POLA ASUH DI PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN SANTRI (Studi Pada Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) SKRIPSI

  

POLA ASUH DI PONDOK PESANTREN

DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI

KEWIRAUSAHAAN SANTRI

(Studi Pada Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit,

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

AFIF HUSEIN

NIM 11114077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MOTTO

“PEKERJAANKU MERUPAKAN AMALAN DARI ILMUKU”

(Afif Husein)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua (Rifa’i dan Fadhilah) yang senantiasa memberikan semua dukungan materi maupun non materi, dan senantiasa memberikan doa yang terbaik untuk anak-anaknya.

  Saudaraku (Andhika Preatama) yang selalu mengingatkanku akan sebuah tanggungjawab dalam mendidik adik-adiknya.

  Abah dan Ummah (K. Roikhudin Mahbub dan ) yang selalu membimbing dan mengarahkan di perantauan.

  Keluarga besar Pondok Pesantren Ittihadul Asna yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamanya terutama dibidang agama.

  Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamanya dalam berorganisasi.

  Orang tersayang (Esti Makrufah) yang setia menemani dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam meneliti dan menyusun skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan berakhirnya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Dr. Sa’adi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses nimbingan akademik selama kuliah.

  6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses penyusunan skripsi.

  7. Bapak, ibu, keluarga dan teman-teman yang telah berkontribusi selama masa studi.

  8. Keluarga besar Pondok Pesantren Ittihadul Asna yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman serta tempat untuk menempa diri dalam bidang agama.

  9. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman serta tempat untuk menempa diri dalam berorganisasi.

  10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 5 Maret 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Husein Afif. 2018. Pola Asuh di Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan

  Potensi Kewirausahaan Santri (Studi Pada Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga). Program

  Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Insitut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata Kunci: Pola Asuh Kewirausahaan Santri

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pola asuh di Pondok Pesantren Ittihadul Asna dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana pola asuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga?, (2) apa faktor pendukung dan penghambat dari pola asuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga?.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yaitu hasil wawancara kepada santri yang berwirausaha, dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto peralatan/fasilitas santrri dalam berwirausaha, dan struktur pengurus. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: pola asuh yang diterapkan di pondok Ittihadul Asna yaitu pola asuh Authoratitative, di mana para santri diarahkan dan dibimbing dengan penuh agar para santri siap untuk terjun ke masyarakat nantinya, dengan di masukan ke tempat-tempat kursus sesuai dengan bakat dan keahlian yang dimiliki para santri, serta para santri diajari untuk terjun bekerja secara langsung. Faktor pendukungnya yaitu: (1) Dukungan penuh dari kiai Pondok Pesantren Ittihadul Asna terhadap apa yang dikerjakan para santrinya walaupun yang dikerjakan tidak langsung kelihatan hasilnya, (2) Tersedianya beberapa fasilitas pendukung yang berhubungan dengan kewirausahaan, seperti mesin jahit, alat sound system, mobil dan lain sebagainya, (3) Lingkungan masyarakat yang ada disekitar pondok pesantren Ittihadul Asna yang mendukung. Dalam artian masyarakat ketika mempunya hajat atau pekerjaan diberikan kepada para santri sebagai bahan ajar atau pengalaman. Sedangkan faktor penghambatnyanya yaitu: (1) kurang sadarnya para santri dalam memanfaatkan potensi berwirausaha setiap santri, (2) kurang lengkapnya fasilitas yang ada di pondok pesantren dalam mengembangkan ke kreatifan berwirausaha santri, (3) kurang sadarnya para santri dalam menjaga fasilitas yang diberikan dalam menunjuang keberhasilan berwirausaha santri, (4) tidak adanya organisasi yang mewadahi para santri yang berwirausaha atau bekerja, jadi para santri tidak dapat saling tukar pengalaman atau tukar fikiran dalam mengembangkan wirausaha yang ditekuninya.

  DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ................................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1 B.Fokus Penelitian ................................................................................................................ 3 C.Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian............................................................................................................ 4 E.Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................. 5 F.Penegasan Istilah ................................................................................................................ 6 G.Metode Penelitian .............................................................................................................. 8 H.Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pola Asuh .......................................................................................................................... 16

  1.Pengertian Pola Asuh .................................................................................................... 16

  2.Macam-macam Pola Asuh ............................................................................................. 17

  3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua ........................................... 20

  4.Pola Asuh Orang Tua Menurut Perspektif Islam .......................................................... 22

  5.Pondok Pesantren .......................................................................................................... 27

  6.Pengertian Pondok Pesantren ........................................................................................ 27

  7.Unsur-unsur Pondok Pesantren ..................................................................................... 29

  8.Sistem Pendidikan Pondok Pesantren ........................................................................... 36

  9.Kewirausahaan .............................................................................................................. 38

  10.Pengertian Kewirausahaan .......................................................................................... 38

  11.Karakteristik Kewirausahaan ...................................................................................... 40

  12.Sifat-sifat Wirausaha Muslim ...................................................................................... 41

  BAB III PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN A.Profil Tempat Penelitian

  1.Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ittihadul Asna ................................................... 45

  2.Visi dan Misi Pondok Pesantren Ittihadul Asna ............................................................ 47

  3.Kegiatan dalam Pondok Pesantren Ittihadul Asna ........................................................ 47

  4.Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ittihadul Asna .................................................. 48 B.Metode Penelitian .............................................................................................................. 49

  1.Pendekatan dan jenis penelitian .................................................................................... 49

  2.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 50

  3.Teknik Analisi Data ....................................................................................................... 52

  BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS A.Temuan Data ..................................................................................................................... 55

  1.Wawancara .................................................................................................................... 57

  2.Observasi ....................................................................................................................... 63

  3.Studi Dokumentasi ........................................................................................................ 64 B.Analisi Data ....................................................................................................................... 65

  BAB V PENUTUP A.Kesimpilan ........................................................................................................................ 69 B.Saran .................................................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 72

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan dalam

  mengembangkan potensi peserta didik guna memiliki kepribadian, akhlak yang baik, kecerdasan, serta keterampilan yang ada pada peserta didik yang diperlukan dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam dimana di dalamnya terjadi interaksi atau komunikasi antara kiai dan ustadz sebagai guru, dan santri sebagai murid yang bertempat di masjid, halaman pondok, atau di rumah-rumah untuk mengaji dan membahas buku-buku agama karya ulama masa lalu.

  Pada umumnya pondok pesantren didirikan oleh para ulama secara mandiri, sebagai tanggungjawab ketaatan terhadap Allah Swt. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya. Kurikulum dalam pesantren beragam, tetapi terdapat kesamaan fungsi pendidikan dalam pesantren, yaitu pondok pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu-ilmu agama khususnya dan ilmu pengetahuan yang lain pada umumnya.

  Mengingat pendirian dan pengolahan pendidikan pesantren dilakukan secara mandiri dan penuh keikhlasan para ulama, masyarakat dan pendukungnya, maka di kalangan santripun tumbuh pula jiwa kemandirian, keikhlasan dan kesederhanaan. Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya, baik dalam materi/kurikulumnya, maupun metode pembelajarannya.

  Pola asuh merupakan cara, model dalam mendidik, mendampingi, membimbing anak dengan tujuan mengubah perilaku, pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat dan benar agar anak tersebut mandiri, tumbuh, dan berkembang secara sehat dan optimal.

  Wirausaha merupakan sebuah usaha yang dilakukan seseorang dengan memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki seseorang guna menciptakan, mengkolaborasikan serta mengembangkan keterampilan yang dimiliki guna menghasilakan sebuah produk guna mendapatkan penghasilan yang diinginkan.

  Pondok Pesantren Ittihadul Asna merupakan suatu lembaga pendidikan agama yang berbasis salafi modern. Artinya santri yang belajar di dalam pondok tidak hanya belajar kitab kuning saja yang identik dengan pondok salafi, tetapi para santri juga mengenyam pendidikan di sekolah.

  Didalam pondok ini juga terdapat banyak santri yang hanya mengikuti kegiatan mengaji saja, tidak mengenyam pendidikan sekolah seperti kebanyakan santri yang lain. Santri yang tidak sekolah, aktivitas keseharian setiap pagi sampai sore hari tidur ataupun melakukan hal yang kurang berguna dalam masa depanya, mereka hanya mengikuti pendidikan berupa mengaji pada malam hari.

