Analisis pareto ABC indeks kritis dan Economic Order Quantity (EOQ) sediaan farmasi dengan pola penyakit hipertensi primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010 - USD Repository
ANALISIS PARET O AB C I NDE KS KRITIS DAN ECONOMIC
ORDER QUANTITY (EOQ ) SE DI AAN FARMAS I DENGAN
POLA PENYAKIT HI PERTE NSI PRI MER DI RUMAH S AKIT
PANTI RAPIH YO GYAKARTA T AH UN 2 010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
PERSEMBAHAN
One Night I Had a dream, I was walking along the beach with the Lord; and across the skies flashed scenes from my life. In each scenes I noticed two sets of foot prints in the sand and to my surprise, I notice that many times along the path of my life there was only one set of foot prints. And I noticed that it was at the lowest and saddest times in my life. I asked the Lord about it. Lord you said that once I decided to follow you, you would walk whit me all the way. But I notice that during the most trouble sometimes in my life there is only one set foot prints. I don’t understand why you left my side when I needed you most, The Lord said : “My precious child, I never left you during your time or trial where you see only one set of foot prints. I was carrying you”
Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahanrahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Analisis Pareto ABC Indeks Kritis dan Economic Order Quantity
(EOQ) Sediaan Farmasi dengan Pola Penyakit Hipertensi Primer di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010” sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Maka pada kesempatan ini penulis dengan
kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang berkenan memberikan
ijin penelitian kepada penulis2. Dekan Fakultas Farmasi Unversitas Sanata Dharma Yogyakata.
3. Ibu Eliza Konda L, S.Si., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberi ijin untuk pengambilan data dan memberikan masukan serta saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Mia selaku partner dalam mengerjakan skripsi ini, terimakasih atas segala ide,
semangat, suka duka dan kebersamaan yang telah kita lewati bersama dari awal sampai akhir perjalanan skripsi ini.
9. Riva atas segala doa, kasih sayang, semangat dan dukungan kepada penulis
dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman kost Hijau tersayang (Rosita, Linda, Siska, Monik, dan Hanum)
atas berbagai keceriaan, kebersamaan, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan setanah air (Putri, Sinta, Lucia, Andrea, Vicka,
Rosita, Franciska, Lia) atas keceriaan dan kebersamaan persahatan kita selama ini dalam berbagai rasa kehidupan dengan kalian. “Keep Our Relationship Guys”..Never Ending.
12. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2008 kelas A dan FKK A atas
kebersamaan dan dukungan selama ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak, No Body is
Perfect” maka penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
INTISARI
Pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit memberikan pengaruhyakni sebesar 60-70% dari seluruh pemasukan rumah sakit. Hipertensi primer
merupakan penyakit terbesar kedua di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010,
sehingga perlu pengendalian lebih ketat. Analisis ABC Indeks Kritis dan
Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk mengendalikan persediaan
agar lebih efektif dan efisien dengan mengelompokkan sesuai kategori ABC dan
menentukan nilai EOQ untuk setiap sediaan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi hipertensi primer, nilai
EOQ, dan kesesuaian formularium rumah sakit.Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian studi kasus retrospektif. Data yang digunakan didapat dari data
pemakaian obat di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010 dan dianalisis dengan
metode ABC Indeks Kritis dan Economic Order Quantity (EOQ).Hasil analisis didapatkan nilai pakai kelompok A 4,14% dari 266 item,
kelompok B 3,57% dari 280 item, dan kelompok C 3,71% dari 1.106. Nilai
investasi kelompok A 2,27% dari 264 item, kelompok B 2,40% dari 333 item, dan
kelompok C 4,55% dari 1.055 item. Nilai indeks kritis kelompok A 2,96% dari
270 item, kelompok B 3,77% dari 239 item, dan kelompok C 3,94% dari 1.143
item. Nilai EOQ, ROP, dan SS dari sediaan hipertensi primer sebesar masing-
masing. Sediaan hipertensi primer yang dianalisis dengan ABC Indeks Kritis tidak
sesuai dengan formularium rumah sakit.
