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Tiap kelompok terdiri atas 6 ekor hewan uji. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun, kelompok II sampai V adalah kelompok yang diberikan sari wortel sekali pemejanan dengan dosis masing-masing 66,55 g/kg BB; 79,86 g/kgBB; 95,83 g/kg BB; 115 g/kg BB. Analisis statistik menggunakan Shapiro-Wilk, Uji One-Way ANOVA, General Linear Model Multivariate, serta Paired T-Test.

  Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sari wortel tidak menunjukkan gejala efek toksik. Potensi ketoksikan akut sari wortel pada tikus betina galur Wistar yang diperoleh berupa harga LD semu yaitu >115

  50

  g/kg BB. Berdasarkan analisis histopatologi organ ginjal menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan jaringan ginjal. Selain itu, berdasarkan analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian sari wortel terhadap kadar kreatinin dan ureum serum pada waktu 24 jam dan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel mulai dari dosis 66,55 g/kg BB hingga 115 g/kg BB.

  Kata kunci : ketoksikan akut, histopatologi ginjal, sari wortel, kadar kreatinin dan ureum serum

  

ABSTRACT

  Acute Toxicant is a combination toxic effect level of a specific tested animal, that happens in 24 for hours after the giving on a sole dosage. This research aims to establish acute toxical potency based on LD

  50 value, to estimate

  toxic symptom, emerged toxical effect spectrum, and the dosage effect of giving carrot juice (Daucus carota L.) to the emerged toxical effect shape, observed from kidney histology and biochemistry parameter i.e. kreatinin degree and ureum serum.

  This is such a same-direction system complete random pure experimental research, that uses 30 experimental subjects. The experiment animals are divided into 5 groups, consisted of control group and treatment group. Every group consists of 6 experimental animals. The first group is the group in which no treatment is given, while the second until the fifth group are the groups given carrot juice for every exposure with 66,55 g/kg BB; 79,86 g/kg BB; 95,83 g/kg BB; 115 g/kg BB dosage per each. The statistical analysis uses Shapiro-Wilk,

  

One-Way ANOVA examination, General Linear Model Multivariate, and Paired

T-Test.

  Based on result retrieved, it is shown that the giving of carrot juice does not point out the toxic effect symptom. The potential gotten of the carrot juice acute toxicant of strain Wistar female rats is mien LD , i.e. >115 g/kg BB. By

  50

  reffering to the kidney organ histopatology analysis, it is shown that there is no kidney network damage. Besides, based on the analysis, the statistic shows that there is no effect of the giving the carrot juice of kreatinin and serum ureum

  th

  degree in 24 hours and the 14 day after carrot juice is exposured starting from 66,55 g/kg BB to 115 g/kg BB dosage. Keywords: acute toxic, kidney histology, carrot juice, kreatinin degree and ureum serum

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi PRAKATA ..................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................... x

  INTISARI ...................................................................................................... xi

  

ABSTRACT ..................................................................................................... xii

  DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxiv

  BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang ............................................................................

  1 1. Permasalahan .........................................................................

  3 2. Keaslian penelitian ................................................................

  4 3. Manfaat penelitian ................................................................

  7 B. Tujuan Penelitian .........................................................................

  8 1. Tujuan umum .........................................................................

  8

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA A. Sistematika Tanaman Wortel (Daucus carota L.) ........................

  10 1. Taksonomi tanaman ...............................................................

  10 2. Morfologi ...............................................................................

  10 3. Kandungan kimia ...................................................................

  11 4. Kegunaan di masyarakat ........................................................

  12 B. Beta Karoten .................................................................................

  12 C. Toksikologi ...................................................................................

  15 1. Definisi toksikologi ...............................................................

  15 2. Asas umum toksikologi .........................................................

  16 a. Kondisi efek toksik ...........................................................

  16 b. Mekanisme efek toksik .....................................................

  17 c. Wujud efek toksik .............................................................

  18 d. Sifat efek toksik ................................................................

