MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MENGGUNTING POLA GARIS LURUS, MIRING, LENGKUNG DAN LINGKARAN DI KELOMPOK A.1 RA MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2018 SKRIPSI

  

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

MELALUI MENGGUNTING POLA GARIS LURUS, MIRING,

LENGKUNG DAN LINGKARAN DI KELOMPOK

A.1 RA

  MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA

TAHUN 2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

YUNITA WIRAWATI AISYAH

  

NIM. 11614018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

ISTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

2018

  

MOTTO

  Jika orang lain bisa, maka aku juga harus bisa ! Kesalahan akan membuat orang belajar dan menjadi lebih baik

  

دجو ّدج نم

  “Siapa yang sabar pasti beruntung Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1.

  Orang tuaku bapak Suharyanto dan ibu Minarni.

  2. Keluarga besar RA Ma‟arif Kecandran ibu Zair Naila Karimah S.PdI, sahabat- sahabatku mengajar bu Ifka, bu Sri, bu Laily, bu Harmi, dan bu Zahra yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  3. Calon Suamiku Huda, yang selalu memberi semangat, jadi seksi “wira-wiri” menemani mencari buku dan yang selalu mengatakan bulan Oktober wisuda dapat ijasah, bulan November dapat “ijabsah”.

  4. Adikku tersayang Luky Ali Azhimi.

  5. Saudara-saudaraku, terutama Ulfi yang selalu menemani kemanapun ketika skripsi ini sudah buntu.

  6. Kepada sahabatku RRFYU yang selalu memberi semangat ketika hati mulai jenuh mengerjakan skripsi.

  7. Kepada teman-teman semua yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  8. Untuk KB (Kelompok Bermain) ku di KB Ma‟arif Kecandran, Dik Altaf, Danish, Hasbi, Rindu, Wawa, Gita, Sabrina, Khanza, yang setiap hari memberikan kebahagiaan dan keceriaan.

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua jurusan PIAUD.

  4. Ibu Eva Palupi, S.Psi. selaku dosen pembimbing akademik.

  5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan iklas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

  6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Ibu Zair Naila Karimah, S.PdI. selaku Kepala Sekolah RA Ma‟arif Kecandran Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.

  8. Ibu Harmiati selaku Guru Kelompok A RA Ma‟arif Kecandran Salatiga yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.

  9. Siswa-siswi kelompok A RA Ma‟arif Kecandran Salatiga.

  10. Sahabat-sahabatku dan seseorang disana yang turut serta menguatkan, memberi semangat, dukungan, motifasi dan do‟a untuk kelancaran skripsi ini.

  11. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2014 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

  Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun kritik yang membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.

  Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 12 Agustus 2018 Penulis,

  

ABSTRAK

  Aisyah, Yunita Wirawati. 2018. Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Menggunting Pola Garis Lurus, Miring, Lengkung, dan Lingkaran di

  RA Ma‟arif Kecandran Salatiga Tahun 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

  Kata Kunci : Mengembangkan Motorik Halus, Menggunting Pola Garis Lurus, Miring, Lengkung dan Lingkaran.

  Pada aspek fisik motrik halus, gerak otot kecil anak dan hasil pembelajaran di RA Ma‟arif Kecandran Salatiga sangatlah rendah, hal ini dikarenakan kurangnya kreatifitas pendidik pada saat mengajar, sehingga hal itu menyebabkan anak cenderung pasif. Hal ini di buktikan otot jari-jemari, pergelengangan tangan, dan lengan tangan anak pada saat menulis, menggunting, dan meronce masih kaku. Rumusan masalah penelitisn ini adalah apakah menggunting pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran dapat mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A.1 RA Ma‟arif Kecandran Salatiga tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian fisik motorik halus anak usi a dini pada kelompok A.1 RA Ma‟arif Kecandran Salatiga tahun 2018.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan ref leksi. Subjek penelitian adalah siswa kelmpok A.1 RA Ma‟arif Kecandran Salatiga yang berjumlah 24 siswa meliputi 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPPH, lembar observasi guru, lembar observasi siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dokumentasi, dan hasil karya/lembar kerja anak. Teknik analisis data secara deskriptif dengan menggunakan rumus persentase, apa bila lebih dari 85% siswa tuntas dalam belajar maka siklus dihentikan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan menggunting pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran mempunyai pengaruh dalam mengembangkan penguasaan fisik motorik halus pada anak kelompok A di RA Ma‟arif Kecandran Salatiga tahun pelajaran 2018, yaitu dengan hasil siswa yang tuntas belajar pada Siklus I sebanyak 46%. Pada Siklus II sebanyak 85%.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i PERSETUJUAN BIMBINGAN ....................................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ............................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................................ ix DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang ................................................................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah ...........................................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ............................................................................................

