BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

  Penelitian menggunakan jenis eksperimen yang merupakan observasi di bawah kondisi buatan dibuat peneliti dengan tujuan untuk menyelidiki adanya hubungan sebab akibat dengan cara memberi perlakuan (Slameto, 2012: 89). Perlakuan dilakukan guna untuk menguji hipotesis untuk mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang telah direncanakan oleh peneliti. Pendekatan penelitian menggunakan layanan konseling kelompok behavioral dengan menggunakan eksperimen dengan tujuan meningkatkan self

  

efficacy siswa yang rendah. Pendekatan

  behavioristik memandang bahwa manusia memiliki kecenderungan positif dan negatif sehingga manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya (Corey, 2013: 195).

  Penelitian menggunakan desain pre- eksperimental (nondesigns) dengan bentuk one-

  

group pretes-posttest design. Penelitian dilakukan

  dalam bentuk layanan konseling kelompok behavioral. Layanan konseling kelompok sepuluh kali pertemuan (1 minggu 3 kali).

  Desain penelitian terdiri satu kelompok mendapatkan perlakuan tes awal sebelum dilakukan konseling kelompok. Kelompok akan mendapatkan layanan konseling kelompok behavioral sepuluh pertemuan. Setelah mendapatkan layanan konseling kelompok akan mendapatkan tes akhir untuk mengetahui hasil layanan konseling kelompok. Dengan demikian hasil perlakuan (layanan konseling kelompok) dapat diketahui akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013: 112). Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

  Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir Kelompok

  O

  X O

  1

  2 Konseling Gambar 3.1: Desain Penelitian

  Keterangan: O

  

1 = nilai pretest (sebelum mendapatkan konseling

  kelompok) X = layanan konseling kelompok behavioral O

  

2 = nilai posttest (setelah mendapatkan konseling

  kelompok) Model penelitian eksperimen dengan menggunakan satu kelompok dapat diketahui berhasil atau tidak suatu tindakan layanan konseling kelompok behavioral dengan cara hasil tes akhir dibandingkan hasil tes awal. Kegiatan penelitian eksperimen diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok behavioral dengan pengambilan data dua kali, yaitu pada awal sebelum layanan konseling kelompok dilakukan dan setelah akhir kegiatan layanan konseling kelompok. Berdasarkan perolehan data dua kali akan dianalisis hasil perbandingan. Kelompok diberikan skala self efficacy dua hari sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan terakhir diberi tes akhir (post-test).

  3.1.1 Kriteria Metode Eksperimen Kriteria metode eksperimen (Slameto, 2013: 90) adalah (1) masalah yang dipilih merupakan masalah yang dapat dipecahkan. (2) Faktor yang dicobakan didefinisikan seterang-terangnya. (3) Percobaan dilaksanakan dengan desain yang cocok sehingga hasil dapat maksimal. (4) Diperlukan ketelitian dalam observasi dan ketepatan ukuran. (5) Metode, materi, dan referensi yang digunakan dilukiskan sejelas-jelasnya. (6) Interprestasi serta uji statistik dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter yang dicari.

  3.1.2 Langkah-Langkah Pokok Penelitian Langkah-langkah penelitian merupakan penahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan aktivitas penelitian. Adapun langkah- langkah pokok penelitian menurut Slameto (2013: 99) adalah (1) melakukan survei kepustakaan yang akan diteliti. (2) Mengidentifkasi dan mendefinisikan masalah yang akan diteliti. (3) Merumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan. (4) Mendefinisikan pengertian dasar dan variabel utama. (5) Menyusun rencana eksperimen meliputi (a) mengidentifikasi variabel yang relevan, (b) mengidentifikasi variabel non-eksperimen, (c) menentukan rancangan eksperimen, (d) pilih subjek representatif, (e) terapkan perlakuan, (f) menentukan instrumen penelitian, (g) merancang prosedur pengumpulan data, (g) merumuskan hipotesis nol. (6) Melaksanakan eksperimen. (7) Mengatur data dan menganalisis data. (8) Menerapkan tes signifikansi. (9) Membuat interprestasi hasil penelitian.

  3.2 Subjek Penelitian

  Subjek penelitian siswa kelas XI IPS SMA Negeri

  I Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian berjumlah 11 siswa SMA kelas XI IPS yang mempunyai skor rendah pada inventori self efficacy dari 112 siswa dengan cara mengukur self efficacy memakai inventori self efficacy kepada siswa kelas

  XI IPS. Berdasarkan data tersebut siswa yang self

  efficacy rendah berjumlah 11 siswa mendapat

  konseling kelompok behavior. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu.

  3.3 Instrumen Penelitian

  Istrumen penelitian ini menggunakan skala psikologis dan alat pengumpul datanya inventori self

  efficacy yang diadaptasi dari inventori yang disusun

  Albert Bandura. Selain itu peneliti juga menggunakan daftar pertanyaan untuk mengukuhkan dalam pencarian anggota kelompok untuk dikenakan treatment. Pada saat treatment dilakukan peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati anggota kelompok selama

  

treatment dilakukan. Treatment berupa konseling

  kelompok behavioral sebanyak 10 pertemuan. Jumlah item kisi-kisi penelitian berjumlah 55 item adapun uji validitas dan reliabilitas bebagai berikut.

