HALAMAN JUDUL - HUBUNGAN POLA ASUH PONDOK PESANTREN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta) - Test Repository

  

HUBUNGAN POLA ASUH PONDOK PESANTREN DENGAN

PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S. Pd.)

.

  

Disusun oleh :

AMALINA RIZQI R : 111-12-018

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

HALAMAN JUDUL

HALAMAN BERLOGO

NOTA DINAS PEMBIMBING

  

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  

MOTTO

ِبَدَلأاَو ِمْلِعلا ُلَاَجم َلاَمَلجا َّنِإ اُنُ نِّ يَزُ ت ٍباَوْ ثَأِب ُلاَمَلجا َسْيَل

  

Keindahan bukan dari pakaian yang menghiasi diri kita, akan tetapi

keindahan yang sesungguhnya adalah ilmu dan adab

(Al-Mahfudzot)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Orang tuaku Bapak Drs. M. Rofi’i, M.Pdi dan Ibu Dra. Supainem yang sudah banyak pengorbanannya tanpa pamrih dan letih dalam merawat membesarkan dan mendidikku hingga bisa menjadi seperti ini. Semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah dan selalu menjadi orang tua terbaik bagi anak-anaknya dunia dan akhirat.

  2. Kakakku Muhammad Yusuf Nur Aulia Rahman, SS. Yang selalu mengajari dan membantuku dalam segala hal.

  3. Adikku tercinta Muhammad Taufiq Ridlo Maghriza yang selalu mendoakan dan mendukungku setiap waktu.

  4. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendukungku tanpa henti.

  5. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag yang selalu sabar membimbing hingga terselesaikan skripsi ini.

  6. Pengasuh Pondok pesantren Ta’mirul islam dan civitasnya ustadz, ustadzah serta santriwati yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabatku yang dengan sabar membantuku menyemangatiku dan ada disaat suka maupun duka serta teman-teman PAI angkatan 2012.

  8. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Assala mu’alaikum Wr.Wb.

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Sholawat serta salam semoha tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan dan doa restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  7. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu baik moral maupu materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 01 September 2016 Penulis

  Amalina Rizqi Rahmawati NIM. 111-12-018

  

ABSTRAK

  Yad’ulahu, Amalina Rizqi Rahmawati, 2016. Hubungan Pola Asuh Pondok

  Pesantren dengan Pembentukan Karakter Santriwati (Studi kasus Pondok Ta’mirul Islam Surakarta). Jurusan Pendidikan Agama

  Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: M. Gufron, M.Pd.

  Kata Kunci: pola Asuh Pondok Pesantren, pembentukan Karakter Santriwati.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan pola asuh pondok pesantren dengan pembentukan karakter santriwati di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam surakarta. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola Asuh yang diterapkan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwati. (2) Bagaimanakah pembentukan karakter santriwati Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta. (3) Adakah hubungan antara pola asuh di Pondok pesantren Ta’mirul Surakarta dengan pembentukan karakter santriwati.

  Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran, data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel santriwati yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka. Kami mengambil hipotesa “Ada hubungan antara Pola Asuh Pondok Pesantren dengan pembentukan karakter santriwati”. Dan mendapatkan data dari hasil angket yang telah diisi oleh para santriwati pondok Pesantren Ta’mirul Islam.

  Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil bahwa ketiga pola asuh itu baik, tetapi pola asuh Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang digunakan lebih cenderung kepada pola asuh demokratis. Dengan penerapan pola asuh tersebut dapat membentuk karakter santriwati menjadi insan kamil yang berakhlakul karimah, berdispin tinggi, dan memiliki rasa sosial tinggi (ukhwah Islamiyah). Jika Pola Asuh demokrasi tinggi, maka pembentukan karakter santriwati semakin tinggi pula. Disamping penerapan 3 tipe pola asuh, terdapat pola asuh yang khas di Podok Pesantren, yaitu sikap tawadhu dan keikhlasan terhadap Kyai atau pimpinan pondok pesantren dan para asatidz/ustdahnya. Pondok Ta’mirul Islam juga mempunyai panca jiwa pondok yang menjadi ruh pondok dalam setiap aktivitas sehari-harinya. Panca jiwa tersebut yaitu tentang jiwa keikhlasan, jiwa kesadaran, jiwa kesederhanaan, jiwa keteladanan, jiwa kasih sayang. Maka dari itu, diperlukan peran penting pengasuh pondok pesantren sebagai faktor eksternal untuk mendorong pembentukan karakter santriwati Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. v MOTTO.................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 6