Kata Kunci : Rumah Sakit, Hipertensi Primer, Formularium, Pengelolaan
pengadaan, Pareto ABC, EOQ
ABSTRACT
Pharmaceutical dossage form management in the hospital gave influence;it was 60-70% of the total income. Primary hypertension was second of the
biggest diseases in Panti Rapih hospital Yogyakarta in year 2010, so the firmer
control was needed. Analysis of Pareto ABC and Economic Order Quantity
(EOQ) could be used to control the inventory to be more effective and efficient by
classifying according to ABC category and decided EOQ value for each
inventory. This research was aimed to find out the plan and the pharmacy
inventory of primary anti-hypertension, the EOQ value, and the suitability of
hospital formularium.This was a non-experimental research with retrospective case study
research planning. The data were taken from the installation medicine usage data
of patients in Panti Rapih hospital Yogyakarta. The data was analysed with Pareto
ABC and Economic Order Quantity (EOQ) method.The result showed that the use value of group A was 4,14% of 266 items,
group B was 3,57% of 280 items, and group C was 3,71% of 1.106 items. The
invest value of group A was 2,27% of 264 items, group B was 2,40% of 333
items, and group C was 4,55% of 1.055 items. The critical index value of group A
was 2,96% of 270 items, group B was 3,37% of 239 items, and group C was
3,94% of 1.143 items. The EOQ, ROP, SS value of primary hypertension
inventory based on each them. The primary hypertension inventory analyzed
using Critical Index ABC was not suitable to the hospital formularium.
Key words: Hospital, Primary Hypertension, Formularium, Inventory
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ .......i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ....ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ....iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................................................v
PRAKATA............................................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. viii
INTISARI............................................................................................................... ix
ABSTRACT ...............................................................................................................x
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAS GAMBAR..............................................................................................xv
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA A. Rumah Sakit........................................................................................................9
1. Definisi Rumah Sakit....................................................................................9
2. Tugas dan Fungsi RumahSakit......................................................................9
3. Klasifikasi Rumah Sakit..............................................................................10
4. Tujuan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.....................................................12
5. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.........................................................13
6. Formularium Rumah Sakit..........................................................................15
B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit..........................................................................16
1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit......................................................16
2. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rapih................................................16
3. Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit........................................................17
4. Tugas dan fungsi instalasi farmasi rumah sakit...........................................17
C. Apoteker............................................................................................................19
3. Manajemen Persediaan................................................................................27
G. Analisis ABC (Always Better Control).............................................................28
H. EOQ (Economic Order Quantity).....................................................................30
I. Keterangan Empiris...........................................................................................33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian.........................................................................34
B. Variabel Penelitian............................................................................................34
C. Definisi Operasional..........................................................................................34
D. Materi Penelitian...............................................................................................35
E. Instrumen Penelitian..........................................................................................36
F. Tempat Penelitian..............................................................................................36
G. Jalannya Penelitian............................................................................................36
H. Analisis Data.....................................................................................................37
1. Analisis ABC nilai pakai..............................................................................37
2. Analisis ABC nilai investasi.........................................................................51
B. Analisis ABC Nilai Indeks Kritis ......................................................................58
C. Analisis Economic Order Quantity (EOQ) .......................................................62
D. Analisis Perbandingan Formularium Rumah Sakit ...........................................69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................................75
B. Saran ..................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................78
LAMPIRAN...........................................................................................................80
BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................246
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Batang Jumlah Item dan Persentase Jumlah Pemakaian