  Dalam hal ini pengasuh pondok pesantren berusaha menerapkan pola asuh kepada santrinya agar memanfaatkan segala waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Salah satunya yaitu dengan mengajari para santriuntuk berwirausaha dalam mempersiapkan diri menghadapi masa depan ketika kembali kemasyarakat dan dalam menghidupi keluarga.

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang

  “POLA ASUH DI PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN SANTRI (Studi Pada Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec. Tingkir Kota Salatiga) B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan suatu fokus penelitian dalam penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana pola asuh pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec. Tingkir Kota Salatiga? 2. Apa faktor yang mendukung dan menghambat dari pola asuhAuthoratitative pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit Kec. Tingkir Kota Salatiga.?

  C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.

  Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui pola asuh pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec. Tingkir Kota Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dari pola asuh Authoratitative pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi berwirausaha santri di pondok pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec. Tingkir Kota Salatiga.

  D. Manfaat Penelitian

  Suatu penelitian tidaklah berarti jika tidak memiliki manfaat yang dapat diperoleh, oleh karena itu penelitian dikatakan berharga apabila memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :

1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan tentang pendidikan berwirausaha pada umumnya dan pola asuh pengasuh pondok pesantren terhadap santrinya.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pondok pesantren khususnya santri, untuk dapat memberikan gambaran, pemahaman dan masukan bagi pengasuh pondok pesantren agar dalam mendidik/mengasuh santri tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam berwirausaha agar para santri punya ketrampilan/usaha ketika besok sudah kembali kemasyarakat asalnya.

  b.

  Bagi peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh pengasuh pondok pesantren terhadap santri dan bekal peneliti dalam dunia kewirausahaan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

  Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini serta lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam laporan penulisan skripsi ini adalah :

  1. Peneliti hanya meneliti santri Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec. Tingkir Kota Salatiga.

  2. Peneliti hanya mengakses aktivitas santri yang berkaitan dengan berwirausaha santri Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kec.

  Tingkir Kota Salatiga.

  3. Aktivitas yang diteliti adalah bagaimana usaha santri dalam mengembangkan potensi berwirausaha yang telah diarahkan pengasuh Pondok Pesantren sebagai bekal hidup dimasyarakat,

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain adalah: 1.

  Pola Asuh Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap (Depdikbud, 1988:54). Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga (Depdikbud, 1988:692). Jadi pola asuh merupakan suatu keseluruhan model mendidik anak dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, nilai-nilai yang dianggap paling tepat agar anak dapat mandiri, tumbuh, dan berkrembang secara sehat dan optimal.

2. Pondok Pesantren

  Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Pondok, berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar sebagai asrama bagi para santri. Lembaga Research Islam (Pondok Pesantren Luhur)mendefinisikan pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya (Mujamil, 2005:2). Jadi, pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama, dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah seorang kiai atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal (Arifin, 1991:240) 3. Kewirausahaan

  Kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan dan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi dari yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan inovatif dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006:2) 4. Santri

  Istilah “santri” mempunyai dua konotasi atau pengertian, pertama: dikonotasikan dengan orang-orang yang taat menjalankan dan melaksanakan perintah agama Islam," atau dalam terminologi lain sering disebut “muslim ortodoks”. Istilah “santri” dibedakan secara kontras dengan kelompok abangan, yakni orang-orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa pra Islam, khususnya nilai- nilai yang berasal dari mistisisme hindu dan budha (Raharjo, 1986:37).

  Kedua: dikonotasikan dengan orang-orang yang tengah menuntut ilmu dilembaga pendidikan pesantren. Keduanya jelas berbeda, tetapi jelas pula kesamaannya, yakni sama-sama taat dalam menjalankan syariat Islam (Bawani, 1993:93).

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi dilapangan, mencatat secara hati-hati, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail (Sugiyono, 2011:14). Oleh karena itu peneliti akan terjun langsung kelapangan dengan mencatat serta menganalisis data yang ditemukan secara mendetail dan dijadikan sebuah laporan yang ditemukan di Pondok Pesantren Ittihadul Asna guna memperoleh data yang valid tentang pola asuh kiai dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri.

  Bogdan taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2011:3). Maka dari itu peneliti tidak hanya terjun kelapangan melihat apa yang terjadi di lapangan, tetapi juga melakukan wawancara dan mengamati hal-hal yang diteliti dalam lapangan yaitu tentang pola asuh di pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri Pondok Pesantren Ittihadul Asna.

