IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR (Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR.
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
KEDIRI – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a
: Seta Praba Waluyo
N I M
: 141011064
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 16 Oktober 1991
Alamat
: DS.Tosaren gg. Marjuni Kediri Jawa Timur
Judul Skripsi
: IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA
IKAN SELAR (Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN
SITUBONDO JAWA TIMUR
Pembimbing
: 1. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
2. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya
buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana
Penelitian : Proyek Dosen. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, serta kami bersedia :
1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Program studi
Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga.
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan
skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh
(sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab.
XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolaholah hasil pemikiran saya sendiri.
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 06 Oktober 2014
Yang membuat pernyataan,
Materei
Seta Praba Waluyo
NIM. 141011064
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
NIM. 141011064
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama
Dr. Kismiyati, Ir, M.Si
Suprapto,Ir.,M.Agr
NIP 19590808 198603 2 002
Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Hari
NIP 1580916 198502 1 001
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
NIM. 141011064
Telah diujikan pada
Tanggal
: 29 Agustus 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Anggota
: Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.
Sapto Andriyono, S.Pi., MT.
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Surabaya, 2 Oktober 2014
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA
NIP. 19520517 197803 2 001
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
SETA PRABA WALUYO. Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan
Selar (Selar crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan
Situbondo Jawa Timur. Dosen Pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si dan
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) termasuk ikan ekonomis dengan
harga murah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.
Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal, makanannya berupa
larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal, larva kepiting
Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita.
Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus),
tidak terlepas dari infestasi parasit. Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah
sub filum Crustacea yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda. Isopoda merupakan
ektoparasit pada ikan tropis.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan prevalensi spesies
dari ordo Isopoda
yang menginfestasi ikan selar (Selar crumenophthalmus).
Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari populasi di TPI.
Hasil penelitian yaitu spesies dari ordo Isopoda yang menginfestasi ikan
selar (Selar crumenophthalmus) adalah Norileca indica. Norileca indica yang
ditemukan terdiri dari stadia mancas, pre-adult dan adult. Predileksi berada di
rongga mulut, insang, mata dan permukaan tubuh. Prevalensi ikan selar yang
terinfestasi yaitu 87,70 %.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY
SETA PRABA WALUYO. Identification and Prevalention of Isopods in Big
eye scad ( Selar crumenophthalmus ) on Fish Auction in Panarukan
Situbondo East Java. Academic advisor Dr. Kismiyati, Ir., M.Si and Prof. Dr.
Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Big eye scad ( Selar crumenophthalmus ) is one of economic fish. This
fish
is a pelagic carnivore nocturnal fish it feed fish larvae of Clupeidae,
Balistidae,
Serranidae,
Leptocephal,
crabs
larvae
Megalops,
Decapoda,
Foraminifera, Cephalopoda such as a squird. Infestation of parasites on population
marine fishes are the common problem. Twenty five percents of marine parasites
are sub phylum crustacean : Copepods, Branchiura and Isopods. Isopods are
ectoparasite on Tropical marine fishes.
The purpose of this research is to identifty and account prevalance of
Isopods infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). The survey method
and purposive sampling is used to in this research. The samples are 10% of the
population in auction fish.
The result of research was The mancas, pre-adult and adult stages of
Norileca indica infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). Predilection
of Norileca indica were on buccal cavity, gill chamber, eyes and body surface.
Prevalention of fishes infestated by Norileca indica were 87,70%.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan Selar (selar
crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan Situbondo Jawa
Timur. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. sebagai Dekan Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya
2. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si sebagai pembimbing utama yang memberikan
banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan usulan hingga
laporan skripsi;
3. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr. sebagai pembimbing serta skripsi
yang memberikan banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan
usulan hingga laporan skripsi;
4. Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si., Dr. Laksmi Sumartini S.pi., M.Si. dan
Bapak Sapto Andriyono S.Pi., MT. sebagai dosen penguji yang
memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi;
5. Bapak Sigit Sumartono, SH., Bapak Sudarto dan Irma Hidayah, A.Md.,
Ak. yang membantu dalam perijinan dan penggunaan sarana prasarana
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
untuk penelitian serta Anita Erna Faricha, A.Md. yang membantu
memperoleh informasi dan literatur penyusunan skripsi;
6. Teman terbaik sekaligus saudara seperjuangan keluarga besar Piranha
2010.
7. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu serta adik yang memberikan doa,
dukungan, motivasi dan semangat tiada henti;
Penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan
informasi kepada semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu di bidang perikanan.
Surabaya, Oktober 2014
Penulis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .....................................................................................
iv
SUMMARY ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
I
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Balakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
3
1.3 Tujuan ....................................................................................
3
1.4 Manfaat ..................................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
4
2.1 Ikan Selar (Selar crumenophthalmus) ...................................
4
II
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Selar (S.crumenophthalmus) 4
2.1.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Selar (S.crumenophthalmus)
2.2 Isopoda ....................................................................................
5
5
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda ...............................................
5
2.2.2 Daur Hidup dan Cara Infestasi Isopoda .......................
7
2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan .........................................
9
2.3 Infestasi Isopoda Pada Ikan.....................................................
9
2.3.1 Genus Gnathia .............................................................
9
2.3.2 Genus Rocinela ............................................................
11
2.3.3 Genus Anilocra ............................................................
12
2.3.4 Genus Nerocila ............................................................
13
2.3.5 Genus Cymothoa ..........................................................
14
2.3.6 Genus Norileca ............................................................
15
III KERANGKA KONSEPTUAL ...................................................
17
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................
18
IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
19
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
19
4.2 Materi Penelitian ....................................................................
19
4.2.1 Bahan Penelitian ..........................................................
19
4.2.2 Alat Penelitian ..............................................................
19
4.3 Metode Penelitian ..................................................................
20
4.4 Prosedur Kerja .......................................................................
20
4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................
20
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.4.2 Pengambilan Sampel .....................................................
20
4.4.3 Identifikasi Isopoda .....................................................
21
4.4.4 Perhitungan Prevalensi Isopoda ....................................
21
4.5 Parameter Penelitian ..............................................................
22
4.6 Analisis Data ...........................................................................
23
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
24
5.1 Hasil ........................................................................................
24
5.1.1 Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar.............................
24
5.1.2 Prevalensi Norileca indica ............................................
25
5.2 Pembahasan .............................................................................
28
VI KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
32
6.1 Kesimpulan ............................................................................
32
6.2 Saran ......................................................................................
32
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
33
LAMPIRAN ........................................................................................
37
V
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5.1 Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar
(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur
25
5.2 Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi
Ikan Selar (S crumenophthalmus)
26
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Bagian Tubuh Norileca indica betina ..............................................
37
2 Bagian Tubuh Norileca indica jantan . .............................................
38
3 Data Pemeriksaan Ikan Selar ( Selar crumenophthalmus) ...............
39
4 Data Perhitungan Prevalensi Norileca indica . .................................
40
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis yang aktif
mencari makan pada malam hari (nokturnal). Ikan selar termasuk karnivora
(Kimura, 2011) makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae,
Leptocephal, larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda
yaitu gurita ( Roux and Conand, 2000). Ikan selar (Selar crumenophthalmus)
termasuk ikan ekonomis yang harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan
masyarakat (Genisa, 1999). Menurut Kementrian Perikanan dan Kelautan (2012)
volume produksi tangkapan ikan selar (Selar crumenophthalmus) meningkat dari
6.415 ton pada tahun 2010 naik menjadi 11.500 ton pada tahun 2012 atau
berkembang 37,13 % pada tahun 2010-2012. Nilai produksi ikan selar (Selar
crumenophthalmus) pada tahun 2010-2012 meningkat dari Rp. 64.136 358
menjadi Rp. 111.665.000.
Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus), tidak
terlepas dari infestasi parasit. Parasit ikan merupakan salah satu masalah penting
dalam biologi perikanan, karena dapat mengurangi kualitas ikan, pengurangan
berat ikan (Raja et al., 2012) dan berpengaruh terhadap populasi ikan konsumsi
(Akbar, 2011). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah sub filum Crustacea
yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda
merupakan ektoparasit pada ikan tropis (Irawan, 2013; Rameshkumar et al., 2013)
dan salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam. Isopoda hidup
di lingkungan yang luas, dari habitat darat, perairan laut dan air tawar, tetapi yang
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
paling sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky,
2010). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada populasi ikan
tangkapan (Rameshkumar and Ravichandran, 2014). Predileksi dari Isopoda ada
di rongga mulut, insang dan permukaan tubuh inang (Rameshkumar et al., 2013).
Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,
gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et
al., 2009).
Isopoda dilaporkan telah menginfestasi beberapa ikan ekonomis yang ada di
Karibia yaitu Cymothoa oestrum menginfestasi Chloroscombrus chrysurus (4%),
Heteropriacanthus cruentatus (0,76%). Cymothoa sp. menginfestasi Orthopristis
ruber (5,41%). Gnathia sp. menginfestasi Diplectrum radiale (3,13%),
Orthopristis
ruber
(60%).
