CSR dalam Perspektif Pancasila. docx

Corporate Social Responbility Dalam
Perspeftif Pancasila

Ali Akbar Anggara
C0D014023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I : PENDAHULUAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin 708 Purwokerto 53122
Telp (0281) 635292 Fax (0281) 631802
www.unsoed.ac.id

1.1 Latar Belakang...................................................................................................2
2.1 Rumusan Masalah..............................................................................................2
3.1 Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
1.2 Pengertian Corporate Social Responbility (CSR)..............................................3
2.2 Bentuk-Bentuk Corporate Social Responbility (CSR).......................................5
3.2 Peran dan Fungsi Corporate Social Responbility (CSR)...................................8

4.2 Contoh Pelaksanaan Program Corporate Social Responbility
(CSR) di Indonesia............................................................................................8
5.2 Corporate Social Responbility Dalam Perspektif Pancasila............................13
BAB III : PENUTUP
1.3 Kesimpulan......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

Halaman1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Corporate Sosial Responbility (CSR) atau tanggung jawab sosial korporasi

sudah mulai menjadi ujung tombak strategi perusahaan sebagai media untuk
mempertahankan keberlanjutan perusahaan. Media ini dapat dikatakan sangat
mampu mendobrak rasa simpati orang-orang yang dapat dikatakan menerima
CSR tersebut. Hal ini memang telah sewajarnya dilakukan oleh perusahaan,

karena ada dampak baik maupun buruk yang di timbulkan oleh perusahaan.
Konsep CSR (Corporate Social Responbility) memang memiliki makna
yang cukup luas. Salah satunya adalah niat baik perusahaan untuk berkontribusi
dalam lingkungannya. Sehingga sedikit banyak dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Disisi lain pun CSR ini mampu meningkatkan kesan harmonis antara
perusahaan dan karyawannya sehingga mampu mendongkrak simpati dan
loyalitas karyawannya.
Kalla (2006) juga menyebutkan bahwa ide ini (sustainability development)
membuat pelaku bisnis suka tidak suka, mau tidak mau harus harus memahami
bahwa sebuah perusahaan bukan hanya mesin keuntungan kapitalis. Sebuah
perusahaan adalah ‘organisme’ dalam kehidupan bermasyarakat yang mengemban
tugas lainnya secara paralel dan simultan. Menjadi bagian ‘biologis’ dalam
lingkungan yang lebih besar.1
2.1

Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud CSR (Corporate Social Responbility).


2.

Apa saja bentuk-bentuk CSR (Corporate Social Responbility).

1 M.Jusuf Kalla,Politisi dan Pebisnis, Economics Business Accounting

Review (EBAR), Edisi III/September-Desember 2006, hal 5 – 8.

Halaman2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

3.

Apa fungsi dan peran CSR (Corporate Social Responbility) bagi
masyarakat.

4.

CSR (Corporate Social Responbility) menurut perspektif pancasila.


5.

Contoh pelaksanaan CSR (Corporate Social Responbility) di Indonesia.

3.1
1.

Tujuan Penulisan
Agar pembaca memahami berkenaan dengan CSR (Corporate Social
Responbility)

2.

Agar CSR (Corporate Social Responbility) ini semakin banyak
dilaksanakan

oleh

perusahaan


agar

lebih

berkontribusi

terhadap

lingkungan sekitar.

BAB II
PEMBAHASAN
1.2

Pengertian Corporate Social Responbility (CSR)
Menurut konsep signal theory menyatakan bahwa perusahaan memberikan

sinyal-sinyal kepada pihak luar perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan. Selain informasi keuangan yang diwajibkan perusahaan juga
melakukan


pengungkapan

yang

sifatnya

sukarela.

Salah

satu

dari

pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahan adalah pengungkapan
CSR pada laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan CSR ini merupakan
sebuah sinyal positif yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak luar
perusahaan yang nantinya akan direspon oleh stakeholder dan shareholder
melalui


perubahan

harga

saham

perusahaan

dan

perubahan

laba

perusahaan.2Corporate Social Resposibility adalah mekanisme bagi suatu
perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
2Dwi Martani, Makna CSR, Sejarah dan Perkembangannya, EBAR, 2006, hal 113.

