NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB QAMI’UTH THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI SYU’ABIL IMAN KARYA SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI (1813-1897 M / 1230-1314 H) - Test Repository

  NILAI DALAM KITAB SYU’ABIL IMAN

  AL-BANTANI Diajukan untuk

  JURUSAN PENDIDIKAN

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

KITAB QAMI’UTH THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI

  

SYU’ABIL IMAN KARYA SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI

BANTANI (1813-1897 M / 1230-1314 H)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

NAILUL HUDA

NIM: 111 13 072

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  NILAI PENDIDIKAN AKHLAK QAMI’UTH THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI

  SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI 1314 H) AGAMA ISLAM

  

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  Jalan Lingkar Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Jalan Lingkar Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Jalan Lingkar Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : Tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : Website : Tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E Tarbiyah@iainsalatiga.ac.id Tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

  

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB QAMI’UTH NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI SYU’ABIL IMAN THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI SYU’ABIL IMAN KARYA KARYA SYAIKH

  

MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI (1813-1897 M / 1230 MUHAMMAD NAWAWI AL 1897 M / 1230-1314 H)

DISUSUN OLEH:

NAILUL HUDA

NIM: 111 13 072

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 i (IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Agustus 2017 dan telah dinyatakan dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. memenuhi syarat guna memperoleh gel

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Rasimin, M.Pd.

  Sekretaris Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. Penguji I : Drs. Djuz’an, M.Hum Penguji II : Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd.

  Salatiga, 31 Agustus 2017

  31 Agustus 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga

  IAIN Salatiga

  

MOTTO

ِْا َْَ َاِذِا ِد ِه ْِُر * ِَْَ ْ ْِَْَ ْ ْَ َو

  “Sebab Pemuda itu akan diluhurkan derajatnya oleh Allah Swt. Menurut keyakinannya yang kuat.Dan setiap orang yang tidak memiliki keyakinan yang kuat, pasti baginya tidak akan bermanfaat”

  

) ا  ّا  ا (

  

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: o Bapak-Ibu (Bp. Nurodhi & Fathul Ilmah), adik-adikku (Babul Ulya

  & Faza Nur Mufidah) & seluruh my family seng ra iso tak sebutke siji-siji, yang telah memberikan pesan & kesan kepadaKu And s’lalu Aku repotin, dan juga selalu melengkapi kehidupanku dalam segala hal baik dalam suka maupun duka. Dan mereka juga tak lupa memberikan kasih sayang, support, motivasi, semangat dan do’a yang tiada henti sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan. o Abah KH. Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah K. As’ad Haris N.F., Abah K. Taufiqurrahman, Ibunda Ny. Fatichah Ulfah dan Ummah

  Ny. Chusnul Halimah, serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan PP. Al-Manar yang senantiasa memberi tempat, wejangan, nasehat kepadaku dalam ngangsu kaweruh (mencari ilmu). o Pon-pes Al-Manar yang menjadikan a place of “Kawah

  Condrodimuko” sebagai wadah inspirasi kepadaku: ngaji, nderes, lan gojek bareng dalam berbagai ilmu pengetahuan yang dulu Aku bagaikan “Katak di dalam tempurung”. o Jajaran Dewan Asatidz/ah dan seluruh Santriwan, Santriyati Pon- pes Al-Manar.“QumuuwanhadluYabnal_Manar”, “Wa Jaahiduu lidinnillaah”.

  

o Semua Sanak_raket purwaning cerito yang mereka Ku jadikan

sebagai pepunden; Lurahe_Lutfi, Khamid, Mal_Udien, Mbah_Mu’I, Bang_EngKong, Guz_F@za, Bak_ren, Bambang_Kos, Emex, habib_Aldo, Mbah_Dolk@rem yang mereka selalu memeberiku

inspirasi, canda & tawa serta semangat. And tak lupa to their’s:

o Poro Sanak kadang CurEm: D!duk, Wah@b, Gepenk_korent,

Lhur_alim, G!weng, R0ndenk_(to dab!, hire?, oya-hoho), Faza_Penjol, Kedeck, yang telah berjasa kepadaku dalam berakselerasi, berkolaborasi, berselebrasi to my life activity. o Almamaterku IAIN Salatiga

o Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 IAIN Salatiga.

