PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

  PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL Oleh JENDRI 1110018212066 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2016

  

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Jendri¹, Zaitul², Ice Kamela²

  ¹Mahasiswa Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Dosen Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  ABSTRACT

  The job peformance among parliement members have been. atracting the academicia and practisioners. However, there is lack of study done before. Therefore, this study aim to ivestigate the effect of leadership and job motivation on performance of parliement members. Besides, this study determine the role of job satisfaction as mediating variable. Two factors theory is applied to undestand the phenomenon. By using 37 respondens from parliement members, we found that leadership and job motivation have asign relationship with job satisfaction and performance. Besides, job satisfaction play a mediation role between leadership and job motivation with performance. This study has a Significant practical and theorical implication and it discussin detail.

  Keywords : Leadership, Job Motivation, Job Satisfaction, Performance ABSTRAK

  Kinerja anggota parlemen telah menarik perhatian akademisi dan praktisi. Namun demikian masih kurang dilakukan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja anggota parlemen. Disamping itu penelitian ini mempelajari peran dari kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian dua faktor digunakan untuk memahami fenomena ini dengan menggunakan 37 responden anggota parlemen. Kami menemukan bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja mempunyai nilai f yang memperlihatkan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja. Sebagai tambahan kepuasan kerja juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Disamping itu kepuasan kerja juga berperan sebagai mediator antara kepemimpinan dan motivasi kerja dengan kinerja. Penelitian ini mempunyai inplikasi secara praktis dan teknis yang diskusikan secara ditel dalam tulisan ini.

  Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja

PENDAHULUAN dan kreativitas, meningkatkan peran

  Dengan diberlakukannya Undang- masyarakat dan mengembangkan peran dan Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun fungsi DPRD. 1996 tentang Pemerintahan Daerah, telah Pemerintah Daerah Otonomi terdiri terjadi perubahan yang sangat mendasar dalam dari DPRD dan Pemerintah Daerah. Dalam pelaksanaan otonomi di daerah Undang- peraturan perundangan ini, DPRD dipisahkan Undang ini mendorong untuk memberdayakan dari Pemerintah Daerah dengan maksud lebih peran serta masyarakat, penumbuhan perkasa memberdayakan DPRD dalam menjalankan tugasnya dan tanggung jawabnya. Selain itu Undang-Undang ini memberikan suatu penekanan untuk meningkatkan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada rakyat. Oleh karena itu hak-hak DPRD cukup luas dalam rangka untuk menyerap serta menyalurkan aspirasi masyarakat menjadi kebijakan daerah (fungsi legislatif), penetapan anggaran dan melakukan fungsi pengawasan.

  Penetapan anggaran merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh DPRD. Tugas ini boleh dikatakan tugas yang cukup vital, karena perencanaan anggaran dalam suatu organisasi akan menentukan tingkat cakupan dan pelaksanaan misi suatu organisasi. Dengan penetapan anggaran yang tepat dan memeiliki visi ke depan akan membawa kemajuan sebuah organisasi, sebaliknya apabila salah menentukan prioritas penentuan anggaran akan menyebabkan pincangnya roda organisasi. Analogi dengan hal ini penentuan Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat harus benar-benar dirancang dan ditetapkan dengan baik. Penetapan ini merupakan salah satu tanggung jawab DPRD Kabupaten Pasaman Barat yang harus didukung oleh semua elemen yang ada yaitu anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat.

  Kedudukan dan peranan Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebagai unsur aparatur Negara bertugas sebagai abdi masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, profesionalisme, tanggung jawab, disiplin, etos kerja serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Untuk itu sangat dibutuhkan Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat yang memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

  Tabel 1. Data Hasil Kerja DPRD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 – 2013 N 2010 2011 2012 2013 o Kegiatan Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisas i

  13 12 26 25 19 18 14 11 2 Serapan Anggaran Rp. 23. 747.311.648 89,12% Rp. 28.430.691.140 94,21% Rp. 52.363.418.223 98,24% Rp. 30.618.623.863 97,31%

