TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG NUSYUZ MENURUT MUHAMMAD NAWAWI AL BANTANI DALAM KITAB UQUD AL LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I DALAM KITAB TABYIN - Test Repository

  

TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG NUSYUZ

MENURUT MUHAMMAD NAWAWI AL BANTANI DALAM

KITAB UQUD AL LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I

  

DALAM KITAB TABYIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Muhammad Tsabit Bil Choiri

Nim : 21114012

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi KepadaYth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa : Nama : Muhammad Tsabit Bil Choiri NIM : 211 14 012 Judul : TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG

NUSYUZ MENRUT SYAIKH NAWAWI AL-

  BANTANI DALAM KITAB UQUD AL- LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I DALAM KITAB TABYIN

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimuqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wass alamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh Salatiga, 07 September 2018

  Pembimbing,

   Dr.H.Muh.Irfan Helmy,Lc,MA NIP. 19771128 200604 2002

SKRIPSI TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG NUSYUZ MENURUT

  LUJJAYN DAN K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB TABYIN

  Oleh

MUHAMMAD TSABIT BIL CHOIRI NIM: 211 14 012

  telah dipertahankan di depan s idang munaqasyah skripsi Skripsi Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal (tanggal munaqosyah) dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana hukum

  Susunan Panitia Penguji : Ketua Penguji : .

  Sekretaris Penguji : Penguji I : Penguji II : .

  Salatiga, 06 September 2018

  Dekan Fakultas Syari’ah Dra.Siti Zumrotun , M.Ag. NIP. 1967021 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Muhammad Tsabit Bil Choiri NIM : 211 14 012 Fakultas : SY

ARI‟AH

  Jurusan : HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI) Judul Skripsi : TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG NUSYUZ

  MEMURUT SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DALAM KITAB UQUD AL- LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I

DALAM KITAB TABYIN.

  Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 04 September 2018 Yang menyatakan

  MUHAMMAD TSABIT BIL CHOIRI

   NIM : 211 14 012

  

MOTTO

ْ يَخ

  ِْسْاَّنلِلْ مُهُعَف نَاِْساَّنلاُر

“Sebaik-baik Manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”

  

PERSEMBAHAN

  Karya Ilmiah berupa skripsi ini ku persembahkan kepada : 1.

  Alm. KH. Zoemri RWS dan Ibi Nyai Hj. Latifah Zoemry beserta keluarga yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, untuk menjadi orang yang lebih baik.

  2. Kedua Orang tuaku Alm. Muhtar Isbiyanto dan Siti Khotimah yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

  3. Saudara-saudaraku pak de Mat Ghozali terutama adikku M Akrom Muttaqi yang saya sayangi .

  4. Guru-guruku Pak Budiyanto, Pak K.H Nur Badri, Mas Syukur Qodary serta dewan asatidz TPQ Ahsanul Muna di kerokan Kutoanyar Kedu Temanggung, dan dewan asatidz Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Alfalah ( PPTI ) Al- Falah Salatiga.

  5. Semua santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  6. Kepada teman-teman PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa memberi dukungan pula.

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala ni‟mat dzohir dan bathin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kema‟rufan Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Tindakan suami terhadap istri yang nusyuz menurut Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-

  lujjayn dan K.H. Ahmad Rifa‟i dalam Kitab Tabyin. ” dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah 3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.i.,Mi. Selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam 4. Ibu Miftachur Rif‟ah Mahmud, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam menempuh studi di IAIN Salatiga

  5. Bapak Dr.Muh. Irfan Helmy, Lc,MA selalu Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan /sabarnya memberikan bimbingan dan arahan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Alm.KH. Zoemri RWS dan Ibi Nyai Hj. Latifah Zoemry beserta keluarga yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, untuk menjadi orang yang lebih baik.

  7. Kedua Orang tuaku Alm Muhtar Isbiyanto dan Siti Khotimah yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

  8. Saudara-saudaraku di rumah dan terutama kepada Pak De Mat Ghozali yang saya sayangi yang senantiasa memberi doa dan dorongan.

  9. Guru-guruku Pak Budiyanto, Pak K.H Nur Badri, Mas Syukur Qodary serta dewan asatidz TPQ Ahsanul Muna di kerokan Kutoanyar Kedu Temanggung, dan dewan asatidz Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Alfalah ( PPTI ) Al-Falah Salatiga.

10. Semua santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  11. Kepada teman-teman PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa memberi dukungan dan Sahabatku Mbk Afra Fadhillah yang Selalu Memberikan Semangad dan membantuku menyelesaikan skripsi.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 07 September 2018 Yang menyatakan

MUHAMMAD TSABIT BIL CHOIRI 211 14 012

  

ABSTRAK

  Bil Choiri,Muhammad Tsabit.2018.Tindakan suami terhadap istri yang Nusuyz

  menurut Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud Al-Lujjayn dan K.H.Ahmad Rifa‟i dalam Kitab Tabyin. Jurusan Hukum Keluarga

  Islam(HKI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Dr.Muh. Irfan Helmy, Lc,MA Kata Kunci :Nusyuz,Tabyin, Tindakan Suami Terhadap istri, Uqud al Lujjayn..

