STRATEGI PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI (Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha Kota Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

STRATEGI PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN

DALAM MENGHADAPI TANTANGAN

ERA GLOBALISASI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha

Kota Salatiga)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Izza Laila Lutfiyati

NIM : 111-14-041

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

HALAMAN JUDUL

  

STRATEGI PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN

DALAM MENGHADAPI TANTANGAN

ERA GLOBALISASI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha

Kota Salatiga)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

Izza Laila Lutfiyati

NIM : 111-14-041

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  MOTTO اًرۡسُي ِرۡسُعۡلٱ َعَم َّنِإَف ٥ ا ٗرۡسُي ِرۡسُعۡلٱ َعَم َّنِإ ٦

“sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

  (Q.S Al-Insyirah ayat 5-6)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Abdur Rouf dan Badriyah yang senantiasa memberikan dukungan baik materil maupun moril dan tak pernah berhenti memberikan do

  ’a, nasihat, kasih sayang, bimbingan, motivasi dan semangat untuk anak-anaknya.

  2. Adikku tercinta Muhammad Iqbal Hilmy yang selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support, dan do’anya untukku.

  Muhammad Aziz Rifa’i yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, motivasi, do’a dan kasih sayang yang tiada henti.

  4. Sahabat seperjuangan bimbingan Arif Fathurrahman, Nurul Arif, Puji, Rizqy Febriani, Farida, dll yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Sahabat dan teman dekatku Tatu, Muza, Hana, Yuni dan Hikmah yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga kost Salatiga, Rana, Nisa, Uus, Tika, Retno, Fajar, Nunung, Sofi, Zulfa yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

  7. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Muntaha yang saya hormati dan selalu saya harapkan ridho dan berkah ilmunya.

  8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Pondok Pesantren Al-Muntaha (Eka, Hima, Mira, Ana, Chusna, dan Okta) yang tetap dalam semangat berjuang.

  9. Keluarga Nyoklat klasik Salatiga tante rosa, om hendri, budhe imah, budhe kristin, selly yang telah memberikan semangat, motivasi serta pengalaman berharga.

  10. Tim kerja Soklatok Salatiga, Mas wawan sebagai owner beserta karyawan Soklatok yang telah memberikan pengalaman berharga, selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk meraih kesuksesan

  11. Tim PPL SMA Negeri 1 Salatiga, Fitri, vela, Mahzum, Darwinto, Kholik, Muhsin, Yulfita, Dian, Arif, Novi dan Rizqi.

  12. Tim KKN posko 131 Jumo mbak sa’adah, may, dina, sanita, fitri, haqiqi, 13.

  Teman-teman se Perjuangan PAI Angkatan 2014.

  14. Segenap pendidik dan pembaca.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat

  Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Pembelajaran Pondok Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Era Globalisasi (Studi Kasus Pondok Pesantren al-Muntaha, Kota Salatiga) dengan baik dan lancar.

  Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa’atnya di

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  

ABSTRAK

Lutfiyati, Izza Laila. 2018. Strategi Pembelajaran Pondok Pesantren dalam

Menghadapi Tantangan Era Globalisasi (Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha, Kota Salatiga). Skripsi. Progam Studi Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, S.Ag,. M.Pd.

