KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 MENURUT TAFSIR JALALAIN DAN AL- MARAGHISERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI (Studi Multi Situs Pada Pondok Pesantren TPI Al-Hidayah, Limpung, Batang dan Pondok Pesantren Jam

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ

PADA AL-Q UR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19

MENURUT TAFSIR JALALAIN DAN AL-

  

MARAGHI SERTA RELEVANSINYA TERHADAP

PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI

(Studi Multi Situs Pada Pondok Pesantren TPI Al-Hidayah,

  

Limpung, Batang dan Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta 2018)

oleh

BUDI PRASETYA

  

NIM. 12010160056

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

ABSTRAK

  Konsep Pendidikan Akhlak Pada Al- Qur‟an Surat Luqman Ayat 12-19 Menurut

  Tafsir Jalalain Dan Al-Maraghi Serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Karakter Santri (Studi Multi Situs Pada Pondok Pesantren TPI al-Hidayah, Limpung, Batang Dan Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta 2018). Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2018, Pembimbing Dr. H. Miftahuddin, M.Ag.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (a) mengetahui konsep pendidikan akhlaq dalam Q.S. Luqman menurut Tafsir Jalalain dan al-Maraghi, (b) mendeskripsikan perbedaan penekanan pada kedua tafsir, (c) menjelaskan relevansi konsep pendidikan akhlak menurut kedua tafsir dengan pendidikan karakter di Pondok Pesantren.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di dalam penyusunannya menggunakan metode kajian pustaka dan field research (penelitian lapangan). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan: a) konsep pendidikan akhlak pada Q.S Luqman ayat 12-19 pada Tafsir Jalalain adalah cara berakhlak kepada Allah, manusia, dan alam semesta. b) pada Tafsir al-Maraghi konsep akhlaknya adalah syukur, menyayangi anak, berbuat baik kepada orang tua, tobat dan sabar.

  c) penanaman karakter pada TPI al-Hidayah dilakukan dengan metode pembiasaan, keteladanan, pemberian motivasi, persuasi. Sedangkan dalam menanamkan karakter di Pesantren Jamsaren menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, menceritakan kisah, dan memberi motivasi yang kemudian diintegrasikan pada pembelajaran baik itu dalam kajian, maupun kehidupan lain seperti ekstrakurikuler. d) konsep pendidikan akhlak pada tafsir Jalalain mempunyai relevansi terhadap pendidikan karakter di TPI al-Hidayah dan konsep pendidikan akhlak pada tafsir al-Maraghi mempunyai relevansi terhadap pendidikan karakter di Ponpes Jamsaren, yaitu menjadikan santri lebih bersyukur, sabar,

  

tawadhu’, berbakti kepada orangtua, penyayang, disiplin, rendah hati.

  

Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, Tafsir Jalalain, Tafsir al-Maraghi, Pendidikan

Karakter.

  

ABSTRACT

  C oncept of Morals Education In Qur‟an Surah Luqman Verses 12-19 According to Tafsir Jalalain And Al Maraghi And Its Relevance To The Character Education Of Santri(Multi Site Study On Pondok Pesantren TPI Al Hidayah, Limpung, Trunk And Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta 2018).

  Thesis of Islamic Education Studies Program, Graduate Program, State Islamic Institute of Salatiga, 2018, Advisors. H. Miftahuddin, M.Ag.

  The purpose of this study is to (a) knowing the concept of education in Q.S. Luqman according to Tafsir Jalalain's, (b) knowing the concept of education in Q.S. Luqman according to the Tafsir al-Maraghi, (c) describes the difference of emphasis on both Tafsir, (d) explains the relevance of the concept of Morals according to both Tafsir with character education at the Ponpes of TPI al-Hidayah and Jamsaren.

  This research is a qualitative research using material-and sources of moral education and character used in the field of research. The research used in the preparation using the method of literature review and field, namely by reviewing teaching materials and interviews, such as books of interpretation and others. The data generated through the words of the interview and presented the form description is not a number.

  Based on the results of research conducted can be summarized as follows: a) the concept of moral education on Q.S Luqman verses 12-19 existing in Tafsir Jalalain is a way of morals to God, morals to humans, and morals to the universe. b) on Tafsir al Maraghi the concept of akhlaka is gratitude, loving children, do good to parents, repentance and patient. c) character building on the

  

TPI Al-Hidayah is carried out by the method of habituation, exemplary, giving

motivation, persuasion. Whereas in instilling character in Jamsaren use exemplary

methods, habituation, telling stories, and giving motivation which is then

integrated into learning both in studies, and other life such as extracurricular

activities.

  Keywords: Moral Education, TafsirJalalain, Tafsir al-Maraghi, Character Education.

  MOTTO

  Al- Qur‟an di turunkan oleh Allah SWT untuk dijadikan pedoman manusia dalam hidup. Salah satu manusia terbaik adalah manusia yang mempunyai akhlak dan karakter seperti al-

  Qur‟an

  

PRAKATA

  Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, serta pertolongannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Salawat serta salamtidak lupa penulis sampaikan untuk baginda Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah memberika tauladan yang baik kepada umatnya, sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam menuntut ilmu pengetahuaan dan menyelesaikan tesis ini.