  3 Pengawasan (LHP BPK) WTP Desklene r WTP Desklene r WTP WDP WTP WDP

  Dari data di atas dapat dilihat bahwa rencana kerja DPRD Kabupaten Pasaman barat pada tahun 2010 s/d 2013 masih kurang maksimal itu dapat di lihat dari kegiatan Perda

  ( Legislasi) pada tahun 2010 rencana kegiatan 13 yang dapat direalisasikan 12 dengan serapan anggaran Rp. 23.747.311.648,00 dengan tingkat capaian 89,12% dimana kegiatannya diawasi WTP dan Desklener. Tahun 2011 rencana kegiatan 26 yang dapat direalisasikan 25 dengan serapan anggaran Rp. 28.430.691.140,00 dengan tingkat capaian 94,21% dimana kegiatannya diawasi WTP/Desklener. Tahun 2012 rencana kegiatan 19 yang dapat direalisasikan 18 dengan serapan anggaran Rp. 52.363.418.223,00 dengan tingkat capaian 98,24% dimana kegiatannya diawasi WTP dan WDP. Tahun 2013 rencana kegiatan 14 yang dapat direalisasikan 11 dengan serapan anggaran Rp. 50.618.623.863,00 dengan tingkat capaian 97,31% dimana kegiatannya diawasi WTP dan WDP.

  Hal ini menyebabkan setiap Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat dalam organisasi tidak lepas dari hakekat nilai-nilai budaya yang dianutnya yang akhirnya akan bersinergi dengan perangkat organisasi, teknologi, sistem strategi dan gaya hidup kepemimpinan, dimana pola interaksi sumber daya manusia dalam organisasi harus diseimbangkan dan diselaraskan agar organisasi dapat tetap eksis. Sementara itu faktor kepemimpinan yang dapat memberikan bimbingan dan pengayon kepada bawahan dalam menghadapi tugas dapat menumbuhkan optimisme didalam diri Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat itu sendiri.

  Kepemimpinan memegang peranan penting karena pimpinan adalah seseorang yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam pencapaian tujuan dan seorang pemimpin perusahaan harus memiliki kemampuan mempengaruhi dan memberi motivasi pada karyawannya, yang berdampak pada peningkatan kinerja.

  Selanjutnya fenomena yang terjadi di lapangan terlihat bahwa Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat belum menghasilkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan awal dan wawancara penulis dilapangan terhadap Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat ditemukan fenomena. Belum ditemukan kepemimpinan yang dapat menjembatani dua kepentingan baik secara organisasi maupun secara politik, jika hal tersebut dapat dipenuhi diharapkan dapat meningkatkan kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Serta masih kurang terjalinnya hubungan kerjasama yang harmonis antara Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dalam melaksanakan tugasnya, bisa dilihat dari kurang terbinanya hubungan kerjasama antara sesama Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat maupun antara Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dengan pimpinan organisasi maupun dengan perangkat daerah.

  Banyak hal yang dapat dilakukan dalam memberdayakan sumberdaya manusia adalah dengan meningkatkan motivasi Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat agar dapat bekerja dengan hasil yang lebih baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Robbins (2006) yang menyatakan bahwa kinerja merupakan fungsi interaksi dari kemampuan dan motivasi. Pengertian tersebut mengisyaratkan kata kunci motivasi dan kemampuan sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja. Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang pegawai untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2006).

Kabupaten Pasaman Barat yaitu terpenuhinya kebutuhannya

  Sebagian Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat masih rendah tingkat motivasi kerjanya itu dapat dilihat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dimana terlihat bahwa masih ada pekerjaan yang tidak diselesaikan dengan tepat waktu, kurangnya ketelitian dalam bekerja, terbatasnya keterampilan yang dimiliki Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dalam menyelesaikan pekerjaan dan bahkan terlihat bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak tepat sasaran.

  Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya kinerja seorang Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Motivasi juga berhubungan dengan faktor-faktor psikologis seseorang sebagai wujud hubungan antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi dalam diri manusia. Rangsangan bagi manusia adalah berusaha memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat material merupakan motivasi kerja yang berasal dari luar individu Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat namun besar pengaruhnya kepada kondisi kepuasan psikologis seorang Anggota DPRD

  Selain itu dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat perlu mengelola kepuasan kerja. Kepuasan kerja menunjukkan pada sikap Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat terhadap pekerjaan. Sehingga orang dengan tingkat kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif sedangkan seorang yang tidak puas menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaanya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat ditemukan masih kurangnya kepuasan kerja pada anggota DPRD Pasaman Barat dari segi hubungan kerja DPRD dengan Kepala daerah berupa komunikasi yang kurang lancar antara kedua belah pihak, penggajian dengan beban kerja tidak seimbang dan kurang terjalinnya hubungan yang harmonis sesama anggota dalam bekerja karena latar belakang pendidikan yang berbeda.

  Menurut Rivai dan Sagala (2009) kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerjaan tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja pada dasarnya adalah rasa aman/security feeling dan mempunyai segi- segi: segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial), segi sosial psikologis yaitu, kesempatan untuk maju, kesempatan mendapatkan penghargaan, berhubungan dengan masalah pengawasan, berhubungan dengan pergaulan antara sesama anggota dan anggota dengan atasan.

  Kasus-kasus di atas tentu saja tidak boleh dibiarkan terjadi berlarut-larut, kesemua ini akan berdampak pada kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Dimana terlihat Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat mempunyai kinerja yang relatif rendah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Rendahnya kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang dianggap berkemungkinan mempengaruhi kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat adalah kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja seperti yang telah diuraikan diatas.

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini maka desain penelitian ini merupakan pengujian hipotesis. Menurut Sekaran (2006) bahwa studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. Jadi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

  Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan di DPRD Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan waktu penelitian 3 bulan yaitu pada bulan Februari sampai dengan April 2015.

  Populasi dan Sampel

  Menurut Sekaran (2006) populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi penelitian ini adalah semua anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 37 orang, terdiri dari, 3 orang ketua dan 34 orang Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan pimpinan DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 3 orang tidak disertakan sebagai responden sehingga tidak diberikan quisioner.

  Menurut Arikunto (2002) menyatakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 maka diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pada penelitian ini karena jumlah populasi relatif kecil maka pendekatan untuk mengambil sampel dilakukan dengan metode sensus. Dengan sampelnya sebanyak 37 orang anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat.

  Sumber dan Metode Pengumpulan Data

  Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer, yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber penelitian atau lapangan yang diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan secara cermat melalui penyebaran kuesioner kepada anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Data ini merupakan jawaban responden yang akan dianalisis secara sistematika. Dan sumber data sekunder, penelitian meliputi berbagai keterangan yang diperoleh berdasarkan literatur-literatur maupun dokumentasi yang dimiliki Kantor DPRD

  1. Variabel bebas harus berpengaruh Kabupaten Pasaman Barat yang dapat signifikan terhadap variabel terikat menunjang penelitian ini. (ß1harus signifikan)

  Teknik Pengumpulan Data

  2. Variabel bebas harus berpengaruh Teknik pengumpulan data yang signifikan terhadap variabel terkait digunakan dalam penelitian ini adalah teknik (ß2harus signifikan) kuisioner (angket). Teknik kuisioner ini

  3. Variabel bebas harus berpengaruh merupakan teknik pengumpulan data yang signifikan terhadap variabel terkait (ß3 dilakukan dengan cara memberi seperangkat harus signifikan) pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

  4. Mediasi penuh terjadi apabila variabel responden untuk dijawabnya. bebas (kepemimpinan dan motivasi

  

Uji Asumsi Klasik kerja) tidak berpengaruh signifikan

  Setelah data terkumpul selanjutnya terhadap variabel terikat (kinerja dilakukan analisis data dengan menggunakan Anggota DPRD Kabupaten Pasaman uji normalitas, uji linearitas, uji Barat), setelah diintervening oleh heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. kepuasan kerja. Sedangkan

  

Regresi Bertingkat ( Hierarchical Regrasi intervening parsial terjadi apabila

Analysis).

  variabel bebas (kepemimpinan dan Analisis regresi bertingkat ( motivasi kerja) masih berpengaruh

  