  Terkhusus PAI B, teman-teman KKL, teman-teman PPL dan teman-teman KKN.“Kalian Is Amazink”.

o Mereka telah mendo’akan & memberi semangat yang tidak dapat

Penulis sebutkan satu persatu.

o Seluruh kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa menuntut

ilmu, selalu senang belajar, berlatih, berkarya dalam memahami makna hidup hingga mencapai tujuan keridloan Allah Swt. Sang Pencipta.

KATA PENGANTAR

  

ﻢﯿﺣّﺮﻟا ﻦﻤﺣّﺮﻟا ﷲ ﻢﺴﺑ

ِﮫﻣﺎَﮭﻟا ِ ُﺪﻤﺤﻟا ّﻻإ ﮫﻟإ ﻵ ْنأ ُﺪﮭﺷأ َو ِﮫﺘﻋﺎَطو ِهﺪﯿِﺣﻮَﺘﻟ ﺎَﻨﻘﱢﻓَوو ﻦﻣ َﺢﺘﻓ ﺎَﻣ ﻰﻠَﻋ

  

ﻦَﻣ ُﺮﯿﺧ ﮫُﻟﻮﺳرو هُﺪﺒﻋ اًﺪﻤﺤﻣ ﺎﻧَﺪّﯿﺳ ّنأ ُﺪﮭﺷأو ِماَﺮﻤﻟا ِغﻮُﻠﺒﺑ ُﻞّﻔَﻜﺘﺗ ةدﺎَﮭﺷ ُﷲ

ﻰﻠﻋ ﻢّﻠﺳو ﷲ ﻰﻠﺻ ِماﺮﻛﻹا ُتﺎﯾﺎﻏ ِﮫﺘّﻣأ ِصاﻮﺧ ﻰﻠﻋ ضﺎﻓأو ِﮫﯿﻠﻋ ﺾﯿﻓأ

ﱢﯿﺳ ﺎًﻣﻼﺳو ًةﻼﺻ ِرﺎَﯿْﺧﻷا ِﮫِﺑﺎَﺤﺻَاو ِرﺎَﮭطﻷا ﮫﻟآ ﻰﻠﻋو ِراﺮﺑﻷا ِﺪّﯿﺳ ٍﺪّﻤﺤُﻣ ﺎَﻧِﺪ

  ( ) ﺪﻌﺑﺎّﻣا

ِدِﺮُﯾ ْﻦَﻣ ُﻞﺋﺎﻘﻟا ِرﺎّﮭﻘﻟا ِﻚﻠﻤﻟا ﻰﻠﻋ ِضﺮﻌﻟا ِمﻮﯾ ﻰﻟا ِﻦﯿﻣِزﻼَﺘﻣ ِﻦﯿَﻤﺋاد

.

  ِﻦْﯾﱢﺪﻟا ﻲِﻓ ُﮫْﮭﱢﻘَﻔُﯾ اًﺮْﯿَﺧ ِﮫِﺑ ُﷲ

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad SAW).

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaika tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendidik, mendo’akan dan membantuku dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Kajur PAI Fakultas Tarbiyah dan Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Kajur PAI Fakultas Tarbiyah dan Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Kajur PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen P.A yang telah Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen P.A yang telah Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen P.A yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing selama perkuliahan. meluangkan waktunya dalam membimbing selama perkuliahan. meluangkan waktunya dalam membimbing selama perkuliahan.

  6. Bapak Rovi’in, M.Ag. Selaku pembimbing yang telah Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulisan skripsi ini. waktu, tenaga, dalam membimbing penulisan skripsi ini.

  7. Bapak/ Ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah AIN yang telah memberikan pelayanan kepada penulis. memberikan pelayanan kepada penulis.

  8. Almukarrom romo Kyai As’ad Haris Nasution, romo Kyai Almukarrom romo Kyai As’ad Haris Nasution, romo Kyai Almukarrom romo Kyai As’ad Haris Nasution, romo Kyai Taufiqurrohman, ibunda Nyai Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Nyai Taufiqurrohman, ibunda Nyai Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Nyai Taufiqurrohman, ibunda Nyai Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Nyai Chusnul Khalimah, serta ustadz husnul Khalimah, serta ustadz-ustadzah pon-pes Al pes Al-Manar yang telah berjuang bersama dalam agama Allah SWT. telah berjuang bersama dalam agama Allah SWT.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga Allah SWT menerima ama enerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik. lnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

  Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat

  amdulillahi Robbil ‘Alamiin.

  yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Alhamdulillahi Robbil yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Salatiga, 07 Agustus 2017 Salatiga, 07 Agustus 2017 Penulis

  Nailul Huda NIM: 111 13072 13072

  

ABSTRAK

  Nailul Huda. 2017.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Qami’ut Thughyan

  ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman Karya Syaikh Muhammad Nawawi Al- Bantani. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rovi’in, M.Ag. Kata kunci:Nilai-nilai Pendidikan Akhlak.