  19 3. Jenis uji toksikologi ...............................................................

  20 a. Uji ketoksikan tak khas ....................................................

  20 b. Uji ketoksikan khas ..........................................................

  21 D. Uji Toksisitas Akut .......................................................................

  21 E. Median Lethal Dosage (LD 50 ) ......................................................

  23 F. Anatomi dan Fisiologi Ginjal .......................................................

  25

  G. Nefropati Toksik ...........................................................................

  27 1. Glumerulonefropati ................................................................

  28 2. Nefropati tubulus proksimal ..................................................

  28 3. Nefropati tubulus distal ..........................................................

  29 H. Kreatinin dan Ureum Serum .........................................................

  29 1. Kreatinin serum ........................................................................

  29 2. Ureum serum ............................................................................

  30 I. Landasan Teori .............................................................................

  31 J. Hipotesis .......................................................................................

  32 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................

  33 B. Variabel dan Definisi Operasional ...............................................

  33 1. Variabel utama ........................................................................

  33 2. Variabel pengacau ...................................................................

  34 3. Definisi Operasional ...............................................................

  35 C. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................

  36 1. Alat ........................................................................................

  36 2. Bahan ....................................................................................

  36 D. Tata Cara Penelitian ......................................................................

  37 1. Penyiapan hewan uji ..............................................................

  37 2. Pengelompokkan hewan uji ..................................................

  37 3. Pengumpulan bahan ...............................................................

  38 4. Determinasi tanaman .............................................................

  38

  5. Pembuatan larutan sampel .....................................................

  38 6. Penentuan dosis .....................................................................

  39 7. Pengamatan ...........................................................................

  40 8. Uji toksisitas ..........................................................................

  41

  9. Pengambilan darah dan pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum serum .........................................................................

  42 a. Pengambilan darah sebelum pemejanan sari wortel ........

  42 b. Pengambilan darah setelah pemejanan sari wortel ...........

  43 10. Pembuatan dan pemeriksaan preparat histopatologi ............

  43 E. Tata Cara Analisis Hasil ..............................................................

  44 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman ....................................................................

  46 B. Jalan Penelitian ..............................................................................

  46 C. Uji Toksisitas Akut ........................................................................

  48 D. Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Organ Ginjal ............

  50 E. Pemeriksaan Kadar Kreatinin dan Ureum Serum ..........................

  58 1. Pemeriksaan kadar kreatinin serum ........................................

  60 2. Pemeriksaan kadar ureum serum ............................................

  66 F. Analisis Berat Organ Ginjal Relatif ...............................................

  73 G. Analisis Berat Badan .....................................................................

  77 H. Rangkuman Pembahasan ...............................................................

  81

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................

  87 B. Saran .............................................................................................

  88 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  89 LAMPIRAN ...................................................................................................

  94 BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 137

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Klasifikasi potensi ketoksikan suatu senyawa ......................

  25 Tabel II. Hasil pengamatan secara kualitatif gejala-gejala efek toksik tikus betina galur Wistar pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pemberian sari wortel selama waktu pengamatan mulai dari 3 jam setelah pemberian sari wortel hingga hari ke-14 ...................................................................

  48 Tabel III. Jumlah kematian tikus betina galur Wistar pada waktu pengamatan 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus

  carota L.) ...............................................................................

  49 Tabel IV. Hasil pemeriksaan histopatologi organ ginjal tikus betina galur Wistar akibat pemberian sari wortel 1x dengan waktu pengamatan 24 jam setelah pemejanan ..................................

  52 Tabel V. Hasil pemeriksaan histopatologi organ ginjal tikus betina galur Wistar akibat pemberian sari wortel 1x dengan waktu pengamatan pada hari ke-14 setelah pemejanan ....................

  54 Tabel VI. Purata kadar kreatinin serum ± SE tikus betina galur Wistar sebelum pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ..............

