UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI

METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A

  

RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

S K R I P S I

  

D ia ju k a n u n tu k M e m p e r o le h G elar

S a rja n a P e n d id ik a n Isla m

O leh:

  

YATMI

  NIM: 11408234

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2010

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama NIM

  Program Studi Judul

  Yatmi 11408234

  Pendidikan Agama Islam (PAI) UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini saya buat dari laporan hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan penjiplakan terhadap hasil karya atau penelitian orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip datau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan bisa dipertanggungjawabkan.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang men; atakan,

NOTA PEM BIM BING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Sdr. Yatmi Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalaamu 'alaikum wr. wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi sdr.: Nama : Yatmi NIM : 11408234 Judul : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

  MELALUI M ETODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN

  SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

  Demikian harap menjadi perhatian.

  Wassalaamu ’alaikum wr. wb.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing Setia Rini, S.Pd., M.Pd.

  NIP. 197505182003122002 KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  ]l. Tentara Pelajar 02 Telp. (0 298) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudari: YATMI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408234 yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI

  

METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA

Al -IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN

2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam dalam sidang ujian jurusan Tarbiyah

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 28 Agustus 2010 M

  18 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian

Setia Rini, S.Pd., M.Pd.

  NIP. 197505182003122002

  MOTTO

  

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongm u, sesungguhnya yang demikian

itu sungguh berat, terkecuali bagi orang-orang yang khusyu’”

(Surat al-Baqarah ayat 4 5)

“Amal yang paling utama adalah berma’rifah kepada Allah. Bahwasanya ilmu itu

akan bermanfaat bila disertai dengan amal baik, amal sedikit maupun amal

banyak. Bahwasanya kebodohan itu tidak akan bermanfaat baik disertai amal yang

sedikit maupun amal yang banyak.”

  

(HR Hakim)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada

  1. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Anakku, Yudist dan Dinda. Juga Sena semoga kau berbahagia disana.

  3. Ayah dan Ibu yang selalu berdoa untukku.

  4. Para dosenku 5. Saudara dan teman-teman sepeijuangan, semoha tetap semangat.

  

vi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode

  Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010”.

  Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar saijana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin mencurahkan fikiran yang dimiliki. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulian skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak DR. H. Sa’adi, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

  3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam/Ekstensi.

  4. Ibu Setia Rini, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi.

  5. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.

  6. Keluarga Besar RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Salatiga.

  7. Kedua orang tua dan adik-adikku, yang selalu membimbing dan memohonkan doa yang tulus kepadaku.

  8. Suamiku tercinta yang selalu membimbingku.

  9. Segenap sahabat mahasiswa PAI ekstensi angkatan 2008.

  10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan selain dengan ucapan terima kasih serta doa tulus semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin ya rabbal ‘alamin.

  Salatiga, 10 Agustus 2010

  

ABSTRAK

  Yatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Skripsi.

  Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Setia Rini, M.Pd. Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Metode Bercerita, Wayang Fantasi.

  Penilaian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran membaca?

  Dan apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa? Hipotesis dari penelitian ini adalah metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran membaca siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  Pelaksanaan penelitian dapat dihentikan apabila hasilnya meningkat dibanding sebelum dikenakan tindakan. Adapun siklus yang dilakukan adalah dua siklus, masing-masing siklus dua kali pembelajaran.

  Hasil penelitian pada siklus I tingkat minat siswa mencapai 70%, keaktidan siswa 57%, kemampuan siswa 70% dan pada siklus II tingkat minat siswa 72%, tingkat keaktifan 70%, dan tingkat kemampuan siswa 90%. Teijadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dikenakan tindakan.

  Kesimpulan penelitian ini bahwa metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca siswa.

