Islam di Tiongkok dan China Muslim di Ja

Islam di Tiongkok dan China Muslim di Jawa Pada Masa Pra-Kolonial

Belanda 1

S u m a n to Al Qu rtu by 2

Abs tra ct: Chin ese M uslim com m un ity play a role in the history of Islam i- zation in Java, so it should be raised "Theory of Chin a" in the history of the en try an d dev elopm en t of Islam in the region . So far, the discussion of Islam ization theory is alw ay s associated w ith the Middle East / Arab and India only - like pioneer of the theory of Arab/ M iddle East is Craw furd, Keijzer, N aim ann, de Hollander, in cluding som e Indonesia-M alay histo- rian s like Hasjm i, al-Attas, Ham ka, Djajadin in grat an d M ukti Ali. W hile adv ocates of the In dia theory am ong others are Pijn apel, H urgronje, M orison, Kern , W insted, Fatim i, Vlekke, Gonda and Srhrieke. Alm ost no historian s w ho argue explicitly that the Islam ization in Java com es from China. Though both "Theory of In dia" an d the M iddle East, especially Saudi

H adram aut aren ’t free of w eakn esses.

Ka ta Ku n ci: Jaw a, Chin a, Islam

Saya in gin m en gawali tulisan in i den gan m en gutip sebuah teks klasik Chin a dalam buku M in g Shi (“Sejarah Dinasti Min g”) dan Yin g-y ai Shen -lan m en gen ai m asyarakat Chin a yan g berm ukim di J awa, yakn i oran g-oran g dari Kan ton (Kwan gchou), Zhan gzhou (Chan g-chou), Quan zhou (Chuan - chou) dan kawasan Chin a Selatan yang telah m en in ggalkan Tion gkok dan m enetap di pelabuhan-pelabuhan pesisir sebelah tim ur terutam a Tuban, Gresik dan Surabaya. Men urut kedua teks in i, keban yakan dari oran g-oran g Chin a yan g m en diam i pesisir utara J awa Tim ur pada awal abad ke-15 tersebut berkehidupan san gat layak serta —dan in i yan g palin g m en arik— sebagian di an tara m ereka telah m em eluk agam a Islam dan taat beribadah (Mills, 1970 :93; Groen develdt, 1960 :49). Berikut kutipan teks Ying-y ai

1 Disampaikan dalam Pidato Kebudayaan di IAIN Walisongo Semarang, 28 Mei 2011 Memperingati Ulang Tahun ke 18 Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Justisia

Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.

2 Sumanto Al-Qurtuby, Alumnus Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Wali Songo Semarang dan meraih Master Theologi di UKSW Salatiga serta MA

di Eastern Mennonite University, Virginia, AS, dan kini Kandidat PhD di Bidang Antropologi Politik dan Agama, Boston University, Amerika Serikat. Menulis sejumlah buku, artikel dan esai di jurnal dan media massa.

Volume I, No. 2, July 2012 I69

Shen g-lan yang ditulis oleh seorang Chin a Muslim bernam a Ma Huan:

“In this country there are three kin ds of people: 1) the Moham - m edan s, who have com e from the west and have established them selves here, their dress an d food is clean and proper; 2) the Chinese, bein g all people from Can ton , Chan g-chou, Chuan -chou (the later two places situated in Fukien , n ot far from Am oy) who have run away an d settled here, what they eat an d use is also very fin e an d m an y of them have adopted the Moham m edan religion and observe its precepts; 3) the n atives, who are very ugly an d un couth, they go about with un com bed heads and n aked feet and believe devoutly in devils, theirs bein g one of the coun tries called devil-coun tries in Buddhist books. The food of these people is very dirty an d bad, its for in stan ce sn akes, an ts an d all other of in sects an d worm s, which are kept a m om en t before the fire an d than eaten ; the dog; then have in their houses eat an d sleep together with them , without bein g

disgusted at all”. 3 Kesaksian Ma H uan m en gen ai oran g-oran g Chin a dari Kan ton , Zuan gzhou

dan Quan zhou yan g telah m em eluk agam a Islam di atas sebetuln ya bukan lah hal an eh, m en gin gat daerah-daerah tersebut di Chin a sen diri m erupakan kan ton g-kan ton g um at Islam sebagai akibat persin ggun gan an tara Chin a den gan Arab. Lo H sian g Lin dalam studin ya “Islam in Canton in the Sung Period” m en yebutkan bahwa oran g Chin a telah m en gen al Islam sejak m asa- m asa palin g awal dari perkem ban gan agam a in i, yakn i abad ke-7 M. Chinese Annals dari Din asi Tan g (618 -960 ) juga m en catat adan ya pem u- kim an um at Islam di Kan ton , Zhan gzhouw, Quan zhou dan pesisir Chin a Selatan lain . Ada ban yak buku yan g telah m en gulas ten tan g sejarah perkem - ban gan Islam di Tion gkok in i. An tara lain : Islam in China (Broom hall Marshall, 190 5), M uslim in Chin a (C. Sell, 1913), H istory of the M uslim in China (Muham m ad Fu, 1930 ), The Spread of Islam in China (Ibrahim Tien Yin Ma, 1970 ). Adapun buku-buku yan g relatif baru tentan g perkem bangan China Muslim kon tem porer di Tion gkok dapat dibaca dalam beberapa karya

3 Terjemahan bebas teks ini adalah “Di negeri ini (maksudnya, Jawa) ada tiga golongan orang: 1)orang Muslim (huihui ren/”Mohammedan) yang berasal dari berbagai

negeri di Barat (catatan: kata “Barat” di sini mengacu pada kawasan India, Gujarat, Malabar, Benggala, dll) yang datang untuk berdagang, caraberpakaian, makanan dan segala sesuatunya sudah sangat pantas; 2) orang China (tangren) dari Guangdong (Kanton, Zhangzhou, Quangzhou (kedua tempat terakhir berada di Fukien, tidak jauh dari Amoy) sertatempat-tempat lain di China yang telah melarikan diri dan menetap memeluk agama Islam dan taat menjalankan aturan-aturan agama serta berpuasa; dan 3) orang pribumi, penampilannya buruk, tak beradat,mereka bepergian tanpa menyisir rambutnya dan tak beralas kaki, mereka juga menyembah setan/demit (teks Buddha menyebutnya sebagai “negara setan”), makanan mereka kotor dan buruk, mereka makan ular,semut dan serangga lain serta cacing/ulat tanpa dimasak terlebih dulu, mereka tidur dan makan bersama- anjing-anjingnya tanpa jijik sedikitpun”).

70 I Konfrontasi 70 I Konfrontasi

Men urut karya-karya di atas ditam bah den gan berbagai catatan resm i berba- gai din asti di Tion gkok, pem ukim an oran g-oran g Arab, Persia, dan Marocco sudah ada sejak Din asti Tan g di awal abad ke-7. Pada waktu itu kaisar m en yediakan area khusus un tuk para pedagan g asin g (term asuk oran g- oran g Arab) yan g disebut Fan Fan g. Pada m asa in ilah terjadi kon tak pertam a kali Tion gkok den gan m asyarakat Islam . Di m asa Din asti Tan g, khususn ya di era kekaisaran Tai Tsu (618 -626) dan Tai Tsung (627-649), kebudayaan, kesen ian dan sastra di Tion gkok m aju pesat. Karen a itu tidak heran jika Nabi Muham m ad pernah bersabda: “Tuntutlah ilm u sam pai ke negeri Chin a”. Khalifah Usm an bahkan pern ah m en gutus duta Islam yan g dipim pin Sa’ad Bin Abi Qaqqash un tuk m en jalin persahabatan dengan Dinasti Tang (konon dikabarkan Sa’ad in i m en in ggal di Tiongkok).