Rocinela
signata
menginfestasi
Epinephelus
flavolimbatus (50%), Haemulon steindachneri (20%) (Williams et al., 2006).
Norileca indica telah dilaporkan menginfestasi Selar crumenophthalmus di teluk
Pattani Thailand dan Pantai Mumbai di India. Prevalensi Norileca indica pada
Selar crumenophthalmus 50,7 % (Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al.,
2014). Laporan tentang infestasi Isopoda pada ikan ekonomis tersebut merupakan
informasi ilmiah yang perlu diteliti keberlanjutannya. Hal ini berfungsi untuk
menambah pengetahuan dan referensi tentang Isopoda.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.2
Rumusan Masalah
1.
Spesies
Isopoda
apa
yang
menginfestasi
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa timur ?
2.
Berapa prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di TPI
Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies
Isopoda?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui spesies Isopoda yang menginfestasi Ikan selar (Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
2.
Untuk mengetahui prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di
TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies
Isopoda.
1.4
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan data
sekunder dan informasi ilmiah tentang Isopoda yang menginfestasi Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
2.1.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Chordata
: Actinopterygii
: Perciformes
: Carangidae
: Selar
: Selar crumenophthalmus
Gambar 1. Ikan selar (Selar crumenophthalmus) (Kimura, 2011).
Menurut Nelson (2006) ikan selar (Gambar 1.) merupakan bagian dari
famili Carangidae dimana tubuhnya berbentuk compressed, tipe sisik pada
kebanyakan spesies adalah cycloid tetapi ada juga yang ctenoid. Menurut Kimura
(2011) rumus sirip ikan selar (Selar crumenophthalmus) yaitu D VIII+I, 24-27; A
II+I, 21-23; V 10+14, adiposa selaput mata berkembang dengan baik. Warna
tubuh pada bagian dorsal biru kehijauan, pada bagian ventral silver keputihan,
dengan garis kuning membujur yang membatasi dari opercle sampai peduncle.
Panjang maksimum sampai 70 cm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.1.2 Habitat Dan Penyebaran Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) hidup di perairan pantai yang dekat
dengan terumbu karang pada kedalaman 0-170 m (White et al., 2013). Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.
Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal (Kimura, 2011)
makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal,
larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita (
Roux and Conand, 2000). Penyebaran ikan ini sangat luas pada daerah beriklim
tropis dan sub tropis yaitu di Indonesia, Thailand, India, Karibia, Hawaii
(Williams et al., 2006; Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al., 2014).
2.2
Isopoda
Isopoda adalah salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling
beragam dan hidup di lingkungan yang luas. Habitat Isopoda ada di darat, perairan
laut dan air tawar, meskipun yang paling sering ditemukan di perairan laut
dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010). Parasit Isopoda bersifat ektoparasit
habitatnya pada perairan laut yang hangat. Morfologi tubuhnya bermacammacam, dari yang mudah untuk dikenali sampai yang tak berbentuk seperti
Isopoda (Ravichandran et al., 2009).
2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda
Menurut Brusca and Iverson (1985) kerangka umum tubuh Isopoda
(Gambar 2.) yaitu tubuh terbagi menjadi 3 bagian : cephalon (kepala), pereon
(tubuh) dan pleon (abdomen). Cephalon pada Isopoda sebenarnya adalah
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
cephalotorax yang bergabung dengan thoracomere pertama. Pada cephalon
terdapat dua pasang antena, mata dan mulut.
Gambar 2. Morfologi umum Isopoda (Brusca and Iverson, 1985).
Menurut King (2004) Bagian mulut terdiri sepasang maxilliped, dua
pasang maxilla (maxilla 1 dan 2 atau maxillules dan maxillae) dan mandible.
Pereon (tubuh) terdiri tujuh pereonite, berhubungan dengan tujuh pasang
pereopods (kaki jalan), tidak ada claw pada pereopods pertama. Bagian abdomen
yang pendek tersusun atas pleon (6 somite atau pleonites) dan pleotelson
(gabungan pleonite akhir ke telson). Pada abdomen terdapat organ tambahan yaitu
uropods.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.2 Daur Hidup Dan Cara Infestasi Isopoda
Daur hidup Isopoda (Gambar 3.) adalah secara langsung (direct cycle) dan
bersifat hermaprodit protandri yaitu berkelamin jantan pada stadia pre-Dewasa,
berkelamin betina pada stadia Dewasa (Bharadirajan et al., 2014). Proses
reproduksi terjadi ketika Isopoda betina molting, biasanya Isopoda betina dijaga
oleh Isopoda jantan sampai molting. Isopoda jantan mentransfer sperma ke betina
melalui genital duct. Beberapa spesies Isopoda lain melepaskan telur yang
terbuahi kedalam kantung telur (marsupium) dan dilindungi sampai telur tersebut
cukup mature untuk dilepas (King, 2004). Telur menetas didalam marsupium dan
mengalami moulting pertama kali menjadi tahap pullus. Pullus pertama (pullus I)
hanya ditemukan di dalam marsupium kemudian moulting menjadi pullus II yang
mempunyai 6 pasang pereopod dan dilengkapi dengan dactyl serta pigmen pada
kutikula. Perbedaan kelamin hanya tejadi setelah keluar dari marsupium dan
mencari inang baru. Isopoda betina tidak pernah mengeluarkan telur yang terbuahi
dalam bentuk larva tetapi dalam bentuk juvenil.
Juvenil ini disebut mancas, pada tahap ini mancas merupakan free
swimming dilengkapi dengan setae dan mata yang berkembang dengan baik.
Mancas yang sudah menemukan inang masuk kedalam insang inang, mancas
tersebut pada stadia infektif dan berkelamin jantan. Mancas yang sudah
menemukan inang kemudian molting diikuti nampaknya tujuh segmen dan tujuh
pasang pereopod dan masuk menjadi tahap pra-dewasa (Smit et al., 2014). PreDewasa tersebut tumbuh didalam insang tersebut dan berubah menjadi betina
(Parker and Booth. 2013).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a
b
e
c
d
Gambar 3. Daur Hidup Isopoda (Bruce, 1990; Thatcer et al., 2003; Carefoot,
2010).
Keterangan : a. Dewasa predileksi di insang
b. Pullus I berada di marsupium
c. Pullus II berada di marsupium
d. Mancas predileksi di insang
e. Pra-dewasa predileksi di insang
Perubahan dari jantan menjadi betina merupakan proses yang kompleks
dan bergantung pada beberapa faktor termasuk adanya individu lain, khususnya
betina lain yang mencegah perubahan (Lincoln, 1971 dalam Smit et al., 2014).
Perubahan kelamin pada jantan terjadi pada saat mengecilnya organ reproduksi
jantan dan organ kelamin betina berkembang menjadi lebih dominan.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Perkembangan kelamin betina yang dominan diketahui sebagai stadia Dewasa
(Smit et al., 2014).
2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan
Isopoda dihubungkan dengan beberapa komoditas ikan penting di dunia dan
menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di sektor perikanan dengan cara
menghambat pertumbuhan dan melukai ikan tersebut sehingga tidak dapat
bertahan hidup (Williams et al., 2006). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas
dan mortalitas pada populasi ikan tangkapan. Infestasi Isopoda dapat
menyebabkan lesi dan stres pada ikan dan mempengaruhi munculnya pathogen
opportunistic seperti jamur dan bakteri. Pada prinsipnya Isopoda memakan darah
dari inangnya, selain itu juga memakan mucus, epithelium dan jaringan
subcutaneous (Bharadirejan et al., 2014). Infestasi Isopoda pada insang
menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament dan gill rakers sehingga regenerasi
gill filament menjadi lambat (Lester and Hayward, 2006; Rameshkumar and
Ravichandran, 2014).
2.3
Infestasi Isopoda Pada Ikan
2.3.1 Genus Gnathia
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Gnathia
Klasifikasi Gnathia berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class
: Malacostraca
Ordo
: Isopoda
Famili
: Gnathiidae
Genus
: Gnathia
Spesies
: Gnathia puertoricensis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gnathia (Gambar 4.) merupakan Isopoda kecil yang berbeda, memiliki
karakteristrik berbentuk segitiga atau T-shape pleotelson. Pleon lebih sempit dari
pada pereon. Pereonite terlihat sangat kecil dan hampir sama dengan pleonite.
Pleonite terlihat lebih mengecil dari pada pereon. Gnathia mempunyai 6
pereonite dan 5 pasang pereopod (Brusca and Iverson, 1985). Bagian mulut pada
chepalothorax disebut pylopod. Article pertama operculated, berukuran besar,
bagian luar lurus dan lebih panjang dari pada article kedua. Jika ada article
ketiga, ukurannya lebih kecil dari pada article kedua. Mandible termodifikasi
sebagai penjepit dari bagian depan kepala. Bagian tepi mandible dilengkapi
tonjolan kecil yang bentuknya sama. Abdomen atau pleon mempunyai 7 segmen
dan segmen terakhir bergabung dengan telson (Menzies and Glynn, 1968).