  Kata Kunci: Strategi, Pesantren, dan Globalisasi.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran pondok pesantren dalam menghadapi tantangan era globalisasi (studi kasus pondok pesantren al-Muntaha, kota Salatiga). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apa tantangan pondok pesantren al-Muntaha di era globalisasi? (2) Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan pondok pesantren al-Muntaha dalam menghadapi tantangan era globalisasi?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah pengasuh pesantren, ustadzah, lurah pesantren, pengurus pesantren, serta para santri di pondok pesantren al-Muntaha. pondok pesantren al-Muntaha era globalisasi meliputi bidang teknologi dan bidang pendidikan. Bidang teknologi yang terdiri dari dampak positif dan negatif. Dampak positifnya berupa untuk mempermudah kegiatan pembelajarannya baik di sekolah atau di pesantren. Adapun dampak negatifnya berupa santri lebih menyukai berbagai acara hiburan didalamnya sehingga ketika kegiatan pembelajaran di pondok berlangsung masih banyak santri yang kurang bisa memanagemen waktu dengan baik. Bidang pendidikan yang berupa motivasi santri dalam hal belajar semakin menurun. (2) strategi pembelajaran yang di terapkan di pondok pesantren al-Muntaha meliputi pertama, dengan memperketat peraturan yang meliputi tidak mudah memberikan izin kepada santri, terutama izin dalam acara kegiatan dan pulang. hal ini bertujuan agar santri tetap mengikuti pembelajaran pondok sehingga mereka tidak tertinggal jauh dari materi yang diajarkan. Kedua, Tidak diperkenankan membawa gadget selama pembelajaran berlangsung, Biasanya, gadget dikumpulkan menjelang maghrib hingga selesainya kegiatan. Ketiga, Semakin banyaknya kegiatan di pondok pesantren al-Muntaha berupa pembelajaran, ekstrakulikuler, adanya seminar dari luar, penyuluhan dan promosi-promosi dari luar, adanya sosialisasi dengan pengasuh. Keempat, Mengikuti beberapa lomba antar kota meliputi

  Musabaqah Syahril Qur’an tingkat

  kota Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah,

  Musabaqah bil Hifdzi Qur’an 5 juz, 10

  juz dan 20 juz tingkat kota Salatiga,

  Musabaqah Fahmil Qur’an tingkat kota

  Salatiga, dan

  Musabaqah Qira’atul Qutub tingkat kota Salatiga. Kelima, Memiliki progam unggulan tahfidzul Qur’an.

  

DAFTAR ISI

   HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv HALAM DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 E. Penegasan Istilah ......................................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 12 A. KAJIAN TEORI ........................................................................................ 12

  2. Hakikat Pondok Pesantren .................................................................. 22

  3. Hakikat Globalisasi ............................................................................. 34

  B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 56

  BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 58 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 58 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 60 C. Sumber Data .............................................................................................. 60 D. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 62 E. Analisis Data .............................................................................................. 64 G. Tahap Penelitian ........................................................................................ 67 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................... 69 A. Paparan Data ............................................................................................. 70 B. Analisis Data ............................................................................................. 98 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 110 A. Kesimpulan .............................................................................................. 110 B. Saran ........................................................................................................ 111 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 SARANA dan PRASARANA .............................................................. 74Tabel 4.2 Struktur Organisasi Masa Bakti 2018-2019 .......................................... 75Tabel 4.3 Guru/ Ustadz Pondok Pesantren al-Muntaha ........................................ 76Tabel 4.4 Perolehan Juara .................................................................................... 78Tabel 4.5 Kegiatan Harian Santri .......................................................................... 79Tabel 4.6 Kegiatan Mingguan Santri ................................................................... 80Tabel 4.7 Kegiatan Bulanan Santri ....................................................................... 80Tabel 4.8 Kegiatan Tahunan Santri ....................................................................... 81

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  1. Daftar Riwayat Hidup

  2. Surat Permohonan Izin Penelitian

  3. Pengajuan Pembimbing

  5. Lembar Konsultasi Skripsi

  6. Pedoman Wawancara

  7. Hasil Wawancara

  8. Dokumentasi Foto Penelitian

  9. Laporan SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Pemilihan strategi yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan atau

  prestasi belajar siswa. Strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Santinah, 2016: 13). pendidikan ataupun dalam perkembangan lain yang lebih baik.

  Menurut pendapat M. Arifin, bahwa pengembangan bila dikaitkan dengan pendidikan berarti suatu proses perubahan secara bertahap kearah tingkat yang berkecenderungan lebih tinggi, meluas dan mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu kesempurnaan atau kematangan (M.

  Arifin, 1991:208). Strategi pengembangan lembaga pendidikan adalah cara atau strategi yang digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan lembaga pendidikan yang memerlukan dukungan dari semua pihak, antara lain kyai atau pengasuh pondok, santri maupun masyarakat. Baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang.