Ketika Din asti Son g berdiri di awal abad ke-10 (90 7-1276), hubungan den gan Islam Arab, Persia, dan Afrika Utara terus berlan jut bahkan sem akin intensif. Dilaporkan lebih dari 10 ,0 0 0 “keluarga asing” (term asuk m asya- rakat Muslim dari Tim ur Ten gah) m en diam i kawasan Fan Fan g yan g disediakan khusus un tuk “oran g-oran g asin g” in i. Kaum Muslim m en dapat m om en tum ketika Din asti Yuan berkuasa di Tion gkok (1277-1367). Din asti Yuan yan g didom in asi oleh kaum Mongol in i tidak percaya kepada etn is H an (etn is m ayoritas di Tion gkok), dan sebagai gan tin ya m em prom osikan oran g Muslim (juga Yahudi) dari Arab dan Tim ur Ten gah di posisi-posisi tin ggi, baik di pem erin tahan m aupun m iliter, gun a m en gon trol dan m en jaga kaum

H an . Oran g-oran g Muslim in i kem udian kawin -m awin den gan gadis-gadis lokal Chin a sehin gga sem akin ban yak jum lah m ereka pada m asa Yuan in i. Karena itu ada pepatah di Tiongkok: “In the Yuan Dyn asty, Muslim s were all over the un iverse” (i.e. Chin a). Pada m asa Yuan in i juga Daulah Abasiyah yan g berpusat di Baghdad ditaklukkan oleh ten tara H ulagu Khan . Oran g- oran g yan g Muslim Sem it yan g ditaklukkan itu kem udian dibawa ke Tion g- kok untuk dipekerjakan di pem erin tahan , perkapalan , kesen ian , dan kem i- literan .

Pun cak perkem ban gan Islam di Tion gkok terjadi pada m asa Din asti Min g (1368 -1643) sehin gga Din asti Min g in i serin g disebut sebagai “Islam ic regim e”. Sejarah Islam pada m asa Din asti Min g in i telah ditulis den gan baik oleh Profesor H ickm et Ma Min gdao: Talks on the M in g H istory . Tidak seperti Yuan dan din asti-din asti sebelum n ya, Din asti Min g in i didirikan oleh kelom pok etn is m in oritas H ui. Ada dugaan kuat kaisar pertam a Min g, Zhu

H on gwu, adalah Muslim . Tetapi ia m en yem bun yikan iden titas etn is dan aga-

Volume I, No. 2, July 2012

I 71 I 71

Dem ikian lah sejarah sin gkat eksisten si Islam di Tion gkok. Bukti historis yan g tidak terelakkan ten tan g eksisten si kaum Muslim di kawasan in i adalah adan ya dua buah m asjid kun o di Kan ton (yan g dim aksud adalah Masjid Kwan g Tah Se = “Masjid Berm en ara Megah” dan Chee Lin Se=“Masjid Bertan duk Satu”) yan g m en urut beberapa sejarawan m erupakan m asjid kedua tertua di dun ia setelah Masjid Nabawi yan g diban gun Muham m ad di Madin ah (Tien Yin g Ma, 1979; Israeli & J ohn s (ed.), 198 4; Broom hall, 190 5). Masjid Kwang Ta Se di Kan ton itu adalah m asjid pertam a yan g diban gun diluar kawasan Arab! Den gan dem ikian in form asi yan g m erupakan kesak- sian lan gsung Ma H uan m en gen ai kom un itas Muslim Chin a dari Kan ton , Zhan gzhou dan Quan zhou di pelabuhan-pelabuhan Gresik, Tuban dan Sura- baya pada awal abad ke-15 seperti disebutkan di awal paragraf ini adalah hal yan g wajar dan tidak m en gejutkan .

Sejarah Islam di Tion gkok m en galam i m asa-m asa suram ketika Din asti Min g dihan curkan oleh oran g-oran g Man churia yan g kem udian m en dirikan Di- n asti Qin g (1644-1911). Pada m asa in i terjadi pem ban taian besar-besaran terhadap um at Islam . Para kaisar juga m em aksa um at Islam un tuk kem bali ke ajaran leluhur Chin a: Kon fusian ism e. Sebagai akibatn ya ban yak oran g- oran g Islam yan g m elakukan kon versi atau pin dah agam a. Karen a keke- jam an rezim pula, m aka terjadi ban yak pem beron takan yan g dilakukan kaum Muslim pada sem asa Qin g in i. Kon flik baru m ereda setelah Dr. Sun Yat Sen pada tahun 1911 berhasil m elakukan revolusi m en ggulin gkan Din asti Qin g. Dr. Sun Yat Sen in i kem udian m en dirikan sebuah negara baru Tion g- kok di atas fon dasi dem okrasi m odern yan g m en ghidupkan kem bali kebe- basan beragam a. Ia juga m en yatukan lim a etn is utam a Tion gkok: H an , Man - cu, Mon gol, H ui, dan Tibet. Di bawah pem erin tahan n asion alis dem okratik, m ereka m enikm ati hak-hak dan kewajiban yan g sam a sebagai warga n egara.

Pem erin tahan Nasion alis Dem okratik in i berakhir pada tahun 1949 setelah Tion gkok dikuasai kaum kom un is. Setelah diduduki kom un is, pem erin tahan n asion alis in i kem udian m em in dahkan m arkasnya dari Nanjing ke Taipei (Taiwan ) sam pai sekaran g. Di bawah kekuasaan kom un is pim pin an Mao Tse Tun g, sem ua agam a dibum ihan guskan dan digan ti den gan ideologi m aterial- ism e. Baru setelah kom un is dipim pin oleh Den g Xiaopin g pada 1970 -an , agam a-agam a di Chin a bisa bern afas lega lagi.

Kin i data m en gen ai kom un itas Muslim di Tion gkok san gat bervariasi. Ada yan g m en yebut 65 juta (report dari San Diago State Un iversity); BBC m em - perkirakan an tara 20 -10 0 juta atau sekitar 7,5% dari total pen duduk Chin a.

72 I Konfrontasi

Tetapi m en urut statistik resm i pen duduk tahun 1936, terdapat sekitar 48 juta Muslim dan 42 ribu m asjid. Berdasarkan jum lah in i, PBB m en gesti- m asi pada tahun 20 0 9, pen duduk Muslim di Tion gkok m en capai sekitar 140 juta. J um lah in i jauh lebih besar dari pen duduk Muslim di Iran , Irak, Arab Saudi, Mesir dll. Men gin gat sejarah Islam yan g begitu awal tiba di Tingkok dan “hubun gan dagan g” (dan politik) an tara din asti-din asti Tion gkok dan J awa (dan Nusan tara), m aka bukan lah hal an eh jika m ereka ban yak berpe- ran dan m ewarn ai sejarah keislam an di Nusan tara.

Dalam setiap pem bicaraan m en gen ai apa yan g disebut “Islam isasi Nusan - tara,” para sejarawan (apalagi yan g awam ) selalu m erujuk pada Arab atau In dia sebagai n egara yan g berperan besar dalam m em perken alkan corak keislam an di n egeri ini. Pan dangan in i sudah lam a m en gakar dalam ben ak setiap Muslim . Karen a teori Arab atau In dia/ Gujarat in i diajarkan sejak Sekolah Dasar bahkan para guru n gaji di pon dok, m adrasah, m asjid selalu “m eritualkan ” pan dan gan in i. Ada yan g m en an ggapi den gan santai-san tai saja dan m en gan ggap han ya sebagai “hiburan sejarah” tetapi ada yan g m en an ggapi den gan serius bahkan sangat serius sam pai pada taraf m eyakin i teori Arab in i. Apalagi kelom pok “Islam puritan ” akan berusaha m ati-m atian m em bela teori Arab dalam proses islam isasi Nusan tara dan berusaha sekuat ten aga un tuk m enolak teori lain . Mereka berpandan gan , den gan m em perta- han kan teori Arab m aka dapat m en jaga wajah “oten tisitas keislam an ” (kem urn ian Islam ). Sebalikn ya, jika proses keislam an di Nusantara in i dila- kukan oran g-oran g selain Arab m aka akan dapat “m en odai” keislam an .