Hierarchical Regrasi Analysis ) merupakan signifikan terhadap variabel terikat

  teknik statistik yang digunakan untuk (kinerja Anggota DPRD Kabupaten mengetahui pengaruh variabel mediasi Pasaman Barat), tetapi nilai (kepuasan Kerja) terhadap hubungan antara signifikannya mengalami penurunan. variabel bebas (Kepemimpinan dan Mptivasi Berdasarkan uraian di atas maka dapat Kerja) dan variabel terikat (Kinerja). Menurut dikemukakan gambar struktur mediasi yang Baron Kenny (1986) terdapat 4 langkah untuk dikemukakan oleh Baron Kenny (1986) melakukan pengujian dampak variabel sebagai berikut: Intervening sebagai berikut:

  

Gambar 1

Struktur Intervening Baron Kenny (1986)

Kepuasan Kerja (I)

  B B 2 3 B 1 Kepemimpinan (X ) 1 B 4 Kinerja (Y) Motivasi Kerja (X ) 2

  responden dapat dilihat dari tabel 2 sebagai

  Hasil Penelitian dan Pembahasan

  berikut :

  Deskriptif Penelitian

  Perhitungan dan tingkat pengembalian dari hasil penyebaran kuesioner terhadap

  

Tabel 2

Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Jumlah Persentase Uraian (Eksemplar) (%)

  Kuesioner yang dikirim 37 100 Kuesioner yang kembali 37 100 Kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya - - Kuesioner yang dapat digunakan 37 100

  Dari tabel diatas tergambar bahwa Sebuah item pertanyaan dapat dikatakan valid jumlah kuesioner yang diedarkan ke responden bila memiliki nilai corrected item-total sebanyak 37 kuesioner. Dari 37 kuesioner

  correlation diatas 0,30 (Sugiyono, 2007).

  yang disebarkan, tidak ada kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya. Item pernyataan yang tidak valid akan dibuang atau tidak digunakan dalam suatu variabel

  Uji Validitas untuk pengolahan data.

  

Tabel 3. Uji Validitas

No Variabel Jumlah Item Yang Item Tidak Item Valid Valid

  1 Kinerja (Y)

  11

  10 Item

  1

  2

  18

  13 Item

  5 Kepemimpinan (X 1 )

  3

  30

  28 Item

  2 Motivasi Kerja (X 2 )

  4

  20

  17 Item

  3

  Uji Reliabilitas

  4 Kepuasan Kerja (I) 1 s/d 17 4,06 81,22 Baik Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari.

  4 Kinerja (Y) 0,809

  0.05 Normal

  3 Kepuasan Kerja (I) 0,765

  0.05 Normal

  2 Motivasi Kerja (X 2 ) 0,953

  0.05 Normal

  1 Kepemimpinan (X 1 ) 0,689

  

Tabel 6. Uji Normalitas

No Variabel Sig Alpha Keterangan

  Bila data yang dianalisis tidak di berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Menurut Singgih (2000), uji normalitas berpedoman pada uji Kolmogorov yaitu:

  Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas.

  3 Motivasi Kerja (X2) 1 s/d 28 4,00 80,00 Baik

  Variabel yang dikatakan handal apabila memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 (Sekaran, 2006). Hasil analisis reliabilitas terhadap 37 orang responden tabel berikut ini :

  2 Kepemimpinan (X1) 1 s/d 13 4,03 80,53 Baik

  1 Kinerja (Y) 1 s/d 10 4,18 83,60 Baik

  

Tabel 5. Hasil Distribusi Frekuensi

No. Variabel Item Pertanyaan Re Rata TCR Ket.

  untuk masing-masing variabel hasilnya dikemukakan dalam tabel berikut :

  

Tingkat Capaian Responden Tingkat Capaian Responden (TCR)

  4 Kepuasan Kerja (I) 0,935 Reliabel

  3 Motivasi Kerja (X 2 ) 0,911 Reliabel

  2 Kepemimpinan (X 1 ) 0,875 Reliabel

  1 Kinerja (Y) 0,821 Reliabel

  Cronbach’s Alpha Keterangan

  

Tabel 4. Uji Reliabilitas

No. Item Variabel

  0.05 Normal

  

Uji Linearitas dengan membandingkan nilai signifikan dari

  Dengan uji linearitas akan diperoleh Deviation from Linearity, dengan tingkat informasi apakah model empiris sebaiknya signifikan yang digunakan dimana apabila linear kuadrat atau publik, (Ghozali, 2007). nilai signifikan lebih besar dari tingkat Untuk menentukan apakah terjadi tidaknya signifikan maka terjadi hubungan yang linear hubungan yang linear antara predictor variabel dari variabel independent terhadap variabel dengan dependent variabel dapat dilihat dependent.