  61 Tabel VII. Purata kadar kreatinin serum ± SE tikus betina galur Wistar pada waktu 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus

  carota L.) ...............................................................................

  61

  Tabel VIII. Purata kadar kreatinin serum ± SE pada tikus betina galur

  Wistar sebelum pemberian sari wortel dan 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) .............................

  62 Tabel IX. Purata kadar kreatinin serum ± SE tikus betina galur Wistar pada waktu pengamatan hari ke-14 setelah pemejanan sari wortel (Daucus carota L.) .....................................................

  64 Tabel X. Purata kadar kreatinin serum ± SE pada tikus betina galur

  Wistar sebelum pemberian sari wortel dan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) .................

  65 Tabel XI. Purata kadar ureum serum ± SE pada tikus betina galur

  Wistar pada waktu sebelum pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ...............................................................................

  67 Tabel XII. Purata kadar ureum serum ± SE tikus betina galur Wistar pada waktu 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus

  carota L.) ...............................................................................

  67 Tabel XIII. Purata kadar ureum serum ± SE pada tikus betina galur

  Wistar sebelum pemberian sari wortel dan 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) .............................

  69 Tabel XIV. Purata kadar ureum serum ± SE tikus betina galur Wistar pada hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus

  carota L.) ...............................................................................

  70

  Tabel XV. Purata kadar ureum serum ± SE pada tikus betina galur

  Wistar sebelum pemberian sari wortel dan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) .................

  71 Tabel XVI. Rata-rata berat organ ginjal relatif akibat 1x pemberian sari wortel pada pengamatan 24 jam setelah pemejanan ..............

  75 Tabel XVII. Rata-rata berat organ ginjal relatif akibat 1x pemberian sari wortel pada pengamatan hari ke-14 setelah pemejanan .........

  75 Tabel XVIII. Rata-rata berat badan hari ke-0, ke-7, dan ke-14 tikus betina galur Wistar akibat 1x pemberian sari wortel (Daucus

  carota L.) ...............................................................................

  79

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Struktur kimia beta karoten ............................................ ............13 Gambar 2. Anatomi ginjal ................................................................. ...........26 Gambar 3. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar pada kelompok kontrol (tidak diberikan perlakuan

  apapun) dengan perbesaran 200x menggunakan pengecatan hematoksilin-eosin ...................................................53 Gambar 4. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar pada kelompok perlakuan yang diberikan sari

  wortel (dosis 66,55 g/kg sampai 115 g/kg BB) dengan perbesaran 200x menggunakan pengecatan hematoksilin- eosin.............................................................................................53

  Gambar 5. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar pada kelompok kontrol (tidak diberikan apapun)

  dengan perbesaran 400x menggunakan pengecatan hematoksilin-eosin.......................................................................54 Gambar 6. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar akibat pemberian sari wortel dosis 66,55 g/kg BB

  dengan perbesaran 400x menggunakan pengecatan hematoksilin-eosin ......................................................................55

  Gambar 7. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar akibat pemberian sari wortel dosis 79,86 g/kg BB

  dengan perbesaran 400x menggunakan pengecatan hematoksilin-Eosin .....................................................................55 Gambar 8. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar akibat pemberian sari wortel dosis 95,83 g/kg BB

  dengan perbesaran 400x menggunakan pengecatan hematoksilin-Eosin ......................................................................56 Gambar 9. Irisan melintang jaringan organ ginjal tikus betina galur

  Wistar akibat pemberian sari wortel dosis 115 g/kg BB

  dengan perbesaran 400x menggunakan pengecatan hematoksilin-Eosin ......................................................................56 Gambar 10. Diagram batang purata kadar kreatinin serum sebelum pemberian sari wortel dan 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar ..........63

  Gambar 11. Diagram batang purata kadar kreatinin serum sebelum pemberian sari wortel dan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur

  Wistar ..........................................................................................65

  Gambar 12. Diagram batang purata kadar ureum serum sebelum pemberian sari wortel dan 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar ..........68

