ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA

PERIODE 2013-2015

TUGAS AKHIR

  

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

  

Disusun oleh :

ESI APRILIA

NIM : 201 13 016

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA

PERIODE 2013-2015

TUGAS AKHIR

  

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

Disusun oleh :

ESI APRILIA

  

NIM : 201 13 016

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016 Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433 Website email:[email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Di Salatiga.

  Assalamu‟alaikum wr. wb

  Setelah memperoleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan, maka tugas akhir di bawah ini: Nama : Esi Aprilia NIM : 201 13 016 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Judul : ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA

  BANK MUAMALAT

  INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 Demikian layak diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian untuk menjadikan periksa.

   Wassalamualaikum wr. wb

  Salatiga, 25 Juli 2016 Pembimbing

  Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.SI

  NIP. 198004092008011015

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  PENGESAHAN ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 DISUSUN OLEH: ESI APRILIA NIM : 20113016

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 11 Agustus 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekon omi Syari‟ah

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si ______________ Sekertaris Penguji : Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.SI ______________ Penguji I : Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag ______________ Penguji II : Fetria Eka Yudiana, S.E., M.Si ______________

  Salatiga, 11 Agustus 2016 Dekan

  Dr. Anton Bawono, M. Si KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433 Website email:[email protected]

  

ABSTRAK

  Aprilia, Esi. 2016. Analisis Pembiayaan KPR Take Over Pada Bank Muamalat

  Indonesia Cabang Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M. Lc., M.SI

  Kata Kunci: Analisis, Pembiayaan, KPR Take Over

  Dunia perbankan saat ini saling berlomba untuk memberikan fasilitas kemudahan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Salah satunya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang menjadi salah satu perluang perbankan untuk membantu pembiayaan melalui KPR. Bank Muamalat sebagai pelopor bank syariah pertama di Indonesia juga ikut menciptakan produk untuk membantu nasabahnya untuk mendapatkan pembiayaan rumah dengan berbagai jenis program KPR. KPR take over merupakan salah satu program KPR yang di tawarkan kepada calon nasabah yang sudah melakukan KPR pada bank konvensional agar mengalihkan hutangnya ke bank syariah.

  Dalam penelitian jenis penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian deskriptif dimana peneliti bertujuan untuk menyajikan informasi, gambaran lengkap mengenai kenyataan kegiatan yang ada pada Bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga, khususnya KPR take over di Bank Muamalat Cabang Salatiga. Dalam penelitian ini peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan dalam menggali informasi yang dibutuhkan.

  Hasil penelitian di Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga, bahwa

  

qardh dan musyarakah mutanaqisah. Akad yang digunakan oleh Bank Muamalat

  Indonesia tidak sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI mengenai pengalihan hutang. Alasan Bank Muamalat tidak menggunakan akad yang dianjurkan oleh DSN-MUI, karena Bank Muamalat merasa fatwa yang dikelurkan DSN-MUI kurang relevan. Perkembangan pembiayaan KPR take over pada Bank Muamalat dari tahun 2013-2015 mengalami penurunan sekitar 30% setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan karena Bank Muamalat sendiri memang menghindari kegiatan take over pada pembiayaan KPR. Bank Muamalat menganggap bahwa kegiataan pembiayaan KPR take over memerlukan waktu yang cukup lama.

  

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada: 

  IAIN Salatiga.  Bapak Edi Budyono, Ibu Siti Barokah, Adik saya Erida

  Sapera dan Kakak saya Erwin Susanto.  Teman-teman DIII Perbankan Syariah Angkatan 2013, serta seluruh sahabat penulis.

  MOTTO

  MENYERAH UNTUK MENJADI MANFAAT  PANTANG

  SEPANJANG HIDUP, KARENA KITA ADALAH KADO TERINDAH UNTUK UMAT MANUSIA

   MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR ADA CARANYA, MEMUJI ADA ADABNYA.