  Tesis yang berjudul Konsep Pendidikan Akhlaq Pada Qur‟an Surat Luqman menurut Tafsir Jalalain dan Tafsir al-Maraghi serta relevansinya terhadap pendidikan karakter santri (studi multi situs pada Pondok Pesantren TPI al- Hidayah Limpung, Batang dan Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta Tahun 2018) ini disusun guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Dalam penyusunannya, penelitian ini tidak dapat terseleaikan dengan mudah tanpa adanya bantuan, dukungan, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati penulis ingin berterimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga dengan segala kebijaksanaanya memudahkan dalam terselesaikannya tesis ini.

  3. Bapak Hammam, Ph.D. selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana.

  4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing tesis, yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan memberikan tambahan wawasan mengenai toleransi, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

  6. Bapak KH. Agus Musyafa‟ Sya‟ir selaku pemgasuh Pondok Pesantren TPI al- Hidayah dan Bapak Muqorobin selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Jamsaren, beliau-beliau yang telah memberika ijin bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian di pondok pesantren TPI al-Hidayah dan Pondok Pesantren Jamsaren.

  7. Bapak-bapak pengurus pondok pesantren TPI al-Hidayah dan Jamsaren, yang telah membantu peneliti untuk melancarkan penggalian informasi di pondok pesantren.

  8. Bapak dan Ibu saya tercinta Bapak Waryoto dan Ibu Tualmi, yang tidak henti-henti selalu memberikan support dan doanya, sehingga saya bisa menjadi orang yang berguna menempuh pendidikan sejauh ini.

  9. Saudara saya Eri Apriliani Prastikasari dan Belahan Jiwa saya Dita Aprilianingrum, S.Pd. yang selalu memberi semangat dan dukungan bagi pendidikan saya.

  10. Teman-teman yang telah membantu saya selama kuliah M. Ahsan Basit, S.Pd., Kang Joko Triyono, Nur Said, S.Pd. , serta M. M. Alwi, M.Pd., yang telah membantu dan saya repotkan selama perkuliahan berlangsung.

  11. Semua teman-teman Pascasarjana 2016 kelas C dan semua teman saya, terima kasih telah memberika sumbangsih keilmuan dan pengalamannya, sehingga memberikan banyak pelajaran bagi saya, dan teman-teman yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir, semoga kita selalu dalam rahmat Allah SWT dan selalu bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi sesama dan agama kita.

  Salatiga, 27 Juli 2018

  Budi Prasetya

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................. v MOTTO .. ........................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Signifikansi Masalah .................................................................................. 5 1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7 1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 7 2. Kerangka Teori ..................................................................................... 9 E. Metode Penelitian ..................................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 14

  A.

  Profil Pondok Pesantren TPI al-Hidayah ................................................. 16 B. Profil Pondok Pesantren Jamsaren ............................................................ 17 C. Konsep Pendidikan Akhlaq pada Q.S. Luqman Ayat 12-19 1.

  Menurut Tafsir Jalalain ....................................................................... 20 2. Menurut Tafsir al-Maraghi .................................................................. 25

  BAB III PENANAMAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN A. Penanaman Karakter di Pondok Pesantren TPI al-Hidayah ..................... 30 B. Penanaman Karakter di Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta ............... 36 BAB IV Relevansi Pendidikan Akhlaq dengan Pendidikan Karakter A. Pada Pondok Pesantren TPI al-Hidayah ................................................... 47 B. Pada Pondok Pesantren Jamsaren ............................................................ 49 BAB IV PENUTUP A. Simpulan .................................................................................................. 51 B. Saran .......................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 53 LAMPIRAN ........................................................................................................... 56 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 66

  DAFTAR TABEL

Tabel ........ ................................................................................................. Halaman

  3. 1. Kegiatan Santri TPI al-Hidayah .................................................................... 31 3. 2. Jadwal Kegiatan Keseharian Santri Jamsaren ............................................... 39

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ................................................................................................. Halaman

  1. Pedoman Wawancara ........................................................................................ 56

  2. Dokumentasi/Gambar Tentang Pondok Pesantren............................................. 62

  3. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................ 64

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an adalah kitab yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad yang diutus untuk umat manusia. Dunia pendidikan adalah salah

  satu yang menjadikan al- Qur‟an sebagai sumber dalam pelaksanaan dan pengajarannya, terutama Pendidikan Agama Islam. Karena al-

  Qur‟an bagi umat Islam adalah sebagai sumber hukum dan pedoman hidup menuju kebahagiaan

  1 dunia dan akhirat .

  Pendidikan Agama Islam memiliki peranan penting dalam membentuk peserta didik yang bertaqwa dan beriman kepada Allah. Terutama sekolah

  2

  madrasah sebagaimana dalam buku karya Charlene Tan yaitu :

  All madrasahs today adopt a government-approved madrasah curriculum consisting of 70% general subjects and 30% religious subjects. Recognised as on par with the public school in the educational Act of No. 2/1989, madrasahs follow the national curricula fully and their graduates may continue their studies at both Islamic and secular public religious studies ( PAI) per week, the madrasah offer about five hours per week. Furthermore, the madrasahs offer additional Islamic subjects such as Aqidah, (theology), Akhlaq (virtue), and Islamic History.