  Syaikh Muhammad Imam Nawawi Al-Bantani adalah seorang tokoh fiqh dan tasawuf yang terkenal. Salah satu kitabnya adalah Qami’uth Thughyan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak menurut Muhammad Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Qami’uth Thughyan, Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah model Pendidikan Akhlak yang terdapat dalam kitab Qami’uth Thughyan, dan (2) Bagaimana relevansi model Pendidikan Akhlak dalam kitab Qami’uth Thughyan dalam kehidupan sehari-hari.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

  

research). Sumber data primer adalah kitab Qami’uth thughyan, sumber

  sekundernya adalah kitab-kitab terjemahannya dan buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian.Adapun teknis analisis data menggunakan metode deskriptif analisis, content analysis dan reflektif thinking.

  Temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa Model pendidikan akhlak dalam kitab Qami’uth Thughyan bisa dibilang sangat praktis dan tetap berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Hadis. Yang menguraikan tentang kewajiban, kesunahan dan anjuran. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam kitab

  

Qami’uth Thughyan karya Muhammad Imam Nawawi Al-Bantani sangat relevan

  dengan pendidikan sekarang terutama dalam kehidupan Pelajar, yaitu: pendidikan akhlak kepada Allah SWT., Pendidikan akhlak kepada Nabi SAW., dan pendidikan akhlak terhadap Diri Sendiri, serta pendidikan akhlak terhadap lingkungan yang meliputi (1) lingkungan keluarga, (2) lingkungan masyarakat. Tentunya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan untuk mendidik akhlak supaya para pelajar terbisa berakhlakul karimah. Karena pelajar saat ini sering sekali berbuat dosa, tapi mereka tidak sadar akan hal itu. Misalnya Pelajar putra yang ketika berkumpul bersama-sama, mereka tidak lepas dengan minuman keras. Pelajar putri yang ketika di luar sekolah mereka memakai pakaian yang minim,, walaupun tidak semua, tapi banyak yang demikian itu. Seperti yang itu di luar tuntunan syari’at. Demikian hal-hal tersebut sebagai contoh deskriptif Pelajar saat ini.

  DAFTAR ISI

  

1. JUDUL ………………………………………………………………… i

  

2. LOGO IAIN………………………………………..….………………. ii

  

3. NOTAPEMBIMBING………………………………..………….…… iii

  

4. PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………… iv

  

5. DEKLARASI …………………………………………………………. v

………………………………………………………….……….... vi

  6. MOTTO

  

7. PERSEMBAHAN………………………………………………….….. vii

  

8. KATA PENGANTAR ………………………………………………... ix

  

9. ABSTRAK…………………………………………………………….. xi

  

10. DAFTAR ISI…………………………………………………………... xii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 7 C. Tujuan Penelilitian……………………………………… 7 D. Kegunaan Penelitian ……………………………………. 7 E. Penegasan Istilah ……………………………………...... 8 F. Metode Penelitian ………………………………………. 10 G. Sistematika Penulisan …………………………………... 12 BAB II. BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL- BANTANI

  A. Riwayat hidup Muhammad Imam NawawiAl- Bantani............................................................................ 14

  B. Pendidikan ..................................................................... 15

  C. Nasionalisme................................................................... 16

  D. Gelar-gelar...................................................................... 18

  E. Karya-karya.................................................................... 19

  F. Nasab Imam Nawawi .................................................... 23

  G. Silsilah Guru-guru Imam Nawawi ………………….... 25

  H. Latar Belakang Penulisan Kitab Qami’ut Thughyan ...... 27

  I. SistematikaPenulisanKitab………………………...…... 28

  BAB III. NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB QAMI’UTH THUGHYAN A. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan .................................... 35 B. Pengertian Pendidikan Akhlak …………………………. 40 C. Pemikiran Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Tentang Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Qami’uthThughyan ......................................................... 44

