Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI OBAT
TRADISIONAL DAN OBAT MODERN DENGAN TINDAKAN
PEMILIHAN OBAT UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN
MASYARAKAT DESA BANTIR, KECAMATAN CANDIROTO,
KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Rinda Meita Pangastuti

NIM : 108114184

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI OBAT
TRADISIONAL DAN OBAT MODERN DENGAN TINDAKAN
PEMILIHAN OBAT UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN
MASYARAKAT DESA BANTIR, KECAMATAN CANDIROTO,
KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH


SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Rinda Meita Pangastuti
NIM : 108114184

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


“Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang.”

Amsal 23 : 18

Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS yang selalu memampukanku untuk terus bertahan
dan memberikanku hikmat dan pengertian untuk bisa menyelesaikan
semuanya tuntas sampai garis akhir

Keluarga dan kedua orang tuaku yang selalu memberikan motivasi
dalam kerja keras dan jerih lelahnya. Terutama untuk Alm. Bapak
yang akan tetap jadi panutanku.

Yepta Epta Praditus untuk setiap doa dan kata yang selalu
membuatku bangkit dan meneguhkanku.

Almamaterku


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan penyertaanNya yang luar biasa dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP MENGENAI OBAT TRADISIONAL DAN OBAT MODERN
DENGAN TINDAKAN PEMILIHAN OBAT DALAM PENGOBATAN
MANDIRI

DI

KALANGAN


MASYARAKAT

DESA

BANTIR,

KECAMATAN CANDIROTO, KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA
TENGAH” ini dipersiapkan dan disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan strata satu Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak lepas atas doa dan dukungan
orang-orang di sekeliling penulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Aris Widayati, M. Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu, pikiran, perhatian dan kesabaran untuk
mengarahkan, mendampingi, bantuan dan saran kepada penulis.
3. Prof. Dr. C. J. Soegiharjo, Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, M. Sc., Apt.,
selaku Dosen Penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes. dan Bapak Yohanes
Dwiatmaka, M. Si, Apt., selaku Dosen yang ditunjuk sebagai professional
jugdment, atas perbaikan dan saran yang telah diberikan sehingga
instrumen penelitian yang digunakan menjadi lebih baik.
5. Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung,
dan masyarakat Dusun Suruh, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan,
Sleman atas partisipasi dan respon baik terhadap penelitian yang telah
dikerjakan.
6. Bapak Drs. D. Suyoto Hadi, M. Pd di sorga, terimakasih untuk setiap

kesempatan dan kerja keras yang diberikan selama ini.
7. Teman-teman sekelompok penelitian: Swaseli Waskitajani, Eva Cristiana
dan Eva Ekayanti untuk setiap bantuan, perjuangan, suka dan duka kita
bersama.
8. Sahabat-sahabatku Yoestenia, Zufri Bella Yani, Nita Rahayu, Alvanika,
Muhadela Tiara dan Gilda Todingbua untuk setiap dukungan, doa dan
semangat yang membuatku terus berjuang menjadi lebih baik.
9. Teman-teman farmasi 2010 Universitas Sanata Dharma untuk setiap
perjuangan, kerja keras, semangat dan kebersamaan kita.
10. Keluarga keduaku Apostolos Family dan UPN Community yang telah
menyediakan tempat betumbuh yang luar biasa.
11. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang dibuat jauh dari sempurna
karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................

vi

PRAKATA..............................................................................................

vii

DAFTAR ISI...........................................................................................

x

DAFTAR TABEL...................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

xvii

INTISARI................................................................................................

xvi

ABSTRAK ..............................................................................................

xvii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................

1

A. Latar Belakang .............................................................................

1

1. Peumusan masalah .................................................................

4

2. Keaslian penelitian ..................................................................

4

3. Manfaat penelitian...................................................................

6

a. Manfaat teoritis...................................................................

6

b. Manfaat praktis...................................................................

6

B. Tujuan Penelitian .........................................................................

6

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Tujuan umum ..........................................................................

6

2. Tujuan khusus .........................................................................

6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.....................................................

8

A. Pengobatan Mandiri ....................................................................

8

B. Obat ............................................................................................

10

1. Obat medis modern .................................................................

10

2. Obat tradisional ......................................................................

15

C. Perilaku (Pengetahuan, Sikap dan Tindakan)..............................

18

1. Pengetahuan (knowledge)........................................................

18

2. Sikap (attitude)........................................................................

20

3. Tindakan (practice) .................................................................

21

D. LANDASAN TEORI..................................................................

21

E. HIPOTESIS .................................................................................

22

BAB III. METODE PENELITIAN.........................................................

23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................

23

B. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian .............................