1 Bukhori A. Shomad,”Tafsir Al-Qur‟an & Dinamika Sosial Politik (Studi Terhadap Tafsir

  Al- Azar Karya Hamka)”, Jurnal TAPIs, Vol. 9 No. 2 (Juli-Desember 2013), 85. 2

  Terlebih pendidikan masa sekarang banyak mengalami dekadensi moral serta hilangnya nilai-nilai sosial yang banyak ditandai dengan adanya pergaulan bebas, minuman keras, tawuran, narkoba, dan hal tercela. Hal ini adalah sebagian dari perilaku menyimpang di kalangan pelajar, remaja, pemuda serta masyarakat. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan dalam perkembangan kemajuan negara Indonesia.

  Realita lain yang terjadi dalam lembaga pendidikan saat ini adalah titik berat pendidikan masih banyak menitik beratkan pada aspek kognitif. Penentu kelulusanpun masih lebih pada prestasi akademik dan menomorduakan akhlaq dan budi pekerti. Dengan demikian pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek pokok dalam membentuk generasi mendatang. Dengan membentuk akhlaq siswa yang belajar agar mempunyai pondasi yang kuat untuk selalu melakukan akhlaq yang baik.

  Dalam mempelajari pendidikan akhlaq dalam pendidikan Islam, rujukan yang wajib untuk dirujuk sebagai dasar adalah al- Qur‟an. Seperti yang dikemukakan oleh Jurana dkk. yaitu

  In akhlaq education, the standard of right and wrong refers to Al qur’qn and A- ssunah. Moral education teaches awareness toward and responsibility to God, fellow human beings environment, and self. Terminologically, akhlaq the behavior of a person urged by a concious desire to do something good .......and 3 the standards of akhlaq are Al- . Qur’an dan As-Sunah

3 Jurana dkk,”Integrating Makna As The Curriculum Foundation For Accounting

  Salah satunya tafsir, karena menafsirkan al- Qur‟an menjadi urgen, karena tafsir adalah kunci pembuka perbendaharaan ilmu yang terkandung dalam al-

  Qur‟an dan ilmu-ilmu yang demikian sangat berguna untuk kebaikan umat manusia. Tanpa tafsir, hal-hal yang berharga tersebut tidak mungkin bisa

  4

  dicapai, meski pembacaan terhadap al- . Tafsir Qur‟an dilakukan berulang-ulang

  Jalalain dan Tafsir al-Maraghi adalah dua tafsir yang memiliki konten tersendiri dalam penafsirannya.

  Tafsir Jalalain yang ditulis oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-

  Suyuti ini memiliki tempat tersendiri di hati kaum muslimin. Sampai saat ini, masih marak dikaji dan dipelajari oleh berbagai lapisan masyarakat, tanpa

  5

  terkecuali di Indonesia, terutama di pesantren-pesantren tradisional . Martin Van Brunessen dalam karyanya, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-

  tradisi Islam di Indonesia menyebutkan bahwa Tafsir Jalalain adalah sebuah

  kitab tafsir yang dapat ditemukan di mana-mana. Ia menempatkan Tafsir

  Jalalain pada urutan pertama sebagai kitab tafsir terbanyak yang dikaji oleh

  

6

pesantren-pesantren di penjuru Nusantara .

7 Menurut Malik Madany secara garis besar ada 2alasan mengapa Tafsir

  Jalalain masih tetap di apresiasi, yaitu karena pembahasannya yang lugas,

  4 Abd al- „Azim al-Zarqani, Manahilal-‘Irfan, ed. Fawwaz Ahmad, Beirut: Dar al-Kitab al- „Arabi, 1995, 6. 5 A. Malik Madany,”Israiliyyat dan Maudu’at dalam Tafsir Al-Qur‟an (Studi Tafsir al- Jalalain)”, Disertasi, UIN Sunan Kalijaga, 2009, 5. 6 Martin Van Brunessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di singkat, sederhana, dan mudah dipahami, juga karena dua penulisnya adalah tokoh penting dalam aliran fikih Syafi‟i yang notabene merupakan aliran fikih yang dianut mayoritas umat muslim di negeri ini.

  Sedangkan Tafsir al-Maraghi merupakan tafsir dari Ahmad Mustafa Ibn Mustafa Ibn Muhammad Ibn „Abd al Mun‟im al-Maraghi yang lahir di

  8 Maraghi, Propinsi Suhaj, kira-kira 700 km kearah selatan Kairo . Tafsir ini

  merupakansalah satu kitab tafsir terbaik di abad modern ini. Dalam menjelaskan pengertian kata-kata secara bahasa, dua atau lebih ayatal- Qur‟an yang mengacu pada suatu tujuan yang menyatu.