  E. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 7

  F. Definisi Operasional ............................................................................ 7

  G. Metode Penelitian .............................................................................. 13

  H. Sistematika Penelitian ........................................................................ 19

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh Pondok Pesantren ............................................................. 21

  1. Perngertian Pola Asuh.................................................................. 21

  2. Bentuk-bentuk Pola Asuh ............................................................ 24

  3. Pengertian Pondok Pesantren ....................................................... 29

  B. Pembentukan Karakter Santriwati ..................................................... 32

  1. Pengertian Pembentukan Karakter ............................................... 32

  2. Santriwati ..................................................................................... 35

  C. Hubungan Pola Asuh Pondok Pesantren dengan Kualitas Pembentukan Santriwati .................................................................... 36

  BAB III : PROFIL PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Sejarah singkat Pondok Pesantren Ta’mirul Islam ........................... 39 B. Letak Geografis ................................................................................. 40 C. Visi, Misi, motto, dan Panca Jiwa Pondok ....................................... 41 D. Pendidikan dan Pengajaran ............................................................... 44 E. Tenaga Pengajar ................................................................................ 50 F. Siswa ................................................................................................. 50 G. Pengakuan-Pengakuan ...................................................................... 50 H. Kegiatan-Kegiatan ............................................................................ 51

  I. Pengasuhan Santriwati ...................................................................... 54 J.

  KMI (Kulliyatul Mu’alimat Al-Islamiyah ........................................ 59 K. OSTI (Organisasi Santriwati Ta’mirul Islam) dan KEPRAMUKAAN ........................................................................... 63

  L. Sarana Prasarana ............................................................................... 65 M. Data Khusus ...................................................................................... 66

  BAB IV : ANALISIS HUBUNGAN POLA ASUH PONDOK PESANTREN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI A. Validitas item .................................................................................... 70 B. Diskriptif Item ................................................................................... 74 C. Product Moment ............................................................................... 89 D. Uji Regresi ........................................................................................ 92 E. Analisis Hubungan Pola Asuh Pola Asuh Pondok Pesantren dengan Pembentukan Karakter Santriwati (Study Kasus Pondok Pesantren Ta’mirul Islam .................................................................................. 96 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 97 B. Saran-saran ...................................................................................... 99 C. Penutup .......................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Data Khusus (Pola Asuh Pondok Pesantren)Tabel 3.2 : Data Khusus (Pembentukan Karakter Santriwati)Tabel 4.1 : Case Processing Summary X

  Tabel 4.2: Reliability Statistics X Tabel 4.3: Item-Total Statistics

Tabel 4.4 : Level signifikanTabel 4.5 : Case Processing Summary YTabel 4.6 : Reliability Statistics YTabel 4.7 : Item-Total StatisticsTabel 4.8 : Diskriptif Variabel X (Pola Asuh Pondok Pesantren) item 01 - 06Tabel 4.9 : Statistics 07 - 12

  Tabel 4.10: Statistics 13 - 15 Tabel 4.11: Frekuensi Table item 01 Tabel 4.12: Frekuensi Table item 02 Tabel 4.13: Frekuensi Table item 03 Tabel 4.14: Frekuensi Table item 04 Tabel 4.15: Frekuensi Table item 05 Tabel 4.16: Frekuensi Table item 06 Tabel 4.17: Frekuensi Table item 07 Tabel 4.18: Frekuensi Table item 08 Tabel 4.19: Frekuensi Table item 09

  Tabel 4.21: Frekuensi Table item 11 Tabel 4.22: Frekuensi Table item 12

Tabel 4.23 : Frekuensi Table item 13Tabel 4.24 : Frekuensi Table item 14Tabel 4.25 : Frekuensi Table item 15Tabel 4.26 : Diskriptif Variabel Y (Pola Asuh Pondok Pesantren) item 01 - 06Tabel 4.27 : Statistics 07 - 12Tabel 4.28 : Statistics 13 - 15