23

1. Variabel ...................................................................................

23

a. Variabel bebas (independent) .............................................

23

b. Variabel tergantung (dependent) ........................................

23

2. Definisi operasional .................................................................

24

C. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian.........................................

25

D. Populasi dan Besar Sampel .........................................................

25

E. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................

26

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................

26

G. Instrumen Penelitian ...................................................................

27

H. Tahapan Penelitian ......................................................................

28

1. Studi pustaka ...........................................................................

28

2. Penentuan lokasi penelitian ....................................................

28

3. Perijinan ..................................................................................

29

4. Penelusuran data populasi .......................................................

29

5. Pembuatan kuesioner...............................................................

29

a. Penyusunan kuesioner ........................................................

29

b. Uji pemahaman bahasa.......................................................

29

c. Uji validitas.........................................................................

30

d. Uji reliabilitas .....................................................................

30

6. Pengumpulan data ...................................................................

31

I. Analisis Data.................................................................................

31

J. Keterbatasan Penelitian ................................................................

33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................

34

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN ............................................

34

1. Usia..........................................................................................

34

2. Jenis kelamin ...........................................................................

35

3. Status pernikahan ....................................................................

36

4. Tingkat pendidikan akhir ........................................................

36

5. Jenis pekerjaan ........................................................................

38

6. Pendapatan per bulan ..............................................................

39

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. PENGENALAN RESPONDEN TERHADAP PENGOBATAN
MANDIRI ...................................................................................

40

C. POLA PENGOBATAN MANDIRI RESPONDEN ...................

43

D. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG OBAT TRADISIONAL
DAN OBAT MODERN .............................................................

51

1. Definisi obat tradisional ..........................................................

52

2. Macam dan bentuk sediaan obat tradisional ...........................

52

3. Dosis obat tradisional ..............................................................

53

4. Penggolongan obat tradisional ................................................

53

5. Contoh kandungan obat tradisional dan indikasinya...............

54

6. Aturan pakai obat tradisional ..................................................

54

7. Efek samping obat tradisional .................................................

55

8. Kontraindikasi obat tradisional ...............................................

55

9. Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan mandiri ........

55

10. Penggolongan obat modern ...................................................

56

11. Definisi obat modern .............................................................

56

12. Jenis dan bentuk sediaan obat modern ..................................

56

13. Dosis obat modern.................................................................

56

14. Kandungan obat modern dan indikasi kandungan tersebut...

57

15. Aturan pakai obat modern .....................................................

57

16. Efek samping obat modern....................................................

57

17. Penggunaan obat modern dalam pengobatan mandiri...........

58

18. Simbol penggolongan obat tradisional dan arti simbol
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

tersebut .................................................................................

58

19 . Simbol penggolongan obat modern dan arti simbol
tersebut .................................................................................

60

E. SIKAP DAN TINDAKAN RESPONDEN TERKAIT OBAT
TRADISIONAL DAN OBAT MODERN ..................................

63

1. Sikap........................................................................................

63

2. Tindakan..................................................................................

65

F. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP
TINDAKAN RESPONDEN .......................................................

66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................

68

A. Kesimpulan .................................................................................

68

B. Saran............................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

70

LAMPIRAN............................................................................................

74

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................

122

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Distribusi usia responden...........................................................

34

Tabel II. Frekuensi tingkat pendidikan terakhir responden ....................

37

Tabel III. Frekuensi jenis pekerjaan responden ......................................

38

Tabel IV. Persentase mengenai siapa yang melakukan pengobatan
mandiri ......................................................................................

45

Tabel V. Keluhan yang dialami responden saat melakukan pengobatan
mandiri ......................................................................................

45

Tabel VI. Obat yang digunakan responden dalam pengobatan mandiri .

47

Tabel VII. Frekuensi harga obat yang digunakan responden..................

49

Tabel VIII. Frekuensi alasan responden melakukan pengobatan
mandiri ......................................................................................

50

Tabel IX. Persentase jawaban responden mengenai obat tradisional dan
obat moderen.............................................................................

54

Tabel X. Persentase jawaban responden mengenai simbol penggolongan
obat tradisional..........................................................................

58

Tabel XI. Persentase jawaban responden mengenai simbol penggolongan
obat modern ..............................................................................

60

Tabel XII. Kategori pengetahuan responden ..........................................

62

Tabel XIII. Frekuensi kategori respon sikap...........................................

64

Tabel XIV. Frekuensi kategori respon tindakan .....................................

65

Tabel XII. Hasil probabilitas uji Chi Square antara pengetahuan dan sikap
dengan tindakan pemilihan obat dalam swamedikasi responden 66

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Persentase responden laki-laki dan perempuan.....................