  Adolescent akhlaq focuses on three domains which are akhlaq toward

9 Allah, oneself, and human being

  . Dengan ditafsirkannya al- Qur‟an dalam Tafsir

  Jalalain danTafsir al-Maraghi tentu memuat tentang pendidikan akhlaq yang

  harus diteladani bagi peserta didik. Dengan dipahaminya tafsir surat Luqman oleh para santri, maka tujuan dari pendidik adalah agar para peserta didik mempunyai akhlaq seperti yang ada dalam tafsir tersebut. Dengan hal demikian maka penelitian ini berusaha mengumpulkan materi tentang tafsir al-

  Qur‟an Surat (selanjutnya ditulis Q.S.) Luqman ayat 12-19 yang diajarkan pada pesantren TPI al-Hidayah dan Jamsaren Surakarta serta bagaimana relevansinya

8 Hasan Zaini, Tafsir Tematik Ayat-ayat Kalam Tafsir al-Maraghi, Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, 15.

  9 ` Siti Soraya Lin Abdullah Kamal and Faizah Abd. Ghani,”Emotional Intelegence And terhadap pendidikan karakter peserta didik yang telah mendapatkan pengajaran tentang tafsir surat tersebut dalam pesantren masing-masing.

B. Rumusan Masalah

  Mengingat luasnya pembahasan, maka untuk lebih memperjelas arah yang tepat dalam penulisan tesis ini, perlu adanya pembatasan masalah dalam membahasnya. Maka dari itu penulis membatasi permasalahan dalam penulisan tesis ini sebagai berikut :

1. Bagamaina konsep pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut

  Tafsir Jalalain danTafsir al-Maraghi? 2.

  Bagaimana penanaman pendidikan karakter di Pondok Pesantren TPI al- Hidayah dan Pondon Pesantren Jamsaren? 3. Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut Tafsir Jalalain pada Ponpes TPI al-Hidayah dan Tafsir al-Maraghi pada Ponpes Jamsaren Surakarta terhadap pendidikan karakter santri? C.

   Signifikansi Penelitian 1.

  TujuanPenelitian a.

  Mendeskripsikan konsep pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12- 19 menurut Tafsir Jalalain danTafsir al-Maraghi.

  b.

  Mendeskripsikan penanaman pendidikan karakter di Pondok Pesantren TPI al-Hidayah dan Pondon Pesantren Jamsaren.

  c.

  Mendeskripsikan relevansi konsep pendidikan akhlaqpada Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut Tafsir Jalalain pada Ponpes TPI al-Hidayah dan

  Tafsir al-Maraghi pada Ponpes Jamsaren Surakarta terhadap pendidikan karakter santri.

2. Manfaat Penelitian a.

  Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan ilmiah untuk perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan akhlaq dalam pembelajaran PAI.

  b.

  Secara praktis 1)

  Bagi peneliti memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang pendidikan akhlaq dalam Q.S. Luqman ayat 12-19 dan relevansinya terhadap pendidikan karakter.

  2) Bagi pesantren

  a) Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12-19 dalam pembelajaran PAI.

  b) Sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan tentang pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12-19 dalam pembelajaran PAI.

  3) Bagi akademik

a) Dapat menambah studi ilmiah tentang pendidikan akhlaq pada Q.S.

  Luqman ayat 12-19 dalam pembelajaran PAI. b) Dapat berguna untuk mewujudkan akhlaq yang baik pada peserta didik sesuai dengan yang ada pada al-

  Qur‟an.

D. Tinjauan Pustaka

  Penelitian-penelitian yang dipandang berkaitan dengan judul yang diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Penelitian-penelitian terdahulu

  Tesis berjudul “Pemikiran Imam al-Ghazali Tentang Pendidikan

10 Akhlaq , dalam penelitiannya ditemukan bahwa

  ” karya Luqman Latif Imam al-Ghazali tidak mengaharuskan pendidik untuk menggunakan metode tertentu, dan juga materi yang beliau tawarkan terdiri dari pendidikan akhlaq terhadap Allah SWT, pendidikan akhlaq terhadap diri sendiri, dan pendidikan akhlaq terhadap orang lain. Penelitian diatas menggunakan kitab kitab

  Ihya’ Ulumuddin dalam menganalisa akhlaq,

  sedangkan tesis ini menggunakan tafsir al- Qur‟an.

  Tesis berjudul Implementasi Pendidikan Akhlaq Mulia Terhadap

  Santri Pondok Pesantren Modern Miftahunnajah Trini Trihanggo

11 Gamping Sleman karya Rasmuin yang mengemukakan bahwa

  implementasi pendidikan akhlaq mulia di pesantren Miftahunnajah

10 Lukman Latif, “Pemikiran Imam al-Ghazali Tentang Pendidikan Akhlaq”, Tesis, UIN Malang, 2016.

  11 dilakukan secara integral melalui dua poin utama, yaitu pengajaran dan pembiasaan.