  1. Akhlak kepada Allah SWT ...................................... 45

  2. Akhlak kepada Nabi Muhammad SAW .................. 48

  3. Akhlak terhadap Diri Sendiri ................................... 41

  4. Akhlak terhadap Lingkungan ................................... 52

  a. Keluarga ............................................................... 53

  b. Masyarakat ........................................................... 54

  BAB IV. ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK KITAB QAMI'UTH THUGHYAN A. Model dalam Pendidikan Akhlak .................................... 56 B. Relevansi Pendidikan Akhlak Kitab Qami'ut Thughyan

  dalam kehidupan Pelajar ……………………………….. 58

  1. Akhlak kepada Allah SWT …................................... 59

  2. Akhlak terhadap Nabi Muhammad SAW ................ 64

  3. Akhlak terhadap Diri Sendiri .................................... 68

  4. Akhlak terhadap Lingkungan .................................... 80

  c. Keluarga ............................................................... 80

  d. Masyarakat …………………………….……….. 85

  BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... 91 B. Saran ............................................................................... 94 C. Kata Penutup .................................................................. 94

  11. DAFTAR PUSTAKA

  12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu ummat tergantung tinggi rendahnya akhlak

  yang dimililki sebagai barometernya, jika dengan adanya penerapan akhlak yang dimiliki suatu umat akan memberikan dampak positif serta akan menjadikan para generasi umat yang shalih dan baik tindak langkahnya dalam mengukir lembaran sejarah nenek moyang kita. Kiranya itulah yang menyebabkan mereka mencapai kejayaan yang tinggi serta keluhuran dan keagungan yang belum pernah dicapai oleh generasi kita sekarang. Lain dari seseorang berpegang pada akhlak dan adat istiadat yang mulia. Adapun sebabnya adalah adanya kemauan yang mulia, seseorang yang mempunyai kemauan yang mulia, maka ia selalu menjaga budi pekerti (akhlak) yang mulia, mengenali segala keutamaan, membangun kemuliaan, suka memberi dan mencegah keburukan. (Al- Mas’udi, 2012:75).

  Sesungguhnya manusia mereka yang masih janin, bayi, kanak- kanak, remaja dan lain-lain. Itu nantinya sudah tentu mereka akan menjadi dewasa, menjadi manusia besar yang akan merupakan generasi baru untuk menggantikan para orangtua sekarang yang sudah tua-tua. Orangtua pun secara pasti akan meninggalkan hidup mereka di alam fana ini, melanjutkan perjuangan dan pengkhidmatan pendahulunya terhadap bangsa, negara, juga agama.

  Yang terlebih penting untuk kita tinggalkan dan kita wariskan kepada mereka itu akhlak yang mulia serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat, sebab akhlak dan budi pekerti yang mulia serta luhur itu sajalah yang dapat mengangkat derajat mereka dalam bidang jasmaniah.

  Jadi dengan mendapatkan dua bekal utama itu mereka akan menjadi fundamel yang kuat dan sakaguru yang kokoh untuk menggerakkan ummat yang ada dibawah asuhan dan pimpinannya. Persoalan ini kiranya tidak ada orang yang menyalahi kebenarannya, jadi seluruh manusia, baik yang berdiam ditimur ataupun yang dibarat tentu menyetujui dan tidak akan memperselisihkan. Sebagai kebalikannya, manakala anak-anak kita sudah terbiasa melakukan akhlak yang rendah, budi pekerti yang hina, serta enggan mengejar dengan sepenuh hati ilmu pengetahuan umum ataupun agama, sedangkan ilmu-ilmu itulah yang merupakan sebab utama untuk kehidupan suatu bangsa, maka akibatnya sangat mengecewakan sekali. Mereka akan menjadi perusuh ummat, menjadi sampah masyarakat, bahkan akan membuat kerusakan dan kebejatan saja dalam negara yang mereka sama berdiam di dalamnya. Hal ini pun sudah pasti akan terjadi dan setiap manusia berakal tidak mungkin mengingkarinya. (Al- Ghalayaini, 2000:313).

  Maka dari itu orangtua juga harus ikut memperhatikan anak- anaknya dalam hal pendidikan, terutama pendidikan pada akhlak. Agar mereka tidak terlalu mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang mengecam saat ini. Karena masa akan datang, mereka akan menjadi pilar- pilar generasi perjuangan yang memiliki akhlak yang baik, menjadi penerus agama, juga bangsa dan negara.