Gambar 4. Gnathia puertoricensis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.3.2 Genus Rocinela
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Rocinela
Rocinela merupakan predator aktif pada ikan dan diklasifikasikan sebagai
mikropredator (Brusca and Iverson, 1985). Klasifikasi Rocinela berdasarkan Myer
et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Aegidae
: Rocinela
: Rocinela signata
a
b
Gambar 5. Rocinela signata (de Lima et al., 2005).
Keterangan : a. Rocinela signata bagian dorsal
b. Rocinela signata bagian ventral
Bentuk tubuh Rocinela (Gambar 5.) depressed, mata berkembang dengan
baik. Bagian pleotelson dilengkapi dengan plumose setae (Menzies and Glynn,
1968). Antena 1 lebih pendek dari antena 2, article basal dari antena 1 tidak
berkembang. Maxilliped dilengkapi dengan 2 atau 3 palp yang tersambung.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pereon II-VII dilengkapi dengan coxal plate. Pereopods I-III dilengkapi propi
yang berkembang menjadi bantalan lobus. Pereopods IV-VII berukuran kecil,
dactyls tidak lebih panjang dari propi. Coxae tipis khususnya pada pereopod IIIII. Pleon tidak lebih cekung dari pereon (Brusca and Iverson, 1985).
2.3.3 Genus Anilocra
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Anilocra
Klasifikasi Anilocra berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Anilocra
: Anilocra meridionalis
Anilocra (Gambar 6.) merupakan genus dari famili Cymothoidae yang
mempunyai bentuk tubuh compressed dan bagian dorsal lebih cembung
dibandingkan dengan Nerocila. Chepalon tidak bergabung ke pereonal somite
pertama. Pereonit berbatasan langsung dengan posterior chepalon. Sudut
posterolateral pereonite I tidak menonjol, begitu juga pereonite II-VI tidak
menonjol, pada pereonite VII sedikit menonjol. Lapisan coxal kecil dan padat,
pereopod berangsur-angsur memanjang, yang ke tujuh lebih panjang dari pada
yang ke enam. Tidak semua ada pleon atau hanya sedikit yang bergabung di
pereonit VII (Brusca and Iverson, 1985).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 6. Anilocra meridionalis (Bruce and Nelson, 1988).
2.3.4 Genus Nerocila
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Nerocila
Klasifikasi Nerocila berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Nerocila
: Nerocila acuminata
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 7. Nerocila acuminata (Bruce and Nelson, 1988).
Pada umumnya tubuh Nerocila (Gambar 7.) lebih depressed dibandingkan
dengan genus dari famili Cymothoidae. Dorsal chromatophores biasanya
membujur 3 baris. Bagian anterior chepalon cembung, batas anterior pereonite I
trisinuate, berbatasan dengan posterior chepalon. Lapisan coxal berkembang
dengan baik dan menonjol melebihi batas tengah pereonite. Tidak semua pleon
bergabung ke pereon, panjang pleonite sama. Ciri-ciri pleopod dilengkapi dengan
lamela insang yang kecil dan pleopod 3-5 terlipat. Hampir semua spesies pada
juvenil dan jantan dilengkapi dengan duri pereopoda, pada betina tidak dilengkapi
dengan pereopodal spine (Brusca and Iverson, 1985).
2.3.5 Genus Cymothoa
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Cymothoa
Klasifikasi Cymothoa berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Cymothoa
: Cymothoa oestrum
Cymothoa (Gambar 8.) merupakan ektoparasit pada ikan laut dan ikan air
tawar. Bentuk tubuh cirolanid like. Dactyl pada pereopod lebih panjang
dibandingkan dengan propi. Maxilliped menyusut menjadi palp kecil pada article
ke 2. Maxilla 1 dan 2 kuat dan membengkok. Chepalon bergabung ke pereonite I,
basal article tidak lebar. Lapisan coxal anterior tidak mencapai batas masingmasing pereonite. Pleon lebih sempit dan bergabung ke pereon. Pleonite
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
memanjang dan melebar pada bagian posterior. Pleonites 1-5 dilengkapi dengan
medial elevation, pleonites 4-5 paling lebar dan 5 terpanjang. Pleotelson lebih
lebar, dan pada bagian posterior cekung. Uropod kecil dan panjang tapi tidak
melebihi bagian pleotelson (Brusca and Iverson, 1985).
Gambar 8. Cymothoa oestrum (Thatcher et al., 2003).
2.3.6 Genus Norileca
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Norileca
Klasifikasi Norileca berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Norileca
: Norileca indica
Genus Norileca (Gambar 9.) ini hampir mirip dengan Livoneca, hal ini
ditinjau dari morfologi pereopod, chepalon, dan pleon. Tubuh dari Norileca
memutar ke satu sisi, chepalon tidak trilobed, bagian coxae pada pereonite 2 sama
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
panjang dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran
pleon 0,66-0,74 lebar pereonite 4 dan semua segmen lebarnya sama dengan
pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk pleotelson
triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari 8 article.
Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 article. Ukuran mata 0,47-0,52
dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson (Bruce,
1990).
Gambar 9. Norileca indica (Nagasawa and Petchsupa, 2009).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1
Kerangka Konseptual
Pada sistem akuatik, parasit berperan penting dalam ekologi kawasan pantai
dan ekosistem laut seperti halnya dalam marikultur (El-shahawy and Desouky,
2010). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah Crustacea yaitu Copepoda,
Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda adalah salah satu
ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam dan hidup di lingkungan yang
luas, dari habitat darat sampai perairan laut dan air tawar, meskipun yang paling
sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010).
Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,
gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et
al., 2009).
Pada daerah beriklim tropis spesies dari ordo Isopoda bermacam-macam
spesiesnya. Isopoda menginfestasi ikan yang berada di perairan dangkal, perairan
dalam
dan
ikan-ikan
pelagis
(Hoffman,
1999).
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan salah satu komoditas ikan
tangkapan ekonomis penting, mempunyai nilai pasar yang terjangkau, daya
produksi
yang
tinggi
dan
luas
(Genisa,
1999).
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) dapat diolah menjadi ikan kering atau dipasarkan dalam
bentuk segar. Berdasarkan survei dilapangan Ikan selar (Selar crumenophthalmus)
yang dipasarkan di TPI Panarukan Situbondo, terinfestasi oleh Isopoda tetapi
pengetahuan tentang Isopoda yang menginfestasi ikan tersebut masih kurang.
Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan prevalensi ikan yang terinfestasi dan
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
identifikasi terhadap Isopoda. Secara skematis kerangka konseptual penelitian
dapat dilihat pada (Gambar 10.)
Komoditas
Ikan selar
Parasit ikan laut
Ikan
tangkapan
25 % Crustacea
Copepoda
Branchiura
Isopoda
Dipasarkan
kering dan
segar
Isopoda ditemukan pada
ikan selar (Selar
crumenophthalmus)
Dampak :Lesi dan Atropi
pada insang
Identifikasi Isopoda
Perhitungan Prevalensi
Keterangan :
: Aspek yang diteliti
: Aspek yang tidak diteliti
Gambar 10. Kerangka konseptual penelitian
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan
BBAP Situbondo dan Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga, Surabaya pada Mei – Juni 2014.
4.2
Materi Penelitian
4.2.1
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan selar (Selar
crumenophthalmus) ukuran 17-24 cm yang diperoleh dari TPI Panarukan
Situbondo , Jawa Timur, tisu, ethanol 70 %.
4.2.2
Alat Penelitian
Styrofom digunakan untuk wadah ikan. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan dan identifikasi parasit adalah gunting, pinset, scalpel, petri dish,
pipet tetes, nampan, object glass, cover glass, pot plastik tempat untuk
mengawetkan sampel parasit, mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera
lusida.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.3
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang
ada dan mencari keterangan secara faktual (Nazir, 2011).
4.4
Prosedur Kerja
4.4.1
Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan stirofom sebagai tempat
untuk transportasi sampel dari TPI ke Laboratorium Kesehatan Lingkungan
BBAP Situbondo. Mempersiapkan gunting, pinset, pisau bedah dan nampan yang
akan digunakan untuk scraping, dan mikroskop dengan kamera lusida untuk
identifikasi Isopoda secara morfologi, selanjutnya mempersiapkan ikan sampel
yaitu Ikan selar (Selar crumenophthalmus) yang akan diamati dengan mengambil
secara acak.