  Tabel 4.29: Frekuensi Table item 1 Tabel 4.30: Frekuensi Table item 2 Tabel 4.31: Frekuensi Table item 3 Tabel 4.32: Frekuensi Table item 4 Tabel 4.33: Frekuensi Table item 5 Tabel 4.34: Frekuensi Table item 6 Tabel 4.35: Frekuensi Table item 7 Tabel 4.36: Frekuensi Table item 8 Tabel 4.37: Frekuensi Table item 9 Tabel 4.38: Frekuensi Table item 10 Tabel 4.39: Frekuensi Table item 11 Tabel 4.40: Frekuensi Table item 12

Tabel 4.41 : Frekuensi Table item 13

  Tabel 4.42: Frekuensi Table item 14 Tabel 4.43: Frekuensi Table item 15

  Tabel 4.44: korelasi global Tabel 4.45: Correlations Tabel 4.46: Correlations demokratis Tabel 4.47: Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  Tabel 4.48: Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

  b

  Tabel 4.49: Model Summary

  b

  Tabel 4.50: ANOVA

  a

  Tabel 4.51: Coefficients

  b

  Tabel 4.52: ANOVA

  a

  Tabel 4.53: Coefficients Variable: Y

DAFTAR LAMPIRAN

  Lamp. 1 : Lembar Konsultasi Skripsi Lamp. 2 : Surat Penunjukan Pembimbing Lamp. 3 : Surat Keterangan Penelitian Lamp. 4 : Daftar Nilai SKK Lamp. 5 : struktur organisasi Pondok pesaantren Ta’mirul Islam Surakarta Lamp. 6 : Daftar ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren

  Ta’mirul Islam Surakarta Lamp. 7 : Daftar wali kelas Lamp. 8 : Daftar jumlah santriwati perkelas Lamp. 9 : Absensi kelas Lamp.10 : Tata Tertib Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Lamp.11 : Dokumentasi Penelitian Lamp.12 : Angket Lamp. : Boigrafi Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

  mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sisdiknas, 2003 : 9).

  Sebagai Lembaga Pendidikan Islam tertua di Indonesia, Pondok Pesantren akan menarik untuk diulas dan dikaji kembali. Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional, dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous) (Nurcholish,1997:3).

  Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana di dalamnya terjadi interaksi antara Kya atau Ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku keagamaan karya ulama masa lalu (Depag, 2003:3).

  Seiring berjalannya waktu, banyak lembaga-lembaga pendidikan yang muncul dengan mempromosikan keunggulannya masing-masing.

  Hampir sebagian besar istansi pendidikan tersebut, menonjolkan pendidikan berbasis islami. Akan tetapi, pondok pesantren sudah menerapkan pendidikan berbasis karakter disamping pendidikan berbasis Islami terlebih dahulu sebelum sekolah-sekolah formal menerapkannya seperti sekarang ini.

  Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islami yang sangat lekat hubungannya dengan kedisiplinan yang sangat tinggi. Bahkan masyarakat beranggapan bahwasanya pondok pesantren adalah tempat atau bengkel untuk memperbaiki perilaku seseorang. dapat diartikan bahwa pondok pesantren adalah tempat orang-orang yang salah jalan “nakal” yang nantinya akan menjadi orang baik setelah keluar dari pondok tersebut. Pola pikir masyarakat tersebut terpacu karena adanya pola Asuh atau pendidikan pondok pesantren yang di dalamnya terdapat pembentukan karakter santri.

  Kajian pola asuh sebenarnya sudah banyak diperbincangkan, baik dalam perspektif Islam ataupun psikologi. Hasil yang dicapai sering terjadi pada kajian nyata dampak macam-macam pola asuh, tapi kurang mencapai pada bagaimana menciptakan generasi yang berkualitas dari teori pola asuh yang dilakukan tersebut, terlebih belum pada kajian bagaimana pola asuh tersebut dapat berjalan sesuai dengan konteks perkembangan zaman dan berdasarkan ajaran Agama (Muallifah, 2009 : 41).

  Dalam setiap lembaga pendidikan, pola asuh sangat ditekankan untuk berlangsungnya pembelajaran dan kedisiplinan peserta didiknya.