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Tindakan Suami Terhadap Istri yang Nusyuz Menurut Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud Al-Lujjayn dan K.H Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin. Partanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah biografi Syaikh Nawawi Al-

  Bantani dan K.H Ahmad Rifa‟i, Tindakan Suami terhadap Istri yang Nusyuz menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Uqud Al-Lujjayn dan K.H Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin, dan relevansi Tindakan suami terhadap istri yang nusyuz pada era sekarang.

  Metode penelitian yang digunakan yaitu literature (kepustakaan). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu ,mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainya yang bersangkutan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa Tindakan Suami terhadap istri yang nusyuz menurut Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-Lujjayn dan K.H. Ahmad Rifai‟i dalam kitab Tabyin meliputi: hak dan kwajiban suami istri,tindakan suami terhadap istri yang nusyuz: memberikan nasehat,meninggalkan dari tempat tidurnya, memukul, tapi alangkah lebih baiknya kalau memberikan maaf kepadanya, dalam Tindakan Suami terhadap istri yang Nusyuz Hukum islam melarang adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga, selalu berlaku baik,dalam UU No 24 menegaskan bahwa tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dipidanakan baik berupa kurungan ataupun berupa denda,. Relevansi Tindakan suami terhadap istri yang nusyuz menurut Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-Lujjayn dan K.H. Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin di era modern dapat menjadi pandangan solusi bagi para pembaca dengan berkolaborasi dengan hukum islam dan Undang undang.

  

DAFTAR ISI

NOTA PEMBIMBING ................................................................................................ i

PENGESAHAN ........................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................... iii

MOTTO ...................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................... 8 E. Definisi Operasional ...................................................................................... 9 F. Metode Penelitian ...................................................................................... 11 G. Sistematika Penelitian ................................................................................ 13 BAB II : BIOGRAFI INTELEKTUAL TOKOH A. SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI

  1. Nasab dan keturunanya .............................................................................. 17 2.

  Riwayat pendidikan dan aktivitasnya ......................................................... 18 3. Karya .......................................................................................................... 20 4. Ajaran ajaranya ........................................................................................... 26 5. Latar belakang penulisan kitab Uqud Al Lujjayn ......................................... 28 6.

   Gambaran Kitab Uqud Al Lujjayn ............................................................... 30 B. K.H AHMAD RIFA’I IBN MUHAMMAD 1.

  Nasab dan keturunanya .............................................................................. 31 2.

  Riwayat pendidikan dan karir............................................................38 3. Guru Gurunya.....................................................................................42 4. Murid muridnya..................................................................................45 5. Karya..................................................................................................48 6. Gambaran kitab Tabyin......................................................................50

  

BAB III : PEMIKIRAN MENGENAI TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI

YANG NUSYUZ MENURUT SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-

BANTANI DALAM KITAB UQUD AL LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I

DALAM KITAB TABYIN A. Pengertian Nusyuz ..................................................................................... 52 B. Tindakan Suami terhadap istri yang nusyuz dalam kitab Uqud AlLujjayn .. 55 1. Pemgertian Nusyuz dalam Kitab Uqud Al Lujjayn ........................ 56

  2. Sebab sebab istri diperbolehkan dipukul ...................................... 55 3.

  Tindakan suami terhadap istri yang nusyuz menurut Syaikh Nawawi al Bantani ....................................................................... 59

  C.

  Tindakan Suami terhadap istri yang nusyuz dalam kitab Tabyin.................................................................................................64

  

BAB IV : ANALISIS TINDAKAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG

NUSYUZ MENURUT SYAIKH NAWAWI ALBANTANI DALAM KITAB UQUD AL- LUJJAYN DAN K.H. AHMAD RIFA’I DALAM KITAB TABYIN. Tindakan suami terhadap istri yang Nusyuz ............................................... 74 Pandangan hukum islam terhadap kekuasaan laki laki ............................ .81 UU.No23 Tahun 2004 Tentang penghapusan kekerasan dalam Rumah Tangga.......................................................................................... 86 Relevansi tindakan suami terhadap istri yang nusyuz pada zaman sekarang dalam kitab uqud al lujjayn dan kitab Tabyin ........................................... 88

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................................ 93 B. Saran ................................................................................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................98

LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Allah SWT menciptakan manusia dan menjadikan khalifah

  (pengganti) di mukabumi, agar sebagian yang satu dengan yang lain saling mengisi. Allah menciptakan karakteristik manusia melalui pernikahan,agar

  spesies manusia tetap eksis di muka bumi. Oleh sebab itu Allah SWT

  menjadikan pernikahan menjadi satu satunya media demi terealisasinya tujuan tersebut, Allah SWT memposisikan nikah sebagai suatu system hukum yang relevan dengan fitrah manusia, pernikahan itu menjamin kepastian fundamental islam, keluarga, dan tegaknya masyarakat yang terhormat dan bermartabat.

