PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

  

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI

PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A

RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

NISWA ULYA RAHMAWATI

  

NIM 116-14-017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  MOTTO

  Yaqin, ikhlas dan istiqomah

Istiqomah dalam ibadah dalam taat kepada Alloh, dan hanya kepada Alloh

sebaik-baiknya pemberi pertolongan

Niswa Ulya Rahmawati

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Keluarga besar Bapak Khoirun dan Budi Utami yang senantiasa mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual dan kasih sayang.

  2. Emak Mertua Ibu Siti Khabibah yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.

  3. Suamiku tercinta M.Roikhudin Mahbub yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan selalu mendoakanku.

  4. Buah hatiku tercinta Fatih, Aisyah dan Mahyan yang senantiasa menjadi sumber penyemangatku.

  5. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.

  6. Keluarga besar Pondok Pesantren Ittihadul Asna.

  7. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi.

  8. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Pengembangan Fisik Motorik Halus Melalui Permainan Playdough di Kelompok A RA Masyitoh Kalibening Tahun Pelajaran 2017/2018 telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

  1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

  Dini dan Dosen Pembimbing yang selalu sabar membimbing, serta mengorbankan waktu, tenaga seta fikiran untuk membimbing penulisan Skripsi hingga akhir.

  4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  5. Dewan Guru RA Masyithoh Kalibening yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  6. Siswa-siswi RA Masyithoh Kalibening yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

  7. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.

  8. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.

  Salatiga, 16 Juli 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Rahmawati,Niswa Ulya. 2018Pengembangan Fisik Motorrik Halus Melalui

  Permainan Playdough di Kelompok A RA Masyitoh Kalibening Salatiga Tahun

Pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Kata kunci: Fisik Motorik Halus, Permainan Playdough Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan fisik motorik halus

  melalui permainan playdough pada anak usia dini di RA Masyitoh Kalibening Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang yang bergabung dalam kelompok A dan berjumlah 22 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi anak, dokumentasi, serta hasil karya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil dari pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan perkembangan dalam setiap siklusnya, yaitu pra siklus sebesar 0 %, sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus I sebesar 41%, hasil masih di bawah standar yang diharapkan yang diharapkan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meningkat menjadi 95%. Adapun KKM (kriteria ketentuan minimal) nilai yang ideal adalah 85%, bilamana PTK ini dinyatakan berhasil jika nilai anak yang telah mencapai KKM (kriteria ketentuan minimal) ketuntasan 85%. Hal ini membuktikan bahwa permainanplaydough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan maka direkomendasikan kepada guru hendaknya dapat memfasilitasi dan memotivasi anak sesuai dengan kebutuhan perkembangan fisik motorik halusnya.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv MOTTO…………………………………………………………………… . v PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR .......................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7

  E.

  Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................... 9 F. Metode Penelitian ........................................................................ 10 G.

  Sistematika Penulisan.................................................................. 15

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................. 17 1. Pengembangan fisik motorik halus........................................ . 17 2. Kajian materi penelitian ......................................................... 31 B. Kajian Pustaka ............................................................................. 37 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………. .................................... 42 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ...................................................... 54 1. Hasil pra siklus........................................................................ 54 2. Deskripsi pelaksanaan siklus I................................................ 55 3. Deskripsi pelaksanaan siklus II............................................... 60 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Siklus I ......................................................................... 68 B. Deskripsi Siklus II........................................................................ 72 C. Pembahasan.................................................................................. 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 77 B. Saran ........................................................................................... 77

  Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  

DAFTAR TABEL

  66 Tabel 4.2 Indikator yang diamati Tiap Siklus ................................................

  74 Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .................................................

  72 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ...................................................

  71 Tabel 4.6 Hasil Penilaian pada Siklus II .......................................................

  70 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I...................................................

  68 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ....................................................

  67 Tabel 4.3 Hasil Penilaian pada Siklus I .........................................................

  54 Tabel 4.1 Ketentuan Nilai Lembar Kerja Anak .............................................

Tabel 1.1 Ketentuan Penilaian Kemampuan Motorik Halus dengan Bermain Playdough ...................................................................................