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433 Website email:[email protected]

LEMBAR PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Esi Aprilia NIM : 201 13 016 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada jurusan DIII Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, dengan judul :

  “ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT

  INDONESIA CABANG SALATIGA”

  Adalah hasil karya sendiri, bukan “DUPLIKASI” dari karya orang lain. Selanjutnya apabila di kemudian hari ada

  “KLAIM” dari pihak lain, bukan

  tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak IAIN. Tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

  Salatiga 25 Juli 2016 Hormat saya Esi Aprilia NIM: 201 13 016

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, karena atas petunjuk dan kehendak- Nya penulis dapat menyelesaikan

  Tugas Akhir dengan judul “Analisis Pembiayaan KPR Take Over Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga Periode 2013- 2015”.

  Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW atas kemuliaan Beliau yang selalu mengajarkan kesabaran bagi umatnya.

  Penyusun Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Suatu kebahagiaan dan kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung atas terselesaikannya Tugas Akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung terutama bagi:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M.Pd. selaku IAIN Salatiga beserta wakil- wakilnya.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Drs. H. Alfred L, M. SI. selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah.

  4. Bapak Sugeng Hernowo Selaku Kepala Cabang BMI Cabang Salatiga.

  5. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol M.Lc., M.SI selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  6. Keluarga Besar Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

  7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

8. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan tahun 2013 9.

  Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 25 Juli 2016 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv ABSTRAK ....................................................................................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi MOTTO ......................................................................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6 D. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ................................................................................ 8 F. Metode Penelitian................................................................................. 9 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11 BAB II : LANDASAN TEORI A. Murabahah ........................................................................................... 13 B. Qardh ................................................................................................... 20 C. Al-ijarah ............................................................................................... 25 D. Syirkah al-milk ..................................................................................... 27 E. KPR Perbankan Syariah ....................................................................... 30

  G.

  Fatwa DSN-MUI .................................................................................. 43

  BAB III : LAPORAN OBJEK A. Sejarah Bank Muamalat Indonesai....................................................... 48 B. Visi dan Misi BMI ............................................................................... 50 C. Rencana dan Strategi BMI ................................................................... 52 D. Struktur Organisasi BMI ...................................................................... 54 E. Produk Penghimpunan, Pendanaan dan Jasa lainya ............................. 60 F. Lokasi dan Struktur Organisasi BMI Salatiga ..................................... 63 BAB IV : ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER A. Prosedur dan Aplikasi Akad KPR di BMI ........................................... 65 B. Perkembangan pembiayaan KPR take over tahun 2013-2015 ............. 70 C. Kesesuain fatwa DSN-MUI dengan Praktik ........................................ 71 BAB V : A. Kesimpulan ........................................................................................... 75 B. Saran ..................................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka .................................................................................................. 78 Lampiran

  DAFTAR TABEL

  Tabel 2.1`: Perbedaan KPR Bank Konvensional dan Bank Syariah ................ 32

Tabel 4.1 : Perkembangan jumlah nasabah pembiayaan KPR take over ........ 71Tabel 4.2 : Perkembangan angka pembiayaan KPR take over ........................ 71

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Teoritik ...................................................................... 8Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ......................... 59Gambar 3.2 : Struktur Organisasi BMI Cabang Salatiga ................................. 64

DAFTAR SINGKATAN

  LKS : Lembaga Keuangan Syariah LKK : Lembaga Keuangan Konvensional BMI : Bank Muamalat Indonesia SKMHT : Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah BPN : Badan Pertanahan Nasional KPR : Kredit Pemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan pokok masyarakat pada umumnya ada tiga hal, yaitu

  pangan, sandang dan papan. Tiga pokok kebutuhan itu merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan. Kebutuhan masyarakat yang hidup di dunia ini tidak hanya kebutuhan akan pangan, tapi juga ada sandang atau pakaian yang digunakan dan papan atau tempat tinggal.

