PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA

ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR DEWI HARYATI

  

NIM. 11613005

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  MOTTO

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil”

“Belajar diwaktu kecil itu, bagaikan mengukir di atas batu”

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

  Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku: Kedua orangtua, Bapak Sutardi dan Ibu Muryani yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depan. Suami Aris Setyawan dan anak Kaysa I Shaqueena Ardeetha yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberi semangat, dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan skripsi ini. Guru-guru yang hebat dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.

  Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

  Sahabat-sahabat tercinta, terimakasih banyak untuk segala hal untuk kenangan indah dalam setiap bait pada paragraph kisah persahabatan penulis.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua jurusan PIAUD.

  4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

  5. Ibu Peni Susapti, S.Si. M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

  6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Ibu Kumaisaroh, SHI selaku Kepala RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok Kota Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.

  8. Ibu Sri Arijati selaku Guru Kelompok A RA Masitoh yang telah banyak membantu dan membimbing penulis. Dewan guru RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok Kota Salatiga. Siswa-siswi kelompok A RA Masitoh.

  9. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku, serta suami dan anakku di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di

  IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  10. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

  Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun kritik yang membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.

  Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 24 Januari 2018 Penulis Nur Dewi Haryati ABSTRAK Haryati, Nur Dewi. 2018. Perkembangan Motorik Halus Melalui Finger Painting

  Pada Anak Kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016/2017 . Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Peni Susapti, S.Si. M.Si Kata Kunci : Motorik Halus, Finger Painting, Anak Usia Dini.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan motorik halus anak melalui finger painting pada anak usia dini di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang akan di jawab melalui penelitian ini adalah apakah melalui finger painting dapat mengembangkan motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017? Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian yang hendak di peroleh adalah untuk mengetahui finger painting dapat meningkatkan kreativitas anak didik dalam perkembangan motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun

  pelajaran 2016/2017. Penelitian yang di lakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang di maksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian, kelas yang berisi anak didik di jadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang di teliti.

  Hasil dari perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu Pra Siklus sebesar 28%, siklus I sebesar 52% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Adapun KKM (kriteria ketentuan minimal) nilai yang ideal adalah 75% , bila mana PTK ini dinyatakan berhasil jika nilai anak yang telah mencapai KKM ketentutasan 75%. Penerapan finger painting dapat mengembangkan motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016/2017, yaitu dengan hasil siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 52%. Pada siklus II sebanyak 94%.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL …………………………………………………………………………. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………….………………………………….. ii PENGESAHAN KELULUSAN ………………………..…………………….... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………………... iv MOTTO .………………………………………………………………………… v PERSEMBAHAN …………………………………………………….…. ......... vi KATA PENGANTAR …………………………………………………..…….. vii ABSTRAK ………………………………………………………..…………… ix DAFTAR ISI ……………………………………………….…………………. x DAFTAR TABEL …………………………………….………………………. xii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………..

  7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 8 D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….

  8 E. Kegunaan Penelitian ..………………………………………………

  8 F. Definisi Operasional ...………………………………………………

  10 G. Metode Penelitian …..……………………………………………….

  11 H. Sistematika Penulisan .………………………………………………

  22 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Perkembangan Motorik Halus ……………………....….

  24 B. Karakteristik Keterampilan Motorik Halus………………………..… 30

  C. Hakikat Finger Painting ………...…………………………………… 33

  D. Tujuan dan Manfaat Finger Pianting ………………………………… 38

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ……………………. 43

  B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ...……………………… 51 C. Deskripsi Penelitian pelaksanaan Siklus I ..…………………………. 52

  D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ..………………………… 57

  BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus………………………………………………….. 61 B. Pembahasan…………………………………………………………... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..………………………………………………………… 83 B. Saran ..……………………………………………………………….. 83 Daftar Pustaka …………………………………………………………………... 86 Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ………………….. …… 20Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan …………………………………………………………….

  21 Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A ……………………………………….