  Pernikahan berdiri di atas prinsip-prinsip tegaknya kehormatan, ahklak yang terpuji, pembagian beban dan tanggung jawab, terwujudnya ketentraman jiwa suami dan istri, saling tolong menolong diantara tiap-tiap individu keluarga, tegaknya hubungan yang kualitas keluarga dan masyarakat dengan pertalian kekeluargaan.

  Adapun pengertian nikah secara etimologi, nikah berarti kumpul atau menyatu, seperti perkataan, “tanakahat al-ashjar”, artinya ketika pohon pohon itu condong dan satu sama lain saling menyatu, kata al-nikah juga bisa bermakna

  al-zawaj seperti perkataan berikut: nakahtu almar‟ata nikahan artinya aku telah

  memperistri wanita itu Allah SWT berfirman :

  ِءاغٌِّٕا َِِّٓ ُُىٌَ َب اَغ اَِ ا ُْٛذِىْٔ أَف

  Artinya:

  

…”maka kawinilah wanita wanita (lain) yang kamu senangi…”

(QS.

  An Nisa‟ :34 )(Zuhaily, 2013: 15). Sedangkan menurut t erminologi syara‟, nikah adalah sebuah akad yang mengandung kebolehan saling mengambil kenikmatan biologis antara suami istri (istima‟) sesuai prosedur yang diajarkan oleh syara‟, pernikahan harus dijalani secara berkesinambungan, karena esensi dan subtansi pernikahan adalah menyatukan dua insan yang berbeda, baik secara fisik maupun psikis antara laki- laki dan wanita, artinya laki laki memperistri wanita dan wanita menjadikan laki laki sebagai suami, sebab pernikahan itu bertujuan menyatukan dua insan sehingga satu sama lain saling berkumpul dan menyatu ( Zuhaily, 2013: 16).

  Konsep sebuah “Keluarga” biasanya tidak dapat dilepaskan dari empat Perspektif berikut: (1) keluarga inti (Nuclear family) yakni bahwa institusi keluarga terdiri dari tiga komponen pokok, suami,isteri dan anak-anak; (2) keluarga harmonis; (3) keluarga adalah kelanjutan generasi; (4) keluarga adalah keutuhan Perkawinan. Dari keempat perspektif ini bisa disimpulkan bahwa institusi keluarga (rumah tangga) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu (yang terikat dalam perkawinan), anak-anak yang bertalian erat dengan unsur kakek-nenek serta saudara yang lain, semua menunjukkan kesatuannya melalui harmoni dan adanya pembagian peran yang jelas (Ghazali, 2008 : 56).

  Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga,keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut. Itulah yang menjadi sebab sehingga agama islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan keluarga, perhatian yang sepadan dengan perhatianya terhadap kehidupan individu, serta kehidupan umat manusia secara keseluruhan, Allah SWT menganjurkan agar kehidupan dalam keluarga menjadi bahan pmikiran setiap insan dan hendanya dariNya dapat ditarik pelajaran berharga, menurut pandangan alqura‟an. Kehidupan kekeluargaan, disamping menjadi salah satu tanda dari sekian banyak tanda kebesaran illahi juga merupakan nikmat yang harus di syukuri (Nurahid,2010.76).

  Agama Islam sendiri menganggap bahwa seorang laki-laki (suami) dalam lingkup rumah tangga diposisikan sebagai kepala keluarga yang memiliki otoritas-otoritas sebagai pemimpin keluarga. Ketentuan normative otoritas kepemimpinan seorang suami dalam lingkup keluarga disebutkan antara lain dalam al-Qur

  ‟an surat an-Nisa‟ ayat 34:

  

           

            

                     

  Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan

sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang

taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh

karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu

khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di

tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha

  Besar”.

  Banyak orang sering mengkaitkan konsep

  nusyūz sebagai pemicu terjadinya

  tindak kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini ada benarnya juga karena jika isteri

  nusyūz suami diberikan berbagai hak dalam memperlakukan isterinya mulai

  dari hak untuk menjauhinya, memukulnya, tidak memberi nafkah baik nafkah lahir maupun batin dan pada akhirnya suami juga berhak menjatuhkan talak kepada isterinya. Tentu saja pihak istri yang terus menjadi korban eksploitasi baik secara fisik, mental maupun seksual(Anam,2015:6). kebolehan suami memukul istri tersebut setelah melalui beberapa tahap yaitu: menasehati, kemudian memisahkanya di tempat tidur, apabila istri masih membangkang terhadap suami maka suami baru boleh memukulnya. Namun memukul yang dimaksud adalah memukul secara lembut yang tujuanya adalah untuk meluruskan kesalahan istri bukan bermaksud menyakiti (Abdullah,1997:247).