  

Tabel 7. Uji Linearitas

No. Variabel Sig Alpha Keterangan

  1 0.672

  0.05 Normal Kepemimpinan (X 1 ) 2 0.937

  0.05 Normal Motivasi Kerja (X 2 ) 3 0.611

  0.05 Normal Kepuasan Kerja (I)

Uji Multikolinearitas dilihat melalui VIF (Varians Inflation Factor).

  Untuk mengetahui ada tidaknya Bila angka tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, multikolinearitas dalam model regregi dapat maka terdapat gejala multikolinearitas.

  

Tabel 8. Multikolinearitas

Variabel bebas Tolerance

  VIF

  Kepemimpinan (X ) 0,464 2,156 1 0,787 1,271

  Motivasi Kerja (X 2 ) 0,393 2,544

  Kepuasan Kerja (I)

  

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser (Ghozali,

  Untuk melakukan uji 2007). Adapun hasil uji glejser data hasil heteroskedastisitas terhadap data penelitian penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas No. Variabel Sig Alpha Keterangan

  1 Kepemimpinan (X 1 ) 0.382 0,05 Tidak Hetero

  2 Motivasi Kerja (X ) 0.527 0,05 Tidak Hetero 2

  3 Kepuasan Kerja (I) 0.307 0,05 Tidak Hetero ditemukan variabel Kepemimpinan (X ) dan

  Analisis Regresi 1 Berdasarkan hasil regresi linear Motivasi Kerja (X ) berpengaruh signifikan 2 berganda tentang pengaruh dimensi terhadap Kinerja (Y) dapat lihat tabel 11

  Kepemimpinan (X ) dan Motivasi Kerja (X ) dibawah ini: 1 2 terhadap Kinerja (Y) (langkah pertama),

  Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Linear Beganda

Variabel Variabel Bebas Koefisien Sig.

Terikat Regresi

  Kinerja (Y) Konstanta 6.093 0,000 Kepemimpinan (X 1 )

  0.311 0,048 Motivasi Kerja (X ) 2

  0.610 0,005 F 2 4.464 0,019

  R 2 0.208 Berdasarkan hasil uji regresi berganda

  d. Nilai R (R square) ditemukan sebesar yang diringkas pada tabel di atas dapat 0,208 yang dapat diartikan bahwa variabel diketahui bahwa pada tahap 1: Kinerja mempengaruhi Variabel

  a. Variabel Kepemimpinan (X ) berpengaruh Kepemimpinan dan Variabel Motivasi 1 signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai Kerja sebesar 20,8%. Sedangkan sisanya koefisien regresinya adalah 0,311 dengan sebanyak 79,2% lagi dipengaruhi oleh tingkat signifikan adalah 0.048 berarti variabel bebas lainnya yang tidak

  Hipotesis satu (H ) diterima”. diikutsertakan dalam penelitian ini. 1

  b. Variabel Motivasi Kerja (X 2 ) berpengaruh Pengujian pengaruh mediasi pada signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai langkah kedua adalah variabel bebas koefisien regresinya adalah 0,610 dengan (Kepemimpinan dan Motivasi Kerja) harus tingkat signifikan adalah 0.005 berarti

  Hipotesis dua (H 2 ) diterima”.Dengan signifikan terhadap variabel mediasi

  demikian pernyataan pada langkah pertama (Kepuasan Kerja). Berdasarkan hasil uji dalam pengujian pengaruh mediasi regresi linear berganda ditemukan bahwa terpenuhi.

  c. Nilai F ditemukan sebesar 4.464 dengan Kepemimpinan (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) tingkat signifikansi sebesar 0,005. Dengan berpengaruh signifikan dan positif terhadap demikian dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja dapat lihat pada tabel 11 variabel Kinerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel dibawah ini: Kepemimpinan dan Variabel Motivasi Kerja.