  Buku berjudul Belajar Dari Luqman al-Hakim, karya Barsihannor dalam buku ini dikemukakan bahwa seorang Luqman Hakim memberi pelajaran kepada anaknya dan bertaqwa pada Tuhan dan penerapannya dalam kehidupan. Perbedaan dengan tesis ini adalah cara pandangnya karena tesis ini menganalisis pendidikan akhlaq pada Luqman dengan dua tafsir.

  Buku karya Syaikh Jamal Abdurrahman yang berjudul Islamic

  

Parenting, Pendidikan Akhlaq Metode Nabi Muhammad

SAW., menjabarkan bagaimana cara nabi mendidik generasi muda Islam

  pada masa itu mulai dari anak yang baru lahir sampai memasuki usia pranikah, di dalam buku ini juga terdapat penjelasan tentang Q.S Luqman tetapi hanya gambaran umum saja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari segi sumber utama, kalau buku diatas menggunakan hadis Nabi sedangkan tesis ini mengguanakan perbandingan dua tafsir yang terkemuka.

  Artikel berjudul Kisah Luqman al-Hakim Dalam Al-

  Qur’an

Sebagai Primadona Pendidikan Keluarga Berbasis Kesetaraan Gender

  karya Abdullah K. yang

  Menurut Perspektif Pendidikan Islam

  menyimpulkan bahwa Luqmanal-Hakim di zamannya tampil sebagai orang pendidikan keluarga, sebagaimana diabadikan dalamal- Qur‟an secara

  12 khusus surah Luqman .

2. Kerangka teori a.

  Pendidikan Akhlaq Dalam dunia pendidikan, ada dua istilah yang hampir sama bentuknya dan juga sering digunakan, yaitu paedagogie dan paedagogik.

  Paedagogie berarti pendidikan sedangkan paedagogik artinya ilmu

  13

  pendidikan . Adapun menurut Tim Dosen FIP-IKIP Malang, pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip atau metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas digantikan dengan

  14 istilah pendidikan .

  15 Menurut Imam al-Ghazali dalam , akhlaq adalah Ihya’ Ulumuddin

  suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.Akhlaq merupakan dasar dari pengetahuan

  12 Abdullah K.,”Kisah Lukman Al Hakim Dalam Alqur‟an Sebagai Primadona Pendidikan Keluarga Berbasis Kesetaraan Gender Menurut Perspektif Pendidikan Islam”, An Nisa’: Jurnal Studi Gender dan Islam , Vol. V, No. 1 (2012), 61. 13 14 M. Djumransjah, Filsafat Pendidikan, Malang: Bayumedia Publishing, 2008, 21.

  Tim Dosen FIP-

  IKIP, “Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan”, Surabaya: Usaha Offset Printing, 2003, 3. 15 Islam sebagaimana dikemukakan oleh Farish A. Noor, Yoginder

  16 ... a basic of knowledge of Islam :

  Sikand & Martin van Bruinessen “

  ‘aqa’id (the articles of faith) and akhlaq (morality); the ...”. Dari beberapa

  pengertian diatas dapat dikatakan bahwa akhlaq adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya suatu perbuatan yang lahir secara spontan, mudah, tanpa banyak perhitungan yang timbul karena pengetahuan agama yang dimiliki. Sedangkan tujuan pendidikan akhlaq adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat, seseorang yang dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya dan ini berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang yang merendahkan hati, ia

  

17

  merasakan lezatnya . Dasar pendidikan akhlaq terdapat

  tawadhu’

  pada ayat al- Qur‟anAsy-Syu’ara ayat 137.

    137. (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.

16 Farish A. Noor, dkk,”The Madrasa In Asia”, Amsterdam: Amsterdam University Press, 1998, 127.

  17

  Akhlaq yang diajarkan dalam al- Qur‟an bertumpu pada aspek fitrah yang terdapat dalam diri manusia dan wahyu serta tekad dan kemauan manusiawi.

  Kebanyakan akhlak disamakan pengertiannya dengan moral, karakter, dan juga nilai, akan tetapi dari istilah tersebut mempunyai perbedaan.

  Akhlaq adalah suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau

  18

  direncanakan sebelumnya. Moral berasal dari kata bahasa Latin mos (jamak dari mores) yang artinya kebiasaan, yang di dalamnya berisi ajaran baik atau buruk yang diterima masyarakat mengenai perbuatan, sikap, dan kejiwaan.

  b.

  Tafsir Q.S Luqman Tafsir adalah penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-

  Qur‟an yang

  19 dilakukan oleh mufassir .

  Tafsir dan ilmu tafsir adalah dua hal yang berbeda, tafsir adalah penjelasan dan keterangan tentang al- Qur‟an sedangkan ilmu tafsir adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana cara menerangkan atau menafsirkan al- Qur‟an. Gambaran pengertian yang lebih mudah tentang ilmu tafsir adalah sarana atau alat yang sedangkan tafsir adalah 20 produk yang dihasilkan oleh ilmu tafsir .

  18 19 K. Bertens, Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2002, 12.

  21 Tafsir Jalalain adalah tafsir dengan metode ijmali , yaitu menafsirkan ayat dengan cara mengemukakan maknanya secara global.