4.4.2
Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sampel pada 3 gudang distributor di TPI Panarukan.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari
populasi. Hal ini sesuai dengan Barreiro and Albando (2001) pengambilan sampel
sebanyak 10%. Purposive sampling yaitu memilih subjek yang ada dalam posisi
terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2010). Populasi
tangkapan ikan bisa mencapai rata-rata 800 ekor per hari, jadi untuk mewakili
total tangkapan tersebut diambil 10% sebagai sampel yaitu berjumlah 80 ekor
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
/gudang. Menurut Rameshkumar and Ravicandran (2013) sampel ikan yang
didapat dilakukan pencatatan data mengenai panjang total, berat dan jenis kelamin
pada ikan (inang). Transportasi sampel ikan dari gudang TPI Panarukan
Situbondo disimpan dalam styrofom yang berisi es.
4.4.3
Identifikasi Isopoda
Isopoda diidentifikasi berdasarkan morfologi dengan cara memotong
bagian-bagian tubuh (El-shahawy and Desauky, 2010). Bagian-bagian tubuh
tersebut meliputi, mulut, pereopod, pleopods dan uropod (Thatcher et al., 2007).
Identifikasi menggunakan mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera lusida
perbesaran 40x dan 100x. Hasil gambar yang didapatkan dibandingkan dengan
kunci identifikasi menurut Menzies and Glynn (1968),
Brusca and Iverson
(1985), Bruce (1990).
4.4.4
Perhitungan Prevalensi Isopoda
Sampel Ikan selar (Selar crumenophthalmus) diperiksa bagian insang,
mulut dan permukaan tubuh untuk mengetahui keberadaan parasit Isopoda. Hal
ini sesuai dengan pernyataan El-shahawy and Desouky (2010) bahwa inang
parasit Isopoda diperiksa pada bagian mulut dan insang. Pemeriksaan ikan
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Balai Budidaya Air Payau
(BBAP) Situbondo. Isopoda yang ditemukan diambil menggunakan pinset.
Isopoda diawetkan pada pot plastik berisi ethanol 70 % yang telah diberi label
untuk diidentifikasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan ikan selanjutnya dilakukan
perhitungan prevalensi untuk mengetahui jumlah ikan yang terinfestasi oleh
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Isopoda. Menurut Alifuddin dkk. (2002) perhitungan prevalensi menggunakan
rumus sebagai berikut :
Prevalensi =
4.5
Jumlah ikan yang terserang
X 100%
Jumlah sampel ikan yang diperiksa
Parameter Penelitian
Parameter utama yang diamati adalah spesies Isopoda apa yang
menginfestasi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) dan prevalensi Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) yang terinfestasi. Parameter penunjang berupa data
mengenai ukuran panjang dan berat ikan serta jenis kelamin Ikan selar (Selar
crumenophthalmus). Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir pada
(Gambar 11.)
Persiapan alat dan bahan
Pengambilan Sampel di gudang TPI
Panarukan Situbondo
Pemeriksaan parasit pada
insang, mulut dan
permukaan tubuh inang
Identifikasi Isopoda
Pengukuran panjang,
berat dan jenis kelamin
Mulut
Pleopoda
Perhitungan prevalensi
Pereopoda
Uropoda
Analisis Data
Gambar 11. Diagram Alir Penelitian
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.6
Analisis Data
Data hasil identifikasi Isopoda pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)
dianalisis secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Nilai
prevalensi dihitung untuk setiap gudang yang ada di TPI dan Panarukan.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
5.1.1
Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Berdasarkan pemeriksaan 240 sampel ikan selar yang diambil dari 3
gudang TPI Panarukan Situbondo, telah ditemukan 1 spesies dari ordo Isopoda
yang menginfestasi ikan selar. Berdasarkan kunci identifikasi Bruce (1990)
ditemukan Norileca indica. Norileca indica merupakan dari famili Cymothoidae
yang ditemukan mulai stadia mancas, pra-dewasa (Gambar 12.) dan dewasa
(Gambar 13.).
Morfologi betina (Lampiran 1.) Norileca indica yaitu bentuk
badannya yang membengkok ke salah satu sisi, bagian chepalon tidak terlalu
masuk ke pereonite 1. Antena terdiri dari 9 ruas dan antennule terdiri 8 ruas.
Pereon terdiri dari 7 pereonite, pada bagian pleon terdiri dari 5 pleonite,
pleotelson berbentuk segitiga (triangular), pada kedua samping pleotelson
terdapat uropod. Morfologi jantan (Lampiran 2.) tubuh tidak membengkok ke
salah satu sisi. Warna pada jantan tidak seluruhnya berwarna coklat, tetapi pada
bagian pereonit 5 sampai pleotelson berwarna coklat, pereonite 4 sampai
chepalon berwarna putih. Hal ini sesuai dengan Bruce (1990) bahwa tubuh betina
dari Norileca memutar ke satu sisi, bagian coxae pada pereonite 2 panjangnya
sama dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran
pleon 0,66-0,74 dari lebar pereonite 4 dan semua segmen pleonite lebarnya sama
dengan pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk
pleotelson triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8 ruas. Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 ruas. Ukuran mata 0,470,52 dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson.
Tubuh jantan tidak membengkok ke salah satu sisi, coxae lebih panjang
dibandingkan betina. Lebar pleon 0,73 dari pereon, panjang uropod 0,8 dari
pleotelson. Pereopod 1 dilengkapi 5 spine kecil di propodal palm. Peduncle
pleopods 1 dilengkapi dengan lateral lobe, pleopods 2-5 dilengkapi dengan
peduncle lateral lobe yang melebar. Warna Norileca indica coklat pucat, pigmen
hitam menutupi bagian dorsal, tertutama pada pleon dan pleotelson. Predileksi
(Gambar 14.) dari Norileca indica di permukaan tubuh, mata, rongga mulut dan
insang. Data identifikasi Isopoda pada ikan selar dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar (Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
Predileksi
Permukaan
Rongga TOTAL
Spesies
Stadia
Mata
Insang
Tubuh
Mulut
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
Mancas
56
16
72
Norileca
2
2
62
66
indica Pra-dewasa
Dewasa
3
188
191
JUMLAH
2
5
306
16
329
5.1.2
Prevalensi Norileca indica.
Berdasarkan data perhitungan prevalensi (Lampiran 4.), dari 240 ekor ikan
yang terinfestasi oleh Norileca indica yaitu 199 ekor (87,70 %). Data prevalensi
Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus) dapat dilihat pada
Tabel 5.2. Berdasarkan data pemeriksaan (Lampiran 3.) Norileca indica yang
ditemukan terdapat stadia mancas, pra-dewasa, dan dewasa. Prosentase
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
keberadaan stadia Norileca indica pada ikan selar dapat dilihat pada (Gambar
15.).
Tablel 5.2. Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi ikan selar (Selar
crumenophthalmus)
Spesies
Total
Sampel ikan
(ekor)
240
Norileca
indica
Sampel ikan
Terinfestasi
(ekor)
199
Prevalensi
(%)
Intensitas
( /ekor ikan)
87,70%
1,60
a
b
Gambar 12. Stadia Pra-dewasa Norileca indica (jantan)
Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral
a
b
Gambar 13. Stadia Dewasa Norileca indica (betina)
Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a
b
c
d
Gambar 14. Predileksi Norileca indica ditunjukkan pada panah merah
Keterangan : a. di insang
b. di mata
c. di rongga mulut
d. di permukaan tubuh
Gambar 15. Stadia Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)(%)
Keterangan :
Mancas
Pra-dewasa
Dewasa
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.2
Pembahasan
Famili Cymothoidae merupakan ektoparasit pada ikan tropis dan termasuk
parasit obligat (Rameshkumar et al., 2013 dan Smit et al., 2014). Famili
Cymothoidae banyak ditemukan menginfestasi ikan laut teleostei (Smit et al.,
2014). Norileca indica merupakan salah satu spesies dari famili Cymothoidae
yang menginfestasi ikan teleostei yaitu ikan selar (Selar crumenophthalmus).
Berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan menurut Bruce (1990) dan
Nagasawa and Petchsupa (2009) bahwa Norileca indica pada umumnya memang
banyak ditemukan di ikan selar (Selar crumenophthalmus). Menurut Neeraja et al.
(2014) hal ini ditinjau dari tingginya derajad spesifisitas terhadap inang.
Rameshkumar and Ravichandran (2013) menjelaskan bahwa famili
Cymothoidae mempunyai inang spesifik dan spesifikasi inang tersebut
berdasarkan dua faktor yang digabungkan yaitu darah atau epitelium dan
kesesuaian bagian dari epitelium dan sisik. Menurut Nagasawa and Petchsupa
(2009) bahwa disamping prevalensi tinggi dan infeksi yang disebabkan Norileca
indica, masih belum diketahui tentang daur hidup dan hubungan dengan inang.
Menurut Myer et al. (2014) Norileca indica merupakan spesies dari filum
Arthropoda, class Malacostraca, ordo Isopoda, famili Cymothoidae. Menurut
Nagasawa and Petchsupa (2009
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR.