  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai peran sangat penting di Indonesia. Pondok pesantren diselenggarakan secara tradisional, bertolak dari pengajaran Qur’an dan Hadits dan merancang segenap kegiatan pendidikannya untuk mengajarkan kepada siswa Islam sebagai cara hidup atau Way of Life.

  Perkembangan pondok pesantren sebagai bentuk lembaga pendidikan islam yang tertua di Indonesia dan disusul dengan tumbuhnya berbagai madrasah, maka sejak zaman sebelum kemerdekaan umat islam telah berhasrat untuk memiliki perguruan tinggi islam yang dapat memberikan cita-cita mulia untuk menjunjung tinggi keluhuran agama Islam. Pada waktu itu banyak pemuda islam yang ingin memperdalam dan memperluas pengetahuan agama islam, harus pergi belajar keluar negeri terutama ke Saudi Arabia, Mesir, Irak, dan Pakistan, setelah menamatkan pendidikan pondok pesantren atau madrasah (Departemen Agama, 1986: 47).

  Dilitik dari sejarah pendidikan Islam Indonesia, pesantren sebagai sistem pendidikan Islam tradisional telah memainkan peran cukup penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia indonesia (Yasmadi, 2002: 59). Peranan pendidikan pesantren dalam pelaksanaan pendidikan nasional dapat dilihat dalam kaitannya sebagai sub sistem pendidikan nasional.

  Pesantren bergerak dalam arah yang telah ditentukan dengan fungsi khusus yang dibawakan oleh kyai. Maka pendidikan ini dengan pendidikan nasional akan menunjukkan dinamikanya secara mantap untuk kepentingan bangsa (Said Aqiel Siradj, 1999: 17). Pondok pesantren dituntut untuk terus menyelesaikan diri dengan kondisi zaman yang semakin maju serta tuntutan masyarakat yang terus meningkat, sehingga kehadiran pondok pesantren tetap diminati.

  Pondok pesantren pada dasarnya memiliki fungsi meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, baik itu ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun moral. Namun fungsi kontrol moral dan pengetahuan agamalah yang selama ini melekat dengan sistem pendidikan pondok pesantren. Fungsi ini dilirik oleh semua kalangan masyarakat dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan derasnya arus informasi diera globalisasi. Apalagi, kemajuan pengetahuan pada masyarakat modern berdampak besar terhadap pergeseran nilai-nilai agama, budaya, dan moral (Muhammad Jamaluddin, 2012: 128).

  Di era globalisasi seperti sekarang ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan yang berskala global. Globalisasi tidak hanya menyebabkan terjadinya transformasi peradaban dunia melalui proses modernisasi, industrialisasi, dan revolusi informasi, tapi juga menimbulkan perubahan dalam struktur kehidupan dalam berbagai bidang, baik dibidang sosial, budaya, ekonomi, politik maupun pendidikan (Ali Mahsun, 2013: 265).

  Arus globalisasi lambat laun semakin meningkat dan menyentuh hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari. Gobalisasi memunculkan gaya hidup kosmopolitan yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan terbukanya aneka ragam informasi yang memungkinkan individu dalam masyarakat mengikuti gaya-gaya hidup yang disenangi.

  Adapun ciri-ciri dari Globalisasi berupa, Pertama, bidang ekonomi,

Kedua, bidang politik. Ketiga, bidang budaya. Keempat, bidang sosial.

keempat bidang tersebut menempatkan manusia dan lembaga-lembaganya dengan berbagai tantagan, kesempatan dan peluang (Retnowati, 2015: 37).

  Keempat pilar tersebut mempunyai peran yang sangat erat dalam semua aspek kehidupan modern. Arus globalisasi telah menyerang dunia dari berbagai maupun negatif dari arus ini.

  Era globalisasi menghadirkan wajah baru dalam interaksi sosial masyarakat modern. Di era ini terjadi kompetisi yang sangat ketat, baik secara individu maupun kelompok. Karena kompetisi tidak hanya terjadi antara kelompok yang sama-sama kuat, tetapi juga antara yang kuat dan yang lemah.

