PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BMT RAMA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada STAIN Salatiga Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Studi Strata DIII Perbankan Syariah
Disusun Oleh : Nama : Ardhi Kusuma Wardana Nim : 20108043 JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BMT RAMA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada STAIN Salatiga Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Studi Strata DIII Perbankan Syariah
Disusun Oleh : Nama : Ardhi Kusuma Wardana Nim : 20108043 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar Salatiga,11 Agustus 2011 Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di _ Salalatiga
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudara : Nama : Ardhi Kusuma Wardana NIM : 20108043 Judul : Prosedur Pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan
Pinjam Syarih (KSPS) BMT RAMA Salatiga.” Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.
Demikian untuk dijadikan periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing Tugas Akhir Mochlasin, M.A
NIP. 19710923 200604 1 002 TUGAS AKHIR
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BAITUL MAAL WATAMWIL (BMT) RAMA SALATIGA
DISUSUN OLEH
ARDHI KUSUMA WARDANA
NIM : 20108043
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sebutan
A.Md.E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah) Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd ( ) Sekertaris Penguji : Benny Ridwan,M.Hum ( ) Penguji I : Drs.H.Alfred L.,M.Si ( ) Penguji II : Ilyas Muhmi ( ) Penguji III : Mochlasin, M.Ag ( )
Salatiga, 22 agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO - TIDAK ADA DAYA DAN UPA YA KECUALI DARI A LLAH.- JIKA ALLAH BERKEHENDA K JADI MAKA JADILA H.
PERSEM BA H A N terimakasih Dengan rasa syukur kepada Allah SWT at as karunia rahmat besert a hidayah- Nya t ugas akhir ini saya persembahakan:
1. Kedua Ort uku, B apak dan I bu yang t elah memberikan doa dan kasih sayang. 2 . Eyang dan Simbah t erimakasih cucunya selalu di doakan. 3 . Keluarga besarku yang selalu memberikan mot ifasi dan dukungan selama masa kuliyahku.
4 . De2k ku sayang yang memberikan semuanya. 5 . Para sahabat ku yang ada dikala suka maupun duka kit a saling membant u.
6. I rfani t erimakasih yang dengan ikhlas hampir selama 2 t ahun menj adi t umpangan berangkat dan pulang kuliyah. 7 . Seluruh st af dan j aj aran KSPS B MT Rama Salat iga, t erima kasih at as semua bant uanya. 8 . Teman – t eman Diploma I I I angkat an 20 0 8 Perbankan Syariah.
9. Pihak- pihak yang t elah mendoakan dan membant u.
ABSTRAK
ARDHI KUSUMA WARDANA (20108043) PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I
BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAM PINJAM SYARIAH
(KSPS) BMT RAMA SALATIGA.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana alur dan sistem realisasi pembiayaan yang telah dilakukan pada KSPS BMT RAMA Salatiga,serta untuk mengetahui kelebihan dari pembiayaanya.Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan prinsip kehati-hatian dalam merealisir calon nasabah pembiayaan, guna menanggulangi permasalahan yang akan menimbulkan kredit macet. Maka dari upaya mengurangi resiko kredit macet di perlukan berbagai langkah pemberian penbiayaan; di molai dari pengajuan permohonan pembiayaan syarat-syarat administrasi, surve oleh petugas lapangan, kemudian dikomitekan dengan manajer, proses pencairan pembiayaan. Dari pengamatan di KSPS BMT RAMA Salatiga pembiayaan yang paling efektif diterapkan dengan kategori nasabah kebanyakan adalah menggunakan produk Ba’i Bitsaman Ajil.Simpulan dari penelitian ini bahwa produk Ba’i Bitsaman Ajil sangat cocok dengan kriteria nasabah kebanyakan dan diterapkan dalam pembiayaan di KSPS BMT RAMA, maka prosedur-prosedur dalam merealisir pembiayan faktor penting guna meminimalkan penyebap kredit macet.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan berkah rahmat serta hidayah-Nya dan semata-mata karena kehendak- Nya penyusunan naskah tugas akhir ini dapat terselesaikan. Hal ini merupakan karunia dan kebahagiaan yang tiada tara karena dengan kuasa-Nya penulis dapat memenuhi salah satu gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.