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
KEDIRI – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a
: Seta Praba Waluyo
N I M
: 141011064
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 16 Oktober 1991
Alamat
: DS.Tosaren gg. Marjuni Kediri Jawa Timur
Judul Skripsi
: IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA
IKAN SELAR (Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN
SITUBONDO JAWA TIMUR
Pembimbing
: 1. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
2. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya
buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana
Penelitian : Proyek Dosen. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, serta kami bersedia :
1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Program studi
Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga.
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan
skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh
(sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab.
XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolaholah hasil pemikiran saya sendiri.
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 06 Oktober 2014
Yang membuat pernyataan,
Materei
Seta Praba Waluyo
NIM. 141011064
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
NIM. 141011064
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama
Dr. Kismiyati, Ir, M.Si
Suprapto,Ir.,M.Agr
NIP 19590808 198603 2 002
Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Hari
NIP 1580916 198502 1 001
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
Oleh :
SETA PRABA WALUYO
NIM. 141011064
Telah diujikan pada
Tanggal
: 29 Agustus 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Anggota
: Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.
Sapto Andriyono, S.Pi., MT.
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Surabaya, 2 Oktober 2014
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA
NIP. 19520517 197803 2 001
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
SETA PRABA WALUYO. Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan
Selar (Selar crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan
Situbondo Jawa Timur. Dosen Pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si dan
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) termasuk ikan ekonomis dengan
harga murah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.
Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal, makanannya berupa
larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal, larva kepiting
Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita.
Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus),
tidak terlepas dari infestasi parasit. Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah
sub filum Crustacea yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda. Isopoda merupakan
ektoparasit pada ikan tropis.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan prevalensi spesies
dari ordo Isopoda
yang menginfestasi ikan selar (Selar crumenophthalmus).
Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari populasi di TPI.
Hasil penelitian yaitu spesies dari ordo Isopoda yang menginfestasi ikan
selar (Selar crumenophthalmus) adalah Norileca indica. Norileca indica yang
ditemukan terdiri dari stadia mancas, pre-adult dan adult. Predileksi berada di
rongga mulut, insang, mata dan permukaan tubuh. Prevalensi ikan selar yang
terinfestasi yaitu 87,70 %.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY
SETA PRABA WALUYO. Identification and Prevalention of Isopods in Big
eye scad ( Selar crumenophthalmus ) on Fish Auction in Panarukan
Situbondo East Java. Academic advisor Dr. Kismiyati, Ir., M.Si and Prof. Dr.
Hari Suprapto, Ir., M. Agr.
Big eye scad ( Selar crumenophthalmus ) is one of economic fish. This
fish
is a pelagic carnivore nocturnal fish it feed fish larvae of Clupeidae,
Balistidae,
Serranidae,
Leptocephal,
crabs
larvae
Megalops,
Decapoda,
Foraminifera, Cephalopoda such as a squird. Infestation of parasites on population
marine fishes are the common problem. Twenty five percents of marine parasites
are sub phylum crustacean : Copepods, Branchiura and Isopods. Isopods are
ectoparasite on Tropical marine fishes.
The purpose of this research is to identifty and account prevalance of
Isopods infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). The survey method
and purposive sampling is used to in this research. The samples are 10% of the
population in auction fish.
The result of research was The mancas, pre-adult and adult stages of
Norileca indica infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). Predilection
of Norileca indica were on buccal cavity, gill chamber, eyes and body surface.
Prevalention of fishes infestated by Norileca indica were 87,70%.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan Selar (selar
crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan Situbondo Jawa
Timur. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. sebagai Dekan Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya
2. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si sebagai pembimbing utama yang memberikan
banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan usulan hingga
laporan skripsi;
3. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr. sebagai pembimbing serta skripsi
yang memberikan banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan
usulan hingga laporan skripsi;
4. Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si., Dr. Laksmi Sumartini S.pi., M.Si. dan
Bapak Sapto Andriyono S.Pi., MT. sebagai dosen penguji yang
memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi;
5. Bapak Sigit Sumartono, SH., Bapak Sudarto dan Irma Hidayah, A.Md.,
Ak. yang membantu dalam perijinan dan penggunaan sarana prasarana
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
untuk penelitian serta Anita Erna Faricha, A.Md. yang membantu
memperoleh informasi dan literatur penyusunan skripsi;
6. Teman terbaik sekaligus saudara seperjuangan keluarga besar Piranha
2010.
7. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu serta adik yang memberikan doa,
dukungan, motivasi dan semangat tiada henti;
Penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan
informasi kepada semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu di bidang perikanan.
Surabaya, Oktober 2014
Penulis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .....................................................................................
iv
SUMMARY ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
I
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Balakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
3
1.3 Tujuan ....................................................................................
3
1.4 Manfaat ..................................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
4
2.1 Ikan Selar (Selar crumenophthalmus) ...................................
4
II
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Selar (S.crumenophthalmus) 4
2.1.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Selar (S.crumenophthalmus)
2.2 Isopoda ....................................................................................
5
5
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda ...............................................
5
2.2.2 Daur Hidup dan Cara Infestasi Isopoda .......................
7
2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan .........................................
9
2.3 Infestasi Isopoda Pada Ikan.....................................................
9
2.3.1 Genus Gnathia .............................................................
9
2.3.2 Genus Rocinela ............................................................
11
2.3.3 Genus Anilocra ............................................................
12
2.3.4 Genus Nerocila ............................................................
13
2.3.5 Genus Cymothoa ..........................................................
14
2.3.6 Genus Norileca ............................................................
15
III KERANGKA KONSEPTUAL ...................................................
17
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................
18
IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
19
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
19
4.2 Materi Penelitian ....................................................................
19
4.2.1 Bahan Penelitian ..........................................................
19
4.2.2 Alat Penelitian ..............................................................
19
4.3 Metode Penelitian ..................................................................
20
4.4 Prosedur Kerja .......................................................................
20
4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................
20
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.4.2 Pengambilan Sampel .....................................................
20
4.4.3 Identifikasi Isopoda .....................................................
21
4.4.4 Perhitungan Prevalensi Isopoda ....................................
21
4.5 Parameter Penelitian ..............................................................
22
4.6 Analisis Data ...........................................................................
23
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
24
5.1 Hasil ........................................................................................
24
5.1.1 Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar.............................
24
5.1.2 Prevalensi Norileca indica ............................................
25
5.2 Pembahasan .............................................................................
28
VI KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
32
6.1 Kesimpulan ............................................................................
32
6.2 Saran ......................................................................................
32
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
33
LAMPIRAN ........................................................................................
37
V
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5.1 Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar
(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur
25
5.2 Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi
Ikan Selar (S crumenophthalmus)
26
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Bagian Tubuh Norileca indica betina ..............................................
37
2 Bagian Tubuh Norileca indica jantan . .............................................
38
3 Data Pemeriksaan Ikan Selar ( Selar crumenophthalmus) ...............
39
4 Data Perhitungan Prevalensi Norileca indica . .................................
40
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis yang aktif
mencari makan pada malam hari (nokturnal). Ikan selar termasuk karnivora
(Kimura, 2011) makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae,
Leptocephal, larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda
yaitu gurita ( Roux and Conand, 2000). Ikan selar (Selar crumenophthalmus)
termasuk ikan ekonomis yang harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan
masyarakat (Genisa, 1999). Menurut Kementrian Perikanan dan Kelautan (2012)
volume produksi tangkapan ikan selar (Selar crumenophthalmus) meningkat dari
6.415 ton pada tahun 2010 naik menjadi 11.500 ton pada tahun 2012 atau
berkembang 37,13 % pada tahun 2010-2012. Nilai produksi ikan selar (Selar
crumenophthalmus) pada tahun 2010-2012 meningkat dari Rp. 64.136 358
menjadi Rp. 111.665.000.
Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus), tidak
terlepas dari infestasi parasit. Parasit ikan merupakan salah satu masalah penting
dalam biologi perikanan, karena dapat mengurangi kualitas ikan, pengurangan
berat ikan (Raja et al., 2012) dan berpengaruh terhadap populasi ikan konsumsi
(Akbar, 2011). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah sub filum Crustacea
yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda
merupakan ektoparasit pada ikan tropis (Irawan, 2013; Rameshkumar et al., 2013)
dan salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam. Isopoda hidup
di lingkungan yang luas, dari habitat darat, perairan laut dan air tawar, tetapi yang
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
paling sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky,
2010). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada populasi ikan
tangkapan (Rameshkumar and Ravichandran, 2014). Predileksi dari Isopoda ada
di rongga mulut, insang dan permukaan tubuh inang (Rameshkumar et al., 2013).
Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,
gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et
al., 2009).
Isopoda dilaporkan telah menginfestasi beberapa ikan ekonomis yang ada di
Karibia yaitu Cymothoa oestrum menginfestasi Chloroscombrus chrysurus (4%),
Heteropriacanthus cruentatus (0,76%). Cymothoa sp. menginfestasi Orthopristis
ruber (5,41%). Gnathia sp. menginfestasi Diplectrum radiale (3,13%),
Orthopristis
ruber
(60%).