Berdasarkan Analisis ABC Nilai Pakai Sediaan Farmasi untuk PolaPenyakit Hipertensi primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010.......................................................................................46
Gambar 2 Diagram Batang Persentase Jumlah Item dan Persentase Jumlah
Pemakaian Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010 Berdasarkan Analisis ABC Nilai Pakai.................................................................48
Gambar 3 Diagram Batang Nilai Investasi dan Persentase Nilai Investasi
Berdasarkan Analisis ABC Nilai Investasi Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010....................................................................52untuk Pola Penyakit Hipertensi primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010....................................................................59
Gambar 7 Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi untuk Pola
Penyakit Hipertensi Primer di Rumah Sakit Panti Rapih YogyakartaTahun 2010 Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis.....................61
Gambar 8 Grafik Hasil Perhitungan ROP dan SS.............................................66
Gambar 9 Diagaram Lingkaran Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit
Hipertensi Primer Berdasarkan Analisis Perbandingan denganFormularium RS. Panti Rapih Tahun 2010.......................................70
Gambar 10 Grafik Sediaan Farmasi Untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer
dalam Analisis Indeks Kritis Berdasarkan Perbandingan dengan Formularium RS. Panti Rapih Tahun 2010.......................................71
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi untuk Hipertensi Primer Berdasarkan Tekanan
Darah..............................................................................................23
Tabel II. Terapi Farmakologi untuk Hipertensi Primer Menurut JNC
VII..................................................................................................24
Tabel III. Terapi Kombinasi untuk Hipertensi Primer menurut JNC
VII..................................................................................................25
Tabel IV. Pengelompokan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai
Pakai Tahun 2010 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.....................................................................................45
Tabel V. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer Banding
Jumlah Pemakaian Tiap Kelompok Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010 Berdasarkan Analisis
Tabel VIII. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer Banding
Jumlah Investasi Tiap Kelompok Sediaaan Farmasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010 Berdasarkan Analisis Nilai Investasi..........................................................................................56
Tabel IX. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer Banding
Jumlah Total Pemakaian Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010 Berdasarkan analisis Nilai Pakai...............................................................................................56Tabel X. Jumlah Item dan Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi
Berdasarkan Nilai Indeks Kritis untuk Pola Penyakit Hipertensi primer di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010................................................................................................58
Tabel XI. Jumlah item dan Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi untuk
Pola Penyakit Hipertensi Primer Banding Tiap Total Kelompok
Tabel XIV. Hasil Perhitungan Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi
Primer di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010 dengan analisis EOQ...............................................................................................66
Tabel XV. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer
Berdasarkan Perbandingan Formularium Rumah sakit................................................................................................69
Tabel XVI. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi primer Dalam
Analisis Indeks Kritis Berdasarkan Perbandingan Formularium RS.Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010..............................................71
Tabel XVII. Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer yang
Tidak Sesuai dengan Formularium RS. Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010.....................................................................................72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sediaan Farmasi Kriteria Eksklusi.....................................80
Lampiran 2. Data Sediaan Farmasi RS. Panti Rapih Tahun 2010 Berdasarkan
Nilai Pakai......................................................................................89
Lampiran 3. Data Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer RS.
Panti Rapih Tahun 2010 Berdasarkan Nilai Pakai.............................................................................................140
Lampiran 4. Data Sediaan Farmasi RS. Panti Rapih Tahun 2010 Berdasarkan
Nilai Investasi...............................................................................143Lampiran 5. Data Sediaan Farmasi untuk Pola Penyakit Hipertensi Primer RS.
Panti Rapih Tahun 2010 Berdasarkan Nilai Pakai.............................................................................................194
Lampiran 6. Data Sediaan Farmasi RS. Panti Rapih Tahun 2010 Berdasarkan
Lampiran 10. Daftar 10 Penyakit Terbesar di RS. Panti Rapih Yogyakarta Tahun
2010.............................................................................................244Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian di RS. Panti Rapih Yogyakarta....................245
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Menurut UU Nomor 44 tahun 2009, Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Guna mewujudkan
pelayanan yang bermutu dan peningkatan derajat kesehatan, rumah sakit perlu
memberikan pelayanan yang optimal dalam segala bidang.Perencanaan merupakan hal yang mendasar dalam menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi yang diperlukan untuk pengadaan dalam suatu periode.
menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A, kelompok B, kelompok C. Untuk lebih
meningkatkan perencanaan sediaan farmasi menjadi lebih efektif dan efisien maka
dapat dipakai metode kombinasi ABC Indeks Kritis, dimana merupakan
kombinasi analisis ABC nilai pakai dan nilai investasi. Nilai pakai berdasarkan
jumlah pemakaian dan nilai investasi berdasarkan jumlah pemakaian dikalikan
harga satuan sediaan farmasi tersebut. Sedangkan untuk lebih mengendalikan
persediaan dari hasil analisis indeks kritis maka perlu dilakukan kombinasi
dengan Economic Order Quantity (EOQ).Rumah sakit menangani berbagai macam penyakit yang diderita
masyarakat. Rumah sakit Panti Rapih merupakan salah satu rumah sakit swasta di
Yogyakarta yang mempunyai angka kunjungan pasien cukup tinggi. Pengadaan
sediaan farmasi di rumah sakit tersebut juga tinggi sehingga memerlukan tahap
perencanaan dan pengendalian sediaan farmasi yang tepat.Menurut Daftar Tabulasi Data (DTD) hipertensi primer termasuk dalam 10
peneliti menitikberatkan pada pengadaan sediaan farmasi untuk pola penyakit
hipertensi primer dikarenakan walaupun menduduki urutan terbesar kedua, hal
ini tetap dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pengadaan sediaan
farmasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta karena
belum menerapkan metode Pareto ABC dalam tahap pengadaan obat dan masih
berdasarkan metode konsumsi sehingga dalam perencanaan sediaan farmasi
kurang efektif dan efisien. Maka pada penelitian ini peneliti melakukan analisis
kombinasi Pareto ABC dan EOQ yang bertujuan untuk mengefektifkan
pengadaan sediaan farmasi dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan, serta
dapat mengendalikan persediaan dengan mengetahui jumlah dan waktu yang tepat
untuk pengadaan sediaan farmasi. Hal ini diharapkan dapat membantu tahap
perencanaan dan pengendalian sediaan farmasi secara efektif dan efisien di rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan c. Bagaimana nilai (EOQ) jumlah pemesanan ekonomis, (ROP) waktu pemesanan kembali, serta persediaan pengaman (SS) khusus untuk sediaan farmasi pola penyakit hipertensi primer kelompok Indeks Kritis A dan B?
d. Bagaimana perbandingan antara hasil nilai indeks kritis sediaan farmasi untuk pola hipertensi primer dengan formularium Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran dan pengetahuan penulis, penelitian tentang Analisis
Pareto ABC Indeks Kritis dan EOQ Sediaan Farmasi dengan Pola Penyakit
Hipertensi primer di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta belum pernah
dilakukan.Beberapa penelitian yang relevan antara lain :
a. Sari (2010) dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, berjudul Analisis
Pareto ABC Sediaan Farmasi Puskesmas Di Kabupaten Bantul Dengan Pola sakit. Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai pengelolaan sediaan farmasi menggunakan Pareto ABC dan dengan pola penyakit tertinggi.
b. Awaludin (2010) dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, berjudul
Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoharjo periode tahun 2006-2008. Hasil penelitia menunjukkan bahwa nilai A NP 83 item, B NP 131 item, C NP 499 item; A NI 106 item, B NI 153 item, C NI 454 item; Analisis VEN terdapat 74 item kelompok vital, 508 item kelompok esensial, 306 item kelompok non esensial; A 53 item, B 320 item, C 515 item serta direkomendasikan
NIK NIK NIK
373 item (kelompok A dan B) dari analisis NIK dalam pengadaan sediaan farmasi. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada tempat, periode penelitian, serta metode analisis yang dilakukan peneliti dimana menambahkan metode EOQ, ROP, SS dan perbandingan dengan sebesar 4,03%. 11 item obat yang termasuk dalam kelompok A didapatkan nilai EOQ yang bervariasi mulai dari 11-1045 unit, untuk obat kelompok B mulai dari 1-691 unit, dan untuk obat kelompok C mulai dari 1-15 unit. Perhitungan ROP kelompok A sebanyak 4-473 unit, kelompok B sebanyak 1-263 unit, sedangkan kelompok C dari 1-45 unit. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah dalam hal kajian pokok yang diteliti, yaitu mengenai pengelolaan sediaan farmasi menggunakan Pareto ABC, EOQ, dan ROP. Perbedaannya adalah pada metode analisis dan sediaan farmasi yang digunakan. Peneliti terdahulu hanya menggunakan analisis ABC untuk obat golongan antibiotik. Sedangkan peneliti menggunakan analisis ABC Indeks Kritis sediaan farmasi dengan pola penyakit Hipertensi Primer.