Banyak tantangan,hambatan, dan kesulitan yang kerap dihadapi penulis setiap saat baik dalam masa persiapan, pelaksanaan, terlebih pada saat penyusunan penulisan tugas akhir ini. Akan tetapi berkat bantuan, motifasi serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Berkenaan dengan penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang yang membantu dalam penyelesaianya, maka dari itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs.Mubasirun,M.Ag selaku ketua jurusan Syariah.
3. Abdul Azis NP., M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syariah.
4. Bapak Moclasin, M.Ag selaku Dosen pembimbing saya yang telah memberikan banyak pengarahan, bimbingan, keikhlasan dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini.
5. Faqih Nabhan, MM beserta Istri selaku manajer tempat magang yang memberikan data sebagai bahan penulisan tugas akhir saya.
6. Semua staf KSPS BMT RAMA Salatiga, yang telah banyak menurunkan ilmunya kepada saya.
7. Bapak dan Ibu dosen DII Perbankan Syariah yang mengampu saya selama masa perkuliyahan.
8. Kedua Ortuku dan Keluarga besarku yang selelu memberikan doa restu serta kasih sayang dan motifasi.
9. De2ku sayang yang memberikan semuanya.
10. Tak luput juga para sahabatku yang senasip seperjuangan, semua mahasiswa DII Perbankan Syariah 2008.
11. Serta pihak-pihak lain yang membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas akhir ini penyusun menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi penulisan yang mendatang.
Akhirnya penulisan tugas akhir ini terselesaikan semoga bermanfaat bagi penulis sendiri serta untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Salatiga , Agustus 2011 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…………..HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... iv ABSTRAK ……………………………………………………………………… v KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... vi DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 5 C. Tujuan ……………………………………………………… 5 D. Kegunaan ………………………………………………….. 6 E. Telaah Pustaka ……………………………………………... 6 F. Metode Penelitian …………………….................................. 9 G. Sistematika Penelitian …………………………….………. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan ………………………………..….. 13
B. Jenis Pembiayaan …………………………………………. 18
C. Prinsip Pembiayaan …………………………………….…. 20
D. Piutang Murabahah ……………………………………….. 23
E. Pengetahuan Ba’I Bisaman ajil …………………………… 26
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga …..……… 26 B. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga …..……... 28 C. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga …………………...…. 31 D. Tujuan KSPS BMT RAMA Salatiga ……………………... 31 E. Struktur Organisasi ……………………………………….... 32 F. Produk- produk KSPS BMT RAMA ……………………... 37 G. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah ………,,,,,,… 50 BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BBA ………………..…. 78 B. Strategi Pembiayaan Pada KSPS BMT RAMA Salatiga ..… 83 C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA Salatiga …………………………………………………….. 85 D. Cara Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA Salatiga …………………………………………… 86 E. Sangsi dan Denda …………………………………...…….. 93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 93 B. Saran ……………………………………………………… 94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jika Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah menyangkut kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Salah satu bank yang menggunakan prinsip syariah adalah BMI Bank Muamalat Indonesia. BMI disinyalir merupakan bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia, sloganya BMI adalah “pertama murni syariah”. (UU NO 21 Tahun 2008)
Islam sebagai sistem hidup (way of life), di dalamnya dibagi menjadi tiga komponen penting, yakni akidah, syariah, dan akhlaq. Dua komponen akidah dan akhlaq bersifat konstan, yakni tidak mengalami perubahan apa pun dengan berbedanya waktu dan tempat. Lain hal dengan syariah, komponen satu ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat, yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing (Syafi’I Antonio, 2001: 4). Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Maa’idah 48, Ï 9e @ä3 Ï9 $oYù=yèy_ öNä3ZÏB ptã ÷ŽÅ Z ° % [` $yg÷YÏBur
4 ...
“… untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan…”
Manajemen Bank Syariah tidak banyak berbeda dengan manajemen Bank Konvensional, namun adanya landasan Syariah serta dengan Peraturan Pemerintah tentang Bank syariah dalam UU NO 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah tentu saja organisasi dan sistemnya berbeda dengan Bank Konvensional. Didalam Bank Syariah terdapat Dewan Syariah Nasional (DSN) yang bertugas mengawasi dan mengarahkan lembaga-lembaga keuangan syariah untuk mendorong penerapan prinsip syariah. Selain itu DSN juga berkewajiban memberikan teguran terhadap lembaga-lembaga keuangan syariah yang melakukan kesalahan/ menyimpang dari prinsip syariah. ( BI Petunjuk Pelaksanaan Kantor Bank Syariah, 1999:22 ).
Pada perekonomian di Indonesia saat ini banyak sekali tingkat penghasilan masyarakat yang tidak berimbang dengan angka kebutuhan kehidupannya. Dengan kata lain ialah masih belum tercukupinya penghasilan yang diperoleh masyarakat dengan kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu para ahli ekonomi, perintah serta pengusaha perbankan mencarikan solusi untuk mengentaskan angka kemiskinan di negeri “gemah ripah loh jinawi” salah satunya adalah melalui kredit yang di kucurkan oleh industri perbankan guna mendongkrak ekonomi masyarakat.
Dengan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam Indonesia merupakan wadah yang cukup potensial guna mengembangkan perekonomian Islam menggunakan prinsip syariah. Salah satu lembaga keuangan Syariah yang ada adalah Baitul Mall Watamwil (BMT) yang mengandung dua artian baitul mall dan baitul tamwil. Baitul Mall mempunyai arti Rumah Harta sedangkan Baitul Tamwil yang berarti Rumah Pembiayaan. Yang dapat dijabarkan sebagai rumah harta lembaga ini dapat mengelola dana yang berasal dari zakat, infaq, dan sodaqoh, sebagai rumah pembiayaan diwujudkan dengan transaksi-transaksi keuangan yang memiliki konsep Qordul hasan ( pinjaman kebijakan) yang diambil dari dana ZIS.
Kehadiran BMT dalam dunia pemberdayaan masyarakat melalui sistem simpan pinjam syariah dimaksudkan untuk mejadi alternatif dalam jasa keuangan. Karena secara nama BMT telah melekat ciri sosial dan bisnis. Salah satu produk pembiayaan yang dikeluarkan BMT RAMA adalah BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) dan yang telah menjadi produk pembiayaan andalan pada kebanyakan BMT. BMT RAMA bertujuan untuk mewujudkan keluarga dan masyarakat disekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan prinsip ekonomi islam. Dalam rangka mencapai tujuan dan agar peranannya berjalan dengan maksimal, BMT RAMA berfungsi sebagai lembaga yang mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota dan masyarakat daerah kerjanya.
Dengan berbekal modal awal, pengelola membuka kantor dan menjalankan BMT RAMA, meningkatkan simpanan masyarakat dan memberikan pembiayaan pada usaha mikro. Pembiayaan dengan menggunakan bagi hasil sesuai dengan akad. Dari bagi hasil ini pengelola membayar pula bagi hasil kepada penyimpan dana, diusahakan lebih besar sedikit dibanding dengan bunga pada bank konvensional. Dengan memberikan bagi hasil kepada para penabung dan penjelasan yang tepat tentang visi, misi, tujuan dan usaha BMT RAMA kekayaan BMT RAMA akan semakin bertambah diimbangi dengan pembiayaan pada usaha mikro semakin banyak dan lancar. Kegiatan utama dari BMT adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Agar penyaluran dana berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan maka dibuatlah prosedur realisasi pembiayaan sesuai SOP (Stadart Operational Procedure).
Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka saya mengambil judul Tugas Akhir (TA) “PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA” B. Rumusan Masalah Berdasarkan pejabaran yang di kemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat menimbulkan rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) pada BMT RAMA Salatiga?
2. Faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya masalah dalam pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) di BMT RAMA salatiga?
3. Bagaimana strategi penanganan pembiayaan produk Ba’i Bisaman Ajil (BBA) yang bermasalah ?
4. Apa kelebihan produk Ba;i Bisaman Ajil (BBA) ?
C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan dalam rumusan masalah maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) di KSPS BMT RAMA Salatiga.
