PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG ARTIKEL

  

PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP

  

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

ARTIKEL

SRI HARTATI, S. Pd.

  

NPM: 1110018512008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

  

2015

  

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

PENGARUH METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG ¹ ¹ ¹

  

Sri Hartati , Yetty Morelent , Hasnul Fikri

¹Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  , E-mail: Srihartati_sma5@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

  The purpose of this study was observe the effect of Contextual Teaching And Learning method (CTL) and the ability of description writing skills of student grade X SMA Negeri 5 Padang. The theories used were proposed by Tarigan (2008) and Nurgiyantoro (2010) who discussed about writing, Semi (2009) about descriptive text writing, and Rusman (2011) about contextual teaching and learning. This research is a quantitative research using experimental approaches. The population is class X SMA Negeri Padang 5 registered in the academic year 2013/2014. Classes are selected to be sampled is X.6 class to class and class experiment X.2 to control class. Sampling was done randomly in class to determine the number of samples according to the study, amounting to a total of 32 people. Data collection techniques deskriprif paragraph writing skills test. Data were analyzed using the t testThe results of the study illustrate that first there is the influence of the use of learning methods contectual teaching and learning compared to conventional learning methods of students of SMAN 5 Padang with 0.05 significance level with degrees of freedom n-2 (32-2 = 30), because the test results prove that t> t table. There are differences in the second paragraph of descriptive writing skills using the high group Contectual Teaching and Learning methods compared with the high group was taught by conventional methods with a significance 0:05 with degrees of freedom n-2 (32-2 = 30). Thus, Ho is rejected H1 accepted because the test results prove that t> t table, there are differences in the third paragraph of descriptive writing skills lower group using Contextual Teaching and Learning in comparison with the low group was taught by conventional methods class X SMA Negeri 5 Champaign 0.05 significance level with degrees of freedom n-2 (32-2 = 30). Thus, Ho is rejected H1 accepted because the test results prove bsahwa t> t table. Based on the results of this study concluded that the use of contextual teaching and learning approach affect the descriptive paragraph writing skills class X SMA Negeri 5 Padang, there is no interaction prior knowledge of students in writing skills writing descriptive paragraphs before and after using Contextual Teaching and Learning

  .

  Keywords: CTL method, Ability of Writing Description

  

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh metode Contextual

  

Teaching And Learning (CTL) dan kemampuan awal terhadap keterampilan

  menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang. Teori yang dijadikan acuan untuk menganalisis keterampilan menulis adalah teori Tarigan (2008), Nurgiantoro(2010), sedangkan Semi(2009) menulis deskripsi, sementara Rusman (2011)Pendekatan CTL .Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Kelas yang terpilih menjadi sampel yaitu kelas X.6 untuk kelas eksperimen dan kelas X.2 untuk kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada kelas untuk menentukan jumlah sampel sesuai dengan penelitian yang berjumlah sebanyak 32 orang. Teknik pengumpulan data tes keterampilan menulis paragraf deskriprif. Teknik analisis data menggunakan uji t Hasil penelitian menggambarkan bahwa; pertama terdapat pengaruh pengunaan metode pembelajaran contectual teaching and learning dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional dengan taraf signifikansi 0.05,dk dengan derajat kebebasan n-2 (32-2= 30), karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung 6,8888 lebih besar dari t table 2080 . Kedua, terdapat perbedaan kemampuan awal menulis paragraf deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa SMA Negeri 5 Padang dengan taraf signifikansi 0.05 dengan derajat kebebasan n-2 (32- 2= 30). Dengan demikian, H o ditolak H

  1 diterima karena hasil pengujian

  membuktikan bahwa t hitung 2,088lebih besar dari t tabel 1,667. Ketiga, terdapat perbedaan keterampilan menulis paragraf deskriptif kelompok tinggi menggunakan metode contextual teaching and learning dibandingkan dengan kelompok tinggi yang diajarkan dengan metode konvensional siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang dengan taraf signifikansi 0.05 dengan derajat kebebasan n- 2 (32-2= 30). Dengan demikian, H o ditolak H