  2. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di Pondok Pesantren Ittihadul

  Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena pondok Ittihadul Asna memiliki karakteristik berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya di Salatiga yaitu banyak santri yang diberi kebebasan untuk mengembangkan potensinya dalam berwirausaha baik di dalam pondok maupun di luar pondok. Selain itu pola asuh kiai yang sangat karismatik dan menyatu dengan santri tidak seperti pondok pesantren yang lain antara kiai dan santri ada jarak pisah yang jauh. Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang pola asuh di pondok pesantrendalam mengembangkan potensi para santrinya dalam berwirausaha.

  3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena disamping itu kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data. Sebagaimana salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti (Moleong, 2002:117). Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan/berperanserta, artinya dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin sampai yang sekecil-kecilnya dari data yang didapat tentang pola asuh di pondok pesantren terhadap potensi kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna.

4. Sumber Data

  Sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun dokumen- dokumen (Sutopo 2006:56-57). Sumber data dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu: a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata- kata yang diperlukan secara lisan, gerak-gerik ataupun perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Sumber data primer yang peneliti dapatkan berasal dari informasi-informasi santri yang ada di Pondok Pesantren Ittihadul Asna.

  b.

  Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2012:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk melengkapi dan memperkuat informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data yang digunakan adalah data dari foto peralatan/fasilitas agar santri dapat mengembangkan potensi wirausaha yang dimiliki para santri.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan- pertanyaan dalam sebuah penelitian. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi (Sugiyono, 2011:225). Pada penelitian ini peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.

  a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki (Kusuma, 1987:25). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi santri di Pondok Pesantren Ittihadul Asna serta hal-hal yang ada hubunganya dengan data yang penulis butuhkan, karena itu penulis kemukakan bahwa pelaksanaan dari metode ini juga didukung oleh metode lain.

  b.

  Metode Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (margono, 2000:165). Adapun metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang pola asuh di pondok pesantren dalam mengembangkan potensi berwirausaha santri.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental (Sugiyono, 2011:240). Metode ini peneliti gunakan untuk memperkuat bukti-bukti dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan berupa gambar, karya, ataupun tulisan.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011:248). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Ada empat kriteria dalam menetapkan keabsahan data yaitu: kepercayaan(creadibility), keteralihan (transferability), ketergantungan

  (dependability), kepastian (confirmability) (moleong, 2011:324).

  Peneliti akan menggunakan kriteria kepercayaan (creadbility). Kriteria kepercayaan berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

  Peneliti melakukan pengamatan secara teliti dan detail mengenai pondok pesantren dengan melakukan observasi sampai data yang diperlukan cukup.

  8. Tahap-tahap Penelitian Pelaksanaan penelitian yang akan penulis lakukan ada empat tahap yaitu : a.

  Tahap Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tahap ini meliputi kegiatan : 1)

  Mengajukan judul penelitian 2)

  Menyusun proposal penelitian 3)

  Konsultasi kepada pembimbing b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

  Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Melaksanakan penelitian ditempat yang telah ditentukan 2)

  Mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus penelitian

  3) Pencatatan data yang terkumpul

  4) Mengembangkan data yang terkumpul c.

  Tahap Analisis Data Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Mencoding data 2)

  Menganalisis data 3)

  Penemuan hal-hal penting dalam penelitian 4)

  Pengecekan keabsahan data d. Tahap Penulisan Laporan

  Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Melaporkan hasil kegiatan 2)

  Konsultasi kepada pembimbing H.

   Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan membagi dalam beberapa bab agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah. Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari lima BAB, yaitu:

BAB I Pendahuluan:Menjelaskan secara umum tentang arah

  penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pola asuh di pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahan santri, sehingga pembaca dapat mengetahui latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka:Berisi tentang hakekat dan arti pola asuh,

  macam-macam tipe pola asuh, arti pondok pesantren, arti santri dan arti kewirausahaan.

  BAB

  III Profil Tempat Penelitian dan Metode

Penelitian:Menjelaskan tentang data dan temuan yang diperoleh dengan

  menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab I. Uraian ini terdiri dari data yang berhubungan pola asuh pondok pesantren dalam mengembangkan potensi kewirausahaan santri sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan peneliti dan hasil analisis data. Data tersebut diperoleh dari pengamatan, hasil wawancara serta deskripsi informasi lainnya.