  Apabila kita melihat sepintas beberapa hal yang membolehkan suami memukul istri menurut Nawawi al-Bantani diatas, maka akan terlihat seolah-olah suami memiliki kedudukan diatas istri (bias gender). Mereka harus taat dan patuh pada suami, padahal tidak semua suami berlaku benar. Lalu konsep memukul seperti apa yang diperbolehkan menurut Nawawial-Bantani dan KH. Ahmad Rifa‟i. Pandangan masyarakat yang bias gender ikut mendorong terjadinya KDRT. Sehingga tidak dipungkiri bahwa tingkat kekerasan dalam rumah tangga di Indonsia cukup tinggi. Struktur masyarakat dan norma-norma dalam masyarakat kita menempatkan wanita sebagai kaum yang lemah dan menduduki posisi di bawah laki-laki pandangan yang demikian masih berlangsung sampai sekarang, perempuan sering mendapat perlakuan yang berbeda dengan laki-laki Mereka harus menerima berbagai larangan dan juga lebih banyak menerima aturan dibanding laki-laki(Asghar,2003.6).

  Kitab salaf yang membahas mengenai hubungan keluarga yaitu kitab

  

uqud al-lujayyn karya Syeh Nawawi al Bantani yang beliau tulis atas permintaan

  temanya, kitab ini berisi tentang penjelasan hubungan suami istri berdasarkan ayat ayat al Qur ‟an, hadits-hadits nabi, kisah atau hikayat, dan komentar beliau sendiri (Umar,1972:76). Syekh Nawawi Al-Bantani memiliki nama lengkap Abu

  Abd alM u‟thi Muhammad Nawawi Ibn umar al-Tanara al-Jawi al Bantani, ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, dilahirkan di kampung Tanara. Kecamatan tirtayasa, Kabupaten Serang banten (Mahrus,2007:4).

  KH Ahmad Rifa‟i bin RKH. Muhammad Marhum bin RKH. Abisuja‟ alias Raden Soetjowidjojo yang berasal dari Kendal, Semarang, Jawa Tengah adalah seorang pejuang sekaligus ulama besar di Indonesia pada abad ke XIX dalam menentang pemerintah kolonial Hindia Belanda(Amin,1996:9). Beliau merupakan penulis yang sangat produktif, karena beliau telah menulis berpuluh- puluh kitab semasa hidupnya. Kitab-kitab yang dikarang memuat hukum-hukum Islam yang sangat penting dan yang unik dari kitab-kitab beliau adalah berupa nadzom atau syair dari segi bahasa karena menggunakan bahasa Jawa Pegon atau sering disebut bahasa Tarajumah karena kitab tersebut merupakan hasil terjemahan dari kitab-kitab berbahasa Arab salah satu kitab karangan K.H Ahmad Rifa‟i, kitab ini berisi pembahasan tentang nikah . Kitab tabyin menggunakan bahasa terjemah atau biasa disebut bahas Tarajumah karena kitab tersebut merupakan kitab terjemahan dari kitab-kitab arab yang berupa syair atau nadzom(Ridlo, 2016:88).

  Pemahaman Masyarakat terhadap teks teks klasik seperti kitab Uqud al- Lujjayn dan Tabyin secara tekstualis menjadikan pandangan yang bias gender.

  Pandangan bias gender demikian mengakibatkan posisi istri rentan terhadap kesewenang wenangan suami yang memicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Dalam hukum positif kekerasan rumah tangga telah diatur secara jelas dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam Undang Undang ini dijelaskan pada pasal 1 ayat (1) KDRT adalah:

  Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, atau psikologis dan/atau penelantaraan rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan , pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkungan rumah tangga(UU No.23 Tahun 2004:2)

  Apabila kita cermati jelas bahwa pemukulan suami terhadap istri merupakan salah satu bentuk KDRT sebagaiman dibolehkan dalam kitab Uqud

  

al- Lujjayn dan kitab Tabyin, oleh karena itu perlu dikaji ulang terhadap kitab

  tersebut agar sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan zaman serta mengembalikan kembali tujuan dari pernikahan tersebut yaitu untuk membentuk keluarga yang mawwadah wa rohmah

  Pada konteks ini pengalaman mengenai praktek pemukulan suami terhadap istri yamg nusyuz sangat marak terjadi kekeliruan sehingga berdampak kepada kekerasan dalam rumah tangga sehingga menyebabkan perceraian hal itu di prediksi karena memang kurang pemahaman dan pengetahuan mengenai tindakan seorang suami atau kurang paham mengenai tujuan dari memukul tersebut hanya untuk memberi pelajaran sang istri, supaya dapat kembali solid atau taat kepada sang suami, bukan sebagai sarana menuju ke jenjang perceraian, dalam fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengkolaborasikan dengan pemikiran pemikiran ulama ulama salaf mengenai tatacara praktek tarbiyah dari seorang suami terhadap istrinya.dengan tabarukan melihat biografi biografi kedua ulama yaitu Muhammad Nawawi al-