  Gambar 13. Diagram batang purata kadar ureum serum sebelum pemberian sari wortel dan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur

  Wistar ..........................................................................................71

  Gambar 14. Diagram persentase purata berat organ ginjal pada tikus betina galur Wistar pada waktu 24 jam setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ....................................................75

  Gambar 15. Diagram persentase purata berat organ ginjal pada tikus betina galur Wistar pada hari ke-14 setelah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ........................................................... 76

  Gambar 16. Grafik purata berat badan tikus betina galur Wistar pada hari ke-0, 7, dan 14 hari setelah pembe-rian sari wortel (Daucus carota L.) ......................................................................80

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Surat determinasi tanaman wortel .......................................

  94 Lampiran 2. Surat pembelian tikus putih betina galur Wistar sebanyak 30 ekor di LPPT, Universitas Gadjah Mada .......................

  95 Lampiran 3. Hasil pemeriksaan histopatolgi organ ginjal tikus betina galur Wistar pada pengamatan 24 jam setelah pemberian sari wortel ............................................................................

  97 Lampiran 4. Hasil pemeriksaan histopatolgi organ ginjal tikus betina galur Wistar pada pengamatan hari ke-14 setelah pemberian sari wortel ..........................................................

  98 Lampiran 5. Surat hasil pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum serum sebelum pemberian sari wortel yang dilakukan oleh LPPT- UGM ...................................................................................

  99 Lampiran 6. Surat hasil pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum serum 24 jam setelah pemberian sari wortel yang dilakukan oleh LPPT-UGM ......................................................................... 101

  Lampiran 7. Surat hasil pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum serum 14 hari setelah pemberian sari wortel yang dilakukan oleh LPPT-UGM ......................................................................... 102

  Lampiran 8. Data penimbangan berat organ ginjal relatif tikus betina galur Wistar.......................................................................... 103

  Lampiran 9. Data penimbangan berat badan tikus betina galur

  Wistar................................................................................... 103

  Lampiran 10. Skema proses penomoran hewan uji dengan cara random... 103 Lampiran 11. Gambar umbi wortel ........................................................... 104 Lampiran 12. Gambar Juice Extractor ..................................................... 104 Lampiran 13. Tikus putih betina galur Wistar dan foto timbangan .......... 104 Lampiran 14. Sari wortel yang diperoleh dengan menggunakan Juice

  Extractor ............................................................................. 105

  Lampiran 15. Sari wortel disaring menggunakan saringan teh biasa (penyaringan 1) .................................................................... 105

  Lampiran 16. Penyaringan sari wortel menggunakan kertas saring (penyaringan 2) .................................................................... 106

  Lampiran 17. Sari wortel yang diperoleh dari hasil penyaringan ke-2 ...... 106 Lampiran 18. Pemberian sari wortel pada tikus betina galur Wistar ....... 107 Lampiran 19. Gambar makroskopis organ ginjal pada kelompok kontrol dan perlakuan....................................................................... 107 Lampiran 20. Data berat organ ginjal relatif ............................................. 108 Lampiran 21. Data berat badan pada hari ke-0, ke-7, dan ke-14 .............. 114 Lampiran 22. Data kadar kreatinin serum.................................................. 118 Lampiran 23. Data kadar ureum serum...................................................... 125 Lampiran 24. Perhitungan LD

  50 sari wortel ke manusia ........................... 130

  Lampiran 25. Perhitungan dosis sari wortel .............................................. 133

  Lampiran 26. Hasil pemeriksaan kualitatif gejala toksik tikus betina kelompok kontrol yang tidak diberi sediaan uji................... 135 Lampiran 27. Hasil pemeriksaan kualitatif gejala toksik tikus betina kelompok perlakuan (dosis 66,55 g/kgBB sampai 115 g/kgBB) yang diberi sediaan uji .......................................... 136