  52 Tabel 3.6 Hasil Penilaian Pra Siklus ..............................................................

  50 Tabel 3.5 Data Sarana Prasarana Pendukung ................................................

Tabel 3.4 Daftar Siswa RA Masyitoh Berdasarkan Daftar Buku Induk dan Buku Absen Kelas Tahun Ajaran 2017/2018 .........................................

  49 Tabel 3.3 Data Siswa RA Masyitoh Kalibening dalam Tiga Tahun Terakhir 50

  49 Tabel 3.2 Data Pendidik dan Data Tenaga Kependidikan .............................

  9 Tabel 3.1 Daftar Guru RA Masyitoh RA Kalibening Berdasarkan Data Guru Tahun 2017/2018....................................................................................

  75 Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentase Keberhasilan Rata-rata Kelas Per Siklus ............................................................. . 75

  DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ...........

  11 Grafik 3.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Siswa Per Kelas Per Tahun ............

  53 Grafik 3.2 Grafik Pertumbuhan Siswa Per Tahun .........................................

  53 Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Fisik Motorik Halus ...........................

  78

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 6 Lembar Observasi Lampiran 7 Wawancara Lampiran 8 Cacatan Lapangan Lampiran 9 RPPH Lampiran 10 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 11 SKK Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak merupakan salah satu awal pendidikan formal

  yang dikenal setelah keluarga dirumah. Orang tua adalah guru yang pertama bagi anaknya sebelum memasuki pendidikan di taman kanak-kanak. TK mempunyai tujuan untuk membimbing dan mengembangkan semua aspek yang dimiliki menuju langkah awal pendidikan dasar melalui belajar sambil bermain, memberikan pembinaan bagi anak melalui rangsangan, motivasi pendidikan, membantu perkembangan jasmani, rohani anak agar tumbuh secara maksimal dengan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak.

  Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belaja rdan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan di dalam diri, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Menurut pakar psikologi, anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungan sehingga orang tua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak.

  Pandangan agama Islam, anak merupakan amanah atau titipan Allah SWT, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua.

  Rasulullah SAW, bersabda:

  

َّلاِا ٍد ْىُل ْىَم ْنِم اَم : َمَّلَس َو ِوْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْىُسَر َلَق : ل اَق َةَدْرُب ْىِبا ْنَع

ُدَل ْىُي )ِوْيَلَع ٌقَفَّتُم( ِوِن اَسِّجَمُي ْوَا ِوِن اَرِّصَنُي ْوَا ِوِن اَد ِّىَهُي ُهاَىَب َاَف ِة َرْطِفْل ا ىَلَع

  

Artinya: Dari Abi Burda r.a, berkata, Rasulullah SAW bersabda tidaklah

dilahirkan seorang anak melainkan atas dasar fitrah, maka orang tuanyalah

yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR.

Mutaffaqun „alaih - HR. Bukhori no 1296 dan HR. Muslim no 4803)

  Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila potensi yang dimiliki anak tidak diperhatikan, makanan si anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangan.

  Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0

  • – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu Pendidikan Anak Usia Din idan penyelenggaraannya di beberapa Negara Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan, 2010:17).

  Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak yang beradadalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), social emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

  The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa

  ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Anak usia dini memegang peranan penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan di dunia, telah mencapai perkembangan otak 25% sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai 50%, dan sampai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun (Mulyasa, 2012:2).

  Perkembangan motorik anak usia dini ditingkatkan melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan otak. Perkembangan fisik motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang sudah ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak tetap tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah secara cepat 4 atau 5 tahun pertama kehidupannya.

  Perkembangan fisik motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu perkembangan fisik motorik kasar dan perkembangan fisik motorik halus. Fisik motorik kasar cenderung dilakukan oleh otot-otot besar dan menghasilkan gerakan tubuh yang lebih besar seperti berlari dan melompat. Sedangkan fisik motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Keterampilan fisik motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhan koordinasi mata dan tangan yang cermat, seperti menulis, menggunting, mewarnai, menjahit, menganyam, serta menajamkan pensil dengan rautan pensil (Sujiono, 2011).