Bagi oran g-oran g puritan in i, dun ia Arab (oran gn ya, tradisin ya, kulturn ya, m akan an -m in um -ann ya dan seterusn ya) adalah segala-galan ya karen a Islam lahir dari sana. Mereka lupa, bahwa kesalehan bukan m on opoli ban gsa Arab, kejelekan bukan m onopoli ban gsa n on-Arab. Dunia Arab, selain m en am pil- kan wajah-wajah saleh juga m em un culkan wajah-wajah culas yan g bejat. Sebalikn ya, dun ia n on -Arab, selain m en am pakkan sisi-sisi gelap, di san a juga ada wajah kearifan yan g m en jadi cerm in keagungan sebuah peradaban . Islam , tidak akan berkuran g derajat kesahihan n ya m eskipun ada peran oran g-oran g Chin a di dalam n ya. Di sin i m ereka lupa bahwa keislam an Chin a lebih tua ketim ban g J awa. Oran g-oran g Chin a telah m en gen al Islam di saat m asyarakat J awa hidup dalam dun ia berhala dan klen ik. Tulisan in i ber- m aksud m elacak historisitas islam isasi Nusan tara, J awa khususn ya, m en - cakup agen sejarah islam isasi, pola dakwah dan bukti-bukti kesejarahan . Di belakan g n anti saya tun jukkan , pelacakan in i sam pai pada sebuah kesim - pulan bahwa ban yak agen yan g turut m ewarn ai keislam an J awa dan salah satu agen terbesar yan g turut m en yebarkan Islam di J awa in i adalah oran g-

Volume I, No. 2, July 2012

I 73 I 73

H am pir sem ua sejarawan m eyakin i bahwa proses islam isasi J awa terjadi pada ben tan gan abad ke-14 sam pai 16. Di J awa, ren tan gan abad in i m em an g san gat pen tin g sebab m asa-m asa in i m erupakan proses pen guatan basis- basis Islam . Islam tidak lagi tam pil sebagai “com m un ity ” yan g sporadis te- tapi sudah m en jadi “society ” yan g terstruktur den gan sistem yang cukup ba- ik dan rapi. Pada m asa in i juga terjadi ton ggak sejarah yan g pen tin g di J awa: Kerajaan Majapahit han cur un tuk kem udian berdiri kerajaan -kerajaan Islam (v orstendom m en ) di pesisir utara J awa yan g berpusat di Dem ak. Gam baran sosiologis J awa pada m asa itu term asuk pergolakan politik yan g terjadi di dalam n ya, secara m en arik dipaparkan Pram oedya An an ta Toer dalam Arus Balik: Sebuah Epos Pasca Kejay aan N usan tara di Aw al Abad ke-16. Dalam karya in i, Pram m en yebut beberapa tokoh Chin a Muslim pen tin g pada abad ke-16 yan g berperan besar dalam proses perkem ban gan Islam di J awa.

Di an tara m ereka adalah Liem Mo H an (Babah Liem ). Babah Liem in i tidak han ya m en gerahkan kekuatan Chin a un tuk m elawan Portugis tetapi juga diken al sebagai arsitek sejum lah m asjid kun o di J awa seperti Masjid Man ti- n gan di J epara. Babah Liem in i adalah seorang China Muslim , pem uka Nan Lun g (“Naga Selatan ”—sebuah organ isasi m asyarakat Chin a Ran tau yan g m em pertahan kan lem baga peradaban dan kebudayaan n egeri leluhurn ya) yan g san gat dihorm ati oleh m asyarakat Chin a di sepan jan g pan tai utara pulau J awa. Organ isasi Nan Lun g diben tuk setelah ekspedisi Chen g H o yan g m elegenda itu. Oleh Nan Lun g dan m asyarakat Chin a, ia dian gkat m en jadi pen ghubun g an tara Lao Sam (Lasem ) den gan Toa-lan g (Sem aran g), juga dian gkat m en jadi duta m asyarakat Chin a un tuk Dem ak. Liem Mo H an atau Babah Liem bukan lah satu-satun ya oran g Chin a Islam yan g m em egan g peran pen ting yan g diceritakan Pram , beberapa Chin a Muslim lain juga ia sebut seperti Coa Mie An dan Gouw En g Cu. Yan g belakan gan in i adalah ketua m asyarakat Chin a sekaligus sesepuhn ya di Lao Sam atau Lasem di awal abad ke-16.

Pram juga m en gajukan tesis m en arik, yakn i bahwa Sun an Kalijaga yan g selam a in i dipersepsikan sebagai an ak Adipati Tuban Arya Teja Tum en ggun g Wilwatikta, m en urutn ya adalah Putra Brawijaya, raja Majapahit yan g tersohor itu dari seoran g putri Chin a Muslim ah bern am a Retn a Suban ci, putri Babah Ba Ton g alias Tan Go H wat. En tah alasan apa Retn a Suban ci yang saat itu dalam keadaan ham il kem udian oleh Brawijaya diserahkan kepada Adipati Tuban . Dari sin ilah kem udian lahir seoran g putra bern am a J aka Seca yan g kelak m enjadi Raden Said atau Sun an Kalijaga. Oleh ibun ya,

74 I Konfrontasi 74 I Konfrontasi

Tidak jelas sum ber-sum ber yan g dipakai Pram un tuk m elakukan rekon - struksi sejarah in i. Karen a ia m em an g tidak m en yebutkan n ya. Tetapi papar- an n ya sungguh rasion al dan m eyakin kan dan sesuai den gan catatan -catatan asin g hasil pen gam atan lan gsun g m en gen ai m asyarakat Chin a yan g m en dia- m i di pesisir J awa. Baik pen gem bara portugis, Tom e Pires, Ma H uan dari Chin a m aupun Loedwicks dari Belan da sam a-sam a m en yaksikan eksisten si Chin a Islam di pesisir J awa in i. Yan g jelas, ten tan g in form asi gen ealogi Sun an Kalijaga in i, Pram tam pak berlawan an den gan in form asi historiogafi lokal J awa Ten gah terutam a Babad Tan ah Djaw i dan Serat Kan da, juga Tem bang Babad Dem ak. Dalam teks-teks in i, Sun an Kalijaga disebut sebagai an ak kan dun g Adipati Tuban , Arya Teja bukan an ak Brawijaya dari Putri Chin a yan g dititipkan kepada Arya Teja. Sebalikn ya, babadbabad m en ceritakan an ak Brawijaya dari Putri Chin a itu (m en urut n askah Serat Kan da bern am a Sio Ban Chi, putri seoran g Chin a Muslim yan g bern am a Syekh Ben ton g) bern am a J in Bun alias Raden Patah, Raja Dem ak pertam a. Oleh Brawijaya, Putri Chin a Muslim ah in i diserahkan kepada Arya Dam ar (bukan Arya Teja), raja m uda di Palem ban g. Di san alah Raden Patah yan g legen daris itu dilahirkan .