35

Gambar 2. Persentase status pernikahan responden................................

36

Gambar 3. Persentase tingkat pendidikan responden..............................

37

Gambar 4. Persentase pendapatan per bulan responden .........................

39

Gambar 5. Persentase responden mendengar istilah pengobatan mandiri 40
Gambar 6. Persentase sumber informasi responden mengenai istilah
swamedikasi..............................................................................

41

Gambar 7. Persentase pengertian responden tentang definisi swamedikasi 42
Gambar 8. Persentase pendapat responden tentang jenis obat yang
digunakan dalam pengobatan mandiri ......................................

43

Gambar 9. Frekuensi responden melakukan pengobatan mandiri dalam
satu bulan terakhir.....................................................................

44

Gambar 10. Jenis obat yang digunakan dalam pola pengobatan mandiri

46

Gambar 11. Frekuensi responden memperoleh obat yang digunakan ....

49

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat ijin penelitian.............................................................

75

Lampiran 2. Kuesioner............................................................................

79

Lampiran 3. Validitas kuesioner .............................................................

91

Lampiran 4. Nilai reliabilitas kuesioner..................................................

105

Lampiran 5. Nilai uji normalitas .............................................................

106

Lampiran 6. Karakteristik responden......................................................

107

Lampiran 7. Pola pengobatan mandiri responden...................................

110

Lampiran 8. Pengetahuan, sikap dan tindakan responden ......................

115

Lampiran 9. Nilai uji Chi Square............................................................

120

Lampiran 10. Peta Kecamatan Candiroto, Temanggung ........................

121

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Pengobatan mandiri adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk
mengobati diri sendiri baik menggunakan obat tradisional maupun obat modern.
Pengobatan mandiri merupakan upaya pertama dan terbanyak dilakukan
masyarakat untuk mengatasi keluhan kesehatannya Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat
tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan jenis obat untuk
pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto,
Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan penelitian
desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
cluster sampling yang dikombinasikan dengan metode non random accidental
sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis data menggunakan Uji
Chi Square.
Tingkat partisipasi responden sebesar 93%, yaitu 161 responden. Sebesar
62% responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, 86,3% bersikap positif
terhadap penggunaan obat tradisional, dan 66% responden mempunyai tindakan
memilih obat tradisional untuk pengobatan mandiri. Terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat
modern dengan tindakan pemilihan obat dalam pengobatan mandiri.
Kata Kunci: pengobatan mandiri, pengetahuan, sikap, obat tradisional, obat
modern, masyarakat Desa Bantir, tindakan pemilihan pengobatan.

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Self medication is the selection and use of medicine (traditional or modern
medicine)by individuals to treat self-recognized illnesses or symptom. Self
medication is the first and the most preferable among people to treatment their
illneses. The aim of this research is to identify correlations between people’s
knowledge and attitude of traditional and modern medicines with their practice in
choosing medicines for self medication among people at Desa Bantir, Kecamatan
Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
This study was an observational with cross sectional design. Respondents
were selected using a combination of cluster sampling and non random accidental
sampling methods. The main instrument of this study was a questionaire. Data
were analyzed with chi square test.
The response rate was 93% (i.e.:161 respondents). About 62% of
respondents have moderate knowledge, 86.3% have positive attitude regarding
traditional medicine, and 66% choose traditional medicine for their self
medication. There are significant correlations between knowledge and attitude of
traditional and modern medicines with the practice of selection of medicines for
self medication.
Key words: self medication, knowledge, attitude, practice, traditional and modern
medicine, rural people.

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Perilaku pencarian pengobatan ( health seeking behavior ) merupakan
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan (Achmad,
2003). Perilaku tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Sehat atau tidaknya individu, keluarga dan masyarakat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Ketika seseorang dalam keadaan
sakit, suatu peran tertentu akan membawanya ke berbagai alternatif, seperti
mengatasi atau membiarkan keadaan sakitnya, serta menentukan siapa yang akan
mengatasinya (Lumenta, 1989). Tindakan atau perilaku ini akan dilakukan oleh
tiap individu secara berbeda, dimulai dari melakukan pengobatan sendiri (self
treatment) sampai dengan mencari bantuan pada pelayanan kesehatan, termasuk
pemilihan obat modern atau tradisional (Ayunda, 2008).
Menurut Suryawati (cit., Citahasri, 2008), dalam upaya pemeliharaan
kesehatan, pengobatan sendiri merupakan upaya pertama dan yang terbanyak
dilakukan masyarakat umum untuk mengatasi keluhan kesehatannya, sehingga
peranannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Penelitian yang dilakukan oleh
Widayati (2012) tentang health seeking behavior di kalangan masyarakat urban di
Yogyakarta mengungkapkan bahwa self care, terutama melakukan penyembuhan
tanpa obat, istirahat dan swamedikasi dengan produk herbal tradisional
merupakan pilihan utama masyarakat urban dalam upaya pencarian pengobatan.
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Dalam penelitiannya di Indonesia, Supardi, S., Jamal, S., dan Raharni (2005),
mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota cenderung
melakukan