  47 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh ………………………………………… 48

Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak …………………. …… 63Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus …………………………………….. 64

  Tabel 4. 3 Hasil Penilaian Pra Siklus ………………………………………………. 65

Tabel 4.4 Hasil Penilain Siklus I …………………………………………………... 69Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II ………………………………………………… 72Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan …………………………………………………………….

  76 Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Pra Siklus ……………………………………………

  77 Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan ……………………………………………………………

  78 Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Siklus I ………………………………………………

  79 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan …………………………………………………………….

  80 Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Siklus II ……………………………………………..

  81

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ……………..

  12 Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Masitoh ……………………………………...

  50

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Pernyataan Publikasi Skripsi Lampiran 6 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 7 Lembar Observasi Lampiran 8 Wawancara Lampiran 9 Catatan Lapangan Lampiran 10 RPPH Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 12 Lembar Kerja Anak Lampitan 13 SKK Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan usia (the golden age) yang sangat potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi kecerdasan yang di miliki anak.

  pendidikan anak usia dini telah di pandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam rangka menyiapkan generasi yang unggul dan tangguh. Usia dini merupakan masa yang sangat baik di mana anak akan mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang di contohkan di perdengarkan serta di perlihatkan (Harun Rasyid, dkk. 2009: 152-153).

  Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memenggang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Pertumbuhan dan perkembangan anak dari usia 0-6 tahun sangat menentukan derajat kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan produktifitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi yang amat penting bagi pembangunan sumber daya manusia berkualitas.

  Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 ayat 14 Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu sebaiknya anak usia dini di beri stimulasi serta kegiatan yang dapat membantu mengembangkan dan mengoptimalkan potensinya. Pendidikan yang di berikan haruslah menarik sesuai dengan fase pertumbuhan anak identik dengan usia bermain (Jamal Ma'mur Asmani, 2010: 30).

  Raudhatul Athfal (RA) merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Untuk itu lembaga pendidikan dalam hal ini RA, harus memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik. Bagi anak- anak, bermain adalah belajar, maka belajar itu menjadi menyenangkan. Pada dasarnya anak-anak belajar melalui permainan, karena tidak ada cara lain bagi mereka untuk mencapai segala hal yang secara normal harus mereka capai. Orang tua harus memastikan bahwa masa pra sekolah anak-anak penuh dengan kesenangan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar dapat mencapai potensi yang optimal.

  Pada saat mulai sekolah, anak sudah dapat mengomunikasikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang lugas. Dia dapat membuat hipotesa mengenai mengapa segala hal dapat terjadi, serta mengenal dan mengingat tempat-tempat serta kejadian tertentu. Sehingga anak dapat menceritakan dan menggambarkan melalui coretan dan tulisan sederhana. Untuk mencapai begitu banyak hal dalam masa pra sekolah, anak harus mau belajar secara ikhlas dan gembira. Cara belajar anak yang baik adalah bermain. Bermain adalah hal yang alami bagi anak-anak, dan setiap tahap perkembangan anak akan bermain dengan cara yang paling sesuai untuk hal yang mereka pelajari.

  Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 3 adalah membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik secara psikis maupun fisik, yang meliputi pengembangan moral, nilai, sosial, emosional, kognitif, bahasa, motorik, kemandirian, dan seni untuk di persiapkan memasuki pendidikan dasar. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelengaraan pendidikan, yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap, perilaku, serta agama), serta bahasa, dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini. Husein, dkk. (dalam Sumantri 2005: 2) mengemukakan bahwa anak usia dini memiliki kedudukan sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan manusia yang berkualitas.

  Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah penting untuk mencapai tujuan bangsa yaitu menjadikan anak sebagai manusia yang seutuhnya.

  Perkembangan motorik anak usia dini di tingkatkan melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan otak. Perkembangan fisik motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang sudah ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak tetap tak berdaya. Laura E. Berk. (dalam Suyadi 2010: 67-68). Perkembangan motorik anak di bagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Motorik kasar cenderung di lakukan oleh otot-otot besar dan menghasilkan gerakan tubuh yang lebih besar seperti berlari dan melompat. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Juita Dwi Wardhani dan Tri Asmawulan, 2011: 36).