2. Untuk mengetahui Faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah pembiayaan BBA di KSPS BMT RAMA Salatiga.
3. Untuk mengetahui strategi penanganan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajill (BBA) yang bermasalah.
4. Untuk mengetahui keuntungan produk Ba’i Bisaman Ajil (BBA) D. Kegunaan.
1. Bagi Penulis
a) Dengan dibuatnya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) khususnya di BMT RAMA Salatiga .
b) Mempraktekan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
c) Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program D3 Perbankan Syariah.
2. Bagi STAIN Salatiga
a) Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan tambahan referensi perpustakaan STAIN salatiga.
b) Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi akademik untuk STAIN mengenai BBA kususnya pada BMT RAMA salatiga.
3. Bagi BMT RAMA Salatiga Diharapkan penelitian ini dapat memberika solusi atas persoalan mengenai produk bank syari’ah khususnya pembiayaan BBA pada
KSPS BMT RAMA Salatiga.
E. Telaah Pustaka
Menurut Luki Wijanarko pada TA tahun 2009 yang berjudul “Pembiayaan BBA” Bai’tsaman Bin ajil” di BMT Al Mu’awanah Beringin tahun 2008-2009” yang membahas tentang pengalokasian dana BMT melalui pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ba’i Bitsaman Ajil (BBA). Aspek yamg mendasari di antaranya adalah aspek kuantitatif gambaran tentang keadaan pembiayaan BBA di BMT Al Mu’awadah beringin yang sangat selektif dalam pemilihan pemberian kredit guna menghindari resiko kredit macet pada BMT itu.
Menurut Ida Fatmawati pada TA tahun 2005 yang berjudul “ Tinjauan Pembiayaan BBA Dalam Kaitanya Dengan Pendapatan BMT Mujahirin Salatiga” yang menuliskan tentang aplikasi pembiayaan BBA perhitungan bagi hasil BBA yang didapatkan dari menaikan harga barang yang dijual dan selisih itulah yang diambil menjadi keuntungan bagi BMT Mujahirin. Apabila pembiayaan BBA pada BMT Mujahirin Salatiga telah benar-benar memakai prinsip syariah dan dapat dimaksimalkan maka pendapatan BMT meningkat serta diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Burhanudin dalam buku terbitan tahun 2008 yang bejudul “Hukum Perbankan Syariah Indonesia”, menuliskan beberapa langkah yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan persengketaan dalam perbankan syariah, langkah Pertama adalah dengan cara musyawarah dan negosiasi (syu,ura) atau koalisi (islah). Hal inilah merupakan langkah pertama yang harus ditempuh, karena perbankan Syariah merupakan lembaga syariah menerapkan prinsip kemitraan, sehingga persoalan penyelesaiannya menpertimbangkan hubungan sosial. Apabila dalam musyawarah tidak terjadi kesepakatan maka Bank dapat menggunakan jalur lain.
Halaman 15 dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah, dijelaskan bahwa dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan perintah Allah untuk melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan muamalah. Muamalah dalam hal ini meliputi kegiatan kerjasama usaha, jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada umat manusia untuk melakukan kegiatan pencatatan dalam kegiatan (transaksi). Kegiatan pencatatan ini pada masa sekarang tidak lain adalah kegiatan jurnal dalam siklus akuntansi. Perintah Allah untuk memenuhi panggilan apabila diminta untuk bersaksi dapat ditafsirkan sebagai bentuk pelaporan. Apabila diperhatikan maka ayat tersebut telah mengajarkan untuk melakukan seluruh kegiatan siklus akuntansi mulai transaksi sampai dengan pelaporan keuangan (Nabhan, 2008: 15).
Menurt Abdul Ghofur pada TA tahun 2010 yang berjudul ”Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KSU Bisama Klumpit Salatiga ” membahas tentang faktor penyebab pembiayaan bermasalah di KSU bisama yang terjadi karena lemahnya pengamatan dan petugas marketing yang merangkap pembiayaan dan penagihan, serta kelalaian dalam penganalisaan calon kreditur. Maka yang terjadi dalam KSU Bisama Klumpit adalah ketidakmampuan nasabah dalam membayar hutang. Dan yang dilakukan KSU Bisama dalam menangani hal tersebut menggunakan strategi receduling, reconditioning, restructuring, dan kombinasi. Sedangkan pembiayaan yang macet akan disita jaminannya.