  Masyarakat pasti akan mempunyai keinginan untuk memiliki tempat tinggal sendiri, terutama yang sudah memiliki sebuah keluarga. Tempat tinggal merupakan kebutuhan yang pokok pada masyarakat, sebagai tempat untuk beristirahat, bermain, bersantai, berlindung dan berkumpulnya sebuah keluarga.

  Dengan meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, masalah perumahan menjadi masalah pemerintah. Karena tingginya harga tanah, material bahan bangunan, dan upah tenaga kerja menjadi kendala bagi masyarakat pada umumnya. Permasalahan untuk membeli rumah secara tunai tidak berpengaruh pada masyarakat yang cukup secara ekonomi, sedangkan bagi masyarakat yang belum cukup ekonominya untuk membeli rumah secara tunai masih belum terjangkau. Sehingga para pengembang dan pemerintah memberikan sebuah alternatif yaitu dengan Kredit Pemilikan Rumah atau yang sering disebut dengan KPR. Dengan adanya alternatif tersebut akan memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah sendiri, dan juga akan membantu penataan kota yang baik. Kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari tingkat kepemilikan rumah sendiri dan merupakan suatu hak warga negara dalam memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Atas dasar itulah banyak lembaga keuangan yang mengeluarkan produk (KPR) untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat teresebut.

  Bank Syariah yaitu lembaga keuangan yang dalam operasionalnya menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak memberatkan nasabahnya. Bank dengan sistem syariah menggunakan akad dan aspek legalitas yaitu hukum Islam dan hukum positif, lembaga penyelesaian sengketa pada bank syariah menggunkan Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI), struktur organisasi dalam bank syariah meliputi Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Invetasi dalam bank syariah harus halal dengan menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa tujuannya untuk memperoleh profit secara syariah Islam dengan hubungan kemitraan dengan nasabahnya. Bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan bunga dalam memberikan jasa kepada nasabahnya. Di bank syariah jasa bank yang diberikan berupa pembiayaan yang berdasarkan bagi hasil, yang penerapan prinsip syariahnya sesuai dengan hukum Islam.

  Menurut, Muhammad (2002: 259) ada dua fungsi utama dari bank Syariah, yaitu mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau debitur baik untuk modal suatu usaha ataupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang dijalankan oleh lembaga keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau

  

syirkah . Dalam praktiknya syirkah ini terdapat dalam dua jenis

  pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah (MDA) dan musyarakah (MSA). Jenis pembiayaan lainnya terdapat dalam pembiayaan yang berakad atau sistem jual beli yaitu murabahah (MBA), b

  ai‟ as-salam dan b ai‟ Istishna‟.

  Menurut Wahbah Zuhaili (1997), murabahah adalah jual beli sesuai dengan harga pertama (pokok) disertakan dengan adanya keuntungan.

  Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank ke nasabah dilakukan atas dasar Cost-Plus Profit (Sutan, 1999: 64). Dalam kegiatan murabahah pihak perbankan yakni pihak yang memiliki modal dan dana untuk membelikan rumah secara tunai kepada pihak penjual rumah, kemudian oleh pihak perbankan dijual kembali secara kredit kepada debitur atau pihak yang membutuhkan sehingga kegiatan ini disebut dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Mengenai barang yang diinginkan nasabah maupun tambahan biaya yang akan menjadi imbalan bagi bank, ditentukan dan dirundingkan di awal oleh bank dan nasabah yang bersangkutan. Hukum dari kegiatan Kredit Pemilikan Rumah ini menjadi pertimbangan di kalangan para umat Islam, karena dengan adanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini sangat rentan dengan adanya permasalahan riba. Jika tidak faham dan berhati-hati akan terjebak di dalamnya. Beberapa lembaga keuangan Islam sudah banyak yang mengadakan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) secara syariah, dengan adanya program KPR di perbankan syariah maka akan membantu nasabah dalam melakukan pembelian rumah.