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Obat tradisional merupakan obat yang dibuat dari bahan atau paduan

  bahan-bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau yang belum berupa zat murni dan digunakan secara turun-temurun (Soesilo, 1992). Pemanfaatan tanaman obat sebagai sumber obat tradisional telah banyak digunakan dan diupayakan adanya pemeliharaan atau peningkatan taraf kesehatan. Hal ini diduga karena bahan alami yang digunakan lebih aman dibandingkan obat-obat kimia atau sintetik. Selain itu, obat tradisional juga memiliki berbagai kelebihan yaitu mudah diperoleh, harga relatif murah karena bisa ditanam sendiri dan relatif tanpa efek samping (Muhlisah, 2003).

  Salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal adalah wortel. Wortel merupakan tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik sebagai sayuran (Pitojo, 2004) maupun sebagai obat (Rukmana, 1995). Bagian dari wortel yang berkhasiat salah satunya adalah umbi wortel. Beberapa penelitian membuktikan bahwa umbi wortel memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi dan anti-ulserogenik (Wehbe, Mroueh, and Daher, 2009), anti-analgesik (Putra, 2003), hepatoprotektif (Nuraeni, 2003), menurunkan kolesterol, anti-kanker, anti-stroke (Afriansyah, 2007), berkhasiat sebagai diuretik (Dalimartha, 2007), busung lapar, penyakit gagal ginjal, diare kronik, disentri kronik (Perry and Metzger, 1980).

  Dengan demikian, banyak masyarakat yang lebih menyukai penggunaan obat-obat tradisional dibandingkan obat-obat kimia. Namun, tetap perlu hati-hati dalam menggunakan obat-obat tradisional karena penggunaan secara berlebihan (dosis berlebih) dapat bersifat toksik di dalam tubuh (Koeman, 1987). Dalam wortel terkandung senyawa beta karoten yang akan dikonversi oleh tubuh menjadi vitamin A (Rukmana, 1995). Vitamin A yang ditemukan dalam wortel dinamakan karotenoid provitamin A. Bila mengkonsumsi karotenoid provitamin A dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hiperavitaminosis A yang dapat berlangsung akut maupun kronis (Pitojo, 2004). Selain itu, beta karoten dapat berperan sebagai prooksidan, dimana bila aktivitas prooksidan terjadi dalam sel normal maka dapat menyebabkan kerusakan oksidatif yang menekan integritas sel dan menginduksi transformasi neoplastik (Masotti, Casali, and Galeotti, 1988). Dengan demikian, perlu dilakukan uji praklinik pada obat-obat tradisional untuk dapat menentukan keamanan melalui uji toksisitas dan uji farmakologi (Anonim, 2000). Karena penelitian mengenai keamanan penggunaan wortel masih kurang terkait dengan uji toksisitas wortel, maka perlu dilakukan penelitian mengenai ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.).

  Uji ketoksikan akut merupakan suatu pengujian untuk menetapkan potensi ketoksikan akut dari suatu zat dalam jangka waktu 24 jam melalui nilai LD

  50

  (Median Lethal Dosage), menilai berbagai gejala toksik, melihat berbagai spektrum efek toksik, mengetahui mekanisme kematian dari hewan uji (Anonim, 2000). Uji ketoksikan akut memiliki spektrum yang luas yang mencakup semua organ, namun pada penelitian ini lebih dikhususkan terhadap organ ginjal karena ginjal merupakan sasaran utama dari efek toksik dan sebagai organ ekskresi (Lu,

  2006), sehingga peneliti tertarik ingin meneliti apakah sari wortel bersifat toksik terhadap organ ginjal dengan melihat adanya perubahan struktural (histopatologi) yang dilakukan secara mikroskopis, serta melakukan pemeriksaan terhadap kadar kreatinin dan ureum serum yang merupakan parameter biokimia untuk melihat adanya perubahan biokimia dalam tubuh setelah diberikan sari wortel. Dari hal diatas, maka peneliti melakukan penelitian tentang ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) kajian terhadap histologi organ ginjal dan kadar kreatinin serta ureum serum pada tikus betina galur Wistar. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apa saja gejala ketoksikan yang timbul akibat pemejanan akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar? b. Berapa besar potensi ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar yang dinyatakan dengan Median Lethal

  Dosage (LD

  50

  )?

  c. Apakah pemberian sari wortel (Daucus carota L.) dapat menyebabkan efek toksik ditinjau dari histopatologi organ ginjal? d. Bagaimana pengaruh pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ditinjau dari kadar kreatinin dan ureum serum (perubahan biokimia)?