Rocinela
signata
menginfestasi
Epinephelus
flavolimbatus (50%), Haemulon steindachneri (20%) (Williams et al., 2006).
Norileca indica telah dilaporkan menginfestasi Selar crumenophthalmus di teluk
Pattani Thailand dan Pantai Mumbai di India. Prevalensi Norileca indica pada
Selar crumenophthalmus 50,7 % (Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al.,
2014). Laporan tentang infestasi Isopoda pada ikan ekonomis tersebut merupakan
informasi ilmiah yang perlu diteliti keberlanjutannya. Hal ini berfungsi untuk
menambah pengetahuan dan referensi tentang Isopoda.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.2
Rumusan Masalah
1.
Spesies
Isopoda
apa
yang
menginfestasi
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa timur ?
2.
Berapa prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di TPI
Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies
Isopoda?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui spesies Isopoda yang menginfestasi Ikan selar (Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
2.
Untuk mengetahui prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di
TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies
Isopoda.
1.4
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan data
sekunder dan informasi ilmiah tentang Isopoda yang menginfestasi Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
2.1.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Chordata
: Actinopterygii
: Perciformes
: Carangidae
: Selar
: Selar crumenophthalmus
Gambar 1. Ikan selar (Selar crumenophthalmus) (Kimura, 2011).
Menurut Nelson (2006) ikan selar (Gambar 1.) merupakan bagian dari
famili Carangidae dimana tubuhnya berbentuk compressed, tipe sisik pada
kebanyakan spesies adalah cycloid tetapi ada juga yang ctenoid. Menurut Kimura
(2011) rumus sirip ikan selar (Selar crumenophthalmus) yaitu D VIII+I, 24-27; A
II+I, 21-23; V 10+14, adiposa selaput mata berkembang dengan baik. Warna
tubuh pada bagian dorsal biru kehijauan, pada bagian ventral silver keputihan,
dengan garis kuning membujur yang membatasi dari opercle sampai peduncle.
Panjang maksimum sampai 70 cm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.1.2 Habitat Dan Penyebaran Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Ikan selar (Selar crumenophthalmus) hidup di perairan pantai yang dekat
dengan terumbu karang pada kedalaman 0-170 m (White et al., 2013). Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.
Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal (Kimura, 2011)
makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal,
larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita (
Roux and Conand, 2000). Penyebaran ikan ini sangat luas pada daerah beriklim
tropis dan sub tropis yaitu di Indonesia, Thailand, India, Karibia, Hawaii
(Williams et al., 2006; Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al., 2014).
2.2
Isopoda
Isopoda adalah salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling
beragam dan hidup di lingkungan yang luas. Habitat Isopoda ada di darat, perairan
laut dan air tawar, meskipun yang paling sering ditemukan di perairan laut
dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010). Parasit Isopoda bersifat ektoparasit
habitatnya pada perairan laut yang hangat. Morfologi tubuhnya bermacammacam, dari yang mudah untuk dikenali sampai yang tak berbentuk seperti
Isopoda (Ravichandran et al., 2009).
2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda
Menurut Brusca and Iverson (1985) kerangka umum tubuh Isopoda
(Gambar 2.) yaitu tubuh terbagi menjadi 3 bagian : cephalon (kepala), pereon
(tubuh) dan pleon (abdomen). Cephalon pada Isopoda sebenarnya adalah
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
cephalotorax yang bergabung dengan thoracomere pertama. Pada cephalon
terdapat dua pasang antena, mata dan mulut.
Gambar 2. Morfologi umum Isopoda (Brusca and Iverson, 1985).
Menurut King (2004) Bagian mulut terdiri sepasang maxilliped, dua
pasang maxilla (maxilla 1 dan 2 atau maxillules dan maxillae) dan mandible.
Pereon (tubuh) terdiri tujuh pereonite, berhubungan dengan tujuh pasang
pereopods (kaki jalan), tidak ada claw pada pereopods pertama. Bagian abdomen
yang pendek tersusun atas pleon (6 somite atau pleonites) dan pleotelson
(gabungan pleonite akhir ke telson). Pada abdomen terdapat organ tambahan yaitu
uropods.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.2 Daur Hidup Dan Cara Infestasi Isopoda
Daur hidup Isopoda (Gambar 3.) adalah secara langsung (direct cycle) dan
bersifat hermaprodit protandri yaitu berkelamin jantan pada stadia pre-Dewasa,
berkelamin betina pada stadia Dewasa (Bharadirajan et al., 2014). Proses
reproduksi terjadi ketika Isopoda betina molting, biasanya Isopoda betina dijaga
oleh Isopoda jantan sampai molting. Isopoda jantan mentransfer sperma ke betina
melalui genital duct. Beberapa spesies Isopoda lain melepaskan telur yang
terbuahi kedalam kantung telur (marsupium) dan dilindungi sampai telur tersebut
cukup mature untuk dilepas (King, 2004). Telur menetas didalam marsupium dan
mengalami moulting pertama kali menjadi tahap pullus. Pullus pertama (pullus I)
hanya ditemukan di dalam marsupium kemudian moulting menjadi pullus II yang
mempunyai 6 pasang pereopod dan dilengkapi dengan dactyl serta pigmen pada
kutikula. Perbedaan kelamin hanya tejadi setelah keluar dari marsupium dan
mencari inang baru. Isopoda betina tidak pernah mengeluarkan telur yang terbuahi
dalam bentuk larva tetapi dalam bentuk juvenil.
Juvenil ini disebut mancas, pada tahap ini mancas merupakan free
swimming dilengkapi dengan setae dan mata yang berkembang dengan baik.
Mancas yang sudah menemukan inang masuk kedalam insang inang, mancas
tersebut pada stadia infektif dan berkelamin jantan. Mancas yang sudah
menemukan inang kemudian molting diikuti nampaknya tujuh segmen dan tujuh
pasang pereopod dan masuk menjadi tahap pra-dewasa (Smit et al., 2014). PreDewasa tersebut tumbuh didalam insang tersebut dan berubah menjadi betina
(Parker and Booth. 2013).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a
b
e
c
d
Gambar 3. Daur Hidup Isopoda (Bruce, 1990; Thatcer et al., 2003; Carefoot,
2010).
Keterangan : a. Dewasa predileksi di insang
b. Pullus I berada di marsupium
c. Pullus II berada di marsupium
d. Mancas predileksi di insang
e. Pra-dewasa predileksi di insang
Perubahan dari jantan menjadi betina merupakan proses yang kompleks
dan bergantung pada beberapa faktor termasuk adanya individu lain, khususnya
betina lain yang mencegah perubahan (Lincoln, 1971 dalam Smit et al., 2014).
Perubahan kelamin pada jantan terjadi pada saat mengecilnya organ reproduksi
jantan dan organ kelamin betina berkembang menjadi lebih dominan.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Perkembangan kelamin betina yang dominan diketahui sebagai stadia Dewasa
(Smit et al., 2014).
2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan
Isopoda dihubungkan dengan beberapa komoditas ikan penting di dunia dan
menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di sektor perikanan dengan cara
menghambat pertumbuhan dan melukai ikan tersebut sehingga tidak dapat
bertahan hidup (Williams et al., 2006). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas
dan mortalitas pada populasi ikan tangkapan. Infestasi Isopoda dapat
menyebabkan lesi dan stres pada ikan dan mempengaruhi munculnya pathogen
opportunistic seperti jamur dan bakteri. Pada prinsipnya Isopoda memakan darah
dari inangnya, selain itu juga memakan mucus, epithelium dan jaringan
subcutaneous (Bharadirejan et al., 2014). Infestasi Isopoda pada insang
menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament dan gill rakers sehingga regenerasi
gill filament menjadi lambat (Lester and Hayward, 2006; Rameshkumar and
Ravichandran, 2014).
2.3
Infestasi Isopoda Pada Ikan
2.3.1 Genus Gnathia
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Gnathia
Klasifikasi Gnathia berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class
: Malacostraca
Ordo
: Isopoda
Famili
: Gnathiidae
Genus
: Gnathia
Spesies
: Gnathia puertoricensis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gnathia (Gambar 4.) merupakan Isopoda kecil yang berbeda, memiliki
karakteristrik berbentuk segitiga atau T-shape pleotelson. Pleon lebih sempit dari
pada pereon. Pereonite terlihat sangat kecil dan hampir sama dengan pleonite.
Pleonite terlihat lebih mengecil dari pada pereon. Gnathia mempunyai 6
pereonite dan 5 pasang pereopod (Brusca and Iverson, 1985). Bagian mulut pada
chepalothorax disebut pylopod. Article pertama operculated, berukuran besar,
bagian luar lurus dan lebih panjang dari pada article kedua. Jika ada article
ketiga, ukurannya lebih kecil dari pada article kedua. Mandible termodifikasi
sebagai penjepit dari bagian depan kepala. Bagian tepi mandible dilengkapi
tonjolan kecil yang bentuknya sama. Abdomen atau pleon mempunyai 7 segmen
dan segmen terakhir bergabung dengan telson (Menzies and Glynn, 1968).
