Transportasi Dokar di Surabaya pada Masa
1
NAMA
: RISKI PUTRI UTAMI
NIM
: 121311433013
UAS (TAKE HOME) : SEJARAH DAN KEBUDAYAAN JATIM (kelas B)
Transportasi Dokar di Surabaya pada Masa Kolonial
Sumber : http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/start/23?q_theme_id=79a615f0479d-4fc8-b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja 1
Perkembangan sebuah kota merupakan hasil interaksi dari berbagai unsur
pembentuk kota, seperti masyarakat serta berbagai kegiatan perekonomiannya.
Begitu juga dengan lingkungan tempat tinggal masyarakatnya dan juga potensipotensi yang terdapat dalam sebuah kota tersebut, menjadi pendorong dalam
berkembangnya suatu kota. Perkembangan sebuah kota tak dapat dilepaskan dari
sarana dan fasilitas penunjang kelancaran dari mobilitas kota, sehingga menuntut
pembangunan transportasi yang dibangun seiring dengan perkembangan
penduduk dan aktivitas sosial ekonomi penduduk tersebut.
Pada awal abad ke-20, Surabaya menjadi sebuah kota yang mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Sejak jaman kolonial, Surabaya menjadi salah
1 Diakses dari http://media-kitlv.nl/all media/indeling/detail/start/23?
q_theme_id=79a615f0-479d-4fc8-b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja ( tanggal 20
Desember 2015 jam 09.00).
1
2
satu kota di Jawa Timur yang menunjukkan kemajuan pesat di bidang industri.
Dengan banyaknya berbagai industri yang terdapat di kota Surabaya menjadikan
fasilitas kota harus memadai sehingga dapat menunjang kelancaran mobilisasi
pengangkutan barang-barang. Modernisasi di Surabaya diperkirakan muncul pada
tahun 1905 dengan ditandai dengan pembangunan jaringan transportasi yang lebih
maju daripada sebelumnya.
Perkembangan jalan pada masa kolonial menjadi salah satu pengaruh
penting dalam penggunaan mode transportasi yang disesuaikan dengan kondisi
infrastruktur jalan raya pada masa tersebut. Pada awal abad ke 19, Surabaya sudah
menjadi kota pelabuhan yang menampung hasil-hasil barang dari perdagangan
dengan mengembangkan transportasi sungai untuk mengangkat hasil produksi.
Hal ini juga membutuhkan berbagai alat ransportasi yang dapat memudahkan
manusia dalam pengangkutan barang tersebut.
Keberadaan transportasi mempunyai peran penting dalam mobilitas sosial
masyarakat yang ingin berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Sehingga dalam hal ini transportasi akan selalu terus disesuaikan oleh masyarakat
agar selalu relevan dengan gerak perkembangan zaman dan teknologi. 2 Kondisi
kehidupan masyarakat yang cenderung berubah sesuai dengan kebutuhan dan
zaman menjadikan manusia selalu melakukan inovasi terhadap jaringan
transportasi. Sehingga, keberadaan transportasi dari masa ke masa mengalami
perubahan. Minat masyarakat yang cenderung untuk mengutamakan ketepatan
dan keefektifan transportasi menjadikan masyarakat beralih dari transportasi yang
sifatnya tradisional menuju yang lebih modern.
Transportasi dengan menggunakan tenaga hewan adalah contoh dari
transportasi yang keberadaannya berangsur-angsur ditinggalkan. Menurut Denys
Lombard, transportasi tenaga hewan telah ada di Jawa sebelum kedatangan
2 Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi: Karakteristik, Teori dan Kebijakan,
(Jakarta: Galia, 2003), hlm. 13.
2
3
kolonial adalah gerobak yang ditarik dengan sapi jantan. Alat transportasi tersebut
kemudian hari dikenal dengan cikar.3
Alat transportasi berupa cikar mempunyai peranan penting sebagai tenaga
pengangkutan barang hingga awal abad ke-20. Pada masa kolonial khususnya di
Surabaya, pada abad pertengahan ke-19 muncul transportasi baru yang disebut
sebagai dokar. Dokar muncul sebagai transportasi publik kota yaitu dimulai ketika
muncul desakan dari warga kota agar tersedianya suatu alat transportasi yang
berguna untuk menunjang aktivitas warga.