pengobatan

mandiri

menggunakan

obat

modern,

sedangkan

masyarakat desa cenderung melakukan pengobatan mandiri dengan obat
tradisional atau cara tradisional.
Dalam harian Kompas (Sabtu, 22 September 2012) dituliskan bahwa obat
herbal tradisional dan obat modern memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing dalam penggunaannya. Kecenderungan masyarakat dalam pemilihan
terapi pun tergantung pada pengetahuan masyarakat itu sendiri. Biasanya,
masyarakat akan cenderung memilih terapi atau pengobatan secara herbal
tradisional ketika masyarakat tersebut merasa pengobatan secara herbal lebih
murah dilakukan dan tersedia luas di sekitar lingkungannya dibandingkan obat
moderen. Masyarakat juga mempunyai mind set bahwa obat tradisional lebih
efektif untuk terapi penyakit kronis yang biasanya tidak bisa disembuhkan oleh
obat modern. Sebaliknya, masyarakat akan cenderung memilih obat modern saat
mereka merasa lebih praktis dalam penggunaan, reaksi atau efeknya lebih cepat,
atau karena memang sudah terbentuk pada pemikiran mereka bahwa obat modern
lebih baik dibanding obat tradisional.
Menurut

Notoadmodjo

(1993),

pengetahuan

merupakan

domain

terpenting seseorang untuk menentukan respon batin dalam bentuk sikap yang
akan membentuk suatu tindakan (action) sesuai dengan stimulus yang
diterimanya. Dalam melakukan pengobatan mandiri atau swamedikasi untuk
mengatasi keluhan yang dideritanya, masyarakat dituntut harus tahu tentang obat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

yang akan digunakan, sehingga mampu menentukan pilihan obat (tradisional atau
modern) yang tepat untuk dirinya. Pemilihan perilaku atau tindakan ini biasanya
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial
ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada diri sendiri (Hardon,
Hodgin, and Fresle, 2004). Widayati (2012) mengungkapkan bahwa faktor
demografi dan sosio-ekonomi yang berhubungan signifikan dengan perilaku
pencarian pengobatan adalah status pernikahan.
Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung
merupakan salah satu masyarakat yang memiliki banyak keluarga muda.
Kecenderungan untuk melakukan apa yang orang tua katakan pun akan menjadi
salah satu faktor penentu keputusan yang akan mempengaruhi pengetahuan dan
pendapat keluarga muda ini. Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian dalam
sebuah keluarga adalah masalah kesehatan. Mereka akan diperhadapkan dengan
hal-hal seperti, ke mana mereka harus memeriksakan anak yang sakit, bagaimana
cara mengobati sakitnya sendiri, termasuk memilih obat mana yang baik untuk
digunakan.
Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan
pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai obat tradisional dan obat modern
terhadap tindakan pemilihan obat untuk pengobatan secara mandiri. Hal ini terkait
dengan belum pernah adanya penelitian sejenis pada masyarakat Desa Bantir,
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sehingga menarik
untuk dijadikan sebagai model dalam penelitian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
a.

Seperti apa pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Bantir, Kecamatan
Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengenai obat
tradisional dan obat modern?

b.

Seperti apa pola dan alasan pengobatan mandiri yang dilakukan
masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung,
Jawa Tengah?

c.

Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai
obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat pada
pengobatan mandiri?

2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian mengenai perilaku pengobatan mandiri yang telah
dilakukan adalah penelitian yang berjudul:
a. “Perilaku Pencarian Pengobatan (Health Seeking Behavior) di
Kalangan Masyarakat Urban di Kota Yogyakarta” (Widayati, 2010).
b. “Pola Penggunaan Obat, Obat Tradisional dan Cara Tradisional dalam
Pengobatan Sendiri di Indonesia” (Supardi, dkk., 2005).
c. “Kajian Motivasi, Pengetahuan, Tindakan, dan Pola Penggunaan Obat
Tradisional Cina pada Pengunjung dari 8 Toko Obat Berizin di
Yogyakarta Periode April-Mei 2004” (Liliani, 2004).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