  Maka dari itu, pendidikan atau pola asuh dipondok pesantren yang diterapkan tersebut menjadikan santriwan santriwatinya mempunyai karakter yang kuat. Hal itu dibuktikan dengan adanya peraturan-peraturan yang diterapkan dan hukuman-hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.

  Di lain sisi, Pendidikan di luar pondok banyak yang menganut paham “peraturan diciptakan untuk dilanggar” dan mengabaikan peraturan tersebut dengan alasan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, kemajuan tehnologi, kurangnya ketaatan kepada pengurus, turunnya tingkat kedisiplinan, dan kuatnya pengaruh dari luar. Sehingga tingkat kedisiplinan dan ketaatan peserta didik kurang.

  Dengan pola asuh pondok pesantren ini dalam pembentukan karakter santriwatinya, diharapkan menjadi sebuah perubahan akhlak dan etika yang baik terhadap satriwatinya dan memiliki karakter yang kuat.

  Istilah karakter dihubungkan dengan istilah etika, akhlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi “positif” bukan netral. Sedangkan karakter menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.

  Begitu besarnya pengaruh karakter dalam kehidupan. Namun, sebelum berbicara lebih jauh, ada baiknya kita memahami arti dari karakter tersebut. Secara bahasa, karakter, berasal dari bahasa Yunani,charassein

  , yang artinya “mengukir”. Dari arti bahasa ini, saya ingin menunjukkan kepada anda tentang apa yang dimaksud dengan karakter (Abdullah Munir,2010 : 2).

  Menurut Abdullah Munir, perbedaan antara sifat dan karakter atau watak sudah terlalu banyak orang membicarakan hal ini baik dalam buku, artikel, maupun milist

  • – milist. Saya hanya ingin mempertegas bahwa sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut sebagai karakter (Abdullah Munir,2010:3).

  Pondok Pesantren Ta’mitul Islam merupakan suatu lembaga pendidikan agama yang berbasis asrama. Artinya santri yang belajar di dalam pondok tidak meninggalkan pondok atau pulang sampai hari libur yang ditentukan. Dengan ini, intensitas kegiatan dan bertemunya pengasuh pondok pesantren dengan santriwati sangat sering sekali. Sehingga pelaksanaan kegiatan dan pengontrolan santriwati lebih efektif dan efisien.

  Dengan melibatkan ustadz/ustadzah dan santriwati pondok pesantren Ta’mirul Islam dalam segala kegaiatan pondok, maka santriwati memilik rasa tanggungjawab dalam mengembangkan dan menertibkan berbagai kegiatan pondok sehari- harinya. Tidak hanya itu, pengasuh pondok pesantren Ta’mirul Islam juga memberi peraturan untuk ketertiban dan ketaatan santriwati. Memberi peringatan dan hukuman kepada santriwati untuk mengatasi santriwati-santriwati yang melakukan hal-hal yang menyimpang atau tidak baik, sehingga santri dapat memperbaiki diri dengan bimbingan dan pengarahan melalui perangkat pondok dan organisasi pondok yang memantau segala kegiatan santriwati. Dengan pengadaan kegiatan dan keorganisasian bertujuan untuk mencetak generasi masa depan yang tidak hanya berwawasan luas dan berpengetahuan saja, tetapi juga menjadi manusia berkarakter kuat yang berpegang teguh dengan Al- Qur’an dan As-Sunnah.

  Keterkaitan pola Asuh Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwati merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Dengan penerapan-penerapan yang ditanamkan kepada seluruh santriwatinya dalam kehidupan sehari-hari agar menjadikan santriwatinya menjadi manusia yang seutuhnya (Insan Kamil). Sehingga dari hasil penelitian ini dapat diketahui seberapa besar hubungan pola Asuh pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dengan kualitas pembentukan karakter santriwati.

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang :

  “HUBUNGAN POLA ASUH PONDOK

PESANTREN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER

SANTRIWATI

  (Studi di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta) ”.

B. Rumusan masalah

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola Asuh yang diterapkan di Pondok Pesantren Ta’mirul

  Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwati?

  2. Bagaimanakah pembentukan karakter santriwati Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta?

  3. A dakah hubungan antara pola asuh di Pondok pesantren Ta’mirul Surakarta dengan pembentukan karakter santriwati?

C. Tujuan penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui pola asuh di Pondok Pesantren T a’mirul Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwatinya.