Pada pertengahan abad-19, di Surabaya baru terdapat beberapa jenis
transportasi dengan jumlah yang masih terbatas. Transportasi tersebut antara lain
berupa dokar, gerobak, kereta kuda dan angkutan sungai seperti perahu. Pada
masa tersebut kedudukan dokar menjadi sangat penting yang digunakan sebagai
alat transportasi utama karena pada masa tersebut belum banyak alat transportasi
lain yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat. Sehingga keberadaan Dokar
menjadi sangat penting dan tak dapat tergantikan pada awal abad ke-19. Ketika
pengangkutan barang mulai diupayakan melalui kereta api yang telah dibangun di
Hindia Belanda keberadaan dokar semakin menurun karena banyak yang beralih
kepada transportasi lainnya seperti angkutan truck. Truck menjadi pilihan
masyarakat daripada cikar atau dokar karena keberadaan truck sangat membantu
sekali
dalam
pengangkutan
barang-barang,
jika
dibandingkan
dengan
menggunakan dokar yang hanya bermodalkan tenaga hewan.
Alat transportasi truck menjadi lebih efisien karena memiliki kecepatan
yang tinggi dan dapat mengangkut jumlah barang yang lebih banyak. Sehingga
semenjak alat transportasi truck muncul di Surabaya, peranan truck sebagai
kendaraan angkutan barang menjadi penting. Oleh karena itu, untuk menunjang
kelancaran pengangkutan, pemerintah mulai banyak membangun jembatanjembatan dari beton agar dapat menahan beban berat.4
3 Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya Jilid 1, (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm.
135.
4 Handinoto, Arsitektur dan Kota-Kota di Pulau Jawa Pada Masa Kolonial. (Jakarta:
Graha Ilmu, 2010), hlm.98.
3
4
Keberadaan truck yang lama-kelamaan menggeser Dokar sebagai alat
transportasi utama pada masa tersebut menjadikan keberadaan Dokar menjadi
jarang digunakan lagi. Dokar merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh
hewan kuda dengan seorang pengendali yang disebut sebagai kusir. Keberadaan
Dokar yang muncul di masyarakat Surabaya disebabkan oleh beberapa faktor,
pertama adalah adanya respon dari membludaknya kebutuhan masyarakat kota
Surabaya terhadap sarana transportasi dimana pada waktu itu belum banyak
ketersediaan alat transportasi. Kedua adalah karena Dokar yang baru hadir
menawarkan hal yang lebih baik dalam kehidupan masyarakat dimana pada masa
tersebut masyarakat sangat kesulitan untuk memindahkan barang-barang nya dari
satu tempat menuju tempat lain.
Dokar yang terdapat di Surabaya sama seperti yang terdapat di kota-kota
lainnya. Karena pada jaman dahulu orang bepergian masih dengan berjalan kaki,
maka dari segi fungsi keberadaan dokar sangat menguntungkan bagi manusia.
Selain dapat mempermudah manusia dalam menjangkau tempat tujuan, alat
transportasi ini juga dapat digunakan untuk jasa pengangkutan barang-barang
manusia. Sehingga di Surabaya keberadaan dokar sangat membantu bagi manusia
terlebih lagi pada masa kolonial mobilisasi barang-barang yang diperlukan untuk
berdagang maupun kepentingan lainnya sangat tinggi.
Kuda yang digunakan sebagai sarana transportasi, sudah mengalami
perubahan bentuk. Jika kuda pada umumnya menggunakan tempat duduk berada
tepat diatas punggung kuda, maka kuda yang dibuat Dokar menyediakan tempat
yang lebih luas yaitu digunakan untuk penumpang (pelanggan) serta digunakan
untuk meletakkan barang-barang yang dibawa oleh pelanggan tersebut. Desain
Dokar yang memberikan ruang di belakang kuda difungsikan agar para
penumpang dapat mengangkut barang-barang bawaannya.