  1 diterima karena hasil pengujian

  membuktikan bahwa t 5,976 lebih besar t

  hitung table1, 1677. Keempat, terdapat perbedaan

keterampilan menulis paragaraf deskriptif kelompok rendah menggunakan metode contextual teaching and

learning dibandingkan dengan kelompok rendah yang diajarkan dengan metode konvensional siswa kelas x

SMA Negeri 5 pAdang dengan taraf signifikansi 0,005 dengan derajad kebebasan n-2(32-2=30). Dengan

demikian, Ho ditolak H1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung 11,66 lebih besar dari

7. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan

  t table 1,67

  metode contextual teaching and learning berpengaruh terhadap keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang, tidak terdapat interaksi kemampuan awal siswa dalam menulis keterampilan menulis paragraf deskriptif sebelum dan sesudah menggunakan metode Contextual Teaching and

  Learning

Kata Kunci: Metode CTL, Keterampilan Menulis, Karangan Deskriptif

1. PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

  Pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting untuk dunia pendidikan. Hal ini bertujuan agar pembelajaran bahasa Indonesia bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk berbahasa dengan baik dan terampil. Dalam belajar bahasa Indonesia, terdapat empat aspek yang diajarkan kepada siswa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir, berbahasa dan berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan empat aspek keterampilan tersebut (Given, 2007:17).

  Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki seseorang selain menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis menduduki posisi paling akhir dalam pembelajaran keterampilan berbahasa dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Walaupun demikian, menulis memiliki fungsi dan peranan yang tidak kalah penting dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa lainnya. Melalui keterampilan menulis, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung, yaitu dengan bahasa tulis dalam bentuk simbol- simbol tertulis. Selain itu, seseorang juga dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan serta pengetahuan yang dimiliki. Ide (gagasan) bisa timbul dengan sendirinya dan bisa juga timbul karena membaca, baik itu membaca novel, cerpen, puisi, artikel, majalah, koran, dan lain sebagainya. Ide juga bisa muncul dengan melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap suatu pokok permasalahan atau suatu peristiwa. Hal itu akan melahirkan suatu pemikiran yang baru untuk ditulis (Tarigan, 2008:3).

  Pentingnya keterampilan menulis di sekolah menuntut siswa Seseorang harus memiliki keterampilan menulis yang baik untuk menghasilkan tulisan yang baik pula. Keterampilan menulis itu akan tercipta apabila diiringi dengan keinginan yang kuat dan latihan terus-menerus. Bentuk keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa adalah menulis paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dalam hal ini, penulis memilih paragraf deskripsi karena paragraf deskripsi menuntut siswa mengamati dengan tajam dengan memanfaatkan semua alat indera, bukan hanya penglihatan saja

  Pada tanggal 12 Agustus 2013, peneliti melakukan observasi awal terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 5 Padang dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) belum maksimal. Dari hasil penugasan berupa unjuk kerja menulis paragaraf deskripsi yang dijadikan objek penelitian kelas X-2 dan kelas X-6 dengan jumlah masing-masing kelas 32 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai KKM, karena banyak hasil tulisan siswa dalam menulis komponen-komponen yang diharapkan, kurang mampu siswa menulis deskripsi terlihat dari hal berikut; 1) ketidaksesuaian isi dengan judul, 2) ketidak tepatan dalam pilihan kata, 3) peyimpangan pemakaian ejaan dan tanda baca. 4), ketidakefektivan dalam penggunaan kalimat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pembelajaran menulis paragraf deskripsi di SMA Negeri 5 Padang belum efektif dan efisien. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masih digunakannya metode ceramah dalam pembelajaran.