  Pergerakan informasi yang cepat dan kompetisi yang ketat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pesantren. Pesantren sebagai intuisi pencetak pemimpin masa depan dan pusat pemberdaya masyarakat harus mampu mencetak generasi yang memiliki sumber daya yang mapan yang dapat bersaing ketat dalam pentas global. Oleh karena itu, pesantren harus dapat menghadapi era globalisasi yang pada awalnya merupakan tantangan dan rintangan menjadi peluang emas bagi pembangunan masyarakat Indonesia.

  Tentunya, pesantren harus berproses dan berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat global dengan tidak meninggalkan tradisi lama yang masih dianggap baik (Muhammad Jamaluddin, 2012: 130). Tugas pesantren adalah membawa genererasi ini merengkuh sedemikian rupa agar manusia tidak tercabut dari kemampuannya dalam menghadapi kontradiksi alam yang selalu mengalami perubahan.

  Pondok pesantren Al-muntaha merupakan pesantren khusus putri yang memiliki takhassus pada bidang hafalan al- Qur’an, dengan corak pesantren semi tradisional-modern. Membaca al-

  Qur’an termasuk ibadah yang paling sebagaimana dalam firman-Nya:

  

ا ّٗ رِس ۡمُهََٰنۡقَز َر اَّمِم ْاوُقَفنَأ َو َة َٰوَلَّصلٱ ْاوُماَقَأ َو ِهَّللٱ َبََٰتِك َنوُلۡتَي َنيِذَّلٱ َّنِإ

٩٢ َروُبَت نَّل ّٗةَر ََٰجِت َنوُج ۡرَي ّٗةَيِن َلََع َو

  

“sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan

shalat, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan

kepadanya secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan

perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Faathir [35]: 29). Pesantren ini

  tidak memberikan batasan waktu dan usia, terbuka bagi mahasiswi, dari pelajar dari tingkat SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi, maupun santri yang hanya ingin berkonsentrasi mondok saja.

  Dalam tuntutan perkembangan zaman, kondisi pesantren harus menyesuaikan dengan kondisi era globalisasi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi tentunya pondok pesantren al-Muntaha harus memiliki strategi yang diterapkan dalam metode pembelajaran dan mengkondisikan dengan lingkungan. Sudah banyak sekali prestasi yang diraih oleh santri maupun alumni pondok pesantren al-Muntaha. antara lain lomba MSQ juara I, MHQ 5 juz juara I, MHQ 10 juz juara I, MHQ 10 juz juara III, MFQ juara I, Syahril Qur’an juara I, Kaligrafi Juara I, English Debate Juara II, Pidato bahasa inggris juara I, Stand up comedy juara harapan II dan Cipta puisi juara II. tersendiri dalam dunia pendidikan sehingga menimbulkan hipotesis untuk diteliti bahwa cara yang ditempuh dalam pondok pesantren dalam mempertahankan eksistensi layak untuk diteliti, untuk itu penulis mengangkat tema ini menjadi sebuah skripsi dengan judul ; Strategi Pembelajaran

  Pondok Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Era Globalisasi (Studi Kasus di Pondok Pesantren al-Muntaha, Kota Salatiga).

B. Rumusan Masalah 1.

  Tantangan apa yang dihadapi pondok pesantren al-Muntaha di era globalisasi?

2. Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan pondok pesantren al-

  Muntaha dalam menghadapi tantangan era globalisasi?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi pondok pesantren al-Muntaha di era globalisasi.

2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan pondok pesantren al-Muntaha dalam menghadapi tantangan era globalisasi.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain:

  1. Manfaat Teoritis Menambah dan memperkaya keilmuan dibidang pendidikan, khususnya ilmu pendidikan agama islam.

  b.

  Mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan dan manfaat bagi pembaca tentang strategi pondok pesantren dalam menghadapi tantangan di era globalisasi di pondok pesantren al- Muntaha, kota Salatiga.

  c.

  Sebagai penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pondok pesantren Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pondok pesantren menjadi lebih baik sesuai dengan tuntutan zaman, tidak hanya cakap dalam bidang agama tetapi dalam menghadapi persaingan di era modern, meskipun di lingkungan pendidikan pondok salaf. b.

  Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan mengenai strategi pembelajaran pondok pesantren dalam menghadapi persaingan di era modern.

  c.