d. “Kajian Pengetahuan dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada Pasien
Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” (Noviana, 2007).
e. “Pengaruh Pemberian Informasi Obat Terhadap Peningkatan Perilaku
Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk di Desa Argomulyo, Kec.
Cangkringan, Kab. Sleman, Yogyakarta” oleh (Perwitasari, 2009).
f. “Pola Perilaku Pengobatan Mandiri di Antara Pria dan Wanita di
Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III,
Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta” (Angkoso,
2006).
g. “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan
Perilaku Swamedikasi Demam oleh Ibu-ibu di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta” (Adikuntati, 2008)
Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan yang telah disebut di
atas adalah tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan
obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir,
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Perbedaan
lainnya terletak pada subjek dan objek yang diteliti, tempat penelitian, serta
waktu pelaksanaannya.
Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang hubungan pengetahuan
dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan
pemilihan obat dalam pengobatan mandiri pada masyarakat Desa Bantir,
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung belum pernah dilakukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Memberikan deskripsi tentang hubungan pengetahuan dan sikap
masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung
mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan jenis obat
untuk pengobatan mandiri.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman bagi apoteker untuk
pengembangan pemberian informasi obat bagi masyarakat.

B. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan
jenis obat (modern atau tradisional) untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
2.

Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Bantir,
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung mengenai obat tradisional
dan obat modern.
b. Untuk mengidentifikasi pola dan alasan pengobatan mandiri yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten
Temanggung.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat
mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan
obat pada pengobatan mandiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengobatan Mandiri
Pengobatan sendiri atau swamedikasi merupakan tindakan pemilihan dan
penggunaan obat-obatan, baik obat tradisional mau pun obat modern oleh
seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri,
bahkan untuk penyakit kronis tertentu yang telah didiagnosis tegak oleh dokter
sebelumnya (WHO, 1998). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
seseorang melakukan pengobatan mandiri, antara lain sebagai berikut (Djunarko
dan Hendrawati, 2011).
1.

Kondisi ekonomi. Mahal dan tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan,
seperti biaya rumah sakit dan berobat ke dokter, membuat masyarakat
mencari pengobatan yang lebih murah untuk penyakit-penyakit yang relatif
ringan.

2.

Berkembangnya kesadaran akan arti penting kesehatan bagi masyarakat
karena meningkatnya sistem informasi, pendidikan, dan kehidupan sosial
ekonomi,

sehingga

meningkatkan

pengetahuan

untuk

melakukan

swamedikasi.
3.

Promosi obat bebas dan obat bebas terbatas yang gencar dari pihak produsen
baik melalui media cetak maupun elektronik, bahkan sampai beredar ke
pelosok-pelosok desa.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

4. Semakin tersebarnya distribusi obat melalui Puskesmas dan warung obat desa
yang berperan dalam peningkatan pengenalan dan penggunaan obat, terutama
OTR (Obat Tanpa Resep) dalam swamedikasi.
5.

Kampanye

swamedikasi

yang

rasional

di

masyarakat

mendukung

perkembangan farmasi komunitas.
6.

Semakin banyak obat yang dahulu termasuk obat keras dan harus diresepkan
dokter, dalam perkembangan ilmu kefarmasian yang ditinjau dari khasiat dan
keamanan obat diubah menjadi OTR (OWA, obat bebas terbatas, dan obat
bebas), sehingga memperkaya pilihan masyarakat terhadap obat.
Dalam melakukan self-medication, pelaku harus mampu mendiagnosis

dan menentukan obat sendiri untuk mengatasi keluhannya. Menurut Depkes
(2008), hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan pengobatan mandiri
antara lain mengetahui jenis obat yang diperlukan, mengetahui kegunaan dari tiap
obat sehingga dapat mengevaluasi sendiri perkembangan rasa sakitnya,
menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan mengetahui
batas kapan mereka harus menghentikan self-medication yang kemudian segera
minta pertolongan kepada petugas kesehatan. Selain itu, pelaku juga harus
mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan
apakah suatu keluhan yang timbul kemudian, merupakan suatu penyakit baru atau
efek samping obat, serta harus mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan
obat tersebut terkait dengan kondisi seseorang.
Pada akhirnya, pelaku swamedikasi akan diperhadapkan dalam pilihan
seperti, perlu atau tidak diperiksakan ke dokter, perlu obat atau tidak, obat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

tradisional ataukah obat tanpa resep yang akan digunakan untuk mengatasi gejala,
dan sebagainya. Untuk itu pelaku perlu memahami dengan baik masalah
kesehatan yang sedang dihadapinya (Anonim, 2001).