  D.

  6 Kegunaan/Manfaat Penulisan .........................................................................

  E.

  7 Hipotesis Tindakan .........................................................................................

  F.

  8 Metode Penelitian ...........................................................................................

  G.

  Sistimatika Penulisan ...................................................................................... 17

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori .................................................................................................... 17 1. Kajian Teori .............................................................................................. 17 2. Kajian Materi Penelitian ........................................................................... 29 B. Kajian Pustaka ................................................................................................ 38

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................ 43 B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ................................................................... 52 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................................... 54 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................................... 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ........................................................................................ 72 B. Pembahasan..................................................................................................... 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................... 98 B. Saran ............................................................................................................... 99 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 101 Lampiran-Lampiran .......................................................................................................... 102

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..............................................

  13 Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A.1 ..................................................................

  47 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma‟arif Kecandran Salatiga ........................................ 48 Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..............................................

  72 Tabel 4.2Indikator yang Diamati Tiap Siklus ...................................................................

  73 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus .................................................................................

  75 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Pada Pra Siklus ..........................................................

  76 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus I .....................................................................................

  78 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus I ..............................................................

  85 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ...................................................................................

  86 Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II .............................................................

  94 Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentas Keberhasilan Rata- rata Kelas Per Siklus .........................................................................................................

  95

  

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

  Gambar 3.1Struktur Organisasi RA Ma‟arif Kecandran .................................................. 49 Gambar 3.2 Materi Siklus I Pada Hari Kamis 6 April 2018 .............................................

  55 Gambar 3.3 Materi Siklus II Pada Hari Kamis 7 Juni 2018 .............................................

  64 Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Fisik Motorik Halus ..............................................

  96

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..............................................

  13 Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A.1 ..................................................................

  47 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma‟arif Kecandran Salatiga ........................................ 48 Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..............................................

  72 Tabel 4.2Indikator yang Diamati Tiap Siklus ...................................................................

  73 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus .................................................................................

  75 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Pada Pra Siklus ..........................................................

  76 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus I .....................................................................................

  78 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus I ..............................................................

  85 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ...................................................................................

  86 Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II .............................................................

  94 Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentas Keberhasilan Rata- rata Kelas Per Siklus .........................................................................................................

  95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi

  pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan YME.

  Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitas masa depan, oleh karena itu pendidikan anak usia dini sangat penting dan merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa karena masa depan dunia ada di tangan anak sebagai generasi bangsa.

  Pada saat anak menjalani usia keemasan maka sangat tepat untuk mengembangkan 6 aspek perkembangan, dan salah satu aspek perkembangan tersebut adalah perkembangan fisik motorik halus. Pada aspek perkembangan fisik motorik halus, kompetensi dan hasil belajar yang ingin di capai adalah menggunakan jari- jemari tangan seperti latihan memungut benda kecil dengan menjepit, bermain/senam jari agar jari-jari (ibu jari, telunjuk dan jari tengah) luwes untuk menulis, latihan meremas, merobek dengan sepenuh tangan atau menggunting, dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat karena kedua macam gerakan ini sangat diperlukan anak dikemudian hari, Latihan-latihan tersebut perlu dilaksanakan setiap hari dan terus dilanjutkan selama usia dini. Agar anak dapat mandiri seperti anak mulai dapat memegang pensil dengan benar, menulis, dapat menyikat giginya, menyisir rambut, membuka dan menutup kancing baju sendiri, memakai sepatu sendiri, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.