  Anak sebagai peserta didik untuk menjadi jiwa yang tangguh, mandiri dan kreatif. Untuk itu penyelenggaraan program pendidikan akan lebih menitik beratkan pada perkembangan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak memerlukan kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, bagi anak bermain merupakan sarana belajar bagi mereka. Bermain merupakan proses persiapan diri untuk memasuki dunia selanjutnya dan merupakan cara untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti aspek kognitif, social, emosi dan fisik motorik. Dengan kegiatan bermain anak akan terstimulasi untuk berkembang dengan baik. Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan untuk mengembangkan daya cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi dalam suasana riang gembira.

  Melalui bermain anak dapat mengembangkan fisik motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Dalam permainan motorik kasar adanya gerakan-gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot besar, seperti berjalan, melompat, berlari dan melempar, sedangkan dalam permainan motorik halus melatih koordinasi otot tangan dalam beraktivitas seperti bermain playdough, melipat, menggunting, meronce, meremas dan sebagainya.

  Playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif yang aman

  untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Membuat playdough dapat melatih fisik motorik halus anak usia dini.

  Anak-anak dapat menggunakan tangan dan peralatan untuk membentuk adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak mengembangkan koordinasi mata, tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat menstimulasi perkembangan motorik anak untuk menulis dan menggambar.

  Permainan playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tidak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otaknya. Dengan playdough, anak-anak bisa membuat bentuk apa pun dengan cetakan atau dengan kreativitasnya masing-masing (Haryani, 2014:59).

  Hasil studi pendahuluan di RA Masyitoh Kalibening di kelompok A menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan fisik motorik halus anak.

  Dari 22 anak, masih terdapat 14 anak atau 62% yang belum mampu memegang crayon, cara memegang pensil masih ada yang belum benar, menempel, mewarnai dan menggunting belum rapi. Kelincahan dan kelenturan anak belum terlihat jelas, belum lancar menulis namanya sendiri.

  Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan motorik halus terutama koordinasi mata tangan anak belum terarah dan terasah dengan baik karena permainan yang diterapkan juga kurang kreatif, variatif, hanya menggunakan lembar kerja (LKS) dan monoton. Selain itu alat peraga yang digunakan masih terbatas mengakibatkan anak jenuh dan cepat bosan. Sehingga menjadikan kelenturan, kelincahan otot-otot jari tangan dan koordinasi mata, tangan tidak berfungsi dengan baik.

  Kemampuan fisik motorik halus anak agar dapat optimal maka diterapkan bermain sambil belajar. Ada jenis permainan yang menekankan pada kemampuan tertentu. Salah satu permainan playdough dapat menekankan kemampuan fisik motorik halus anak. Dengan playdough anak dapat bermain bentuk, warna, tekstur, melatih kelincahan, kelenturan jari-jari tangan dan koordinasi antara mata dan tangan. Misal dengan cara anak memahami dan mempraktekkan tahapan-tahapan pembuatan playdough. Hal ini dapat dikatakan bermain sambil belajar karena anak dapat bermain mencampur tepung dan warna, selain itu anak dapat belajar cara membuat bentuk dengan

  

playdough. Dengan bermain playdough dapat melatih kelenturan pergelangan

  otot-otot tangan dan koordinasi mata tangan sehingga dapat mengasah kemampuan fisik motorik halus anak untuk mempersiapkan menulis simbol- simbol dalam rangka untuk memasuki jenjang selanjutnya.

  Dari paparan diatas maka penulis membuat judul, “PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN

  

PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING

  SALATIGA TAH UN PELAJARAN 2017/2018”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu: Apakah permainan playdough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak kelompok A di RA Masyithoh Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?”

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui permainan

  plaudough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak kelompok A di RA Masyithoh Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

  D. Kegunaan Penelitian

  1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti yang selama ini bekerja dibidang pendidikan anak usia dini, yang selanjutnya hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan profesi dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak dan menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian guna memperbaiki metode pembelajaran kedepannya.

2. Manfaat praktis a.

  Membantu kelenturan otot-otot halus anak b.

  Membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak berkaitan dengan perkembangan motorik halus dalam berbagai bidang sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD dan dalam kehidupan anak sehari-hari.

  c.

  Melatih kemandirian anak dalam kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus anak.

  d.

  Memberikan gambaran kepada calon guru anak usia dini tentang media pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan motorik halus peserta didik.

  e.

  Untuk memotivasi para guru RA khususnya, agar terus berusaha memberikan model pembelajarannya kepada anak didiknya jadi lebih menyenangkan.

  f.

  Guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat yaitu dengan permainan playdough.

  g.

  Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk anak didik.

  h.

  Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk bisa menerapkan metode bermain dengan permainan playdough sehingga anak-anak lebih kreatif. i.

  Dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah perkembangan motorik halus. j.

  Sebagai evaluasi bagi sekolah untuk mengeidentifikasi hambatan atau penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan kemampuan motorik halus sehingga jika terjadi hambatan dapat dilakukan perbaikan sejak dini.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis yang dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang yang terkumpul (Arikunto, 1996:67)

  Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Adanya pengembangan fisik motorik halus anak melalui metode permainan

  playdough pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening Salatiga“.

  Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Ketentuan Penilaian Kemampuan Motorik Halus dengan Bermain Playdough

  Simbol Bintang Skor/ Kategori Kriteria/Ketentuan Nilai

  1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang tepat atau anak tidak mau mencoba.

  2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman

  3 Berkembang Sesuai Jika anak bisa dengan Harapan (BSH) bantuan awalan

  4 Berkembang Sangat Jika anak bisa tanpa bantuan

Baik (BSB)

F. Metode Penelitian

  1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.

  Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Wardhani, 2012:1.4).

  Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

  2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di RA Masyitoh

  Kalibening yang berlokasi di Jalan Ja’far Shodiq no 16, Kelurahan

  Kalibening Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. tahun

  pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 22 anak yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 perempuan.

  3. Langkah-langkah penelitian Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) (Arikunto, 2009:16).

  Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Arikunto menjabarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

  Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

  a. Tahap perencanaan 1)

  Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode bermain playdough yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.

  2) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

  3) Membuat simulasi perbaikan

  b. Tahap pelaksanaan Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan metode bermain playdough sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan. c. Tahap pengamatan/observasi Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.

  Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

  d. Tahap refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:

  1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3)

  Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

  4. Teknik pengumpulan data

  a. Tes Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak- anak lain atau standar yang telah ditetapkan (Depdiknas:2006).

  Tes ini digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan permainan playdough, kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya.

  b. Observasi Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.

  “Metode observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti” (Dimyati, 2014:92).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

  c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger nilai, agenda, dan lain-lain (Dimyati, 2014:100).

  Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.

  5. Instrumen penelitian Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah: a.

  Rencana kegiatan harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian.

  b.

  Lembar observasi anak Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan motorik halus anak dalam permainan playdough.

  c. Lembar observasi guru Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap permainan playdough serta penguasaan guru dalam penerapan metode tersebut.

  d. Lembar evaluasi siswa Evaluasi siswa disusun dan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari metode yang dilaksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan motoric halus anak selanjutnya.

  6. Analisa data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Arikunto, 2008:128).

  Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:

  Bagian awal yang terdiri dari sampul, halaman judul, lembar logo

  IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan penulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

  BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan BAB II : Landasan Teori, yang meliputi Kajian Teori dan Kajian Pustaka. BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi ), Deskripsi Pelaksanaan Siklus II. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per Siklus dan Pembahasan. BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran. Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengembangan fisik motorik halus

  a. Fisik motorik Fisik motorikhalusadalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot- otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan (Sumantri, 2005:143).

  Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil atau halus serta memerlukan koordinasi yang cermat seperti menggunting mengikuti garis, melukis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menaungkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, crayon dan spidol, serta melipat (Depdiknas, 2008:10).

  Karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, menggambar, menggunting dan melipat. Perkembangan motorik halus anak perlu dilatih atau distimulasi agar dapat berkembang dengan baik. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih sayang, bermain dengan anak, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan (Suyanto:2005).

  Tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin tercapai (Sumantri:2005).

  Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian- bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya.

  Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.

  Jadi perkembangan fisik motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan otot halus pada bagian tubuh tertentu serta membutuhkan koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik adalah salah satu hal yang penting dalam perkembangan individu. Setiap anak dapat mencapai perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapat stimulasi yang tepat, semakin banyak kesempatan, praktek dan bimbingan yang kontinyu.

  b. Prinsip pengembangan motorik halus Pembelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan motorik halus. Prinsip- prinsip tersebut (Sumantri, 2005:147-148), antara lain:

  1) Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan motorik halus sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

  2) Belajar sambil bermain, belajar sambil bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi anak, karena dunia anak adalah dunia bermain.