  Karakteristik perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan keuntungan bagi masyarakat dan bank. Perkembangan produk pembiayaan bank syariah melebarkan sayap binisnya terutama dalam bidang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Perkembangan KPR syariah membuat program KPR syariah semakin dikembangkan. Salah satunya adalah take over kredit merupakan pengajuan pemutusan kredit dari nasabah.

  Kredit rumah menggunakan bank syariah lebih aman bagi nasabah karena dalam bank syariah memiliki kepastian dalam cicilan setiap bulannya. Meskipun suku bunga naik ataupun meninggi besaran cicilan setiap bulannya tidak akan berubah, karena dari awal perjanjian atau akad kredit sudah ditentukan besaran yang harus dibayar oleh nasabah dan margin yang diambil oleh bank. Nasabah yang membeli rumah melalui KPR syariah, hingga jangka waktu pengambilan kredit berakhir, besarannya cicilan yang harus dibayar nasabah itu tetap.

  Dalam implementasinya, upaya pengembangan perbankan syariah memerlukan aturan-aturan syariah yang mengikat bagi perbankan syariah.

  Dalam kaitan ini, fatwa yang terkait dengan perbankan syariah dikeluarkan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), fatwa tersebut sangat bernilai dan berperan besar sebagai referensi utama dalam proses penyusunan peraturan Bank Indonesia bagi perbankan syariah (Muhammad: 2004).

  Transaksi perpindahan take over pembiayaan dari bank konvensional ke bank syariah diatur dalam fatwa No. 31/DSN- MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang. Dalam fatwa ini disebutkan ada empat alternatif akad yang dapat digunakan yaitu :

1. Qardh dan murabahah 2.

  Syirkah al-milk dan murabahah 3. Qardh dan ijarah 4. Qardh dan IMBT (ijarah muntahiya bit-tamlik)

  Bank syariah saat ini dapat menggunakan ke 4 alternatif di atas untuk melakukan transaksi pembiayaan pengalihan hutang (take over).

  Secara teori ke-4 alternatif di atas sudah diperbolehkan, terkadang dalam realisasinya akad tersebut dirasa kurang pas apabila digunakan dalam transaksi pengalihan hutang. Maka dari itu, penelitian dan analisis mengenai pembiayaan KPR take over dirasa sangat menarik untuk dilakukan.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian lebih lanjut tentang “ANALISIS

  PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT CABANG SALATIGA PERIODE 2013- 2015”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana prosedur dan aplikasi akad KPR Take over di Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga 2. Bagaimana analisis perkembangan KPR Take over pada Bank

  Muamalat cabang Salatiga dari Tahun 2013-2015 3. Bagaimana kesesuaian akad pembiayaan KPR Take over pada Bank

  Muamalat cabang Salatiga dengan fatwa DSN-MUI C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis sampaikan di atas ada beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:

  1. Untuk mengetahui prosedur dan aplikasi akad KPR Take over di Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan produk KPR Take over pada Bank Muamalat dari Tahun 2013-2015

  3. Untuk mengetahui apakah akad pembiayaan KPR Take over pada Bank Muamalat cabang Salatiga sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI atau belum.

  Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian di atas adalah: 1.

  Secara akademik, penelitian ini menambah wawasan pengetahuan tentang akad pembiayaan KPR Take over, Prosedur yang dilakukan untuk melakukan Pembiayaan KPR Take over, dan mengetahui peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh DSN-MUI untuk melakukan kegiatan pembiayaan KPR Take over pada Bank Syariah khususnya pada Bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga.

2. Secara Praktik, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Bank

  Syariah bagaimana cara untuk menarik nasabah Bank Konvensional agar berpindah pada Bank Syariah. Dan juga memberikan informasi kepada masyarakat bahwa melakukan pembiayaan KPR di Bank Syariah lebih menguntungkan.

D. Kajian Pustaka

  Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini masih kurang mendapatkan perhatian, untuk mengatakan belum pernah diteliti.

  Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain: dalam penelitian Musrina pada tahun 2014 yang berjudul tentang Analisis

  Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB Pembelian di Bank Mualamat Indoensia cabang Pembantu Salatiga yang menjelaskan

  bagaimana cara nasabah bisa mendapatkan pembiayaan KPR Muamalat iB di Bank Muamalat Cabang Salatiga. Setelah syarat-syarat untuk pembiayaan telah terpenuhi maka calon nasabah harus mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Bank Muamalat Indonesia, yaitu melalui beberapa tahapan antara lain prosedur pengajuan pembiayaan, pengembalian pembiayaan dan bagaimana solusi bank muamalat untuk mengatasi KPR yang tidak terselesaikan

  Dalam penelitian Fardah Sutarsih pada Tahun 2008 yang berjudul

  Desain Akad Pembiayaan Take Over KPR Syariah di Bank Muamalat Indonesia yang menjelaskan tentang akad akad yang digunakan dalam

  pembiayaan KPR take over dalam Bank Muamalat Indonesia dan bagaimana menggunakan akad akad yang relevan dan sesuai dengan syariah.

  Dalam penelitian Ratriningrum tahun 2009 yang berjudul

  Penerapan Kredit Rumah (KPR) syariah di Indonesia menjelaskan

  bagaimana penerapan pembiayaan KPR syariah yang digunakan di perbanakan syariah di Indonesia apakah sudah sesuai dengan sistem perekonomian Islam di Indonesia atau belum. Ratriningrum juga menjelaskan problematika yang ada di perkotaan yang berkaitan dengan hunian masyarakat yang belum tertata rapi.

E. Kerangka Teoritik

  Prosedur dan Aplikasi di BMI Pembiayaan KPR take over

  Analisis Perkembangan Kesesuaian akad BMI dengan DSN-MUI

  Sumber: Data diolah Penjelasan: Pembiayaan KPR take over diakui dan diperbolehkan oleh DSN-

  MUI. Bukti bahwa take over diperbolehkan maka DSN-MUI mengelurakan fatwa yang berkenaan dengan akad-akad yang sesuai dengan Islam agar tidak keluar dari syariah Islam. Bank muamalat Indonesia sebagai bank yang juga menggunakan produk pembiayaan KPR take over mengguanakan akad tersendiri, dimana akad yang digunakan tidak ada di fatwa DSN-MUI. Perkembangan pembiayaan KPR take over pada bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga dari tahun 2013-2015 mengalami penuruan sekitar 30% setiap tahunnya.

F. Jenis dan Metode Penelitian 1.

  Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan infomasi dari lembaga yang terlibat dalam objek penelitian. Penelitian deskriptif menurut wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah menggunakan pernyataan dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.

2. Metode pengumpulan data

  Agar dapat diperoleh data-data yang bisa diuji kebenaranya, nyata dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut: a.

  Studi kepustakaan, yaitu membaca buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teori untuk membahas permasalahan yang ada, misal teori akad-akad syariah, produk pembiayaan syariah, dan lainnya.

  b.

  Studi lapangan 1)

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, transkip, surat, arsip, dan lainnya.

  Dalam dokumentasi yang diamati adalah benda mati, metode ini tidak terlalu sulit karena apabila terdapat kesalahan data, data tersebut masih tetap. Dari dokumen-dokumen yang ada peneliti akan memperoleh data tentang sejarah berdirinya, struktur organisasi, job description, visi dan misi, kegiatan operasional, serta data-data nasabah pembiayaan KPR take over dari tahun 2013-2015. 2)

  Wawancara Wawancara adalah cara memperoleh data secara langsung melalui tanya jawab kepada pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga tentang Pembiayaan KPR take over yang terkait dengan perkembangan dan akad-akad yang digunakan dalam melakukan pembiayaan KPR take over dan data

  • –data yang terkait lainnya. Dalam hal ini peneliti memperoleh narasumber dari bagian Marketing KPR, Customer Service, dan Teller.