  BAB IV Analisis dan Temuan Data : Berisi tentang pembahasan

  yang terdiri atas hasil penelitian, yaitu analisis data dan temuan data dari Pola Asuh di Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Potensi Kewirausahaan Santri Pada Pondok Pesantren Ittihadul Asna Klumpit, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  BAB V Penutup : Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola Asuh Gaya pola asuh adalah kumpulan dari sikap, praktek dan ekspresi

  nonverbal orangtua yang bercirikan kealamian dari interaksi orang tua kepada anak sepanjang situasi yang berkembang.

  Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji.

  Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, dan harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anak- anaknya. Menurut Baumrind pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembanganya menuju proses pendewasaan.

  Di dalam pondok pesantren seorang kiai berkedudukan sebagai orang tua menggantikan peran orang tua kandung yang telah mempercayakan kepada kiai pondok untuk mendidik anaknya dalam segala hal selayaknya orang tua kandung.

  Dalam mendidik anaknya, orang tua memiliki berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan. Tapi sebelum membahas tentang macam-macam pola asuh orang tua. Terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian pola asuh itu sendiri.

  Menurut Khon pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. Menurut Theresia Indira Shanti pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak.

  Termasuk caranya menerapkan aturan, mengerjakan nilai, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya (Mualifah, 2009:42-43)

  Dari pengertian tersebut, pola asuh adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak dimana orang tua mengajarkan sesuatu yang baik kepada anaknya agar anak dapat menjadi anak yang mandiri, tumbuh dan berkembang dengan sehat, dan optimal serta memiliki akhlakul karimah.

2. Macam-macam Pola Asuh

  Menurut Baumrind, bentuk pola asuh dibagi dalam tiga macam, yaitu pola asuh authoritarian (otoriter), pola asuh authoritative, dan pola asuh permisif.

  Bentuk pola asuh Baumrind ada tiga macam yaitu: a. Pola asuh Authoritarian

  Menurut Baumrind, bentuk pola asuh Authoritarian (otoriter) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1) Memperlakukan anaknya dengan tegas. 2)

  Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua.

  3) Kurang memiliki kasih sayang. 4) Kurang simpatik. 5)

  Mudah menyalahkan segala aktifitas anak terutama ketika anak ingin berlaku kreatif.

  Pola perilaku authoritarian, orang tua mempunyai ciri-ciri yaitu suka memaksakan anak-anaknya untuk patuh terhadap aturan- aturan yang sudah ditetapkan orang tua, berusaha membentuk tingkah laku, sikap, serta cenderung mengekang keinginan anak, tidak mendorong anak untuk mandiri, jarang memberikan pujian ketika anak sudah mendapatkan prestasi atau melakukan sesuatu yang baik, hak anak sangat dibatasi tetapi dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sebagaimana halnya orang dewasa, dan yang sering terjadi adalah anak harus tunduk dan harus patuh terhadap orang tua yang memaksakan kehendaknya, pengontrolan tingkah laku anak sangat ketat, sering menghukum anak dengan hukuman fisik, serta terlalu banyak mengatur kehidupan anak, sehingga anak tidak dibiarkan untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya serta kreatifitasnya (Mualifah, 2009:46). b.

  Pola Asuh Authoritative Sedangkan pola asuh authoritative mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1) Hak dan kewajiban antara anak dan orang tua diberikan secara seimbang.

  2) Saling melengkapi satu sama lain, orang tua yang menerima dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pengambilan keputusan keluarga.

  3) Memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka, tetapi orang tua tetap memberi kehangatan, dan komunikasi dua arah.

  4) Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman yang diberikan orang tua kepada anak.

  5) Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak tanpa membatasi segala potensi yang dimilikinya serta kreatifitasnya, namun tetap membimbing dan mengarahkan anak.

  Dalam bertindak, bersikap kepada anak selalu memberikan alasan kepada anak, mendorong untuk saling membantu dan bertindak secara objektif. Orang tua cenderung tegas, tetapi kreatif dan percaya diri, mandiri, bahagia, serta memiliki tanggung jawab sosial. Orang tua memiliki sikap bebas namun masih dalam batas- batas normatif. Anak dari orang tua seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebaya, dan mau bekerja sama dengan orang tua. Mereka juga kemungkinan berhasil secara intelektual dan sosial (Mualifah, 2009:46-47).

  c.