  3) Kreatif dan inovatif, kegiatan yang dilakukan harus memunculkan rasa ingin tahu yang besar pada anak dan memotivasi untuk berfikir kritis sehingga anak akan menemukan hal-hal baru yang menambah pengetahuannya.

  4) Kondusif, lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan lingkungan yang mempunyai keamanan dan kenyamanan sangat penting dilakukan.

  5) Tema, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang dekat dengan anak dan menarik sehingga mudah dalam pengenalan beberapa konsep.

  6) Mengembangkan keterampilan hidup, kegiatan pembelajaran motorik halus sebaiknya mengembangkan beberapa keterampilan hidup seperti menolong diri sendiri, disiplin serta sosialisasi yang sangat berguna dan penting untuk jenjang selanjutnya.

  7) Menggunakan kegiatan tepadu, pembelajaran motorik halus yang menggunakan model pembelajaran terpadu sangat cocok digunakan karena tema yang diambil sangat menarik sehingga membuat anak antusias.

  8) Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak, prinsip-prinsip perkembangan anak yang dimaksud yaitu anak dapat belajar dengan baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, aman dan tentram secara psikologis.

  Kegiatan pembelajaran motorik anak usia dini menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Pembelajaran yang disajikan guru sebaiknya menyenangkan, menggembirakan dan demokratis dan hendaknya mengarahkan anak menjadi pembelajar yang aktif dengan memberikan kesempatan anak untuk mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, mengemukakan sendiri berbagai hal yang ada di sekitar anak.

  Prinsip-prinsip pengembangan motorik halus sesuai pendapat Departemen pendidikan nasional (2007:11) adalah sebagai berikut: 1)

  Pengembangan motorik halus dilakukan secara bertahap serta berulang- ulang sesuai kemampuan anak.

  2) Kegiatan hendaknya diberikan sesuai tema dimana lingkungan tempat tinggal anak.

  3) Stimulasi yang diberikan hendaknya sesuai usia dan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak baik jasmani maupun rohani.

  4) Pengembangan motorik anak dilakukan dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

  5) Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak ketika melakukan kegiatan motorik halus.

  6) Kegiatan motorik halus hendaknya dilakukan secara bervariasi agar tidak timbul kejenuhan.

  Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip perkembangan pada motorik halus anak adalah berorientasi pada perkembangan anak, belajar melalui bermain, memberikan kebebasan anak untuk kreatif dan inovaif, menciptakan suasana lingkungan yang nyaman, aman dan kondusif, memberikan stimulasi sesuai dengan pertumbuhan anak, dan membimbing anak sesuai dengan kemampuannya.

  c. Tahapan perkembangan fisik motorik halus Tahapan perkembangan motorik halus berdasarkan usia (A. Martuti, 2009:164-

  168), antara lain: 1) Usia 2 tahun

  Sudah mulai mampu memutar pegangan pintu dan keluar/masuk kamar, ada yang mampu pegang alat tulis seperti orang dewasa, mampu membuat garis vetikal, mampu membangun dua balok, dapat melihat benda dari jarak agak jauh, mampu membuka dan menutup tempat yang dapat dipegang, kebanyakan juga masih belum kokoh memegang benda. 2) Usia 3 tahun

  Meningkat cara pegang media tulis, mampu pegang gunting, mampu meniru bentuk lingkaran, mampu memungut benda kecil, mampu membuat garis palang bila diberi contoh caranya, mampu memasang bentuk lingkaran, segi empat, segitiga pada papan puzzle.

  3) Usia 4 tahun Mampu pegang media tulis, mampu menggunting garis lurus di kertas, mampu mengikuti bentuk segi empat, mampu memasukkan tali ke lubang papan jahit, tangan bergetar karena pertumbuhannya belum sempurna. 4) Usia 5 tahun

  Mampu menggunting dengan baik, mampu menggunting garis di kertas, mampu mencontoh segitiga, lingkaran, mulai menggambar bentuk bagian badan.