  Dilihat dari sisi guru, terkadang guru sulit membedakan antara karangan narasi dan karangan deskripsi, saat merancang perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta memberikan penilaian dalam rapor siswa tersebut. Jika dilihat aspek siswa sulit membedakan mana yang karangan narasi dan mana yang karangan deskripsi. Kesulitan tersebut terlihat saat diminta oleh guru menulis karangan untuk mendeskripsikan situasi sekolah cenderung siswa menulis karangan berbentuk narasi. deskripsi menggunakan metode CTL perlu diberikan dan dipahami siswa dalam kehidupan sehari-hari.

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan wujud, langkah dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan bergantung pada manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah berhasil atau tidak berhasil. Dengan demikian, wujudnya sangat ditentukan oleh kebijakan sekolah masing-masing.

  Sekolah yang ingin mewujudkan mutu pendidikan sebaiknya membuka diri terhadap pemikiran yang inovatif. Dalam KTSP pengajaran bahasa Indonesia mencakup kebahasaan, pemahaman dan penggunaan. Ketiga komponen ini dalam pengajaran bahasa Indonesia hendaknya dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan metode beragam. Artinya guru dalam kegiatan tersebut tidak hanya menggunakan satu metode, tetapi menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa (sesuai dengan konteks).

  Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa, termasuk deskripsi, seorang guru bahasa

  Indonesia harus mampu menggunakan berbagai metode dan memvariasikan metode tersebut sehingga tercapai pembelajaran yang efektif. Guru harus kreatif melakukan variasi dalam pembelajaran dan mampu membangkitkan semangat belajar siswa. Dengan berbagai macam variasi yang digunakan oleh guru, siswa tidak akan bosan mengikuti pembelajaran, bahkan akan menjadi pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan. Dengan menggunakan metode yang bervariasi, diharapkan standar kompetensi kelulusan satuan pendidikan dan standar kompetensi kelompok mata pelajaran bahasa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam KTSP dapat terpenuhi dengan maksimal.

  Alasan dipilihnya SMA Negeri

  5 Padang sebagai objek penelitian karena SMA Negeri

  5 Padang merupakan sekolah tempat peneliti mengajar, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah tersebut diketahui dengan baik. Di samping jam mengajar harus dua puluh empat jam serta beban tugas bagi peneliti melakukan penelitian di tempat lain. Peneliti memilih siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang sebagai subjek penelitian karena dua alasan,

  pertama, berdasarkan observasi

  pendahuluan yang dilakukan, siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang mudah dikontrol selama pembelajaran berlangsung. Kedua, siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang mengalami banyak permasalahan dalam menulis paragraf deskripsi, sehingga perlu dilakukan upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut, yakni berupa strategi pembelajaran baru yang mampu mengasah kreativitas siswa dengan strategi yang dimaksud adalah

  Contextual Teaching and Learning

  (CTL) sebagai solusi yang diharapkan untuk dapat mewujudkan kompetensi para siswa menjadi lebih baik, khususnya pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang. metode Contextual Teaching and Learning diterapkan karena mampu menggali potensi siswa dengan cara bervariasi tidak monoton sehingga pemahaman dan kamampuan siswa menulis paragraf deskripsi hasil lebih baik.

  Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti beranggapan bahwa penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan metode CTL siswa kelas

  X SMA Negeri 5 Padang. Penerapan metode CTL terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas

  X SMA Negeri 5 Padang diharapkan akan dapat meningkatkan minat, motivasi, serta keterampilan menulis siswa yang kurang.

  2. KAJIAN TEORETIS

  Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif, kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapan dan yang diwujudkan secara tertulis. Menulis juga merupakan keterampilan yang menuntut penulis untuk menguasai berbagai unsur di luar kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan (Nurgiyantoro, 2010:271).

  Menulis adalah aktivitas berbahasa yang produktif, ekspresif, dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005:1219) melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan”. Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Sedangkan Semi (2009:17) mengemukakan, “menulis merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu permainan atau suatu rekreasi”.