Pram bukan lah oran g pertam a yan g m en giden tifikasi ke-Chin aan Sun an Kalijaga. J auh sebelum n ya, sudah ada beberapa sejarawan dan ahli yan g berpen dapat bahwa Sun an Kalijaga yan g m en em pati posisi terhorm at dalam m asyarakat Islam J awa itu seoran g Chin a. Prof. Muljan a, sejarawan UI dalam buku klasikn ya yan g kem udian dibredel pem erin tah Orde Baru, R untuhny a Keradjaan H indu-Djaw a dan Tim buln y a N egara-N egara Islam di N usan tara berdasarkan teks “kron ik kelen ten g Sam pokon g” (oleh Graaf & Pigeaud, dua sejarawan gaek Belan da disebut Catatan Tahun an Melayu atau M alay Annals) juga m en gatakan bahwa Sun an Kalijaga adalah seoran g arsitek Masjid Dem ak yan g bern am a asli Gan Si Can g. Kem udian S. Wardi, sejarawan lokal dari Kota Wali Dem ak juga berpen dapat bahwa San g Sun an yan g m elegen da itu aslin ya bern am a Oei Sam Ik, putra Oei Tik To, Bupati Tuban . Selan jutn ya, Pan geran H adiwidjaya dalam suatu ceram ah ten tan g Sun an Kalijaga yan g diadakan Widya Pustaka di Kota Solo juga m en gem u- kakan pan dan gan bahwa kata Sahid (nam a lain Sunan Kalijaga) berasal dari kata Chin a, “Sa It” yan g berarti 3l (Sa/ Sam =3, It=1). Kata in i m erujuk pada usia ayahn ya saat m elahirkan San g Sun an yan g berusia 31 tahun . Pan geran

H adiwidjaya bahkan tidak han ya m en yebut Sun an Kalijaga yan g beriden titas

Volume I, No. 2, July 2012

I 75

Muslim Chin a, beberapa n am a lain yan g disin yalir seoran g Muslim Chin a juga disebutn ya seperti Ki Agen g Gribig yan g m enurutn ya bern am a Siauw Dji Bik, Ki Agen g Pen gging (H eng Pa H in g), Sun an Bon an g (Bo Bin g Nan g) dan Sultan Pajan g (Na Pao Tjin g).

Apakah Pram dan beberapa ahli di atas sedan g berfan tasi ketika m en giden - tifikasi “keChin aan ” sejum lah n am a beken dalam sejarah islam isasi J awa abad ke-15/ 16—abad di m an a agam a Islam sedan g berproses un tuk m en un - jukkan eksisten sin ya sebagai agam a baru? Pen dapat Pram , juga lain n ya, tidak bisa disalahkan 10 0 %, juga tidak bisa diben arkan 10 0 %. Sebab, sejarah bukan lah soal ben ar dan tidak ben ar tetapi soal rasion al dan tidak rasion al, m asuk akal dan tidak m asuk akal. Sejarah adalah sebuah in terpretasi atas peristiwa m asa lam pau. Karen a itu keben aran sejarah adalah relatif. Kita tidak bisa m en gklaim bahwa pen dapat Si A salah dan Si B ben ar. Terlepas dari sahih dan tidakn ya data yan g dipakai para ahli di atas, yan g jelas berbagai an alisis kesejarahan m en un jukkan bahwa oran g-oran g Chin a, pada kurun itu (abad ke-15/ 16), m em an g m em egan g peran cukup sign ifikan di ham pir segala bidan g: pertukan gan , pern iagaan / perdagan gan , pelayaran / n avigasi dan hal-hal yan g terkait den gan wilayah kepolitikan . Oran g-oran g Chin a yan g m en diam i J awa in i m erupakan im bas (side effect) dari hubungan J awa-Chin a yan g sudah diban gun sejak klasik.

Relasi J awa (teks Chin a: She-po, Zhaowa) den gan Chin a (Tion gkok), baik dalam pen gertian hubun gan diplom atik an tar-kedua n egara/ kerajaan m au- pun kon tak dagan g m em an g sudah berlan gsun g sejak klasikjauh sebelum Islam datan g ke kawasan ini(Wolters, 1967;Schrieke, 1960 ;Leur, 1955;Vlekke, 1943). H ubungan tersebut terus berlan jut saat Chin a dikuasai Din asti Min g (1368 -1644 M), sebuah rezim yan g m em beri apresiasi cukup besar terhadap kom un itas Muslim di san a. Saat itulah terjadi arus perhubun gan yan g cukup in ten sif J awa-Chin a. Buku M in g Shi (“Sejarah Din asti Min g”) di satu sisi dan kisah-kisah yan g disusun sewaktu pelayaran Chen g H o terutam a risalah Yin g-y ai Shen g-lan yan g ditulis Ma Huan (sekitar tahun 1416) di pihak lain m en un jukkan den gan jelas bahwa kegiatan dagang antara J awa den gan Chin a pada waktu itu (abad ke-15) m en in gkat, dan di J awa sen diri peran m asyarakat Chin a dalam bidan g pern iagaan dan m aritim sem akin lam a juga sem akin m en in gkat (Lom bard, II, 1996; Reid, 1992, 1999). Pada tingkat diplom asi, pada kurun abad ke-15 dan ke-16, hubun gan J awa den gan Chin a juga terlihat san gat baik. Kira-kira tahun 1410 , pem erin tahan Chin a (Din asti Min g)secara resm im em ihak J awa(baca, Majapahit) un tuk m elawan Malaka yan g m en un tut kedaulatan atas Palem ban g (teks Chin a: Kukan g) dan m en girim sepucuk surat yan g m engandun g keputusan itu kepada pen guasa Majapahit. Artin ya, keun ggulan J awa atas Sriwijaya disahkan / dilegalkan

76 I Konfrontasi 76 I Konfrontasi

Perlu diketahui bahwa eksisten si Chin a Islam pada abad ke-15/ 16 tersebut tidak han ya di J awa Tim ur saja seperti disaksikan Ma H uan (seperti saya sebutkan di awal paragraf in i), m elain kan ham pir m erata di sepan jan g pesisir utara (“Pan tura”) J awa. Pen gelan a Belan da, Loedewicks, yan g m e- n gunjun gi Ban ten pada abad ke-16 seperti dicatat Sutterheim dalam uraian kesarjan aan n ya ten tan g Keraton Majapahit, juga m en yaksikan eksisten si kom un itas Chin a Islam in i yan g dalam dokum en VOC disebut geschoren Chin eezen (oran g-oran g Chin a cukuran ). Kesaksian atas eksisten si Chin a Islam di J awa bahkan Asia Ten ggara pada bentan gan abad ke-15/ 16 juga diberikan Ibn u Batutta, pen gem bara asal Maghrib yan g pada perten gahan abad ke-15 berkelilin g dun ia m en elusuri daerah pesisir dari Arab sam pai Chin a dan Asia Ten ggara seperti tertuan g dalam buku R ihlah ibn Bathutah yan g diedit Thalal H arb.