  Bagi Umum Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai pondok pesantren yang memiliki strategi pembelajaran yang unggul.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu menjelaskan beberapa dijelaskan adalah sebagai berikut: 1.

  Strategi Pembelajaran Strategi merupakan rencana, taktik dan teknik yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu (Hamruni, 2012: 1). Strategi adalah segala upaya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, baik dalam bidang pendidikan atau lainnya.

2. Pondok Pesantren

  Secara etimologi, istilah pondok berasal dari kata funduk, (bahasa arab) yang berarti rumah atau penginapan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam kamar-kamar merupakan asrama bagi para santri (Rahman Saleh, 1978: 8). Kata “Pesantren” bisa merujuk pada santri atau murid pesantren. Sedangkan kata “santri” diduga terilhami oleh terminologis sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau mungkin juga bersandar pada bahasa jawa “cantrik” yang berarti seseorang yang mengikuti kemanapun gurunya pergi (Affan Hasyim, 2003: 183).

  Sedangkan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang minimal terdiri dari tiga unsur berupa kyai/syekh/ustadz yang mendidik serta mengajar, santri dengan asramanya, dan masjid (Rahman Saleh, 1978: 8).

  3. Globalisasi berarti dunia. Global adalah sesuatu yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau seluruh jagat raya, seluruh bangsa dan negara di dunia menyatukan diri ke dalam masyarakat internasional. Globalisasi berarti cara pandang, cara berfikir, atau proses masuk ke ruang lingkup yang mendunia. Globalisasi merupakan era terbentuknya tata kehidupan baru yang lebih baik (Rahman, 2002: 210). Globalisasi adalah perubahan zaman yang mempengaruhi keragaman kebudayaan. Globalisasi melahirkan berbagai peluang, ancaman dan tantangan bagi kehidupan manusia.

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini terdapat sistematika penulisan yang tertata dan terpola agar penulisan dapat terorganisir dengan baik. Berikut adalah sistematika penulisan ini:

  BAB I pendahuluan, bab ini berisi tentang pendahuluan yang mengungkapkan tentang fenomena yang melatarbelakangi penelitian ini dimana di dalamnya terdapat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. yang menjadi landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan strategi, pondok pesantren, dan era globalisasi, serta kajian pustaka terdahulu.

  BAB III metode penelitian, bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap penelitian.

  BAB IV paparan dan analisis data, bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian di pondok pesantren al-Muntaha Jl. Soekarno Hatta No.39, Sidoharjo, Rt 04 Rw 04, Kel. Argomulyo, kota Salatiga. yang mencakup profil pondok, letak geografis, sejarah berdirinya lokasi, tujuan, visi dan misi, sarana dan prasarana, struktur kepengurusan, data Guru/ ustadz, keadaan santri, kegiatan pembelajaran. Temuan penelitian yang meliputi strategi pembelajaran pondok pesantren dalam menghadapi tantangan di era globalisasi, tantangan pondok pesantren dalam menghadapi globalisasi. Analisis data tentang strategi pembelajaran pondok pesantren al-Muntaha dan tantangan pondok pesantren al-Muntaha dalam menghadapi globalisasi.

  BAB V penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, saran-saran, juga lampiran yang nanti akan dicantumkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu strategi dan

  pembelajaran. Secara bahasa (etimologi) strategi berarti kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, Strategos sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan) (Abdul Majid, 2013: 3). Sedangkan secara istilah (terminologi), strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI, 1998: 203).

  Selanjutnya mengenai pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidikan (Mansur, 2007:163). Menurut Sardiman pembelajaran adalah proses yang berfungsi membimbing dan mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani (Abdul Majid, 2013: 5). Sedangkan menurut pendapat UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) bahwa pembelajaran adalah proses interaksi interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Adapun mengenai istilah strategi pembelajaran Menurut Sanjaya Wina (dalam Hamruni, 2012: 2) strategi dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. didalam Konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum aktivitas guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.