  Pada dasarnya belajar merupakan suatu hal yang alamiah, terjadi pada diri manusia seperti halnya anak-anak di rumah, di tempat bermain, juga di sekolah, anak akan mengalami proses belajar. Terlebih ketika orang dewasa menyadari betul bahwa anak di usia dini masih sangat senang melakukan kegiatan bermain, bereskplorasi, dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada saat itulah sebetulnya mereka sedang mengalami proses belajar. Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak.

  Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat di kategorikan sebagai bermain, berarti telah berusaha membuat pengalaman belajar itu di rasakan dan di persepsikan secara alami oleh anak yang bersangkutan, sehingga menjadi bermakna baginya di cetus oleh Solehuddin (Tadkirotun Musfiroh, 2005 :36).

  Kegiatan fisik merupakan salah satu media yang penting, karena melalui media ini anak-anak membentuk kesan tentang dirinya maupun lingkungannya (B.E.F.

  Montolalu, 2009: 32).

  Menurut Hajar Pamadi (2008: 10) finger painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-jari tanganya secara langsung. Di dalam finger painting, anak dapat dengan bebas menuangkan imajinasi yang akan di wujudkan. Finger painting pada dasarnya mudah, tidak begitu rumit, serta tidak ada aturan baku untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal yang harus di lakukan guru adalah memberikan motivasi serta menumbuhkan keberanian anak untuk melakukan finger painting, yaitu untuk tidak takut tangannya kotor karena bubur warna. Menurut B.E.F Montolalu (2009: 17), finger painting dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan atau jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengkombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, dan memupuk keindahan. Kegiatan finger painting dapat di gunakan sebagai kegiatan alternatif bagi guru guna menggantikan crayon agar kegiatan bermain warna lebih menarik bagi anak. Finger painting dapat membantu anak mengembangkan motorik halusnya karena kegiatan ini dapat melatih koordinasi mata dan tangan.

  Berdasarkan observasi di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017, anak-anak menunjukan keterlambatan dalam perkembangan motorik halusnya yang terlihat melalui finger painting (melukis dengan jari) ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran, khususnya dalam finger painting (melukis dengan jari). Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakkan motorik halus melalui finger painting (melukis dengan jari) dari kreativitas anak masih asing, kaku, dan belum terampil. Dalam ketidak maksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan kelas belum menguasai, penggunaan metode pembelajaran kurang, dan kreativitas guru masih minim. Dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halusnya. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak terlihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru RA Masitoh Pendem memperkenalkan dan melatih gerak motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh, dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjukan pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil.

  Pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah, guru hanya membacakan atau membawakan media atau alat peraga yang belum menarik untuk anak, kurangnya kreativitas guru dalam mengemas permainan dalam pembelajaran terutama dalam kreativitas. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan anak, menjadikan anak pasif, kurang perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut dalam pembelajaran mengajar harus di gunakan model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya metode pembelajaran yang di anggap sesuai yaitu melalui permainan finger painting (melukis dengan jari) agar anak dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.

  Guru juga dapat menggunakan solusi seperti merencanakan bentuk evaluasi untuk perkembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak RA Masitoh Pendem dengan finger

  

painting. Finger painting di samping dapat meningkatkan kemampuan motorik halus

  pada siswa kelompok A, hal ini juga dapat menumbuhkan daya tarik bagi siswa, sehingga dapat memberikan siswa lebih senang dan semangat dalam proses belajar dan pada akhirnya dapat menghasilkan belajar yang baik. Berkaitan hal tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang: "Perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masiotoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat permasalahan ini sebagai berikut : Apakah melalui finger painting dapat meningkatkan berkembang motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-2017.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang di harapkan dari penelitian tindakan kelas ini merupakan sarana yang ingin di capai dengan menetapkan suatu tujuan dari arah penulisan. Di harapkan tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perkembangan motorik halus melalui

  

finger painting pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-

2017.