In form asi yan g m erupakan hasil pen gam atan lan gsun g di atas ben ar-ben ar m en dukun g tradisi J awa m en gen ai awal m ula pen yebaran agam a Islam di J awa. Tradisi-tradisi yan g pada um um n ya tersim pan dalam babad-babad yan g disusun kem udian (zam an Mataram Islam ) m eskipun uraian n ya diseli- m uti pen uh m itos tetapi yan g dikem ukakan n ya ialah suasan a kosm opolitan yan g pada waktu itu terdapat di pelabuhan -pelabuhan pesisir dan m asya- rakat baru yan g sedan g terben tuk itu pada perkem ban gan berikutn ya m am pu m en desak dan m erun tuhkan kekuasaan agraris Majapahit di peda- lam an . Bahkan ada beberapa teks lokal yan g m en yebut secara eksplisit keberadaan Muslim Chin a pada awal perkem ban gan agam a Islam di J awa seperti ditun jukkan dalam Babad Tan ah Djaw i, Serat Kan danin g R in ggit Purw a, Carita (Sejarah) Lasem , Babad Cerbon, H ikay at Hasanuddin dan lain -lain . Men arikn ya, ham pir sem ua historiografi lokal J awa m en yebut Raden Patah, penguasa pertam a kerajaan Dem ak yang m erupakan kerajaan Islam pertam a di Pulau J awa ialah seoran g Muslim Chin a. Perbedaan n ya han ya terletak pada gen ealogi Raden Patah saja. J ika teks-teks lokal J awa Barat m en gaitkan asal-usul san g raja yan g legen daris itu den gan China Mon gol (Hikay at H asan uddin m en yebut m oyan gn ya bern am a Cek Ko Po dari Mun ggul sem en tara Sadjarah Ban ten m en yebutn ya Cu-Cu), m aka beberapa teks lokal J awa Ten gah seperti Babad Tan ah Djaw i, Serat Kan da atau Tem bang Babad Dem ak m en gaitkan n ya den gan Raja Majapahit Brawi- jaya yan g m en ikah den gan Putri China (sebagian riwayat m en yebut n am a putri Chin a in i Sio Ban Chi, putri Syekh Ben ton g atau Kyai Ban ton g yan g juga seoran g Muslim Chin a). J ika Raden Patah adalah seoran g Muslim Chin a, m aka Dem ak den gan sen dirinya m erupakan rezim Chin a. Raden

Volume I, No. 2, July 2012

I 77

Patah adalah seoran g raja yan g berobsesi m en jadikan Dem ak sebagai Negara Maritim Islam yan g tan gguh di J awa. Obsesin ya itu kan das setelah Tren g- gan a (teks M alay Ann als: Tun g Ka Lo) wafat tahun 1546 dalam sebuah per- tem puran m elawan Pan arukan yan g bersekon gkol den gan Portugis. Sem en - tara para pen ggan tin ya tidak m em iliki kualifikasi sebagai leader yan g cakap, bahkan antar-keturun an Raden Patah terlibat kon flik pan jan g dan berdarah- darah sam pai akhirn ya Sen apati (Sutawijaya) berhasil m en ghem paskan J aka Tin gkir dan m en dirikan im perium Mataram Islam di pedalam an J awa.

Selain babad, kesaksian pen gem bara asin g ten tan g eksisten si Chin a Islam di atas juga paralel den gan tradisi lisan yan g berkem ban g dalam m asyarakat J awa. Cerita tutur di berbagai daerah pesisir J awa m en yebutkan adan ya tokoh-tokoh Chin a Islam yan g berperan cukup besar dalam proses islam isasi di kawasan in i seperti kisah Cie Gwie Wan , “tan gan kan an ” Sultan H adlirin sekaligus peletak dasar tradisi sen i ukir di J epara yan g populer den gan sebutan Sunggin g Badar Duwun g karen a keahlian nya di bidan g sen i ukir (m akam n ya ada di kom pleks Astan a Sultan H adlirin , J epara). Bahkan m en urut teks lokal pesisiran , Serat Kandaning R inggit Purw a, m en yebut Sultan H adlirin (Suam i Ratu Kalin yam at) sen diri seoran g Chin a Muslim bern am a Win tan g. Sem ula ia seoran g pedagan g kaya yan g kapaln ya beran - takan akibat seran gan badai, sem en tara ia sen diri terdam par di tem pat yan g bern am a J ung Mara (kem udian m en jadi J epara). Kon on , pen gusaha Chin a bern am a Win tan g in i kem udian diislam kan Sun an Kudus m elalui guide yang juga seoran g Muslim Chin a bern am a Rakim dan digan ti n am an ya m en jadi

H adlirin (n am a in i artin ya “pen datan g”). Kem udian Kyai Telin gsin g (Tan Lin g Sin g/ The Ling Sin g) yan g m erupakan

(partn er dakwah Sun an Kudus atau J akfar Shadiq di Kudus. Oleh m asya- rakat Islam setem pat, Kyai Telingsin g in i tidak han ya dikeram atkan kubur- an n ya tetapi juga dilestarikan ajarann ya. Salah satu ajaran Mbah Sin g (sebutan Kyai Telin gsin g) yan g m asih hidup dalam tradisi m asyarakat setem pat adalah “solat sacolo saloho don go sam purn o” (m aksudnya, salat sebagai do’a yan g sem purn a). Tradisi m asyarakat Salatiga khususnya di daerah Kaliben in g m en gaitkan sejarah Islam isasin ya den gan tokoh Lie Ben g In g. Sem en tara, tradisi m asyarakat Cirebon m en yebutkan tokoh Tan Eng

H oat (bergelar Maulan a Ifdhil H an afi), Tan Sam Cai alias Muhan un ad Syafi’i (ahli m on eter di m asa awal Kesultan an Cirebon ), Kun g Sam Pak atau Muham m ad Murjan i (keturun an Kun g Wu Pin g, pen diri m ercusuar di dae- rah Sem bun g, Cirebon ) kem udian Tan H on g Tien Nio (populer den gan se- butan Putri On g Tien) yan g m enjadi istri Sun an Gun un g Djati, pelopor dan pen ggerak Islam di Cirebon dan wilayah J awa Barat. Bersam a san g Sun an , tokoh-tokoh Chin a m uslim itu bahu-m em bahu m en yebarkan Islam sekaligus m em perluas teritorial kesultan an Cirebon di sean tero J awa Barat.

78 I Konfrontasi

Cerita lisan Chin a Islam ini tidak tan ya di J awa saja tetapi juga Bali. Dalam tradisi lokal m asyarakat Islam Bali, salah satu an ggota Wali Tujuh (sem acam tradisi Walison go di J awa) adalah seoran g Muslim Chin a bern am a Syekh Abdul Qodir Muham m ad alias The Kwan Pao Lie. Makam n ya berada di desa Tem ukus (Labuan Aji), Kecam atan Banjar, Kabupaten Bulelen g, Sin garaja, Bali. Makam in i diken al den gan sebutan “Keram at Karan grupit” (Zen , 1998 : 46). Bahkan , Tan Yeok Seon g dalam uraian kesarjanaann ya tentan g Nyai Gede Pin atih m en yebutkan bahwa perem puan kuat dan saudagar kaya di Gresik in i yan g dalam tradisi lokal diken al sebagai ibu an gkat Sun an Giri adalah seorang China Muslim ah keturun an Shih Chin Chin g, seorang ov erlord (yang dipertuan besar) Chin a di Palem ban g yan g bern am a Shih Ta Nian g Tzi Pi Na Ti. Nam a Pin atih adalah v erbastering (perubahan kata) dari teks Chin a Pi Na Ti (Seong, 1963:399-40 8 ). Nyai Gede Pin atih in ilah yan g m em -back up dan a buat kejayaan Giri Kedaton (kerajaan Giri).