  Ada berbagai kemampuan yang harus distimulasi sejak dini. Salah satunya adalah kegiatan pengembangan fisik motorik halus melalui ketrampilan menggunting yang digunakan untuk aktifitas seni. Fisik motorik halus merupakan aspek penting dalam kehidupan. Novan (2013: 68) mengatakan bahwa motorik halus anak akan makin kuat dengan banyak berlatih menggunting. Gerakan menggunting dari yang paling sederhana akan terus diikuti dengan guntingan yang makin kompleks ketika motorik halus anak semakin kuat. Selanjutnya Winda (2013:11) menjelaskan menggunting dan menempel termasuk ketrampilan dasar yang perlu di kembangkan pada anak, pada awalnya anak mungkin kesulitan untuk menempatkan gunting dengan pas di tangannya. Namun, apabila anak terus berlatih, posisi tersebut akan semakin baik. Anak yang belum lancar dalam menggunying dapat diberikan tugas dengan menggunting bebas, kemudian menggunting bagian tepi kertas, menggunting mengelilingi kertas, menggunting lurus sampai menggunting bentuk pola yang lebih kompleks. gunting yang digunakan anak sebaiknya dipilih bentuk gunting yang bagian ujungnya tumpul, tetapi tajam, namun bagian pegangannya harus dilapisi plastik sehingga tetap aman digunakan oleh anak.

  Beaty (2014: 259), memandang kegiatan menggunting sebagai sarana melatih melenturkan otot-otot kecil jari, pergelangan dan lengan tangan, diharapkan melalui kegiatan menggunting dapat memberi kesempatan anak untuk berlatih konsentrasi, berkreasi, sabar, teliti, dan mandiri. Oleh karena itu, kemampuan mengembangkan fisik motorik halus pada anak penting diperhatikan sejak dini.

  Seiring dengan perkembangan zaman, Masitoh (2010: 1.15) berpendapat anak berjiwa eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahunya yang kuat terhadap suatu hal yang menarik, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal baru. Misalnya anak bermain hand phone, bermain bongkar pasang mainan yang di beli. tetapi kemajuan teknologi yang semakin maju berimbas pada permainan anak. Berbagai macam permainan melalui “gadget”.Orang tua yang mempunyai kesibukan tinggi mempunyai kecenderungan memberikan permainan tersebut pada anak-anaknya, akibatnya anak kurang mendapatkan stimulasi, anak hanya berdiam di dalam rumah memainkan “games” melalui “gadget”, Diana (2012: 140) dalam bukunya game yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan yang melibatkan aturan dan sering kali bersifat kompetisi, akibatnya otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki menjadi tidak berkembang sesuai usianya. Yang seharusnya usia lima sampai enam tahun anak sudah pandai menggunting, menulis, dan melipat dengan rapi. karena anak hanya sibuk berdiam diri bermain “gadget”, akibatnya kemampuan motorik halus anak akan rendah. Yusuf (2000: 12) mengungkapkan bila anak tidak menguasai motorik tersebut, anak akan merasa putus asa, tidak percaya diri, merasa dirinya tidak bisa melakukan apa-apa yang pada akhirnya dapat terbentuk penyesuaian pribadi yang buruk. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu dengan mengikut sertakan anak pada pendidikan anak usia dini.

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 (Permendiknas, No 58 Tahun 2009).

  Pemberian rangsangan atau stimulus pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang tanpa paksaan. Bermain dapat dilakukan sendiri maupun bersama-sama. Ketika bermain, secara tidak langsung seluruh kemampuan anak terstimulus. begitu juga dengan kemampuan fisik motorik halus anak.

  Realita di lapangan, banyak anak yang memiliki kemampuan fisik motorik halus kususnya kemampuan menggunting yang masih kurang berkembang dan masih ada sebagian guru yang belum memanfaatkan kegiatan menggunting sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Demikian juga yang terjadi pada anak kelompok A RA Ma‟arif Kecandran Salatiga tahun pelajaran 2018. Salah satunya adalah kegiatan pengembangan fisik motorik halus melalui ketrampilan menggunting yang digunakan untuk aktifitas seni.