  Dari beberapa kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa teori yang digunakan untuk aplikasi teoritis dalam peningkatan kemampuan menulis siswa menggunakan metode Contekstual Teaching and Learning . Namun penulis jug akan mengacu kepada teori yang releven yang telah dijelaskan pada bab II, ini sebagai penajaman analisis data, hal ini penulis lakukan karena prinsip trianggulasi bahawa tidak ada teori yang lebih baik dari teori yang lain, maka teori-reori itu saling melengkapi.

  Menurut Wiyanto (2004:64-65) paragraf deskripsi yang baik dapat membuat pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan, atau penulis. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera. Karena dilandaskan pada panca indera, maka deskripsi sangat mengandalkan pencitraan konkret dan rincian atau spesifikasi. Sementara itu menurut Alwasilah (2007:114) paragraf deskripsi gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Sedangkan menurut Marahimin, (2010:45) deskripsi adalah pemaparan atau gambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan.

  Pada hakikatnya, deskripsi merupakan bentuk paragraf yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencintai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan penulis.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa deskripsi merupakan tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek yang sudah di amati secara rinci. dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mengalami langsung objek yang dialami penulisnya.

  Menulis deskripsi adalah memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca lewat tulisan (Keraf, 1981:93). Deskripsi berarti menyatakan sesuatu seperti apa adanya atau subjektif mungkin sehingga membaca tulisan deskripsi pembaca seakan-akan mengindera objek yang dideskripsikan penulis. Pembaca seakan-akan dapat meraba, mencium, mersakan, atau mendengar objek yang dideskripsikan, sehingga objek tersebut akan-akan hadir di depan pembaca.

  Dari beberapa pendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari observasi melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata. Oleh karena itu, untuk menuliskan sebuah deskripsi perlulah kita mengamati dengan tajam dengan memanfaatkan semua alat indera kita.

  Menurut Muslich (2007:41) pembelajaran kontekstual atau CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi nyata siswa, dan mendorong sisswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam keidupan mereka sehari-hari. Kemudian pembelajaran kontekstual adalah metode pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga Negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya (Komalasari, 2010:7). Sedangkan menurut Rusman (2011:187) yang dikutipnya dari pendapat Johnson bahwa sistem pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka yakni dengan konteks keadaan pribadi sosial, budaya mereka. Lain halnya dengan Nurhadi (2004:13) yang menyatakan bahwa pembelajaran (CTL) yaitu: konsep belajar dimana guru kelas dan mendorong siswa mebuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks terbatas, sedikit, dan dari proses mengkontruksikan sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

  Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Dikatakan penelitian kuantitatif karena dalam pengumpulan data menggunakan angka-angka. Arikunto (2002:10) mengemukakan bahwa penelitian “kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data, dan terakhir ditampilkan hasilnya”.

  Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas

  X SMA Negeri 5 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang.

  Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes unjuk kerja menulis paragraf deskripsi berdasarkan metode CTL dan metode konvensional indikator yang ditetapkan, ditinjau dari, isi sesuai dengan topik, perincian objek, koheransi karangan, kalimat efektif, EYD.

  Untuk mempermudah pengumpulan data hasil penelitian dilaksanakan dalam bentuk (1) satuan pelajaran, (2) lembar observasi, (3) tes menulis paragraf deskripsi.

3. METODE PENELITIAN

  4. HASIL PENELITIAN

  4.1 Analisis Data

  Rata-rata keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMAN 5 Padang komponen aspek detail atau perincian tentang objek 67.71 dengan kualifikasi hampir cukup dan berada pada rentangan 55.65%. Data keterampilan menulis paragraf deskriptif kelas X SMAN 5 Padang aspek detail dan perincian tentang objek diklasifikasikan ke dalam skala

  10. Dilihat bahwa keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa berada pada klasifikasi sempurna sebanyak 6 orang dengan persentase 8.0% dan rentangan nilai 96-100%, klasifikasi lebih dari cukup 20 orang dengan persentase 62.75% berada pada rentangan nilai 66-75%, dan klasifikasi kurang sekali 6 orang dengan persentase 18.75% berada pada rentangan 36-45%.

  Keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek pemilihan diksi yang menggugah dan memikat dengan skor rata-rata 67.61 dengan kualifikasi cukup dan berada pada rentangan 56- 65%. Data keterampilan menulis paragraf deskriptif kelas X SMAN 5 Padang aspek pemilihan pemilihan diksi yang menggugah ke dalam skala

  10. Dilihat bahwa keterampilan menulis paragraf deskriptif aspek diksi yang menggugah dan memikat pada klasifikasi sempurna sebanyak 4 orang dengan persentase 12,5% berada pada rentang 96%-100%, lebih dari cukup 21 orang dengan persentase 65.62% berada pada rentangan nilai 66-75%, dan klasifikasi kurang sekali 7 orang dengan persentase 21.87% berada pada rentangan 26-35%.

  Keterampilan menulis karangan siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan dengan rata-rata 73.96 dengan kualifikasi cukup dan berada pada rentangan 66- 75%. Data keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa kelas

  X SMAN 5 Padang aspek memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan diklasifikasikan ke dalam skala

  10. Dilihat bahwa keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa berada pada klasifikasi sempurna 15 orang dengan persentase 51.56%, lebih dari cukup 8 orang dengan persentase 32.81% berada pada rentangan nilai 66-75%, dan klasifikasi kurang 10 orang dengan persentase 15.63% berada pada rentangan 36- 45%.

  Keterampilan menulis karangan siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan dengan rata-rata 73.96 dengan kualifikasi cukup dan berada pada rentangan 66- 75%. Data keterampilan menulis paragrafa deskriptif siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek memaparkan dan dirasakan diklasifikasikan ke dalam skala

  10. Dilihat bahwa keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa aspek keefektivan kalimat berada pada klasifikasi sempurna 8 orang dengan persentase 25%, lebih dari cukup 22 orang dengan persentase 68.75% berada pada rentangan nilai 66-75%, dan klasifikasi kurang 2 orang dengan persentase 6.25% berada pada rentangan 36-45%.

  Keterampilan menulis karangan siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan dengan rata-rata 73.96 dengan kualifikasi cukup dan berada pada rentangan 66- 75%. Data keterampilan menulis paragrafa deskriptif siswa kelas X SMAN 5 Padang aspek memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan diklasifikasikan ke dalam skala

  10. Dilihat bahwa keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa aspek EYD berada pada klasifikasi sempurna 16 orang dengan persentase 50.0%, lebih dari cukup 11 orang dengan persentase 34.37% berada pada rentangan nilai 66-75%, dan klasifikasi kurang 5 orang dengan persentase 15.62% berada pada rentangan 36-45%.

  4.2 Uji Hipotesis

  4.2.1 Hipotesis Pertama

  Keterampilan menulis paragraf deskriptif kelas eksperimen dan kontrol pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri

  5 Padang, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 1. Keterampilan menulis paragraf deskriptif kelas eksperimen dan kontrol pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang

  Kelompok T

  hitung

  T

  tabel

  A1><A2 6.8888 2.080 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dalam signifikasi 0,05, dk 32 t hitung 6.8888 lebih besar dari t tabel 2.080. Perhitungan itu berarti bahwa Ho ditolak karena 6.888>1.677) dan Ha diterima. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran contectual teaching and

  learning

  mempunyai skor keterampilan menulis paragraf deskriptif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.