  Sistematikanya mengikuti urutan surat al- Qur‟an secara tauqifi, sehingga makna-maknanya saling berkorelasi. Penyajian dalam metode ini menggunakan ungkapan yang tersari dalam al-

  Qur‟an sendiri dengan menambahkan kata atau kalimat penghubung, sehingga memudahkan para pembaca memahaminya. Dalam metode ijmali,

  mufassir juga meneliti, mengkaji, dan menyajikanasbab annuzul ayat

  dengan meneliti hadis dan sejarah yang ada hubungannya dengan atsar sahabat dan generasi awal Islam. Nama surat ini diambil dari Luqman al-Hakim, yaitu seorang bapak yang bijaksana yang hidup di zaman

  22 nabi Dawud dan pernah menimba ilmu dari nabi Dawud .

  Tafsir al-Maraghi terdiri dari 10 jilid, setiap jilid berisi 3 juz al-

  Qur‟an, Tafsir al-Maraghi dicetak untuk pertama kalinya pada awal

  23

  tahun 1365 . Sedangkan metode yang digunakan dalam penulisan

  24 Tafsir al-Maraghi adalah metode tahlili (analisis) . Nama Q.S.

  Luqman diambil dari seorang yang dikisahkan dalam surat tersebut yaitu Luqman al-Hakim. Dalam tafsir ini Luqman al-Hakim adalah seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan termasuk diantara penduduk

21 Muhammad Husin,”Metodologi Penafsiran Alqur‟an”, Jurnal Darussalam, Vol. 7, No.

  2(Juli-Desember 2008), 102. 22 23 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an..., 311. mesir yang berkulit hitam yang hidup sederhana. Dimana Allah telah

  25 memberinya hikmah dan menganugerahkan kenabian kepadanya .

  c.

  Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari

  26 seorang guru untuk mengajari nilai-nilai kepada siswanya .

  Pendidikan karakter merupakan sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik, yang mengandung komponen pengeahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, 27 sehingga akan terwujud insan kamil .

  Dengan demikian pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan untuk mengajarkan siswa untuk dapat mempunyai nilai hidup keseharian yang baik dan menjadi kebiasaan bagi dirinya seterusnya.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pustaka dan pendekatan penelitian lapangan (field research). Pendekatan pustaka diambil dalam mencari sumber teori dan rujukan dalam penelitian ini. Sedangkan pendekatan lapangan untuk mengamati kejadian sehari-hari yang berkaitan 25 26 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi..., 79.

  Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, 43. 27 dengan penelitian untuk memperoleh sudut pandang obyek yang diteliti. Penelitian ini meneliti dari sumber rujukan kemudian berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Dengan demikian maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan berperan serta. Penelitian lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis

  28 dalam berbagai cara .

  2. Subyek dan Lokasi Penelitian Subyek penelitian ini adalah ustadz,santri, dan semua yang terlibat dalam Ponpes TPI al-Hidayah yang berlokasi di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang dan Jamsaren Surakarta di Jalan Veteran 263 Serengan, Surakarta.

  3. Metode Pengumpulan Data a.

  Observasi Dengan observasi peneliti mengobservasi sikap dan perilaku santri diPonpes TPI al-Hidayah yang berkaitan dengan pendidikan akhlaq karakter sesuai dengan tafsir Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut Tafsir

  Jalalain dan di Ponpes Jamsaren Surakarta yang berkaitan dengan

  pendidikan akhlaq dan karakter sesuai dengan tafsir Q.S. Luqman ayat 12-

  28

  19 menurut Tafsir al-Maraghi yang kemudian dihubungkan dan dicerna dengan berbagai teori yang berkesinambungan.

  b.

  Wawancara mendalam Wawancara ini dilakukan dengan kiai, ustadz, dan yang terkait dengan pendidikan akhlaq dan karakter sesuai dengan tafsir Q.S. Luqman ayat 12- 19 dengan merekamnya saat wawancara dilaksanakan.

  c.

  Dokumentasi Dengan dokumentasi peneliti mencari data dari dokumen-dokumen penting, gambar, rekaman, dan sebagainya yang berkaitan dengan karakter siswa sesuai dengan akhlaq surat Luqman ayat 12-19.

4. Teknik Analisis Data

  Analisis data dilakukan dengan menganalisis sekumpulan sumber kitab tafsir, buku, artikel, atau rujukan lain, serta sekumpulan hasil wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, dan sebagainya sehingga data penelitian memiliki banyak variasi. Proses analisis data dimulai dari mengorganisasikan seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber. Data tersebut kemudian diberi kode-kode dan dikelompokkan sesuai tema permasalahan atau pertanyaan penelitian. Setelah dikelompokkan dalam satu tema yang sama, data kemudian dibaca kembali, ditelaah dan dipelajari.

  Data yang telah dikelompokkan tersebut kemudian disusun kembali menjadi rangkuman inti sesuai dengan tema. Proses analisis kemudian dilakukan peneliti denganmengembangkan rangkuman tersebut menjadi paparan yang mendalam berdasarkan pemahaman peneliti selama proses pengumpulan data sampai menemukan esensi dari fenomena yang diteliti.