  3.3.1 Uji Validitas Skala Self Efficacy Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator atau kuesioner dari masing-masing variabel. Uji validitas menggunakan validitas konstruk, yaitu mengacu sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total. Instrumen mempunyai validitas tinggi apabila skor pada butir mempunyai kesejajaran dengan skor total.

  Tingkat kevalidan instrumen dapat ditentukan, apabila r > r = valid dan r < r tabel =

  

hitung tabel hitung

  tidak valid. Pengujian dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel . Nilai r hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing instrumen yang dianalisis dengan program spss versi 16 dan outputnya bernama

  corrected item correlation. Sedangkan untuk

  mendapatkan r dilakukan dengan tabel r

  tabel product moment.

  3.3.2 Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas suatu instrumen atau kuesioner dapat dilihat dari nilai

  cronbach’s alpha (α), yaitu apabila

  nilai

  cronbach’s alpha (α) lebih besar (>) 0,60 maka

  instrumen atau kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai

  cronbach’s alpha (α) lebih

  kecil (<) 0,60 maka instrumen atau kuesioner tidak reliabel. Uji reliabilitas menggunakan alat uji SPSS versi 16.

  3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Inventori Self Efficacy Inventori Self Efficacy diuji coba terhadap siswa

  SMA Negeri 1 Kendal yang bukan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data lampiran 3 perihal hasil uji coba instrumen inventori self efficacy sebagai berikut:

  3.3.3.1 Keyakinan Diri dalam Memperoleh Sumber Daya Sosial dengan kode DS.

  Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,654 dan tertinggi 0,848, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,856.

  3.3.3.2 Keyakinan Diri untuk Prestasi Akademis dengan kode PA.

  Sebanyak sembilan item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total

  Correlation diketahui data terendah 0,463 dan

  tertinggi 0,792, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,769.

  3.3.3.3 Keyakinan Diri untuk Pembelajaran Mandiri dengan kode PM.

  Sebanyak sepuluh item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total

  Correlation diketahui data terendah 0,400 dan

  tertinggi 0,907, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,776.

  3.3.3.4 Keyakinan Diri untuk Keterampilan Waktu Luang dan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan kode KE.

  Sebanyak delapan item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total

  Correlation diketahui data terendah 0,436 dan

  tertinggi 0,737, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,750.

  3.3.3.5 Keyakinan Peraturan Diri dengan kode PD.

  Sebanyak delapan item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total

  Correlation diketahui data terendah 0,437 dan

  tertinggi 0,678, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,731.

  3.3.3.6 Keyakinan Untuk Memenuhi Harapan Orang Lain dengan kode HO.

  Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,543 dan tertinggi 0,850, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,818.

  3.3.3.7 Keyakinan Diri Sosial dengan kode KD.

  Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,672 dan tertinggi 0,871, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,820.

  3.3.3.8 Keyakinan Diri Asertif dengan kode KDA.

  Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,427 dan tertinggi 0,756, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,773.

  3.3.3.9 Keyakinan Diri Untuk Meminta Dukungan Orangtua dan Masyarakat dengan kode DO.

  Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,436 dan tertinggi 0,825, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,771.

  Berdasarkan r hitung hasil uji coba instrumen inventori self efficacy semua item melebihi r

  tabel

  harga kritik pada Product-Moment sebesar 0,396 dengan jumlah 25 responden dengan tarif signifikan sebesar 5 %. Hal tersebut berarti inventori self efficacy yang diadaptasi dari Inventori milik Albert Bandura valid. Begitu juga reliabilitas inventori self efficacy menghasilkan nilai Alpha Cronbach > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian adalah reliabel. Maka dapat direkomendasi bahwa inventori self efficacy dapat dipergunakan untuk mengambil data penelitian.

  2.4 Pengukuran Self Efficacy

  Macam-macam pengukuran self efficacy meliputi: skala self efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C) Muris P dan

  Children’s Self-Efficacy Skala. Dalam

  penelitian ini menggunakan inventori bernama

  

Children’s Self-Efficacy Skala yang diadaptasi dari

inventori milik Albert Bandura.

  Children’s Self- Efficacy merupakan skala keyakinan diri anak-anak

  dirancang untuk membantu mendapatkan pemahaman yang lebih baik perihal yang sulit bagi siswa. Siswa memberi penilaian 1-100 sesuai kondisi siswa sebanyak 9 aspek penilaian.

  3.5 Teknik Analisis Data

  Analisis data menggunakan deskriptif hasil layanan bimbingan konseling kelompok guna meningkatkan self efficacy. Adapun untuk mengetahui berhasil tidaknya layanan konseling kelompok dalam meningkatkan self efficacy siswa menggunakan analisis deskriptif untuk variabel self

  

efficacy dan uji beda dua mean pretes dan posttes.

  Subjek penelitian menggunakan satu group siswa yang rendah self efficacy kemudian mendapat layanan konseling kelompok behavioral.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tunt

0 0 61

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI CANDIREJO 01 KECAMATAN TUNTANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

0 23 107

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Teams-Games-Tournament (TGT) Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Jetak 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

0 2 24