Halaman3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


lingkungan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder,
yang melebihi tanggungjawab sosial di bidang hukum3.Pendapat Friedman
dalam Suharto (2008) menyatakan bahwa tujuan utama korporasi adalah
memperoleh profit semata semakin ditinggalkan. Sebaliknya konsep triple
bottom line (profit, planet, people) yang digagas oleh John Elkington makin
masuk ke dalam mainstream etika bisnis.4 Defenisi CSR menurut Edi Suharto,
adalah “kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya
(profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan
(planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan
profesional”.Defenisi CSR menurut Ismail Solihin, adalah “salah satu dari
bentuk

tanggung

jawab

perusahaan

terhadap


pemangku

kepentingan

(stakeholders)”.5 MenurutGunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama CSR
belum mendefenisikan CSR dengan pendapat sendiri, tetapi dalam buku
tersebut mendefenisikan CSR merujuk kepada isi Pasal 1 Butir 3 UUPT,
dimanabahwa TJSL merupakan suatu kewajiban.Sehubungan dengan itu, 3
(tiga) defenisi CSR sebagai berikut:


Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan
hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut dalam peraturan perundangundangan.



Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan


3 Ali Darwin, Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di
Indonesia, EBAR, 2006, hal 113.

4Suharto, Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Refika Aditama, Bandung, 2008, hal
106.

5 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, Memperkuat CSR, CV. Alfabeta, Bandung,
2009, hal. 105.

Halaman4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat
yang lebih luas, dan


Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan
tersebut, berikut komunitas setempat (local) dan masyarakat secara
keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.6


Jadi dapat disimpulkan bahwa CSR (Corporate Social responbility) adalah
suatu konsep atau cara suatu perusahaan untuk mengeratkan hubungan dengan
orang di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan untuk mencapai suatu
keharmonisan.
2.2

Bentuk-bentuk Corporate Social Responbility (CSR)

Tanggung Jawab sosial perusahaan menurut Weiss dapat berupa:
1.

Pemeliharaan sumber daya masyarakat;

2.

Perusahaan harus bekerja sebagai sistem yang terbuka dua arah dengan
penerimaan masukan secara terbuka dari masyarakat dan memaparkan
operasinya kepada publik;

3.

Perusahaan harus mengkalkulasikan biaya sosial dan manfaat dari
suatu aktivitas, produk, atau jasa yang dan mempertimbangkannya
secara cermat agar dapat diputuskan kegiatan tersebut dapat
dilanjutkan atau tidak;

4.

Memperhitungkan biaya-biaya sosial dari setiap aktivitas, produk, atau
jasa ke dalam harga sehingga konsumen membayar atas dampak
konsumsinya terhadap masyarakat;

5.

Perusahaan melibatkan diri dalam aktivitas sosial, sesuai dengan
kompetensinya dimana terdapat kebutuhan sosial yang penting.

6Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Resiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR,
hal 46.

Halaman5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Berdasarkan bentuk tanggung jawab sosial yang dikemukakan Weiss dapat
diketahui bahwa pemeliharaan sumber daya masyarakat adalah hal penting
pertama yang dilakukan oleh perusahaan dalam program CSR-nya,
perusahaan harus transparan dalam menerima masukan dari masyarakat dan
memaparkan

operasinya,

memperhitungkan

biaya

sosial

dan

menambahkannya ke dalam harga yang akan dibeli konsumen (hal ini
dilakukan agar konsumen membayar lebih untuk membayar dampak
pembuatan barang yang dikonsumsinya terhadap masyarakat).7
Archie B. Carroll dalam bukunya Business and Society: Ethics and
Stakeholder management8 menyebutkan ada empat prinsip dasar CSR9 yaitu
:
1. Economic Responsibilities;
2. Legal Responsibilities;
3. Ethical Responsibilities;
4. Philantropic Responsibilities.
Bentuk-bentuk CSR seperti yang telah disebutkan di atas dapat dilakukan
perusahaan, namun sedikitnya ada empat model atau pola tanggung jawab
sosial yang umumnya diterapkan di Indonesia199:
1.

Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program tanggung
jawab social secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri
kegiatan social atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya
menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary
atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat

7 Hendrik Budi Untung, loc. cit. halm. 10-11.

8 Yulius P. Hermawan, Asas-Asas peraturan Yang Baik:Gagasan PemPembentukan Pentukan
Undang-Undang Berkelanjutan, (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hlm.226.