Sejarawan Belan da yan g sepan jan g hayatn ya didedikasikan un tuk m en ulis historisitas J awa, De Graaf, juga berpen dapat bahwa Sun an Giri (Raden Paku), m eskipun bukan Chin a tapi ban yak m em pekerjakan oran g-oran g Chin a sebagai pegawai sipil dan m iliter un tuk m en gelola kerajaan n ya, Istan a Giri (Giri Kedaton ). Dalam risalahn ya, Soerabaja in de X VII eeuaw van Kon in krijk tot R egen tschap (“Surabaya dalam abad ke-17 dari Kerajaan sam pai Kabupaten ”), Graaf juga m en catat .ada sekitar 40 Chin a Muslim yan g dipekerjakan Sun an Dalem (Prabu Satm ata), pen guasa kedua Giri Kedaton . Babad Tan ah Djaw i (ed. Balai Pustaka, IX, 67/ 68 ) juga m en ceri- takan ten tang para pen gikut Giri saat berperan g m elawan Pangeran Pekik dari Surabaya (m en an tu Sultan Agun g) terdiri atas kecuali para m odin , san tri, ketib dan pen ghulu juga diikuti sekitar 20 0 ten tara China Muslim . Bahkan , m en urut sebagian riwayat yan g diakui kesahihan n ya, pan glim a peran g Giri terakhir saat berperan g m elawan Mataram adalah seoran g Chin a Muslim yan g bern am a En drasen a. Ia adalah an ak pun gut Pan em bahan Kawistuwa atau Mas Wetan , pen ggan ti Sun an Prapen . Tokoh in i sam pai sekaran g m asih diken al dalam lem baran sejarah Tan ah J awa (Budim an , 1979:23).

Patut diketahui bahwa eksisten si Chin a Islam pada awal perkem ban gan agam a Islam di J awa in i tidak han ya ditun jukkan oleh kesaksian-kesaksian para pen gem bara asin g, sum ber-sum ber Chin a, teks lokal J awa m aupun tradisi lisan saja m elain kan juga dibuktikan den gan berbagai pen in ggalan kepurbakalaan Islam di J awa yan g m en gisyaratkan adan ya pen garuh Chin a yan g cukup kuat sehin gga m en im bulkan dugaan bahwa pada ben tan gan abad ke-15/ 16 telah terjalin apa yan g disebut Sin o Jav an ese M uslim Culture—sebuah akulturasi kebudayaan Chin a, Islam , J awa. Ukiran padas di

Volume I, No. 2, July 2012

I 79 I 79

Kelenteng Nyai Ron ggen g di An col (juga disebut Kelen ten g Bahtera Bhakti yan g terletak kira-kira 25 m eter dari Sirkuit An col) dihubun g-hubun gkan den gan seoran g Muslim Chin a yan g m en jadi juru m asak Chen g Ho (diken al den gan Sam Po Swie Soe). Kisahn ya, pada waktu Chen g Ho ekspedisi ke Sun da Kelapa (n am a J akarta tem po doeloe), san g juru m asak in i kem udian jatuh cin ta den gan pen ari ron ggen g setem pat yan g bern am a Sitiwati. Karen a sudah saling “jatuh cin tron g”, akhirnya, keduanya m enikah sam pai m en in ggal dan dikuburkan di kom pleks kelenten g bersam a m ertuan ya yan g bern am a Said Areli. Cerita lisan in i dirilis ulan g oleh Lee Khoon Choy dalam In don esia Betw een M y th an d Reality . Dua sejarawan Peran cis, Den n ys Lom bard dan Claudin e Salm on (198 5:17) yang pern ah m en eliti kelenten g- kelen ten g di J akarta m en duga pem ban gun an Kelen ten g An col dalam ben - tukn ya yan g cukup m egah sekaran g in i baru terjadi sekitar abad ke-18 , sebelum n ya kon struksi ban gun an n ya m asih sederhan a. Dalam Kelen ten g Mbah Ratu di Surabaya (terletak di kawasan kum uh tidak jauh dari Pelabuhan Tan jun g Perak) terdapat sebuah pusara yan g ham pir selalu ada kem ban g, kem en yan , tasbih dan al-Qur’an . Sem en tara dalam Kelen ten g Gedun g Batu di Sim on gan , Sem aran g, ada beberapa m akam keram at Chin a Muslim , an tara lain On g Kin g H on g atau Wan g Ching-H un g, karib Chen g Ho yan g oleh Am en Budim an dian ggap sebagai tokoh sejarah dari legen da Kyai Dam poawan g. Selain itu juga terdapat m akam Kyai dan Nyai Tum pen g yan g oleh m asyarakat Chin a setem pat dian ggap sebagai juru m asak Chen g H o

80 I Konfrontasi 80 I Konfrontasi

Cerita m isterius seputar kelen ten g in i juga terdapat di Cirebon , tepatn ya m en gen ai Kelenten g Talang. Dalam tradisi m asyarakat setem pat, kelen ten g in i m ulan ya kon on diban gun oleh Tan Sam Cai alias Muham m ad Syafi’i alias Tum en ggun g Arya Dipa Wiracula (m en teri keuan gan di zam an Kesultan an awal Cirebon ). In dikasi bahwa kelenteng ini sem ula m erupakan m asjid m enurut Tan Tjie Tek, penjaga kelenten g, an tara lain arah kelen ten g yan g m en ghadap kiblat, adan ya sum ur dan padasan (tem pat berwudlu), tulisan kaligrafi bergaya Chin a, m im bar khotbah serta tem pat pen gim am an yan g m en jorok ke dalam . Tem pat in i kem udian dialihfun gsikan un tuk periba- datan um at Kon g H u Cu (baca, berubah fun gsi m enjadi kelen ten g) oleh seorang China kaya raya Cirebon bern am a Mayor Tan Tjie Kie (18 53-1920 ) yan g saat itu m en jabat ketua Perhim pun an Kon g J u Kwan berdasarkan surat Gouvern ur H in dia Belan da Besluit tan ggal 22/ 7/ 18 98 No.3. Akhirn ya, dibuatlah m eja altar Kon ghucu sekitar tahun 1960 -an oleh Kho Sin Soan .

Beberapa kelen teng kun o kon troversial di atas san gat m un gkin sem ula m erupakan m asjid (dalam bentukn ya yan g sederhan a) yan g diban gun oleh para m igran Chin a Muslim yan g datan g ke J awa. Mereka m em ilih m en etap di J awa, tidak pulan g kem bali ke n egerin ya den gan alasan terten tu seperti m en jalan kan bisn is, wisata, keam anan politik sam pai m otivasi un tuk m en yebarkan agam a Islam . Kem un gkin an besar, kom un itas Chin a Islam awal yan g m en diam i pesisir utara Pulau J awa di atas ialah para pedagan g bebas atau m ungkin pelarian politik akibat iklim sosial politik yan g kuran g kon dusif di n egeri Chin a. Berbagai an alisis kesejarahan m en un jukkan di n egeri Tion gkok in i telah terjadi beberapa kali peristiwa politik yan g m en ye- babkan pen gun gsian besar-besaran kom un itas Chin a di sepan jan g pesisir Asia Ten ggara term asuk J awa. Di an tara peristiwa politik dim aksud ialah saat terjadi pem beron takan oran g-oran g Islam di Kan ton dan basis-basis Islam di Chin a lain pada sekitar abad ke-8 M. Upaya “m akar” in i kem udian digem pur Huan g Chou yan g m em porakporan dakan Kan ton dan kawasan Islam lain di Chin a (Lo H sian g Lin , 1967). Peristiwa politik selanjutn ya yan g m en yebabkan terjadin ya arus m igrasi dalam jum lah besar ialah ketika kaisar

Volume I, No. 2, July 2012 I81 Volume I, No. 2, July 2012 I81

Selain dua peristiwa politik besar tersebut, kem ungkinan lain adanya m asya- rakat Chin a Islam di J awa sebelum abad ke-17 ialah saat terjadi ekspan si politik Chin a-Mon gol ke J awa tepatn ya Sin gasari pada akhir abad ke-13 (kata sebagian sejarawan tahun 1292). Ekspedisi politik yan g terdiri atas