  Bantanidan KH Ahmad Rifa‟i,dan melihat perjalanan hidupnya serta pemikiran pemikiran nya, sehingga nanti dapat diketahui pandanganya mengenai perlakuan suami terhadap istri yang nusyuz, tujuan ,serta kuat hukumnya, Beranjak dari latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas maka penulis mencoba menulis sebuah skripsi dengan mengangkat judul tentang Tindakan suami terhadap istri yang Nusyuz

  Menurut Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-Lujjayn dan K. H Ahmad Rifa’i dalam kitab Tabyin.

B. Rumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan di sini pokok-pokok permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini. Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1.

  Bagaimana Pandangan Muhammad Nawawi al-Bantani Tentang Tindakan Suami terhadap Isteri yang Nusyuz? 2. Bagaiman Pandangan K.H Ahmad Rifa‟i tentang Tindakan Suami terhadap Istri yang Nusyuz?

3. Bagaimana Relevansinya dengan Hukum Islam dan UU No 23 Tahun

  2004? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui Pandangan Muhammad Nawawi al-Bantani tentang Tindakan Suami terhadap Isteri yang Nusyuz 2. Untuk mengetahui Pandangan K.H Ahmad Rifa‟i tentang Tindakan Suami terhadap Istri yang Nusyuz.

3. Untuk mengetahui Relevansinya dengan Hukum Islam dan UU No 23 Tahun 2004.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi para akademis khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut tentangperilaku suami terhadap istri yang nusyuz menurut Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab

  Uqud al-Lujjayn

  dan KH Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin. Dengan ini dapat memperluas kepustakaan yang dapat menjadi referensi penelitian-penelitian selanjutnya untuk memberikan wawasan bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

2. Manfaat Praktis a.

  Memberikan pembelajaran dari Biografi Muhammad Nawawi al- Bant ani dan KH Ahmad Rifa‟i.

  b.

  Memberikan pembelajaran mengenai Pandangan Muhammad Nawawi al- Bantani dan K.H Ahmad Rifa‟i tentang Nusyuz.

  c.

  Bahan acuan mengenai perilaku suami terhadap istri yang nusyuz menurut Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-

  Lujjayn dan K.

  H Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kekeliruan pembaca dalam memahami istilah dalan judul penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan-penjelasan definisi operasionalnya. Beberapa istilah yang dipandang perlu untuk dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Nusyuz

  Secara bahasa (etimologi) adalah masdar dari kata ( ) yang اصٛشٔ - - ضشٕ٠ ضشٔ mempunyai arti tanah yang terangkat tinggi ke tanah (Manzur:637). (suatu yang terangkat keatas dari bumi) (al Qurtubi,1967:170). Nusyuz dengan arti sesuatu yang menonjol didalam, atau dari suatu tempatnya, dan jika konteksnya dikaitkan dengan hubungan suami istri maka diartikan sebagai sikap istri yang durhaka, menentang dan membenci kepada suami (munawwir,1997:1418).

  2. Kitab Uqud al-Lujjayan Kitab Uqud al-Lujjayn adalah karya Syaikh Nawawi yang beliau tulis ataspermintaan temanya. Kitab ini berisi penjelasan mengenai hubungan suami-istriberdasarkan ayat-ayat al-

  Qur‟an, hadits-hadits nabi, kisah atau hikayat, dankomentar beliau sendiri

  3. Kitab tabyin Kitab tabyin merupakan salah satu kitab karangan K.H Ahmad Rifa‟i, kitab ini berisi pembahasan tentang nikah . Kitab tabyin menggunakan bahasa terjemah atau biasa disebut bahasa Tarajumah karena kitab tersebut merupakan kitab terjemahan dari kitab-kitab arab yang berupa syair atau

  nadzom .

F. Telaah Pustaka

  Terkait dengan permasalahan yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini, sejauh yang telah penulis baca, penulis menemukan beberapa kajian terdahulu yang membahas tentang Nusyuz tetapi penulis belum menjumpai penelitian yang secara khusus membahas mengenai Pemikiran tokoh mengenai nusyuz dengan mengkaitkan dengan Hukum Islam dan UU No 23 Tahun 2004. Beberapa penelitian yang membahas tentang permasalahan yang hampir mirip dengan apa yang akan di teliti oleh penulis yaitu: Skripsi berjudul Batas batas Hak Suami dalam Memperlakukan

  

Isteri saat Nusyuz dan Korelasinya dengan Kekerasan dalam Rumah

Tangga Yang di tulis oleh Muhammad Anam dalam skripsinya membahas

  tentang Batas batas Hak Suami dalam memperlakukan istri saat nusyuz dan korelasinya dengan kekerasan dalam rumah tangga. Secara sekilas skripsi ini hampir sama dengan apa yang diteliti oleh penulis. Tetapi Muhammad Anam tidak secara khusus membahas tentang pemikiran tokoh dengan merelevansikanya terhadap Hukum islam dan UU No 23 tahun 2004 (Anam,2014:5).