9 Terdapat kelemahan dalam prinsip dasar CSR oleh Archie B. Caroll karena dia masih
menempatkan economic responsibilities perusahaan sebagai salah satu bentuk CSR, apabila
economic responsibilities dimasukkan sebagai salah satu bentuk CSR (padahal hal tesebut
merupakan motif ekonomi pendirian perusahaankepada pemegang saham/share holder) maka
program CSR hanya dijadkan sebagai komoditi oleh perusahaan.

Halaman6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

public relation.
2.

Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Mendirikan
yayasan seperti di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan
adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaanperusahaan di
negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin
atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan
yayasan, seperti Sampoerna Fundation, Bakti Djarum, yayasan Dharma
Bhakti Astra dan lain-lain.

3.

Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung
jawab sosial melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non
pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegitan sosialnya, seperti
Dompet Dhuafa, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) dan
dengan lain-lainnya.

4.

Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang
bersifat “hibah pembangunan“. Pihak konsorsium atau lembaga semacam
itu yang dipercayai oleh perusahaanperusahaan yang secara pro aktif
mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga opersional dan kemudian
mengembangkan progam yang disepakati bersama. Sebagai standar terbaru
dari Corporate Social Responsibility (CSR) ISO 26000 memberikan 7
dasar tanggung jawab sosial yang harus dilakukan suatu organisasi yaitu :
1.

organizational governance;

2.

human rights;

3.

labour practices;

4.

the environment;

5.

fair operating practices;

6.

consumer issues; and

Halaman7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

7.

3.2

community involvement and development.10

Peran dan Fungsi Corporate Social Responbility (CSR)
Program CSR (Corporate Social Responbility) ini ikut mengambil
bagian di dalam kesuksesan suatu perusahaan. Bagaimana tidak, karena
dari program ini kita dapat mengeratkan keharmonisan, menambah simpati
dan keuntungan-keuntungan lainnya yang mungkin kita tidak langsung
merasakannya dari penerima program CSR ini seperti ke pegawai
perusahaan, masyarakat sekitar, organisasi atau instansi tertentu.
Menurut The World Business Council for Sustainable
Development(WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggung
jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk
memberikankontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui
kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga
mereka,

komunitas

setempat

maupun

masyarakat

umum

untuk

meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi
bisnis sendiri maupun untukpembangunan.Pertanggungjawaban sosial
perusahaan diungkapkan di dalam laporanyang disebut Sustainability
Reporting. Sustainability Reporting adalahpelaporan mengenai kebijakan
ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dankinerja organisasi dan
produknya di dalam konteks pembangunanberkelanjutan (sustainable
development). Sustainability Reporting meliputipelaporan mengenai
4.2

ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadapkinerja organisasi.11
Contoh Pelaksanaan Program Corporate Social Responbility (CSR) di
Indonesia
Maraknya pelaksanaan CSR dari hampir seluruh sektor industri di
Indonesia (terlepas dari pemaknaan dan kegiatannya mulai dari yang

10 Zam Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana Dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta: Piramedia, 2004), hlm. 60.
11Alfia, http://alfia08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/peranan-csr-dalam-pengembanganmasyarakat/diakses tgl 30 September 2014, pkl 20.00.

Halaman8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

mungkin hanya bersifat filantropi sampai kepada yang pelaksanaan CSR
yang mendekati hakekatnya), merupakan suatu kegiatan positif yang perlu
dihargai dan diapresiasi dengan baik. Tetapi belum banyak perusahaan
yang telah mengungkapkan kegiatan CSR mereka dalam Laporan Tahunan
dan hanya beberapa perusahaan saja yang membuat Laporan CSR secara
tersendiri, terpisah dari Laporan Tahunnan-nya. Berikut disarikan beberapa
contoh perusahaan di Indonesia yang telah melaksanakan dan melaporkan
kegiatan CSR perusahaan mereka, baik yang bersifat wajib (mandatory)
maupun yang bersifat sukarela (voluntary).


PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever). Walaupun pelaksanaan dan
pelaporan kegiatan CSR ini bersifat voluntary bagi Unilever, tetapi
perusahaan telah melaporkan kegiatan CSR mereka dalam Sustainability
Report, secara terpisah dari Laporan Tahunan-nya sejak tahun 2006.
Setelah tumbuh sejak tahun 1933 bersama bangsa Indonesia, Unilever
sudah menghasilkan 100 produk di pabrik Cikarang dan Rungkut, mulai
dari shampo dan teh, sampai sabun cuci dan margarin. Produk Unilever
dapat ditemukan di seluruh Nusantara, di berbagai outlet, mulai dari
warung hingga jaringan supermarket besar. Karena itu, dampak operasi
Unilever terasa di seluruh nusantara. Dengan pengaruh besar ini, Unilever
merasa memanggul tanggung jawab yang besar pula. Unilever telah
memahami dinamika ekonomi, masyarakat dan lingkungan Indonesia,
sehingga mereka yakin bahwa keberhasilan mereka saling berkaitan
dengan kekuatan Indonesia. Setiap hari, Unilever berupaya menciptakan
solusi yang saling menguntungkan seperti penghematan energi untuk
mengurangi emisi dan biaya produksi, meningkatkan kapasitas pemasok
dan pelanggan mereka; serta membangun reputasi terbaik brand Unilever
dengan berbagai program sosial dan lingkungan untuk mengatasi
permasalahan Indonesia dengan cara inovatif. Pada tahun 2000, kami
membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli dengan tujuan menjadi
“perwujudan utama tanggung jawab sosial perusahaan Unilever”.

Halaman9 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Pendirian yayasan ini adalah langkah nyata untuk menuju pertumbuhan
bersama dengan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
Unilever berupaya untuk berbagi sumber daya dalam upaya pencapaian
kualitas hidup yang lebih baik. Misi Unilever adalah memberdayakan
potensi masyarakat, memberikan nilai tambah, memperkuat sinergi dan
menjadi katalisator yang menginspirasi pengembangan kemitraan.
Unilever

terus

mengembangkan

reputasi

perusahaan

dengan

mempromosikan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pembangunan
lingkungan, masyarakat dan pertumbuhan dunia usaha. Setiap inisiatif
CSR Unilever dibangun dengan pemikiran dasar yang komprehensif.
Unilever selalu berupaya dari hal kecil untuk menjaga efektivitas
pengembangan inisiatif perusahaan mereka. Setelah itu, mereka segera
mereplikasi atau mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai, agar
dampak sosial inisiatif yang bersangkutan menjadi lebih besar. Unilever
secara aktif mencari masukan, usulan dan komentar dari para stakeholder,
terutama dari kalangan masyarakat yang menjadi sasaran. Hasilnya adalah
kontribusi perusahaan yang lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.
Yayasan ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan
inisiatif masyarakat. Yayasan juga memberi peluang untuk saling berbagi
pengetahuan antar program dan inisiatif, yang dikembangkan oleh
berbagai brand Unilever di berbagai daerah. Dengan selalu mengupayakan
berbagi sumber daya, Unilever dapat memberikan kontribusi yang lebih
besar kepada masyarakat. Dalam Sustainability Report-nya, Unilever
menjadikan 3 (tiga) inisiatif utama dalam kegiatan CSR mereka yaitu
Kesehatan dan Kebersihan, Program Lingkungan dan Perekonomian
Lokal. Sedangkan kinerja dan kepatuhan pelaksanaan CSR tersebut
dikelompokkan ke dalam 6 (enam) kelompok besar yaitu Konsumen,
Pelanggan, Pemasok, Karyawan, Pabrik dan Masyarakat. Dan PT SGS
Indonesia – Systems and Services Certification, yang ditunjuk Unilever
untuk memberikan jaminan yang tidak berpihak atas Sustainability Report
2006 mereka, telah memberikan opini bahwa semua informasi dan data
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

0

yang terdapat pada Sustainability Report 2006 disampaikan secara akurat,
reliable dan memberikan gambaran yang seimbang dan sesuai dengan
aktivitas Unilever yang terkait dengan sustainability di tahun 2006.