Ketika Dokar muncul di Surabaya, transportasi ini banyak digunakan oleh
saudagar kaya serta orang-orang kaya baik pribumi ataupun kolonial sebagai alat
transportasi. Kondisi tersebut memungkinkan Dokar mempunyai banyak
4
5
pelanggan dan mampu bertahan selama periode abad ke-20, bahkan masih dapat
bersaing khususnya dengan transportasi penarik sejenis hingga sekarang meskipun
mengalami perubahan orientasi.5 Perbedaan antara Dokar dan andong terletak
pada bentuknya, yaitu Dokar hanya mempunyai dua roda dan ditarik oleh satu
kuda saja sedangkan andong mempunyai roda empat yang bisa ditarik oleh satu
atau dua kuda dengan mempunyai empat roda.
Dokar dari masa ke masa mengalami perubahan karena disesuaikan
dengan perkembangan zaman serta pemerintahnya di masa tersebut. Pada masa
pemerintahan Jepang, di Surabaya terdapat alat transportasi baru yang merupakan
modifikasi dari dokar yaitu bus dokar. Kemunculan bus Dokar ini dikarenaka
kurangnya wahana transportasi yang terdapat di kota. Bus Dokar dibuat dengan
kendaraan bertenaga kuda namun Bus Dokar tersebut menggunakan dua dokar
dan dapat memuat penumpang hingga mencapai 14 orang sekali jalan. 6 Alat
transportasi Dokar di Surabaya pada masa kolonial menjadi sangat penting karena
menjadi satu-satunya alat transportasi yang dapat memudahkan manusia dalam
menjangkau tempat serta mengangkut barang-barangnya.
Daftar Pustaka
Handinoto. 2010. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa Pada Masa Kolonial.
5Edi Susilo, Transformasi Dokar di Surabaya (Surabaya: Departemen Ilmu Sejarah
Universitas Airlangga, 2013), hlm. 49.
6 Ibid. hlm. 46.
5
6
Jakarta: Graha Ilmu.
Kamaluddin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi: Karakteristik Teori dan
Kebijakan. Jakarta: Galia Press.
Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa Silang Budaya Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Skripsi:
Susilo Edi, 2013. Transformasi Dokar di Surabaya, Surabaya: Departemen Ilmu
Sejarah Universitas Airlangga.
Sumber Internet :
http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/start/23?q_theme_id=79a615f0-479d-4fc8b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja
6
NAMA
: RISKI PUTRI UTAMI
NIM
: 121311433013
UAS (TAKE HOME) : SEJARAH DAN KEBUDAYAAN JATIM (kelas B)
Transportasi Dokar di Surabaya pada Masa Kolonial
Sumber : http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/start/23?q_theme_id=79a615f0479d-4fc8-b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja 1
Perkembangan sebuah kota merupakan hasil interaksi dari berbagai unsur
pembentuk kota, seperti masyarakat serta berbagai kegiatan perekonomiannya.
Begitu juga dengan lingkungan tempat tinggal masyarakatnya dan juga potensipotensi yang terdapat dalam sebuah kota tersebut, menjadi pendorong dalam
berkembangnya suatu kota. Perkembangan sebuah kota tak dapat dilepaskan dari
sarana dan fasilitas penunjang kelancaran dari mobilitas kota, sehingga menuntut
pembangunan transportasi yang dibangun seiring dengan perkembangan
penduduk dan aktivitas sosial ekonomi penduduk tersebut.
Pada awal abad ke-20, Surabaya menjadi sebuah kota yang mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Sejak jaman kolonial, Surabaya menjadi salah
1 Diakses dari http://media-kitlv.nl/all media/indeling/detail/start/23?
q_theme_id=79a615f0-479d-4fc8-b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja ( tanggal 20
Desember 2015 jam 09.00).
1
2
satu kota di Jawa Timur yang menunjukkan kemajuan pesat di bidang industri.
Dengan banyaknya berbagai industri yang terdapat di kota Surabaya menjadikan
fasilitas kota harus memadai sehingga dapat menunjang kelancaran mobilisasi
pengangkutan barang-barang. Modernisasi di Surabaya diperkirakan muncul pada
tahun 1905 dengan ditandai dengan pembangunan jaringan transportasi yang lebih
maju daripada sebelumnya.
Perkembangan jalan pada masa kolonial menjadi salah satu pengaruh
penting dalam penggunaan mode transportasi yang disesuaikan dengan kondisi
infrastruktur jalan raya pada masa tersebut. Pada awal abad ke 19, Surabaya sudah
menjadi kota pelabuhan yang menampung hasil-hasil barang dari perdagangan
dengan mengembangkan transportasi sungai untuk mengangkat hasil produksi.