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  4. F aktor-F aktor yang mempengaruhi kemampuan membaca... 19

  

  

  

  

  

  

  

  

xi

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Minat Anak Dalam Siklus 1............................... 48Tabel 4.11 Hasil Test Lesan Siswa Dalam Siklus I I .......................................... 57Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Siklus II.......................... 55Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Dalam Siklus II............... 54Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus II............................ 53Tabel 4.7 Hasil Test Lesan Kemampuan Membaca Dalam Siklus 1.............. 51Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Dalam Siklus 1 ....................... 50Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus 1............................. 47Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi G uru................................................... 11Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan.... 46Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan 45 Tindakan..............................................................................................Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa........................................... 44Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian............................................................... 32Tabel 3.2 Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010......... 31Tabel 3.1 Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010.......... 31Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi M u rid ................................................. 11Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Penelitian.......................................................... 59

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK )................................................. 9 Gambar 2 Gambar Wayang Fantasi........................................................ lampiran 1 Gambar 3 Gambar Suasana Pembelajaran dengan metode bercerita dengan wayang fantasi......................................................................... lampiran 2

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 2. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 3. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  

  

  

  

  

  

Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian.............................................................

Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian............................................

xv

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Kemampuan membaca merupakan salah satu materi dari bidang pengembangan bahasa yang harus dikembangkan di Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA). Bahkan pada kalangan masyarakat tertentu kemampuan membaca merupakan salah satu tuntutan kemampuan yang harus dikuasai anak. Banyak sekolah dasar seringkah mengajukan persyaratan untuk masuk di kelas satu, dengan melakukan konsep akademik terutama tes membaca. Hal ini mendorong lembaga Pendidikan TK/RA maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan membaca dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di SD/MI. Akibatnya banyak TK/RA yang tidak lagi menjadi taman yang indah, tempat bermain, tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK, sehingga pengalaman pertama anak tentang membaca tidak menyenangkan baginya, padahal pengalaman baca tulis anak-anak usia empat dan lima tahun meletakkan dasar penting bagi perkembangan baca tulis di masa depan.1 2

  Dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1 Allah berfirm an: Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakari’

  (Q.S. Al-Alaq:

  1 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak Usia D ini M enyiapkan Anak

Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him.

323.

  2 Ahmad Hatta, Tafsir Q ur’an Perkata, Cet. ke-3, 2009, him. 592.

  1

  2

  Ayat di atas merupakan bukti begitu pentingnya membaca bagi kehidupan manusia. Dengan demikian pembelajaran membaca seharusnya mendapat perhatian yang besar dari guru RA/TK, sehingga anak memperoleh pengalaman membaca pertama kali di RA dengan pengalaman yang menyenangkan, mengesankan dan memotivasi anak.

  Namun dalam kenyatannya, penyampaian pengalaman membaca bagi anak TK/RA tidak disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat, sehingga anak menerima pengalaman membaca mengalami keterpaksaan, membosankan dan tidak menarik minatnya. Di RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, juga mengalami hal tersebut, metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang variatif, sehingga anak tidak tertarik, bosan dan keaktifan anak dalam pembelajaran membaca kurang.

  Dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca perlu digunakan sebuah metode yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik anak RA, yaitu bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Para guru harus memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan minat, kebutuhan dan tingkat pemahaman anak.3

  Metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita melalui gambar-gambar yang dibuat berupa wayang yang diberi simbol-simbol huruf,

3 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Lirikulum Raudlatul Athfal, Direktur jenderal Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, him. 2

  3

  melalui metode ini penyampaian pengalaman membaca disampaikan dengan menyenangkan, mengesankan dan menarik minat anak.

  Atas dasar pemikiran di atas dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi perlu diterapkan, mengingat kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas masih kurang, dikarenakan anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan guru, dikarenakan guru belum menggunakan metode yang dapat menggali daya tangkap, daya fikir, daya konsentrasi dan fantasi anak.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?

  2. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?

  3. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  4

  1. Peningkatan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi.

  2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi.

  3. Peningkatan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi anak Membantu dan mendukung proses pembelajaran di RA agar lebih baik, menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran pengenalan membaca.

  2. Bagi guru

  a. Memperkaya metode pembelajaran di dalam kelas

  b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi anakRA

  3. Bagi lembaga Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan RA

E. Hipotesis

  Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

  5

  1. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca.

  2. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membaca pada siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.

  3. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.

F. Definisi Operasional

  Supaya tidak teijadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

  1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata ’’tingkat” yang artinya jenjang atau bakat.4 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan

  ”pe-an” maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya.5 Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata sifat yang menyertai.

  4 WJS. Poerwadarminto, Kamu B esar Bahasa Indonesia, Cet. 9, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, him. 103

  5 Ibid, him. 413

  6

  2. Kemampuan membaca Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum.

  Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenalkan hubungan antara bahasa lidan dan tulisan (simbol huruf tulisan) dalam rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK atau RA.

  Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud peningkatan kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam menguasai kompetensi dasar dalam mengenal hubungan bahasa lesan dan tulisan (simbol huruf latin).

  3. Metode bercerita Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK/RA dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan tidak lepas dari tujuan pendidikan anak TK.6

  4. Wayang fantasi Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat sedemikian rupa yang membentuk wayang yang kita kenal selama ini.

6 Moeslichatoen, M etode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Cet. Ke-1, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 157.

  7

  Gambar bisa berapa benda-benda yang dikenal anak seperti buah-buahan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya.

  Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud ’’bercerita melalui wayang fantasi” di dalam penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan membawa cerita melalui media gambar yang dibuat seperti wayang.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berapa sebuah tindakah, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersam a7

  Penelitian tindakan kelas dipilih dengan alasan sebagai berikut:8

  a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional

  c. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan tugas pokok di kelas e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena dituntut melakukan upaya inofasi dalam pembelajaran

  7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan K elas, Cetakan Ke-2, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, him. 3.

  8 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan K elas, Cetakan K e-1, Yrama W idya, Bandung, 2006, him. 13.

  8

  2. Subyek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas A RA Al-Ikhlas

  Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Subyek penelitianriya adalah siswa kelas A dan guru kelas pada sekolah tersebut tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini merupakan penelitian populasi artinya semua siswa kelas A sebanyak 20 anak menjadi subyek penelitian.

  3. Prosedur penelitian Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pra siklus; yaitu melakukan kegiatan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta mengamati tingkat keaktifan siswa.

  b. Menyusun rencana penelitian meliputi: membuat perangkat pembelajaran, meliputi rencana pembelajaran (RKH), menyiapkan sumber, alat, dan media pembelajaran, menyusun lembar observasi, serta menyusun alat evaluasi.

  c. Melaksanakan proses pembelajaran siklus I

  d. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat yang ditunjuk sebagai observasi.

  e. Melakukan analisa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya atau disebut dengan refleksi.

  9

  f. Pelaksanaan siklus II kegiatannya sama dengan siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  Prosedur pelaksanaan penelitian yang meliputi empat tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Digambarkan sebagai berikut:9

  

Gambar 1. Alur PTK

  Siklus I dan siklus II sebagaimana digambarkan di atas saling terkait dan berkelanjutan. Siklus II dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus I. Siklus III dilaksanakan karena siklus

  II belum mengatasi masalah.10 9 Ibid, him. 36.

10 Ibid, him. 32

  10

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus penelitian, dengan asalan siklus I dan siklus II sudah mengatasi permasalahan sebagaimana dipaparkan di depan.

  4. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengumpulkan data ini adalah:

  a. Dokumentasi berupa : Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku absen, daftar nilai siswa, catatan anekdot b. Lembar obervasi: yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran

  1) Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran membaca dengan menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan wayang fantasi Aspek pengamatan terdiri dari 20 item yang masing-masing item diberi skor (1-5). Skor 5 jika amat baik, skor 4 jika baik, skor 3 jika cukup baik, skor 2 jika kurang baik, skor 1 jika tidak baik. Skor 20 apek pengamatan dijumlahkan kemudian dilakukan tabulasi dengan pengkategorian sebagai berikut:

  11

Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru Kriteria Nilai Skor

  Amat baik A 86-100 Baik B 71-85 Cukup baik C 56-70

  D 40-55

  Kurang baik Tidak baik E <40

Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Anak Skor Kriteria Nilai

  A 86-100 Amat baik

  B 71-85 Baik

  C 56-70 Cukup baik Kurang baik D 40-55 Tidak baik E <40

  c. Catatan anekdot; catatan kejadian selama proses pembelajaran

  5. Pengumpulan data Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan dokumentasi dan observasi dengan thnik mencatat dan merekap seluruh aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung. Disamping itu data juga diambil melalui penugasan (test) yang diberikan kepada siswa pada siklus I maupun siklus II

  6. Analisa data Analisis data dari penelitian ini menggunakan tehnik analisa deskriptif kualitatif:

  12

  a. Diskriptif : penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, interview dan observasi.11

  b. Kualitatif : penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.12 Dalam melaksanakan analisa, peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.