  Harmiati (2018: Catatan Guru Tentang Penilaian Anak di Kelas) Hal ini ditunjukkan ketika anak diberi penugasan menggunting gambar sederhana bentuk bumi, berdasarkan data yang diperoleh di RA Ma‟arif Kecandran kelompok A.1 Jumlah siswa 24 anak, yang mendapat nilai B : 3 anak, C : 8 anak, dan K : 11 anak.

  Kenyataan diatas disebabkan dengan kondisi guru yang terkadang masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif. Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang kegiatan anak yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak pada RA Ma‟arif Kecandran Salatiga dengan melalui ketrampilan menggunting berbentuk pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran. Selanjutnya penelitian tersebut penulis tuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul, “Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Menggunting Pola Garis Lurus, Miring, Lengkung, dan Lingkaran di RA Ma‟arif Kecandran Salatiga Tahun Pelajaran 2018.

  B. Rumusan Masalah

  Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Apakah menggunting berbentuk pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok A.1

  RA Ma‟arif Kecandran Salatiga.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui menggunting pola garis lurus, miring, lengkung dan lingkaran dapat mengembangkan fisik motorik halus anak di kelompok A.1 RA

  Ma‟arif Kecandran Salatiga tahun pelajaran 2018.

  D. Kegunaan/Manfaat Penelitian

  Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah : 1.

  Secara Teoritis Diharapkan melalui hasil penelitian ini, dapat menjadi salah satu pedoman untuk mengembangkan fisik motorik halus melalui ketrampilan menggunting garis lurus, miring, lengkung dan lingkaran dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

2. Secara Praktis a.

  Bagi guru 1)

  Meningkatkan kreatifitas guru 2)

  Guru memperoleh media pembelajaran yang tepat 3)

  Mendorong guru melakukan tindakan kelas selanjutnya untuk memecahkan permasalahan yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran.

  b.

  Bagi anak

  Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan ketrampilan dasar menggunting berbentuk pola garis lurus, miring, lengkung dan lingkaran dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak untuk kesiapan dan kematangan anak dalam memegang pensil dan menulis.

  c.

  Bagi sekolah 1)

  Meningkatkan prestasi RA Ma‟Arif Kecandran Salatiga 2)

  Sebagai upaya memberikan pembelajaran terbaik bagi anak sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga tersebut.

  E. Hipotesis Tindakan

  Dengan berdasarkan pemaparan tersebut dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu melalui ketrampilan menggunting pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran dapat mengembangkan kemampuan motorik halus siswa pada kelompok A.1 RA Ma‟arif Kecandran Salatiga.

  F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (class room

  action research ). Sumadayo (dalam Wiriadmadja, 2006) menyatakan bahwa proses

  penelitian tindakan adalah proses siklus atau daur ulang yang diawali dengan perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (perenungan pemikiran dan evaluasi). IGAK Wardhani (2012: 2.3) berpendapat prosedur dalam penelitian terdiri dari beberapa komponen yaitu: Perencanaan (planning), melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan observasi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Ma‟arif Kecandran Salatiga. Hal ini karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam mencermati permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

  Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada tahun pelajaran 2018.

  2. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelom pok A.1 RA Ma‟arif Kecandran Salatiga yang berjumlah 24 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

  3. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

  Pada dasarnya, Siswanto (2017: 12) penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

  a. Perencanaan

  Pada tahap ini, peneliti mendiskripsikan rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi: metode, media atau alat yang digunakan, waktu dan tempat tindakan akan dilakukan, sasaran/objek yang akan diberi tindakan.

  b. Pelaksanaan

  Pada tahap ini, peneliti mendiskripsikan tindakan yang dilakukan, meliputi: keadaan lingkungan/situasi saat tindakan dilakukan, tempat dan waktu pelaksanaan tindakan, sikap dan perilaku sasaran/objek yang diberi tindakan.

  c. Pengamatan dan Evaluasi

  Pada tahap ini, peneliti menyajikan hasil tindakan yang telah dilakukan melalui: lembar observasi, hasil wawancara, analisis dokumentasi. Peneliti juga melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan, mendiskripsikan, keberhasilan atas pencapaian hasil tindakan yang telah dilakukan.