  Peneliti menjelaskan secara sistematis dan logis tentang bagaimana fenomena itu terjadi. Untuk membantu agar peneliti mampu menganalisis data secara mendalam dengan penjelasan yang tepat, peneliti dapat mengkaji kepustakaan, mengkonfirmasikan temuan dengan teori yang telah ada

  29 sebelumnya .

F. Sistematika Penelitian

  Agar penelitian tersusun dengan baik, sistematis, dan terarah, maka secara konferehesif penelitian ini disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: 1.

  Bagian Awal Bagian awal meliputi halaman halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, prakata, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

  BAB I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan tesis. 29

  BAB II: Deskripsi data penelitian, meliputi deskripsi data tentang profil Ponpes TPI al-Hidayah dan Jamsaren, konsep pendidikan akhlaqpada Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut Tafsir Jalalain dan Tafsir al-Maraghi. BAB III: Analisis data dan hasil penelitian, meliputi penanaman karakter di Pondok Pesantren TPI al-Hidayah, Limpung, Batang dan Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta. BAB IV: Data tentang relevansi konsep pendidikan akhlaq pada Q.S. Luqman ayat 12-19 menurut Tafsir Jalalain pada Ponpes TPI al-Hidayah dan Tafsir

  al-Maraghi pada Ponpes Jamsaren Surakarta terhadap pendidikan karakter santri.

  BAB V : Penutup, meliputi simpulan dan saran.

3. Bagian Akhir Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, lampiran, dan biografi penulis.

BAB II KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PADA Q.S. LUQMAN A. Profil Pondok Pesantren TPI al-Hidayah Pondok Pesantren TPI al-Hidayah berada di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang yang berdiri pa

  da tanggal 12 Robi‟ul Awal 1951 M oleh Romo Kiai Haji Sya‟ir Assalamah bersama dengan mertuanya yaitu KH. Ahmad Nahrowi. Dengan Nomor Statistik Pesantren 042332508002.

  Nama “TPI” diambil KH. Sya‟ir menurut saran KH. Bisri Musthofa Rembang, yang merupakan singkatan dari Taman Pelajar Islam, sedangkan “al-Hidayah” diambil dari nama Pondok Lasem Rembang di bawah asuhan KH. Ma‟shum.

  Pada tahun 1988 KH. Sya‟ir wafat, sebagai penerusnya adalah putra- putra beliau KH. Muhammad Abdul Manab Sya‟ir, KH. Drs. Agus Musyafa‟

  Sya‟ir, KH. Drs. Sulton Sya‟ir, dan Ny. Hj. Faridatul Bahiyah. Pada masa kepemimipinan putra-putra beliau ini, pondok pesantren banyak mengalami kemajuan. Setelah 2 tahun kemudian (1990) dengan berbagai pertimbangan dan tuntutan pendidikan pondok pesantren TPI al-Hidayah mendirikan Yayasan Islam As-

  Sya‟iriyah (YISA). Yasayan tersebut sudah memiliki beberapa sekolah formal, yaitu MI as- Sya‟iriyah, MTs as-Sya‟iriyah, SMK Farmasi as- Sya‟iriyah, dan yang terbaru adalah MA Takhasus as-Sya‟iriyah. Visi Pondok Pesantren TPI al-Hidayah adalahmenjadi lembaga pendidikan Islam yang memproduksi generasi penerus yang beriman, berbudi

  30

  pekerti luhur, dan ber-akhlaqul karimah . Sedangkan misinya adalah mempertahankan ilmu-ilmu salafussolih, meningkatkan kajian kitab kuning, mempersiapkan santri sebagai kader Islam yang patut menjadi sumber daya bangsa yang anfaahum li annas, menanamkan nilai-nilai Islam dalam dimensi pembinaan akhlaq, pengembangan keilmuan serta kesejahteraan lingkungan.

  Keadaan santri di pondok pesantren al-Hidayah dikategorikan kedalam 2 tipe: santri Kalong dan santri Mukim. Pada tahun ini sendiri santri yang ada di pondok pesantren ini mencapai 1000 santri, yang kebanyakan juga sekolah di

  31 pendidikan formal .

  Kegiatan madrasah santri dikelompokkan sesuai dengan jenjang pendidikan berdasarkan lama santri belajar dan kemampuan penguasaan materi dengan menggunakan sistem pengajaran klasikal. Materi pengajaran disesuaikan kurikulum yang disusun sendiri oleh pesantren yang meliputi: Theologi Islam (Tauhid), akhlaq,fiqih, ulum al-

  qur’an, tata bahasa arab, tafsir, ushul fiqih , al-

  Qur‟an hadis, tajwid, tasawuf, dan mantiqdengan menggunakan metode Sorogan, metode

  Bahtsul Masa’il, pengajian pasaran, metode

mukhafadzah , metode halaqah.Selain itu juga ada ekstrakurikuler yang bisa

  30 diikuti oleh para santri, yaitu

  qira’ah, hadroh, khitobah, menjahit, kaligrafi, tata boga, pencak silat, dan sepak bola.