Menurut UUD No21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada
Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 12 dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Sedangkan pada Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 25 dalam Undang- Undang yang dimaksud dengan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bi’tamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
F. Metode Penelitian 1. Penelitian.
Tipe penelitian penulisan TA (Tugas Akhir) ini adalah Deskriptif. Maksud Deskriptif adalah penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek dan menggambarkan secara sistematis dan akurat mengenai bidang tertentu.
2. Jenis Pola yang Digunakan Data yang digunakan dalam Penulisan ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer Data yang didapatkan penulis dari observasi yang dilakukan secara langsung terhadap sumbernya.
b. Data Sekunder Data sekunder didapat dari dokumen atau buku-buku dan sejenisnya yang terkait dengan topik penelitian penulis.
3. Teknik Pengunpulan Data
a. Observasi Langsung Abservasi langung dilakukan dengan memberikan gambaran utuh tentang keadaan KSPS BMT RAMA Salatiga.
b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan manajer KSPS BMT RAMA Salatiga untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai produk Ba’i Bitsaman Ajil. pada bank tersebut.
c. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan media alat dokumenter, baik yang berupa catatan maupun media dokumenter elektronik (camera, camcorder) yang dimiliki KSPS BMT RAMA Salatiga.
G. Sistematika Penelitian
BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari: Latarbelakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penulisa tugas akhir, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini penulis mengemukakan pengertian
pembiayaan dan pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil , keunggulan produk tersebut.
BAB III : Laporan Objek Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga Dalam bab ini penulis mengambarkan secara umum tentang
objek penelitian antara lain: sejarah perkembangan KSPS BMT RAMA salatiga, Usaha, visi dan misi bank, tujuan didirikan KSPS BMT RAMA salatiga, struktur organisasi, usaha yang dijalankan dan serta data tentang perkembangan simpanan dan pembiayaan.
BAB IV : Analisa Dalam bab analisis ini terdiri dari : strategi pemasan produk Ba’i Bitsaman Ajil ( BBA) , prosedur dan penanganan permasalahan yang timbul. BABV : Penutup Yang berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Berdasarkan UU NO 21 Tahun 2008. Yang di maksut dengan
pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalambentuk ijarah sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bitamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam dan istisna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.
Berdasarkan keputusan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembangkan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan upah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Menurut UU NO 7 tahun 1992, yang dimaksut pembiayaan adalah : penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil.
Pengertian pembiayan menurut Jhonson adalah kemampuan untuk memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayarkan sejumlah uang seketika diminta pembayarannya atau suatu hari tertentu dikemudian hari (R. Latumaerissa, julius,1994:44)
Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyaarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 2011:10)
Sedangkan PP NO 9 1995 tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah : “ penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan.”
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak KSPS BMT RAMA sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. (SOP KSPS BMT RAMA, 43 - 44) Didalam lembaga keuangan terdapat dua aktivitas inti yaitu pendanaan dan pembiayaan. Pendanaan merupakan aktivitas pengumpulandana dari masyarakat, dapat berupa tabungan, investasi, deposito. Sedangkan pembiayaan merupakan aktivitas penyaluran dana kepada masyarakat. Pada lembaga keuangan pembiayaan merupakan aktivitas utama karena dari pembiayaan yang berhasil disalurkan lembaga keungan tersebut memperoleh pendapatan.
Adapun pembiayaan/ penyaluran dana dan pendanaan pada lembaga keuangan baik Bank, Lembaga Keuangan, Koperasi,dll dapat melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah : Prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenagan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. (UU NO 21 Tahun 2008: BAB 1)
Dewasa ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syariah. Dalam bahasa sehari-hari kata kredi dapat diartikan memperoleh barang dengan cara membayar dengan dicicil atau diangsur. Bisa juga memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cara mengangsur sesuai dengan perjanjian.(Muhammad Ridwan, 2004:163).
Dari semua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kredit atau pembiayaan adalah : diperolehnya uang atau barang dan jasa yang dapat di ukur dengan uang dengan suatu akad perjanjian pengembaliannya dapat dilakukan di kemudian hari baik langsung dilunasi atau dengan cara mengangasur atau sesuai pejanjian, dan biasanya pengembalian tersebut disertai dengan sejumlah imbalan sesuai kesepakatan.