Contoh perusahaan lainnya yang telah melaksanakan kegiatan CSR dan
juga telah melaporkan kegitan tersebut sebagai bagian dari Laporan
Tahunan perusahaan adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Tanggung
jawab sosial perusahaan terus dilakukan oleh BMI melalui mitra yang
dipercayakan untuk menjalankan kegiatan CSR atas nama Bank
Muamalat, yaitu Baitulmaal Muamalat (BMM), yang telah beroperasi
sejak tahun 1997 sebagai yayasan amal nirlaba. Dalam rangka
memperkuat kerjasama strategis dengan BMM sebagai mitra dalam
menerapkan berbagai program CSR, BMI senantiasa meningkatkan jumlah
dana amal serta memperluas jangkauan program untuk mencapai basis
populasi yang lebih luas. Selama satu dasawarsa, BMM terus tumbuh dan
mendapat kepercayaan serta dukungan dari masyarakat luas sebagai suatu
organisasi amal nirlaba yang memiliki akuntabilitas serta dapat
diandalkan. Di lain pihak, kemitraan dengan BMI juga memungkinkan
BMM untuk memperluas jangkauannya lebih jauh lagi, dengan
memanfaatkan semua infrastruktur BMI yang tersedia. Pelaksanaan CSR
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tujuan usaha BMIuntuk
mengujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur sejalan dengan
prinsip-prinsip dasar perekonomian syariah. Pada tahun 2007, BMI
mengalokasikan dana sebesar Rp 4 miliar untuk keperluan kegiatan amal
BMM dalam kerangka kegiatan CSR, juga sebagai bagian dari tata kelola
perusahaan yang baik. Program CSR BMI ini masih diarahkan kepada
pembinaan serta dukungan yang diberikan dalam rangka memberdayakan
usaha mikro dan pengusaha kecil. Program Komunitas Usaha Mikro
Muamalat berbasis Mesjid (KUM3) yang diselenggarakan BMI bersama
BMM terus tumbuh dan mendapat kepercayaan para peserta program.
Melalui KUM3, anggaran sosial perseroan baik berupa zakat maupun dana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

1

sosial lainnya mampu terdistribusi secara langsung dan tepat sasaran.
KUM3 mampu menumbuhkan komunitas usaha mikro yang menganut dan
taat kepada azas syariah. Visi dakwah yang dominan dalam program ini
sekurang-kurangnya telah membangun kesadaran beragama para peserta.
Hal itu terlihat dari tumbuhnya kebiasaan peserta menghadiri majelis
taklim dan melaksanakan amalan sunnah. Sejak diluncurkan tahun 1999,
program KUM3 ini telah menggalang lebih dari 1.029 peserta dari
kalangan pengusaha kecil dan mikro. Mereka tersebar di 60 jaringan
masjid di Indonesia dan didampingi oleh 54 konsultan (tenaga
pendamping), hingga akhir tahun 2007. Dana ZIS masyarakat yang
terakumulasi hingga akhir tahun 2007 mencapai Rp 12 miliar, meningkat
dari Rp 40,6 miliar pada tahun 2006. Dengan mengandalkan sebagian
besar sumber pendanaannya dari zakat maal, dana BMM mampu mencapai
tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun yang melebihi 50%. Hal ini
menjadi bukti pengakuan masyarakat terhadap akuntabilitas BMM dalam
mengemban amanah. Dan sejak tahun 2006, Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah mempercayakan pengelolaan dana bergulir bagi Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) kepada BMM. Hingga akhir tahun
2007, portofolio dana pemerintah yang dikelola BMM melalui BMI
mencapai Rp 135,3 miliar. Lembaga internasional setingkat Islamic Relief
pun telah menggandeng BMM sebagai mitranya di Indonesia untuk
menggarap LKMS di berbagai provinsi. Kepeloporan dalam menangani
bencana di tanah air juga semakin menguatkan eksistensi BMM.
Sepanjang tahun 2007, bersama dengan BMI, BMM telah menyalurkan
dana kemanusiaan sebesar Rp 9,6 milliar yang terdistribusi ke beberapa
wilayah di Indonesia yang mengalami bencana alam. BMM pun
memperoleh kepercayaan dari Islamic Development Bank (IDB) untuk
mengelola sekolah dan program beasiswa bagi 600 anak yatim korban
Tsunami Aceh. Sampai tahun 2007, sesuai rencana, program beasiswa ini
telah ditingkatkan menjadi 1.600 siswa. Dari uraian di atas juga terlihat
bahwa sebagian besar kegiatan CSR yang dilakukan BMI melalui mitra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