  4.2.2 Hipotesis Kedua

  Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  4.2.4 Hipotesis Keempat

  memiliki keterampilan menulis paragraf lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

  Contetual Teaching and Learning

  Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui dalam signifikansi α = 0,05, t hitung 5.976 lebih besar dari t tabel 1,677. Dengan mengamati hasil perhitungan tersebut, maka Ho ditolak (karena 5.967> 1,677) dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa yang mempunyai kemampuan kontrol tinggi menulis paragraf deskriptif yang diajar dengan menggunakan metode

  Kelompok t hitung t tabel C1><C2 5.967 1.677

  Tabel 3. Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol yang Berkemampuan Awal Tinggi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang

  4.2.3 Hipotesis Ketiga

  Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  B1><B2 2.088 1.677 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui dalam signifikansi α = 0,05, t hitung 2.088 lebih besar dari t tabel 1,677. Dengan mengamati hasil perhitungan tersebut, maka Ho ditolak (karena 2.088 > 1,677) dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal menulis paragraph deskripsi kelas eksperimen dan kelas control.

  tabel

  t

  hitung

  Kelompok t

  X SMA Negeri 5 Padang

  Tabel 2. Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol Siswa Kelas

  Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang dapat dilihat

  Tabel 4. Hasil Analisis Kelompok Ekperimen dan Kontrol yang Berkemampuan Awal Rendah Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Padang

  Kelompok T

  hitung

  T

  tabel

  B1><B2 11.66 1.677 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui dalam signifikansi α = 0,05, t hitung 11.66 lebih besar dari t tabel 1,677. Dengan mengamati hasil perhitungan tersebut, maka Ho ditolak (karena 11.66 > 1,677) dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa yang mempunyai keterampilan menulis paragraf deskriptif yang diajar dengan menggunakan metode Contetual

  Teaching and Learning memiliki

  keterampilan menulis paragraf lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

  Hasil pengujian hipotesis, diketahui penggunaan metode pembelajaran contectual teaching and

  learning

  memberikan pengaruh besar terhadap keterampilan siswa dalam metode konvensional, baik bagi siswa yang mempunyai keterampilan menulis paragraf dekriptif maupun bagi siswa yang memiliki keterampilan menulis paragraf deskriptif rendah. Ini menunjukkan bahwa penggunaan metode contectual teaching and

  learning dapat meningkatkan

  keterampilan menulis paragraf deskriptif.

  Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah kegiatan yang produktif dan ekpresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan, jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.

4.3 PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil analisis data menulis upaya memindahkan bahasa lisan kedalam wujud tulisan, dengan mengunakan lambang-lambang grafem. Namun, sering keliru juga penulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena menulis itu dikaitkan dengan seni dan kiat, dalam kehidupan modern menulis ini jelas keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar Semi (2003:2)

  Keraf (1981:96) mengemukakan pendapatnya tentang ciri seorang penulis deskripsi yang baik adalah sebagai berikut. (1) seorang penulis deskripsi yang baik tidak akan merasa puas dengan pernyataan- pernyataan yang bersifat umum. Penulis cenderung menggunakan bahasa-bahasa kias agar dapat menciptakan imajinasi yang tinggi kepada pembacanya; (2) penulis deskripsi yang baik berusaha menciptakan nuansa-nuansa dari bunyi yang diserap oleh indera pendengarannya. Bunyi-bunyi yang bermacam-macam bentuk yang berbeda sesuai dengan sifatnya.

  Metode kontekstual merupakan suatu strategi pembelajaran dimana materi disajikan melalui konteks yang bervariasi dan berhubungan dengan kehidupan sehari‐hari, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat secara luas. Hal ini ditegaskan oleh Howey (Rohayati, 2005:14) bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam konteks yang bervariasi, baik konteks itu di dalam ataupun di luar sekolah. Dalam pembelajaran kontekstual, guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata untuk mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari‐ hari. Untuk meningkatkan