  Akhlak merupakan tsamrah (buah) Islam yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan serta membuat hidup dan kehidupan menjadi baik. Akhlak merupakan alat kontrol jiwa bagi setiap individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, masyarakat manusia tidak akan berbeda dari kumpulan binatang. (Munzier, 2008:89).

  Berbekal dengan pendidikan akhlak, seseorang dapat mengetahui batas mana yang baik dan mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufiq, dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat. Kebahagian hidup oleh setiap orang selalu didambakan kehadirannya di dalam lubuk hati. Hidup bahagia merupakan hidup sejahtera dan mendapat ridha dari Allah SWT dan selalu disenangi oleh sesama makhluk. (FIP-UPI, 2007: 18).

  Salah seorang ulama’ yang menelaah dan memberikan pendidikan akhlak secara mendalam adalah Syaikh Imam Muhammad Nawawi Al- Bantani. Dia adalah salah satu ulama’ faqih yang Al-‘alim ‘alamah baik dalam dunia hukum syari’at maupun pendidikan akhlak, baik akhlak

  dhahir maupun bathin.

  Salah satu akhlaknya menyebutkan bahwa Syaikh Imam Muhammad Nawawi Al-Bantani tidak pernah mencela kaum muslimin, dihadapanya maupun tidak. Menurut-nya bahwa seseorang dianggap jelek

  (buruk) bila ia telah menghina atau meremehkan saudaranya sasama Muslim karena kemelaratannya atau yang lain. Selayaknya orang itu menghargainya dan memuliakannya. Segala sesuatu yang dapat mengakibatkan sesama Muslim, yaitu mengalirkan darahnya, mengambil hartanya dan mencelanya, baik di hadapannya maupun tidak adalah haram.

  Rasulullah SAW. Bersabda: .

  َِﲝ ٌماَﺮَﺣ ِﻢِﻠﺴُﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋ ِﻢِﻠﺴُﻤْﻟا ﱡﻞُﻛ َﻢِﻠْﺴُﻤْﻟا ُﻩﺎَﺧَا َﺮِﻘَﳛ ْنَا ِﺮﱠﺸﻟا َﻦِﻣ ٍئِﺮْﻣا ِﺐﺴ .( ﻢﻠﺴﳌا ﻩاور ) .

  ُﻪُﻣَد ُﻪُﺿْﺮِﻋَو ُﻪُﻟﺎَﻣَو

  Artinya: “Kejelekan seseorang cukup ditandai atau dilihat dengan sikapnya meremehkan saudara sesama Muslim. Setiap Muslim diharamkah darahnya, hartanya dan harga dirinya bagi sesama Muslim yang lain”. (HR. Muslim).

  Allah SWT. Juga menegaskan tentang melakukan suatu tindak perbuatan diatas adalah dosa besar.

  Firman Allah SWT:

  

           

         

             

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba- sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seseorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. Q.S. Al-Hujurat:12). (http//www.al-quran- digital.com).

  Selain itu ia tidak pernah terlena dengan kenikmatan makanan, pakaian dan perkawinan. Puncak kenikmatannya adalah melalui ilmu pengetahuan yang ditemukannya, seolah sudah dapat menggantikan semua kenikmatan duniawi. Imam Junaid berkata:

  ِﺘﺳِا ُﺪْﻫﱡﺰﻟا ِﺐْﻠَﻘْﻟا َﻦِﻣ ﺎَﻫِرﺎَﺛآ ُﻮَﳏَو ﺎَﻴْـﻧ ﱡﺪﻟاُر ﺎَﻐﺼ

  Artinya: “Zuhud adalah menganggap remeh duniawi dan menghapus pengaruhnya dari lubuk hati”. (Sa’id, tt:40).

  Yang menarik perhatian Dia pindah dari sebuah perkampungan sederhana menuju kota Damaskus yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan, ia sendiri masih berusia muda dan dalam kondisi fisik yang masih kuat. Walau begitu ia tidak pernah berpaling untuk memperhatikan semua kesenangan dan syahwat tersebut. Beliau justru membenamkan diri dalam kesungguhan dan kehidupan yang sederhana. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan atsar (perilaku) para sahabatnya, para ulama’ salaf (ulama’ terdahulu sepeninggal zaman Rasulullah SAW dan para sahabat) senantiasa mengutamakan pendidikan agama dan akhlak kepada anak-anak mereka. ( -

  awi/ ).