2. Keaslian penelitian

  Beberapa penelitian mengenai khasiat dan keamanan tanaman wortel adalah sebagai berikut : a. The Potential Role of Daucus carota L. Aqueous and Methanolic Extracts on In

  flammation and Gastric Ulcers in Rats (Wehbe, dkk., 2009). Ekstrak aquadest dan metanol dari Daucus carota L. memberikan aktivitas antiinflamasi pada dosis dari 400 dan 140 mg/kgBB dengan masing- masing sebesar 90,9 dan 58,6%. Sedangkan pada inflamasi kronis, menunjukkan bahwa dengan dosis 400 dan 140 mg/kgBB memberikan aktivitas antiinflamasi sebesar 58 dan 44,1%. Ekstrak aquadest dan metanol Daucus carota L. signifikan menunjukkan perlindungan terhadap ulkus lambung yang diinduksi etanol dengan rasio masing-masing 46,8 kuratif dan 68,7% dengan dosis 250 mg/kgBB.

  b. Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Putih Betina Galur Wistar (Putra, 2003).

  Air perasan umbi wortel memiliki efek analgesik pada mencit putih betina yang ditunjukkan dengan adanya penurunan persen geliat. Persen proteksi geliat pada masing-masing dosis yaitu: dosis 1,25 ml/kg BB; 2,5 ml/kgBB; 10 ml/kgBB; 20 ml/kgBB sebesar 29,72%; 43,68%; 67,36%; 60,74%; 31, 18%. c. Efek Hepatoprotektif Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Mencit Jantan Terinduksi CCl (Nuraeni, 2003).

  4 Air perasan umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai efek

  hepatoprotektif terhadap mencit jantan terinduksi CCl

  4 dosis 3,92

  ml/kgBB. Efek hepatoprotektif ditandai dengan menurunnya aktivitas GPT-serum dan menurunnya derajat kerusakan sel hati mencit akibat hepatotoksikan CCl Efek hepatoprotektif air perasan umbi wortel dosis

  4.

  0,14; 0,392; 1,162; 3,50; 10,50 dan 31,50 ml/kgBB berturut-turut sebesar 10,53%; 12,83%; 18,87%; 28,26%; 35,70%; dan 77,12%. Dosis efektif (ED ) air perasan umbi wortel pada mencit 20 gram terinduksi CCl

  50 4 sebesar 12,189 ml/kgBB.

  d. Purple Carrot (Daucus carota L.) Polyacetylenes Decrease Lipopolysaccharide-Induced Expression of In

  flammatory Proteins in Macrophage and Endothelial Cells (Metzger, Barnes, dan Reed, 2008).

  Kandungan poliasetilen yang terdapat dalam wortel memiliki efek antiinflamasi yang tinggi yang ditunjukkan dengan sekresi protein IL-6 dan TNF- R turun menjadi 77 and 66% dalam sel endotelial dengan dosis pemberian 6,6 and 13,3 µg/mL dari fraksi LH-20. Poliasetilen diisolasi dan menurunkan NO dalam sel makrofag sebanyak 65% tanpa sitotoksik.

  e. Pengaruh Pemberian Wortel (Daucus carota L.) terhadap Jumlah Sel Radang Limfosit Submukosa Bronkiolus Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar yang Dipapar Asap Rokok Kretek Subkronik (Khairani, 2008).