  D. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus di buktikan kebenarannya melalui penelitian Bambang Dwiloka (2012: 29). Adapun hipotesis yang penelitian ajukan dalam penelitian ini adalah :

  "Perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-2017"

  E. Manfaat Penelitian

  Ada dua macam yang di harapkan dalam penulisan penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis

  1. Manfaat Teoritis a. Bagi peneliti lain Mendapatkan teori baru tentang perkembangan motorik halus anak RA kelompok A melalui finger painting, sehingga dapat di jadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.

  b. Bagi Pengambil Kebijakan Memberi landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan di ambil guna meningkatkan mutu pendidikan, melalui finger painting (melukis dengan jari).

  2. Manfaat Praktis Secara praktis penulis penelitian ini di harapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Anak

  Dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui bermain finger painting agar kelenturan otot jari, meningatkan hasil belajar anak dan hasil bisa seimbang. Keseimbangn antara otak kanan dan otak kiri berkembang normal.

  b. Bagi Guru/Calon Guru Dapat di gunakan sebagai informasi untuk memperbaiki pembelajaran yang di kelola agar guru dapat berkembang secara profesional, kreatif, dan inovatif. Sebagai bahan pedoman dalam mengembangkan daya penalaran/imajinasi anak dalam proses pembelajaran khusus perkembangan motorik halus anak, guru lebih percaya diri, guru dapat berkesempatan untuk berperan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mempermudah dalam mengajari anak dalam segala hal dengan melalui finger painting. c. Bagi Lembaga atau Sekolah Dapat menjadi catatan pelajaran bahwa kemampuan anak berbeda-beda dalam perkembangan motorik halusnya, semua itu di rangsang agar minat belajar anak tidak bosan. Memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional pada guru dan perbaikan proses dari hasil belajar anak. Dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap anak dalam proses pembelajaran di sekolah.

  d. Bagi Orang Tua Dengan di adakannya penelitian ini di harapkan orang tua siswa dapat meningkatkan kemampuan dan membimbing anak dalam gerak motorik halusnya. Untuk anak usia dini dapat memotivasi belajar sambil bermain anak guna memasuki jenjang sekolah selanjutnya.

F. Definisi Operasional

  Untuk memberi batasan yang jelas dalam penelitian yang di lakukan, berikut adalah definisi operasional variabel: Keterampilan motorik halus merupakan kemampuan untuk menggunakan otot- otot kecil/halus untuk melakukan tugas tertentu. Untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak, maka di perlukan stimulasi-stimulasi yang intensif untuk di berikan kepada anak. Stimulasi tersebut dapat berupa kegiatan yang di persiapkan dan di rencanakan oleh guru di sekolah. Salah satu aspek dari motorik halus adalah kelentukan. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Salah satu kegiatan untuk mengukur kelentukan jari pada anak adalah dengan finger painting atau melukis dengan jari.

  Finger painting adalah kegiatan melukis dengan jari-jari tangan secara langsung di atas bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna secara bebas. Tujuan dari finger painting adalah melatih keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Finger painting juga dapat melatih mengontrol gerakan tubuh, dalam melakukan penilaian, pendidik dapat menggunakan instrumen untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan anak dalam finger painting.

G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian yang di lakukan menggunakan penelitian tindakan kelas.

  Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang di maksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

  Penelitian tindakan kelas menurut Basrowi, Suwandi (2008: 25) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarn di kelas.

  Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik di jadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang di teliti. Untuk lebih jelasnya tahapan- tahapan dalam penelitian tindakan kelas Yanto (2013, 42) menjabarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis Mc Taggart

  Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini di lakukan di RA Masitoh Pendem kelompok A yang beralamat di RA Masitoh Jln. Argo Budoyo No.11 Pendem Kecamatan

  Argo Mulyo Salatiga tahun pelajaran 2016-2017 jumlah 20 anak yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan. Alasan memilih tempat penelitian adalah penelitian ini untuk perkembangan motorik halus siswa kelompok A, maka peneliti memilih melalui finger painting. Selain itu, peneliti mengambil tempat atau lokasi ini dengan pertimbangan peneliti pernah bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian.

  3. Langkah-langkah Penelitian

  Melaksanakan penelitian tindakan kelas memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar hasil yang di peroleh dari penelitian tindakan kelas yang di laksanakan mencapai hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah-langkah penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

  a. Tahap Perencanaan Langkah pertama pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.

  1). Membuat konsep pembelajaran dengan penerapan metode finger painting yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

  2). Membuat daftar finger painting yang akan di ajarkan kepada anak didik.

  3). Menyiapkan lembar penugasan, yang mana hasil penungasan dari anak didik akan di beri nilai dan di jadikan data untuk di analisis lebih lanjut. 4). Membuat simulasi perbaikan.

  b. Tahap Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan.

  Pelaksanaan adalah penerapan apa yang telah di rencanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Merupakan pelaksanaan yang telah di buat yang berupa penerapan metode finger painting sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) pada tahap perencanaan.

  c. Tahap Pengamatan

  Pada tahap ini segala aktifitas anak didik dalam proses pembelajaran di amati, di catat, dan di nilai, kemudian di analisis untuk di jadikan umpan balik.

  d. Tahap Analisis dan Refleksi Untuk mengetahui keberhasilan dan ketercapaian tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi; 1). Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran 2).Evaluasi hasil observasi 3). Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus 1 untuk dilakukan perbaikan pada siklus II

  4. Instrument Penelitian Instrumen pengumpulan data yang di perlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah : a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang di gunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun unuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.

  b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang di kerjakan oleh anak didik yang berupa hasil kreasi finger painting, tes buatan peneliti tersebut di gunakan untuk mendapat data kuantitatif berupa nilai yang akan di analisis dan di olah menjadi data kualitatif.

  c. Lembar observasi, yaitu lembar yang di gunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersama, yaitu anak didik tidak di perintahkan maju satu persatu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan finger painting.

  d. Wawancara, yang mana di tunjukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok A di RA Masitoh Pendem.

  Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode finger painting.

  e. Dokumentasi penelitian membutuhkan dokumentasi meliputi: 1). Foto kegiatan pembelajaran 2). RKH 3).Data siswa, guru, dan profil sekolah

  f. Catatan lapangan yang di perlukan peneliti di sini adalah rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian.

  Catatan lapangan di peroleh dari apa yang di dengar, di lihat, di alami, dan di pikirkan oleh peneliti.

5. Pengumpulan Data

  Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang di perlukan (Moh. Nazir, 2003: 174). Jenis metode yang di gunakan dalam penelitian ini dan instrument pengumpulan datanya akan di jelaskan sebagai berikut: a. Observasi

  Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2007: 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Sebagai salah satu cara dalam mengumpulkan data dalam rangka penelitian, di lakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dari objek yang di teliti, kemudian di lakukan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang di lakukan di lapangan. Dengan observasi ini di harapkan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran, dalam penelitian ini observasi di lakukan pada saat finger

  

painting dengan sampel anak RA Kelompok A di RA Masitoh Pendem

  tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian ini di fokuskan pada kreatifitas dan kelentukan jari-jari anak pada finger painting. Observasi ini menggunakan instrument berupa checklist untuk dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan motorik halus anak dalam finger painting.

  b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden (bisa dengan guru patner, anak, orang tua maupun kepala sekolah) dengan menggunakan alat yang di namakan panduan wawancara (Moh. Nazir, 2005:193). Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan motorik halus anak pada kelompok A guna mendukung informasi yang di peroleh dari metode observasi yang di lakukan di kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017.

  c. Dokumentasi Dalam penelitian ini dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen atau arsip. Dokumen perangkat berupa daftar nilai, daftar hadir anak, dan arsip-arsip yang di miliki oleh Guru kelas RA. Dokumen media berupa foto.

  d. Tes Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrument yang dapat di gunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil karya finger painting.