d. Rahayu (2011) dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, berjudul
Evaluasi Pengadaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek-Apotek Kota sebesar 3% dari harga satuan sediaan farmasi. Perbedaannya adalah pada metode analisis dan sediaan farmasi yang digunakan. Peneliti terdahulu menggunakan analisis moving average total serta sediaan farmasi golongan narkotika dan psikotropika, sedangkan peneliti melakukan analisis ROP, SS dan perbandingan dengan formularium, serta sediaan farmasi untuk hipertensi primer.
3. Manfaat penelitian
b. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai perencanaan sediaan farmasi berdasarkan pola penyakit Hipertensi Primer agar pengadaan sediaan di suatu rumah sakit dapat efisien serta pemakaian obat-obat tersebut efektif sehingga meningkatkan mutu kehidupan pasien.
c. Manfaat praktis
metode pengadaan persediaan yang lebih efektif dan efisien dengan kombinasi metode Economic Order Quantity (EOQ).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk perencanaan pengadaan sediaan farmasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta berdasarkan analisis Pareto ABC Indeks Kritis dan EOQ agar mendapatkan pengadaan sediaan farmasi yang efektif dan efisien.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui nilai Pareto ABC dilihat dari nilai pakai dan nilai investasi sediaan farmasi berdasarkan pola penyakit hipertensi primer di RS Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010.
b. Mengetahui Nilai Indeks Kritis (NIK) sediaan farmasi berdasarkan pola
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Rumah Sakit
1. Definisi Menurut UU Nomor 44 tahun 2009 menyatakan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.2. Tugas dan Fungsi rumah sakit Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Dimana pelayanan kesehatan perorangan maksudnya
yaitu setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
(Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2009a).
3. Klasifikasi rumah sakit
Menurut Permenkes No.340 tahun 2010, klasifikasi rumah sakit adalah
pengelompokkan kelas rumah sakit berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayananan. Klasifikasi rumah Sakit ditetapkan berdasarkan : Pelayanan, sumber
daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana, administrasi dan manajemen.Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan
5. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
1. Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
2. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
3. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.
5. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
3. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah.
5. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
1. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
2. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
3. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah. b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,telaah dan evaluasi
pelayanan.f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan.
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.
(Departemen Kesehatan RI, 2004a).
5. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Titik awal berdirinya RS Panti Rapih adalah dibentuknya yayasan “Onder
de Bogen” atau dalam bahasa Belanda Onder de Bogen Stichting oleh pengurus
Gereja Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1927. Peletakan batu pertama
inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan kepada siapa saja
secara profesional dan penuh kasih dalam suasana syukur kepada Tuhan”.Misi yang dipumyai oleh RS. Panti Rapih Yogyakarta antara lain :
a. Rumah Sakit Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan kesehatan
menyeluruh secara ramah, adil, profesional, ikhlas, dan hormat dalam semangat iman Katolik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak kepada yang berkekurangan.
b. Rumah Sakit Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya dengan
memberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi kepuasan pasien dan keluarganya, dan dengan mewajibkan diri menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka, proporsional, adil, dan merata sesuai dengan perkembangan dan kemampuan.Berdasarkan tingkat klasifikasi, Rumah Sakit Panti termasuk Rumah Sakit
kelas B karena memiliki 370 tempat tidur dan tingkat pelayanan yang ada antara
Imaging /MRI), Rehabilitasi Medik, Hematologi Klinis, Kimia Klinik, Urinalisa dan Patologi Anatomi;
d. Pelayanan Medik Spesialis Lainnya yang terdiri dari Pelayanan Spesialis Mata, Spesialis THT, Spesialis Saraf, Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Kulit, Spesialis Psikiatri, Spesialis Paru dan Asma, Spesialis Bedah Tulang, Spesialis Bedah Urologi, Spesialis Bedah Saraf, Spesialis Bedah Plastik, Spesialis Saluran Cerna;
e. Pelayanan Medik Subspesialis Dasar yang terdiri dari Spesialis Bedah Digesti, Spesialis Bedah Thorax, Spesialis Penyakit Darah, Spesialis Bedah Anak (Panti Rapih, 2012).