  

Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Variabel Bebas Koefisien Sig. Intervening

  Regresi

  Konstanta 0.298 0.238

  Kepuasan Kerja

  (I) Kepemimpinan (X 1 ) 0.936 0,000

  Motivasi Kerja (X 2 ) 0.699 0,000

  F 2 434.841 0,000 R

  0,862 Berdasarkan Berdasarkan hasil uji Kepemimpinan dan Variabel Motivasi regresi berganda yang diringkas pada tabel di Kerja. 2 atas dapat diketahui bahwa pada tahap II : d. Nilai R (R square) ditemukan sebesar

  a. Variabel Kepemimpinan (X 1 ) 0,862 yang dapat diartikan bahwa berpengaruh signifikan terhadap variabel intervening yaitu kepuasan kerja Kepuasan Kerja (I) dimana nilai koefisien mempengaruh Variabel Kepemimpinan regresinya adalah 0,936 dengan tingkat dan Variabel Motivasi Kerja sebesar signifikan adalah 0.000 berarti 86.2%. Sedangkan sisanya sebanyak

  13.8% lagi dipengaruhi oleh variabel

  Hipotesis tiga (H 3 ) diterima”.

  b. Variabel Motivasi Kerja (X 2 ) berpengaruh bebas lainnya yang tidak diikutsertakan signifikan terhadap Kepuasan Kerja (I) dalam penelitian ini. dimana nilai koefisien regresinya adalah Langkah ketiga pengujian mediasi 0,699 dengan tingkat signifikan adalah adalah melakukan atas pengaruh variabel 0.000 berarti ” Hipotesis empat (H 4 ) intervening (Kepuasan Kerja) harus signifikan diterima”. Dengan demikian dapat terhadap variabel terikat (Kinerja). disimpulkan bahwa persyaratan langkah 2 Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana dalam uji mediasi atau intervening telah tentang Kepuasan Kerja terhadap Kinerja terpenuhi. memperlihatkan bahwa variabel Kepuasan

  c. Nilai F ditemukan sebesar 434.841 Kerja (I) berpengaruh signifikan terhadap dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Kinerja (Y) dapat lihat pada tabel 12 dibawah Dengan demikian dapat disimpulkan ini: bahwa variabel intervening yaitu Kepuasan Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel

  Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Terikat Intervening Konstan Koefisien Regresi Signifikansi

  2 Sig.

  a. Variabel Kepemimpinan (X 1 ) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,311 dengan tingkat signifikan adalah 0.048.

  R 2 0,208 0,214 Berdasarkan hasil uji regresi bertingkat yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 1:

  Kepuasan Kerja (I) - - 0,301 0,013 Kinerja (Y)

  0,005 0,593 0,000

  0,000 Motivasi Kerja (X 2 ) 0,610

  Kepemimpinan (X 1 ) 0,311 0,048 0,254

  Konstanta (a) 6,093 0,000 6.183 0,000

  

Tabel 13. Hasil Analisa Regresi Bertingkat

Koefisien Regresi dan Signifikansi Variabel Terikat Variabel Bebas dan Intervening Tahap 1 Sig. Tahap

  Konstanta 2.358 0,074

  Berdasarkan hasil uji pada langkah pertama, kedua, dan ketiga maka hasil uji intervening atau mediasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  persyaratan ketiga dalam pengujian pengaruh intervening terpenuhi.

  lima (H 5 ) diterima”. Dengan demikian

  Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 3 (tiga). Variabel Kepuasan Kerja (I) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,413 dengan tingkat signifikan adalah 0.001 berarti ”Hipotesis

  R 2 0,046

  Kinerja (Y)

  F 1.699 0,001

  Kepuasan Kerja (I) 0.413 0,001

  b. Variabel Motivasi Kerja (X 2 ) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,610 dengan tingkat signifikan adalah 0.005. e. Besar pengaruh variabel Kepemimpinan regresi adalah 0,301 dan tingkat (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 2 ) terhadap signifikannya sebesar 0,013. Kinerja (Y) adalah 20,8% ( R = 0,208).