20 .0 0 0 ten tara Chin a-Mon gol in i awaln ya dim aksudkan sebagai aksi balas den dam kepada Kertan egara pada akhirn ya gagal total setelah m ereka berhasil dikelabui Raden Wijaya yan g kem udian m en dirikan Majapahit. Pen gkaitan Chin a Islam di J awa den gan sisa-sisa ten tara Chin a-Mon gol yan g berhasil lolos dari gem puran Wijaya in i bukan tan pa alasan . Sebab, seperti ditun jukkan dalam studi J itsuo Kuwabara bahwa beberapa elite Muslim m em egan g peran cukup sign ifikan pada m asa kekuasaan Din asti Yuan (Mon gol) di Chin a. Para elite Muslim in i berhasil m em pen garuhi beberapa kebijakan Chin a-Mon gol un tuk m elakukan ekspan si teritorial ke J epan g, Korea, Cam pa dan J awa (Kuwabara, 1928 ). Bahkan , seperti ditulis beberapa sejarawan , wakil pan glim a peran g rezim Chin a-Mon gol ialah seorang Muslim yan g bern am a Alaudin Musafari (Ma, 1979; Khan , 1967). Dari sin i m en im bulkan dugaan kuat bahwa sebagian ten tara Chin a-Mon gol yan g turut serta dalam ekspan si tersebut ialah oran g-oran g Chin a Muslim . Dugaan in i sem akin kuat setelah m elihat pada dekade berikutn ya di pesisir utara J awa berm un culan tradisi ten tan g Chin a Islam yan g dikaitkan den gan n egeri “Mun ggul” (m aksudn ya, Mon gol).

Selan jutn ya, peristiwa politik bersejarah dan yan g palin g m on um en tal ialah saat terjadi ekspedisi Chen g H o di m asa pem erin tahan Yun g Lo dari Din asti Min g yan g m elibatkan ribuan oran g-oran g Chin a yan g sebagian besar di an taran ya oran g-oran g Islam . Beberapa petin ggi ekspedisi selain tokoh legen daris Chen g H o, yakn i Ma Huan , H asan , Wan g Chin ghun g, Kun g Wu Pin g, Fei H sin dan lain -lain juga seorang Muslim yan g diken al taat beragam a (Zhi, 1996; Budim an , 1978 ). Ekspedisi sejak awal abad ke-15 itu tercatat tiga kali m en gun jun gi J awa, dan setiap m isi m uhibahnya selalu m en in ggalkan jejak historis yan g m en gagum kan . Ekspedisi yan g dipim pin bahariwan besar Chen g H o ini tidak sekadar berm uatan politik dan ekon om i tetapi juga m en yim pan “hidden agenda” berupa Islam isasi. H al in i terbukti den gan pen em patan para kon sul dan duta kelilin g Muslim Chin a di setiap daerah yan g dikun jun gin ya (Parlin dun gan , 1964; Muljan a, 1968 ). Dim un gkin kan ,

82 I Konfrontasi 82 I Konfrontasi

Para im igran Chin a di atas yan g sebagian besar laki-laki in i kem udian m en g- adakan perkawin an den gan perem puan lokal baik den gan perem puan ban g- sawan keraton m aupun rakyat biasa seperti yan g terjadi pada seoran g Chin a Muslim yan g kem udian dalam tradisi setem pat diken al den gan “Babah Chi- n a” yan g kawin den gan pen ari ron ggeng di daerah Sun da Kelapa. Dari inte- raksi lewat perkawin an silan g in i, kem udian m un cul istilah Chin a Peran akan sebagai im ban gan dari Chin a Totok. Migran Chin a yan g sebagian besar laki- laki in i disebabkan perem puan pada saat itu tidak boleh bepergian jauh apa- lagi ke m an can egara baik karen a adat setem pat m aupun laran gan dari Kai- sar Chin a. Istilah “n yon ya Chin a” yan g m un cul di J awa pada abad perte- n gahan sebetuln ya m engacu kepada perem puan pribum i yan g dikawin de- n gan laki-laki Chin a. Dan kata “n yon ya” sen diri berasal dari kata H okkian , n io’a atau n iow a yang berarti “perem puan ” (Liem Tien J oe, 1933). Tradisi kawin silan g Chin a-J awa yan g begitu m aklum di m asa pra-kolon ial itulah yan g m en yebabkan dulu oran g J awa m erasa ban gga m en yatakan dirin ya sebagai keturun an Chin a.

Ban yak yan g m em beri kesaksian atas pen egasan iden titas keChin aan oran g J awa in i yan g diberikan para pen gam at awal seperti Diogo de Couto, Edm un Scott, William Methold, Schouten atau Abbe de Rayn al (Lom bard, II, 1996). Pen gem bara tersohor Portugis, Tom e Pires juga tidak bisa m en yem bun yikan fakta harm oni orang J awa terhadap Chin a. Bahkan , kata Pires, ada beberapa pen guasa Chin a yan g den gan sukarela m en girim salah seoran g an ak perem - puan n ya kepada seoran g vasal J awa un tuk din ikahi, diirin gi sejum lah besar pen gikut dan sebuah kapal pen uh kepen g (Cortesao, I, 1944:179). Tradisi kawin silan g Chin a-J awa in i terus berlan jut saat kolon ialism e Belan da datan g. Lom bard dan Salm on dalam tulisan n ya, Islam an d Chinesen ess telah m en un jukkan den gan baik beberapa Chin a Muslim peran akan m asa kolon ial di J awa. Fakta sejarah dem ikian bukan lah hal an eh apabila ban yak para kyai yang sebetuln ya m em pun yai leluhur Chin a. Abdurrahm an Wahid dalam beberapa kali kesem patan juga serin g m en ga- takan bahwa dirin ya

Volume I, No. 2, July 2012 I83 Volume I, No. 2, July 2012 I83

Dari paparan sin gkat di atas kiran ya cukup beralasan jika dikatakan bahwa kom un itas Muslim China turut m em ain kan peran dalam proses sejarah Islam isasi di J awa sehin gga patut dim un culkan “Teori Chin a” dalam sejarah m asuk dan berkem ban gn ya Islam di kawasan in i. Sejauh ini, pem bicaraan tentang teori Islam isasi selalu dikaitkan den gan Tim ur Ten gah/ Arab dan In dia saja —sebuah teori yan g sudah m en jadi klasik dan klise. Pelopor teori Arab/ Tim ur Ten gah ialah Crawfurd, Keijzer, Naim ann , de Hollan der, term a- suk beberapa sejarawan In don esia-Melayu seperti H asjm i, al-Attas, H AM- KA, Djajadin in grat dan Mukti Ali. Sem en tara pen yokon g teori India an tara lain ialah Pijn apel, H urgron je, Morison , Kern , Win sted, Fatim i, Vlekke, Gon da dan Srhrieke (Drewes, 198 5; Azra, 1999). J adi ham pir dipas- tikan tidak ada sejarawan yan g berpen dapat secara eksplisit bahwa Islam isasi Nusan tara dan J awa khususn ya yan g m enjadi fokus tulisan ini berasal dari Chin a. Padahal baik “Teori In dia” m aupun Tim ur Ten gah khususn ya Arab

H adram aut tidak luput dari kelem ahan . Pem bela Teori In dia han ya didasarkan pada sejum lah argum en yan g sifatn ya

hipotetik, m isaln ya kon struksi m asjid klasik den gan atap susun seperti ben tuk m eru pada ban gunan beribadah oran g H indu. In i m en un jukkan ada pen garuh In dia pada kebudayaan Islam . Teori Arab H adram aut lebih lem ah lagi. Van den Berg dalam studin ya, Le Hadhram out Et. Les Colonies Arabes Dans L’Archipel In dien (“H adram ut dan Kolon i Arab di Nusan tara”) m en yatakan bahwa para sayyid dan syarif dan oran g-oran g Arab H adram aut lainn ya baru m en un jukkan eksisten sinya di J awa pada tahun -tahun terakhir abad ke-18 padahal keislam an berproses di J awa sejak abad ke-15/ 16. Oran g-oran g Arab in i m ulai m en etap di J awa setelah tahun 18 20 . Kem udian sejak tahun 18 70 arus m igrasi oran g-oran g Arah ke Nusan tara bertam bah ban yak setelah m en ggun akan tekn ologi pelayaran kapal uap (Berg, 198 9: 67-

78 ). Ban din gkan an alisis Berg in i dengan fakta sejarah kom unitas China Islam yan g sudah m en diam i pesisir J awa sebelum abad ke-15.