d. Refleksi

  Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi atau melakukan peninjauan ulang terhadap tindakan yang telah dilakukan, mencari kekuranganatau kelemahanatas tindakan yang telah dilakukan, dan mencari alternatif perbaikan untuk menyempurnakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang dimaksudkan dalam PTK adalah alat yang digunkan oleh guru atau observer untuk megukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan, Samsu (2013: 75).

  a. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)

  Seperangkat susunan kegiatan yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar. Komponen RPPH terdiri dari: identitas program, materi, alat dan bahan, kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan rencana penilaian. (Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 3489 Tahun 2016: Tentang Kurikulum Raudlatul Athfal).

  b. Lembar Observasi Siswa dan Guru

  Lembar observasi anak ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting.

  Lembar observasi guru ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap kegiatan menggunting pola garis lurus, miring, lengkung, dan lingkaran.

  c. Lembar Kerja Buatan Peneliti

  Yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh anak didik yang berupa hasil menggunting pola garis lurus, miring, lengkung dan lingkaran.

  d. Materi

  Adalah bentuk bahan atau seperangkat substansi pembelajaran untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun secara sistimatis dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

  e. Silabus

  Rencana pembelajaran pada suatu tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan penugasan :

a. Teknik Observasi

  IGAK Wardhani ( 2012: 2.27) berpendapat pelaksanaan obervasi dilakukan secara terfokus pada perilaku belajar siswa, interaksi antara guru dan siswa, dan mengamati setiap kejadian dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. Samsu (2013:82) memberikan pendapat bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh informasi, data, dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK.

  Observasi hasil belajar menggunakan lembar observasi akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data tentang kemampuan perkembangan fisik motorik halus anak. Lembar observasi ini diambil dari tahapan kemandirian anak terampil menggunting pola garis lurus, miring, lengkung dan lingkaran.

  b. Teknik Dokumentasi

  Di samping data yang dikumpulkan dengan cara observasi, masih ada teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal yang sesuai dengan yang dibutuhkan pada saat penelitian. Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah catatan harian guru, profil sekolah, lembar portofolio hasil kerja anak, rapot siswa, wawancara, foto dengan kamera, IGAK Wardhani (2012: 2.29).

  c. Wawancara

  Wawancara dilakukan sebagai pelengkap data yang dibutuhkan, dengan bertanya kepada guru kelas mengenai proses pembelajaran khususnya pembelajaran yang terkait untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui ketrampilan menggunting pola garis lurus, miring, lengkung, lingkaran.

6. Indikator Keberhasilan

  Siswanto (2017: 154) mengungkapkan indikator keberhasilan merupakan keberhasilan yang dijadikan acuan dalam menetukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.

  Indikator keberhasilan Klasikal 85% dan indikator keberhasilan individua dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

  

Tabel .1.1

Ketentuan Pemberian Nilai Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Pola

Garis Lurus, Miring, Lengkung, dan Lingkaran

Simbol bintang Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan

  1 Belum Muncul (BM)

  Jika anak mencoba, kurang tepat atau tidak mau mencoba

  2 Mulai Muncul (MM)

  Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman

  3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

  Jika anak bisa dengan bantuan awalan

  4 Berkembang Sangat Baik (BSB)

  Jika anak bisa tanpa bantuan Dokumen I

  RA Ma‟arif Kecandran (2017: 15) 7.

   Analisis Data

  Setelah terkumpul data dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir penelitian yang telah dilakukan.

  Siswanto dalam Arikunto (2008:128) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dlam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

  Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklarifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis bessar menjadi beberapa bagian :

  Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan bimbingan, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

  BAB I : Pada bab pertama membahas tentang Pendahuluan, yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Indikator Keberhasilan, Sistematika Penulisan.

  BAB II : Pada bab dua mengkaji tentang Landasan Teori. kajian teori ( Perkemangan Fisik Motorik, Kemampuan

  Fisik Motorik Halus, Indikator Tingkat Perkembangan Fisik Motorik Halus, Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Halus Pada Anak), dan kajian materi penelitian (Pengertian Ketrampilan Menggunting, Manfaat

  Kegiatan Menggunting, Langkah Kerja Menggunting, Bentuk Pola Garis), dan Kajian Pustaka BAB III : Menjelaskan lebih lanjut tentang pelaksanaan penelitian yaitu, Gambaran umum Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Per Siklus.