  Selain dikenal sebagai ahli yang mendidik akhlak, ia adalah seorang ulama’ dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Jumlah karyanya mencapai tidak kurang dari 115 kitab, salah satu karyanya yang ada di Indonesia, yang banyak dikaji oleh majelis-majelis pengkajian ilmu adalah kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman. Kitab ini tergolong praktis, didalamnya terdapat ulasan mengenai nilai-nilai keimanan dan nilai-nilai pendidikan akhlak beserta dalil-dalilnya, yang bisa dijadikan acuan untuk memformulasikan nilai pendidikan akhlak dalam kehidupan para siswa.

  Dari uraian di atas, penulis tertarik ingin lebih jauh mengkaji tentang nilai pendidikan yang terkandung pada kitab Qami’uth Thughyan

  

‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman karya Syaikh Muhammad Nawawi Al-

  Bantani karena esensi kitab itu sendiri selain terdapat pelajaran akhlak juga terdapat penjelasan mengenai 77 cabang iman yang dapat mengantarkan seorang mukmin menyempurnakan kualitas nilai keimanannya kepada Allah SWT. Dengan mengamalkannya. Jadi pastilah orang-orang yang menempuh jalan makrifat memiliki akhlak yang baik kepada sesama makhluk dan memiliki akhlak yang luhur terhadap Sang Khalik. Untuk itu, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian skripsi yang berjudul:

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

QAMI’UTH THUGHYAN ‘ALA MANZHUMATI SYU’ABIL IMAN

KARYA SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI (1813-

1897 M / 1230-1314 H). Penulis akan berusaha mengulas nilai-nilai

  pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala

  

Manzhumati Syu’abil Iman dengan harapan semoga dapat memberikan

  kontribusi dan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

  B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimanakah model Pendidikan Akhlak yang terdapat dalam kitab

  Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman karya Syaikh

  Muhammad Nawawi Al-Bantani?

  2. Bagaimanakah relevansi model Pendidikan Akhlak kitab Qami’uth

  Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman dalam kehidupan sehari-

  hari?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengetahui model Pendidikan Akhlak yang terdapat dalam kitab

  Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman karya Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani.

  2. Mengetahui relevansi model Pendidikan Akhlak kitab Qami’uth

  Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman dalam kehidupan sehari- hari.

  D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan dari penelitian ini dapat penulis kemukakan menjadi dua bagian, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:

  1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, berupa pengetahuan tentang nilai pendidikan yang terkandung dalam kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman karya Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani serta bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya pada pendidikan akhlak.

  2. Kegunaan Praktis Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas judul di atas serta menghindari kesalahan dalam memahami istilah, adapun tujuannya agar asumsi yang akan muncul nantinya akan dapat diartikan secara tepat sesuai dengan yang dikehendaki, maka penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini sebagai berikut:

  1. Nilai Pendidikan Akhlak Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. (Asrori, 2008:153).

  Pendidikan menurut Marimba (1989:19) adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Tafsir, 2014:24).

  Akhlak adalah suatu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan kepadanya, baik maupun jelek kepadanya. (Al-Jaza’iri, tt: 223).

  Jadi yang dimaksud dengan istilah nilai pendidikan akhlak adalah suatu yang dianggap terpuji dan diusahakan dalam mendidik, membimbing, mengarahkan seseorang agar mencapai perbuatan (akhlak) yang mulia, serta dalam kehidupan sehari-hari menjadikannya suatu kebiasaan.

  2. Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman Kitab ini merupakan pengkajian serta syarah (penjelasan detail) Imam Muhammad Nawawi Al-Bantani dari nadhom-nadhom

  (syair-syair) karya Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Al-Kusyini Al-Malibary dalam kitab-Nya yang terkenal yaitu Manzhumati

  Syu’abil Iman. Kitab ini merupakan terjemahan bahasa arab dari kitab

  yang berjudul sama dalam bahasa Parsi (Iran) karya sayyid Nuruddin Al-Ijiy. Syair-syair itu dirangkai dalam 26 bait dengan bahar kamil.