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sel radang limfosit meningkat secara signifikan (p=0,000, uji Posthoc) pada kelompok yang dipapar asap rokok (sel limfosit = 609 ± 30,65942 sel) dibanding kontrol negatif (sel limfosit 61,75 ± 6,60177 sel), dan menurun secara bermakna pada kelompok 250 mg/hari (p=0,011 dengan sel limfosit= 499,25 ± 40,72162 sel), kelompok 500 mg/hari (p=0,000 dengan sel limfosit = 237 ± 59,40258 sel, serta kelompok 750 mg/hari (p = 0,037 dengan sel limfosit = 440,75 ± 43,78261 sel) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif.

  f. Toksisitas Akut Sari Wortel (Daucus carota L.) Kajian terhadap Organ Lambung, Ginjal, Hati pada Mencit Putih Betina Galur Balb/c (Karlina, 2009).

  LD semu yang diperoleh >16,7 ml/kgBB. Pemberian sari wortel

  50

  menyebabkan perubahan sikap, beringas, dan takikardi. Hasil histopatologi menunjukkan radang pada organ lambung, dan ginjal yang bersifat terbalikkan, serta nekrosis pada organ hati (24 jam setelah pemberian). Peningkatan aktivitas SGPT terjadi secara bermakna melalui uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95%, tetapi tidak menyebabkan peningkatan kadar kreatinin serum secara signifikan.

  g. Pengaruh Pemberian Akut Jus Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Jantan Wistar : Kajian terhadap Organ Ginjal dan Kadar Kreatinin Serum (Thejo, 2009).

  Jus wortel memiliki efek toksik pada ginjal ditunjukkan dengan adanya

  hemorrhage, nekrosis tubulus dan glomerulus, namun tidak ada hewan uji yang mati (LD 50 semu > 8,750 g/kgBB). Efek toksik bersifat terbalikkan. Tidak ada perbedaan signifikan antara kadar kreatinin serum perlakuan jus wortel dengan kontrol negatif. Kadar kreatinin serum pada penelitian ini tidak berkorelasi dengan kondisi ginjal.

  h. Pengaruh Pemberian Akut Jus Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Jantan Wistar : Kajian terhadap Organ Hati dan Kadar SGPT (Novianti, 2009).

  Jus wortel tidak menyebabkan kematian hewan uji (LD

  50 semu > 8,750 g/kgBB). Pemberian jus wortel tidak menimbulkan gejala toksik.

  Pengamatan histopatologi menunjukkan bahwa jus wortel menyebabkan perubahan struktural sel hati seperti hemorrhage, nekrosis, degenerasi hidrofik, dan pembentukan jaringan fibroblast yang bersifat terbalikkan. Jus wortel tidak mempengaruhi aktivitas SGPT. Sejauh ini, penelitian tentang ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota

  L.) kajian histologi organ ginjal dan kadar kreatinin serta ureum serum pada tikus betina galur Wistar belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

  Penelitian ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) kajian histologi organ ginjal dan kadar kreatinin serta ureum serum pada tikus betina galur Wistar, diharapkan mempunyai manfaat :

  a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang ilmu kefarmasian tentang ketoksikan akut sari wortel (Daucus

  carota L.) pada tikus betina galur Wistar serta melihat pengaruh

  ketoksikan pada fungsi organ ginjal. Selain itu dapat juga bermanfaat bagi pengembangan penelitian toksikologi terhadap tanaman/bahan alam.

  b. Manfaat praktis Memberikan informasi kepada masyarakat tentang toksisitas akut sari wortel dan pengaruh ketoksikan akut sari wortel terhadap fungsi organ ginjal.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

  a. Mengetahui gejala ketoksikan yang timbul akibat pemejanan tunggal sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar.

  b. Mengetahui besar potensi ketoksikan akut sari wortel (Daucus carota L.) pada tikus betina galur Wistar yang dinyatakan dengan Median Lethal

  Dosage (LD 50 ).

  c.