  Pendapat lain menurut Murtadlo (dalam Abdul Majid, 2013: 8) stretegi kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Menurut Kemp (dalam Abdul Majid, 2013: 7) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

  Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pola-pola umum kegiatan antara pendidik dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

  Jenis-jenis strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh (Abdul Majid, 2013: 11) sebagai berikut: 1)

  Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction) Strategi pembelajaran langsung merupakan stretegi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demokrasi. srategi pembelajaran langsung efektif keterampilan langkah demi langkah.

  2) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)

  Strategi pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasiltator, pendukung, dan sumber personal. guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

  3) Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactif instruction)

  Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan fellenz dalam (Abdul Majid, 2013: 11) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, mencari alternatif dalam berfikir.

  Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan meode-metode interaktif. di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan. 4)

  Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (experiential learning) Srategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Sebagai contoh, didalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum. 5)

  Strategi Pembelajaran Mandiri Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari

  Kelebihan dari semua jenis pebelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggungjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta belum dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

c. Pengembangan Metode Pembelajaran

  Untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Jadi metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Zainal Aqib, 2016: 9).

  Sedangkan Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005: 76). Semakin baik metode mengajar, semakin efektif pula pencapaian tujuan pengajaran.

  Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran (Abdul Majid, 2013: 21) diantara jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam KBM adalah sebagai berikut: 1)

  Metode Ceramah mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer) (Abdul Majid, 2013: 194). Menurut pendapat lain meode ceramah adalah teknik pengajaran yang dilakukan oleh pendidik secara menolong dan hubungan satu arah (Zainal Aqib, 2016: 38). 2)

  Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Abdul Majid, 2013: 197). Menurut pendapat lain metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau petunjuk untuk melakukan sesuatu (Zainal Aqib, 2016: 48).

  3) Metode Diskusi

  Menurut Killen dalam (Abdul Majid, 2013: 200) diskusi adalah metode pembalajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Pada pendapat lain metode diskusi adalah cara teliti suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran, bantah- membenah, dan memeriksa dengan teliti mengenai berbagai hal yang terdapat didalamnya dengan jalan menguraikan, membanding-badingkan, menilai hubungan itu, dan mengambil kesimpulan (Zainal Aqib, 2016: 63). 4)

  Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung bersifat two way

  traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan

  siswa. guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab (Abdul Majid, 2013: 210).

  5) Metode Kerja Kelompok

  Metode Kerja Kelompok adalah bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok) (Abdul Majid, 2013: 211). Pada pendapat lain metode kerja kelompok disebut sebagai metode belajar kelompok. metode kerja nkelompok yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana pendidik mengelompokkan peserta didik ke dalam beberapa kelompok tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah 2016, 105).

  6) Metode Drill

  Metode Drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan (Abdul Majid, 2013: 214). 7)

  Metode Keteladanan Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan (Zaid Aqib, 2016: 298).

  8) Wetonan

  Sistem pengajaran wetonan adalah kyai membaca sesuatu kitab dalam waktu tertentu, dan santri membawa kitab yang sama, kemudian mendengarkan dan menyimak tentang bacaan kyai tersebut (Rahman Shaleh, 1978: 11).

  Weton adalah Pengajian yang inisiatifnya berasal dari kyai sendiri baik dalam menentukan tempat, waktu, maupun kitabnya (Yasmadi, 2002: 67). 9)

  Sorogan yang pandai mensorogankan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan kyai itu. dan kalau ada salahnya maka kesalahan itu langsung dibetulkan oleh kyai (Rahman Shaleh, 1978: 11).

  Sorogan adalah pengajian yang merupakan permintaan dari seseorang atau beberapa orang santri kepada kyainya untuk diajarkan kitab tertentu (Yasmadi, 2002: 67).

d. Penerapan Strategi Pembelajaran di Pondok Pesantren

  Penerapan strategi pembelajaran di pondok pesantren sebagai berikut: 1)

  Mengembangkan sistem kendali mutu pendidikan dan kelembagaan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan keagamaan.

  2) Mengupayakan penguatan unsur-unsur instrumental kependidikan pada pendidikan keagamaan.

  3) Mengupayakan penguatan kelembagaan dan kedudukan pendidikan keagamaan sebagai kegiatan integral dan sistem pendidikan nasional.