Karen a itu, sejarah Islam isasi J awa m esti direkon struksi. J an gan han ya karen a faktor politik dan ideologi, kon tribusi Chin a Islam diten ggelam kan dalam lim bo sejarah. Arus Balik adalah sebuah “saksi bisu” yan g m en gisah- kan ten tan g arus Chin a (terutam a Chin a Islam ) di J awa sejak awal abad ke-

16 yan g tidak bisa dilem par begitu saja. Buku in i m en ceritakan soal kege-

84 I Konfrontasi 84 I Konfrontasi

Pram tidak sedan g berfan tasi—m eskipun karyan ya ditulis dalam ben tuk fiksi—ketika m en guran gi oran g-oran g Chin a yan g berperan besar dalam sejarah islam isasi J awa abad ke-15/ 16. Berbagai an alisis kesejarahan m e- n unjukkan den gan jelas bahwa di J awa, pada kurun waktu, oran g-oran g Chi- n a m em ang m em egan g peran an cukup sign ifikan di bidan g perniagaan , pe- layaran / n avigasi dan hal-hal lain yan g terkait den gan wilayah kepolitikan. Dan kita tahu, Dem ak yan g pada waktu itu m em egan g hegem oni teritorial J awa dikuasai oran g-oran g Chin a yan g berobsesi m en dirikan Negara Mari- tim Islam yan g tan gguh di sean tero Nusan tara. Itulah sebabn ya, ketika ge- rom bolan Portugis, n egara yan g juga m em pun yai reputasi di bidan g pen - jelajahan di awal abad ke-16 (tepat tahun 1511) berhasil m erebut Malaka yan g m erupakan pusat tran saksi bisn is in tern asion al yan g bergen gsi saat itu, oran g-oran g Chin a in i geram , dan akhirnya m ereka berkolaborasi den gan rezim Dem ak dan J epara dan Tuban un tuk m en gusir Portugis dari Malaka— m eskipun gagal. Dalam episode pertem puran yan g heroik itu tidak han ya oran g Chin a Islam saja yan g terlibat di dalam n ya tetapi juga oran g-oran g Chin a n on -Islam .

Obsesi rezim Islam Dem ak yan g dikuasai oran g-oran g Chin a un tuk m en - dirikan kerajaan berbasis m aritim yan g tan gguh itu pada akhirn ya beran - takan setelah Tren ggan a tewas tahun 1546 dalam sebuah pertem puran m ela- wan Pan arukan yang bersekon gkol dengan Portugis. Problem in i bertahan ruwet ketiga para keturun an Raden Patah justru terlibat konflik internal kerajaan hin gga m em buat bergeser ke pedalam an , m un dur ke desa-desa di kaki-kaki pegun un gan . Mun dur, m un dur terus sam pai ke pedalam an . Proses pem un duran in i bukan han ya dalam pen gertian geografis tetapi lebih-lebih lagi m un dur ke pedalam an diri sen diri, ke pedalam an n uran i, dan ken a-

Volume I, No. 2, July 2012 I85 Volume I, No. 2, July 2012 I85

Pada saat J awa sedan g dirun dun g duka dan pertikaian in tern al yan g m erun - cin g itu, Belan da datan g dan lan gsun g m em baca situasi. Persekutuan J awa- Chin a dipan dan g dapat m en gan cam n iatan m ereka un tuk m en guasai n egeri rem pah-rem pah in i. Maka politik pun dim ain kan , dan m eletuskan tragedi Chinezenm oord (“pem ban taian oran g-oran g China”) di Batavia tahun 1740 — peristiwa yan g m en gan tarkan lebih dari 10 .0 0 0 n yawa oran g Chin a m ela- yan g. Tragis. Sejak itu, oran g-oran g Chin a di “keran gken g” dalam sebuah gheto-gheto yan g kem udian diken al den gan pecin an. Mereka terisolasi dari publik ram ai. Sepi-sun yi. Putuslah hubun gan harm on i J awa-Chin a. Pada saat yan g bersam aan , rezim Chin a pun bergan ti. Oran g-oran g asin g dari Man churia m en guasai dataran Tion gkok sejak 1644. Mereka adalah ban gsa yan g tidak bersim pati sam a sekali den gan Islam karen a dian ggap sebagai bian g keladi ron tokn ya kekaisaran Min g. Peran g terbuka pun tidak bisa terelakkan . Oran g-oran g Chin a Islam kem udian m en jadi sasaran am uk ban gsa Man chu yan g sedan g kalap. Mereka yan g berada di peran tauan segera dititahkan pulan g, jun g-jung pun dibakar habis.

Seirin g den gan itu didatan gkan gelom ban g baru im igran China yan g ber- haluan Kon fusian is. Maka, gen ap sudah pen deritaan oran g-oran g Chin a ran - tau yan g sebagian besar beragam a Islam . Sem en tara di J awa, kon flik an ti Chin a terus berkecam uk. Di Kudus sekitar tahun 1916 kem bali terjadi huru- hara an ti Chin a seolah m en gin gatkan tragedi 1740 . Dan pun cakn ya, ketika rezim yan g m en am akan diri Orde Baru m em proklam irkan Chin a sebagai “otak” PKI yan g kem udian diikuti den gan pem bun uhan , pem - ban taian dan pem usn ahan yan g berkaitan den gan Chin a. Segala produksi kebudayaan yan g berkaitan den gan Chin a dileburkan term asuk karya-karya in telektual yan g m en gulas historisitas Chin a den gan berbagai kon tribusin ya. Buku Prof. Muljan a, R un tuhn ja Keradjaan Hin du-Djaw a dan Tim buln ja N egara- n egara Islam di N usan tara yan g m en gulas historisitas Chin a Islam di J awa diberedel den gan Keputusan Djaksa Agun g No. Kep. 0 43/ DA/ 1971. Pem bun uhan fisik dan n on fisik atas kom un itas Chin a in i m en yebabkan citra m ereka tetap bopen g di m ata rakyat. Ujun gn ya, setiap pen gun gkapan yan g berusaha m en yuguhkan sisi-sisi teran g m ereka ditutup rapat. Digem bok. Sejarah Chin a Islam di J awa adalah bagian dari sisi teran g yan g sudah sekian lam a “dim um ikan” oleh san g rezim . Fakta historis Chin a Islam dian ggap bukan fakta m elain kan pem bualan sejarah.

San g rezim tan pa ken al letih terus m enerus m en ghem buskan arom a borok-

86 I Konfrontasi 86 I Konfrontasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24