B. Obat
Obat merupakan semua zat, baik kimiawi, hewani, mau pun nabati yang
dalam dosis tertentu dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit
berikut gejalanya (Tjay dan Raharja, 2007). Obat merupakan salah satu komponen
yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat menurut UU no. 36 tahun
2009 adalah bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah. Obat dapat digunakan
untuk manusia maupun hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh
manusia (Syamsuni, 2006).
Di Indonesia terdapat dua jenis obat, yaitu obat tradisional dan obat
medis modern.
1.

Obat medis modern
Obat medis adalah obat modern yang dibuat dari bahan sintentik atau

bahan alam yang diolah secara modern dan digunakan serta diresepkan dokter dan
kalangan medis untuk mengobati penyakit tertentu. Obat medis yang bisa
diresepkan mempunyai kekuatan ilmiah karena sudah melalui uji klinis yang
dilakukan bertahun-tahun. Sebagian besar obat medis yang beredar di Indonesia
dan diresepkan berasal dari negara-negara barat dan dipatenkan. Meski begitu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

efek samping dari obat-obat modern yang sudah diuji klinis tetap ada karena daya
tahan tubuh dan kondisi kesehatan orang masing-masing tidak sama (Harmanto
dan Subroto, 2007).
Penggolongan obat di Indonesia terdiri dari 5 golongan, yaitu obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras (termasuk di dalamnya obat wajib apotek),
psikotropik dan narkotika (Depkes RI, 2008). Obat medis atau moderen yang
biasa digunakan sebagai upaya pengobatan mandiri adalah obat bebas (OB), obat
bebas terbatas (OBT) dan obat wajib apotek (OWA). Obat wajib apotek
merupakan golongan obat keras dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter, namun
harus diserahkan secara langsung oleh apoteker. Hal ini terkait dengan Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 924 tahun 1993 tentang obat wajib apotek.
a. Obat bebas (over the counter)
Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam. Obat dengan simbol demikian dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter
dan tersedia di banyak outlet, seperti apotek, toko obat, supermarket, dan bisa
dibeli tanpa resep dokter (Harmanto dan Subroto, 2007).
b. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras,
namun dapat dijual atau dibeli bebas dengan jumlah terbatas tanpa resep dokter.
Obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan garis tepi
lingkaran berwarna hitam dan terdapat peringatan khusus pada kemasan (Depkes
RI, 2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Menurut

Surat

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

nomor

6335/Dirjen/SK/1969, terdapat enam macam peringatan khusus dalam kemasan
obat bebas terbatas sesuai dengan kandungan obat, yaitu sebagai berikut.
1) P.No.1. Awas ! Obat keras. Bacalah aturan pakai di dalam.
2) P.No.2. Awas ! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
3) P.No.3. Awas ! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan.
4) P.No.4. Awas ! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
5) P.No.5. Awas ! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
6) P.No.6. Awas ! Obat keras. Obat wasir jangan ditelan.
c.

Obat wajib apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 347/MenKes/ SK/ VII

/1990, obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien di apotek tanpa resep dokter (Harmanto dan Subroto, 2007). Obat
keras mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah dengan garis tepi
berwarna hitam dan huruf K di tengah yang menyentuh garis tepi (Depkes RI,
2008).
Dalam perkembangan di bidang farmasi yang menyangkut khasiat dan
keamanan obat, berikut adalah daftar obat wajib apotek no. 1 menurut peraturan
menteri kesehatan nomor 919/MENKES/PER/X/1993.
No Kelas Terapi

Nama Obat

Indikasi

1

Tunggal

Kontrasepsi

Oral kontrasepsi

Linastrenol
Kombinasi

Kontrasepsi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Etinodiol diasetat-mestranol
Norgestrel-etinil estradiol
Linestrenoil-etinil estradiol
Levonorgestrel-etinil estradiol
Norethindrone-mestranol
Desogestrel-etinil estradiol
2

Obat
cerna

saluran Antasid+sedativ/spasmodik
Al.oksida, Mg trisilikat+papaverin
HCl, klordiazep-oksida
Mg trisilikat, Al.oksida+papaverin
HCl, klordiazep-oksida+diazepam+
sodium bicarbonate
Al.oksida, Mg trisilikat+papaverin
HCl, diazepam
MgAl,
silikat+beladona+kloedia
sepoksid+diazepam
Al.oksida,
Mg.oksida+hiosiamin
HBr, atropine SO4, hiosin HBr
Mg.trisilikat,
papaverin HCl

Al.hidroksida

+

Mg.trisilikat,
Al.hidroksida
+
papaverin HCl, klordiaseposida+
beladona
Mg karbonat, Mg oksida, Al
hidroksida+papaverin HCl, beladona
Mg.oksida,
bi.subnitrat+beladona,
papaverin, kloriasepoksida
Mg.oksida,
bi.subnitrat+beladona,
kloriasepoksida
Mg trisilikat, alukol+papaverin HCl,
beladona, klordiasepoksida