  6. Analisis Data Menurut Suharsimi Arikunto (2010:195) tujuan di lakukan analisis data yaitu untuk mengadakan pemantapan terhadap data yang sudah di peroleh melalui lembar pengamatan atau observasi. Analisis di lakukan peneliti setelah melakukan pengumpulan data dari pengamatan atau observasi. Menurut HB. Sutopo (2011), yang di maksut dengan analisis data yaitu terdiri dri tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verivikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  a. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis pada saat di lapangan. Jumlah murid di RA Masitoh adalah 67 anak. akan tetapi dalam penelitian ini menjadi fokus penelitian adalah anak kelompok A yang berjumlah 20 anak terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan di mana perkembangan motorik halus anak kurang berkembang, maka melalui finger painting untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

  b. Penyajian Data

  Penyajian data yang di lakukan oleh peneliti yaitu dengan lembar kerja anak dan format observasi untuk mengetahui perkembangan motorik halus, melalui finger painting anak RA Masitoh Pendem. Pada lembar kerja anak di tulis nama anak, tanggal kegiatan sedangkan format observasi di tulis nama anak didik, aspek penilaian, dan keterangan hasil.

  c. Kesimpulan-kesimpulan Setelah data-data di reduksi, di sajikan langkah terakhir yaitu di lakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang telah di dapatkan dari hasil kemudian di ujikan kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan- kesimpulan juga di verifikasikan selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemekrisaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian.

  Kesimpulan yaitu tinjauan ulang pada catatan di lapangan dapat di uji kebenaran merupakan validitas.

  Apabila penelitian tahap pertama (siklus 1) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka di adakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian di hentikan sampai siklus II.

  Selain metode analisis di atas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

  Simbol Skor/ Kategori Kriteria/Ketentuan Bintang Nilai

  1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang tepat atau anak tidak mau mencoba.

  2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman

  3 Berkembang Sesuai Jika anak bisa dengan Harapan (BSH) bantuan awalan

  4 Berkembang Sangat Jika anak bisa tanpa Baik (BSB) bantuan

  Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah di lakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di gunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak di lakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009:101) yaitu: 1.) Menjumlah skor yang di capai anak pada setiap butir amatan.

  2.) Menghitung persentase perkembangan finger painting.

  Persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

  Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

  Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%

  3.) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan Jumlah siswa

  3). Finger painting , adapun rancangan table sebagai berikut :

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan

  No Nama Persentase Persentase Status Anak Pencapaian Keberhasilan Pencapaian

  Keterangan :

  • Persentase pencapaian di peroleh dari perhitungan persentase perkembangan finger

  painting pada masing-masing anak

  • Persentase keberhasilan di peroleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang di tetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 75%

  a). Status pencapaian : di peroleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yaitu “BM” artinya belum menguasai. Apabila persentase pencapaian

  ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “SM” artinya sudah menguasai.

  b). Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK FINGER PAINTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI PAUD JEMBER PERMAI 1 TAHUN 2015

12 62 96

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KOLASE BERBAHAN ALAM KELOMPOK A RA ISLAMIYAH LAKARSANTRI SURABAYA SKRIPSI

0 1 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK BAHAN LUNAK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 58 SURABAYA SKRIPSI

0 4 15

PERAN GURU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI KELOMPOK A TK PKK KALIJUDAN SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 3 12

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 102

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE KREASI GAMBAR HURUF ABJAD PADA ANAK USIA DINI DI RA PERWANIDA 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 149

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 159

PENINGKATAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGITAN BERMAIN DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT PADA ANAK KELOMPOK A2 DI RA AL-AMIN 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 122

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 1 103

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 125