  Untuk mengetahui gejala yang muncul digunkana rumus prosentase, yaitu: P = — xl00%

  N Keterangan:

  P : Prosentase N : Jumlah obyek F : Frekuensi

  Tujuan prosentase adalah untuk memperlihatkan dengan tegas besarnya secara relatif antara dua angka atau lebih, atau dengan kata lain: untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau lebih.13

  Analisis dilakukan untuk membuktikan tiga pernyataan yang dikemukakan dalam hipotesis tindakan.

  11 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilm iah D asar M etode Tehnik, Edisi VII, CV. Tarsito, Bandung, 1990, him. 139.

  12 L exy J. M oleong, M etode Penelitian K ualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him. 45 13 Marzuki, M etodologi R iset, Cet. Ke-4, PT. Hanindita Offset, Yogyakarta, 1989, him.

  85

  13 H. Sistem atika Penulisan Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: B A B I PENDAHULUAN

  A. Latar belakang masalah

  B. Rumusan masalah

  C. Tujuan penelitian

  D. Manfaat penelitian

  E. Definisi operasional

  F. Hipotesis

  G. Metodologi penelitian

  H. Sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian metode pembelajaran B. Pengertian metode bercerita C. Pengertian wayang fantasi D. Kemampuan membaca di TK/RA BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi pelaksanaan pra siklus B. Deskripsi pelaksanaan siklus I C. Deskripsi pelaksanaan siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN D A N PEM BAHASAN A. Hasil penelitian pelaksanaan siklus

B. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Lampiran

  b a b n

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Raudhotul Athfaal

  1. Pengertian kemampuan membaca di TK/RA Pengertian kemampuan membaca di TK/RA adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki siswa RA/TK dalam mengenal hubungan antara bahasa lisan dan tulisan (simbol) huruf dalam rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK tau RA.14

  Pengertian membaca bagi anak usia dini, mengandung pengertian lebih dari pada sekedar membaca. Membaca merupakan perkembangan dari ketrampilan membaca dan menulis maupun tindakan-tindakan kreatif dan analitis dalam memperoduksi dan memahami teks.15

  Berdasarkan pengertian di atas, kemampuan membaca di TK/RA merupakan pengenalan dalam rangka pengembangan baca tulis ditingkat selanjutnya, sehingga pemberian pengalaman membaca bagi anak seharusnya diberikan dengan suasana yang menyenangkan, memotivasi, dan menarik minat atau antusias anak.

  14 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum R oudlatul Athfal, Direktur Jendral Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, him. 68.

  15 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak U sia D ini M enyiapkan Anak

U sia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him.

322.

  

15

  16

  2. Dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran membaca di TK/RA Di dalam pengembangan kemampuan membaca di TK/RA kita harus tahu dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran dan beberapa perilaku yang harus disimpulkan dalam pembelajaran.16 Dasar tersebut antara lain:

  a. Pemahaman cara anak belajar Kita harus mengamati dan mengetahui cara anak belajar, antara lain dapat menggunakan atau mengutamakan panca indra, berekspresi.

  Pendeteksian semacam ini dapat dipakai sebagai dasar pengembangan potensi awal anak didik lebih lanjut.

  b. Wahana dan media belajar Bermain adalah wahana belajar bagi anak TK/RA, sehingga kesiapan sarana sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan beragam kegiatan bermain. Model pembelajaran yang antraktif akan membantu anak dalam proses pemahaman konsep.

  c. Faktor-faktor teijadinya kreatifitas Dalam pembelajaran bersama anak didik atau terjadi kreatifitas seperti mereka mengemukakan apa yang dimiliki, mengutamakan objek yang dilihat, pada saat-saat seperti itu anak tidak perlu dipersalahkan, namun perlu adanya pengamatan, penghargaan, dan bimbingan.

16 Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan pada Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah, Materi Penataran Bintek Guru TK/BA/RA di Jawa tengah, 2002, him. 2

  17

  d. Belajar kelompok Tehnik belajar kelompok disini dikemukakan dalam rangka membantu anak dalam meningkatkan kesadaran akan mendengarkan teman, menghargai teman, berpartisipasi, serta memberi kesempatan teman bicara.

  e. Tahap penalaran Disini mengandung pengertian bahwa pembelajaran di TK/RA diharapkan pada sesuatu yang kongkrit.