  BAB IV : Membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Deskripsi Per Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus. BAB V : Yaitu berisi tentang Kesimpulan, Saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Teori a. Perkembangan Fisik Motorik Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif,

  baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.

  Hasan (2002: 317) mengungkapkan fisik secara bahasa diartikan sebagai jasmani, badan, tubuh. Sedangkan motorik diartikan dengan penggerak. Jadi perkembangan fisik motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap ketrampilan gerak tubuh.

  Terkait dengan perkembangan fisik pada anak usia dini tersebut, Kuhlen dan Thompson pada bukunya Novan ( 2016: 35), mengemukakan bahwa perkembangan fisik pada individu meliputi empat aspek, yaitu : 1)

  Sistem syaraf, yang sangat berpengaruh pada aspek perkembangan kognitif dan emosinya.

  2) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoriknya.

  3) Kelenjar endogrin yang menyebabkan munculnya pola-pola perilaku baru. 4) Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.

  Sementara itu Yudrik (2011: 39-40) mengungkapkan bahwa pada dasarnya ada dua aspek pada perkembangan fisik anak usia dini, yaitu : a.

  Perkembangan Anatomis

  Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang, indeks tinggi dan berat badan. Laju perkembangan anatomis adalah sebagai berikut :

  1) Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori dan persambungannya masih longgar.

  2) Berat dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2,4 kg dan 50-60 cm, pada masa kanak-kanak sekitar12-15 kg dan 90-120 cm, pada remaja awal 30-40 kg dan 140-160 cm. Selanjutnya kecepatan berangsur menurun dan bahkan menjadi mapan.

  3) Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar :4 menjelang dewasa menjadi 1 :8 atau 0.

  b.

  Perkembangan Fisiologis Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya berbagai perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi otak, peredaran darah, pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar, dan pencernaan. Hal itu dapat terlihat pada bayi dan anak-anak yang memiliki bentuk tubuh berbeda dengan orang dewasa yang mana kepala mereka tampak lebih besar jika dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.

  Yudrik (2011: 41) Kedua jenis ketrampilan motorik tersebut merupakan dasar bagi perkembangan ketrampilan motorik yang lebih kompleks seperti yang dikenal dengan sebutan bermain (playing) dan berkja (working). Ada dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk ketrampilan motorik anak, yaitu : a.

  Perkembangan motorik itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang komplek. b.

  Perkembangan motorik itu berlangsung dari yang kasar dan global kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan.

  Yusuf (2000: 6) mengatakan bahwa perkembangan yang dialami anak bersifat progresif, sistematis dan berkesinambungan.

  a.

  Bersifat sistematis ( saling kebergantungan) Perubahan dalam perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Misal, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf.

  b.

  Bersifat progresif (perubahan bersifat maju) Perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang terjadi bersifat maju. Misal, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks.

  c.

  Bersifat Berkesinambungan (perkembangan berlangsung secara berurutan) Misalnya, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.

  Yusuf (2000: 11) mengungkapkan bahwa pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama, ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan secara cepat. Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi.

  Perkembangan motorik yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan memunculkan ketrampilan motorik halus. Pada ketrampilan motorik halus ini anak usia dini dapat melakukan pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan mata dan tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan.

  Gerak yang menggunakan otot-otot halus disebut motorik halus (fine

  

motor ) cenderung hanya digunakan untuk aktifitas menggambar, meronce,

menggunting, menempel, atau melipat, menulis, merapikan mainan.

  Berbagai kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak mampu mengusai ketrampilan-ketrampilan motorik.

b. Kemampuan Fisik Motorik Halus

  Fisik motorik halus adalah “gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih

  ”. (Aisyah, 2013:4.42) Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil atau halus serta memerlukan koordinasi yang cermat seperti menggunting mengikuti garis, melukis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menaungkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, crayon dan spidol, serta melipat. (Depdiknas, 2008:10)

  Didik (2007: 55) mengemukakan gerakan motorik halus ini berbeda dengan gerakan motorik kasar yang mengandalkan kekuatan untuk mengkoordinasikan gerakan. Gerakan motorik halus merupakan gerak-gerakan kecil yang tidak hanya mengendalikan kekuatan, tetapi juga utuh ketrampilan.