  3) Observasi

  Observasi adalah pengamatan secara sistematik pada objek penelitian menggunakan panca indra, metode observasi hasilnya lebih akurat dan terbukti, metode ini memusatkan pada kemampuan pengamatan dan mengingat.

G. Sistematika Penulisan

  Penyusun membatasi susunan ini ke dalam lima bab. Bab pertama adalah bab pendahuluan dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

  Bab selanjutnya adalah landasan teori. Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian akad-akad yang digunakan dalam pembiayaan take

  

over, pengertian KPR, pengertian take over, fatwa DSN-MUI tentang take

over.

  Bab ketiga adalah laporan objek. Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah objek penelitian, visi misi organisasi, kebijakan kebijakan organisasi, dan susunan organisasi

  Bab keempat adalah analisis data. Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan umum terhadap analisis pembiayaan KPR take over pada Bank Muamalat Indonesia, pengelolahan dan analisis data, pembahasan.

  Bab terakhir adalah penutup. Dalam bab ini peneliti penyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian yang dilakukan melalui analisis data untuk mengetahui kesesuaian akad pembiayaan KPR take over dengan fatwa DSN-MUI.

BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian murabahah Secara bahasa murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

  tumbuh dan berkembang dalam suatu perniagaan. Dalam istilah syariah terdapat pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa para ahli.

  Menurut Karim (2004: 88), murabahah yang berasal dari ribhu (Keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya, bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).

  Menurut Rusyd, sebagaimana yang dikutip oleh Antonio (2001: 101), Mengatakan bahwa murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli ini, penjual harus memberitahukan harga barang yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan.

  Menurut Zulkifli (2003: 90), Perbankan Syariah panduan praktis. Transaksi murabahah adalah skim dimana bank bertindak selaku penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli. Kemudian bank akan menjual kembali kepada pembeli dengan harga beli ditambah margin (Ribhun) yang disepakati.

  Dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga memberikan definisi tentang murabahah dalam penjelasan pasal 19 ayat (1) huruf D, yang dimaksud dengan akad

  murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan

  harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

  Menurut Nurhayati (2008: 176), Pengertian secara umum

  murabahah adalah suatu transaksi penjualan barang dengan

  menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Hal yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh. Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau kredit, jika secara kredit harus dipisahkan antara keuntungan dan harga perolehan. Keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad, apabila terjadi kesulitan bayar dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau kesulitan bayar karena lalai dapat dikenakan denda. Denda tersebut akan dianggap sebagai dana kebajikan. Uang muka juga dapat diterima, tetapi harus dianggap sebagai pengurang piutang.

2. Landasan Syariah

  Setelah kita mengetahui pengertian dari murabahah itu apa, mari kita ketahui landasan hukum dari murabahah. Jual beli dengan menggunakan akad murabahah diperbolehkan dalam Islam. Menurut Nurhayati (2008: 164), Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam A l Qur‟an dan Hadist. Ada beberapa dalil yang memperbolehkannya praktik jual beli dengan menggunakan akad

  murabahah adalah firman Allah SWT : a.

  Al- Qur‟an surat An-Nisa (4) ayat 29

  

َنوُكَت ْنَأ لاِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكْأَت لا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

اًميِحَر ْمُكِب َناَك َو َّللا َّنِإ ْمُكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت لاَو ْمُكْنِم ٍضاَرَ ت ْنَع ًةَراَِتِ

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

  memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,

  (QS. An

  sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Nisa [4]: 29).

  b.

  Surat Al-Baqarah (2) Ayat 275

  اَبِّرلا َمَّرَحَو َعْيَ بْلا ُوَّللا َّلَحَأَو

  Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. Al Baqarah [2]: 275).

  Dalam ayat ini, Allah mempertegas diperbolehkannya jual beli secara umum serta menolak dan melarang konsep ribawi.

  Berdasarkan dari ketentuan ini jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas syariah, dan sah untuk dijalankan dalam praktek pembiayaan bank syariah karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.

  c.

