BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pa

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Matematika merupakan mata pelajaran yang berhubungan erat dengan bilangan dan simbol-simbol tertentu. Matematika juga suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir seseorang dan juga dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut James and James (1976) matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang yaitu, aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan menurut Klien (1973) matematika adalah sebuah makalah penelitian tentang pola dan hubungan, jalan atau pola berpikir, suatu seni, bahasa dan alat- alat. Mustafa (dalam Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan. Sepaham dengan Elea Tinggih (dalam Suherman, 2001), matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperiment disamping penalaran. Heruman (2012:1) mendefinisikan matematika sebagai simbol ilmu dekduktif, ilmu tentang keteraturan dan struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau prostulat dan akhirnya ke dalil.

  Dari beberapa definisi matematika diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika ialah ilmu pengetahuan tentang logika mengenai kuantitas, bentuk, susunan, ukuran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan mengenai pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian logik yang terbagi menjadi 3 bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Sehingga pembelajaran matematika sangat perlu diperhatikan dalam setiap proses pembelajarannya.

  Ditahap pertama atau sekolah dasar siswa dikenalkan mata pelajaran matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan, yang secara tidak langsung termasuk dalam aljabar yang merupakan salah satu dari tiga bidang dalam matematika. Sehingga kemampuan pemahaman penjumlahan dan pengurangan siswa sangat penting. Penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasangan bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komunitatif), sifat identitas, dan sifat pengelompokkan (asosiatif) dan pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan, tetapi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh penjumlahan. Pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas dab sifat pengelompokkan (Sukayati 2011:24).

  Namun berbeda yang terjadi dilapangan, mata pelajaran matematika yang dianggap sulit dan kurang menarik sehingga membuat siswa lebih asik dengan dunianya sendiri seperti ketika guru menjelaskan dan menulis dipapan tulis beberapa anak bermain dan bertukar mainan, ada yang bercerita, ada yang berjalan mengganggu temannya dan ada pula yang terlihat memperhatikan namun ketika ditunjuk tidak mengerti sama sekali. Kesulitan ini diperoleh peneliti melalui pengamatan dengan mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang terkadang menggunakan diskusi. Media yang sering digunakan yaitu papan tulis dan spidol. Dalam proses pembelajaran ketika guru meminta beberapa siswa untuk menjawab soal yang ditulis dipapan tulis ada beberapa siswa yang masih belum dapat menghitung dengan benar sehingga harus dibantu oleh guru bahkan dengan teman sekelasnya. Dalam pengamatan peneliti juga diberi kesempatan untuk melihat hasil belajar siswa tes tengah semester lalu dalam tabel sebagai berikut:

  Tabel 1.1 Hasil Belajar Prasiklus Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

  Tahun ajaran 2017/2018 No. Ketuntasan Frekuensi Prentasi

  1. Tuntas 14 37%

  2. Tidak Tuntas 18 63%

  3. Jumlah

  32 Nilai tertinggi

  85 Nilai Terendah

  35 Rata-rata

  65 Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa Kriteria Minimal Kelulusan (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 70. Dari data tabel diatas dapat dilihat terdapat 18 siswa yang tidak mencapai ketuntasan dengan nilai tertinggi diantara 85 dan terendah 35, sehingga perlu diadakannya upaya peningkatan hasil belajar dan tidak menutup kemungkinan perlu diadakannya tindakan supaya hasil belajar lebih optimal. Diperlukannya sebuah upaya peningkatan hasil belajar karena hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya menurut Sujana (2001) sepaham dengan Dimyanti dan Mudjiono (2002:95) hasil belajar merupakan hasil dan suatu intruksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan kurangnya minat belajar siswa dapat dilihat dari kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan pembelajaran dan kurang keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran misalnya cara mengajar yaitu dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan menarik serta media yang mendukung. Minat belajar merupakan faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran karena ketika siswa dengan antusias, nyaman dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran maka mereka akan mudah menerima konsep pembelajaran yang disampaikan. Didukung oleh Sukardi dalam Susanto (2013:57) minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran dan kesenangan akan sesuatu sepaham dengan Djamarah (2002 : 132) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sehingga minat belajar merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa yang juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain melakukan observasi didalam kelas, peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu Sri Suwanti.,S.Pd, sebagai wali kelas siswa kelas 2. Dari hasil wawancara tersebut guru menyatakan “Bahwa permasalahan di sekolah dasar terutama dikelas 2 yaitu kemampuan berhitung dalam penjumlahan dan pengurangan.

  ”Dalam wawancara tersebut beliau memaparkan bahwa ada beberapa murid masih belum bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan yang benar, dalam menghitung mereka masih dibantu. Beliau juga menambahkan dalam penggunaan media juga masih terkendala banyaknya jumlah siswa meskipun tahun ajaran yang lalu pernah dilakukan karena jumlah siswa yang hanya 27 orang sedangkan jumlah siswa saat ini mencapai 32 siswa. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti fokus kepada pemahaman penjumlahan dan pengurangan. Dalam proses wawancara tersebut Ibu Endang sebagai kepala sekolah di SD tersebut juga menuturka n bahwa “Dalam pelajaran kelas 2, yang paling sulit itu menjelaskan kosepnya kenapa 3+ 4 = 7 dapat darimana."

  Terkait dengan permasalah diatas maka perlu diadakannya perubahan model dalam pembelajaran. Agar pembelajaran lebih menarik bagi siswa dapat menggunakan model permainan dengan media yang mendukung model tersebut. Penerapan model permainan dengan berbantuan media gambar dalam proses pembelajaran siswa akan menciptakan suasana bermain sambil belajar yang membuat siswa tidak akan jenuh karena hanya mendengarkan dan mencoba menjawab dari pendidik saja, karena dengan bermain siswa lebih mudah mengingat hal yang telah mereka lakukan sedangkan media gambar dapat mempermudah memahami simbol mengenai materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan 4 kharakteristik siswa (Kurniawan dan Naniek, dkk 2012 : 5) yaitu: senang bermain, senang berkelompok, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan/memeragakan sesuatu secara langsung.

  Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Treasure hunt dengan berbantuan media gambar. Salah satu alasan peneliti memilih model Treasure Hunt dikarenakan model pembelajaran tersebut belum banyak diterapkan dalam pembelajaran sedangkan alasan lainnya media gambar belum dimanfaatkan secara optimal didalam kelas.

  Model Treasure Hunt merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memiliki unsur permainan sehingga dalam penerapannya siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam kerja kelompok siswa akan belajar berinteraksi, berdiskusi dan kerjasama. Pelaksanaan model ini memungkinkan guru untuk mengkolaborasikan dengan permainan edukatif yang menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika.

  Metode ini juga dapat di padukan dengan berbagai mata pelajaran. Bukan hanya metode saja dalam pembelajaran juga diperlukan sebuah media agar siswa lebih mudah dalam memahami. Media merupakan salah satu sarana yang penting untuk menunjang proses pembelajaran dari kelas rendah sampai kelas atas. Karena dengan media bukan hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi dapat membuat siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah diajarkan. Hal ini didukung dari pendapat Lesli J. Briggs dalam Dina Indriana (2011:14) media pengajaran adalah alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media gambar (visual). Media gambar adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana mana menurut Arif S. Sadirman (2008:9).

  Penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurlayla Buchori (2015) yang berjudul “Permainan Treasure Hunt Untuk Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam hasil penelitian tersebut yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ade Irma K. dan Santi I. (2013) diberi respon positif dan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Permainan Hunting Treasure Pada Materi Himpunan Untuk Siswa Kelas Bilingual VIIA di SMP Negeri 6 Malang

  ”. Setelah itu penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rasidah Ulfa Lubis (2015) dengan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Dengan Menggunakan Stragtegi Permainan Berburu Harta Karun Pada Kelas IV MIS Darul Ulum Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015” dengan hasil penelitian yaitu peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan minat belajarnya serta adanya peningkatan hasil belajar siswa. Serta penelitian yang baru saja dilakukan oleh Raka Swandhita Hutomo (2016) dengan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Ekonomi dengan metode Treasure Hunt” dari hasil penelitiannya yang dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan mengadakan penelitian mengenai pembelajaran matematika kususnya untuk materi penjumlahan dan pengurangan di kelas 2

  SD dengan fokus penelitian “Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Kemampuan penjumlahan dan pengurangan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar di SD Negeri Mudal 1 Boyolali.”

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Mudal Boyolali sebagai berikut: a.

  Media pembelajaran yang masih minim terutama pada pembelajaran matematika. Tanpa media siswa kurang memahami materi atau konsep dari materi yang disampaikan.

  b.

  Siswa kurang tertarik terhadap penjelasan guru sehingga sebagian siswa memilih untuk mencari kesibukan sendiri seperti membaca buku lain, berbincang dengan teman dan lain sebaginya.

  c.

  Model Treasure Hunt belum pernah diterapkan oleh guru di SD Negeri 1 Mudal Boyolali.

  d.

  Banyaknya jumlah siswa didalam kelas sesuai dengan hasil wawancara diatas bahwa guru mengalami kesulitan karena terlalu banyak siswa didalam kelas.

  e.

  Kurangnya dukungan orang tua dalam menuntun atau memandu siswa dalam belajar dirumah sesuai dengan hasil wawancara bahwa dalam pemberian pekerjaan rumah (PR) siswa hanya dipantau oleh orangtua sudah selesai mengerjakan atau belum dan jawaban sudah benar atau belum sehingga siswa hanya mengetahui jawaban benar dan salah tidak mengerti konsepnya.

  1.3 Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana penerapan model Treasure Hunt berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat dan hasil beajar siswa kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali?

  2. Apakah model Treasure Hunt berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

  1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui model Treasure Hunt berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali.

  2. Meningkatkan minat dan hasil belajar melalui model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media gambar tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali.

1.5 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat baik bagi penulis secara pribadi maupun orang lain.

  1. Bagi siswa a.

  Meningkatkan pemahaman penjumlahan dan pengurangan.

  b.

  Mempermudah memahami penjumlahan dan pengurangan.

  c.

  Menumbuhkan sikap kritis dan rasional dalam masalah sehari-hari.

  d.

  Menanamkan pentingnya pemahaman penjumlahan dan pengurangan dalam proses belajar dan kehidupan sehari-hari.

  e.

  Dengan adanya media yang menarik siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat serta lebih tertarik dalam mengikuti proses pebelajaran.

  2. Bagi Guru a.

  Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan guru dalam mencipakan media pembelajaran serta dala penggunaannya.

  b.

  Meningkatkan mutu pembelajaran.

  c.

  Meningkatkan managemen kelas dan percaya diri guru.

  3. Bagi Sekolah a.

  Perbaikan hasil belajar siswa dan memaksimalkan ketrecapaian pendidikan sekolah.

  b.

  Meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah.

  c.

  Menambah referensi pembelajaran bagi pengajar lain untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

Dokumen yang terkait

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Learning Berbantuan Math Menu pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Nege

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Learning Berbantuan Math Menu pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Semester 1 Tahun Ajaran

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Learning Berbantuan Math Menu pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Semester 1 Tahun Ajaran

0 0 97

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 16

2.1.2 Model Problem Based Learning 2.1.2.1 Pengertian Problem Based Learning - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model on Natural Sciences Subject (IPA) Grade IV Elementary School

1 1 5

9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan

0 1 9

18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

0 0 24