  2. Untuk mengetahui pembentukan karakter santriwati Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh Pondok pesantren ta’mirul Islam Surakarta dengan pembentukan karakter santriwati.

D. Hipotesis penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang kebenarannya masih perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian dilapangan (Arikunto,1998 : 64). Hipotesis yang diajukan oleh peneliti “ ada hubungan positif antara pola asuh di Pondok Pesantren dengan pembentukan karakter santriwati”. Artinya semakin disiplin pola asuh di Pondok Pesantren, maka semakin tinggi pula pembentukan karakter santriwati.

  E. Kegunaan penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada pembaca, baik dari segi teoritis maupun praktis yang berguna untuk memberikan sumbangan pelaksanaan penelitian.

  1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah bahan bacaan dan sebagai referensi bagi santriwati terutama santriwati Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang terkait dengan pembentukan karakter santriwati.

  2. Manfaat Praktis Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian dapat memberikan wawasan bagi santriwati tentang pola asuh pondok pesantren serta dapat memberikan konstribusi yang nyata dalam pembentukan karakter santriwati

  F. Definisi operasional

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan antara lain sebagai berikut:

  1. Pola Asuh Pondok Pesantren

  a. Pola dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, artinya model (WJS Poerwadarminta, 1984 : 73). Yang dimaksud penulis disini adalah bentuk atau ragam dari metode yang digunakan oleh pondok pesantren dalam pembentukan karakter santriwati.

  b. Asuh artinya menjaga (merawat atau mendidik), arti lainnya membimbing (membantu melatih, dll) (KBBI, 1982) yang dimaksudkan penulis disini adalah membimbing atau melatih santriwati menjadi pribadi yang berkarakter.

  c. Pondok artinya bangunan untuk tempat sementara. Tetapi yang dimaksud penulis disini adalah madrasah dan asrama untuk mengaji atau belajar agama.

  d. Pesantren adalah asrama tempat santri atau murid

  • – murid belajar ngaji bisa disebut dengan pondok juga.

  Sehingga yang peneliti maksudkan dengan pengaruh pola asuh di Pondok Pesantren adalah pengaruh suatu tipe atau model pendidikan atau asuhan yang digunakan oleh Pondok Pesantren untuk mendorong santriwatinya agar bertingkah laku sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pondok pesantren itu sendiri. Dalam mendidik santriwati, pondok pesantren cenderung menggunakan salah satu atau gabungan dari pola asuh. Seperti yang telah diketahui bahwa pola asuh ada 3 macam, yakni: a. Pola Asuh secara otoriter

  b. Pola Asuh secara Demokrasi c. Pola Asuh secara permisif (muallifah, 2009 : 48).

  Penggunaan pola asuh tersebut pada masing-masing pondok pesantren tentu saja tidak sama. Setiap pola akan memberikan pengaruh yang berbeda pula. Dengan mengamati aktivitas santriwati dipondok pesatren, akan dapat mengetahui jenis pola yang digunakan di pondok pesantren tersebut. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengaruh pola asuh yang digunakan pondok pesantren terhadap aktivitas santriwatinya. Dalam hal ini tiga pola asuh tersebut yaitu: a. Pola asuh secara otoriter.

  b. Pola asuh secara demokratif.

  c. Pola asuh secara permisif Adapun indikator dari pola asuh diatas adalah sebagai berikut :

  a. Pola Asuh pondok pesantren secara otoriter 1) Pengasuhan di pondok pesantren diwarnai dengan sikap berkuasa.

  2) Dalam memecahkan masalah tidak terlebih dahulu diadakan musyawarah.

  3) Tidak menerima masukan dari santriwatinya. 4) Santriwati melaksanakan perintah karena rasa takut. 5) Dalam pemberian perintah atau tugas cenderung memaksa.

  b. Pola asuh di pondok pesatren secara demokratis 1) Pengasuhan di pondok pesantren diwarnai dengan toleransi dan interaksi antar pengasuhan dan santriwati.

  2) Segala kegiatan dan pemecahan masalah diselesaikan dengan bermusyawarah.