  Kemudian Skripsi Ida Mafrungatus Sabrina yang berjudul Pemukulan Suami Terhadap Isteri yang Nusyuz (Studi Komperatif Perundang undangan dan Hukum Islam). Skripsi ini hampir sama dengan apa yang diteliti penulis, tetapi Ida Marfungatus Sabrina tidak secara khusus meneliti kitab Uqud al Lujjayn dan Tabyin.

  Temuan yang di dapat dalam skripsi ini yaitu menunjukkan bahwa hukum positif tidak memperbolehkan seorang suami memukul istrinya walaupun isterinya nusyuz, karena pemukulan tersebut dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan dari pemukulan tersebut suami dapat diajukan kedalam penjara atau membayar sejumlah denda atas pukulan tersebut serta dapat dijaadikan alasan bagi istri untuk menceraikan suaminya.Sedangkan dalam hukum islam pemukulan Suami terhadap istri dibolehkan bahkan menjadi salah satu hak bagi suami dalam menghadapi istri yang nusyuz. Pemukulan tersebut hanya dapat digunakan pada saat darurat, artinya hanya boleh dilakukan setelah Suami melakukan cara cara sebelumnya yaitu dengan menasehati dam mendiamkan (memisahkan ranjang).Tujuan pemukulan tersebut untuk mendidik agar Istri dapat kembali kejalan Allah. Maka dari itu pukulan disini yang diperbolehkan disini adalah pukulan yang ringan, Tidak menyiksa dan menyakiti dan tidak digunakan untuk menghina dan melecehkan istri(Sabrina,2017:5).

  Penelitian yang lain yaitu Skripsi Muhammad Lutfi Ainun Najib dengan Judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Batas batas Perlakuan Suami Terhadap Isteri saat Nusyuz dalam Pandangan Imam Syafi‟i, hampir sama namun dalam penelitian penulis berbeda tokoh. Dan dalam skripsi penulis terdapat UU No 23 Tahun 2004 (Najib,2013:2).

  Dari beberapa penelitian diatas maupun penelitian lain yang sudah penulis baca, belum ada penelitian secara rinci yang membahas tentang Pemikiran Nusyuz Suami terhadap Isteri Menurut Syaikh Nawawi al Bantani dan K.H Ahmad Rifa‟i dengan Hukum Islam Dan UU No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan KDRT.

G. Metode Penelitian 1.

  Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiaan keputakaan

  (Library Research), yaitu suatu bentuk penelitian terhadap literatur dengan pengumpulan data atau informasi dengan bantuan buku-buku tentang Syaikh An Nawawi al B antani danK.H Ahmad Rifa‟i dan kitab karangan beliau yang berkaitan dengan pemikiran mengenai pandangan Suami terhadap istri yang Nusyuz, yang ada di perpustakaan dan materi pustaka lainya.

  Dalam hal ini Arif Furchan (1982:98). menegaskan bahwa penelitian kepustakaan yang dimaksud adalah studi yang sebenarnya digali dari buku-buku, disertai dengan indeks penerbitan berkala (majalah atau surat kabar), sistem penyimpanan dan pencarian informasi.

2. Sumber Data a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data utama yang akan dikaji dalam permasalahan. Karena sifat dari penelitian literer, maka datanya besumber dari literatur. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah dari kitab karangan Syaikh an Nawawi al bantani dalam kitab Uqud al-

  Lujjayan dan K.H Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin.

  b.

  Sumber data sekunder

  Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan tindakan suami terhadap istri yang nusyuzsebagai pendukung dalam pembahasan skripsi ini yang ada di dalamnya di antaranya: 1). Muhammad Zuhaily.fiqih munakahat. 2).BKKBN bekerjasama dengan DEPAG RI, NU, MUI dan DMI.membangun keluarga sehat dan sakinah.

  3).Muhammad Umar an Nawawi.Kitab Qurratul „Ain Terjemah (Syarh Uqud al-Lujayyn) 4).Muhammad Nawawi.Syu‟udul kaunain terjemah (syarh uqud al- lujayyn) 3).Buku Buku pendukung lainya.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data-data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membaca buku-buku sumber, baik primer maupun sekunder b. Mempelajari dan mengkaji serta memahami isi yang ada dalam buku sumber c.