  Pola Asuh Permisif Sedangkan pola asuh permisif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin

  2) Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab. 3)

  Anak diberi hak yang sama dengan orang dewasa, dan diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur diri sendiri.

  4) Orang tua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk mengatur diri sendiri dan kewenangan untuk mengontrol dirinya sendiri.

  5) Orang tua kurang peduli pada anak (Mualifah, 2009:48-49).

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua Banyak pemikiran yang melahirkan sikap yang mengakui otoritas orang tua hanya karena rasa takut dan anggapan bahwa orang tua adalah bagian dari kehidupannya. Akibatnya, tidak ada konformitas dan transaksional antara orang tua dan anak sebagai panutan untuk mengembangkan nilai-nilai yang diharapkan. Menurut Nelson, orang tua yang tidak dapat melakukan hubungan intim dan penuh keterbukaan akan melahirkan kepadaman pengakuan anak terhadap otoritasnya.

  Karena adanya pemikiran yang demikian, maka orang tua memberikan gagasan yang sulit untuk diterima oleh anak-anaknya dan sulit untuk dihilangkan, bahwa orang tua harus menggunakan kekuasaan dalam menghadapi anak-anaknya, penggunaan pola asuh seperti ini merupakan penghalang bagi terciptanya keharmonisan keluarga.

  Menurut Mussen ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua :

  1. Lingkungan Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi cara orang tua dalam menerapkan pola asuh. Hal ini bisa dilihat bila suatu keluarga tinggal di kota besar, maka orang tua kemungkinan akan banyak mengontrol karena merasa khawatir, hal ini sangat jauh berbeda jika suatu keluarga tinggal disuatu pedesaan,

  2. Sub Kultur Budaya Budaya disuatu lingkunan tempat keluarga menetap akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Hal ini dapat dilihat banyak orang tua di Amerika Serikat yang memperkenankan anak-anak mereka untuk mempertanyakan tindakan orang tua dan mengambil bagian dalam argumentasi tentang aturan dan standar moral. Di

  Meksiko, perilaku seperti ini dianggap tidak sopan dan tidak pada tempatnya.

3. Status Sosial

  Keluarga dari kelas sosial yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda tentang cara mengasuh anak yang tepat dan dapat diterima (Mussen, 1994:392).

  4. Pola Asuh Orang Tua Menurut Perspektif Islam Dalam syariat Islam sudah diajarkan bahwa mendidik anak dan membimbing anak merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim karena anak merupakan amanat yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua.

  Pernyataan tersebut berangkat dari hadist Rasulluah Saw:

  Artinya : “Qutaibah bin Said memberitahu kami, Abdul Aziz, yakni Al-Darawardiy memberitahu kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw, pernah bersabda: “setiap orang dilahirkan ibunya dalam keadaan suci (fitrah). Selanjutnya kedua orang tuanyalah yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Jika kedua orang tuanya muslim, maka ia akan menjadi muslim. Setiap orang saat dilahirkan ibunya, ia ditonjok oleh kepalan tangan setan pada kedua sisi lambungnya, kecuali Maryam dan puteranya (Isa as)”

  (Syamsi Hasan, : 422-423) Hadits tersebut mengandung makna bahwa sesungguhnya kesuksesan atau bahkan masa depan anak adalah tergantung bagaimana orang tua mendidik dan membimbingnya. Hadits tersebut juga bermakna bahwa setiap anak yang lahir sesungguhnya sudah memiliki potensi, namun potensi itulah yang kemudian bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal, jika diasah oleh lingkungan

  (keluarga dan sekitar) dengan baik. Hal ini juga dipertegas dalam firman Allah Swt :QS. At-Tahrim (66) : 6

  

َِٰٓش َٰٓ ظ َلَِغٌتَكِئ ٱَٰٓ ل ٱ َٰٓ مُكيِل ٱ

َٰٓ سبَى َٰٓ َي َٰٓ َلَمبَه َٰٓ يَلَعُة َسبَج ِح َٰٓ مُكَسُفوَأْا بَهُّيَأ ََٰٓىُسبَّىل بَهُدىُق َوا َٰٓ هَأ َى َٰٓ ىُقْاىُىَماَءَهيِزَّل