  Berdasarkan pengertian di atas di dalam pembelajaran membaca yang terpenting adalah suasana yang menyenangkan, meningkatkan kreatifitas, dan mengusahakan pembelajaran yang kontekstual, atau dalam pembelajaran mengusahakan benda-benda yang nyata atau kongkrit. Sehingga di dalan pembelajaran membaca anak terhindar dari kejemuan atau kebosanan akibat dari suasana proses belajar mengajar yang tidak mendukung.

  Pendidikan di TK/RA adalah pendidikan yang awal, jadi kita harus hati-hati dalam meletakkan dasar-dasar pembelajar sehingga bisa terhindarkan kesalahan yang fatal yang berakibat tidak baik bagi perkembangan belajar selanjutnya. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran membaca, dasar-dasar pembelajaran yang salah akan mengakibatkan anak mempunyai “trauma” membaca, yang di kemudian hari anak menjadi alergi membaca, jauh dari budaya membaca.

  18

3. Tahap perkembangan membaca di TK/RA Di dalam memberikan pembelajaran kemampuan membaca perlu diperhatikan berapa tahapan perkembangan membaca.17 Tahapan-tahapan perkembangan membaca antara lain:

  a. Tahap fantasi Pada tahap ini anak mulai tertarik pada buku, belajar menggunakan buku, selanjutnya anak mulai berfikir bahwa buku itu penting baginya. Pada masa ini anak memerlukan rangsangan, agar anak tertarik pada banyak buku dengan cara menunjukkan macam- macam buku yang dipandang menarik bagi anak didik.

  b. Tahap pembentukan konsep diri Pada masa ini anak telah memandang dirinya sebagai pembaca pura-pura, memberi makna pada gambar.

  c. Tahap membaca gambar Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan gambar yang tampak, serta mulai mengemukakan kata untuk menanggapi gambar yang dilihat dengan kata-kata yang sudah dikenal.

  d. Tahap pengenalan bacaan Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan yang tampak baik itu berbentuk gambar maupun tulisan. Pada tahap ini anak sebaiknya sering diberikan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar untuk merangsang dan mengeksplorasi anak.

  Ibid, him. 3

  19

  e. Tahap membaca lancar Pada tahap ini anak dapat membaca, apa saja bacaan dengan huruf yang dikenal selalu ingin dibacanya, bahkan mereka membaca tanpa mengenal apa maksudnya.

  Dengan memahami tahapan-tahapan membaca bagi anak para guru atau orang tua akan memahami bahwa kemampuan adalah dalam membaca akan mengalami sebuah proses berdasarkan tahapan- tahapan. Dengan demikian kita tidak boleh memaksakan pembelajaran membaca apabila anak belum memiliki tahapan kematangan, yang bisa dilakukan adalah memberi rangsangan atau stimulus sehingga masa peka anak akan muncul.

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Bahasa merupakan sarana untuk perkembangan bahasa baca tulis.

  Pengembangan kemampuan bahasa dalam rangka mempersiapkan anak meneirma manfaat dan instruksi membaca antara lain:18 a. Pemahaman fonemik

  Fonemik adalah unit terkecil dari bicara. Disini diharapkan anak memahami bunyi huruf dalam kata. Pemahaman fonemik bisa diberikan dengan memberikan kesempatan anak bermain mendengar bunyi dari kata-kata yang ia dengar.

18 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, op.cit, him. 326.

  20

  b. Belajar abjad Belajar abjad adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak-anak perlu mengembangkan pengetahuan tentang abjad agar menggunakan huruf dan ketrampilan bunyi huruf untuk membaca.

  5. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca di TK/RA Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran membaca di TK/RA antara lain:19 a. Membangun dan meningkatkan motivasi anak. Motivasi adalah dorongan agar anak belajar membaca, hendaknya diberikan baik oleh guru maupun orang tua

  b. Memupuk kepercayaan diri anak. Kepercayaan diri ditumbuhkan pada diri anak agar anak tidak takut belajar membaca, membaca itu mudah dan menyenangkan sehingga anak optimis dan mempunyai minat belajar membaca c. Memperhatikan waktu belajar. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak, dalam menerima pembelajaran membaca d. Pemberian hadiah dan penghargaan. Diberikan dalam rangka mendorong anak untuk terus berhasil dalam membaca. Pemberian hadiah tidak harus materi, sebuah pujian, ungkapan “kamu pintar” tepuk tangan merupakan bentuk penghargaan bagi anak.

  Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran membaca seorang guru di dalam pembelajaran akan berhati-hati jangan sampai

19 Hurani Mustain, Anak Islam Suka M em baca, Pustaka Amanah, Solo, 2005, him.

  21

  melakukan kesalahan yang berpotensi dapat mematikan motivasi anak, menjatuhkan harga diri anak. Kata-kata berkonotasi negatif harus dihindarkan sebagai contoh anak yang kesulitan dalam pembelajaran jangan sampai dikatakan “kamu bodoh”, “kamu sulit” dan lain-lain. Hal ini akan menjatuhkan harga diri anak juga menghilangkan motivasi anak dalam belajar membaca.

  6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA Beberapa pendekatan permainan membaca di TK/RA adalah metode sintesa, metode global, metode w hole-linguistic,20 a. Metode sintesa

  Metode sintesa memberikan pengertian bahwa suatu unsur alur huruf akan mempunyai makna apabila unsur itu berkaitan/berhubungan dengan unsur atau huruf lain sehingga membentuk suatu arti. Huruf “i” pada kata “ibu” tidak akan bermakna kalau tidak ditambah unsur “bu”.

  Metode ini memperkenalkan membaca pada anak dimulai dengan mengenal huruf. Permainan membaca seperti ini selalu dibantu dengan gambar setiap memperkenalkan huruf.

  b. Metode global Metode global memiliki pengertian bahwa anak mengenal sesuatu secara global (keseluruhan) dalam metode ini memperkenalkan membaca dengan menggunakan kalimat, baru diurai menjadi unsur.

20 Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan N on Kependidikan, op.cit, him. 2

  2 2

  c. Metode whole-linguistic Dalam metode ini permainan membaca dimulai dengan menggunakan kemampuan berbahasa anak secara keseluruhan, misalnya anak mewarnai gambar buah, kemudian diminta memberi nama buah yang diwarnai.

  Melalui metode ini diharapkan anak mempunyai kemampuan mengamati, mendengarkan, memahami dan mengkomonikasikan membaca gambar dan tulisan.

B. Metode Bercerita dengan Wayang Fantasi

  1. Pengertian metode bercerita Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai tujuan program pembelajaran.

  Metode merupakan bagian dari strategi. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.21

  Metode pembelajaran yang biasa diterapkan di taman kanak-kanak ada beberapa macam, salah satunya adalah metode bercerita. Metode bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan, dengan cara yang menarik

21 Mucslihatun, M etode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Cet. I, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 7

  23

  dan mengundang perhatian anak dengan memperhatikan tujuan pendidikan bagi anak T K .22 Metode bercerita sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa manusia, dikarenakan beberapa hal,23 antara lain: a. Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat mumi, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia b. Melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa merasa di gurui c. Dengan cerita dapat menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak

  2. Pengertian wayang fantasi Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat sedemikian rupa yang membentuk gambar orang, benda, buah-buahan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya dan lain-lain yang diberi penyangga sebagaimana wayang yang kita kenal selama ini.

  Dalam penelitian ini pembelajaran membaca akan disampaikan melalui gambar yang dibuat seperti wayang, yang diberi simbol-simbol huruf yang mudah dipahami oleh anak.

  Wayang fantasi dibuat dengan menggunakan kertas karton tebal yang telah diberi gambar dan diwarnai yang menarik kemudian digunting, guntingan gambar yang telah diwarnai tadi kemudian diberi penyangga

22 Zaenal Fanani dan Bambang Bim o Suryono, Memahami Berbagai Aspek Bercerita, Yayasan SPA, Yogyakarta, 2008, him. 6 23 Abi M.F. Yaqin, M endidik Secara Islam i, Percetakan Lintas Media, Jombang, t.th, him.

  34.