6. Formularium Rumah Sakit
Formularium Rumah Sakit adalah dokumen berisi kumpulan produk obat
yang dipilih PFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaa obat
2. Sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat.
3. Memberi rasio manfaat-biaya tertinggi, bukan hanya sekedar pengurangan harga.
(Siregar dan Amalia, 2004). Formularium yang dimiliki RS. Panti Rapih disusun oleh Panitia Farmasi
dan Terapi setiap dua tahun sekali. Sediaan farmasi disusun dalam bentuk tabel
dan diklasifikasikan berdasarkan golongan obat. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan formularium periode 2008-2011 (Panti Rapih,2012).B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1. Definisi
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu unit di rumah sakit dan
merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan semua fungsi pekerjaan
kefarmasian yang mengelola semua aspek obat mulai dari produksi,
pengembangan, pelayanan farmasi untuk pasien, profesional kesehatan dan lain: Pelayanan
IGD, pelayanan rawat inap intensif, pelayanan rawat
inap,pelayanan rawat jalan, penyimpanan dan pendistribusian, dan produksi obat.
Tenaga pelayanan pada Instalasi Farmasi di RS. Panti Rapih ada 61 orang,
terdiri dari: 11 apoteker, 39 asisten pendamping apoteker, dan 11 staf
administrasi. Standar pelayanan di instalasi farmasi RS. Panti Rapih mengacu
pada keputusan Menkes No.1197 tahun 2004. Pemberian obat yang rasional,
efektif dan efisien menjadi tujuan layanan farmasi Rumah Sakit Panti Rapih
(Panti Rapih, 2012).3. Tujuan instalasi farmasi rumah sakit Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah mengadakan, melaksanakan
fungsi, dan pelayanan farmasi yang langsung serta bertanggung jawab dalam
mencapai hasil (outcomes) yang pasti, guna meningkatkan mutu kehidupan
individu pasien dan anggota masyarakat (Siregar dan Kumolosasi, 2006).4. Tugas dan fungsi instalasi farmasi rumah sakit f. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
h. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi i. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit Fungsi dari Insatalasi Farmasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1) Pengelolaan Perbekalan Farmasi, antara lain :
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga
f. Memberi konseling kepada pasien/keluarga
g. Melakukan pencampuran obat suntik
h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral i. Melakukan penanganan obat kanker j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan dan melaporkan kegiatan
(Departemen Kesehatan RI, 2004a).
melaksanakan pengawasan terhadap persediaan obat-obatan secara maksimal
(Seto, dkk, 2008).2. Standar kompetensi apoteker
a. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik
b. Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi c. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
d. Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku e. Mempunyai keterampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan f. Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat g. Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana
meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional (Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2009b).4. Tanggung jawab apoteker di rumah sakit
Tanggung jawab Apoteker di rumah sakit, antara lain :
a. Mengawasi pembuatan obat-obat yang digunakan di rumah sakit
b. Menyediakan dan mengawasi akan kebutuhan obat dan suplay obat ke
bagian-bagian.c. Menyelenggarakan sistem pencatatan dan pembukuan yang baik
d. Merencanakan, mengorganisasi, menentukan kebijakan apotek rumah sakit
e. Memberikan informasi mengenai obat (konsultan obat) kepada dokter dan perawat
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia (Dewan Perwakilan Rakyat
RI, 2009c).Obat yang digunakan oleh RS. Panti Rapih Yogyakarta meliputi :
1. Obat generik Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 40 ayat 6), yang dimaksud dengan obat generik adalah obat yang menggunakan nama Internasional Non Propertery Name (INN) dan penetapan harganya dikendalikan oleh pemerintah.