  ٦ ٱ َٰٓ َوىُص َٰٓ عَي َّلَّ َٰٓ داَد

  ََٰٓنوُشَم َٰٓ ؤُيبَمَوىُلَع َٰٓ مُه َشَمَأ َٰٓ بَمَهَّلل َٰٓ فَي َى “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”

  (Kementerian Agama, 2010:560) Maksud dari ayat tersebut adalah perintah memelihara keluarga, termasuk anak, bagaimana orang tua bisa mengarahkan, mendidik dan mengajarkan anak agar dapat terhindar dari siksa api neraka. Hal ini juga memberikan arahan bagaimana orang tua harus mampu menerapkan pendidikan yang bisa membuat anak mempunyai prinsip untuk menjalankan hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran Islam dengan benar, sehingga mampu membentuk mereka menjadi anak yang mempunyai akhlakul karimah, dan menunjukan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat.

  Konsep pendidikan dalam Islam ini mengajarkan bahwa pola asuh yang dilakukan oleh orang tua juga termasuk mencakup bagaimana orang tua mampu membentuk akhlakul karimah terhadap anak- anaknya, yang didalamnya mencakup tentang model pola asuh yang bagaimana seharusnya dilakukan oleh para orang tua dan tentunya disesuaikan dengan karakter anak. Beberapa ayat Al- Qur’an yang berkaitan dengan pola asuh orang tua : QS. Al-Baqarah (2) : 233

  َُٰٓهَلِدىُل ۥ ٱَٰٓ ل ٱ َٰٓ ِى َٰٓ يَلِمبَكِى َٰٓ يَل َٰٓ َل َٰٓ وَأَى َٰٓ شُيُت َٰٓ ل ۞ َٰٓ َتَعبَضَّشل َٰٓ ع ِض َٰٓ َذِل ََّٰٓىُهُق َٰٓ ص ِس َٰٓ ىَم ََّٰٓمِتُيوَأَدا َسَأ َٰٓ ىَمِل َٰٓ ىَحَّىُهَذ ىَلَع َو

  َٰٓ َى ََٰٓوٱ ... ٣٢٢ ٱَٰٓ ل

  َٰٓ َٰٓ ِفو ُش َٰٓ عَم َِٰٓبَّىُهُت َى َٰٓ سِك َو

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

  penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

  (Kementerian Agama, 2010:37)

  dengan cara ma´ruf

  QS. Al-Luqman (31) : 13

  َٰٓ ٣٢ َٰٓ لُظَلَك َٰٓ شِّشل َٰٓ شُت َلََّيَىُب َِٰٓهِىۦ َٰٓ ب ِلُِى َٰٓ قُلَلبَق ۥَٰٓ َي َٰٓ ميِظَعٌم ََّٰٓوِئٱ َٰٓ ِهَّلل َِٰٓبٱ َٰٓ ك ِش َٰٓ َم َُٰٓهُظِعَي َىُه َو َٰٓ رِإ َو

Dokumen yang terkait

PENGARUH GLOBALISASI EKONOMI TERHADAP PONDOK PESANTREN DI MADURA (Studi Kasus: Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan)

0 5 46

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN (Studi Kasus di Pondok Pesantren Tri Bhakti At Taqwa Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur)

2 51 77

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR PADA SANTRI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH

1 0 9

KONSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN TERHADAP DEMOKRATISASI PENDIDIKAN DI PESANTREN : Studi Kasus di Pondok Pesantren Langitan, Desa Widang Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 133

HALAMAN JUDUL - HUBUNGAN POLA ASUH PONDOK PESANTREN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta) - Test Repository

0 0 167

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN PENDEKATAN HEALTH PROMOTION MODEL (HPM) PADA SANTRI PONDOK PESANTREN (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

0 0 6

TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang) Tahun 2017

0 0 82

PEMBENTUKAN AKHLAQ SANTRI MELALUI KULTUR PESANTREN (Study Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 163

KOMUNIKASI INTERPERSONAL USTADZ DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AS’TAIN TINGKIR LOR SALATIGA SKRIPSI

0 0 110

STRATEGI PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI (Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha Kota Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 176