B. Profil Pondok Pesantren Jamsaren

  Pondok Pesantren Jamsaren mengklaim bahwa Pondok Jamsaren termasuk pondok tertua yang ada di Jawa yang saat ini masih eksis. Sejarah berdirinya

  .

  sekitar tahun 1750 M Pondok Pesantren ini berada di jalan Veteran 263 Serengan, Surakarta.

  Namanya Jamsaren karena pendirinya adalah kiai Jamsari. Pada zaman Pakubuwono ke IV mempunyai keinginan untuk menyebarkan Islam di Solo dan sekitarnya, dengan membangun sebuah masjid di sebelah barat keraton dan juga memanggil seorang ulama yang bernama kiai Jamsari untuk mendirikan sebuah pesantren yang posisinya menjadi tempat dimana Ponpes Jamsaren

  32 sekarang berdiri .

  Nama Jamsaren sendiri berasal dari nama kediaman Kiai Jamsari di Banyumas, salah seorang kiai yang didatangkan oleh Pakubuwono IV. Ponpes ini pertama berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya pondok pesantren ini melewati 2 periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun antara 1830-1878. Semula pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya berupa surau kecil, kemudian oleh Pakubuwono IV didatangkanlah para ulama diantaranya adalah Kiai Jamsari.

  Di tangan Kiai Idris Jamsaren mencapai puncaknya.Nama besar yang pernah nyantri pada Kiai Idris adalah Kiai Mansyur pendiri Ponpes al-Mansyur Klaten, Kiai Dimyati pendiri Ponpes Termas, Kiai Arwani Amin Kudus, Kiai Abdul Hadi Zahid pengasuh Ponpes Langitan.Banyak juga tokoh besar tanah air merupakan lulusan atau pernah belajar agama secara intens di Jamsaren generasi berikutnya. Seperti Munawir Sadzali mantan Menteri Agama, Amien Rais mantan Ketua MPR, KH Zarkasyi pendiri Ponpes Gontor, KH Hasan Ubaidah pendiri dan pimpinan LDII serta sejumlah nama lainnya.

  Tokoh sentral yang terakhir memimpin pesantren ini adalah KH.Ali Darokah. Setelah KH.Ali Darokah wafat tahun 1997, Jamsaren dipimpin oleh sebuah dewan sesepuh. Sedangkan sebagai pelaksana keputusan, semua kegiatan dipimpin Mufti Addin selaku lurah pondok.Sistem pendidikan asalpesantren ini adalahKarena itu, materi yang diajarkan adalah kitab-kitab Islam berbahasa Arab dan diterjemahkan dengan bahasa Jawa

  Pegon (bahasa yang disesuaikan dengan susunan bahasa Arab), seperti Qiro’atu Kutub , Tahfidz Juz 30 Dan 29, Tafsir al-

  Qur‟an, Addinul Islam, Hadis, Fiqih Kontemporer, Nahwu, Shorof, dan Bahasa Arab, Tajwid/Tahsin,

  Ta’limal-

Muta’alim, Matematika, Khitobah. Metode pengajaran pun dengan cara

-masing membawa kitab sendiri. Pada 1913,

  sistem pengajian sorogan diganti dengan sistem kelas (klasikal). Dalam perkembangannya, Pondok Pesantren Jamsaren kemudian bekerja sama dengan Yayasan Perguruan al-Islam Surakarta.

  Visi dan Misi Pondok Pesantren Jamsaren

  1. Sebagai lembaga pengembangan sumber daya generasi muslim yang berkualitas dalam dimensi material dan spiritual serta siap menatap masa depan dunia akhirat.

2. Membina dan mengembangkan sumber daya manusia muslim melalui

  Program Pendidikan yang utuh dan terpadu antara pendidikan formal dan

  33 pesantren.

  Pada pondok pesantren Jamsaren ini ustadz atau pembimbing terdiri dari para dosen dan guru dari berbagai disiplin ilmu di wilayah Surakarta. Pola hidup pun sudah diatur di pondok ini, dimana seluruh kehidupan di pondok diatur seperti di rumah atau dalam keluarga. Serta didukung dengan fasilitas yang baikseperti misalnya poliklinik kesehatan, minimarket, perpustakaan, sarana oalahraga, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang belum tentu dimiliki oleh

  34 pesantren lain .

C. Konsep Pendidikan Akhlaq pada Q.S. Luqman Ayat 12-19 1.

  Menurut Tafsir Jalalain PadaTafsir Jalalain konsep pendidikan akhlaqmanusia dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.

  a.

  Akhlaq kepada Allah

  33

  35

  1) ) Tauhid (

  للهاب كرشت لا

  Bertauhid disini adalah dengan tidak menyekutukannya. Manusia wajib berakhlaq baik kepada Allah, artinya harus adil dalam menempatkan dirinya sebagai hamba dan menempatkan Allah sebagai kholiq. Harus mengakui Allah sebagai kholiq, malik, kita hamba, mabid, sedangkan Allah ma’bud.

  36