  3) Kepatuhan santriwati berdasarkan penghargaan. 4) Menghargai pendapat santriwati 5) Membimbing dan mengarahkan kegiatan santriwati.

  c. Pola asuh pondok pesantren secara persuasif 1) Pengasuhan di pondok pesantren diwarnai dengan kebebasan untuk santrinya.

  2) Segala kegiatan dan pemecahan masalah santriwati sendiri yang menyelesaikan.

  3) Hak santriwati sama dengan pengurus, santriwati diberi kebebasan seluas-luasnya 4) Pendapat santriwati dianggap sama atau benar. 5) Pengasuh pondok lebih membebaskan santriwatinya dalam mengontrol dan mengatur dirinya sendiri.

  Model dan teori pola asuh dalam perspektif Psikologi

  Mengacu pada model dan teori pola asuh pondok pesantren tidak jauh beda dengan pola asuh orang tua. Terdapat beberapa teori dan model secara spesifik yang dapat dijadiakan acuan dalam melakukan pengasuhan terhadap santri. Dalam buku Psycho Islamic Smart Perenting, Mualifah (2009) mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Baumrind dan pengembangan dalam penelitian

  • – penelitian yang sudah dilakukan. Menurut pendapatnya, pola asuh dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Pola asuh Authoritarian (otoriter) Menurut Baumrind, bentuk pola asuh authoritarian (otoriter) memiliki ciri

  • – ciri sebagai berikut : 1) Memperlakukan anaknya dengan tegas 2) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua.

  3) Kurang memiliki kasih sayang 4) Kurang simpatik 5) Mudah menyalahkan segala aktivitas anak terutama ketika anak ingin berlaku kreatif.

  b. Pola Asuh Authoritative Sedangkan pola authoritative mempunyai ciri

  • – ciri sebagai berikut :

  1) Hak dan kewajiban antara anak dan pengasuh diberikan secara seimbang.

  2) Saling melengkapi satu sama lain, pengasuh yang menerima dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan keluarga. 3) Memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka, tetapi mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah.

  4) Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan yang diberikan oleh pengasuh kepada anak.

  5) Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak tanpa membatasi segala potensi yang dimilikinya serta kreativitasnya, namun tetap membimbing dan mengarahkan anak – anaknya.

  c. Pola Asuh Permisif 1) Pengasuh memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin.

  2) Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab. 3) Anak diberi hak yang sama dengan orang dewasa, dan diberi kebebasan yang seluas

  • – luasnya untuk mengatur diri sendiri. 4) Orang tua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri dan diberikan kewenangan untuk mengontrol dirinya sendiri.

  2. Pembentukan Karakter Santriwati

  a. Karakter artinya batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku budi pekerti.

  b. Santri artinya orang yang mendalami agama islam. orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang yang soleh. Sedangkan santriwati adalah santri peerempuan.

  Untuk mengukur pembentukan karakter menggunakan indikator sebagai berikut: b. Memiliki disiplin yang tinggi

  c. Memiliki rasa sosial yang tinggi/ ukhwah islamiyah (Muthohar, 2013:201-202).

G. Metode penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (KBBI W.J.S Poerwadinata, 1982 : 362). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

  Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran, data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel santriwati yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  a. Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti melakukan penelitian yakni P ondok pesantren Ta’mirul islam Surakarta yang beralamat di Jln. Samanhudi no. 3 Tegalsari Bumi laweyan

  Surakarta.

  b. Waktu penelitian adalah saat dimana peneliti melakukan penelitian pada waktu yang ditentukan

  3. Populasi dan Sempel

  a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 80). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati kelas 3 sanawiyah dan kelas 4, 5 atau setara dengan kelas 1 dan 2 aliyah. Adapun yang menjadi populasi adalah santriwati Pondok pesantren Ta’mirul Ilsam Surakarta yang berstatus aktif dengan berjumlah 393.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka subyek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 % atau lebih (Arikunto,2006 : 20). Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah sebagian santriwati Ta’mirul islam Surakarta.

  Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara ini dapat dilakukan bila sifat anggota populasi adalah homogen atau memiliki karakter yang sama (martono,2011 : 76-77). Oleh karena santriwati di Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dengan kelas yang ditentukan berjumlah 393 orang, maka peneliti hanya mengambil 25 % dari populasi yaitu 75 santriwati yang dilakukan secara acak.