Gambar 4. Gnathia puertoricensis
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.3.2 Genus Rocinela
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Rocinela
Rocinela merupakan predator aktif pada ikan dan diklasifikasikan sebagai
mikropredator (Brusca and Iverson, 1985). Klasifikasi Rocinela berdasarkan Myer
et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Aegidae
: Rocinela
: Rocinela signata
a
b
Gambar 5. Rocinela signata (de Lima et al., 2005).
Keterangan : a. Rocinela signata bagian dorsal
b. Rocinela signata bagian ventral
Bentuk tubuh Rocinela (Gambar 5.) depressed, mata berkembang dengan
baik. Bagian pleotelson dilengkapi dengan plumose setae (Menzies and Glynn,
1968). Antena 1 lebih pendek dari antena 2, article basal dari antena 1 tidak
berkembang. Maxilliped dilengkapi dengan 2 atau 3 palp yang tersambung.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pereon II-VII dilengkapi dengan coxal plate. Pereopods I-III dilengkapi propi
yang berkembang menjadi bantalan lobus. Pereopods IV-VII berukuran kecil,
dactyls tidak lebih panjang dari propi. Coxae tipis khususnya pada pereopod IIIII. Pleon tidak lebih cekung dari pereon (Brusca and Iverson, 1985).
2.3.3 Genus Anilocra
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Anilocra
Klasifikasi Anilocra berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Anilocra
: Anilocra meridionalis
Anilocra (Gambar 6.) merupakan genus dari famili Cymothoidae yang
mempunyai bentuk tubuh compressed dan bagian dorsal lebih cembung
dibandingkan dengan Nerocila. Chepalon tidak bergabung ke pereonal somite
pertama. Pereonit berbatasan langsung dengan posterior chepalon. Sudut
posterolateral pereonite I tidak menonjol, begitu juga pereonite II-VI tidak
menonjol, pada pereonite VII sedikit menonjol. Lapisan coxal kecil dan padat,
pereopod berangsur-angsur memanjang, yang ke tujuh lebih panjang dari pada
yang ke enam. Tidak semua ada pleon atau hanya sedikit yang bergabung di
pereonit VII (Brusca and Iverson, 1985).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 6. Anilocra meridionalis (Bruce and Nelson, 1988).
2.3.4 Genus Nerocila
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Nerocila
Klasifikasi Nerocila berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Nerocila
: Nerocila acuminata
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 7. Nerocila acuminata (Bruce and Nelson, 1988).
Pada umumnya tubuh Nerocila (Gambar 7.) lebih depressed dibandingkan
dengan genus dari famili Cymothoidae. Dorsal chromatophores biasanya
membujur 3 baris. Bagian anterior chepalon cembung, batas anterior pereonite I
trisinuate, berbatasan dengan posterior chepalon. Lapisan coxal berkembang
dengan baik dan menonjol melebihi batas tengah pereonite. Tidak semua pleon
bergabung ke pereon, panjang pleonite sama. Ciri-ciri pleopod dilengkapi dengan
lamela insang yang kecil dan pleopod 3-5 terlipat. Hampir semua spesies pada
juvenil dan jantan dilengkapi dengan duri pereopoda, pada betina tidak dilengkapi
dengan pereopodal spine (Brusca and Iverson, 1985).
2.3.5 Genus Cymothoa
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Genus Cymothoa
Klasifikasi Cymothoa berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Cymothoa
: Cymothoa oestrum
Cymothoa (Gambar 8.) merupakan ektoparasit pada ikan laut dan ikan air
tawar. Bentuk tubuh cirolanid like. Dactyl pada pereopod lebih panjang
dibandingkan dengan propi. Maxilliped menyusut menjadi palp kecil pada article
ke 2. Maxilla 1 dan 2 kuat dan membengkok. Chepalon bergabung ke pereonite I,
basal article tidak lebar. Lapisan coxal anterior tidak mencapai batas masingmasing pereonite. Pleon lebih sempit dan bergabung ke pereon. Pleonite
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
memanjang dan melebar pada bagian posterior. Pleonites 1-5 dilengkapi dengan
medial elevation, pleonites 4-5 paling lebar dan 5 terpanjang. Pleotelson lebih
lebar, dan pada bagian posterior cekung. Uropod kecil dan panjang tapi tidak
melebihi bagian pleotelson (Brusca and Iverson, 1985).
Gambar 8. Cymothoa oestrum (Thatcher et al., 2003).
2.3.6 Genus Norileca
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Norileca
Klasifikasi Norileca berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom
Phylum
Sub Phylum
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Isopoda
: Cymothoidae
: Norileca
: Norileca indica
Genus Norileca (Gambar 9.) ini hampir mirip dengan Livoneca, hal ini
ditinjau dari morfologi pereopod, chepalon, dan pleon. Tubuh dari Norileca
memutar ke satu sisi, chepalon tidak trilobed, bagian coxae pada pereonite 2 sama
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
panjang dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran
pleon 0,66-0,74 lebar pereonite 4 dan semua segmen lebarnya sama dengan
pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk pleotelson
triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari 8 article.
Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 article. Ukuran mata 0,47-0,52
dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson (Bruce,
1990).
Gambar 9. Norileca indica (Nagasawa and Petchsupa, 2009).
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1
Kerangka Konseptual
Pada sistem akuatik, parasit berperan penting dalam ekologi kawasan pantai
dan ekosistem laut seperti halnya dalam marikultur (El-shahawy and Desouky,
2010). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah Crustacea yaitu Copepoda,
Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda adalah salah satu
ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam dan hidup di lingkungan yang
luas, dari habitat darat sampai perairan laut dan air tawar, meskipun yang paling
sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010).
Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,
gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et
al., 2009).
Pada daerah beriklim tropis spesies dari ordo Isopoda bermacam-macam
spesiesnya. Isopoda menginfestasi ikan yang berada di perairan dangkal, perairan
dalam
dan
ikan-ikan
pelagis
(Hoffman,
1999).
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan salah satu komoditas ikan
tangkapan ekonomis penting, mempunyai nilai pasar yang terjangkau, daya
produksi
yang
tinggi
dan
luas
(Genisa,
1999).
Ikan
selar
(Selar
crumenophthalmus) dapat diolah menjadi ikan kering atau dipasarkan dalam
bentuk segar. Berdasarkan survei dilapangan Ikan selar (Selar crumenophthalmus)
yang dipasarkan di TPI Panarukan Situbondo, terinfestasi oleh Isopoda tetapi
pengetahuan tentang Isopoda yang menginfestasi ikan tersebut masih kurang.
Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan prevalensi ikan yang terinfestasi dan
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
identifikasi terhadap Isopoda. Secara skematis kerangka konseptual penelitian
dapat dilihat pada (Gambar 10.)
Komoditas
Ikan selar
Parasit ikan laut
Ikan
tangkapan
25 % Crustacea
Copepoda
Branchiura
Isopoda
Dipasarkan
kering dan
segar
Isopoda ditemukan pada
ikan selar (Selar
crumenophthalmus)
Dampak :Lesi dan Atropi
pada insang
Identifikasi Isopoda
Perhitungan Prevalensi
Keterangan :
: Aspek yang diteliti
: Aspek yang tidak diteliti
Gambar 10. Kerangka konseptual penelitian
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan
BBAP Situbondo dan Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga, Surabaya pada Mei – Juni 2014.
4.2
Materi Penelitian
4.2.1
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan selar (Selar
crumenophthalmus) ukuran 17-24 cm yang diperoleh dari TPI Panarukan
Situbondo , Jawa Timur, tisu, ethanol 70 %.
4.2.2
Alat Penelitian
Styrofom digunakan untuk wadah ikan. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan dan identifikasi parasit adalah gunting, pinset, scalpel, petri dish,
pipet tetes, nampan, object glass, cover glass, pot plastik tempat untuk
mengawetkan sampel parasit, mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera
lusida.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.3
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang
ada dan mencari keterangan secara faktual (Nazir, 2011).
4.4
Prosedur Kerja
4.4.1
Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan stirofom sebagai tempat
untuk transportasi sampel dari TPI ke Laboratorium Kesehatan Lingkungan
BBAP Situbondo. Mempersiapkan gunting, pinset, pisau bedah dan nampan yang
akan digunakan untuk scraping, dan mikroskop dengan kamera lusida untuk
identifikasi Isopoda secara morfologi, selanjutnya mempersiapkan ikan sampel
yaitu Ikan selar (Selar crumenophthalmus) yang akan diamati dengan mengambil
secara acak.