  Menganalisis sekaligus mengidentifikasi serta mengelompokan sesuai dengan masing-masing bab

4. Metode Analisi Data

  Metode anslisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis atau content analysis. Analisis ini adalah metode yang digunakan untuk menganalisis teks, sifatnya terus terang dan mengandung makna yang tersurat (Sarosa, 2012:71). Dalam menganalisis data dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis menggunakan analisis data sebagai berikut : a.

  Deskriptif Sebagai sebuah karya ilmiah yang bersifat literal, maka segala sesuatu yang terkait topik pembahasan hasilnya apa adanya sejauh yang dipahami penulis. Adapun tekhnik diskriptif yang penulis gunakan adalah analisis kualitatif. Dengan analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai isi buku yang diteliti.

  b.

  Content Analysis Metode ini digunakan untuk memperoleh pemahaman isi dan makna dari berbagai data dalam penelitian, analisis objektifitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi, baik yang mengarah pada makana, terutama dalam penarikan kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

  Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis,di dalam penulisan skripsi ini pun harus dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut :

  Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II : Biografi tentangMuhammad Nawawi al- Bantani dan K.H Ahmad Rifa‟i meliputi nasabnya, kelahiran, masa kanak-kanak, cikal bakal menjadi ulama, riwayat pendidikan serta ringkasan tentang kitab uqud al-lujayyn fi huquqi

  zaujaindan kitan tabyin

  Bab III pemikiran Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al- Lujjayn. dan KH Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin mengenaiNusyuz, dan fenomena yang ada pada zaman sekarang serta pemahaman yang salah mengenai nusyuz

Bab IV :Analisis mengenai Tindakan suami terhadap istri yang nusyuz menurut Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab Uqud al-Lujjayn. dan KH Ahmad Rifa‟i dalam kitab Tabyin. Bab V : Penutup, bab ini berisi kesimpulan, saran.

BAB II Biografi Intelektual Tokoh A. Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani 1. Nasab dan Keturunanya. Abu Abdul Mu‟thi Muhammad Nawawi bin Umar bin „Arobi atau

  lebih dikenal dengan Syaikh Nawawi Al-Bantani lahir di Serang Banten, tepatnya disebuah desa bernama Tanara. Beliau lahir pada tahun 1230 H/1813 M dari pasangan suami istri Umar dan Zubaidah. Ayahnya adalah seorang penghulu dan tokoh agama yang cukup disegani di Tanara. Dari silsilahnya, Nawawi merupakan keturunan ke-12 Maulana Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan gunung Jati, Melalui Maulana Hasanudin, Sultan Banten(Forum kajian Kitab kuning,2005:17). Nasabnya bersambung kepada Nabi Muhammad melalui Imam Ja‟far Shodiq, Imam muhammad Al Baqir, Imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husen, fatimah al zahra (Sudirman,2007:165).

  Di mekah Beliau tinggal di syi‟ib Ali, Mekah dan menjalani kehidupan disana bersama istrinya, nyai Nashimah yang berasal dari tanara juga, dari pernikahanya dengan Nyai Nashimah, Beliau di karuniai tiga orang anak yang semuanya perempuan, yakni: Nafishah, Maryam, dan Rubi‟ah, Nyai Nashimah meninggal sebelum syeh nawawi wafat, namun tidak diketahui kapan tepatnya dan dimana makamnya(forum kajian kitab kuning,2005:20).

  Sepeninggal Nyai Nasimah pada usia yang cukup senja, beliau menikah lagi dengan Nyai Hamdanah, putri KH. Sholeh Darat Semarang, yang saat itu baru berusia 7-12 Tahun, Denganya syeikh Nawawi dikaruniai seorang putri yang bernama Zahroh.

  Sumber utama perekonomian Syeikh Nawawi adalah di bidang pelayanan ibadah haji, setiap tahun beliau menjadi pembimbing bagi jamaah haji khususnya yang berasal dari indonesia. Selain dari bidang pelayanan ibadah haji sumber yang lain adalah hibah dan pemberian dari para murid, sejawat, dan para tamu yang silih berganti berdatangan. Sebagai orang yang cukup mendapatkan nama di Masjidil Haram membuat kehidupan keluarganya tergolong berkecukupan, namun Syeikh Nawawi dikenal dengan pola kehidupan yang sederhana dan keseharianya dipenuhi dengan sifat kesahajaan(Zuhud)(forum kajian kitab kuning,2005:21).

  Menurut Ensiklopedi Islam Indonesia, syeikh Nawawi meniggal pada tahun 1314 H/1897 M. Namun menurut al- A‟Lam dalam buku Kembang setaman Perkawinan (Analisis Kritis Kitab Uqud al-lujayyn) beliau wafat pada tahun1314 H/1898 M, Dari Riwayat singkat yang diperoleh dari yayasan Syeikh Nawawi diperoleh keterangan bahwa Syeikh Nawawi wafat pada tanggal 25 Syawal 1314 H ditempat kediaman beliau,perkampungan syi‟ib Ali Makkah pada usia 84 tahun (forum kajian kitab kuning,2005;22).