  Imam Muhammad Nawawi Al-Bantani menulis kitab syarah atas kitab tersebut supaya bermanfaat bagi kalangan umat manusia yang menginginkan kebahagiaan. (Asrori, 1996:1). Kitab ini terdiri dari 77

  Syu’bah (cabang-cabang) pembahasan, dimulai dari Khutbatul Kitab

  dilanjutkan dengan cabang pertama, kedua, ketiga, sampai ketujuh puluh tujuh pada akhir kitab. Juga disertai penjelasan dalil-dalil Al- Qur’an dan As-Sunnah pada masing-masing babnya.

  3. Imam Muhammad Nawawi Al-Bantani Adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi bin ‘Umar bin

  ‘Arabi bin ‘Ali At-Tanari Al-Bantani Al-Jawi. Beliau dilahirkan di desa Tanar, Banten, Jawa Barat pada tahun 1230 H bertepatan dengan 1813 M, di dalam keluarga yang mulia yang terkenal dengan dakwah Islamiyah Nya. Sejak kecil Beliau hidup dan menimba ilmu di Makkatul Mukarromah dan berbagai daerah seperti: Madinah, Syiria dan Mesir. Kemudian menetap kembali di Makkah. Beliau dikenal dengan “Sayyid ulama’ hijaz”, Syaikh yang terkemuka, dermawan, bertakwa, zuhud, rendah hati, lembut hatinya, pecinta fakir miskin.

  Beliau wafat pada tahun 1314 H bertepatan dengan tahun 1897 M di Makkatul Mukarromah. (Ghofur, 2008:183).

F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif

  Literer. Yaitu pendekatan yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan

  angka secara langsung. Dalam hal ini hendak diuraikan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Kitab Qami’uth Thughyan dan relevansinya dengan kehidupan sekarang ini.

  2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode library research

  (penelitian kepustakaan). Maka peneliti menggunakan teknik yang diperoleh dari perpustakaan dan dikumpulkan dari kitab-kitab dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Yang terdiri dari dua sumber: a. Sumber Primer, adalah sumber yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang didapat yaitu: kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala

  Manzhumati Syu’abil Iman. Diterbitkan di Jakarta: Dar al-Kutub Al-Islamiyah, 2008.

  b. Sumber Skunder, adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas data primer. Yaitu terjemahan kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman, kitab- kitab, buku-buku dan media elektronik, seperti internet, yang mendukung objek penelitian.

  3. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang ada, penulis menggunakan dua metode yaitu: a. Metode Content Analysis Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber sebagaimana dikutip oleh Soejono dalam bukunya yang berjudul:

  Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah: “metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen”. (Soejono, 2005: 13). Dengan teknik analisis ini penulis akan menganalisis terhadap makna atau pun isi yang terkandung dalam ulasan-ulsan kitab Qami’uth Thughyan ‘Ala

  Manzhumati Syu’abil Iman dan kaiatanya dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

  b. Metode Reflektif Thinking Metode Reflektif thinking yaitu berfikir yang prosesnya mondar-mandir antara yang emperi dengan yang abstrak. Emperi yang khusus dapat saja menstimulasi berkembangnya yang abstrak yang luas, dan menjadikan mampu melihat relevansi emperi pertama dengan emperi-emperi yang lain yang termuat dalam abstrak baru yang dibangunnya. (Muhadjir, 1991: 66-67).

  Metode ini digunakan untuk melihat relevansi antara kitab

  Qami’uth Thughyan ‘Ala Manzhumati Syu’abil Iman dan nilai- nilai pendidikan akhlak kontemporer.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah sistematika penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

  Bab Pertama. Pendahuluan, menguraikan tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan sistematika Penulisan sebagai gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

  Bab Kedua. Biografi dan pemikiran Imam Muhammad Nawawi Al- Bantani, menguraikan tentang: Biografi Imam Muhammad Nawawi Al- Bantani, yang meliputi riwayat kelahiran, kehidupan intelektual, perjalanan karirnya, latar belakang dan penulisan kitab. Selain itu, dalam

  bab ini juga membahas perkembangan intelektual, karya-karyanya, gelar- gelarnya, silsilah guru-gurunya, serta nasab-nasabnya. Bab Ketiga. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Qami’uth Thughyan dan pemikiran Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Bab Keempat. Pembahasan, menguraikan analisis relevansi nilai- nilai pendidikan akhlak dalam kehidupan Pelajar. Bab Kelima. Penutup, menguraikan kesimpulan, saran, dan kata penutup.