2. Obat Askes Obat ini merupakan obat-obat yang diresepkan untuk peserta Askes dan termasuk dalam Daftar dan Plaflon Harga Obat (DPHO) PT. Askes. DPHO adalah daftar obat dengan nama generik dan atau nama lain yang diberikan oleh pabrik yang memproduksinya serta daftar harganya. Menurut Keputusan Direksi PT. Askes Nomor. 500/Kep/ 2009, DPHO merupakan pedoman
E. Hipertensi Primer
Pada umumnya dikenal dua jenis hipertensi yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah peningkatan persistensi tekanan arteri karena
ketidakteraturan mekanisme kontrol tubuh yang normal. Faktor-faktor yang
berperan dalam timbulnya hipertensi model ini antara lain: kelebihan asupan
garam atau rusaknya kemampuan ginjal dalam mengeluarkan garam,
hiperaktifnya sistem saraf simpatis atau tidak sensitifnya ujung saraf sensoris
arteri utama leher (Carotid baroreceptor) sehingga tubuh kurang responsif
terhadap perubahan volume darah atau naiknya level natrium dan kalsium
antarselular, yang berakibat meningkatnya tegangan otot halus. Sedangkan untuk
hipertensi sekunder berkaitan dengan berbagai penyakit seperti kelainan ginjal,
kelainan sistem saraf pusat, penyakit endokrin dan penyakit vaskuler (Mambo,
2010)Menurut JNC 7 klasifikasi tekanan darah untuk dewasa (≥ 18 tahun) dapat
Tabel II. Terapi farmakologi untuk hipertensi primer menurut JNC VII Golongan Nama Obat (Zat Aktif) Dosis (mg) Frekuensi pemakaian (dalam sehari) Diuretik Thiazid
4. Losartan
1
1
1
1
1
1
1 ARB
1. Candesartan
2. Eprosartan
3. Irbesartan
5. Olmesartan
1
6. Telmisartan
7. Valsartan 8-32 400-800 150-300
25-100 20-40 20-80 80-320
1 1-2 1 1-2
1
1 1-2 CCB- nondihydropyridin
1. Diltiazem extended release
2. Diltiazem extended release
3. Verapamil immediate 180-420 120-540 80-320
1
1
2 1-2
10-80 2,5-20 1-4
1. Klorothiazid
1
2. Klortalidon
3. Hidroklorotiazid
4. Politiazid
5. Indapamid
6. Metolason
7. Metolason 125-500 12,5-25 12,5-50
2-4 1,25-50 0,5-1,0 2,5-5
1-2
1
1
1
1
10-40 10-40 7,5-30 4-8
1 ACEI
1. Benazepril
2. Captopril
3. Enalapril
4. Fosinopril
5. Lisinopril
6. Moexipril
7. Perindopril
8. Quinapril
9. Ramipril
10. Trandolapril 10-40 25-100 5-40
2
Tabel III. Terapi kombinasi farmakologi untuk hipertensi primer menurut JNC VII Golongan Nama Obat (Zat Aktif) Dosis (mg) Frekuensi Pemakaian (dalam sehari) diuretik thiazid dan ACEI
1. Candesartan-hydrochlorothiazide
1 1-2 ACEI dan CCB
1. Amlodipine-benazepril hydrochloride
2. Enalapril-felodipine
3. Trandolapril-verapamil (2.5/10, 5/10, 5/20, 10/20) (5/5) (2/180, 1/240, 2/240, 4/240)
1
1 1-2 Diuretik thiazid dan ARB
2. Eprosartan-hydrochlorothiazide
1 1-2
3. Irbesartan-hydrochlorothiazide
4. Losartan-hydrochlorothiazide
5. Olmesartan medoxomil- (16/12.5, 32/12.5) (600/12.5, 600/25) (150/12.5, 300/12.5) (50/12.5, 100/25) (20/12.5, 40/12.5, 40/25)
1
1
1
1
1
1
1. Benazepril-hydrochlorothiazid
1 1-3
2. Captopril-hydrochlorothiazid
3. Enalapril-hydrochlorothiazide
4. Fosinopril-hydrochlorothiazide
5. Lisinopril-hydrochlorothiazide
6. Moexipril-hydrochlorothiazid