4.4.2
Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sampel pada 3 gudang distributor di TPI Panarukan.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari
populasi. Hal ini sesuai dengan Barreiro and Albando (2001) pengambilan sampel
sebanyak 10%. Purposive sampling yaitu memilih subjek yang ada dalam posisi
terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2010). Populasi
tangkapan ikan bisa mencapai rata-rata 800 ekor per hari, jadi untuk mewakili
total tangkapan tersebut diambil 10% sebagai sampel yaitu berjumlah 80 ekor
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
/gudang. Menurut Rameshkumar and Ravicandran (2013) sampel ikan yang
didapat dilakukan pencatatan data mengenai panjang total, berat dan jenis kelamin
pada ikan (inang). Transportasi sampel ikan dari gudang TPI Panarukan
Situbondo disimpan dalam styrofom yang berisi es.
4.4.3
Identifikasi Isopoda
Isopoda diidentifikasi berdasarkan morfologi dengan cara memotong
bagian-bagian tubuh (El-shahawy and Desauky, 2010). Bagian-bagian tubuh
tersebut meliputi, mulut, pereopod, pleopods dan uropod (Thatcher et al., 2007).
Identifikasi menggunakan mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera lusida
perbesaran 40x dan 100x. Hasil gambar yang didapatkan dibandingkan dengan
kunci identifikasi menurut Menzies and Glynn (1968),
Brusca and Iverson
(1985), Bruce (1990).
4.4.4
Perhitungan Prevalensi Isopoda
Sampel Ikan selar (Selar crumenophthalmus) diperiksa bagian insang,
mulut dan permukaan tubuh untuk mengetahui keberadaan parasit Isopoda. Hal
ini sesuai dengan pernyataan El-shahawy and Desouky (2010) bahwa inang
parasit Isopoda diperiksa pada bagian mulut dan insang. Pemeriksaan ikan
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Balai Budidaya Air Payau
(BBAP) Situbondo. Isopoda yang ditemukan diambil menggunakan pinset.
Isopoda diawetkan pada pot plastik berisi ethanol 70 % yang telah diberi label
untuk diidentifikasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan ikan selanjutnya dilakukan
perhitungan prevalensi untuk mengetahui jumlah ikan yang terinfestasi oleh
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Isopoda. Menurut Alifuddin dkk. (2002) perhitungan prevalensi menggunakan
rumus sebagai berikut :
Prevalensi =
4.5
Jumlah ikan yang terserang
X 100%
Jumlah sampel ikan yang diperiksa
Parameter Penelitian
Parameter utama yang diamati adalah spesies Isopoda apa yang
menginfestasi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) dan prevalensi Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) yang terinfestasi. Parameter penunjang berupa data
mengenai ukuran panjang dan berat ikan serta jenis kelamin Ikan selar (Selar
crumenophthalmus). Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir pada
(Gambar 11.)
Persiapan alat dan bahan
Pengambilan Sampel di gudang TPI
Panarukan Situbondo
Pemeriksaan parasit pada
insang, mulut dan
permukaan tubuh inang
Identifikasi Isopoda
Pengukuran panjang,
berat dan jenis kelamin
Mulut
Pleopoda
Perhitungan prevalensi
Pereopoda
Uropoda
Analisis Data
Gambar 11. Diagram Alir Penelitian
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.6
Analisis Data
Data hasil identifikasi Isopoda pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)
dianalisis secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Nilai
prevalensi dihitung untuk setiap gudang yang ada di TPI dan Panarukan.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
5.1.1
Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)
Berdasarkan pemeriksaan 240 sampel ikan selar yang diambil dari 3
gudang TPI Panarukan Situbondo, telah ditemukan 1 spesies dari ordo Isopoda
yang menginfestasi ikan selar. Berdasarkan kunci identifikasi Bruce (1990)
ditemukan Norileca indica. Norileca indica merupakan dari famili Cymothoidae
yang ditemukan mulai stadia mancas, pra-dewasa (Gambar 12.) dan dewasa
(Gambar 13.).
Morfologi betina (Lampiran 1.) Norileca indica yaitu bentuk
badannya yang membengkok ke salah satu sisi, bagian chepalon tidak terlalu
masuk ke pereonite 1. Antena terdiri dari 9 ruas dan antennule terdiri 8 ruas.
Pereon terdiri dari 7 pereonite, pada bagian pleon terdiri dari 5 pleonite,
pleotelson berbentuk segitiga (triangular), pada kedua samping pleotelson
terdapat uropod. Morfologi jantan (Lampiran 2.) tubuh tidak membengkok ke
salah satu sisi. Warna pada jantan tidak seluruhnya berwarna coklat, tetapi pada
bagian pereonit 5 sampai pleotelson berwarna coklat, pereonite 4 sampai
chepalon berwarna putih. Hal ini sesuai dengan Bruce (1990) bahwa tubuh betina
dari Norileca memutar ke satu sisi, bagian coxae pada pereonite 2 panjangnya
sama dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran
pleon 0,66-0,74 dari lebar pereonite 4 dan semua segmen pleonite lebarnya sama
dengan pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk
pleotelson triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8 ruas. Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 ruas. Ukuran mata 0,470,52 dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson.
Tubuh jantan tidak membengkok ke salah satu sisi, coxae lebih panjang
dibandingkan betina. Lebar pleon 0,73 dari pereon, panjang uropod 0,8 dari
pleotelson. Pereopod 1 dilengkapi 5 spine kecil di propodal palm. Peduncle
pleopods 1 dilengkapi dengan lateral lobe, pleopods 2-5 dilengkapi dengan
peduncle lateral lobe yang melebar. Warna Norileca indica coklat pucat, pigmen
hitam menutupi bagian dorsal, tertutama pada pleon dan pleotelson. Predileksi
(Gambar 14.) dari Norileca indica di permukaan tubuh, mata, rongga mulut dan
insang. Data identifikasi Isopoda pada ikan selar dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar (Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
Predileksi
Permukaan
Rongga TOTAL
Spesies
Stadia
Mata
Insang
Tubuh
Mulut
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
Mancas
56
16
72
Norileca
2
2
62
66
indica Pra-dewasa
Dewasa
3
188
191
JUMLAH
2
5
306
16
329
5.1.2
Prevalensi Norileca indica.
Berdasarkan data perhitungan prevalensi (Lampiran 4.), dari 240 ekor ikan
yang terinfestasi oleh Norileca indica yaitu 199 ekor (87,70 %). Data prevalensi
Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus) dapat dilihat pada
Tabel 5.2. Berdasarkan data pemeriksaan (Lampiran 3.) Norileca indica yang
ditemukan terdapat stadia mancas, pra-dewasa, dan dewasa. Prosentase
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
keberadaan stadia Norileca indica pada ikan selar dapat dilihat pada (Gambar
15.).
Tablel 5.2. Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi ikan selar (Selar
crumenophthalmus)
Spesies
Total
Sampel ikan
(ekor)
240
Norileca
indica
Sampel ikan
Terinfestasi
(ekor)
199
Prevalensi
(%)
Intensitas
( /ekor ikan)
87,70%
1,60
a
b
Gambar 12. Stadia Pra-dewasa Norileca indica (jantan)
Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral
a
b
Gambar 13. Stadia Dewasa Norileca indica (betina)
Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a
b
c
d
Gambar 14. Predileksi Norileca indica ditunjukkan pada panah merah
Keterangan : a. di insang
b. di mata
c. di rongga mulut
d. di permukaan tubuh
Gambar 15. Stadia Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)(%)
Keterangan :
Mancas
Pra-dewasa
Dewasa
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR
SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.2
Pembahasan
Famili Cymothoidae merupakan ektoparasit pada ikan tropis dan termasuk
parasit obligat (Rameshkumar et al., 2013 dan Smit et al., 2014). Famili
Cymothoidae banyak ditemukan menginfestasi ikan laut teleostei (Smit et al.,
2014). Norileca indica merupakan salah satu spesies dari famili Cymothoidae
yang menginfestasi ikan teleostei yaitu ikan selar (Selar crumenophthalmus).
Berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan menurut Bruce (1990) dan
Nagasawa and Petchsupa (2009) bahwa Norileca indica pada umumnya memang
banyak ditemukan di ikan selar (Selar crumenophthalmus). Menurut Neeraja et al.
(2014) hal ini ditinjau dari tingginya derajad spesifisitas terhadap inang.
Rameshkumar and Ravichandran (2013) menjelaskan bahwa famili
Cymothoidae mempunyai inang spesifik dan spesifikasi inang tersebut
berdasarkan dua faktor yang digabungkan yaitu darah atau epitelium dan
kesesuaian bagian dari epitelium dan sisik. Menurut Nagasawa and Petchsupa
(2009) bahwa disamping prevalensi tinggi dan infeksi yang disebabkan Norileca
indica, masih belum diketahui tentang daur hidup dan hubungan dengan inang.
Menurut Myer et al. (2014) Norileca indica merupakan spesies dari filum
Arthropoda, class Malacostraca, ordo Isopoda, famili Cymothoidae. Menurut
Nagasawa and Petchsupa (2009