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

Antispasmodik
Papaverin/hiosin
butilbromide/atropine
beladon

Kejang saluran
SO4/ekstrak cerna

Spasmodik – Analgesik
Metamizole, penpivennium bromide
Hyocine N-butilbromide, dipyrone

Kejang
saluran
cerna yang disertai
nyeri hebat

Methampyrone, beladona, papaverin
HCl
Methamphyrone
butilbromide, diazepam

hyoscine

Pramiverin, metamizole
Tiemonium methyl sulphate, sodium
noramodopromethane sulphonate
Pafinium bromide, supyon
Anti mual
Metoklopramid HCl

Mual, muntah

Laksan
Bisakodil Supp
3

4

Konstipasi

Obat mulut dan Hexetidine
tenggorokan
Triamicinolone acetonide

Sariawan, radang

Obat
nafas

Asma

saluran Aminoilin supp
Ketotien

Sariawan berat

Asma

Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 924/MENKES/PER/X/1993
yang dimaksud obat wajib apotek no. 2 adalah albendazol (oral), bacitracin (obat
luar infeksi kulit), benolirate, bismuth subcitrate, carbinoxamin (oral),
clindamicin, dexametason, dexpanthenol, diclofenac (obat luar untuk acne),

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

diponium, fenoterol (inhalasi), flumetason, hydrocortison butyrat (obat luar
inflamasi), ibuprofen (oral), isoconazol, ketokonazole (obat luar infeksi jamur),
levamizole,

methylprednisolon,

niclosamide,

noretisteron,

omeprazole,

oxiconazole, pipazetate, piratiasin kloroteofilin, pirenzepine, piroxicam, dan
polymixcin B sulfate.
Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 1176/Menkes/SK/X/
1999 yang termasuk obat wajib apotek no. 3 (nama generik) adalah alopurinol,
aminofilin supositoria, asam azeleat, asam fusidat, bromheksin, diazepam,
diklofenak natrium, famotidin, gentamisin, glafenin, heksetidin, klemastin,
kloramfenikol (obat mata dan obat telinga), mebendazol, metampiron+
klordiazepoksid, mequitazin, motretinida, orsiprenalin, piroksikam, prometazin
teoklat, ranitidin, satirizin, siproheptadin, toisiklat, tolnaftat dan tretinoin.
2.

Obat tradisional
Dalam

undang-undang

No.36

tahun

2009

tentang

kesehatan

menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat di terapkan sebagai norma yang
berlaku dimasyarakat. Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan
bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabadabad yang lalu, namun demikian pada umumnya efektivitas dan keamanannya
belum sepenuhnya didukung oleh penelitian yang memadai (Sulasmono, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, meurut Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik

Indonesia

nomor

HK.00.05.4.2411

tentang

ketentuan

pokok

pengelompokan dan penandaan obat bahan alam indonesia, obat tradisional
dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka, dengan logo tertentu dalam kemasan sebagai berikut.
a.

Jamu
Jamu adalah obat tradisional indonesia yang bukti klaim khasiat dan

keamanannya berdasarkan data empiris karena telah digunakan secara turun
temurun. Simbol berupa “RANTING DAUN” berwarna hijau yang terletak di
dalam lingkaran dengan warna dasar putih atau warna lain yang menyolok, serta
mencantumkan tulisan “JAMU” berwarna hijau
b. Obat herbal terstandar
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan
bahan bakunya telah distandarisasi. Simbol obat herbal terstandar adalah “JARIJARI DAUN (3 PASANG)” berwarna hijau yang terletak di dalam lingkaran
dengan warna dasar putih atau warna lain yang menyolok. Di bawah simbol
tersebut harus terdapat tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” berwarna
hijau.
c.

Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan bahan alam yang telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

produk jadinya telah distandarisasi. Simbol fitofarnaka berupa “JARI-JARI
DAUN” berwarna hijau yang membentuk bintang dan terletak di dalam lingkaran
dengan