  Beliau dimakamkan di Ma‟la berdekatan dengan makam Asma‟ binti abu Bakar as shidiq. Makam beliau juga berhimpitan dengan seorang ulama dan penulis besar, Ibnu Hajar al-haytsami al-Makki. Di Tanara tempat kelahiran beliau setiap tahun diperingati haul wafatnya Syeikh Nawawi di malam jum‟at dan sabtu, pada minggub terakhir bulan syawal(https.//id,wikipedia.org/wiki/nawawi albantani).

2. Riwayat Pendidikan dan aktivitasnya.

  Sejak kecil Nawawi sudah menunjukkan minat dan bakatnya, terhadap ilmu Pengetahuan terutama Agama. Guru pertamanya adalah ayahnya kiai Umar Nawawi diajarkan oleh ayahnya aqidah, Al Quran, bahasa Arab, Fiqih, dan ilmu tafsir. Pada Tahun 1254 H/1828 M, ketika Umur 15 Tahun nawawi pergi ke mekkah bersama Ayah dan kedua Saudara Laki-lakinya untuk Berhaji. Imam Nawawi dan Saudaranya Tinggal disana untuk Mendalami Ilmu Agama. Di Masjidil harom ia belajar kepada Ulama-ulama Besar Waktu itu,Seperti Syaikh Sayyid Ahmad nahrawi,dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan.

  Sedangkan di Madinah Ia Belajar kepada Sayyid Muhammad Hambal al- Hambali. Selain ulama-ulama tersebut beliau juga belajar kepada syaikh Muhammad Khatib Sambas (penyatu Thariqt Qadariyyah dan naqsabandiyyah di Indonesia). Syaikh Abdul Ghani Bima, Syaikh Yusuf Sambulawumi, dan syaikh Abdul Hamid Dagastani(Azra,2002:95).

  Setelah berada di mekkah selama tiga tahun, pada tahun 1284 H, Nawawi kembali dan Menetap di Tanah Air selama kurang lebih tiga tahun. Beliau mendirikan masjid dan memperbaiki bangunan pondok Pesantren tinggalan ayahnya sertaaktif ikut mengajar(Forum kajian kitab kuning,2005:95).

  Indonesia ketika itu berada dalam kekuasaan Belanda dan Banyak terjadi Pemberontakan, akibatnya banyak ulama yang di tangkap dan di asingkan karena mereka di anggap sebagai otak pemberontakan, hal ini membuat Syaikh Nawawi Semakin tidak senang terhadap cara-cara yang dilakukan Belanda, terlebih belanda juga ikut mencurigainya ikut andil melakukan gerakan perlawanan. Situasi yang demikaian itu semakin menyulitkan posisi syaikh Nawawi dan pada akhirnya beliau memutuskan untuk meninggalkan indonesia dan kembali ke makkah untuk bermukim disana sampai wafat(Sudirman,2007:157).

  Di Makkah beliau kembali belajar kepada ulama-ulama besar disana, setelah itu ia menjadi pengajar dimasjidil haram, prestasi mengajarnya cukup terkenal karena kedalaman ilmu pengetahuanya. Diriwayatkan bahwa setiap beliau mengajar tidak kurang dari dua ratus murid yang hadir dari berbagai penjuru dunia, terutama Indonesia. Beberapa diantaranya muridnya adalah: KH Hasyim As y‟ari Jombang, KH Raden Asnawi Kudus, KH Kholil Bangkalan Madura, KH. Tubagus Asnawi Caringin Labuan Banten, KH. Tubagus Bakri Sempur Purwakarta, dan KH. Dawud Sempur Malaysia(Yasin,2007:157). Beliau juga pernah di undang ke Universitas Al Azhar Mesir untuk memberi ceramah dan pandangan-pandangan beliau terkait beberapa masalah. Disana beliau juga sempat bertemu dengan ulama terkenal al Azhar, yaitu syeikh ibrahim al-bajuri(www.biografi.ilmuwan).

  Sebagian besar waktu hidup beliau digunakan untuk mengajar dan menulis kitab. Sebagian besar kitab yang ia tulis adalah permintaan temanya yang kebanyakan berasal dari Jawa, karena dibutuhkan kembali untuk dibaca kembali di daerahnya. Ada yang mengatakan jumlah karya tulisnya mencapai115 buah kitab. Dan ada pula yang mengatakan 99 buah kitab. Kitab kitab yang ia tulis kebanyakan merupakan ulasan, penjelasan, dan komentar (syarh) dari karya karya ulama‟ sebelumya yang sulit dipahami. Kitab Syarh Uqud al-lujayyn merupakan penjelasan atas beberapa kitab yang ditulis sebelumnya.