  Hadis Selain dalil dari dalam Al Qur‟an, dalil mengenai jual beli juga ditulis dalam sebuah hadis untuk lebih memperkuat dan sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad juga melakukan transaksi jual beli. Berikut ini salah satu hadist yang memperbolehkannya transaksi jual beli.

  Dari Suaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW berkata, “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, Muqarabah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual” 3.

  Tujuan Pembiayaan murabahah pada Bank Islam Menurut Al Khadas (1999: 13) ada beberapa tujuan mengapa

  Bank Islam menerapkan pembiayaan murabahah dalam kegiatan perbankannya, yaitu: a)

  Bank Islam mendapatkan keuntungan yang pantas dari pembiayaan murabahah. b) Beberapa bank Islam memiliki pengalaman untuk membeli produk tertentu.

  c) Untuk klien, bank Islam mendanai pembelian produk kemudian pembeli (klien) akan membayar dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.

  d) Pembiayaan murabahah memberikan alternatif jual beli bebas riba sebagai perbandingan dalam perbankan konvensional.

4. Rukun dan Syarat murabahah

  Berikut ini ada beberapa yang harus diperhatikan dalam melakukan transaksi murabahah yaitu Rukun dan Syaratnya agar transaksi yang dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan dalam Islam.

  a) Pengertian Rukun murabahah

  Rukun adalah suatu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan atau lembaga, sehingga bila tidak ada salah satu elemen tersebut maka kegiatan tersebut dinyatakan tidak sah atau lembaga tersebut tidak eksis (Yayasan Pendidikan Pengembangan dan LKS, 1999: 42). Menurut Karim (2001: 94), ada 5 rukun dalam murabahah, yaitu: 1)

  Orang yang menjual (ba‟i) 2)

  Orang yang membeli (musytari) 3)

  Ada objek yang di jual belikan (mabi‟) 4)

  Harga (tsaman) 5)

  Akad atau ijab qabul (sighat) b) Syarat murabahah

  Menurut Antonio (2009: 102), Selain rukun yang diperhatikan dalam melakukan kegiatan jual beli, kita juga harus memperhatikan syarat-syarat yang dianjurkan untuk terlaksananya jual beli tersebut, penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah, yaitu: 1)

  Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan.

2) Kontrak harus bebas dari riba.

  3) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

  4) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

5. Prosedur Pembiayaan murabahah

  Menurut Al Khadas (1999: 11) sebelum melakukan pembiayaan

  murabahah dalam bank Islam ada beberapa prosedur yang harus di

  ikuti, yaitu: a.

  Klien meminta bank melalui form tertulis untuk membeli produk tertentu, dimana klien akan membeli melalui murabahah. Form tersebut berisi tentang spesifikasi produk yang diminta persyaratan dokumen, total nilai produk, informasi tentang klien, pembagian laba, dan sumber penawaran produk. b.

  Bank Islam mempelajari form surat permohonan klien dari segala aspek yang meliputi: 1)

  Mempelajari posisi klien, seperti jenis bisnis klien, situasi kredit dan likuiditasnya.

  2) Mempelajari produk dari segi ekonomi, gambaran situasi umum pasar, yaitu jumlah penawaran dan permintaan produk.

  3) Mempelajari metode penawaran pembelian, seperti biaya operasi pembiayaan murabahah, jangka waktu perjanjian, laba pembiayaan dan pembayaran angsuran pinjaman.

  4) Meminta jaminan untuk melindungi hak bank dalam mendapatkan kembali uangnya sesuai dengan waktu perjanjian.

  5) Setelah memeriksa dan mengesahkan pembiayaan murabahah, bank meminta pembeli untuk menandatangani kontrak perjanjian. Pada tahap ini, biaya operasi pembiayaan

  murabahah dan penentuan pembagian laba didiskusikan dan

  disepakati. Di samping itu bank Islam meminta pembeli untuk membayar angsuran pertama harga murabahah. Bentuk paling umum kontrak pembelian bank Islam di sini adalah pernyataan oleh klien bahwa klien akan menyelesaikan perjanjian pembeliannya ketika diberitahukan oleh bank bahwa produk . telah tersedia

  6) Setelah bank Islam membeli produk, kemudian bank Islam dan pembeli menandatangani kontrak penjualan murabahah. Pada kontrak tersebut, biaya operasi yang sesungguhnya pembiayaan murabahah dan keuntungan yang diperoleh bank harus diketahui.