  4) Mengembangkan sistem penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar pada pesantren salafiyah.

  5) Mengembangkan sistem kendali mutu pendidikan dan kelembagaan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan wajib belajar

  6) Mengupayakan penguatan unsur-unsur instrumental kependidikan dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar pada pesantren salafiyah.

  7) Mengupayakan penguatan kelembagaan dan kedudukan pondok pesantren dalam sistem pendidikan nasional.

  8) Mengupayakan penguatan dan pemberdayaan pondok pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan masyarakat di pondok pesantren.

  9) penguatan jaringan kerjasama antar Mengupayakan instansi/lembaga pemerintah, non pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi pengelola pondok pesantren dan lembaga swadaya masyarakat.

  10) Mengupayakan pengembangan bakat dan minat santri (Dirjen Bagais Departemen Agama RI, 2003: 68).

2. Hakikat Pondok Pesantren a. Pengertian Pondok Pesantren

  Secara etimologi, istilah pondok berasal dari kata funduk, (bahasa arab) yang berarti rumah atau penginapan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam kamar-kamar merupakan asrama bagi para santri (Rahman Saleh, 1978: 8). Pendapat lain tentang pesantren adalah sebuah sistem yang unik, tidak hanya unik dalam dan tata nilai yang dianut, cara hidup yang ditempuh, struktur pembagian kewenangan, dan semua aspek-aspek kependidikan dan kemasyarakatan lainnya (Dirjen Bagais Departemen Agama RI, 2003: 28).

  Kata “Pesantren” bisa merujuk pada santri atau murid pesantren. Sedangka n kata “santri” diduga terilhami oleh terminologis sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau mungkin juga bersandar pada bahasa jawa “cantrik” yang berarti seseorang yang mengikuti kemanapun gurunya pergi (Affan Hasyim, 2003: 183).

  Sedangkan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang minimal terdiri dari tiga unsur berupa kyai/syekh/ustadz yang mendidik serta mengajar, santri dengan asramanya, dan masjid (Rahman Saleh, 1978: 8).

  Pondok pesantren secara definisi tidak dapat diberikan batasan yang tegas, melainkan makna yang luas tentang pengertian yang memberikan ciri-ciri pondok pesantren, pada zaman dahulu pondok adalah tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai, bu nyai dan ada muridnya melakukan kegiatan pembelajaran untuk mendalami ilmu agama Islam dan ilmu yang lainnya, sampai sekarang pondok pesantren ini berkembang luas mempunyai pengertian yang luas sesuai b.

   Macam-macam Pondok Pesantren

  Seiring dengan perkembangan di masa sekarang, pondok pesantren baik tempat, sistem pengajaran, sistem pengorganisasian yang telah mengalami perubahan. Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah tidak memakai kebiasaan-kebiasaan tradisional pada zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan sesuai dengan berkembangnya zaman dimasa sekarang.

  1) Pondok Pesantren Tradisional

  Pondok pesantren tradisional adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab islam klasik sebagai inti pendidikannya. Di pesantren ini pengajaran kitab umum tidak diberikan. pada umumnya pesantren dalam bentuk inilah yang menggunakan sistem sorogan dan wetonan (Yasmadi, 2002: 70).

  Sedangkan menurut pendapat lain, Pondok pesantren tradisional adalah pondok pesantren yag menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, dilakukan dengan individual ataupun kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik berbahasa Arab (Departemen Agama RI, 2003: 29).

  Menurut pendapat Zamaksyari Dhofier (dalam Muhtarom, 2005: 263) pondok pesantren tradisional adalah lembaga klasik sebagai inti dari pendidikan. Satu hal yang penting menunjukkan bahwa pondok pesantren tradisional itu terpusat pada kepemimpinan seorang kyai yang memegang kekuasaan mutlak. Kyai dalam hal ini tidak menghendaki adanya campur tangan atau pengaruh dari luar.