  4. Metode Pengumpulan data

  a. Metode Angket Metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner atau dalam bahasa Inggris disebut questionaire (daftar pertanyaan).

  Metode angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti (Bungin, 2005: 123). Tehnik ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang pola asuh di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwati.

  Metode angket atau questioner merupakan serangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang dengan maksud memperoleh data berupa responden (Arikunto,1986 : 187). Ditinjau dari cara penyampaiannya metode angket ada dua macam, yaitu:

  1) Angket langsung Yaitu angket yang item pertanyaannya bertujuan menggali atau merekam informasi mengenai diri si responden itu sendiri.

  2) Angket tidak langsung Yaitu angket yang item pertanyaannya bertujuan menggali atau merekam informasi dari apa yang diketahui informan mengenai obyek atau subyek tertentu dan informasi tersebut tidak berbicara langsung mengenai diri informan itu sendiri (Sanapiah faisal,1981: 4).

  Kemudian ditinjau dari cara penyusunan metode angket juga ada 2 macam, yaitu: 1) Angket tipe isian.

  2) Angket tipe pilihan (Sutrisno Hadi,1986 : 158-160).

  Dalam penelitian ini menggunakan angket langsung dan menggunakan angket tipe pilihan ganda.

  b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006 :231). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum Pondok Pesantren Ta’mirul islam Surakarta, data-data santriwati dan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh peneliti.

  5. Instrumen penelitian Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda (Arikunto, 2005 :101). Dari pengertian tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa instrumen adalah butir-butir pertanyaan yang mengacu pada variabel dan dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel tersebut. Dalam penelitian itu instrumen yang yang digunakan adalah angket/kuesioner.

  6. Metode Analisis data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

  Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

  Karena metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, maka tehnik analisa datanya menggunakan tehnik analisa data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan pengertian dan makna tertentu.

  Untuk mengetahui pola asuh di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dalam pembentukan karakter santriwati, maka peneliti menggunakan rumus :

  Keterangan : P = prosentase F = frekuensi jawaban responden N = jumlah banyaknya sampel Adapun tehnik analisa data digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola asuh di Pondok pesantren Ta’mirul Islam

  Surakarta terhadap pembentukan karakter santriwati. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus “product moment”.

  = koefisien korelasi antara variable x dan y = jumlah variabel x y = jumlah variabel y ∑x = jumlah keseluruhan variabel x ∑y = jumlah keseluruhan variabel y N = jumlah populasi

H. Sistematika penelitian

  Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian nanti, maka perlu kiranya penulis menyusun terlebih dahulu sistemtika penulisan.

  Adapun dalam penulisan ini akan terdiri dari lima bab yaitu :

  BAB I Pendahuluan Dalam bab ini penulis mengemukakan alasan pemilihan judul,

  penegasan istilah dan pembatasannya, hal ini penulis maksudkan agar tidak terjadi kesalah pahaman bagi pembaca. Kemudian pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotensa, metodologi penelitian dan yang terakhir adalah sistematika dari skripsi ini.

  BAB II Kajian Pustaka Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai hakekat dan arti pola

  asuh, macam-macam tipe pola asuh yang meliputi pola asuh Pola asuh Authoritarian (otoriter), pola asuh Authoritative, pola asuh Permisif.

  Penulis juga menguraikan tentang pola asuh pondok pesantren, dan pembentukan karakter santriwati.

  BAB III Hasil Penelitian Dalam bab ini penulis mengemukakan laporan penelitian yang

  menyangkut masalah geografis, keadaan santriwati, tenaga pengelola pendidikan pondok pesantren, struktur organisasi pondok pesantren.

  BAB IV Analisis Data Dalam bab ini penulis mengemukakan proses analisa data yang diperoleh. Dalam rangka membuktikan hipotesa yang penulis ajukan, penulis menggunakan Analisa Pendahuluan, Analisa Lanjut, dan Analisa Uji Hepotesa.

BAB V Penutup Dalam bab ini penulis sajikan kesimpulan dari pembahasan skripsi

  ini. Kemudian dikemukakan saran-saran dan penutup. Kemudian bagian akhir penulis melampirkan Daftar Kepustakaan dan lampiran-lampiran.