Hal ini juga membutuhkan berbagai alat ransportasi yang dapat memudahkan
manusia dalam pengangkutan barang tersebut.
Keberadaan transportasi mempunyai peran penting dalam mobilitas sosial
masyarakat yang ingin berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Sehingga dalam hal ini transportasi akan selalu terus disesuaikan oleh masyarakat
agar selalu relevan dengan gerak perkembangan zaman dan teknologi. 2 Kondisi
kehidupan masyarakat yang cenderung berubah sesuai dengan kebutuhan dan
zaman menjadikan manusia selalu melakukan inovasi terhadap jaringan
transportasi. Sehingga, keberadaan transportasi dari masa ke masa mengalami
perubahan. Minat masyarakat yang cenderung untuk mengutamakan ketepatan
dan keefektifan transportasi menjadikan masyarakat beralih dari transportasi yang
sifatnya tradisional menuju yang lebih modern.
Transportasi dengan menggunakan tenaga hewan adalah contoh dari
transportasi yang keberadaannya berangsur-angsur ditinggalkan. Menurut Denys
Lombard, transportasi tenaga hewan telah ada di Jawa sebelum kedatangan
2 Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi: Karakteristik, Teori dan Kebijakan,
(Jakarta: Galia, 2003), hlm. 13.
2
3
kolonial adalah gerobak yang ditarik dengan sapi jantan. Alat transportasi tersebut
kemudian hari dikenal dengan cikar.3
Alat transportasi berupa cikar mempunyai peranan penting sebagai tenaga
pengangkutan barang hingga awal abad ke-20. Pada masa kolonial khususnya di
Surabaya, pada abad pertengahan ke-19 muncul transportasi baru yang disebut
sebagai dokar. Dokar muncul sebagai transportasi publik kota yaitu dimulai ketika
muncul desakan dari warga kota agar tersedianya suatu alat transportasi yang
berguna untuk menunjang aktivitas warga.
Pada pertengahan abad-19, di Surabaya baru terdapat beberapa jenis
transportasi dengan jumlah yang masih terbatas. Transportasi tersebut antara lain
berupa dokar, gerobak, kereta kuda dan angkutan sungai seperti perahu. Pada
masa tersebut kedudukan dokar menjadi sangat penting yang digunakan sebagai
alat transportasi utama karena pada masa tersebut belum banyak alat transportasi
lain yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat. Sehingga keberadaan Dokar
menjadi sangat penting dan tak dapat tergantikan pada awal abad ke-19. Ketika
pengangkutan barang mulai diupayakan melalui kereta api yang telah dibangun di
Hindia Belanda keberadaan dokar semakin menurun karena banyak yang beralih
kepada transportasi lainnya seperti angkutan truck. Truck menjadi pilihan
masyarakat daripada cikar atau dokar karena keberadaan truck sangat membantu
sekali
dalam
pengangkutan
barang-barang,
jika
dibandingkan
dengan
menggunakan dokar yang hanya bermodalkan tenaga hewan.
Alat transportasi truck menjadi lebih efisien karena memiliki kecepatan
yang tinggi dan dapat mengangkut jumlah barang yang lebih banyak. Sehingga
semenjak alat transportasi truck muncul di Surabaya, peranan truck sebagai
kendaraan angkutan barang menjadi penting. Oleh karena itu, untuk menunjang
kelancaran pengangkutan, pemerintah mulai banyak membangun jembatanjembatan dari beton agar dapat menahan beban berat.4
3 Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya Jilid 1, (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm.
135.
4 Handinoto, Arsitektur dan Kota-Kota di Pulau Jawa Pada Masa Kolonial. (Jakarta:
Graha Ilmu, 2010), hlm.98.