Syariah bersifat komprehensif, yakni merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ibadah maupun muamalah. Di dalam muamalah inilah sistem perekonomian umat muslim diatur melalui sebuah lembaga keuangan. Menurut Kasmir, definisi lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua- duanya, menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam Islam, sebuah lembaga keuangan harus dilaksanakan sesuai syariah yang pada prinsipnya bebas dari riba, karena riba haram hukumnya.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) : 279 b Î*sù öN© 9 (#qè=yèø ÿs? (#qçRsŒù'sù 5> ö ys Î/ z` Ï i B «! $# ¾Ï&Î!qß ™u‘ur ( b Î)ur óOçFö6è? öNà6 n=sù â
¨ r âäâ‘ öNà6 Ï9ºuqø Br& w Ÿ šcq J Î=ôà s? ß w ur Ÿ šcq J n=ôà è? ß đẹƯồẻ Yang artinya :
“maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiayanya dan tidak (pula) dianiaya”
Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro
syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena memang keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut
Maal Wattamwil
tamwil . Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono. 2003:96).
Munculnya lembaga keuangan mikro seperti halnya BMT ini karena operasionalisasi bank-bank syariah kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah. Dengan adanya BMT, diharapkan dapat menjamah perekonomian mikro dan melakukan pendanaan yang berdasarkan prinsip syariah sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil.
B. Jenis – Jenis Pembiayaan 1. Jenis pembiayaan berdasarkan kesepakatan atau akadnya.
a. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah merupakan akad kerjasama pembiayaan modal kerja
yang diberikan pihak pertama atau BMT kepada anggota atau calon anggota di mana pengelola usaha (mudharib) sepenuhnya diserahkan kepada anggota atau calon anggota tersebut. Dari pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan.
b. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih dalam suatu usaha tertentu dimana masing-masing memberikan konstribusi dana berdasarkan atas kesepakatan bersama. Pembagian keuntungan berdasarkan konstribusi masing- masing sesuai kesepakatan.
c. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah akad penyediaan barang modal beardasarkan
sistem jual beli, dimana BANK/BMT menyediakan barang modal yang telah dibeli kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan mengambil keuntungan tertentu yang ditetapkan (profit margin ) sesuai dengan yang telah disepakati. d. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha.
Pada pembiayaan ini terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan (mark up).
e. Pembiayaan Qardul Hasan Merupakan pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota atau calon anggota yang kurang mampu. Anggota atau calon anggota tidak diwajibkan memberikan bagi hasil atau keuntungan akan tetapi hanya diwajibkan mengembalikan pokok pembiayaannya saja.
f. Pembiayaan Ijarah Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara melunasinya dapat secara angsuran atau pada saat jatuh tempo.
2. Jenis pembiayaan berdasarkan dari kegunaannya
a. Pembiayaan Modal Kerja Jenis pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan seseorang dalam meningkatkan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi, maupun kualitatif yaitu meningkatkan kulitas mutu dan hasil produksi umtuk keperluan perdagangan atau meningkatkan utility of place dari suatu barang (M. Syafi’i Antonio, 2003:160).
b. Pembiayaan Investasi Pembiayaan investasi adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barabg modal (capital goods) serta fasilitas- fasilitas yang erat kaitannya (M. Syafi;i Antonio, 2003:161).
3. Jenis Pembiayaan berdasarkan dari tujuannya
a. Pembiayaam Produktif Pembiayaan Produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi (Antonio, 2003:160) b. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Antonio, 2003:160).
C. Prinsip Pembiayaan
Guna mempermudah dalam menganalisa pencairan pembiayaan untuk mengurangi resiko yang mungkin akan ditimbulkan di kemudian hari, maka dalam merealisir pembiayaan menggunakan pinsip 5C dan 7P.
1. Prinsip 5C adalah : character, capacity, capital, colateral,condition.
a.
Character
adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Pengetahuan character calon debitur ini dimaksutkan agar meyakinkan lembaga keuangan Bank/Bmt setelah mengetahui watak (perilaku baik/buruk) orang yang akan diberikan pembiayaan.
b.