  d. Besarnya pengaruh variabel Kepemimpinan Pada tahap kedua, pengaruh variabel (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 2 ) terhadap Kepemimpinan (X ) dan Motivasi Kerja (X ) Kinerja (Y) adalah 21,4 (R = 0,214). 1 2 terhadap kinerja (Y) setelah dimediasi atau Dengan kata lain terjadi peningkatan intervensi oleh variabel Kepuasan Kerja (I) pengaruh variabel Kepemimpinan (X 1 ) dan dapat dijelaskan sebagai berikut: Motivasi Kerja (X ) terhadap Kinerja (Y) 2

  a. Variabel Kepemimpinan (X 1 ) masih sebesar 0,6% atau dari 20,8% menjadi berpengaruh signifikan terhadap kinerja 21,4%.

  (Y) dimana koefisien regresinya adalah Berdasarkan uraian diatas dapat diinterprestasikan bahwa variabel Kepuasan 0,254 dengan tingkat signifikan sebesar

  Kerja (I) memediasi secara parsial (partial 0,000. Namun, nilai koefisien regresi

  mediation ) hubungan antara variabel

  variabel Kepemimpinan (X 1 ) tersebut Kepemimpian (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) terhadap kinerja (Y). Dengan demikian mengalami penurunan dari 0,311 (tahap I)

  hipotesis enam (H 6 ) “ Kepuasan Kerja menjadi 0,254 (tahap2).

  memediasi hubungan antara Kepemimpinan

  b. Variabel Motivasi Kerja (X 2 ) masih dengan Kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat” dan hipotesis tujuh (H 7 ) berpengaruh signifikan terhadap kinerja “Kepuasan Kerja memediasi hubungan antara

  (Y) dimana koefisien regresinya adalah Motivasi Kerja dengan Kinerja Anggota

  0,593 dengan tingkat signifikan sebesar DPRD Kabupaten Pasaman Barat” dapat diterima. 0,006. Namun, nilai koefisien regresi variabel Motivasi Kerja(X 2 ) tersebut

  Kesimpulan

  mengalami penurunan dari 0,610 (tahap I) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel kepuasan kerja memediasi menjadi 0,593 (tahap2). hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi

  c. Variabel Kepuasan Kerja (I) sebagai Kerja terhadap kinerja Anggota DPRD variabel intervening berpengaruh signifikan Kabupaten Pasaman Barat artinya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap terhadap kinerja (Y) dengan nilai koefisien kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman

  Barat melalui Kepuasan Kerja lebih besar Rivai, V dan Ella Jauvani Sagala.2009.

  Manajemen Sumber Daya Manusia daripada pengaruh lansungnya terhadap untuk Perusahaan: dari Teori ke Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Praktik. Rajawali Pers. Jakarta. kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman

  Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Barat. i, Bandung : Alfabeta.

  Administras Ucapan Terima Kasih

  Sekaran, Uma. 2006. Research Method For Ucapan terima kasih terutama kepada Business . Salemba Empat. Jakarta. Bapak Zaitul, SE.,MBA dan Ibu Ice Kemala,

  Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik SE.,M.Si selaku pembimbing 1 dan Parametik. PT. Elex Media Komputindo.

  Jakarta. pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan untuk terwujudnya hasil penelitian Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1996 tentang pemerintahan ini. Selanjutnya kepada unsur pimpinan dan Daerah. seluruh civitas akademika UBH yang turut membantu dalam penulisan artikel ini. Terima kasih banyak juga disampaikan kepada Anggota DPRD Pasaman Barat yang telah berpartisipasi dalam penelitian yang penulis teliti.

  Daftar Pustaka

  Arikunto Suharsimi, (2002), Prosedur

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The moderator-mediator variabl distinction in social psychological research: Conceptual, strategic and statistical considerations. Journal of Personality

  and Social Psychology, 51 , 1173- 1182.

  Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

  Badan Penerbit Universitas Semarang. Diponegoro.

  Mangkunegara, Prabu. (2010). Manajemen

  Sumber Daya Perusahaan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

  Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku

  Organisasi . Jakarta. Penerbit Mlanan Jaya Cermelang.