BAB II BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI A. Riwayat hidup Imam Nawawi Beliau adalah seorang yang memiliki nama Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin ‘Umar bin ‘Arabi bin ‘Ali at-Tanari al-Bantani al-Jawi. Beliau dilahirkan di desa Tanar, Banten, Jawa Barat pada tahun 1230 H /1813 M dalam keluarga yang terkenal dengan dakwah islamiahnya. Kedua orang tua beliau memberi nama dengan Muhammad Nawawi. Nama pada bagian awal diambil dari nama pemimpinya para Nabi dan Rasul yang memiliki risalah yaitu Muhammad bin Abdullah SAW. Dan

  nama pada bagian dua diambil dari nama syaikhul Islam waliyullah Mukhyiddin Abi Zakaria Yahya bi Syarif an-Nawawi. Beliau wafat di Makkah pada tahun 1314 H diakhir bulan ayawal bertepatan dengan tahun 1897 M. Beliau dimakamkan di pemakaman Mi’la dekat dengan makam sayyidah Asma’ binti Abu Bakar as-Sidiq, dan dekat dengan ulama’ ahli tahqiq yaitu Ibnu Hajar al-Haitami. (Nawawi, 2008:6).

  Ayah beliau bernama K. H ‘Umar bin ‘Arabi, seorang pejabat penghulu yang memimpin sebuah masjid. Dilacak dari segi silsilah, imam Nawawi merupakan keturunan ke-11 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu cucu dari Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyaratas (Tajul Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad SAW. Melalui jalur imam Ja’far ash-Shadiq, imam Muhammad al-Baqir, imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husain, Fatimah az-Zahra (Ghofur, 2008:189). Beliau bersaudara tiga orang yaitu Nawawi, Tamim dan Ahmad (Syamsu, 1996:271).

B. Pendidikan

  Imam Nawawi adalah pecinta ilmu agama yang mengamalkan ilmunya, yang mencintai sampai dilubuk hatinya (Al-Qof, 2008:183).

  Semenjak kecil beliau terkenal cerdas, otaknya dengan mudah menyerap pelajaran yang diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaan- pertanyaan kritisnya sering membuat ayahnya bingung. Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa. Beliau mula-mula mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kepada kiyai Sahal banten, setelah itu mengaji kepada kiyai Yusuf Purwakarta rg ).

  Pada usia 15 tahun, Imam Nawawi bersama dua saudaranya berangkat ke Makkah untuk menunaikan haji. Namun selepas musim haji, ia enggan kembali ke Indonesia. Dahaga keilmuan yang mencekik telah meneguhkan keinginannya untuk tetap menetap di Makkah. Di tanah suci ini beliau mencerap pelbagai pengetahuan. Ilmu kalam (teologi), bahasa dan sastra arab, ilmu hadis, tafsir dan terutama ilmu fiqih adalah sederet pengetahuan yang dikajinya dari para ulama besar di sana (Ghofur, 2008:190). Beliau berguru kepada para ulama’ terkenal di Makkah, seperti: syeikh Khatib al-Sambasi, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, ‘Abdul Hamid Dhagestani, Syeikh Ahmad Zaini Dahlan, Syeikh Muhammad Khatib Hambali, dan Syeikh Junaid al-Betawi. Akan tetapi guru yang paling berpengaruh adalah Syeikh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syeikh Juneid al-Betawi, dan Syeikh Ahmad Dimyati ulama’ terkemuka di Makkah, lewat karakter ketiga syeikh inilah karakter beliau terbentuk. Selain itu juga ada dua ulama’ lain yang berpengaruh besar mengubah alam pikirannya, yaitu Syeikh Muhammad Khatib al-Sambasi dan Syeikh Ahmad Zaini Dahlan, ulama’ besar Madinah ).

  Setelah beliau menggali ilmu di Madinah, kemudian beliau mengembara jauh dari tempat tinggalnya di Makkah, menuju ke daerah Kinanah, Mesir, yang menjadi kota sekaligus gudangnya ilmu, dan menuju universitas Al-Azhar yang menjadi kiblat ilmu dan ulama’. Beliau di sana berkeinginan berjumpa dengan pembesar para ulama’. Dan akhir perjalanannya menuju ke kota Syam (Syiria) untuk mencari jati dirinya (Nawawi, 2008:6).