2

kerjanya BMM, telah mengarah dan menekankan kepada program yang
bersifat

berkelanjutan

(sustainability),

terutama

terkait

dengan

pertumbuhan dan penguatan ekomoni rakyat.12

5.2

Corporate Social Responbility (CSR) dalam Perspektif Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sebagai nilai fundamental negara. Nilai-nilai Pancasila

sebagai dasar filsfat Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari
segala sumber hukum dalam Negara Indonesia. Sehingga secara objektif merupakan
suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang
meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia.
Dalam hal ini CSR dapat dikatakan telah sesuai dengan watak masyarakat
Indonesia yang terangkum dalam nilai-nilai pancasila. Dengan kata lain perseroan
terbatas yang menerapkan program CSR ini sama saja ia telah menerapkan nilai-nilai
pancasila. Yang mana cerminan nilai didalam sila sebagai berikut :
1.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ketuhanan yang maha esa ini meliputi dan menjiwai keempat sila yang
lainnya. Terkandung nilai bahwa Negara yang Indonesia adalah pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya, segala
hal yang berkaitan dengan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
bahkan moral Negara. Moral penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintah
Negara, hokum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan dan hak
asasi

warga

Negara

harus

dijiwai

oleh

nilai-nilai

Ketuhanan.

Nilai ketuhanan merupakan nilsi tertinggi dan bersifat mutlak. Kebebasan
manusia harus diletakkan dalam kerangka kedudukan manusia sebagai makhluk
Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada tempat bagi paham ateisme. Demikian juga
kebebasan akal manusia juga harus diletakkan di bawah nilai Ketuhanan,
sehingga tidak ada tempat bagi kritik atas dasar akal terhadap nilai keTuhanan
Yang Maha Esa.
2.

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

12 Zahara dan Eliyanora, Menggagas Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Salah
Satu Mata Rantai Pembangunan Indonesia, 2014, hal. 5-10

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

3

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara, HAM, menjunjung
tinggi harkat dari matrabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena
itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan
tempatnya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia. Terutama hak-hak
kodrat manusia sebagai hak dasar (Hak Asasi) harus dijamin dalam peraturan
perundangan Negara. Kemanusia yang Adil dan Beradab mengandung suatu nilai
kesadaran moral dan tinggah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi
nurani manusia dalam hubungan dengan nilai dan norma kebudayaan pada
umumnya, baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap
lingkungannya. Nilai kemanusaiaan yang beradab adalah perwujudan nilai
kemanusiaan sebagai makhluk yang beragama, bermoral dan berbudaya.
Demikianlah kemudian berikutnya nilai-nilai tersebut harus dijabarkan dalam
segala aspek kehidupan.
3.

Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila Persatu Indonesia terkandung nilai, Negara adalah merupakan
persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk Negara ;
Suku, Ras, Kelompok, golongan maupun agama. Perbedaan diantaranya
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan cirri khas masingmasing elemen. Konsekuensinya Negara adalah beranekaragam tetapi satu,
mengikatkan diri dalam satu perasatuan yang dilukisan dalam suatu semboyan :
“Bhineka Tunggal Ika”. Negara memberikan kebebasan atas individu golongan,
suku, ras, maupun agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam
kehidupan bersama yang bersifat integral

4.

Sila

Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan / Perwakilan
Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak
harus dilakukan dalam kehidupan bernegara. Nilai-nilai demokrasi yang
terkandung dalam sila keempat :
a.

adanya perbedaan yang harus disertai tanggungjawab baik terhadap
masyarakat maupun secara moralterhadap Tuhan Ynag Maha Esa.

b.

menjunjung tinggi harkat dan martabat

c.

menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuaan hidup bersama

d.

mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, suku maupun agama, karena
perbedaan adalah bawaan kodrat manusia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

4

e.

mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku maupun agama

f.

mengarahkan perbedaan dalam suatu kerjasama kemanusiaan yang adil dan
beradab. Menjunjung tinggi azas musyawarah

g.

mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social agar
tercapainya tujuan bersama seterusnya nilai-nilai tersebut dikongkritkan
dalam kehidupan bersama yaitu, kehidupan kenegaraan baik menyangkut
aspek moralitas kenegaraan, aspek politik, aspek hukum dan perundangan

5.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan
dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga sampai keempat. Dalam sila tersebut
terkandung niali yang merupakn jutuan Negara sebagai tujuan dalam hidup
bersama. Maka nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
adalah keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan.
Yaitu, keadilan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan Negara serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Sehingga untuk mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

haruslah tercapai sebuah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan. Yang didasari oleh adanya persatuan Indonesia.
Persatuan tersebut didasari oleh kemanusiaan yang adil dan beradab yang menjadi
dasar segala pelaksanaanya adalah keyakinan terhadap ketuhanan Yang Maha Esa.
Disinilah perwujudan manusia sebagai makhluk social yang religious dalam etika
kehidupan berbangsa.13
Maka landasan inilah yang harus digunakan oleh perseroan terbatas dalam
pelaksanaan CSR ini. Semua sila harus di implementasikan dalam perancangan dan
pelaksanaan program CSR. Karena sebagaimana watak bangsa Indonesia yang
terkandung di dalam nilai pancasila ini sangat luar biasa. Nilai ketuhanan segala
aturan norma agama akan menjadi batasan program ini karena nilai inilah yang akan
mengontrol jalannya program ini. Semua harus dilakukan semata-mata untuk
memenuhi kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan yang mana tuhan sendiri
13 Tuti Alawiyah,PENDIDIKAN PANCASILA,2013,hal 14-16.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

5

menyuruh manusia utuk saring tolong menolong. Serta rasa persamaan kodrat dalam
sila kedua ini akan timbul bukan atas dasar diskriminasi atau merendahkan orang lain
dalam melakukan program ini. Semua itu indah apabila kita melakukannya dengan
niat yang benar bukan semata-mata hanya untuk menutupi keburukan yang timbul
akibat perusahaan terebut melainkan terdorongnnya hati nurani untuk melakukan hal
itu maka akan timbulah jiwa yang mengikat dalam persatuan Indonesia.

BAB III
PENUTUP
1.3

Kesimpulan
CSR adalah program yang dilakukan sebuah perusahaan. Program
ini akan berhasil apabila dilakukan atas dasar nilai-nilai yang terkandung
di dalam pancasila dan dorongan hati nurani untuk berkontribusi dalam
lingkungan sekitar. Ketika suatu hal dilakukan atas dasar nilai yang baik
dan niat yang tulus makan akan menimbulkan suatu persatuan yang kokoh
dan jika program ini berjalan dengan semestinya maka hampir setiap
permasalahan yang ada di dalam lingkungan sedikit banyak akan
terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

6

Adam, Muh.Zaldy ,September 2014, Corporate Social Responsibility (Csr) Atau
Tanggang Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan
Di

Sekitar

Perusahaan,

jurnal.

volume

1,No.1,

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/3810
Alawiyah, Tuti. 2013. Pendidikan Pancasila . Yogyakarta.
Darwin, Ali. 2006. Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan Pengungkapan
CSR bagi Perusahaan di Indonesia. Jakarta : Salemba.
Hermawan, Yulius P. 2007. Asas-Asas peraturan Yang Baik:Gagasan
PemPembentukan Pentukan Undang-Undang Berkelanjutan. Jakarta:
Rajawali Press.
http://karyatulisilmiah.com/makalah-pengertian-csr-corporate-socialresponsibility/ (Dikutip 05/10/2014)
Kalla, M. Jusuf. 2006. Politisi dan Pebisnis, Economics Business Accounting
Review (EBAR), Edisi III/September-Desember 2006, hal 5 – 8.
Saidi, Zam dan Hamid Abidin. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana Dan
Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia.
Suharto, Edi. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: CV. Alfabeta.
Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Resiko Hukum & Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta : Forum Sahabat.
Zahara dan Eliyanora. 2014. Menggagas Corporate Social Responbility(Csr)
Sebagai

Salah

Satu

Mata

Rantai

Pembangunan

Indonesia.

http://akuntabilitasuinjkt.wordpress.com/2014/07/30/menggagas-corporatesocial-responsibility-csr-sebagai-salah-satu-mata-rantai-pembangunanindonesia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Halaman1

7