7) Pembeli menerima produk.

B. Qardh 1.

  Pengertian qardh Menurut Antonio (2001: 173), qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjami tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam akad Tathawwui atau akad saling membantu dan buka transaksi komersil.

  Menurut Faqih (2008: 161), qardh adalah jenis pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan atas dana pinjaman. Bank hanya boleh mengenakan biaya adminitrasi. Pinjaman ini biasanya bersifat sosial dan dikucurkan untuk keperluan yang bersifat sosial seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi tidak menutup kemungkinan apabila disalurkan ke dalam sektor ekonomi seperti untuk membantu pengusaha kecil.

  Pinjaman qardh menurut PSAK 59 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian. Bank syariah di samping memberikan pinjaman qardh, juga dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena kelalaiannya, maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman ( .

  IAI, “Akuntansi Perbankan Syariah”, PSAK 59: 2002)

  Sumber dana pinjaman qardh dapat berasal dari internal dan eksternal bank. Dan qardh yang berasal dari eksternal dilaporkan dalam laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan. Sumber dana qardh yang berasal dari internal bank dilaporkan dalam neraca bank sebagian pinjaman qardh. Pencatatan atas transaksi qardh diatur dalam PSAK 59 paragraf 139 sampai dengan 143 dan PAPSI halaman

  III. 63 sampai III. 64.

2. Landasan Syariah.

  Menurut Antonio (2001: 131), Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama‟ berdasarkan hadist dan riwayat Ibnu Majah dan ijma ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”. a.

  Al- Qur‟an surat Al-Hadid: 11

  

ٌيِرَك ٌرْجَأ ُوَلَو ُوَل ُوَفِعاَضُيَ ف اًنَسَح اًضْرَ ق َوَّللا ُضِرْقُ ي يِذَّلا اَذ ْنَم

  Artinya:

  “siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (Al-Hadid: 11).

  b.

  Hadis

  Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW. Berkata “Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah” (HR Ibu Majah no. 2421, kitab Al-Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi).

  Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah berkata, “Aku melihat pada waktu malam di- isra‟-kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali.

  Aku bertanya, „wahai jibril, mengapa qardh lebih utama dari sedekah? Ia menjawab, „karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan

  (HR Ibnu Majah no. 2422. Kitab al-Ahkam, dan Baihaqi). c.

  Ijma‟ Para ulama‟ telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan.

  Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.

3. Rukun qardh

  Menurut Ascarya (2011: 48), ada beberapa rukun dan syarat yang harus dilakukan sebelum melakukan akad qardh, di antaranya: a.

  Rukun qardh : 1)

  Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak yang memiliki dana. 2) Objek akad, yaitu qardh (dana). 3)

  Tujuan, yaitu pinjaman tanpa imbalan (pinjaman Rp. Xx di kembalikan Rp. Xx).

  4) Shighat, yaitu ijab dan qabul.

  b.

  Syarat qardh 1) Kerelaan kedua belah pihak. 2) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal. 3) Ketentuan Syariah qardh.

  4) Pelaku harus cakap hukum dan baligh 4.

  Objek qardh Menurut Nurhayati dan Wasilah (2008: 240), ada beberapa objek yang harus diperhatikan sebelum melakukan akad qardh, yaitu: a.

  Jenis nilai pinjamannya dan waktu pelunasanya.

  b.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS AKAD WADIAH PADA TABUNGAN iB HASANAH DI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH KCP UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 111

ANALISIS PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH DENGAN AKAD WADIAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari‟ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 86

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN PERIODE - TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 91