  5) Usia 6 tahun Sudah terampil menggunakan tangan, mengetahui tangan kiri-kanan pada diri sendiri tetapi tidak pada orang lain, mampu memegang alat tulis seperti orang dewasa, menggambar manusia lengkap, menggambar rumah dengan pintu, jendela, atap, mengatakan apa yang mau digambar sebelum mulai menggambar, mampu mencontoh lingkaran, tanda silang, segi empat dan segitiga yang bisa dikenal bentuknya, mampu mencontoh huruf besar V, T, H, O, X, L, Y, U, C, A, mampu memasaukkan benang ke jarum besar, mampu menjahit kartu/kertas besar.

  Setiap anak memiliki kecerdasan motorik yang berbeda-beda, baik dalam kekuatan maupun dalam ketepatan. Setiap anak mampu mencapai motorik halusnya secara optimal apabila ia mendapatkan stimulasi yang tepat dan maksimal. Di setiap fase perkembangannya, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar oleh anak, maka akan semakin banyak pula yang ingin diketahuinya. Apabila kurang mendapat rangsangan, anak akan menjadi mudah bosan. Perkembangan motorik halus anak akan terus meningkat seiiring dengan bertambahnya usia anak.

  Bagi pendidik dan orang tau hendaknya memperhatikan, memantau, dan turut serta menstimulasi motorik halus agar anak dapat mencapai titik optimal perkembangan motorik halusnya. Hal ini akan membantunya untuk beraktivitas dan ketika anak memasuki usia sekolah nantinya.

  d. Faktor -faktor perkembangan fisik motorik halus Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak (Fadlillah dan Khorida, 2013: 60-61), adalah sebagai berikut:

  1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik.

  2) Jika dalam awal kehidupan pasca-lahir tidak ada hambatan maka semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak.

  3) Kondisi pralahir ibu, ketika anak berada dalam kandungan pertumbuhan fisiknya sangat tergantung pada suplai gizi yang diperolehnya dari ibunya.

  Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang dikandungnya pun akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna. Contohnya ibu hamil yang kekurangan asam folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan cacat pada janin. Kelahiran sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik.

  4) Anak yang IQ-nya tinggi menujukkan perkembangan yang lebih cepat ketimbang anak yang IQ-nya rendah. Kecerdasan intelektual yang ditandai dengan tinggi rendahnya skor IQ secara tidak langsung membuktikan tingkat perkembangan otak anak dan perkembangan otak anak sangat mempengaruhi kemampuan gerakan yang dapat dilakukan oleh anak, mengingat bahwa salah satu fungsi bagian otak adalah mengatur dan mengendalikan yang dilakukan anak. Sekecil apapun gerakan yang dilakukan anak, merupakan hasil kerjasama antara 3 unsur, yaitu otak, urat saraf dan otot, yang berinteraksi secara positif.

  5) Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan perkembangan kemampuan motorik. Orang tua yang otoriter cenderung tidak memberikan kebebasan pada anak, dimana anak dapat dianggap sebagai robot yang harus taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan. Pola asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua akan memberikan kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan, bimbingan dan stimulasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Jadi orang tua berupaya memberdayakan anak.

  6) Ransangan, dorongan/stimulasi, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.

  Perkembangan motorik anak sangat tergantung pada seberapa banyak stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot- otot anak baik otot halus maupun kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang dilakukan anak masih sangat kasar. Dengan latihan- latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga mencapai kondisi motoris yang sempurna yang ditandai dengan gerakan yang lancar dan luwes.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KOLASE BERBAHAN ALAM KELOMPOK A RA ISLAMIYAH LAKARSANTRI SURABAYA SKRIPSI

0 1 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK BAHAN LUNAK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 58 SURABAYA SKRIPSI

0 4 15

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI ALAT PERAGA KERTAS ORIGAMI PADA SISWAI DI TK AL FARABI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 4 104

MENINGKATKAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF JEMURAN BAJU KELOMPOK A DI RA AZ ZAHRA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 1 132

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 4 151

PENINGKATAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGITAN BERMAIN DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT PADA ANAK KELOMPOK A2 DI RA AL-AMIN 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 122

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 1 103

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 1 149

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

0 0 107

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA TUTUP BOTOL HIAS DI KELOMPOK A BA AISYIYAH REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20172018 SKRIPSI

0 0 148