  Auryn (2007: 26) mengungkapkan bahwa “Ketrampilan motorik halus adalah penggunaan bagian tubuh atau otot-otot kecil, seperti tangan.

  Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. KBBI (2002: 624)

  Bambang (2010: 1.14) menyatakan bahwa “motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh”. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik berkembang berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Aktifitas anak terjadi di bawah control otak.

  Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dan oleh karena koordinasi antara mata dan tanagan sudah semakin baik maka anak sudah dapat mengurus diri sendiri dengan pengawasan orang yang lebih tua. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia RA, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup resliting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta amakan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.

  Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting pola di atas kertas dengan hasil yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnainya, menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.

  Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan ketrampilan fisik lain serta kematangan mental, misalnya ketrampilan membuat gambar. Dalam membuat gambar, selain anak memerlukan ketrampilan menggerakan pergelangan dan jari-jari tangan, anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar.

  Misalnya, untuk menggambar lingkaran anak perlu memahami konsep lingkaran terlebih dahulu sebelum menterjemahkan dalam bentuk gambar. Contoh lain, saat anak berlatih bermain balok dengan menumpuk balok-balok kayu atau lego, anak memerlukan ketrampilan mengambil balok dan juga anak harus mengetahui apa yang akan diperbuatnya dengan balok-balok itu.

  Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Selain itu anak masih kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk menulis. Namun, saat anak berusia empat tahun, ia sudah dapat memegang pebsil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan anak saat ia bersekolah nanti. Namun demikian, kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. Misalnya Ani berusia empat tahun, sudah dapat membuka baju sendiri, sedangkan Dede yang sama berusia empat tahun masih memerlukan bantuan untuk melepas bajunya jika ia akan mandi atau Adi seorang anak berusia lima tahun masih belum dapat menangkap bola yang dilempar padanya, padahal Anto teman sebayanya sudah sangat terampil melakukan kegiatan lempar dan tangkap bola bersama teman-temannya. Keadaan tersebut menunjukkan ada anak-anak yang masih kurang menguasai gerakan motorik halus atau kasarnya.

  Bambang (2010: 14) berpendapat bahwa perbedan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih ketrampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompat tali atau melompat-lompat dengan bola besar. Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih ketrampilan melempar, menangkap, dan menendang bola atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan. Anak laki-laki juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan yang melatih ketrampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih suka pada ketrampilan motorik halus.

  Lily (2001: 23), menyatakan secara umum ada tiga tahap perkembangan ketrampilan motorik anak pada usia dini, yaitu :

  1. Tahap Kognitif Kita dapat meminta anak untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan masa yang lalu seperti menggunting bentuk garis lurus maupun lengkung.

  2. Tahap Asosiatif Mencoba meralat, anak akan mengoreksi gerakan agar tidak terjadi kesalahan dimasa mendatang.

  3. Autonomous Gerakan yang di tampilkan anak merupakan respon yang lebih efisiensi dengan sedikit kesalahan anak sudah menampilkan secara otomatis.

Dokumen yang terkait

MENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TAWANGREJO Hari Murtining TK DHARMA WANITA TAWANGREJO

1 14 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DAN MENEMPEL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH 3 PONTIANAK Sarina, Muhammad Ali, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email.sarina99_gm

1 4 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KOLASE BERBAHAN ALAM KELOMPOK A RA ISLAMIYAH LAKARSANTRI SURABAYA SKRIPSI

0 1 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK BAHAN LUNAK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 58 SURABAYA SKRIPSI

0 4 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

1 2 115

PENINGKATAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGITAN BERMAIN DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT PADA ANAK KELOMPOK A2 DI RA AL-AMIN 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 122

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA TUTUP BOTOL HIAS DI KELOMPOK A BA AISYIYAH REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20172018 SKRIPSI

0 0 148

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 125

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 129

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2 RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018 SKRIPSI

1 4 117