3
4
Keberadaan truck yang lama-kelamaan menggeser Dokar sebagai alat
transportasi utama pada masa tersebut menjadikan keberadaan Dokar menjadi
jarang digunakan lagi. Dokar merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh
hewan kuda dengan seorang pengendali yang disebut sebagai kusir. Keberadaan
Dokar yang muncul di masyarakat Surabaya disebabkan oleh beberapa faktor,
pertama adalah adanya respon dari membludaknya kebutuhan masyarakat kota
Surabaya terhadap sarana transportasi dimana pada waktu itu belum banyak
ketersediaan alat transportasi. Kedua adalah karena Dokar yang baru hadir
menawarkan hal yang lebih baik dalam kehidupan masyarakat dimana pada masa
tersebut masyarakat sangat kesulitan untuk memindahkan barang-barang nya dari
satu tempat menuju tempat lain.
Dokar yang terdapat di Surabaya sama seperti yang terdapat di kota-kota
lainnya. Karena pada jaman dahulu orang bepergian masih dengan berjalan kaki,
maka dari segi fungsi keberadaan dokar sangat menguntungkan bagi manusia.
Selain dapat mempermudah manusia dalam menjangkau tempat tujuan, alat
transportasi ini juga dapat digunakan untuk jasa pengangkutan barang-barang
manusia. Sehingga di Surabaya keberadaan dokar sangat membantu bagi manusia
terlebih lagi pada masa kolonial mobilisasi barang-barang yang diperlukan untuk
berdagang maupun kepentingan lainnya sangat tinggi.
Kuda yang digunakan sebagai sarana transportasi, sudah mengalami
perubahan bentuk. Jika kuda pada umumnya menggunakan tempat duduk berada
tepat diatas punggung kuda, maka kuda yang dibuat Dokar menyediakan tempat
yang lebih luas yaitu digunakan untuk penumpang (pelanggan) serta digunakan
untuk meletakkan barang-barang yang dibawa oleh pelanggan tersebut. Desain
Dokar yang memberikan ruang di belakang kuda difungsikan agar para
penumpang dapat mengangkut barang-barang bawaannya.
Ketika Dokar muncul di Surabaya, transportasi ini banyak digunakan oleh
saudagar kaya serta orang-orang kaya baik pribumi ataupun kolonial sebagai alat
transportasi. Kondisi tersebut memungkinkan Dokar mempunyai banyak
4
5
pelanggan dan mampu bertahan selama periode abad ke-20, bahkan masih dapat
bersaing khususnya dengan transportasi penarik sejenis hingga sekarang meskipun
mengalami perubahan orientasi.5 Perbedaan antara Dokar dan andong terletak
pada bentuknya, yaitu Dokar hanya mempunyai dua roda dan ditarik oleh satu
kuda saja sedangkan andong mempunyai roda empat yang bisa ditarik oleh satu
atau dua kuda dengan mempunyai empat roda.
Dokar dari masa ke masa mengalami perubahan karena disesuaikan
dengan perkembangan zaman serta pemerintahnya di masa tersebut. Pada masa
pemerintahan Jepang, di Surabaya terdapat alat transportasi baru yang merupakan
modifikasi dari dokar yaitu bus dokar. Kemunculan bus Dokar ini dikarenaka
kurangnya wahana transportasi yang terdapat di kota. Bus Dokar dibuat dengan
kendaraan bertenaga kuda namun Bus Dokar tersebut menggunakan dua dokar
dan dapat memuat penumpang hingga mencapai 14 orang sekali jalan. 6 Alat
transportasi Dokar di Surabaya pada masa kolonial menjadi sangat penting karena
menjadi satu-satunya alat transportasi yang dapat memudahkan manusia dalam
menjangkau tempat serta mengangkut barang-barangnya.
Daftar Pustaka
Handinoto. 2010. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa Pada Masa Kolonial.
5Edi Susilo, Transformasi Dokar di Surabaya (Surabaya: Departemen Ilmu Sejarah
Universitas Airlangga, 2013), hlm. 49.
6 Ibid. hlm. 46.
5
6
Jakarta: Graha Ilmu.
Kamaluddin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi: Karakteristik Teori dan
Kebijakan. Jakarta: Galia Press.
Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa Silang Budaya Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Skripsi:
Susilo Edi, 2013. Transformasi Dokar di Surabaya, Surabaya: Departemen Ilmu
Sejarah Universitas Airlangga.
Sumber Internet :
http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/start/23?q_theme_id=79a615f0-479d-4fc8b245-233b337bdd96&titel=oud-soerabaja
6