  Mengetahui pemberian sari wortel (Daucus carota L.) dapat menyebabkan efek toksik ditinjau dari histopatologi organ ginjal.

  d. Mengetahui pengaruh pemberian sari wortel (Daucus carota L.) ditinjau dari kadar kreatinin dan ureum serum yang merupakan parameter biokimia terhadap adanya gangguan fungsi ginjal.

2. Tujuan khusus :

  1. Mengetahui hubungan antara dosis sari wortel dengan gambaran histopatologi organ ginjal pada tikus betina galur Wistar setelah pemejanan sari wortel.

  2. Mengetahui hubungan antara dosis pemberian sediaan uji dengan kadar kreatinin dan ureum serum.

  3. Mengetahui hubungan antara hasil histopatologi organ ginjal dengan kadar kreatinin dan ureum serum.

  4. Mengevaluasi sifat efek toksik yang terjadi.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Sistematika Tanaman

  1. Taksonomi tanaman

  Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Umbelliferales Familia : Apiaceae Genus : Daucus Spesies : Daucus carota L. (Backer and Van Den Brink, 1968)

  2. Morfologi

  Wortel termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30-100 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Tanaman wortel berumur pendek yaitu berkisar antara 70-120 hari, tergantung dari varietasnya (Cahyono, 2002).

  Wortel terdiri atas daun dan umbi seperti batang, dan akar. Sifat dari daun wortel adalah majemuk menyirip ganda dua atau tiga, dan anak-anak daunnya berbentuk lancet atau garis dengan bagian pinggirnya bercangap melekat pada tangkai daun yang ukurannya agak panjang. Sedangkan batangnya berbentuk umbi yang dikonsumsi oleh manusia. Bentuk umbi wortel bermacam-macam dan bervariasi, tergantung varietas dan kultivarnya.

  Bentuk umbi wortel yang dikenal ada 3 macam, yaitu berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing, bulat panjang dengan ujung tumpul, dan bentuk kombinasi dari keduanya. Selain itu ada juga yang berbentuk percabangan. Umbi wortel berwarna kuning atau jingga (Cahyono, 2002).

  Akar umbi wortel adalah akar tunggang yang berubah fungsinya sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air). Kulit umbi wortel adalah tipis dan berwarna kuning kemerahan atau jingga karena kandungan karoten yang tinggi. Daging umbi wortel bertekstur renyah, serta rasanya manis (Cahyono, 2002).

3. Kandungan kimia

  Dalam setiap 100 g umbi wortel segar mengandung 42,00 kalori; protein 1,20 g; lemak 0,30 g; karbohidrat 9,30 g; kalsium 39,00 mg; fosfor 37,00 mg; zat besi 0,30 g; vitamin A 12.000,00 SI; vitamin B

  1 0,06 mg;

  vitamin C 6,00 mg; air 88,20 g, bagian yang dapat dicerna 88,00 g (Rukmana, 1995). Kandungan lain yang telah diketahui antara lain pyrrolidine, daucine,

  

daucosterne, minyak yang penting adalah imonene, pinene, cineole. Di dalam

  benih berisi asam tiglat, asaran, bisabol (Perry and Metzger, 1980). Wortel juga mengandung karotenoid, fenolik, poliasetilene, isokumarin,

  

sesquiterpenes, dan antosianin (Metzger, dkk., 2008). Kandungan lainnya

Dokumen yang terkait

Efek nefroprotektif jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 117

Uji toksisitas infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis.

3 14 148

Pengaruh waktu protektif pemberian infusa biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 13 122

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang infusa biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Uji toksisitas infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis

0 1 146

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus studi terhadap gambaran mikroskopis ginjal dan kadar kreatinin darah

0 1 102

Efek analgesik jus umbi wortel [Daucus carota L.] pada mencit putih betina - USD Repository

1 2 107

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ ginjal dan kadar kreatinin serum - USD Repository

0 0 134

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ hati dan aktivitas alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 133