  24

  dari bambu sebagaimana wayang yang kita kenal, dan diberi simbol huruf yang mudah ditangkap anak. Bentuk dan visualisasi dapat dilihat pada lampiran gambar wayang fantasi.

  Dari uraian di atas, dapat diperoleh pengertian yang dimaksud dengan bercerita dengan wayang fantasi adalah memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan membawakan cerita melalui gambar yang dibuat seperti wayang.

  3. Fungsi cerita dalam pendidikan

  a. Menyampaikan nilai-nilai kehidupan dan pendidikan Sebagaimana kita ketahui, di dalam Al-Qur’an, dalam rangka menyampaikan nilai-nilai pendidikan dengan melalui cerita. Kisah- kisah umat terdahulu, kisah para nabi dalam mendakwahkan agama, banyak diceritakan di dalam Al-Qur’an, hal ini disampaikan dalam rangka menyampaikan nilai-nilai kehidupa agar menjadi cermin.24

  Sebagaimana firman Allah:

  • - x / / / / / /

  ✓ 0 i ° s ' s 0 s s ' i s ° S <s £ ^ J “U a P j JpxJl sJlA

  Artinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan

  kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Huud: 120).

24 Ahmad Hatta, Tafsir Q ur’an Perkata, Cet. k e -3 ,2009, him. 235.

  25

  b. Memberi nasehat atau pengaruh positif dalam jiwa Memberikan cerita pada dasarnya adalah memberikan nasehat arau pengaruh positif ke dalam jiw a pendengarnya. Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dalam memberi pengaruh baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Karena dapat mengasah rasa dan akal.25

  Tugas guru disamping menyampaikan materi pelajaran, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah memberikan nasehat dan arahan kepada siswa. Memberikan nasehat adalah tuntutan syar’i sebelum menjadi tuntutan pengajaran dan pendidikan. Dari Tamim bin Aus ad- Dari bahwa Nabi bersabda: .

  V N

  • * # ^

  au aas

  I

  4J j j i JIS (J

  Slj

  Artinya: “Agama adalah nasehat”. Kami bertanya "untuk siapa wahai

  Rasulullah?” Beliau menjawab, “untuk Allah, kitabNya, RasulNya dan para pem im pin kaum muslimin serta kalangan umum mereka ” 26

  c. Cerita merupakan bagian penting pendidikan anak-anak Melalui cerita anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas.

  Bahkan cerita mampu menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian serta pembentukan karakter anak-anak. Hal ini dapat

  25 Abdul A ziz Abdul Majid, M endidik dengan C erita, Cet. K e-2, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, t.th, him. 8

  26 Fuad bin Abdul A ziz Asy-Syalhub, B egini Seharusnya m enjadi Guru Panduan Lengkap M etodologi Pengajaran cara Rasulullah, Darul Haq, Jakarta, 2009, him. 58.

  26

  dilihat karena cerita mempunyai fungsi dan manfaat yang besar dalam pendidikan anak-anak.

  Fungsi dan manfaat tersebut antara lain:27 1) Sebagai sarana kontak batin antara pendidik (termasuk orang tuanya) dengan anak didik

  2) Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai- nilai ajaran tertentu 3) Sebagai metode untuk memberikan bekas kepada anak didik agar mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi perbuatan (akhlak)

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMAHAMI CERITA ANAK PADA SISWA KELAS I SDN KETAWANGGEDE KOTA MALANG

0 32 23

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 26 54

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA WAYANG KARTON

0 4 23

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA DENGAN METODE BERMAIN KARTU HURUF SISWA KELAS 1 MI AR-RAHMAN WIDODAREN TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR'AN DENGAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V MIN MILANGEN SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 86

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN MEDIA IQRO' MELALUI PENDEKATAN CBSA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KEBLUKAN KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 56

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TIRTO KECAMATAN GRABAG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 85

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V MI MA'ARIF KUTOWINANGUN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008-2009 SKRIPSI

0 0 88

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN QIRO'ATI PADA SISWA TK IMAN ISTIQOMAH PLUS TETEP RANDUACIR, KEC. ARGOMULYO, KOTA SALATIGA - Test Repository

0 0 99

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN QIRO’ATI PADA SISWA TK IMAN ISTIQOMAH PLUS TETEP RANDUACIR, KEC. ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2008/2009 - Test Repository

0 0 99