  2. Terdapat perbedaan kemampuan keterampilan menulis sebagai seorang awal menulis deskripsi kelas guru menggunakan metode yang cocok eksperimen dan kelas kontrol dan tepat sepertihalnya metode CTL 3 .Terdapat perbedaan keterampilan dengan prinsip pembelajaran CTL menulis paragraf deskriptif adalah : 1) merencanakan kelompok tinggi menggunakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa 2) metode Contectual Teaching and membentuk kelompok belajar yang Learning dibandingkan dengan efektif 3) menyediakan lingkungan kelompok tinggi yang diajarkan yang mendukung pembelajaran dengan metode konvensional siswa mandiri 4) memerhatikan multi- SMA Negeri 5 Padang karena t intelengensi 5) mempertimbangkan hitung > t tabel. dengan taraf

  (karangan) siswa dan 6) signifikansi 0.05 dengan derajat

  diferensiasi menerapkan penilaian autentik. kebebasan n-2 (32-2= 30).

5. PENUTUP

  2. Terdapat perbedaan keterampilan

5.1 Kesimpulan menulis paragraf deskriptif

  Berdasarkan temuan penelitian kelompok rendah menggunakan dan pembahasan yang telah metode Contectual Teaching and dikemukakan diperoleh kesimpulan Learning dibandingkan dengan bahwa kelompok rendah yang diajarkan

  1. Terdapat pengaruh pengunaan dengan metode konvensional siswa metode pembelajaran contectual kelas X SMA Negeri 5 Padang karena t > t dengan taraf teaching and learning hitung tabel. dibandingkan dengan metode signifikansi 0.05 dengan derajat pembelajaran konvensional siswa kebebasan n-2 (32-2= 30). SMA Negeri 5 Padang karena t Implikasi dalam penelitian ini

  > t dengan taraf diharapkan kepada siswa agar hitung tabel. signifikansi 0.05 dengan derajat menyadari betapa pentingnya kebebasan n-2 (32-2= 30). keterampilan menulis, untuk itu bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk mengatasi kejenuhan siswa dan memotivasi siswa dalam belajar.

5.2 Saran

  Jakarta: Balai Pustaka. Given, Barbara K. 2007. Brain –Based

  dalam Pengajaran Bahasan Sastra . Yokyakarta: BPFE

  Jakarta : BumiAksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian

  Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual .

  Marahimin. 2010. Menulis Secara Populer . Jakarta: Pustaka Jaya. Muslich, Masnur. 2007. KTSP

  Narasi . Jakarta: PT Dramedia Pustaka Umum.

  Kaifa Keraf, Gorys. 1981. Argumentasi dan

  Teaching (Merancang Kegiatan Belajar Mengajar) . Bandung:

  Sesuai dengan hasil penelitian dapat dikemukakan saran yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk model pembelajaran keterampilan menulis di SMAN Padang sebagai berikut:

  1. Bagi siswa diharapkan dapat menyadari pentingnya keterampilan menulis dan selalu mengasah kemampuan supaya lebih optimal.

  Penelitian Suatu Metode Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

  Bandung: Kiblat Buku Utama. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

  DAFTAR RUJUKAN Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis.

  Yetty Morelent, M.Hum. selaku pembimbing I, dan Dr. Hasnul Fikri,M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi dengan penuh kesabaran dan keteladanan .

  Ucapan terima kasih Terima kasih saya ucapkan kepada Dr.

  3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan referensi atau penelitian yang relevan selanjutnya dapat menemukan alternatif baru yang lebih efisien dalam mencapai keterampilan menulis.

  2. Bagi guru, mata pelajaran Bahasa Indonesia yang juga melaksanakan pembelajaran menulis agar dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

  Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga . Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran

  Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK . Malang: UM

  Press Rohayati,A.2005.Mengembangkan

  Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Matematika melalui Pembelajaran dengan Metode Kontekstual .Tesis pada

  Program Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak dipublikasikan

  Rusman. 2011. Model-Model

  Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru . Jakarta:

  PT. Rajagrafindo Persada. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis

  Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung: Angkasa.

  Semi, Atar. 2009. Menulis Efektif.

  Padang: UNP Press. Wiyanto. 2004. Materi Pokok Menulis.

  Jakarta: Karunia