BAB II KAJIAN TEORITIK POLA ASUH PONDOK PESANTREN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI A. Pola Asuh Pondok Pesantren

1. Pengertian pola Asuh Pola berarti cara atau model (Poerwadarminta 1982 : 763).

  Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat, mendidik anak kecil, memimpin, dan melatih, dsb (poerwadarminta 2006 : 65). Jadi pola asuh berarti model atau cara menjaga, merawat, mendidik, memimpin, membantu, dan melatih anak agar berkarakter. Dan pola asuh yang dimaksud penulis adalah bagaimana pengasuhan, pembimbingan dan pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam surakarta. Allah SWT berfirman pada QS. Ar- R a’d ayat 11 :

  

  

                    

    

    

    

 

  11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

  Pola asuh merupakan cara atau metode yang ditempuh oleh Pondok Pesantren dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh para santriwatinya sebagai perwujudan rasa tanggung jawab pondok pesantren kepada santriwati, dimana tanggung jawab ini adalah merupakan tanggung jawab pondok pesantren agar santriwati memiliki karakter yang berkualitas dibanding dengan anak didik pada umumnya. Pendidikan karakter ini merupakan tujuan utama untuk mencetak generasi masa depan yang tidak hanya pandai dalam intelektualnya tetapi juga memiliki karakter yang berkualitas dan akhlak yang mulia.

  Menurut Wibowo pola asuh ini dapat didefinisikan sebagai pola iteraksi antara anak dengan orangtua, yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan non fisik (seperti perhatian, empati, kasih sayang, dan sebagainya). Pola asuh atau parenting stlye adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak (Wibowo,2012:75) Mengutip pendapat khon dalam bukunya Chabib Thoha (1996

  :110), pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah atau hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritas dan cara orangtua memberikan pemahaman atau tanggapan terhadap keinginan anak. Dengan demikian pola asuh orangtua adalah bagaimana cara orangtua mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan Pondok Pesantren yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman bagi yang melanggar peraturan, atau pemberian hadiah kepada santriwati yang mendapatkan prestasi.

  Sedangkan cara mendidik secara tidak langsung yaitu merupakan contoh kehidupan sehari-hari baik tutur kata, sikap, dan alat kebiasaan dan pola hidup. Hubungan dengan sesama pengasuh pondok, perangkat pondok, masyarakat, sesama santriwati, secara tidak sengaja telah membentuk situasi kedewasaan dan karakteristik santriwati itu sendiri, selalu bercermin terhadap apa yang mereka lihat dan mereka lakukan setiap hari.

  Dalam bukunya Shochib (1998: 15) pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri ini adalah upaya orangtua yang diaktualisasikan terhadap penataan : a. Lingkungan fisik.

  b. Lingkungan sosial internal dan eksternal.

  c. Pendidikan internal dan eksternal.

  d. Dialog dengan anak-anak.

  e. Suasana psikologis

  f. Sosial budaya

  g. Perilaku yang ditampilkan pda saat terjadi pertemuan dengan anak-anak.

Dokumen yang terkait

KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory

2 20 106

PENDIDIKAN AKHLAK SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN SUKAMANAH TASIKMALAYA

0 0 16

MANAJEMEN PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN ( Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Ihsan Samarinda)

0 1 16

BAB III PONDOK PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH 3.1. Sejarah Pendidikan Islam di Jazirah Arab - Studi Deskriptif Nasyid Pada Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah Di Medan

0 4 114

PONDOK PESANTREN DAN PERUBAHAN SOSIAL (Strategi Adaptasi Pondok Pesantren Sidogiri Dalam Menghadapi Perubahan Sosial) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 136

KONSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN TERHADAP DEMOKRATISASI PENDIDIKAN DI PESANTREN : Studi Kasus di Pondok Pesantren Langitan, Desa Widang Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 133

PENDIDIKAN PARTISIPATIF DI PESANTREN (Studi atas Fenomena Bahsul Masail di Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur 2006) - Test Repository

0 0 73

KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 114

RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur ) - Test Repository

0 1 129

RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN ERA GLOBALISASI (Studi pada Pondok Pesantren Al-Manar dan Al Mas’udiyyah Kab.Semarang Tahun 2015 ) - Test Repository

0 0 191