  2) Pondok Pesantren Modern

  Pondok Pesantren Modern adalah pesantren yang menerima hal-hal baru yang dinilai baik disamping tetap mempertahankan tradisi lama yang baik. pesantren jenis ini mengajarkan pelajaran umum di madrasah dengan sistem klasikal dan membuka sekolah-sekolah umum di lingkungan pesantren. Tetapi pengajaran kitab islam klasik masih tetap dipertahankan. Pesantren dalam bentuk ini diklasifikasikan sebagai pesantren modern dimana tradisi salaf sudah ditinggalkan (Yasmadi, 2002: 71).

  Pondok pesantren modern adalah tipe pondok pesantren yang mempergunakan sistem madrasah, mamun masih tetap mempergunakan sistem pondok tradisional. Kyai yang memimpinnya bersikap lebih terbuka dan demokratis daripada yang dijumpai di pondok pesantren tradisional (Muhtarom, 2005: 264).

  Pondok Pesantren Terpadu/ Kombinasi Menurut Ronald Alan Lukens Bull (dalam Muhtarom,

  2005: 264) tipe pondok pesantren terpadu adalah tipe pondok yang memadukan sistem salaf dengan sistem khalf. Pemahaman dari istilah ini adalah bahwa pondok pesantren tersebut mengajarkan kitab kuning sebagai inti pendidikan dan mempergunakan metode

  sorogan, bandongan atau weton, kemudian dipadu dengan sistem madrasah yang memasukkan pelajaran umum.

  Berbagai macam pondok pesantren yang berkembang pada masa sekarang, pasti mempunyai kelebihan sendiri-sendiri untuk mencetak manusia sebagai khalifah di bumi (khalifatu filard), untuk menghidupkan agama Allah dengan berbagai cara menurut ajaran agama islam.

c. Elemen-elemen Pondok Pesantren

  Pesantren terdiri dari lima elemen pokok, yaitu: kyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran kitab-kitab Islam Klasik. Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain (Yasmadi, 2002: 63). Adapun lima elemen sebagai berikut: 1)

  Masjid Sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. masjid awal bertumpu seluruh kegiatan di lingkungan pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, sholat berjama’ah, zikir, do’a, i’tiqaf, dan juga kegiatan belajar mengajar (Yasmadi, 2002: 64).

  2) Pondok

  Pondok adalah tempat tinggal santri mukim dengan kyai pimpinan pesantren serta anggota lainnya, biasanya tinggal dalam suatu lingkungan tersendiri. Adanya pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santri sangat bermanfaat dalam rangka bekerja sama memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Hal ini merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan lainnya (Yasmadi, 2002: 66).

  3) Kyai/nyai

  Dapat dikatakan sebagai tokoh non-formal yang ucapan- ucapan dan seluruh perilakunya akan dicontoh oleh komunitas di sekitarnya. Kyai berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang baik tidak saja bagi para sntrinya, tetapi juga bagi seluruh komunitas disekitar pesantren (Yasmadi, 2002: 64). Menurut pendapat lain kyai mengandung pengertian pensucian dan penghormatan kepada orang-orang yang terhorma. Mereka memperoleh gelar kyai karena kelebih-kelebihan yang dimiliki, dipesantren kepada para santri mereka (Abdullah Ali, 2011: 171). 4)

  Santri Menurut Nurcholis Majid (dalam Yasmadi, 2002: 61) asal usul santri berasal dari dua pendapat. Pertama, pendapat pertama yang mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa sansekerta yang artinya melek huruf. yaitu didasarkan pada kaum santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata

  Cantrik yang berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang Guru kemana Guru pergi menetap.

  Santri terbagi menjadi dua:

  a) Santri Mukim

  Santri mukim adalah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren (Yasmadi, 2002: 66).

  b) Santri Kalong

  Santri kalong adalah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang kerumah mereka pesantren (Yasmadi, 2002: 66).

Dokumen yang terkait

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN (Studi Komparasi Pondok Pesantren Sabilul Huda Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 121

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 192

STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA TAHUN 20172018 SKRIPSI Diajukam Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata I (S.Pd.) Dalam Ilmu Ta

0 3 113

PEMBENTUKAN AKHLAQ SANTRI MELALUI KULTUR PESANTREN (Study Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 163

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 69