Capacity
Digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit/pembiayaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya sehingga lembaga keuangan bank/bmt bisa menilai kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman.
c.
Capital Mengetahui sumber pendapatan yang dimiliki oleh nasabah.
Karena lembaga keuangan tidak bersedia memberikan pembiayaan/kredit suatu usaha yang belum berjalan atau belum beroperasi.
d.
Colateral
Merupakan jaminan yang diberikan nasabah baik berupa fisik maupun non fisik. Nilai suatu jaminan seharusnya melebihi jumlah kredit yang diajukan. Jaminan juga perlu diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah (kredit macet) barang jaminan dapat digunakan bank/bmt untuk mengatasi kerugian yang ditimbulkan.
e.
Condition
Yaitu kondisi ekonomi sekarang atau dimasa yang akan datang berkaitan dengan prospek usaha dari nasabah. Berkaitan dengan hal ini bank/bmt tidak mungkin merealisir pembiayaan terhadap suatu usaha yang akan mengalami gulung tikar (pailit).
2. Prinsip 7P meliputi : personality, party, perpose, prospect, payment, profitability, protection (Kasmir, 2008: 119-120) a.
Personality
Mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi masalah.
b.
Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
c.
Perpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan/kredit, termasuk kredit yang diinginkan nasabah.
Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk produktif atau untuk tujuan perdagangan. d. Prospect Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
e.
Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumbermana saja dana pengembalian kredit diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan
D. Piutang Murabahah
Muraarabah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara lumpsum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.
a. Rukun Murabahah 1) Pihak yang berkad :
a) Penjual b) Pembeli 2) Obyek yang diakadkan :
a) Barang yang diperjualbelikan
b) Harga 3) Sighat/Akad :
a) Serah (ijab)
b) Terima (qabul)
b. Syarat Murabahah 1) Pihak yang berakad :
a) Suatu keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus cakap hukum.
b) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa). 2) Obyek yang diperjualbelikan :
a) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak menyembunyikan adanya cacat barang.
b) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad. c) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli.
d) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan. 3) Sighat :
a) Harus jelas secara spesifikasi (siapa) para pihak yang berakad.
b) Antara ijab qabul harus selaras dan transparan baik dalam spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada pembeli).
c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.
c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Murabahah Dari pengertian di atas, maka dapat mengimplementasi pada produk pemyaluran dana, yakni untuk penjual barang-barang investasi dengan kontrak jangka pendek dengan sekali akad. Model ini paling banyak dipergunakan dalam oleh karena setting administrasinya yang sederhana. (Di dalam lembaga keuangan konvensional layanan ini dikenal dengan istilah kredit investasi).
Di dalam praktek kita jumpai menggunakan sistem murabahah ini untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga konsekuensinya diketemukan beberapa akad murabahah yang diperpanjang bahkan sampai menjadi berkepanjangan/berkelanjutan (evergreen) karena sifat dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin dalam kegiatan usaha.
E. Pengetahuan dan Keunggulan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA)
Transaksi jual beli dengan model ba’i bitsaman ‘ajil (BBA) legitimasi hukumnya kuat, karena secara jelas disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Majah dari Shalih bin Syuhaib. Ba’i bitsaman ajil merupakan salah satu model transaksi jual-beli dimana harganya ditangguhkan sedangkan barangnya diserahkan secara tunai. Dalam hal ini, ada satu pihak yang haknya belum ditunaikan yaitu pihak penjual yang prinsipnya berhak untuk menerima uang pembayaran belum diserahkan oleh pihak pembeli. Sedang, pihak penjual telah melaksanakan kewajibannya dengan menyerahkan barangnya ke pembeli. BBA mengandung unsur tolong menolong (ta’awun) karena pihak penjual telah memberikan pertolongan kepada pihak pembeli dengan menyerahkan barangnya walau-pun pembayarannya masih ditangguhkan. Dato' Abdul Halim Ismail (pakar ekonomi Islam Dari malaysia) menjustifikasikan penggunaan BBA berdasarkan ayat 282 Surah Al-Baqarah yang bermaksud: "Wahai orang
yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk tempoh yang telah ditentukan, hendaklah kamu menulisnya ."(www.wikipedia.com).