warna

dasar

putih

atau

mencolok,

serta

terdapat

tulisan

“FITOFARMAKA” pada bawah lingkaran.
Orang yang menderita sakit, baik fisik mau pun non fisik tentu
memerlukan obat agar penyakitnya bisa segera dan secepat mungkin sembuh.
Masyarakat moderen yang memiliki pengetahuan dan dana yang cukup, pilihan
pertama untuk mengatasi penyakitnya tentu akan memilih dokter atau tenaga
medis untuk memeriksa dan memilihkan obat modern yang sesuai dengan
keluhannya. Bila secara medis tidak ada obatnya, baru memilih ke pengobatan
alternatif. Sebaliknya, masyarakat yang kurang mampu, langkah pertama untuk
mengobati penyakitnya membuat obat sendiri dari pengetahuan tradisional turun
temurun atau mencari pengobatan alternatif yang diyakini bisa menyembuhkan.
Bila tidak berhasil baru ke dokter atau ke Rumah Sakit (Harmanto dan Subroto,
2007).
Obat medis modern mempunyai keunggulan tertentu dibandingkan
jamu atau obat herbal. Demikian pula jamu dan obat herbal juga mempunyai
keunggulan yang tidak dimiliki obat medis modern. Masyarakat yang kritis dan
cerdas sudah mulai bisa memilih dan menentukan obat mana yang akan
digunakan. Masyarakat tidak perlu membanding-bandingkan keunggulan
masing-masing obat, yang terpenting adalah bahwa keduanya saling melengkapi
atau komplementer karena tujuannya sama, yaitu untuk menyembuhkan penyakit
(Harmanto dan Subroto, 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

C. Perilaku (Pengetahuan, Sikap dan Tindakan)
Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku
manusia ke dalam 3 domain ranah atau kawasan, yaitu kognitif (cognitive), afektif
(affective), dan psikomotor (pcychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu: pengetahuan,
sikap dan tindakan (Imron, 2010).
1.

Pengetahuan (knowledge)
Menurut Notoadmodjo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tahu

yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan dapat diperoleh seseorang dengan beberapa cara, yaitu
lewat pengalaman pribadi, belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan, adanya
suatu otoritas atau kekuasaan yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu,
juga logika yang mengharuskan seseprang mampu berpikir dan memiliki nalar
terhadap sesuatu. Selain itu pengetahuan juga bisa didapatkan melalui pengamatan
secara langsung di lapangan terhadap suatu gejala atau fenomena, untuk kemudian
dibuat suatu klasifikasi, yang kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan (Imron,
2010).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitan terbukti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Fitriani, 2011).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek tersebut.
c. Aplikasi (application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah diperoleh pada situasi atau kondisi
nyata dan sebenarnya. Misal, ketika kita tahu dan mengerti mengenai
rumus matematika, maka kita harus bisa menggunakan rumus tersebut
untuk menyelesaikan soal yang ada.
d. Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisah, mengelompokan dan sebagainya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

e. Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan
untuk meletakan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk

keseluruhan

yang

baru.

Misal,

dapat

menyusun,

merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
tersebut didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
yang telah ada (Fitriani, 2011).
Menurut Notoadmojo (2003), tingkat pengetahuan seseorang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik (apabila skor akhir pengetahuan
responden lebih dari 75%), pengetahuan cukup (apabila skor akhir pengetahuan
responden berkisar antara 50 sampai 75%), dan pengetahuan kurang (apabila skor
akhir pengetahuan responden kurang dari 50%).
2. Sikap (attitude)
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan ingin memihak
(favorable) atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu (Berkowitz,
1972). Merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara tertentu, sehingga dengan kata lain, sikap merupakan suatu reaksi atau respon
seseorang terhadap sesuatu yang akan diterima (Azwar, 1995).
Seorang individu akan membentuk pola sikap tertentu tergantung dari
interaksi sosial terhadap berbagai situasi psikologis yang dihadapinya. Faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga
pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional individu tersebut
(Azwar, 1995).
3. Tindakan (practice)
Tindakan adalah suatu cara mengaplikasikan atau mempraktekan apa yang
telah diketahui setelah mengadakan penilaian atau pendapat terhadap stimulus
yang diterima. Dalam praktek kesehatan, tindakan dapat berhubungan dengan
penyakit (pencegahan dan penyembuhan), pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, serta praktek kesehatan lingkungan (Fitriani, 2011).
Menurut Notoadmodjo (1993), terbentuknya tindakan pada dasarnya
dimulai d

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu-ibu Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur.

0 3 47

Pola dan motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

3 15 97

Pola dan motivasi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonoso Jawa Tengah.

0 13 111

Kajian pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

8 19 105

Kajian pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

0 0 90

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat di televisi terhadap tindakan penggunaan obat di kalangan ibu Rumah Tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman pada tahun 2014 : studi kasus obat sakit kepala.

0 1 171

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2014.

0 2 196

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5 13 109

Profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu ibu Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur

0 0 45

Hubungan antara karakteristik sosio-demografi terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan penggunaan antibiotika tanpa resep di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

0 0 165